Anda di halaman 1dari 19

Pendahuluan

Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Jantung berkembang sedemikian dini
dan sangat penting sepanjang hidup karena sistem sirkulasinya adalah sistem transpor tubuh.
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal
dari susunan saraf otonom.
Apabila jantung bekerja tidak secara optimal maka dapat menggangu fungsi dan
mekanismenya sehingga jantung mengalami gangguan. Salah satu penyakit jantung adalah
Angina pektoris. Angina pectoris adalah nyeri yang bersifat spasmodik, mencekik atau
menyesakkan pada daerah jantung. Angina pectoris merupakan suatu penyakit jantung
iskemik (berkurangnya pasokan oksigen) dan menurunnya aliran darah ke dalam
miokardium. Angina pectoris ini dapat dilakukan pemeriksaan penunjang elektrokardiogram
(EKG) untuk mengetahui bagaimana aktivitas listrik jantung
Jadi dalam makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana fungsi dan mekanisme
kerja jantung dan bagian-bagian jantung yang dapat dilihat baik secara makroskopik,
mikroskopiknya.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Elektrokardiogram: grafik yang menelusuri variasi potensial elektrik yang disebabkan

oleh eksitasi otot jantung dan dideteksi pada permukaan tubuh


Enzim jantung: 1

Rumus masalah

Keluhan nyeri pada dada sebelah kiri dan menjalar sampai ke bahu kiri sejak 3 hari

yang lalu.
Tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu.

Hipotesis
Pemeriksaan EKG dan kadar enzim jantung digunakan untuk mengetahui normal
atau tidaknya kerja jantung.
Isi
Struktur yang terkait
Fungsi Jantung
1

Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah,
seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah sesuai penurunan gradien tekanan.
Struktur Makroskopis Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak di
dalam perikardium di mediastinum. Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri
dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang
sela iga 4 5 dekat garis medio- klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens,
arteri pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung
pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.2

Gambar 1. Anatomi dalam Jantung.3

1. Ukuran dan Bentuk


Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Dengan berat 250
360 gr. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu
kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
2. Pelapis
Jantung ditutup oleh jaringan ikat tebal yaitu lapisan pericardium yang mengikat jantung ke
rongga thoraks. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan
2

mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Perikardium yang melapisi
jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam (perikardium viseralis) dan lapisan luar
(perikardium parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan
pelumas, agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah serta mengurangi gesekan
akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium parietalis melekat ke depan pada sternum,
ke belakang pada kolumna vertebralis, dan ke bawah pada diafragma. Perlekatan ini
menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya. Perikardium viseralis melekat secara
langsung pada permukaan jantung.
3. Dinding jantung
Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan,
a. Epikard, yang menutupi permukaan luar jantung.
b. Miokard, yaitu lapisan tengah yang terdiri atas otot jantung.
c. Endokard, yaitu lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel melapisi permukaan dalam
jantung dan katup.
4. Ruang jantung
Ada empat ruang jantung, yaitu atrium kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum
interatriale, dan ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular.
Dinding atrium lebih tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali
ke jantung.
a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru-paru yang dibawa oleh vena kava superior, inferior, dan sinus
koronaria. Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan penyalur darah
dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan.
b. Atrium kiri terletak di bagian superior kiri janrung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari 4 vena
pulmonalis yang berasal dari paru-paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan
bertekanan rendah.
Ventrikel berdinding tebal dan berfungsi untuk mendorong darah ke luar jantung menuju
aorta dan arteri pulmonalis yang membawa darah meninggalkan jantung.

c. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jalur yang pendek ke paruparu. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis.
d. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal
dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke
seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. Ventrikel kiri memiliki otot-otot yang tebal dengan
bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi
selama ventrikel berkontraksi.
Katup jantung
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah
melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikularis (AV),
yang memisahkan atrium dan ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan arteri
pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan
menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh
darah jantung.
a. Katup atrioventrikularis
Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis
yang memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup. Daun katup
dari kedua katup tersebut tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada
dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk
mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.
b. Katup semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya: katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris
menyerupai corong yang tertambat kuat pada anulus fibrosus. Katup aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Katup semilunaris berfungsi mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteri
pulmonalis ke dalam ventrikel sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.
4

Gambar 2. Vena besar dan vena sedang, arteri sedang bersamaan4


Mekanisme kerja jantung
Sistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar:
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke
jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke
daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan gradient tekanan.
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikannya ke
jantung.
3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan atau diendapkan.

1. Sirkulasi jantung
Sirkulasi jantung dibagi menjadi 2, yaitu sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sistemik.
Sirkulasi pulmoner adalah jalur aliran darah yang menuju dan meninggalkan jantung. Sisi
kanan jantung menerima terdeoksigenasi dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk
dioksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung. Alur sirkulasi
pulmoner adalah:
5

Atrium kanan katus trikuspidalis ventrikel kanan katup semilunar


trunkus pulmonar arteri pulmonalis kanan dan kiri kapiler paru vena
pulmonalis atrium kiri
Sirkulasi sistemik adalah jalur aliran darah yang menuju dan meninggalkan bagian seluruh
tubuh. Sisi kiri jantung menerima teroksigenasi dari paru-paru dan mengalirkannya ke
seluruh tubuh. Alur sirkulasi sistemik adalah:
Atrium kiri katup mitralis ventrikel kiri katup semilunar trunkus aorta seluruh
organ tubuh (otak, otot, ginjal, dll) vena kava superior dan inferior atrium kanan.

Gambar 3. Sirkulasi Jantung


2. Siklus jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung
menyebabkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang
mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruangruang dan pembuluh darah. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium
dan ventrikel yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta
secara serempak mengeluarkan volume darah yang sama. Selama masa diastole (relaksasi),
atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena kava superior dan inferior, dan
vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup AV yang
6

terbuka. Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima
darah yang masuk.
Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluhpembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel. Akhir diastole ventrikular, nodus SA
melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong
darah menuju ventrikel. Kemudian saat sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke
ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan
mendorong katup AV untuk segera menutup. Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan
volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut periode kontraksi isovolumetrik.
Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung pertama. Jika kontraksi
ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat dengan cepat sehingga mendorong katup
semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka. Kemudian, darah dikeluarkan dari ventrikel
menuju aorta dan arteri pulmonalis. Saat diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan
berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai tekanan dibawah
tekanan aorta dan trunkus pulmonar sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung
kedua). Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik
karena semua katup menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun terus-menerus katup AV
membuka dan siklus jantung dimulai kembali.
Aktivitas listrik jantung
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya
impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri atau suatu kemampuan yang disebut
autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel
otot jantung, yaitu:
1. Sel kontraktil. Sel ini melakukan kerja mekanis, yaitu memompa
2. Sel otoritmik. Sel ini mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi
yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane
istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat.
Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat
7

yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap.
Dengan demikian, timbul potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh
jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui
saraf.
Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus
masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak
menetap antara potensial potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara
lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada
saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang
permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam
secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai
depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah
influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran
K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi
lambat berikutnya mencapai ambang.5-6
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum,
melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar
ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan
yang berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat.
Impuls ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung,
sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan
8

penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel
ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum
sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.2
Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus
jantung yaitu:
Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
Nodus AV : 40-60 kali per menit
Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

3. Sistem Konduksi
Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung,
terdapat jalur konduksi khusus dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan
2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur
3. Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls
4. Daya rangsang : kemampuan berespons terhadap stimulasi
Impuls jantung biasanya berasal dari nodus sinoatrialis (SA). Nodus SA terletak di
dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. Impuls jantung kemudian
menyebar dari nodus SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Suatu jalur
antar-atrium (berkas Bachmann) mempermudah penyebaran impuls dari atrium kanan ke
atrium kiri. Jalur internodalanterior, tengah, dan posteriormenghubungkan nodus SA
dengan nodus atrioventrikularis (VA). Penghantaran impuls relatif lambat melewati nodus VA
karena tipisnya serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih
merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang yang mempermudah konduksi impuls.
Hasilnya adalah hambatan konduksi impuls selama 0,9 detik melalui nodus AV. Hambatan
hantaran melalui nodus AV menyebabkan pengisian ventrikel menjadi optimal. Hambatan AV
juga melindungi ventrikel dari banyaknya impuls atrial abnormal.
9

Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa yang
memisahkan atrium dari ventrikel. Berkas His berjalan ke bawah di sisi kanan septum
interventrikularis dan kemudian bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut
berkas kiri berjalan secara vertikal melalui septum interventrikularis dan kemudian bercabang
menjadi bagian anterior dan posterior yang lebih tebal. Berkas serabut kanan dan kiri
kemudian menjadi serabut Purkinje. Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat
sekali karena berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap
penyebaran hantaran. Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali lebih cepat
dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV. Dengan demikian, urutan normal
rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas
His, cabang-cabang berkas, dan serabut Purkinje.

Pengaturan Sistem Sirkulasi


Sistem sirkulasi banyak dipersarafi oleh serabut-serabut sistem saraf otonom. Sistem
saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis dengan
efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan
pada denyut jantung. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium,
dan nodus AV melalui nervus vagus. Stimulasi serabut parasimpatis menyebabkan pelepasan
asetilkolin. Stimulasi parasimpatis menghambat kerja jantung dengan mengurangi frekuensi
denyut jantung, kecepatan konduksi impuls melalui nodus AV, dan juga mengurangi kekuatan
kontraksi atrium dan mungkin juga ventrikel. Respons terhadap stimulasi parasimpatis ini
disebut respons kolinergik atau respons vagal. Respons vagal bersifat cepat, kuat, dan mampu
mencapai regulasi denyut jantung pada setiap denyutnya. Stimulasi vagal atau kolinergik
yang intensif mampu menurunkan frekuensi denyut jantung. Serabut simpatis menyebar ke
seluruh sistem konduksi dan miokardium, juga pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi
simpatis atau adrenergik juga menyebabkan terlepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin
dari medula adrenal. Epinefrin dan norepinefrin kemudian dibawa ke semua bagian tubuh
melalui aliran darah. Respons jantung terhadap stimulasi simpatis diperantarai oleh
pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adrenergik tertentu: reseptor alfa () dan
reseptor beta (1 dan 2). Stimulasi reseptor , yang terutama terletak pada sel-sel otot polos
pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi. Stimulasi reseptor 1 yang
terutama terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan
10

denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan
kontraksi miokardium. Stimulasi reseptor 2 menyebabkan vasodilatasi.
Pengaturan sistem saraf otonom terhadap sistem sirkulasi membutuhkan
komponen-komponen sebagai berikut: sensor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan
reseptor.
Dua buah kelompok sensor yang utama adalah baroreseptor dan kemoreseptor.
Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka sekali
terhadap peregangan atau perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan
arteri. Kemoreseptor terletak di badan karotis dan badan aorta yang peka terhadap penurunan
kadar oksigen dalam arteri, peningkatan tekanan karbon dioksida, dan peningkatan kadar ion
hidrogen (penurunan pH darah). Apabila reseptor ini terangsang akan timbul dua jenis
respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung dan diuresis yang menyebabkan
penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus dan glosofaringeus membawa impuls
saraf dari reseptor ke otak. Pusat promotor atau pusat pengaturan sirkulasi terletak pada
bagian atas medula oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator ini menerima
impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan meneruskannya ke jantung dan pembuluh
darah melalui serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Jalur eferen dari pusat pengendalian
sirkulasi ke jantung terutama melalui nervus vagus untuk serabut parasimpatis, sedangkan
serabut simpatis melalui nervus kardiak. Reseptor terletak pada sistem penghantar jantung,
miokardium, dan otot polos pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah denyut
jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi miokardium, dan diameter pembuluh
darah.7

Darah
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah
mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengengkut oksigen dari paru ke jaringan. Selain
mengengkut hemoglobin, sel darah juga memiliki fungsi lain. Contohnya ia mengandung
banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air,
sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi denagn banyak sekali karbon dioksida, dan
dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion karbonat
11

(HCO3-). Hemoglobin yang terdapat dalam sel juga merupakan dapar asam-basa, sehingga
sel darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah.
Besar dan ukuran sel-sel dalam merah
Sel darah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan dengan diameter kira-kira 7,8
mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang tebal 2,5 mikrometer dan pada bangian
ynag tengan 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 95
mikrometer kubik.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel darah melewati kapiler darah
merah merupakan kantong yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya, karena
sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung banyak bahan material
di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan merenggangkan membran secara hebat,
dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lain.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon

dari

sistem

endokrin

juga

diedarkan

melalui

darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua
apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah
tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung.
Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa
karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh
oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkanoksigen ke seluruh tubuh melalui
saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah terdiri daripada
beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan
dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40
sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan
darah yang disebut plasma darah.7

12

Korpuskula darah terdiri dari:


Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari
segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah
juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri.
Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan
leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita
penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium dan zat besi, dll)
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin
bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
berbagai jenis protein
berbagai jenis garam
Konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah.
Pada pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter kubik adalah
5.200.000 ( 300.000) dan pada wanita normal, 4.700.000 ( 300.000).

Jumlah hemoglobin dalam darah


13

Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel


sampai sekitar 34 gm/dl sel. Konsentari ini tak pernah meningkat lebih dari nilai tersebut,
karena ini merupakan batas metabolik dari mekanisme pembentukan hemoglobin sel.
Selanjutnya, pada orang normal, persentase hemoglobin hampir selalu mendekati maksimum
dalam setiap sel. Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang,
maka persentase hemoglobin dalam sel dapat turun sampai dibawah nilai ini, dan volume sel
darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi sel berkurang.
Bila hematrokit (persentase sel darah-normalnya 40-45 persen) dan jumlah
hemoglobin dalam masing-masing sel nilainya normal, maka selalu darah seoran pria ratarata mengandung 16 gram hemoglobin per desiliter, dan pada wanita rata-rata 14 mg/dl. Pada
orang normal, lebih dari 21 milimeter oksigen dapat dibawa dalam bentuk gabungan dengan
hemoglobin pada setiap ddesiliterdarah, dan pada wanita normal, oksigen yang dapat
diangkut sebesar 19 milimeter.
Produksi sel-sel darah merah
Dalam berminggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif
yang berinti diproduksi oleh yolk sac. Dalam pertengahan trisemester masa gestasi, hati
dianggap sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel darah merah, walaupun terdapat
juga sel-sel darah merah jumlah cukup banyak yang diproduksi dalam limpa dan limfonodus.
Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya
diproduksi oleh sumsum tulang. Pada dasarnya sumsumtulang dari semua tulang
memproduksi sel darah merah sampai seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang
panjang, kecuali bagian proksimal humerus dan tibia, menjadi sanggat berlemak dan tidak
memproduksi dalam sel-sel darah merah setelah usia berkurang lebih berusia 20 tahun.
Setelah usia ini, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang membranosa,
seperti vertebra, sternum, iga, dan ilium. Bahkan dalam tulang-tulang ini, sumsum menjadi
kurang produktif sesuai dengan bertambahnya usia.
Pembentukan sel darah
Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietin, yang
merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam sirkulasi. Karena sel-sel darah ini diproduksi trus
menerus sepanjang hidup seseorang, maka ada bagian dari sel-sel ini masih tepat seperti selsel pluripoten asalnya dan disimpan dalam sumsum tulang guna mempertahankan suplaynya,
walaupun jumlahnya berkurang sesuai dengan usia. Namun sebagian besar sel stem yang
14

diproduksi akan didiferensiasi untuk membentuk sel-sel lain. Asal sel yang paling mula masih
tidak dikenali sebagai suatu sel yang berbeda dari sel stempluripoten, walaupun sel-sel ini
telah membentuksuatu jalur sel khusus yanng disebut sel-stem committed. Suatu sel comitted
yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit, dan CFU-E digunakan
untuk menandai jenis sel stem ini. Demikian pula, unit yang membentuk koloni granulosit
dan monosit disingkat dengan CFU-GM, dan seterusnya.
Tahap-tahap diferensiasi sel darah merah
Sel yang pertama dikenal sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah adalah
proeritroblas. Sekali proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali,
samapai akhirnya akan memebentuk banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi
pertama ini disebut basofil eritroblas, pada saat ini sel mengumpulkan

sedikit sekali

hemoglobin. Sel yang sudah dipenuhi hemoglobin dengan konsentrasi sekitar 34 persen,
maka nukleus memadat menjadi kecil dan akhirnya terdorong dari sel. Pada saat yang sama,
retikulum endoplasma direabsorbsi. Pada tahab ini, sel disebut retkulosit karena masih
mengandung sedikit bahan basofilik, yaitu terdiri dari sisa-sisa aparatus golgi, mitokondria,
dan sedikit organel sitoplamik lainnya. Selama tahap retikulosit, sel-sel berjalan dari sumsum
tulang masuk dalam kapiler darah dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori
membran kapiler)
Bahan basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam
waktu 1 sampai 2 hari, dan sel kemudian menjdai eritrosit matur. Karena waktu hidup
eritrosit ini pendek, maka konsentrasinya diantara sel darah merah dalam keadaan normal
kurang dari 1 persen.
Enzim yang terkait
Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi
kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari
protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam
amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi
kimia terjadi. Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim tersebut selalu hadir
dalam darah, bahkan pada mereka dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan
15

untuk konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja
lebih keras.
Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung troponin T,
troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate
(AST) dan laktat dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu
yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat tetap memuncak selama
beberapa hari, meskipun kali ini juga variabel dengan enzim yang berbeda.
Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang
terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang
membantu reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan mereka
berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim jantung utama adalah
Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK).
Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke disintegrasi
membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari sel-sel otot. Kehilangan hasil sel
membran dalam "bocor" enzim otot jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi
enzim jantung dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung lain:
1.

CK MB (creatinin kinase MB)


Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke
dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam
waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini
biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam
berikutnya. Enzim CPK (Creatine phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi
yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan
jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

2.

Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)


Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam cara
kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima
untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.

3.

Lactic Dehydrogenase (LDH)


LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim dalam
jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.

4.

Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)


16

Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak ditemukan pada
sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan
dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT seringkali
dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT meningkat lebih khas
daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih
khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis
kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman
dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.

Pemeriksaan EKG
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar
ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil
aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektrroda
pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah elektrokardiogram atau EKG.
Sebenarnya, istilah yang digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh
seorang ilmuan berbahasa Jerman, Willian Einthoven, dan kardia adalah kata untuk jantung
dalam bahasa Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang harus diingat ketika
mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili oleh EKG:
1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang
diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh bukan rekaman langsung
aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di
jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai
sebuah potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman mewakili
jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin sedang mengalami
potensial aksi, sementara yang lain mungkin belum diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah
nodus SA menghasilkan potensial aksi, sel-sel atrium yang sedang menjalani potensial aksi
sementara sel-sel ventrikel masih dalam keadaan beristirahat. Pada saat berikutnya, aktivitas
listrik telah menyebar ke sel-sel ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi.
Dengan demikian, pola keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi sesuai waktu seiring
dengan permabatan impuls ke seluruh jantung.

17

3. Rekaman mencerminkan perbedaan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang
berbeda di tubuh. Sebagai contoh, EKG sama sekali tidak mencatat potensial otot ventrikel
mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda mengamati potensial
yang sama, sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda yang direkam.
Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada
orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai mata yang
melihat aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat, catatan EKG.
Apakah yang direkam tersebut adalah defleksi ke atas atau defleksi ke bawah ditentukan oleh
orientasi elektroda berkenaan dengan aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran
eksitasi ke seluruh jantung terlihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan kaki kiri,
dan keduanya dilihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan perekaman langsung di
jantung. Walaupun proses listrik yang terjadi di jantung sama, bentuk gelombang yang
mewakili aktivitas yang sama tersebut akan berbeda apabila dicatat oleh elektroda-elektroda
yang terletak di berbagai titik tubuh.
Untuk menghasilkan perbandingan standar rekaman EKG rutin terdiri 12 sadapan
Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven : P,Q,R,S,T dan U

Gelombang P Depolarisasi atrium

Komplek QRS Depolarisasi ventrikel

Gelombang T Repolarisasi ventrikel.

18

Gambar elektrokardiogram
Gelombang P = Depolarisasi atrium
Segmen PR
= Perlambatan nodus AV
Kompleks QRS = Depolarisasi ventrikel (atrium mengalami repolarisasi
bersamaan)
Segmen ST

secara

= Waktu yang diperlukan ventrikel untuk berkontraksi dan mengosongkan

dirinya
Gelombang T = Repolarisasi ventrikel
Interval TP
= Waktu yang digunakan ventrikel untuk berelaksasi dan
mengisi dirinya (folder).
Penutup
Keluhan rasa nyeri dada yang menjalar ke bahu kiri disebabkan fungsi dan
mekanisme kerja jantung terganggu akibat terhambatnya sirkulasi sistemik pada salah satu
pembuluh darah yang bekerja serta kemungkinan berkurangnya pasokan O 2 dalam darah
untuk jaringan tubuh sehingga diperlukan pemeriksaan EKG.

Daftar pustaka
1. Dorland Newman. Kamus kedokteran dorland. Edisi ke-31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012. Hal. 2039
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Buku kedokteran EGC edisi
3.
4.
5.
6.
7.

6; 2009
Netter FH. Atlas of human anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006
Gartner JP, Hiatt JL. Color textbook pf histologi. 3th ed. Philadelphia: saunders; 2007
Kuchel P, Ruston GB. Biokimia. Jakarta: erlangga; 2006
Sloane E. anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003
Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002

19

Anda mungkin juga menyukai