Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Seorang wanita dengan keluhan gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dan
glukosuria, didiagnosa menderita Diabets Melitus (DM). Namun, setelah melakukan
pemeriksan ternyata sel
pada sel

pancreas wanita tersebut normal. Penyakit D selain kelainan

pancreas, dapat dimungkinkan disebabkan oleh perubahan fungsi reseptor

hormone insulin pada sel target. Maka dapat dihipotesiskan perubahan fungsi resptor hormon
insulin pada sel target sehingga menyebabkan diabetes melitus. Karena jika ada perubahan
fungsi pada reseptor hormon resptor pada sel target maka itulah terjadinya mutasi gen dan
pengobatannya dengan terapi gen. Pembuatan makalah ini guna mempelajari protein dan
pembuatannya, mempelajari mutasi gen, mempelajari terapi gen, mempelajari protein sebagai
reseptor.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui:

Hiperglikemia: suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam

plasma darah.
Glukosuria: ekskresi glukosa ke dalam urin
Sel pancreas: Suatu jenis sel dalam pankreas yang membuat insulin

Diabetes melitus: jenis penyakit metabolik yang dibawa oleh baik produksi tidak
cukup insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin terbentuk di dalam

sistem.
Reseptor hormon insulin: reseptor transmembran yang diaktifkan oleh insulin.
Sel target: sangat abnormal sel-sel darah merah , yang memiliki
Bullseye penampilan

Isi
Struktur protein dapat dikelompokan menjadi empat golongan, yaitu struktur primer,
sekunder, tersier, dan kuanter. Struktur primer adalah struktur lincar dari rantai protein.
Dalam struktur ini tidak terjadi antaraksi, baik dengan rantai protein yang lain maupun
diantara asam amino dalam rantai protein itu sendiri. Daerah dalam rantai peptida dapat
membentuk struktur reguler, berulang dan lokal yang terjadi akibat adanya ikatab hidrigen
antara atom-atom ikatan peptida. Daerah tersebut, yang dikenal sebagai struktur sekunder,

mencakup heliks- dan lembar- . Pada suatu heliks-

, terbentuk ikatan hidrogen

antara masing-masing atom oksigen karbonil paada sebuah ikatan peptida dengan hidrogen
yang melekat ke atom nitrogen amida pada suatu ikatan peptida 4 residu assam amino
disepanjang rantai polipeptida.dengan demikian, terbentuk struktur kumparan (ulir) reguler
dimana masing-masing ikatan peptida dihubungkan oleh ikatan hidrogen ke ikatan peptida 4
residu asam amino di depannya dan asam di belakangnya dalam urutan primer.
Rantai sisi residu asam amino pada heliks-alpha mengarah keluar sumbu sentral.
Rantai sisi yang berukuran besar atau rantai sisi dengan muatan ang salimg tolak menolak
dapat mencegah terbentuknya heliks alpha. Residu prolin menghamnbat struktur heliks alpha
pada protein karena residu prolin menimbullkan hambatan geometrik akibat adanya struktur
cicin dan kerena, pada ikatan peptida, nitogen tidak mengandung ataom hidrigen yang
diperlukan untuk membentuk ikatan hidrogen. Berbeda dengan kumparan heliks alpha,
lembar beta melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. Ikatan hidrogen
ini terjadi antara oksigen karbonil dari satu ikatan peptida dan nitrogen dari ikatan peptida
lainnya. Ikatan hidrogen dapat terbentuk antara dua rantai polipeptida yang terpisah atau
antara dua rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal
yang melipat sendiri. Pelipatan ini sering melibatkan 4 struktur asam amino yang dikenal
sebagai belokan beta. Rantai atau bagian rantai yang berinteraksi satu sama lain dapat
bersifat berjajar atau anti sejajar (paralel). Pada sejumlah

protein terbentuk kombinasi

struktur skunder tertentu, membentuk struktur supersekunder. Kombinasi termasuk heliksbelok-heliks, unit beta alpa beta, risleting lewusing (leucine zipper), dan unit struktural
tertentu dalam struktur tersier suatu protein terdiri dari kombinasi struktur alpa dan beta dan
urutan lengkungan yang lebih acak yang menyatukan urutan-urutan tersebut.
Struktur tersier suatu protein adalah konformasi tiga-dimensi keseluruhannya.
Bentuk protein

globural melibatkan interaksi antara residu asam amino yang mungkin

terletak sangat jauh satu sama lain pada urtan primer rantai polipeptida dan melibatkan heliks
alpa dan lembar beta. Interaksi non-kovalen antara rantai sisi residu asam amino penting
menstabilkan struktur tersier dan erdiri dari interaksi hodrofobik dan elektrostatik serta ikatan
hidrogen. Selain itu ikatan kovalen juga melibatkan pembentukan ukatan disulfida antara
residu sisrein. Protein cenderung mangadakan lipata-lipatan sehingga atom terkemas rapat.
Oleh karena itu gaya van der Waals antara atom-atom berperan penting dalam menstabil
struktur protein.

Struktur kuanterner adalah struktur tiga dimensi sautu protein yang terdiridari
submit. Submit tersebut disatukan oleh jenis interaksi nonkovalen yang sama yang berperan
pada struktur tersier , yaitu interaksi elektrostatik dan hidrofobik serta ikatan hidrogen. Pada
hemoglobin, submit yang ada serupa. Keempatnya mengandung hem dan mengikat oksigen.
Namun, kompleks piruvat dehidrogenasi memiliki beberapa subunit yang berbeda. Kompleks
ini mengandung sejumlah besar protein yang mencakuo enzim yang mengkatalisis reaksi
keseluruhan, mempengaruhi kofakto, dan mengatur aktivitas.1

Gambar 1. Struktur protein

Manfaat protein : protein dari reseptor mengatur keluar sel dan sinyal-sinyal
Sintesa Protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam
prosestersebut

melibatkan

DNA(

Timin,

Adenine,

Sitosin,

Guanin)

dan

RNA

(Urasil,Adenin,Sitosin,Guanin). DNA berfungsi sebagai bahan geneticuntuk sel baik


prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system internal,DNA tidak
terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkandari sitoplasma
oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dantranslasi. Seperti kita
ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan
terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului
signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun
jaringan.Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari
genyang akan ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding)
didaerah promoter spesifik dari gene yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter

inimerupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1)yang
mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu, polimerase iniakan
membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semuainformasi secara utuh
baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekul immaturem RNA(messenger RNA).
Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan menggunakan sma ll
nuclearRNA( snRNA) complex yang akan memotong hanyadaerah intron, dan semua exon akan
disambungkan menjadi satu urutan gen utuh tanpanon-coding area dan disebut sebagai mature
mRNA. Pada tahap berikutnya, mRNA inidiproses lebih lanjut pada proses translasi di dalam
ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai mengawali sintesis polipeptida dari
kodon AUG yang ditranslasisebagai asam amino methionine. Per tkarakermenempuh reaksireaksi kimia yang kompleks. Reaksi kimia selalu dilancarkan oleh enzim dimana enzim
adalah protein. Oleh karena itu sinesa protein menentukan karakter. R diperlukan dalam
proses sintesa protein untuk membawa informasi yang di bawa oleh gen ketempat sintesis
protein dalam sitoplasma. Peltesa protein adalah : 1. RNA duta/ RNA messenger/ RNA
(pembawa perintah/ informasi genetis); merupakan jenis R yang terbesar molekulnya dalam
sel. 2. RNA ribosom/ RNAr ( R yang membina sebagian ribosom/ mesin pabrik protein) 3.
RNA transfer/ RNA-t (pengantar asam amino ke ribosom); merupakan jenis R yang terkecil
molekulnya dalam sel. Tahapan sintesa protein adalah : 1. Pencetakan RNAm melalui proses
transripsi. 2. Penterjemahan informasi genetis berupa urutan asam amino melalui prosers
translasi. prosesnya :1. replikasi: yang terjadi seperti pada sel membelah waktu mitosis 2.
transkripsi: informasi genetic pada DNA, disalin oleh mRNA. 3. translasi: mRNA
kesitoplasma ke reticulum Endoplasma (ribosom) Sintesis protein Berbagai fungsi Motilitas
Biosintesis Kerja kemiosmotik dll2
REPLIKASI DNA
Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus sel.
Prosesreplikasi melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan pembukaan utas ganda
DNA, sehingga memungkinkan terjadinya perpasangan basa untuk membentuk utas
baru.Pembentukan utas komplementer terjadi melalui perpasangan basa antara A dengan T
dan G dengan C. Dalam replikasi DNA, setiap utas DNA lama berperan sebagai cetakan
untuk membentuk DNA baru.Atau Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan
pirimidin dalam untaiganda DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah
untai asli setengahsintesis baru). Diawali dari pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase
Terbentuk garpurepliakasi (replication fork) Garpu bergerak dalam 2 arah berlawanansampai

kedua ujung bertemu menghasilkan DNA baru Masing untai DNA induk berperan sebagai
cetakan Untai baru dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA polymerase Untai
baru memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk.3
Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks
bereplikasi,masing-masing dari kedua molekul anak akan mempunyai satu untai lama yang
erasal darisatu molekul induk dan satu untai yang baru. Model replikasi ini disebut
model semikonservatif. Model lainnya adalah model konservatif dimana molekul induk tetap
danmolekul baru disintesis sejak awal. Model ketiga disebut mode l dispersif yaitu bahwa
keempat untai DNA, setelah replikasi double heliks, mempunyai campuran anatara DNA baru
dan DNA lama. Pengujian yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl menunjukkan bahwa
replikasi DNA terjadi secara semikonservatif. Daerah penggandaan bergerak sepanjang
DNAinduk membentuk replication fork. Pada daerah ini, kedua utas DNA yang baru,
disintesis dengan bantuan sekelompok enzim, salah satunya adalah DNA polimerase. Sintesis
DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini karena kedua utas
DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau antiparalel. Maka utas DNA baru akan tumbuh
dari 5 - 3 sedang yang lainnya dari 3 5 pada cetakan. Sintesis dari 3 -5 tidak mungkin
dilakukan karena tidak ada DNA polymerase untuk arah 3- 5. Replikasi DNA pada cetakan 3
- 5 terjadi seutas demi seutas dengan arah 5 - 3 yang berarti replikasi berjalan meninggalkan
replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian dihubungkan oleh enzim ligase DNA.
Mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetic) yang akan ditranskripsi. Terminator
adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian structural yang berperanan
dalam pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Model transkripsi Pada prokariota
transkripsi berlangsung secara polisistronik. ( poli= banyak ) artinya bisa terjadi lebih dari satu
tempat kodon start (memulai transkripsi) dantentu tempat kodon mengakhiri transkripsi
( kodon stop=kodon terminal ). Model transkripsi eukariota Pada Eukariota transkripsi
berlangsung secara Monosistronik (mono=satu) Sistimmengacu pada satu tempat (site) start
atau kodon memulai (AUG) dan satu kodon terminasi(UGA ,UAG atau UAA). Mekanisme
dasar transkipsi (sintesisRNA). Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu: 1) Faktor-faktor yang mengendalikan transkripsi menempel pada bagian
promoter. 2) Penempelan factor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya
kompleks promoter yang terbuka (open promoter complex). 3)RNA polymerase membaca
cetakan (DNA template) dan mulai melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer
dengan cetakannya. 4) Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis,

selanjutnya diikuti dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan
pelepasan RNA polymerase dari DNA yang ditranskripsi.
Tahap pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi
terdiri dari 3tahap yaitu: 1) Inisiasi Enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga
pengikatan RNA polymeraseterjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan
ditranskripsi. Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut
promoter. KemudianRNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA
berfungsi sebagaicetakan. Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5-GNNCAATCT-3 dan
5-TATAAAT-3. Simbul N menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada prokariot,
urutan promotornya adalah 5-TTGACA-3 dan 5-TATAAT-3. 2) Elongasi. Enzim RNA
polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membukadouble heliks dan merangkai
ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh. 3) Terminasi. Terjadi pada tempat
tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai denganterdisosiasinya enzim RNA polymerase
dari DNA dan RNA dilepaskan.mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum
ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi
akhir gen. mRNA yang baruditranskrip ujung 5nya adalah pppNpN, dimana N adalah
komponen basa-gula nukleotida, padalah fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur
7mGpppNpN, dimana 7mG adalah nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang
ditambahkan setelah transkripsi. Padaujung 3 terdapat pNpNpA(pA)npA. Ekor poli A ini
ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A). tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak
memiliki poli A. Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang
tidak menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas
yangmembawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut
splicing.Proses splicing terjadi di nukleus.Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada
ujung 5, selanjutnya ujung 5 yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan
membentuk struktur sepertilaso yang terjadi karena ikatan 5-2fosfodiester. Selanjutnya
tempat pemotongan pada ujung3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA
dan tRNA merupakan hasil akhir dari proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami
translasi.tRNA adalah molekuladaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA dan
mengubahnya menjadi asamamino. Struktur molekul tRNA adalah seperti daun semanggi
yang terdiri dari 5 komponen yaitu: 1. Lengan aseptor: merupakan tempat menempelnya asam
amino. 2. Lengan D atau DHU: terdapat dihidrourasil pirimidin, 3. Lengan antikodon : memiliki
antikodon yang basanya komplementer dengan basa pada mRNA. 4. Lengan tambahan
5.nLengan TUU : mengandung T, U dan C13. Proses Transkripsi Gen merupakan fragmen

DNA yang Menyandikan protein/enzim.Dalam proses Transkripsi melibatkan RNA


polimerase,DNApromotor, dan DNA terminator.
Tahap Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan
membentuk proteinyang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang
berupa serangkaiankodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino.
Setiap molekul tRNAmenghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu.
tRNA akan terus datangmembawa asam amino ke ribosom dan menyatukan asam aminonya
sehingga terbentuk polipeptida yang makin panjang. Setiap molekul tRNA akan dilepaskan
dari ribosom setelahmemberikan asam aminonya. Peristiwa ini berlanjut hingga kodon stop
mencapai ribosom.Kodon stop berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
Selanjutnya protein danribosom akan pisah dari mRNA. Perlu dipahami bahwa hanya molekul mRNA
yangditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak di translasi. Molekul mRNA merupakan
transkripsi (salinan) urutan DNA yang menyusun suatugen dalam bentuk ORF (open reading
frame=kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalahsalah satu molekul penyusun ribosom,
yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein,sedangkan tRNA adalah pembawa
asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan
oleh: 1) Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA)
2) Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon 3) Kodon terminasi translasi,
yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG padamRNA), atau TGA (UGA pada
mRNA).Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine (T) melainkan dalam bentuk
uracil (U)
Kodon (kode

genetic) adalah urutan

nukleotida yang

terdiri

atas

tiga

nukleotida berurutan (sehingga sering disebut sebaagai triplet codon) yang menyandi suatu
asam aminotertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino metionin.
Kodoninisiasi translasi

merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali

struktur suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot , asam amino awal tidak berupa metionin
tetapi formilmetionin (fMet). Kodon pertama (kodon inisiasi) pada E coli dapat berupa AUG
(90 %kemungkinan), GUG (8%), atau UUG (1%). Meskipun demikian, pada bagian
transkripsisebelah dalam (setelah kodon inisiasi), kodon GUG dan UUG masing-masing
mengkode valindan leusin. Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan
dibaca tiapnukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai
dari urutankodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada mRNA).
Translasi berlangsung di dalam ribosom. Ribosom disusun oleh molekulmolekulrRNA dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit

kecildan subunit besar. Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koofisien
sedimentasisebesar 30S (unit Svedberg) sedangkan subunit besar berukuran 50S, tetapi pada
saat keduaunit tersebut bergabung, koofisien sedimentasinya adalah 70S.pada jasad
eukaryote, subunitkecil berukuran 40S, sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi
sebagai suatu kesatuan,ribosom eukaryote mempinyai koofisien sedimentasi sebesar 80S.
Proses translasi terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Inisiasi. Proses ini dimulai dari
menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada
5-AGGAGGU-3, sedang padaeukariot terjadi pada struktur tudung (7mGpppNpN).
Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon
awal.Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asamamino
yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformilmetionin. Struktur
gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA- N formil metionin disebut
kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasiterbentuk dengan cara yang lebih rumit
yang melibatkan banyak protein initiationfactor. 2) Elongation. Tahap selanjutnya adalah
penempelan sub unit besar pada sub unit kecilmenghasilkan dua tempat yang terpisah .
Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin.
Tempat kedua adalah tempat A(aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong.
Proses elongasi terjadi saattRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke
tempat A. Akibatnyakedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua
asam amino.Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino
yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam aminoasam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. SelanjutnyatRNA
dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A,dan proses berlanjut seperti
sebelumnya. 3) Terminasi. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir
yaitu UAA,UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa
antikodonyang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan
melepaskarantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian
ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.4
Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai ilmu dari cabang biologi yang
berhubungan dengan prinsip keturunan dan variasi pada binatang dan tumbuhan jenis yang
sama. Namun demikian dewasa ini rekayasa genetika tidak hanya berlaku pada hewan dan
tumbuhan yang sejenis tetapi telah berkembang pada manusia dan lintas jenis. Dalam
rekayasa genetika dapat diperoleh suatu sifat yang menguntungkan dari sutu organisme yang

dapat diatransfer pada organisme lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa gen merupakan
pembawa sifat pada organisme, maka pemindahan suatu sifat dapat dilakukan dengan
merekayasa gen-gen tertentu pada mahkluk hidup tertentu. Tehnik ini telah banyak dilakukan
dan berhasil terutama di bidang pertanian. Contohnya diperolehnya kapas transgenik yang
tahan hama, diperolehnya padi dengan kualitas unggul dan sebagainya.
Penemuan baru di bidang rekayasa genetika dan sangat berguna di bidang kesehatan
adalah, keberhasilan produksi insulin manusia dengan tehnik rekayasa genetika pada bakteri
E. coli. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) semakin hari
semakin bertambah. Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagai negara dengan
jumlah penderita DM terbanyak setelah India, China, Uni Sovyet, Jepang, dan Brazil.
Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 5 juta dengan
peningkatan sebanyak 230.000 pasien DM per tahunnya, sehingga pada tahun 2005
diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita.5
Diabetes Melitus merupakan penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara
otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa
memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi kelebihan gula di dalam
tubuh. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi.
(kimon)Diabetes Melitus dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu :
1. Diabetes Tipe I (IDDM/ Insulin Dependent Diabetes Mellitus /tergantung insulin)
Yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas. Hal ini disebabkan karena
sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga
pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi
sejak kecil ataupun setelah dewasa. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian
insulin, sehingga tubuh perlu pasokan insulin dari luar.
2. Diabetes Tipe II (NIDDM/ Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus/ tidak tergantung
insulin)
Diabetes melitus ini terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan
wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin),
sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Biasanya orang yang
terkena penyakit diabetes tipe ini adalah orang dewasa
Secara normal insulin dihasilkan oleh pankreas. Dalam keadaan sehat pankreas secara
spontan akan memproduksi insulin saat gula darah tinggi. Prosesnya sebagai berikut : jika
gula darah rendah glukagon akan dibebaskan oleh sel alfa pankreas, kemudian hati akan
melepaskan gula ke darah yang mengakibatkan kadar gula darah normal. Sebaliknya jika

gula dalam darah tinggi, insulin akan dibebaskan oleh sel beta pankreas, kemudian sel-sel
lemak akan mengikat gula darah, yang mengakibatkan kadar gula darah normal. Insulin
adalah hormon dari jenis protein yang tersusun dari 51 asam amino. Struktur insulin manusia
terdiri dari dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfida, yaitu polipeptida
alfa dan beta. Polipeptida alfa mengandung 21 asam amino sedang polipeptida beta
mengandung 30 asam amino. Apabila urutan asam amino suatu polipeptida diketahui maka
dengan menggunakan kode genetika dapat pula diketahui urutan nukleotida gena(DNA) yang
mengkodenya. Mengingat bahwa protein insulin cukup pendek maka gen yang mengkode
insulin dapat disintesis secara kimiawi. Insulin berfungsi untuk mengontrol kadar gula
dalam darah. Bila kadar gula dalam darah tinggi maka insulin akan membantu mengubah
gula darah menjadi glikogen yang biasanya akan disimpan di otot sehingga kadar gula dalam
darah normal.6
Sebelum era rekayasa genetika, insulin yang diperlukan untuk mengobati penderita
DM diperoleh dari hewan. Insulin yang dihasilkan oleh pankreas sapi atau babi digunakan
untuk pengobatan DM pada manusia. Namun cara ini mempunyai kelemahan, yaitu
terbatasnya insulin yang dapat diproduksi oleh pankreas, yang tidak sebanding dengan jumlah
penderita DM yang membutuhkan insulin. Selain itu memungkinkan adanya efek samping
karena insulin yang dihasilkan tidak sama persis dengan insulin manusia. Penemuan teknik
rekayasa genetika pada E. coli untuk menghasilkan insulin, jauh lebih menguntungkan
karena yang dihasilkan adalah insulin manusia sehingga tidak memberikan efek sampingan
seperti halnya insulin hewan serta dapat dihasilkan banyak insulin dalam waktu yang relatif
pendek. Hal ini dikarenakan waktu generasi E. coli yang cukup pendek, yaitu hanya 20 menit,
sehingga setiap 20 menit, satu sel E. coli membelah menjadi 2 sel.7
E. coli merupakan anggota bakteri. Selama ini bila kita mendengar kata bakteri, maka
yang terbayang di benak kita adalah sesuatu yang merugikan saja, misalnya penyebab suatu
penyakit. Padahal sebenarnya E. coli tidaklah demikian, bakteri ini dikenal sebagai mikrobia
normal tubuh manusia. E. coli tidak bersifat pathogen selama berada dalam usus dan bakteri
ini bersimbiosis mutualisme dengan manusia. E. coli membantu membentuk vitamin-vitamin
(terutama vitamin K) dan dapat menghambat terbentuknya gas H 2S, sedangkan E. coli juga
mendapatkan makanan dari sisa-sisa metabolisme manusia.8
langkah-langkah dalam rekayasa genetika untuk memproduksi insulin adalah sebagai
berikut :
1. Masing-masing gen polipeptida alfa dan beta disintesis secara kimiawi.

2. Gen tersebut disisipkan pada plasmid E. coli yang direkayasa supaya memiliki operon
laktosa, yaitu promoter, operator, dan gen struktural 2 yang mengkode -galaktosidase.
Di samping itu, plasmid ini juga mengandung gen yang mengkode resistensi terhadap
amfisilin yang berguna sebagai marker untuk menyeleksi sel yang mengandung
plasmid.
3. Masing-masing gena alfa dan beta disisipkan ke dalam plasmid yang terpisah, yaitu
pada bagian kanan gen z.
4. Plasmid tersebut lalu dimasukkan ke dalam sel E. coli untuk diekspresikan.
5. Ekspresi operon laktosa akan menyebabkan terbentuknya protein galaktosidase dan
protein insulin yang saling berikatan hingga membentuk protein gabungan.
6.. Selanjutnya protein gabungan ini dimurnikan lalu dipotong sehingga protein insulin
terpisah dengan protein -galaktosidase.
7. Dengan cara ini akan diperoleh polipeptida alfa maupun polipeptida beta insulin.
8. Akhirnya polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida beta secara oksidasi. sehingga
diperoleh insulin yang utuh dan siap untuk digunakan.9
Kesimpulan
Hipotesa diterima, karena penyebab lain dari diabetes melitus adalah kelainan atau perubahan
fungsi pada hormon insulin dan untuk penyembuhannya dapat dilakukan dengan terapi
genetik.

Daftar pustaka
1. Marks D B, Marks A D, Smith C M. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2001.
79

2.

Albert B, D Bray J, M Raff K, Robert JD Watson. Molecular biology of the cell. New

York: Garland Publish Inc; 2007. 182


3. Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. Biologi. Jakarta: Erlangga. 2002. 304
4. Watson JD, TA Baaker, SP Bell, A Gann, M Levina, R Losick. Molecular biology of
the gene. Edisi ke-6. San Francisco: Pearson; 2008. 254
5. Octa, 2006. Diabetes Melitus. Pusat Promosi Kesehatan Dep. Kes. RI. Diakses 20
Januari 2012 . http ://www.promosikesehatan.com/artikel.php?nid= 136
6. Witarto, A.B., 2005. Diabetes, Inspirator Kemajuan Iptek. Pusat Penelitian
Bioteknologi - LIPI. Diakses 20 Januari 2012. http://www.beritaiptek.com/zberitaberitaiptek-2005-01-20-Diabetes, Inspirator-Kemajuan-Iptek.shtml
7. Roberts, J.P.. Gene therapy's fall and rise (again). 2004. The Scientist 18 (18): 22-24
8. Sujono, R. B. Enterobacteriaceae. Surakarta: FK UNS; 2004. 64
9. Holmes, B. 2003. Gene therapy may switch off' Huntington's. NewScientist.com.
diakses 20 Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai