Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Hormon Reproduksi

Latar belakang
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya telah mampu
menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron
berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya
suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang,
kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang
wanita.
Ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu
estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tandatanda kelamin sekunder
pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya
payudara dan pinggul membesar.

Rumusan masalah
Mahasiswi 19 tahun haid tidak teratur selama 6 bulan terakhir.
Kadang-kadang dalam 1 bulan, ia tidak mendapat haid, tetapi berikutnya bisa 2 kali
mandapat haid.

hipotesis
Mahasiswa 19 tahun haid tidak teratur selama 6 bulan terakhir, disebabkan karena
perkembangan pubertas dan gangguan hormon genitalia.

Pembahasan
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma.
Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium
disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium.
Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi
mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah


adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus
( n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari
ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi
empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.

Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum
akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).
Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga
dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah
menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya
berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.1

Vagina merupakan bumbung buntu bagian sebelah cranial dan pada bagian caudalis
muara pada intoritus vagina. Panjang vulva sampai cervix kira-kira 8 cm. Jalan vagina adalah
vertical dari craniodorsal ke arah ventrocaudal dan dinding depan vagina bagian cranial
ditembus oleh cervix uteri. Separuh bagian cranial vagina terletak didasar panggul, sedang
sisanya terletak dalam perineum. Pada dinding depan vagina, cervix uteri menonjol ke dalam
vagina sehingga dibelakang portio vaginalis cervicis ini terdapat lekukan yang disebut
fornix posterior, lekukan di sebelah depan disebut fornix anterior. Fornix posterior lebih
dalam dari fornix anterior, karena fornix posterior langsung berhubungan dengan peritonium
yang melapisi excavatio rectouterina. Tunika mukosa vagina berlipat-lipat dan dibedakan
menjadi transversa atau rugae vaginalis dan lipatan longitudinal atau columna rugarum
anterior dan posterior. Pada sekitar orificium vagina terdapat selaput tupis berbentuk bulan
sabit yang disebut hymen. Setelah coitus pertama kali hyme akan robek dibagian posterior.
Setelah partus, hymen akan tercabik-cabik, dan sisanya disebut caruncula hymenalis. Pada
dinding muka bagian distalis terdapat tonjo0lan panjang disebabkan adanya urethra didepan
vagina = carina urethralis. Dinding depan atas vagina berbatasan dengan fundus vesica
urinaria vesica uterina dengan perantara septum vesico vaginale. Jika tidak kuat, maka
dinding vesica urinaria menonjol kedalam vagina disebut vesicolcele. Dinding depan bagian
bawah juga berbatasan dengan urethra yang penghubungnya lebih erat, sehingga susah
memisahkan vagina dari urethra. Dinding belakang vagina bagian proximal berbatasan
dengan excavatio recto uterina. Dinding beolakang vagina bagian distal berbatasan dengan
flexura perinealis recti, dimana antara vagina dan rectum menonjol ke dalam lumen vagina,
yang disebut rectocele. Vagina difiksasi pada bagian proximal adalah levator ani, ligamentum
tranversum cervicis, ligamentum pubocervicale, ligamentum sacrocervicale, bagian tengah
adalah diphragma urogenitale, dan bagian distal adalah perineal body (centrum tendineum
perinei). Vagina dipendarahi oleh arteri vaginalis, ramus vaginalis arteri uterina, ramus
vaginalis arteri vesicalis superior dan ramus vaginalis arteri pudenda interna. Aliran getah
bening dari vagina bermuara dari 1/3 proximal oleh nnll. Iliaca externa dan interna, 1/3
tengah vagina oleh nnll. Iliaca interna, dan 1/3 distal vagina oleh nnll. Inquinalis superficialis.
Persarafan vagina oleh anyaman saraf plexus hypogastricus inferior.2
Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon
gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH
merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit
primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel
menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama
pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium.
Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks
untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi
umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.
Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat
terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya
ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder
karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi
estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen
dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina
dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga
estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila
terjadi pembuahan atau kehamilan.1

Sistem hormon wanita


Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila
sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang
rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini,
hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-
ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

Fungsi reproduksi pada wanita diatur oleh interaksi berbagai hormon dari
hipotalamus, hipofisis anterior, dan ovarium. Beberapa hormon ditemukan baik pada pria
maupun wanita.

Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) adalah faktor pembebasan dari hipotalamus


yang merangsang sekresi follicle-stimulating hormon (FSH) dan luteinizing hormone
(LH) dari hipofisis anterior. Pelepasan GnRH dihambat oleh estrogen dan
progesteron.
LH disekresikan oleh sel basofilik kelenjar hipofisis anterior dan merangsang
perkembangan korpus luteum di ovarium.
FSH disekresikan dari sel basofilik kelenjar hipofisis anterior sebagai respon terhadap
GnRH dan merangsang perkembangan folikel di ovarium.
Estrogen dan progesteron adalah hormon steroid yang disekresikan oleh folikel dan
korpus luteum ovarium.
Periode 28 hari pada siklus seksual wanita ditentukan oleh waktu yang diperlukan
untuk membentuk folikel dan korpus luteum stelah haid dan efek umpan-balik hormon-
hormon yang disekresikan keduanya pada hipotalamus.
Siklus ovarium bulanan pada setiap siklus bulanan, satu ovum matang dibebaskan
dari ovarium dan endometrium uterus dipersiapkan untuk implantasi ovum setelah dibuahi
pada waktu yang tepat dan semua hormon pada sistem reproduksi wanita harus berinteraksi.3

Ovarium memiliki bentuk oval dengan ukuran 4x2 cm. Ovarium dapat dibedakan
bagian luar korteks dan bagian dalam medula yang menyatukan jaringan ikat vaskular
mesovarium di hilus.4 Ovarium melekat pada bagian ligamentum latum uteri. Penggantung
ovarium pada dinding belakang panggul adalah mesovarium. Ovarium terletak dalam fossa
ovarii waldeyer pada dinding lateral pelvis yang dibatasi oleh cranial a.v. iliaca externa, distal
a. Uterina, dorsal a.v. iliaca interna dan nervus obturatorius, dan ventral perlekatan
ligamentum latum. Bagian-bagian ovarium dari sisi permukaan ada facies medialis itu adalah
bagian ovum yang menghadap cavum douglasi dan facies lateralis adalah bagian yang
menghadap panggul. Bagian tepi ada margo liber adalah bagian belakang ovarium dan margo
mesovarium adalah ovarium yang berhadapan dengan ligamentum latum. Bagian ujung ada
extremitas tubaria adalah bagian ovum yang berdekatan dengan tuba uterine dan extremitas
uterina adalah bagian yang berdekatan dengan uterus. Ovarium dipendarahi oleh arteri
ovarica yang dipercabangkan oleh aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1. Aliran balik
pembuluh darah dialirkan ke vena ovaricadextra kemudian dialirkan ke dalam vena cava
inferior dan vena ivarica sinistra kemudian dialirkan ke dalam vena renalis sinistra. Getah
bening dari ovarium mengikuti arteri vena ovarica menuju nnll. Para aorta setinggi vertebra
lumbal 1. Ovarium dipersarafi oleh plexus aorticus yang terletak di sekitar arteri ovarica.
Jaringan ikat pada ovarium adalah ligamentum ovarii propium dan ligamentum suspensorium
ovarii.
Tuba uterina dimulai dari fundus uteri sampai fibriae. Muara tuba uterina pada
corpus uteri disebut ostium internum tuba uterina. Tuba uterina dapat dibedakan menjadi
bagian tuba yang paling sempit adalah isthmus tuba uterina, bagian tuba yang paling lebar
dan merupakan tempat terjadinya proses fertilisasi adalah ampula tuba uterina, bagian yang
berbentuk corong dab mempunyai fibriae adalah infundibulum, dan bagian tuba yang terdapat
dalam dinding uterus adalah pars intertitial. Tuba falopii terdiri atas lapisan mukosa, lapisan
otot, dan lapisan serosa.4 Tuba uterina dipendarahi oleh arteri uterina (cabang arteri iliaca
interna) dan arteri ovarica (cabang aortaa abdominalis). Aliran pembuluh balik mengikuti
aliran pembuluh nadinya. Fungsi dari tuba uterina sebagai jalannya sperma untuk mencapai
ovum.2

Perubahan fisik
Siklus haid teratur tidak terjadi pada remaja atau wanita usia lanjut, tetapi karena
sebab berbeda. Sistem reproduksi wanita yang belum aktif sampai pubertas. Sisterm
reproduksi wanita tetap inaktif dari lahir sampai pubertas, yang terjadi pada sekitar 12 tahun
ketika aktifitas GnRH hipotalamus meningkat untuk pertama kali.
GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon gonadotropik hipofisis
anterior, yang selanjutnya merangsangaktifitas ovarium. Sekresi estrogen oleh ovarium yang
aktif memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan
karakteristik seks sekunder wanita. Efek nyata setrogen yang mendorong penimbunan lemak
di lokasi-lokasi strategik, misalnya payudara, bokong, dan paha, menghasil figus khas
disebabkan terutama oleh pengendapan lemak di jaringan payudara, bukan karena
pembentukan fungsional kelenjar payudara. Peningkatan estrogen masa pubertas juga
menyebabkan penutupan lempeng epifisis, menghentikan pertambahan tinggi lebih lanjut.
Tiga perubahan pubertas lain pada wanita-pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan
pertumbuhan masa pubertas, dan timbulnya libido berkaitan dengan lonjakan sekresi
androgen adrenal saat pubertas, bukan dengan estrogen.5

Kesimpulan
Mahasiswa 19 tahun haid tidak teratur selama 6 bulan terakhir, kadang-kadang
dalam 1 bulan, ia tidak mendapat haid, tetapi berikutnya bisa 2 kali mandapat haid
disebabkan karena perkembangan pubertas dan gangguan hormon genitalia. Karena periode
28 hari pada siklus seksual wanita ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk membentuk
folikel dan korpus luteum stelah haid dan efek umpan-balik hormon-hormon yang
disekresikan keduanya pada hipotalamus.

Daftar pustaka
1. Ward Jeremy OT. At a glance fisiologi. Jakarta: penerbit airlangga; 2007.h.50-60
2. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: grasindo. 2007
3. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.h.597-9.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007.
h. 335-44
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Buku kedokteran EGC
edisi 6; 2009.h.497-520.

Anda mungkin juga menyukai