Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Jantung berkembang sedemikian dini
dan sangat penting sepanjang hidup karena sistem sirkulasinya adalah sistem transpor tubuh.
Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal
dari susunan saraf otonom.
Apabila jantung bekerja tidak secara optimal maka dapat menggangu fungsi dan
mekanismenya sehingga jantung mengalami gangguan. Salah satu penyakit jantung adalah
Angina pektoris. Angina pectoris adalah nyeri yang bersifat spasmodik, mencekik atau
menyesakkan pada daerah jantung. Angina pectoris merupakan suatu penyakit jantung
iskemik (berkurangnya pasokan oksigen) dan menurunnya aliran darah ke dalam
miokardium.1 Angina pectoris ini dapat dilakukan pemeriksaan penunjang elektrokardiogram
(EKG) untuk mengetahui bagaimana aktivitas listrik jantung
Jadi dalam makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana fungsi dan mekanisme
kerja jantung dan bagian-bagian jantung yang dapat dilihat baik secara makroskopik,
mikroskopiknya.
Istilah Asing
Angina pectoris adalah nyeri yang bersifat spasmodik, mencekik atau menyesakkan
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki 57 tahun dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke punggung dan
lengan kiri.
Mind map
Struktur Organ
Terkait
Perempuan dengan
keluhan berdebar
karena mengingat
suaminya meninggal
Makroskopik &
Mikroskopik
Fungsi &
Mekanisme Kerja
Jantung
Kelistrikan Jantung
Pompa Jantung
Enzim Jantung
Kontrol Curah Jantung
Batas,
Letak
Vaskularisasi Jantung
&
1
Pengaturan Kerja
Jantung
Hipotesis
Rasa nyeri dada yang menjalar ke punggung dan lengan kiri dikarenakan fungsi dan
mekanisme jantung terganggu.
Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai sistem kardiovaskular
secara makroskopik dan mikroskopik.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi dan mekanisme kerja jantung.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai faktor-faktor pengaturan
kerja jantung.
Pembahasan
Makroskopik
Sistem kardiovaskular merupakan sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi memiliki tiga
komponen dasar yaitu jantung berfungsi sebagai pompa, pembuluh darah berfungsi sebagai
saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
kemudian dikembalikan ke jantung, darah adalah medium pengangkut tempat larut atau
tersuspensinya bahan-bahan (O2, CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit dan hormon) yang akan
diangkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.2
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya sedikit mirip piramid
dan letak dalam pericardium di mediastinum. Pada basisnya jantung dihubungkan dengan
pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada dalam keadaan bebas dalam pericardium.
Pericardium merupakan kantong yang membungkus jantung. Pericardium mempunyai dua
kantong yaitu pericardium fibrosum terikat kuat di bawah pada centrum tendineum dan
diaphragma serta bersatu dengan selubung luar pembuluh-pembuluh darah besar yang
berjalan melewati aorta, trunchus pulmonis, vena cava superior dan inferior, dan vena
pulmonalis; pericardium serosum dibagi dua menjadi pericardium parietalis dan pericardium
visceralis.3
2
Jantung mempunyai tiga permukaan yaitu Facies sternocostalis dibentuk oleh atrium
kanan dan ventrikel kanan yang satu sama lain dipisahkan oleh sulcus atrioventrikular yang
terletak vertikel. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dan pinggir kirinya dibentuk oleh
ventrikel kiri dan sebagian auricula kiri. Ventrikel kanan dipisahkan dari ventrikel kiri oleh
sulcus interventrikularis anterior; Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk oleh
ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan
inferior atrium kanan, dimana vena cava inferior bermuara, juga membentuk sebagian facies
diphragmatica; Basis cordis terutama dibentuk oleh atrium kiri, dimana bermuara empat vena
pulmonalis. Atrium kanan, dalam arti yang lebih sedikit juga membentuk permukaan ini;
Apex cordis dibentuk oleh ventrikel kiri, arahnya ke bawah, depan dan kiri. Apex cordis
terletak setinggi spatium VI dari linea mid clavicularis kiri.3
Aorta ascendens muncul pada basis ventrikel kiri dan berjalan ke atas dan depan
sehingga terletak di belakang separoh kanan angulus sterni, dimana ia melanjutkan diri
sebagai arcus aorta. Bersama-sama dengan truncus pulmonis, ia dibungkus dalam selubung
pericardium serosum. Cabang-cabang yaitu a. coronaria kanan berasal dari sinus anterior aorta
dan a. coronaria kiri berasal dari sinus posterior kiri.3
Arcus aorta lanjutan dari aorta ascendens. Ia terletak di belakang manubrium sterni
dan berjalan ke atas, belakang dan kiri di depan trachea. Kemudian ia berjalan ke bawah di
sebelah kiri trachea dan setinggi angulus sterni melanjutkan diri sebagai aorta descendens.
Cabang-cabang yaitu a. brachiocephalica berasal dari bagian cembung arcus aorta. Ia berjalan
ke atas dan disebelah kanan trachea dan membelah menjadi a. subclavia kanan dan a. carotis
communis di belakang art. Sternoclavicularis kanan; a. carotis communis kiri asal dari arcus
aorta di sebelah kiri trachea dan masuk ke leher di belakang art. Sternoclavicularis kiri; a.
subclavia kiri asal dari arcus aorta di belakang a. carotis communis kiri. Ia berjalan ke atas
sepanjang sisi kiri trachea dan oesophagus untuk masuk ke pangkal leher.3
Aorta descendens mulai sebagai lanjtan arcus aorta di sebelah kiri pinggir bawah
corpus vertebra thoracica IV, setinggi angulus sterni. Ia berjalan ke bawah dalam mediastinum
posterior sampai vertebra thoracica XII, di mana ia melewati hiatus aorticus diaphragma di
garis tengah dan melanjutkan diri sebagai aorta abdominalis. Cabang-cabang yaitu Aa.
Intercostalis posterior dipercabangkan ke sembilan spatium intercostalis bawah pada masingmasing sisi; Aa. Subcostales dipercabangkan pada masing-masing sisi dan berjalan ke pinggir
bawah costa XII; Rami pericardii, rami oesophageales dan rami bronchiales merupakan
cabang-cabang kecil yang disebarkan ke organ-organ tersebut.3
Truncus pulmonalis membawa darah terdeoksigenasi dari ventrikel kanan jantung
menuju ke paru-paru. Ia meninggalkan bagian atas ventrikel kanan dan berjalan ke atas,
belakang dan kiri. Pembuluh ini berakhir pada bagian cekung arcus aorta dengan membelah
menjadi a. pulmonalis kanan dan kiri. Bersama-sama dengan aorta ascendens, ia dibungkus
selubung pericardium serosum. A. pulmonalis kanan berjalan ke kanan di belakang aorta
ascendens dan v. Cava superior untuk masuk ke radix paru-paru kanan. A. pulmonalis kiri
berjalan ke kiri di depan aorta descendens untuk masuk ke radix paru-paru kiri. Ligamentum
arteriosum merupakan pita fibrosa yang menghubungkan percabangan truncus pulmonis
dengan permukaan cekung arcus aorta. Ligamentum arteriosum merupakan sisa ductus
arteriosus yang pada fetus mengalirkan darah dari truncus pulmonis ke aorta, jadi melampui
paru-paru. N. laryngeus recurrens kiri melingkari pinggir bawah struktur ini.3
Mikroskopis
Sistem vaskular darah terdiri atas struktur berikut ini :
Jantung, dengan fungsi memompa darah.4
Arteri, suatu rangkaian pembuluh eferen, yang setelah bercabang akan mengecil,
dengan fungsi mengangkut darah, bersama nutrien dan oksigen, ke jaringan.4
Kapiler, jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara luas dan
melalui dinding pembuluh darah inilah terjadi pertukaran antara darah dan jaringan.4
Vena, merupakan bagian konvergensi dari kapiler ke dalam sistem pembuluhpembuluh yang lebih besar, yang menghantar produk metabolisme (CO 2 dan lain-lain), ke
arah jantung.4
retikulinnya kolagen itu terutama dari tipe III. Lapisan adventisia berangsur menyatu dengan
jaringan ikat pembungkus organ, tempat dilaluinya pembuluh itu.4
Vasa vasorum bercabang luas di adventisia media bagian luar. Pembuluh-pembuluh ini
lebih banyak dijumpai pada vena daripada arteri.4
Kapiler terdiri atas satu lapis sel endotel yang berasal dari sel mesenkim. Kapiler
dikelompokkan menjadi 4 tipe bergantung pada struktur sel endotel dan ada tidak adanya
lamina basal : kapiler kontinu atau somatik, kapiler bertingkap atau viseral, kapiler jenis
ketiga atau kapiler bertingkap dan kapiler jenis keempat, kapiler sinusoid tak
berkesinambungan.4
Arteri digolongkan berdasarkan ukurannya menjadi :
Arteriol, bergaris tengah kurang dari 0,5 nm dan memiliki lumen relatif sempit.
Lumen dilapisi oleh sel endotel. Lapis subendotel sangat tipis dan tidak terdapat lamina
elastika interna kecuali pada arteriol Yng lebih besar. Medianya muskular dan umumnya
terdiri atas 1-5 lapisan sel otot polos yang tersusun sirkular. Adventisianya tipis.4
Arteri muskular, intimanya serupa dengan arteriol kecualis lapis subendotel sedikit
lebih tebal dan mungkin terdapat sel otot polos. Lamina elastika interna tampak mencolok.
Tunika media mengandung sel ototo polos. Pada arteri muskular yang lebih besar terdapat
lamina elastika eksterna. Adventisia terdiri atas serat-serat kolagen dan elastin, sedikit
fibroblas dan sel lemak.4
Arteri elastis besar mencakup aorta serta cabang-cabang besarnya. Intimanya lebih
tebal dari lapisan yang sama pada arteri muskular, dilapisi oleh sel-sel endotel. Lapis
subendotelnya itu tebal. Tunika media terdiri atas satu seri lamina elastis perforata. Di antara
lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat-serat retikulin dan substansi dasar. Tunika
adventisia mengandung serat elastis dan kolagen.4
Vena digolongkan menjadi :
Venul, memiliki dinding yang sangat tipis. tunika adventisia relatif lebih tebal. Tunika
media pada venul kecil biasanya hanya mengandung perisit kontraktil, dengan sedikit sel-sel
otot polos.4
Vena kecil atau sedang, tunika intima umumnya memiliki lapis subendotel, namun
tidak selalu ada. Tunika media terdiri atas berkas kecil sel otot polos, berbaur dengan serat
retikulin dan jalinan halus serat elastin. Tunika adventisia yang fibrosa berkembang baik.
Vena kecil atau sedang memiliki katup yang terdiri atas dua lipatan semilunar dari tunika
intima yang terjulur ke dalam lumen. Mereka terdiri atas jaringan ikat elastis dan kedua
sisinya dilapisi endotel.4
8
Vena besar, tunika intima yang berkembang baik. Tunika medianya jauh lebih tipis
dengan beberapa lapis sel otot polos dan banyak jaringan ikat. Tunika adventisia adalah yang
paling tebal dan lapis yang paling berkembang pada vena.
Di jantung juga ada sel-sel purkinje yang dibentuk oleh berkas atrioventrikular (his).
Berkas ini berjalan dalam lapis subendokardium menuju apeks jantung, tempat mereka
berbalik arah dan mulai bercabang-cabang yang akan berkontak dengan sel otot jantung.4
secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya.2
Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluaran Ca 2+ transien (Saluran Ca2+ tipe T),
salah satu dari dua jenis saluran Ca2+ berpintu voltase, membuka. Sewaktu depolarisasi lambat
berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran mencapai ambang. Influks singkat Ca2+ yang
terjadi semakin mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang.2,5
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons terhadap
pengaktifan saluaran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lama (Saluran Ca 2+ tipe L) dan
diikuti oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu
jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka yaitu influks Na + dan
bukan influks Ca2+ yang mengubah potensial ke arah positif. 2,5
Fase turun disebabkan seperti biasanya oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas
K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai,
terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K + secara
perlahan.2,5
4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas his dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.
atrium dan menyebabkan sedikit peningkatan tekanan atrium tetapi peningkatannya tajam.
Saat katup aorta dan a. pulmonalis terbuka, fase ejeksi ventrikel dimulai. Ejeksi awalnya
berlangsung cepat dan kemudia melambat seiring dengan berlanjutnya sistol. Tekanan
intraventrikel meningkat sampai maksimum dan kemudian menurun sebelum sistol ventrikel
berakhir. Pada akhir sistol, tekanan aorta sebenarnya melebihi tekanan ventrikel tetapi untuk
jangka waktu yang singkat, momentum tetap mendorong darah. Katup AV tertarik ke bawah
oleh kontraksi otot ventrikel, dan tekanan atrium menurun.5
Setelah otot ventrikel berkontraksi penuh, tekanan ventrikel yang sudah turun semakin
cepat berkurang. Keadaan ini adalah periode protodiastol. Periode ini berlangsung sekitar 0,04
detik. Periode ini berakhir saat momentum darah diinjeksikan terkalahkan dan katup aorta dan
a. pulmonis menutup sehingga timbul getaran sesat di daerah dan di dinding pembuluh darah.
Setelah katup menutup, tekanan terus turun dengan cepat selama periode relaksasi ventrikel
isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir saat tekanan ventrikel menurun di bawah
tekanan atrium, dan katup AV membuka sehingga ventrikel dapat terisi. Mula-mula pengisian
ventrikel berlangsung cepat, kemudian melambat saat kontraksi jantung berikutnya mendekat.
Tekanan atrium tetap meningkat setelah akhir sistol ventrikel sampai katup AV membuka, dan
kemudian menurun serta kembali meningkat perlahan sampai sistol atrium berikutnya.5
kimia terjadi. Enzim kardiovaskuler tersusun atas protein-protein. Protein ini berfungsi untuk
mengaktifkan fungsi dari otot-otot jantung. Enzim kardiovaskuler ditemukan ada jantung.
Fungsinya sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia yang terjadi di jantung. Enzimenzim tersebut selalu berada dalam darah, bahkan pada seseorang dengan kondisi sehat.
Tetapi pada orang sehat, enzim tersebut dilepaskan untuk konsentrasi lebih tinggi ketika
jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja keras.6 Enzim-enzim yang ditemukan dalam
jaringan jantung adalah troponin T, troponin I, kreatin kinase (CK) atau kreatin phosphokinase
(CPK), aminot ransferase aspartate (AST) dan laktat dehidrogenase (LDH). Enzim-enzim ini
bekerja pada waktu yang berbeda setelah cedera otot jantung. Dapat terjadi pula peningkatan
selama beberapa hari, meskipun kali ini dengan jumlah variable enzim yang berbeda. Enzim
jantung yang paling utama dalam system kardiovaskulera dalah troponin dan kreatin
phosphokinase (CPK).6
Kreatine kinase MB. Enzim kreatine kinase MB dalam keadaan normal
ditemukan pada otot jantung dan dilepaskan kedalam darah jika terjadi kerusakan jantung.
Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung.
Kemudian peningkatan kadar enzim tersebut akan menetap selama 36-48 jam di dalam tubuh.
Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam
selama 24 jam. Enzim CPK (creatine phosphokinase) juga salah satu enzim yang penting.
Enzim ini memberikan kebutuhan energi yang diperlukan oleh hati untuk pergerakannya.
Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung, konsentrasi enzim jantung yang
dilepaskan ke dalam aliran darah akan meningkat.6
Troponin. Troponin adalah enzim jantung yang sangat penting karena
memainkan peranan sentral dalam kontraksi otot jantung. Troponin mengontrol bagaimana
otot jantung merespon sinyal yang diterima untuk dapat berkontraksi dan mengatur gaya yang
kontraksi otot.6
Enzim jantung atau enzim kardiovaskuler terbagi 2 yaitu :
1. Enzim Fungsional
Enzim ini umumnya dibuat di dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah (berfungsi
di dalam plasma, bekerja di dalam darah), namun kadarnya lebih di dalam jaringan.
Substratnya juga dalam sirkulasi, sifatnya kontinu atau intermiten (dalam keadaan tertentu
baru aktif). Contoh dari enzim fungsional antara lain, lipoprotein lipase, pseudocholinesterase,
proenzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.1
2. Enzim Nonfungsional
14
Bila enzim fungsional berfungsi dalam darah maka sesuai namanya enzim
nonfungsional tidak berfungi di dalam darah. Substratnya pun tidak terdapat di dalam darah.
Terbalik dengan fungsional, kadar enzim inipun kurang di dalam jaringan. Contoh-contoh dari
enzim ini antara-lain : Sekresi eksokrin, amilase pankreas, lipase, alkaline fosfatase, fosfatase
asam prostat (PAP), empedu. Enzim intrasel nonfungsional tidak ada dalam sirkulasi darah.
Apabila dalam plasma kadarnya lebih besar daripada normal, ada indikasi pada
kerusakan/kematian sel, enzim ini berdifusi pasif kedalam plasma. Selain itu pada latihan fisik
yang berat, pelepasan enzim otot akan semakin besar.1
Curah Jantung
Curah jatung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per
menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Curah jantung bergantung pada
kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup. Kecepatan jantung rerata saat istirahat adalah 70
denyut per menit, ditentukan oleh ritmisitas noduus SA; isi sekuncup rerata saat istirahat
adalah 70 ml per denyut, mengahsilkan curah jantung rerata 4900ml/mnt atau mendekati 5
liter per menit.
Curah jantung = kecepatan jantung x isi sekuncup
Karena volume darah total rerata adalah 5 samapai 5,5 liter maka masing-masing paruh
jantung setiap menit memompa setara dengan seluruh volume darah. Setiap menit ventrikel
kanan normalnya memompa 5 liter darah melalui paru dan ventrikel kiri memompa 5 liter
melalui sirkulasi sistemik. Dengan kecepatan ini, setiap paruh jantung akan memompa sekitar
2,5 juta liter darah hanya dalam setahun. Ini baru curah jantung dalam keadaan istirahat. Teapi
pada olahraga curah jantung bisa meningkay menjadi 20 sampai 25 liter per menit dan
setinggi 40 liter per menit (oleh atlit terlatih). Perbedaan antara curah jantung saat istirahat
dan volume maksimal darah yang dapat dipompa oleh jantung per menit disebut cadangan
jantung.2
Kecepatan jantung ditentukan terutama oleh pengaruh otonom nodus SA. Nodus SA
adalah pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang tertinggi.
Jantung disarafi oleh kedua sistem saraf otonom yang dapat memodifikasi kecepatan
kontraksi, meskipun stimulasi saraf tidak diperlukan untuk memulai kontraksi.
15
16
Muara-muara pada atrium kanan antara lain vena cava superior bermuara ke dalam
bagian atas atrium kanan, muara ini tidak punya katup. Ia mengembalikan darah ke jantung
dari separoh atas tubuh. Vena cava inferior bermuara ke dalam bagian bawah atrium kanan. Ia
dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Ia mengembalikan darah ke jantung
dari separoh bawah tubuh.3
Sinus coronarius bermuara ke dalam atrium kanan antara vena cava superior dan
inferior dan ostium atrioventrikuler. Ia dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak
berfungsi.3
Ostium atrioventrikularis kanan terletak anterior terhadap muara vena cava inferior
dan dilindungi oleh valva tricuspidalis. Juga terdapat banyak muara vena-vena kecil yang
mengalirkan darah dari dinding jantung dan bermuara langsung ke dalam atrium kanan.3
Selain katup rudimenter vena cava inferior, terdapat fossa ovalis dan anulus ovalis.
Dua struktur yang terakhir ini terletak pada septum interatriale yang memisahkan atrium
kanan dari atrium kiri. Fossa ovalis merupakan tempat foramen ovale pada fetus. Anulus
ovalis membentuk piggir atas fossa. Dasar fossa merupakan septum primum persisten dari
jantung embrio, dan anulus dibentuk dari pinggir bawah septum secundum.3
Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventrikularis
dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga
mendekati ostium trunci pulmonalis, ia menjadi berbentuk corong, pada tempat ini ia
dinamakan infundibulum.3
Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan dan menunjukkan
beberapa rigi yang menonjol ke dalam yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi yang
menonjol menyebabkan dinding ventrikel sperti busa dan disebut trabekulae carneae.
Trabeculae terdiri dari tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas m.papilaris, yang menonjol ke
dalam, melekat pada basisnya pada dinding ventrikel; apexnya dihubungkan oleh tali fibrosa
(chorda tendineae) ke katup tricuspid. Jenis kedua adalah melekat dengan ujungnya pada
dinding ventrikel, di tengahnya bebas. Salah satu di antaranya, moderator band, menyilang
rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior. Ia membawa cabanng kanan berkas AV yang
merupakan bagian sistem penghantar jantung.3
Valva tricuspid melindungi ostium AV. Ia terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh
lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya. Bila ventrikel
kontraksi, m. papilaris. Bila ventrikel kontraksi, m. papilaris berkontraksi dan mencegah agar
17
cuspid tidak terdorong masuk ke atrium dan terbalik waktu tekanan intraventrikular
meningkat.3
Valva pulmonalis melindungi ostium pulmonalis. Ia terdiri atas tiga cuspis semilunaris
yang dibentuk dari lipatan endokardium. Pinggir bawah setiap cuspis yang melengkung
melekat pada dinding atrium. Pada pangkal truncus pulmonis terdapat tiga pelebaran yang
dinamakan sinus dan salah satu di antaranya terletak diluar terhadap masing-masing cuspis
(valva aorta).3
Atrium Kiri
Atrium kiri terdiri atas rongga utama dan auricula. Atrium kiri terletak di belakang
atrium kanan dan membentuk sebagian besar facies posterior jantung. Di belakang atrium kiri
terdapat sinus obliquus pericardium serosum dan pericardium fibrosum memisahkannya dari
oesophagus.3
Muara-muara pada atrium kiri antara lain empat v.pulmonalis, dua dari masing-masing
paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup. Ostium atrioventrikulare
kiri dilindungi oleh valva mitralis.3
Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventrikulare kiri
dan dengan aorta melalui ostium aorta.3
Valva mitralis melindungi ostium atrioventrikulare. Ia terdiri atas dua cuspis, satu
cuspis anterior dan satu cuspis posterior yang strukturnya sama dengan valva tricuspid.
Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventrikularis dan aorta. Perlekatan
chorda tendineae ke cuspis dan m.papilaris sama seperti valva tricuspid.3
Valva aorta melindungi ostium aorta dan strukturnya persis sama dengan valva
pulmonalis.salah satu cuspis terletak pada dinding anterior dan dua terletak pada posterior
(cuspis kiri dan posterior). Di belakang masing-masing cuspis dinding menonjol untuk
membentuk sinus aorta. Sinus aorta anterior adalah asal a. coronaria kanan dan sinus posterior
asal a. cornaria kiri.3
18
19
sehingga isi sekuncup juga meningkat. Hubungan intrinsik antara EDV dan isi sekuncup ini
dikenal sebagai Hukum Frank-Starling jantung. Hukum ini menyatakan bahwa jantung dalam
keadaan normal memompa keluar sewaktu sistol volume darah yang kembali padanya
sewaktu diastol; peningkatan aliran balik vena meningkatkan isi sekuncup. Pada gambar 13
dianggap VDA meningkat dari titik A dan B. Dapat dilihat bahwa peningkatan VDA ini
disertai oleh peningkatan isi sekuncup dari titik A1 dan B1. Tingkat pengisian disebut sebagai
preload karena merupakan beban kerja yang dikenakan jantung sebelum kontraksi dimulai.2
20
Elektrokardiogram (EKG)
EKG adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas jantung. Berbagai bagian dari
rekaman EKG dapat dikaitkan dengan proses spesifik di jantung. EKG yang normal memiliki
tiga bentuk gelombang yang jelas yaitu gelombang P (mencerminkan depolarisasi atrium),
kompleks QRS (mencerminkan depolarisasi ventrikel) dan gelombang T (mencerminkan
repolarisasi ventrikel). Hal-hal berikut tentang rekaman EKG juga perlu dicatat :
1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik yang cukup besar untuk
mencapai permukaaan tubuh sehingga tidak terekam adanya gelombang pada
21
depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang
P, terjadi ketika impuls atau gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.
Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS,
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa
otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas
listrik yang lebih kecil.
4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto di otot jantung sehingga
EKG tetap berada di garis basal :
a. Sewaktu jeda/penundaan nodus AV. Jeda ini tercemin oleh interval waktu antara
akhir P dan awal QRS ; segmen EKG ini dikenal sebagai segmen PR.
b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase
datar potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST.
c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan beristirahat dan
ventrikel sedang terisi, setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Periode ini disebut interval PT.
Kamus saku kedokteran dorland. 28th ed. Jakarta: EGC; 2011. p.59 & 367.
Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2011.p.327-???
Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.p. 105-19
Fawcett DW. Buku ajar Histologi. 12th ed. Jakarta: EGC; 2002.p.209- 12 & 216-23.
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22th ed. Jakarta: EGC; 2008.p.567-???
Kuhel P, Ralston GB. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.p. 107
22
23