Anda di halaman 1dari 43

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap
terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan angka kematian serta
peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH). Salah satu indikator keberhasilan
pembangunan kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk.
Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun.1
Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Sedangkan
menurut Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2008 yang dipakai untuk pencatatan
Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas yaitu: usia pra Lansia 45-59 tahun,
lanjut usia (Lansia) 60-69 tahun dan usia lanjut risiko tinggi usia 70 tahun atau lanjut
usia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.2,3
Indonesia masuk lima besar negara dengan jumlah Lansia terbanyak di
dunia. Jumlah Lansia di Indonesia berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2015 berjumlah 21.500.193 jiwa atau 8,43% dari total penduduk.4
Badan Pusat Statistik (2013) memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia (60+)
diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi 33,7
juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.4 Dalam aspek kesehatan
diketahui semakin bertambah tua umurnya, maka Lansia yang mengalami keluhan
kesehatan akan semakin banyak. Sebanyak 37,11% penduduk pra Lansia (45-59 tahun)
pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara Lansia (60-
69 tahun) sebesar 48,39%, Lansia risiko tinggi (70 tahun atau ≥ 60 tahun dengan
masalah kesehatan) sebesar 57,65% yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Angka
kesakitan Lansia tahun 2014 sebesar 25,05%, berarti bahwa sekitar satu dari empat
Lansia pernah mengalami sakit dalam satu bulan terakhir.5
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.
Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena
infeksi penyakit menular. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, penyakit

1
terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes
Mellitus (DM).4
Peningkatan populasi Lansia di Indonesia yang dapat menimbulkan
permasalahan terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan
peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia tersebut yang mulai diberikan
pada pra lanjut usia (usia 45-59 tahun). Untuk mewujudkan Lansia sehat, mandiri,
berkualitas dan produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin
selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia dengan
memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protektif
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan Lansia. Tujuan umum kebijakan
pelayanan kesehatan Lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan Lansia untuk
mencapai Lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan
masyarakat. Mengingat kondisi dan permasalahan lanjut usia seperti diuraikan di atas,
maka penanganan masalah lanjut usia harus menjadi prioritas, karena
permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. Pelayanan kesehatan
harus diberikan secara maksimal untuk memenuhi hak Lansia dalam meningkatkan
kesejahteraan sosialnya, sehingga dapat memelihara dan meningkatkan kondisi fisik,
mental, dan sosialnya supaya dapat berfungsi secara wajar.4

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Jumlah Lansia di Indonesia berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2015 berjumlah 21.500.193 jiwa atau 8,43% dari total penduduk.
1.2.2. Dengan bertambahnya umur, penyakit tidak menular banyak muncul pada
lanjut usia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, penyakit
terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan
Diabetes Mellitus (DM).
1.2.3. Badan Pusat Statistik (2013) memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia
(60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020,
menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.
1.2.4. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) angka kesakitan
Lansia tahun 2014 sebesar 25,05%.

2
1.2.5. Cakupan upaya kesehatan Lansia di UPTD Puskesmas Batujaya periode
Oktober 2016 sampai dengan September 2017 mencapai 35,71% dimana
target upaya kesehatan usia lanjut adalah sebesar 70%.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program upaya kesehatan usia lanjut
di UPTD Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan
September 2017 menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2. Tujuan Khusus


1.3.2.1.Diketahuinya cakupan penimbangan Lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September
2017.
1.3.2.2.Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium atas indikasi pada
Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016
sampai dengan September 2017.
1.3.2.3.Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada Lansia di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai
dengan September 2017.
1.3.2.4.Diketahuinya cakupan penyuluhan pada Lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September
2017.
1.3.2.5.Diketahuinya frekuensi senam Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September
2017.
1.3.2.6.Diketahuinya frekuensi kegiatan rujukan pada Lansia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan
September 2017.
1.3.2.7.Diketahuinya kegiatan sektor terkait pada Lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September
2017

3
1.3.2.8.Diketahuinya pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan
Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016
sampai dengan September 2017.

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
1.4.1.1.Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama menempuh pendidikan.
1.4.1.2.Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program
Upaya Kesehatan Usia Lanjut melalui strategi Puskesmas Santun Lansia
di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
1.4.1.3.Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan
program Puskesmas khususnya pada Upaya Kesehatan Usia Lanjut dan
merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1.Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2.Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.2.3.Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai
universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas

1.4.3. Bagi Puskesmas


1.4.3.1.Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas
disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.
1.4.3.2.Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
program Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan
program.
1.4.3.3.Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program Puskesmas Santun Lansia
secara optimal.

4
1.4.4. Bagi Masyarakat
1.4.4.1.Meningkatnya derajat kesehatan khususnya para lanjut usia di Puskesmas
Batujaya
1.4.4.2.Memperbaiki program sehingga pelayanannya menjadi lebih baik bagi
masyarakat.
1.4.4.3.Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti
program Puskesmas Santun Lansia.

1.5. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra
Lansia), berusia 60-69 tahun (Lanjut usia), Lansia risiko tinggi yang berusia ≥ 70
tahun atau ≥ 60 tahun dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September 2017.

5
Bab II
Materi dan Metoda

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan
bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Batujaya, Karawang periode Oktober 2016 sampai dengan
September 2017, yang dilaksanakan oleh 10 Posbindu dari 10 desa binaan Puskesmas
Batujaya, yang berisi kegiatan:
1) Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
2) Pemeriksaan laboratorium atas indikasi
3) Pemeriksaan kesehatan berkala
4) Penyuluhan
5) Frekuensi pelaksanaan senam usia lanjut
6) Kegiatan rujukan
7) Jenis kegiatan sektor terkait
8) Pencatatan dan pelaporan

2.2.Metoda
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara membandingkan cakupan program
upaya kesehatan usia lanjut terhadap target yang sudah direncanakan selama periode
Oktober 2016 sampai dengan September 2017 dengan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data dan kesimpulan dengan pendekatan sistem. Data dibandingkan dengan tolok
ukur yang telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga ditemukan
masalah pada program upaya kesehatan usia lanjut. Usulan dan saran diberikan berdasarkan
penyebab dari masing-masing unsur keluaran sebagai pemecahan masalah, dengan
menggunakan pendekatan sistem.

6
BAB III
Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling


dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
 Masukan (input)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan yang diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga, sarana, dana dan
metode.

 Proses (process)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk
mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

 Keluaran (output)
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
sistem.

 Lingkungan (environment)
Dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh
besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik

7
 Umpan balik (feedback)
Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus
sebagai masukan bagi sistem tersebut.

 Dampak (impact)
Akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.2. Tolok Ukur


Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan
balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai
dalam program Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

8
BAB IV
Penyajian Data

4.1. Sumber Data


Sumber data yang digunakan, diambil dari:
 Data Demografi UPTD Puskesmas Batujaya tahun 2016
 Laporan pencatatan Bulanan kegiatan lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas
Batujaya periode Oktober 2016 sampai September 2017.

4.2. Jenis Data


4.2.1. Data Geografis
 Lokasi

Lokasi gedung UPTD Puskesmas Batujaya terletak di Jalan Raya Batujaya,


Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya, Karawang, Jawa Barat, Indonesia

 Wilayah Kerja

Lokasi Puskesmas Kecamatan Batujaya terletak di wilayah Kecamatan


Batujaya. Puskesmas Batujaya dengan sepuluh desa wilayah kerja. Luas
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Batujaya adalah 8.138 Ha.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Batujaya terdiri dari 10 desa, 45 RW,
135 RT dan jumlah penduduk 90.161 jiwa. Dengan batas-batas sebagai
berikut:
 Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pakisjaya
 Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Bekasi
 Sebelah Barat : Wilayah kerja Kabupaten Kecamatan Tirtajaya
 Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jayakerta

Gambar 1. Peta Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang

9
4.2.2. Data Demografi

 Jumlah penduduk secara keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang tahun 2016 adalah
sebesar 90,155 jiwa.
 Jumlah penduduk Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, tahun 2016
berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 49,111 jiwa dan jumlah perempuan
41,044 jiwa.
 Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Batujaya paling banyak adalah tamat Sekolah Dasar (SD)
28.68%.
 Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang,
tahun 2016 adalah petani yaitu berjumlah 27.577 orang (40,18%).

4.2.3. Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Batujaya antara lain :
 Puskesmas Induk : 1 Buah
 Puskesmas Pembantu : 2 Buah
 Polindes : 4 Buah
 BP pratama : 2 Buah
 BP madya/Klinik 24 jam : 5 Buah
 Posyandu : 52 Buah
 Posbindu : 10 Buah
 Praktek Bidan : 23 Buah

4.3. Data Khusus


4.3.1. Masukan

a) Tenaga (Man)

 Pimpinan Puskesmas 
 : 1 orang

 Dokter Umum 
 : 3 orang

 Koordinator Bidan : 1 orang

10
 Bidan Puskesmas : 22 orang
 Bidan Desa : 11 orang

 Petugas Program Lansia 
 : 1 orang

 Kader Lansia yang Aktif 
 : 10 orang

b) Dana (Money)
 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Karawang.
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Batujaya.

c) Sarana (Material)
 Sarana Medis
 Stetoskop
 Dalam gedung : 1 buah
 Luar gedung : 1 buah
 Tensimeter
 Dalam gedung : 1 buah
 Luar gedung : 1 buah
 Timbangan berat badan
 Dalam gedung : 1 buah
 Luar gedung : 1 buah
 Pengukur tinggi badan
 Dalam gedung : 1 buah
 Luar gedung : 1 buah
 Laboratorium (lab sederhana)
 Dalam gedung :1
 Luar gedung :1
 KMS Lansia
 Dalam gedung : Ada
 Luar gedung : Ada

 Sarana Non-Medis

11
 Loket pendaftaran khusus Lansia : Ada

 Balai pengobatan khusus Lansia : Ada 


 Ruang konseling khusus Lansia : Ada 


 Loket obat khusus Lansia :Tidak Ada


 Ruang pelayanan rujukan khusus Lansia : Ada
 Buku pencatatan kegiatan : Ada

 Alat peraga penyuluhan : Ada 


 Spanduk/leaflet/brosur/pamflet : Ada


d) Metode (Method)
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan dengan menggunakan
timbangan jarum yang sudah ditera terlebih dahulu. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan baju tipis dan tanpa alas kaki.
Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan
microtoise yang sudah ditera terlebih dahulu. Pengukuran tinggi
badan dilakukan dengan cara Lansia berdiri tegak tanpa alas kaki dan
kemudian alat ukur ditarik ke bawah sampai menyentuh puncak
kepala. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan dicantumkan ke
dalam KMS Lansia.

 Pemeriksaan laboratorium atas indikasi


Pemeriksaan dilakukan atas indikasi pada Lansia yang datang ke
Puskesmas ataupun Posbindu yang dilakukan di setiap desa.

 Pemeriksaan kesehatan berkala


Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan dengan cara
melakukan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan status mental,
dan mencatat keluhan Lansia pada saat datang ke Puskesmas atau
pada saat hadir di kegiatan Posbindu yang dilakukan 1 bulan sekali
di setiap desa.

12
 Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di dalam gedung Puskesmas ataupun di
luar gedung saat pelaksanaan Posbindu dengan topik yang
berhubungan dengan penyakit-penyakit yang sering diderita oleh
Lansia dan bagaimana cara Lansia memperbaiki kualitas hidup
dalam rangka menghindari penyakit-penyakit tersebut.

 Senam Lansia
Kegiatan olahraga antara lain senam, gerak jalan santai, dan lain

sebagainya untuk meningkatkan kebugaran. 


 Kegiatan sektor terkait


Dalam upaya kesehatan Lansia dilakukan dengan pengajian dan
ceramah agama yang diberikan oleh tokoh-tokoh agama setempat di

luar Puskesmas. 


 Kegiatan Rujukan

Kegiatan rujukan
 Memberikan pelayanan rujukan di

Puskesmas yang dapat dilakukan secara vertikal dari tingkat


pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesifik atau ke sarana tingkat
pelayanan yang mempunyai sarana lebih lengkap.

 Pencatatatan dan pelaporan


Dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP2TP). Pencatatan dilakukan setiap kali selesai kegiatan Posbindu
dan pelaporan dilakukan setiap bulan, dimana laporan tersebut
kemudian disampaikan ke pengelola SP2TP Puskesmas, untuk
dilakukan rekapitulasi dan kemudian hasilnya dilakukan untuk

evaluasi. 


4.3.2. Proses
a) Perencanaan (Planning)
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

13
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas Posbindu atau kader di
masing-masing Posbindu pada pukul 09.00 – 11.00.

 Pemeriksaan laboratorium atas indikasi


Dilakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas setiap hari
kerja pukul 08.00-12.00 atau pemeriksaan gula darah sewaktu di
Posbindu setiap bulan atas indikasi pada pukul 09.00-11.00.

 Pemeriksaan kesehatan berkala


Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah,
status mental, dan pencatatan keluhan Lansia oleh petugas Posbindu
atau kader di masing-masing Posbindu pada pukul 09.00 – 11.00.

 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan
Lansia oleh petugas Posbindu atau kader di masing-masing
Posbindu pada pukul 09.00 – 11.00. Materi penyuluhan yang
disampaikan meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh
Lansia, cara hidup sehat pada Lansia, makanan yang dianjurkan dan
dipantang, dan masalah kesehatan lainnya.

 Senam Lansia
Dilakukan 1 bulan sekali oleh kader Puskesmas yang telah
dibimbing di masing-masing posbindu pada pukul 07.00 – 09.00.

 Kegiatan sektor terkait


Melakukan pendekatan dan kerjasama dengan lintas sektor di
tingkat kecamatan/desa/kelurahan. Diperlukan untuk memberikan
informasi tentang upaya kesehatan usia lanjut yang akan dilakukan
oleh Puskesmas dan menjelaskan peran sektor terkait yang dapat
dilakukan dalam pembinaan kesehatan usia lanjut baik di bidang
jasmani, rohani, dan sosial. Seperti contoh akan direncanakan

14
kegiatan penunjang pembinaan terhadap Lansia yakni dengan
dilakukan pengajian agama 1 kali setiap bulan oleh tokoh
masyarakat di setiap desa, adanya diskusi atau pertemuan ceramah.

 Kegiatan rujukan
Memberikan pelayanan rujukan di Puskesmas yang dapat
dilakukan secara vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat
pelayanan spesifik atau ke sarana tingkat pelayanan yang
mempunyai sarana lebih lengkap.

 Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan Posbindu pukul
11.00-12.00 oleh petugas Posbindu atau kader. Pelaporan dilakukan
akhir bulan oleh petugas program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Batujaya, pukul 08.00 – 12.00.

b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanakan
program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Batujaya, Karawang.

Struktur Organisasi Upaya Kesehatan Usia Lanjut Puskesmas Batujaya 2017

15
16
c) Pelaksanaan (Actuating)
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas Posbindu atau kader di
masing-masing Posbindu pada pukul 09.00 – 11.00.

 Pemeriksaan laboratorium atas indikasi


Dilakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas setiap hari
kerja pukul 08.00-12.00 atau pemeriksaan gula darah sewaktu di
Posbindu setiap bulan atas indikasi pada pukul 09.00-11.00.

 Pemeriksaan kesehatan berkala


Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah dan
pencatatan keluhan Lansia oleh petugas Posbindu atau kader di
masing-masing Posbindu pada pukul 09.00 – 11.00.

 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan
Lansia oleh petugas Posbindu atau kader di masing-masing Posbindu
pada pukul 09.00 – 11.00.

 Senam Lansia
Senam Lansia dilakukan 6x/tahun. Tidak ada data tertulis
dilakukannya kegiatan ini.

 Pelaksanaan kegiatan sektor terkait


Dilakukan pengajian agama rutin 1 kali setiap bulan oleh tokoh
masyarakat di setiap desa.

 Kegiatan rujukan
Kegiatan rujukan selalu diusahakan untuk dilakukan, namun
pasien sering kali menolak untuk dirujuk dengan beberapa alasan
antara lain; masalah biaya, transportasi, pendamping, dan
sebagainya.

17
 Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan Posbindu pukul
11.00- 12.00 oleh petugas Posbindu atau kader. Pelaporan dilakukan
akhir bulan oleh petugas program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di
Puskesmas Batujaya, pukul 08.00 – 12.00.

d) Pengawasan (Monitoring)
 Rapat
Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir bulan. Rapat
dipimpin oleh Kepala Puskesmas Batujaya kemudian koordinator
program melaporkan laporan hasil kegiatan selama sebulan. Hasil
rapat kemudian dilaporkan oleh Kepala Puskesmas Batujaya Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang.

4.3.3. Keluaran
a) Cakupan Pelayanan Kesehatan
o Cakupan penimbangan
Jumlah lansia yang ditimbang : 2.912 orang
Jumlah semua lansia : 8.065 orang

Cakupan penimbangan BB dan TB pada Lansia 36.10%

18
o Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Jumlah lansia yang diperiksa : 1.864 orang
Jumlah semua lansia : 8.065 orang

Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada Lansia adalah 23.11 %

o Cakupan Penyuluhan
Jumlah Lansia yang mendapat penyuluhan : 1.692 orang
Jumlah semua lansia : 8.065 orang

Cakupan penyuluhan pada Lansia adalah 20.97 %

o Cakupan Pemeriksaan Laboratorium atas Indikasi


Jumlah lansia yang melakukan pemeriksaan lab : 118 orang
Jumlah semua lansia : 8.065 orang

Cakupan pemeriksaan laboratorium atas indikasi pada lansia


adalah 1.46 %

b) Frekuensi Senam Lansia : 6 kali/tahun


c) Jenis Kegiatan Lintas Sektoral: Pengajian

19
4.3.4. Lingkungan
 Fisik :
o Lokasi: Mudah dijangkau oleh para Lansia
o Transportasi: Tersedia sarana transportasi, seperti angkutan umum
o Fasilitas kesehatan lain : Tersedia 5 praktik dokter umum, 2 klinik
dan dapat bekerja sama dengan baik

 Non Fisik :
o Pendidikan : Mayoritas penduduk dengan pendidikan SD sebesar
29.10 %
o Sosial ekonomi: Mayoritas bekerja sebagai petani dengan jumlah
27.577 penduduk atau sebesar 40,18%.

4.3.5. Umpan Balik


 Rapat kerja bulanan yang membahas laporan kegiatan setiap
bulannya untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah
dijalankan.

4.3.6. Dampak
o Langsung
 Menurunkan angka kesakitan Lansia : Belum dapat dinilai
o Tidak Langsung
 Meningkatkan angka harapan hidup : Belum dapat dinilai

20
BAB V
Pembahasan

5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran


No Variabel Tolok Pencapaian Masalah
Ukur
1 Cakupan penimbangan 70% 36.10 % (+) 48.42 %
2 Cakupan pemeriksaan kesehatan 70% 23.11% (+) 66.98 %
berkala
3 Cakupan penyuluhan 70% 20.97% (+) 70.04 %

4 Cakupan pemeriksaan 70% 1.46% (+) 97.91 %


laboratorium atas indikasi
5 Senam usia lanjut 8-9 kali 6 kali (+)

21
5.2. Masalah Menurut Variabel Masukan
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Tenaga Ada
Ada, namun masih
(+)
kurang kader yang
terlatih untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan
sehingga diperiksa hanya
oleh petugas Posbindu
dan membuat antrian
panjang, sehingga Lansia
menjadi malas untuk
datang.
2 Sarana
 Sarana medis Ada Ada, namun masih (+)
kurang untuk sarana
medis di luar gedung
untuk melakukan
pemeriksaan dengan
jumlah yang banyak
3 Metode
 Penimbangan Tidak terlaksananya
Berat badan diukur dengan
dan pengukuran pencatatan dalam KMS
menggunakan timbangan jarum
tinggi badan atau dalam buku (+)
dan tinggi badan dengan
pemantauan kesehatan
menggunakan microtoise. Hasil
pribadi Lansia yang
pengukuran dicantumkan ke
berobat untuk
dalam KMS Lansia
pemantauan
kesehatannya baik di luar
gedung atau di dalam
gedung.

 Pemeriksaan Dilakukan atas indikasi pada Tidak ada rujukan dari


laboratorium atas pasien yang berobat atau ada posbindu (+)
indikasi rujukan dari balai pengobatan
umum (Puskesmas) ataupun
Posbindu yang dilakukan di tiap
desa

22
5.3. Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Dibentuknya perencanaan Tidak ada bentuk tertulis dari (+)
tertulis mengenai kegiatan perencenaan mengenai kegiatan
program upaya kesehatan usia program.
lanjut yang dilakukan

Dilakukan pemetaan upaya Tidak dilakukan pemetaan upaya (+)


kesehatan usia lanjut kesehatan usia lanjut

Dilakukan analisa gap upaya Tidak ada analisa gap upaya


(+)
kesehatan usia lanjut kesehatan usia lanjut

2. Pengorganisasian Terdapat pengaturan, Tidak terdapat pembagian tugas (+)


pembagian tugas yang teratur secara teratur dalam melaksanakan
tugasnya (tugas programmer
overlap)

3. Pelaksanaan

Penimbangan dan Dilakukan 1 kali setiap bulan Tidak semua Lansia ditimbang dan
pengukuran tinggi saat kegiatan posbindu di diukur tinggi badannya saat
(+)
badan setiap desa oleh kader/perawat Posbindu/saat berobat ke

dari Puskesmas Puskemas.

Dilakukan 1 kali setiap bulan Kurangnya sarana promosi untuk (+)


Pemeriksaan
kesehatan berkala saat kegiatan posbindu di mengajak Lansia memeriksakan
setiap desa oleh kader/perawat kesehatannya secara berkala.
dari Puskesmas

Pemeriksaan Tidak terdapat rujukan dan tidak (+)


Dilakukan pemeriksaan
Laboratorium atas
laboratorium berkala setiap 3 dilakukan pencatatan pemeriksaan
indikasi
bulan pada Lansia
laboratorium menurut usia

23
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
3. Pelaksanaan (+)
Penyuluhan
Dilakukan kunjungan ke
Tidak ada kegiatan penyuluhan ke
rumah untuk Lansia yang tidak
rumah bagi Lansia yang tidak hadir
datang ke pertemuan

(+)
Senam Lansia Tidak rutin dilakukan senam Lansia
Dilakukan senam Lansia 1
setiap bulannya. Biasanya
bulan sekali di tiap desa oleh
dilakukan tiap 2 bulan.
kader terlatih.

4. Pengawasan Adanya pengawasan dalam Kurang adanya pengawasan dalam (+)


pencatatan dan pelaporan yang pencatatan dan pelaporan sehingga
dapat dipercaya dan sesuai sulit digunakan sebagai masukan
dengan waktu yang ditentukan dalam perencanaan selanjutnya

24
BAB VI
Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi program Upaya Kesehatan Usia


Lanjut di Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai dengan September 2017,
sebagai berikut:

 Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):


a) Cakupan penimbangan sebesar 36.10% dari target 70% (masalah 48.42%)
b) Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala sebesar 23.11% dari target 70%
(masalah 66.98%)
c) Cakupan penyuluhan sebesar 20.97% dari target 70% (masalah 70.04%)
d) Cakupan pemeriksaan laboratorium atas indikasi sebesar 1.46% dari target 70%
(masalah 97.91%)
e) Senam usia lanjut 6 kali per tahun dari target 8-9 kali per tahun
f) Terdapat 1 jenis kegiatan lintas sektoral dari target > 2 jenis

 Masalah menurut unsur lain (penyebab lain):


 Dari Masukan:
o Sarana dan prasarana ada, namun masih kurang untuk sarana dan prasarana
di luar gedung untuk melakukan pemeriksaan dengan jumlah yang banyak
o Tidak ada pencatatan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan ke
dalam KMS Lansia.
o Tidak ada rujukan dari Posbindu untuk pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi.

 Dari Proses:
o Perencanaan
 Tidak ada bentuk tertulis dari perencanaan mengenai kegiatan
program.
 Tidak dilakukan pemetaan upaya kesehatan usia lanjut
 Tidak ada analisa gap upaya kesehatan usia lanjut

25
o Pengorganisasian
 Tidak terdapat pembagian tugas secara teratur dalam melaksanakan
tugasnya (tugas programmer overlap)
o Pelaksanaan
 Kurangnya sarana promosi untuk mengajak Lansia memeriksakan
kesehatannya secara berkala.
 Tidak semua Lansia ditimbang dan diukur tinggi badannya saat
Posbindu/saat berobat ke Puskemas.
 Tidak terdapat rujukan dan tidak dilakukan pencatatan pemeriksaan
laboratorium menurut usia
 Tidak ada kegiatan penyuluhan ke rumah bagi Lansia yang tidak hadir.
 Tidak rutin dilakukannya kegiatan senam Lansia.

 Dari Umpan Balik


o Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program upaya kesehatan
Lansia yang digunakan sebagai masukan kurang lengkap.

26
BAB VII
Prioritas Masalah

 Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):


g) Cakupan penimbangan sebesar 36.10% dari target 70% (masalah 48.42%)
a) Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala sebesar 23.11% dari target 70%
(masalah 66.98%)
b) Cakupan penyuluhan sebesar 20.97% dari target 70% (masalah 70.04%)
c) Cakupan pemeriksaan laboratorium atas indikasi sebesar 1.46% dari target 70%
(masalah 97.91%)
d) Senam usia lanjut 6 kali per tahun dari target 8-9 kali per tahun
e) Terdapat 1 jenis kegiatan lintas sektoral dari target > 2 jenis
 Prioritas Masalah:

Masalah
No. Parameter A B C D E F
1. Besarnya masalah 2 3 4 5 5 4
2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 5 5 4 3 3 3
3. Keuntungan sosial bila masalah selesai 5 5 5 3 2 2
4. Teknologi yang tersedia 4 4 4 4 3 3
5. Sumber daya yang tersedia 5 5 3 4 4 3
Total 21 22 20 19 17 15

o Keterangan derajat masalah:


 Sangat penting :5
 Penting :4
 Cukup penting :3
 Kurang penting :2
 Sangat kurang penting :1

 Yang menjadi prioritas masalah adalah:


o Cakupan penimbangan sebesar 36.10% dari target 70% (masalah 48.42%)
o Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala sebesar 23.11% dari target 70%
(masalah 66.98%)

27
BAB VIII
Penyelesaian Masalah

A. Kurangnya cakupan penimbangan: 36.10%  70%


 Penyebab:
o Masukan:
 Tidak terlaksananya pencatatan dalam KMS atau dalam buku
pemantauan kesehatan pribadi Lansia yang berobat untuk pemantauan
kesehatannya baik di luar gedung atau di dalam gedung.
o Proses:
 Kurangnya sarana promosi untuk mengajak Lansia memeriksakan
kesehatannya secara berkala.

 Penyelesaian masalah:
o Melaksanakan pencatatan hasil pemeriksaan di dalam KMS atau dalam buku
pemantauan kesehatan pribadi Lansia.
o Kader ataupun petugas Lansia lebih aktif untuk menjaring Lansia misalnya
dengan mendatangi ke rumah Lansia yang tidak datang ke Posbindu.
o Pencatatan dan pelaporan program upaya kesehatan Lansia tiap bulan hendaknya
dilengkapi agar berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan
berikutnya, baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

28
B. Kurangnya cakupan pemeriksaan kesehatan berkala: 23,11%  70%

 Penyebab:
 Masukan:
o Kurangnya sarana pemeriksaan kesehatan di luar gedung.
o Kurangnya kader yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
sehingga diperiksa hanya oleh petugas Posbindu dan membuat antrian
panjang, sehingga Lansia menjadi malas untuk datang.
 Proses:
o Kurangnya sosialisasi Posbindu kepada masyarakat menyebabkan
masyarakat kurang peduli untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
 Penyelesaian masalah:
 Melengkapi sarana pemeriksaan kesehatan di luar gedung agar mempermudah
pelaksanaan yang dilakukan di Posbindu.
 Menambah jumlah kader dan memberikan pelatihan rutin bagi para kader
Posbindu yang sudah ada.
 Pada pelaksanaan Posbindu, sebaiknya dilakukan dengan sistem 5 meja yaitu:
o Meja 1 : Pendaftaran (Penanggung jawab: kader yang melakukan
pemetaan)
o Meja 2 : Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
(Penanggung jawab: 1 kader lainnya)
o Meja 3 : Pemeriksaan kesehatan mulai dari pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan status mental, dan pemeriksaan fisik. (Penanggung jawab:
1 kader terlatih atau petugas Puskesmas, atau dokter Puskesmas)
o Meja 4 : Pemeriksaan laboratorium (Penanggung jawab: 1 petugas
laboratorium)
o Meja 5 : Konseling (Penanggung jawab: 1 petugas Puskesmas)
 Melakukan sosialisasi pada masyarakat Lansia tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan.

29
BAB IX
Penutup

9.1. Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program upaya kesehatan usia lanjut yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Batujaya, Kabupaten Karawang periode
Oktober 2016 sampai dengan September 2017 sebagai berikut:
a) Cakupan penimbangan sebesar 36.10% dari target 70% (masalah 48.42%)
b) Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala sebesar 23.11% dari target 70%
(masalah 66.98%)
c) Cakupan penyuluhan sebesar 20.97% dari target 70% (masalah 70.04%)
d) Cakupan pemeriksaan laboratorium atas indikasi sebesar 1.46% dari target 70%
(masalah 97.91%)
e) Senam usia lanjut 6 kali per tahun dari target 8-9 kali per tahun
f) Terdapat 1 jenis kegiatan lintas sektoral dari target > 2 jenis

9.2. Saran
o Lebih meningkatkan pemanfaatan sarana KMS Lansia dalam pelaksanaan
program Lansia.
o Pencatatan dan pelaporan program upaya kesehatan Lansia tiap bulan hendaknya
dilengkapi agar berguna sebagai masukan untuk menjalankan program di bulan
berikutnya.
o Menjalankan fungsi utama Puskesmas sebagai pusat kesehatan strata pertama
dengan menjalankan ciri-ciri Puskesmas Santun Lansia seperti yang telah
diterapkan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui buku pedoman Puskesmas
Santun Lansia.

30
Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik. Statistik penduduk lanjut usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik;
2015.h.3.
2. Pusat Data dan Informasi. Situasi lanjut usia (Lansia) di Indonesia. Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta; 2016.
3. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut
Usia 2004. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan.
4. Jumlah Lansia Indonesia Lima Besar Terbanyak di Dunia. Diunduh dari
http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/peningkatan-jumlah-Lansia-bisa-jadi-beban

negara. 2010. 


5. Kementerian Kesehatan RI. Situasi lanjut usia (Lansia) di Indonesia. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI; 2016.h.1-2. 


31
Lampiran

32
Lampiran I. Variabel dan Tolok Ukur

No Variabel Tolok Ukur

1 Masukan
1.1. Tenaga
 Dokter 1 orang
 Bidan 1 orang
 Perawat 1 orang
 Tokoh masyarakat 1 orang
 Kader 3 orang
1.2. Dana
 APBD dan BOK Ada
1.3. Sarana
a. Sarana medis
 Stetoskop 1 buah
 Tensimeter 1 buah
 Timbangan berat badan 1 buah
 Pengukur tinggi badan 1 buah
 KMS Ada
 Lab sederhana (luar gedung) Ada
b. Sarana Non medis
 Loket khusus Lansia Ada
 Balai pengobatan khusus Lansia Ada
 Ruang konseling khusus Lansia Ada

 Loket obat khusus Lansia Ada

 Ruang pelayanan rujukan khusus Ada

Lansia
c. Metode
 Pemeriksaan berat badan dan tinggi Melalui penimbangan berat badan
badan dan pengukuran tinggi badan dan
dicatat pada grafik Indeks Massa
Tubuh (IMT).

33
 Pemeriksaan kesehatan berkala Diperiksa 1 kali tiap bulan dengan
KMS Lansia

 Penyuluhan Dilakukan di dalam maupun di luar


gedung dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan yang
dihadapi oleh individu dan atau
kelompok Lanjut usia.

 Kegiatan penunjang Lansia Antara lain senam Lansia, gerak


jalan santai, dan lain sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.

 Kegiatan sektor terkait


Kegiatan pengajian (lintas sektoral)
harus lebih dari 2 jenis

 Kegiatan rujukan Pelayanan rujukan ke Puskesmas


jika terdapat kelainan pada hasil
pemeriksaan.

 Pencatatan dan pelaporan Dilakukan setiap selesai kegiatan


posbindu Lansia atau setiap bulan
oleh kader kesehatan yang
diteruskan ke petugas kesehatan
untuk dilakukan rekapitulasi.

2 Proses Dilakukan setiap hari kerja di


2.1. Perencanaan Puskesmas dan di luar gedung
Ada perencanaan tertulis mengenai : dengan melakukan penimbangan
 Pemeriksaan berat badan dan tinggi dan pengukuran tinggi badan kepada
badan para Lansia

34
 Pemeriksaan kesehatan berkala Dilakukan setiap hari kerja oleh
dokter di puskesmas atau petugas
Lansia di luar gedung

 Penyuluhan Dilakukan pada hari kerja oleh


petugas Lansia atau kader di
Puskesmas dan diluar gedung
dengan memberikan informasi
tentang kesehatan Lansia

 Kegiatan penunjang lansia Dilakukan sesuai kebutuhan dan


dilakukan kegiatan tambahan

 Kegiatan sektor terkait Dilakukan sesuai kebutuhan dan


dilakukan kegiatan tambahan

 Kegiatan rujukan Dilakukan setiap hari kerja oleh


dokter maupun petugas Lansia di
puskesmas, berupa sistem rujukan
bagi pasien dengan efek samping
maupun komplikasi yang berat yang
tidak dapat ditangani oleh tenaga
medis di luar dan dalam gedung.

 Pencatatan dan Pelaporan Setiap akhir bulan oleh petugas


Lansia di Puskesmas, berupa
kegiatan pencatatan hasil kegiatan
program di Puskesmas setempat dan
dilaporkan setiap bulan.

35
1.6. Pengorganisasian Terdapat struktur organisasi tertulis
dan pembagian tugas serta
tanggungjawab yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya.
 Penanggung jawab program
 Koordinator upaya kesehatan
Lansia
 Administrasi program
 Pelaksana program: dokter,
perawat, kader.

 Penimbangan berat badan dan


1.7. Pelaksanaan
pengukuran tinggi badan
(pemantauan gizi berkala);
 Pemeriksaan kesehatan
berkala pada Lansia
 Pemeriksaan lab atas indikasi
 Penyuluhan pada Lansia
 Pelaksanaan kegiatan lintas
sektoral
 Sistem pencatatan dan
pelaporan

Adanya pelaporan bulanan, triwulan


1.8. Pengawasan dan tahunan. Adanya rapat evaluasi
bulanan
3 Keluaran
 Cakupan penimbangan 70%
 Cakupan Pemeriksaan Laboratorium 70%
 Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala 70%

 Cakupan penyuluhan 70%

 Kegiatan sektor terkait (jenis) >2

36
 Senam lanjut usia 12 x dalam 1 tahun

4 Lingkungan
4.1. Fisik
 Lokasi Mudah dijangkau
 Transportasi Tersedia sarana transportasi
 Fasilitas kesehatan lain Ada dan menjalin kerjasama yang
baik
4.2 Non fisik
 Pendidikan Tidak menjadi faktor penghambat
 Sosial ekonomi Tidak menjadi faktor penghambat

5 Umpan balik
 Pelaporan yang lengkap dan sesuai Adanya pelaporan setiap bulan
dengan waktu yang ditentukan akan secara lengkap mengenai semua
dapat digunakan sebagai masukan kegiatan Cakupan Pelayanan
dalam gerakan keluarga berencana. Kesehatan Usia Lanjut.

 Rapat kerja yang membahas laporan Ada hasil rapat kerja


kegiatan setiap bulannya untuk
mengevaluasi program yang telah
dijalankan.
6 Dampak
6.1.Langsung Diharapkan penurunan jumlah
 Menurunkan jumlah Lansia Lansia dengan ketergantungan
dengan keterbatasan fisik

 Mewujudkan Lansia yang mandiri Diharapkan dapat mewujudkan


Lansia yang mandiri

6.2. Tidak langsung


Diharapkan dapat meningkatkan
 Meningkatkan angka harapan hidup
Angka harapan hidup

37
Lampiran II
Data Demografis dan Geografis UPTD Puskesmas Batujaya

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Karawang


Sumber: http://www.rudalkarawang.com/p/peta-kabupaten-karawang.html

38
Data Monografi Kecamatan Batujaya

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batujaya
2016
No Nama Desa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Penduduk
RW RT KK L P Jumlah
1. Kota Ampel 6 26 1917 4181 4303 8484
2. Karya Makmur 4 20 1690 3463 3765 7228
3. Telok Bango 5 20 1727 3936 4037 7973
4. Karya Mulya 6 24 2376 5156 5355 10511
5. Telok Ambulu 3 10 3665 3087 2721 5808
6. Karya Bakti 4 15 1735 4078 3928 8006
7. Batu Jaya 6 26 2640 5996 5670 11666
8. Batu Raden 3 12 1177 2871 2739 5610
9. Segaran 5 20 2022 4473 4483 8956
10. Segar Jaya 3 14 1617 3104 3480 6584
Jumlah 45 187 20566 40345 40481 80826
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Batujaya 2016

Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas Batujaya Tahun
2016
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. SD/MI 21.665 28.68
2. SMP/MTS 16.564 21.93
3. SMA/MA 12.748 16.88
4. Sekolah Menengah Kejuruan 6.083 8.05
5. Diploma I/II 2,087 2.76
6. Akademi/Diploma III 1.533 2.03
7. Universitas/Diploma IV 1.244 1.65
8. S2/S3 (Master/Doktor) 218 0.29
9. Belum tamat SD 6.694 8.86
10. Tidak sekolah 6.696 8.87
Jumlah 68.836 100
Sumber: Profil Puskesmas Batujaya Tahun 2016

39
Tabel 2.3 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kepala Keluarga di
Kecamatan Batujaya Tahun 2016
Mata Pencaharian/Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Buruh tani 27577 40,18
Petani 10844 15,80
Pedagang 6781 9,88
Wiraswasta 5559 8,10
PNS (Bidan, perawat, guru) 5319 7,75
Buruh perusahaan 4351 6,34
Buruh bangunan 3727 5,43
Karyawan 3596 5,24
Pengrajin 769 1,12
TNI 69 0,10
POLRI 41 0,06
Total 68635 100
Sumber: Profil UPTD Puskesmas Batujaya Tahun 2016

Tabel 2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Batujaya Tahun 2016.
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas UPTD 1
2 Puskesmas Pembantu 2
3 Pondok Bersalin Desa 4
4 Klinik Swasta 2
5 Pos Kesehatan Desa 6
6 Rumah Bersalin 1
7 Praktek Dokter Swasta 5
8 Praktek Bidan Swasta 23
9 Posyandu 52
10 Posbindu 10
Total 106
Sumber: Profil UPTD Puskesmas Batujaya Tahun 2016

40
Lampiran III
Laporan Bulanan Puskesmas Batujaya Periode Oktober 2016 sampai dengan
September 2017

Tabel 3.1. Jumlah kunjungan Lansia di Posbindu wilayah kerja puskesmas Batujaya
periode Oktober 2016 sampai dengan September 2017
Bulan Pra lansia Lansia Lansia resiko Total
Oktober 2016 268 458 357 851
November 2016 179 293 186 658
Desember 2016 89 173 171 433
Januari 2017 218 372 120 710
Februari 2017 92 165 73 330
Maret 2017 89 147 81 317
April 2017 120 73 40 233
Mei 2017 36 87 35 158
Juni 2017 79 156 61 296
Juli 2017 51 84 31 166
Agustus 2017 82 103 45 230
September 2017 60 108 27 195
Total 1363 2219 1227 4577
Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia Lanjut UPTD
Puskesmas Batujaya periode Oktober 2016 sampai September 2017

41
Tabel 3.2. Jumlah frekuensi senam Lansia dan kegiatan lintas sektoral di wilayah kerja
UPTD puskesmas Batujaya Oktober 2016 sampai September 2017
Bulan Senam Lansia Lintas Sektoral

Oktober 2016 1 1
November 2016 0 1
Desember 2016 1 1
Januari 2017 0 1
Februari 2017 1 1
Maret 2017 0 1
April 2017 1 1
Mei 2017 1 1
Juni 2017 0 1
Juli 2017 1 1
Agustus 2017 0 1
September 2017 0 1
Total 6 12
Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia Lanjut
UPTD Puskesmas Batujaya

42
Tabel 3.3. Jumlah cakupan penimbangan, cakupan pemeriksaan kesehatan, cakupan
penyuluhan dan cakupan pemeriksaan lab di Posbindu wilayah kerja UPTD Puskesmas
Batujaya periode Oktober 2016 sampai September 2017
Cakupan Cakupan Cakupan Cakupan
Bulan
penimbangan pemeriksaan penyuluhan pemeriksaan lab

Oktober 2016 570 222 267 8


November 2016 356 296 399 10
Desember 2016 265 283 302 13
Januari 2017 394 344 276 7
Februari 2017 238 132 83 6
Maret 2017 228 105 94 8
April 2017 113 84 64 6
Mei 2017 133 82 53 9
Juni 2017 217 64 61 14
Juli 2017 115 67 28 14
Agustus 2017 148 82 29 13
September 2017 135 103 36 10
Total 2912 1864 1692 118
Sumber : Data Pencatatan Bulanan Hasil Kegiatan Kesehatan Kelompok Usia Lanjut UPTD
Puskesmas Batujaya

43

Anda mungkin juga menyukai