Pengadilan
anam
Visum et Repertum
Pemeriks
Pemeriksa
Surat per
Dalam kasus ini, ayah korban membawa anak perempuannya ke dokter karena takut
apabila terjadi sesuatu pada putrinya. Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang
anak telah disetubuhi laki-laki tersebut dan akan merasa senang apabila dokter dapat
menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal dan hukum kasus putrinya. Seperti telah
diatur oleh undang-undang mengenai Hak dan Kewajiban Melapor:
Pasal 108 KUHAP
(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada
penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.
(2) Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana
terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik
wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik
(3) Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang
kejadian peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan itu kepada
penyelidik atau penyidik
(4) Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor
atau pengadu
(5) Laporan pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik
2
(6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyidik atau penyelidik harus memberiksan
surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan
Dari pasal 108 KUHP sudah jelas bahwa seorang wajib melaporkan bila terjadi suatu
tindakan pidanan, termasuk dalam kasus ini.1-5
Bila setelah melaporkan dokter diminta untuk membantu proses peradilan maka seorang
dokter wajib untuk meberikan bantuan dalam proses peradilan karena telah teratur dalam
undang-undang seperti dibawah ini:
1. Kewajiban dokter membantu peradilan
PASAL 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas ntuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya.1
2. Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya
Pasal 138 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya ada alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. 1-5
Pasal 184 KHAP
(1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diktahui tidak perlu dibuktikan1-5
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Penjelasan pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau
penuntut yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah
di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.1
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah:1
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian
atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, diseai dengan alasan yang
jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata lakasana yang menjadi
tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliaannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain
3. Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter
Pasal 216 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
sembilan ribu rupah.
(2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undangundang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan
umum.
(3) Jika pada waktu melakukan kejahaan belum lewat dua tahun adanya pemidanaan yang
menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah
sepertiganya.1
Pasal 222 KUHP
Barangsiapa
dengan
sengaja
mencegah,
menghalang-halangi
atau
menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.1
Pasal 224 KUHP
Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi, ahli atau juru bahasa,
dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus
melakukannya:1-5
1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan
2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan
Aspek Hukum
Pasal 286 KUHP
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal diketahui bahwa
wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan tahun.1
Pasal 287 KUHP
(1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, pada hal diketahui
atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau
umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin, diancam dengan pidanan penjara
paling lama sembilan tahun
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umurnya wanita belum sampai
dua belas tahun atau jika ada salah suatu hal tersebut pasal 291 dan pasal 294.1
(3) Barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya
bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umumya tidak jelas yang
bersangkutan atau kutan belum waktunya untuk dikawin, untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan
orang lain.
Pasal 81 Undang-undang perlindungan anak tahun 2002
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang
yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk
anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.1
Pasal 82 Undang-undang perlindungan anak tahun 2002
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah).1
Pemeriksaan Medis
Informed Consent
Pada pelaksanaan pemeriksaan kasus ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan kepada ayah
korban dan atau korban sendiri atas tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan pada korban.
Sebelumnya yang perlu diingat adalah menanyakan kepada ayah korban apa maksud dari tujuan
pemeriksaan yang ingin dilakukan. Selain itu penting untuk meminta ijin tertulis dari korban
sendiri, atau jika korban adalah seorang anak, dapat diminta dari orangtua atau walinya.6
Anamnesis
Anamnesis umum
1.
2.
3.
4.
Identitas pasien seperti nama, umur, tanggal lahir dan tempat lahir, status perkawinan, dll
Siklus haid
Penyakit lain terutama penyakit kandungan dan penyakit kelamin
Riwayat persetubuhan meliputi pernah bersetubuh atau tidak, persetubuhan yang terakhir
dan apakah menggunakan kondom.
Anamnesis khusus
1. Waktu kejadian : tanggal dan jam apabila selang waktu kejadian and waktu pelaporan
2.
3.
4.
5.
beberapa hari/minggu, dapat diperkirakan bahwa peristiwa itu bukan peristiwa perkosaan.
Ditanyakan tempat kejadian : sebagai petunjuk pencarian trace evidence.
Ditanyakan apakah korban melawan.
Ditanyakan apakah korban pingsan
Ditanyakan apakah terjadi penetrasi dan ejakulasi, apakah setelah kejadian korban
mencuci, mandi dan mengganti pakaian.
Pemeriksaan pakaian
Pakaian diteliti helai demi helai, apakah terdapat robekan lama atau baru sepanjang
jahitan atau melintang pada pakaian, kancing terputus akibat tarikan, bercak darah, air
mani, lumpur dan sebagainya yang berasal dari tempat kejadian. Catat apakah pakaian
dalam keadaan rapi atau tidak, benda-benda yang melekat dan pakaian yang mengandung
2.
3.
dara menjepit ujung jari, beri tanda pada sarung tangan dan lingkaran pada titik itu
diukur. Ukuran pada serang perawan kira-kira 2.5 cm. Lingkaran yang memungkinkan
persetubuhan dapat terjadi menurut Voight adalah minimal 9 cm.
Harus diingat bahwa pada persetubuhan tidak selalu disertai dengan deflorasi. Pada
ruptur lama, robekan menjalar sampai ke insertio disertai adanya parut pada jaringan di
bawahnya. Ruptur yang tidak sampai ke insertio, bila sudah sembuh tidak dapat dikenal
lagi.
Periksa pula apakah frenulum labiorum pudendi dan commisura labiorum posterior utuh
atau tidak. Periksa vagina dan serviks dengan spekulum, bila keadaan alat genital
mengijinkan. Adakah tanda penyakit kelamin.6
Pemeriksaan rambut kemaluan
Pada daerah genitalia juga diperiksa ada/tidaknya rambut kemaluan yang saling melekat
menjadi satu karena air mani yang mengering, gunting untuk pemeriksaan laboratorium.
Selain itu juga dapat dilakukan penyisiran rambut kemaluan dan kemudian
mengumpulkan rambut kemaluan yang terlepas, untuk diperiksa lebih lanjut di
laboratorium,apakah benar milik korban atau kemungkinan milik pelaku.6,7
Bite Mark
Jejas-gigit atau bite mark merupakan luka lecet tekan atau hematoma berbentuk garis
lengkung terputus-putus. Pada luka tersebut dilakukan pengukuran, pemotretan berskala
dan swab air liur (untuk penentuan golongan darah pelaku). Cetakan gigi tersangka perlu
dibuat untuk digunakan pada perbandingan. Pada korban hidup, luka gigitan umumnya
masih baik bentuk dan ukurannya sampai 3 jam pascatrauma, setelah itu dapat berubah
tanda hisap (unik untuk manusia) dan tanda dari gigi seri depan, gigi taring dan premolar
tapi bukan geraham.
Kedua, peneliti harus menentukan apakah bekas gigitan konsisten dengan waktu
kejahatan. Misalnya, gigitan menandai yang mulai sembuh tidak konsisten dengan
kejahatan yang terjadi hanya beberapa jam sebelum pemeriksaan. Luka ini mungkin tidak
terkait dengan kejahatan dalam penyelidikan. Akhirnya, penyelidik harus menentukan
apakah tanda gigitan adalah kualitas yang akan berguna untuk tujuan perbandinganJika
ditentukan bahwa tanda adalah manusia berasal dan terkait dengan kejahatan maka
pengolahan tanda datang dimulai. Pada titik ini gigi model kerja dapat dibuat. Gips dapat
dibuat dari luka-luka dan / atau gigi tersangka.10,11
3. Pemeriksaan Anal
Pada pemeriksaan anal, diperhatikan apakah terdapat tanda-tanda kekerasan seperti
sodomi. Pada korban yang mengalami kekerasan berupa sodomi akan tampak anus yang
berbentuk corong.6
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Swab Vagina, Oral, dan Anal
Vaginal dan cervic swab merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan bukti telah
terjadinya persetubuhan yang masih baru.Akan tetapi, terkadang pada beberapa kasus
sperma bisa tidak diketemukan, misalnya pada orang yang sudah vasektomi atau cairan
maninya sendiri tidak mengandung sperma.
Oral atau anal swab pada bagian rectum rectum/bukal/palatum dengan lidi yang dililiti
kapas lalu diolesi ke kaca objek untuk diperiksa apakah sperma +/-.6
2. Pemeriksaan Cairan Mani
Untuk membuktikan terjadinya ejakulasi pada persetubuhan dari ditemukan cairan mani
dalam sekret vagina, perlu dideteksi adanya zat-zat yang banyak terdapat dalam cairan
mani, yaitu dengan pemeriksaan laboratorium6:
a. Reaksi Fosfatase Asam
Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kertas saring yang terlebih dahulu dibasahi
dengan aquades selama beberapa menit. Kemudian kertas saring diangkat dan
disemprotkan / diteteskan dengan reagen. Ditentukan waktu reaksi dari saat
penyemprotan sampai timbul warna ungu, karena intensitas warna maksimal tercapai
secara berangsur-angsur.
11
Bercak yang tidak mengandung enzim fosfatase memberikan warna serentak dengan
intensitas tetap, sedangkan bercak yang mengandung enzim tersebut memberikan
intensitas warna secara berangsur-angsur. Waktu reaksi 30 detik merupakan indikasi
kuat adanya cairan mani. Bila 30 65 detik, masih perlu dikuatkan dengan
pemeriksaan elektroforesis. Waktu reaksi > 65 detik, belum dapat menyatakan
sepenuhnya tidak terdapat cairan mani karena pernah ditemukan waktu reaksi > 65
detik tetapi spermatozoa positif. Enzim fosfatase asam yang terdapat di dalam vagina
memberikan waktu reaksi rata-rata 90 100 detik. Kehamilan, adanya bakteri-bakteri
dan jamur, dapat mempercepat waktu reaksi.
b. Reaksi Florence
Cairan vaginal ditetesi larutan reagen, kemudian lihat dibawah mikroskop.
Bila terdapat mani, tampak kristal kolin periodida coklat berbentuk jarum dengan
ujung sering terbelah. Test ini tidak khas untuk cairan mani karena bahan yang
berasal dari tumbuhan atau binatang akan memperlihatkan kristal yang serupa tetapi
hasil postif pada test ini dapat menentukan kemungkinan terdapat cairan mani dan
hasil negative menentukan kemungkinan lain selain cairan mani.
c. Reaksi Berberio
Bercak diekstraksi dengan sedikit akuades. Ekstrak diletakkan pada kaca objek,
biarkan mengering, tutup dengan kaca penutup. Reagen dialirkan dengan pipet
dibawah kaca penutup.
Hasil positif bila, didapatkan kristal spermin pikrat kekuningan berbentuk jarum
dengan ujung tumpul. Kadang-kadang terdapat garis refraksi yang terletak
longitudinal. Kristal mungkin pula berbentuk ovoid.
3. Pemeriksaan Keroksan Kuku
Sample pemeriksaan diambil dari jaringan epidermis dan darah (bila ada) dari bawah
kuku korban. Terkadang bisa ditemukan adanya epitel jaringan kulit di bawah kuku si
korban atau bercak darah untuk mekanisme pertahanan7
4. Pemeriksaan Air Liur pada Bite Mark
Swab air liur dari jejas-gigitan harus dilakukan bila memungkinkan. Jelas, keadaan
tertentu dapat menghalangi pengumpulan bukti ini Jika bekas-gigitan atau bite mark
tersebut sudah dicuci sebelum dilakukan swab, prosedur ini tidak akan mungkin.
Pengambilan sample tidak boleh merusak pola maupun bentuk bite mark. Swab
dilakukan dengan menggunakan aplikator ujung kapas untuk mengumpulkan bukti ini.
12
Swab untuk control juga perlu dilakukan dan diambil dari bagian tubuh lain dari korban
untuk membandingkan.6,9
5. Pemeriksaan Trace Evidence
Pada pakaian yang dipakai ketika terjadi persetubuhan harus diperiksa. Bila fasilitas
untuk pemeriksaan tidak ada, kirim ke laboratorium forensik di kepolian atau bagian ilmu
kedokteran Forensik, dibungkus, segel serta membuat berita acara pembungkusan dan
penyegelan.6
Pada bahan sutera/nilon, batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada
sekitarnya.
Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna atau bertepi kelabu yang
berangsur-angsur menguning sampai coklat dalam waktu 1 bulan
kesakitan secara fisik, rasa bersalah, takut, cemas, malu, marah, dan tidak berdaya. Stres
jangka panjang merupakan gejala psikologis tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu
trauma yang menyebabkan korban memiliki rasa percaya diri, konsep diri yang negatif,
menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatik seperti jantung berdebar dan
keringat berlebihan.
Di saat seperti ini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membangun kembali mental
anak yang terpuruk. Jika anak tidak menginginkan aktivitas seksual tersebut, maka
perilaku anak dapat berubah total, misalnya menjadi lebih pendiam, sering melamun,
takut untuk bertemu dengan orang dewasa, dan sering bermimpi buruk pada malam hari.
Orang tua harus membujuk sang anak, dan dapat mengatakan bahwa tekanan yang
diberikan oleh pelaku bukanlah sebuah hal yang buruk, sehingga anak mau menceritakan
masalahnya. Hal yang terbaik untuk menghindarkan anak dari pelaku kejahatan susila
adalah dengan memberikan nasihat yang pas dan mudah dimengerti oleh anak tersebut
sesuai dengan usianya. Untuk anak seperti pada kasus diatas, karena usianya membuat
sang anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi, orang tua tidak perlu menutupi apa itu
hubungan seksual, dan sudah dapat memberitahu akibat dari perkosaan, penyakit akibat
hubungan kelamin, dan kehamilan yang tidak diinginkan karena mencoba-coba
melakukan hubungan seksual dengan pasangan.12
2. Dampak Sosial
Korban perkosaan berpotensi untuk mengalami trauma yang cukup parah karena
peristiwa perkosaan tersebut merupakan suatu hal yang membuat shock bagi korban.
Goncangan kejiwaan dapat dialami pada saat perkosaan maupun sesudahnya. Goncangan
kejiwaan dapat disertai dengan reaksi-reaksi fisik. Korban perkosaan dapat menjadi
murung, menangis, mengucilkan diri, menyesali diri, merasa takut, dan sebagainya.
Trauma yang dialami oleh korban perkosaan ini tidak sama antara satu korban dengan
korban yang lain.
Hal tersebut disebabkan oleh bermacam-macam hal seperti pengalaman hidup mereka,
tingkat religiusitas yang berbeda, perlakuan saat perkosaan, situasi saat perkosaan,
maupun hubungan antara pelaku dengan korban.
Situasi dalam masyarakat seringkali dapat memperburuk trauma yang dialami oleh
korban. Hal tersebut terjadi banyak pada korban perkosaan dibawah umur. Terjadi stigma
bahwa anak tersebut sudah menjadi hina sehingga orang-orang disekitarnya menjauhi
dia terutama teman-temannya. Media massa juga memiliki pengaruh terhadap keadaan
15
yang dirasakan oleh korban. Pada kasus-kasus perkosaan, media massa memiliki peranan
dalam membentuk opini masyarakat tentang korban perkosaan.12
Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
1. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
Melakukan sosialisasi Perundangan, mengumpulkan data dan informasi, menerima
pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Memberikan laporan, saran, masukan dan
pertimbangan kepada presiden dalam rangka perlindungan anak.
2. KOMNAS ( Komisi Nasional Perlindungan Anak)
Prinsip organisasi ini yaitu memiliki prinsip sebagai organisasi yang independen dan
memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publik serta mengedepankan peluang dan
kesempatan pada anak dan partisipasi anak serta menghargai dan memihak pada prinsip
dasar anak. Menjamin hak anak untuk menyatakan pendapatnya secara bebas dalam
semua hal yang menyangkut dirinya dan pandangan anak selalu dipertimbangkan sesuai
kematangan anak. Secara khusus akan mengupayakan dan membela hak untuk
berpartisipasi dan didengar pendapatnya dalam setiap kegiatan, proses peradilan dan
administrasi yang mempengaruhi hidup anak.13
Peran Komisi Nasional Perlindungan Anak:
a. Pemantauan dan pengembangan perlindungan anak.
b. Advokasi dan pendampingan pelaksanaan hak-hak anak.
c. Kajian strategis terhadap berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik
anak.
d. Kordinasi antar lembaga, baik tingkat regional, nasional maupun internasional.
Fungsi Komisi Nasional Perlindungan Anak:
a. Melakukan pengumpulan data, informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hakhak anak di Indonesia.
b. Melakukan kajian hukum dan kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak
pada kepentingan terbaik anak.
c. Memberikan penilaian dan
pendapat
kepada
pemerintah
dalam
rangka
16
18
19