KESETIMBANGAN KIMIA

KONSEP KESETIMBANGAN
TETAPAN KESETIMBANGAN
PERGESERAN KESETIMBANGAN
HASIL KALI KELARUTAN

KONSEP KESETIMBANGAN

aA

aA

bB

cC

bB

cC
v = k [A]a [B]b
k = TETAPAN

dD

dD

KONSEP KESETIMBANGAN
Setimbang

N2O4(g)
A

Campuran
produk
dan
reaktan yang tidak bereaksi
dalam jumlah relatif tetap

akhir reaksi

2NO2(g)
C

% Kons
100
98

Kons

100

98

C1
2

C2
2

C
Waktu

t1

t2

Waktu

6.8 TETAPAN KESETIMBANGAN

Hukum Empiris Aksi Massa (Guldberg & Waage)

aA + bB

cC + dD

Tetapan kesetimbangan
empiris (KC)

Reaksi dalam fasa gas .............................

KC =

KP =

[C]ceq [D]deq

[A]aeq [B]beq

[PC]ceq [PD]deq
[PA]aeq [PB]beq

P = Tekanan parsial

CONTOH

PADA SUHU TERTENTU TERDAPAT KESETIMBANGAN ANTARA 0,4

MOL H2, 0,3 MOL I2 DAN 0,2 MOL HI DALAM WADAH BERVOLUME 2
LITER. HITUNGLAH TETAPAN KESETIMBANGANNYA.

H2
K=

[HI]2
[H2] [I2]

I2

2HI
[0,2 mol/2 L]2
[0,4 mol/2 L] [0,3 mol/2 L]

= 0,33

HUBUNGAN Kc DAN Kp

aA

bB

cC

dD

Kp = Kc (RT) n
n = SELISIH JUMLAH MOLEKUL GAS HASIL REAKSI DAN PEREAKSI
BILA (c + d) = (a + b)

n = 0 MAKA Kp = Kc

BILA (c + d) (a + b)

n 0 MAKA Kp Kc

NILAI K DIPENGARUHI DUA

FAKTOR
1.Macam Reaksi: Setiap Reaksi
Memiliki Nilai K Tertentu
2.Suhu: K Akan Berubah Bila Suhu
Berubah, Tetapi Perubahannya
Tidak Selalu Berbanding Lurus
Dengan Perubahan Suhu

HUBUNGAN ANTARA NILAI K DENGAN

PERSAMAAN REAKSI
1. BILA SUATU REAKSI ARAHNYA DIBALIK, MAKA
NILAI K MERUPAKAN KEBALIKAN DARI K REAKSI
PERTAMA
2. BILA KOEFISIEN REAKSI DIKALIKAN DENGAN n
(n=2,3,n) MAKA NILAI K YANG BARU SAMA
DENGAN K SEMULA DIPANGKATKAN n (K=Kn)
3. BILA KOEFISIEN REAKSI DIBAGI DENGAN n
(n=2,3,n) MAKA NILAI K YANG BARU SAMA
DENGAN AKAR PANGKAT n DARI NILAI K SEMULA

1.

2SO2 + O2

2SO3

2SO3

2SO2 + O2

SO2 + O2

K1=

K2=

K1=

[SO3]2

[SO2]2 [O2]
[SO2]2 [O2]

[SO3]2
[SO3]
[SO2]

[O2]

SO3

= 2,8 x 102

1
2,8 x 102

= 16,73

= 3,57 x 10-3

PERGESERAN KESETIMBANGAN
PRINSIP LE CHATELIER :
Bila suatu sistem dalam kesetimbangan mendapat
gangguan eksternal maka sistem tersebut akan melakukan
perubahan yang mengatasi gangguan tersebut.

1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan Volume dan Tekanan
3. Perubahan Suhu
mengubah nilai K sehingga Q K

PERUBAHAN KONSENTRASI

Jika [A] Diperbesar, Reaksi Akan Bergeser Ke

Arah Kanan (Ke Arah Yang Meninggalkan Zat Yang
Ditambah)
Jika [A] Diperkecil, Reaksi Akan Bergeser Ke Arah
Kiri (Ke Arah Zat Yang Dikurangi Jmlahnya)

PEREAKSI

HASIL REAKSI

PEREAKSI

HASIL REAKSI

H2
AWAL

I2

0,4

REAKSI

-x

Setimbang

0,1-x

K=

[HI]2
[H2] [I2]

2HI

0,3

-x

+2x

0,3-x

+2x

[2x]2

[0,4 - x] [0,3 - x]

PENGARUH VOLUME

Bila Volume Diperbesar, Maka Kesetimbangan Bergeser Ke

Arah Zat-zat Dengan Jumlah Koefisien Yang Lebih Besar.

Bila Volume Diperkecil, Maka Kesetimbangan Bergeser Ke

Arah Zat-zat Dengan Jumlah Koefisien Yang Lebih Kecil.

Bila Koefisien Pereaksi Sama Dengan Hasil Reaksi Maka

Tidak Terjadi Pergeseran Ke Setimbangan

CONTOH
RAMALKAN ARAH REAKSI BILA VOLUME DIPERKECIL

4NH3 + 7O2

4NO2 + 6H2O

KANAN

2H2 + O2

2H2O

KANAN

2N2O5

4NO2 + O2

KIRI

4FeS(p) + 7O2

KANAN

2Fe2O3(p) + 4SO2

PERUBAHAN TEKANAN
Tekanan Mempengaruhi Kesetimbangan Dalam Fase Gas
BILA TEKANAN DIPERBESAR, MAKA VOLUME
DIPERKECIL, BEGITU JUGA SEBALIKNYA
MAKA :

1. Bila Tekanan Diperbesar, Kesetimbangan Bergeser Ke

Arah Zat Dengan Jumlah Koefisiennya Lebih Kecil
2. Bila Tekanan Diperkecil, Kesetimbangan Akan Bergerak
Ke Arah Zat Dengan Jumlah Koefisien Yang Lebih Besar

PERUBAHAN SUHU
Bila

Suhu Dinaikan, Maka Reaksi Akan

Bergeser Ke Arah Reaksi Yang Bersifat
Endoterm
Bila Suhu Diturunkan, Reaksi Akan
Bergeser Ke Arah Reaksi Yang Bersifat
Eksoterm

CONTOH
TENTUKAN ARAH REAKSI BILA SUHU DINAIKKAN

N2 + 3H2

2NH3 + kalor

KIRI

2H2 + O2

2H2O - kalor

KANAN

2HI

KANAN

H2 + I2 - kalor

HASIL KALI KELARUTAN

MmAa (p)

mMa+(l) + aAm-(l)

K=

[Ma+]m [Am-]a
[MmAa]

K [MmAa] = [Ma+]m [Am-]a

Ksp

DITENTUKAN DALAM LARUTAN JENUH

Ksp DAN PENGENDAPAN

[Ma+]m [Am-]a < Ksp

[Ma+]m [Am-]a = Ksp

[Ma+]m [Am-]a > Ksp

BELUM JENUH

SETIMBANG

JENUH

CONTOH..

APAKAH AKAN TERBENTUK ENDAPAN BILA KE DALAM 100

mL LARUTAN Na3PO4 0,001 M DITAMBAHKAN 100 mL
LARUTAN Ca(NO3)2 0,001 M? Ksp Ca3(PO4)2 =2,0 x 10-20

Ksp [Ca3(PO4)2] = [Ca2+]3 [PO43-]2

ENDAPAN AKAN TERBENTUK BILA
[Ca2+]3 [PO43-]2 > Ksp

LATIHAN

REAKSI N2 + O2

2NO

K=4,1 x 10-31

HITUNG K UNTUK:
a.

NO

b.

2N2 + 2O2

c.

2NO

N2 + O2
4NO

N2 + O2

Dugalah Arah Reaksi Dari Pembentukan Hidrogen Iodida

Jika:
A. H2 Ditambahkan; B. I2 Diambil Mol; C. HI Dibuang;
D. Volume Sistem Dinaikan 2 Kali Dan; E. Temperatur
Dinaikan

H2 +

I2

2HI

PADA SUHU 699C K=54,6. PADA SUATU KONDISI

KESETIMBANGANNYA YANG LAIN KONSENTRASI GAS-GAS
TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
[H2] = 0,00456 M [I2] = 0,00738 [HI] = 0,0135 M
a.

TENTUKAN NILAI Kc

b.

BILA TIBA-TIBA JUMLAH H2 NAIK SAMPAI 0,0100 M,

BAGAIMANA KOMPOSISI KETIGA ZAT SAAT KESETIMBANGAN
TERCAPAI KEMBALI

Kesetimbangan Senyawa Kompleks

Logam transisi mempunyai kecenderungan membentuk
senyawa kompleks
Kecenderungan membentuk ion kompleks dinamakan
dengan Kf Ag+(aq) + 2NH3(aq)Ag(NH3)2+ Kf
[Ag(NH3)2+]
Kf =
[Ag+]2 [NH3]2
Ag(NH3)2

+ Ag+(aq) + 2NH3(aq)

[Ag+] [NH3]2
Kd = + = Ki
[Ag(NH3)2 ]

Kf

Hubungan Kd
dengan Kf
adalah
Kd = 1/Kf

Kesetimbangan Ion Kompleks

Sebanyak 0,20 mol CuSO4 ditambahkan ke dalam 1L NH3 1.20 M.
Berapakah konsentrasi Cu2+ pada kesetimbangan? Kf
Cu(NH3)42+ = 5,0 x 10-13

Reaksi:
Mol awal:
Bereaksi;
Setimbang

Cu2+(aq) + 4 NH3(aq)
0,20
1,20
0,20
0,80
x
0,40

Cu(NH3)42+
0,20
0,20

Kf = [Cu(NH3)4]2+
[Cu2+][NH3]4

5.0 x 10-13= 0,20/x (0,40)2

Karena volumenya 1 L maka x atau Cu2+ = 1,6 x 10-13

Latihan

Jika 0.1mol Cd(NO3)2 yang dilarutkan 1.00 liter larutan

NH3 2.00 M . Hitunglah konsentrasi ion Cd2+ yang
dihasilkan Kd Cd(NH3)22+ = 7.5 x 10-8 .
0.20 mol CuSO4 dilarutkan dalam 1.00 liter larutan NH3
1.2 M . Hitunglah konsentrasi ion Cu2+ saat setimbang?
Kf Cu(NH3)42+ adalah 5.0 x 1013 .