Anda di halaman 1dari 19

keluhan ini biasanya orang tua datang membawa anaknya ke dokter.

Jika ditemukan hasil


positif bahwa anak tersebut telah disetubuhi, maka semua prosedur-prosedur medis dan hukum
kembali lagi kepada orang tua korban, apakah mereka menyetujui untuk ditindaklanjuti ke jalur
hukum atau tidak (delik aduan).
Kasus:
Anda bekerja sebagai dokter di IGD sebuah rumah sakit. Pada suatu sore hari datang
seorang laki-laki berusia 45 tahun membawa anak perempuannya yang berusia 14 tahun
menyatakan bahwa anaknya tersebut baru saja pulang dibawa lari oleh teman laki-laki
yang berusia 18 tahun selama 3 hari keluar kota. Sang ayah takut apabila telah terjadi
sesuatu pada diri putrinya, Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang anak
telah disetubuhi laki-laki tersebut dan akan merasa senang apabila anda dapat
menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal dan hukum kasus anaknya.
Prosedur Medikolegal
Prosedur medikolegal merupakan suatu prosedur yang dapat dilakukan untuk menangani
kasus medik yang berhubungan dengan upaya penegakan hukum / peradilan. 1 Secara umum
proses medikolegal dapat digambarkan melalui diagram berikut ini:

Pengadilan

anam
Visum et Repertum

Pemeriks

Pemeriksa

Kesimpulan: korban persetubuhan / pencabulan

Surat per

Dalam kasus ini, ayah korban membawa anak perempuannya ke dokter karena takut
apabila terjadi sesuatu pada putrinya. Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang
anak telah disetubuhi laki-laki tersebut dan akan merasa senang apabila dokter dapat
menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal dan hukum kasus putrinya. Seperti telah
diatur oleh undang-undang mengenai Hak dan Kewajiban Melapor:
Pasal 108 KUHAP
(1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada
penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis.
(2) Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana
terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik
wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik
(3) Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang
kejadian peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan itu kepada
penyelidik atau penyidik
(4) Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor
atau pengadu
(5) Laporan pengaduan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditandatangani oleh pelapor atau pengadu dan penyidik
2

(6) Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyidik atau penyelidik harus memberiksan
surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan
Dari pasal 108 KUHP sudah jelas bahwa seorang wajib melaporkan bila terjadi suatu
tindakan pidanan, termasuk dalam kasus ini.1-5
Bila setelah melaporkan dokter diminta untuk membantu proses peradilan maka seorang
dokter wajib untuk meberikan bantuan dalam proses peradilan karena telah teratur dalam
undang-undang seperti dibawah ini:
1. Kewajiban dokter membantu peradilan
PASAL 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas ntuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Penjelasan Pasal 133 KUHAP


(2) keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli,
sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut
keterangan.1
Keputusan Menkeh No. M.01PW.07-43 1982 tentang pedoman pelaksanaan KUHAP.1-5
Pasal 137 KUHAP

(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya.1
2. Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya
Pasal 138 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya ada alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. 1-5
Pasal 184 KHAP
(1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diktahui tidak perlu dibuktikan1-5
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Penjelasan pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau
penuntut yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah
di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.1
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah:1

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian
atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, diseai dengan alasan yang
jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata lakasana yang menjadi
tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliaannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain
3. Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter
Pasal 216 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak
sembilan ribu rupah.
(2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undangundang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan
umum.
(3) Jika pada waktu melakukan kejahaan belum lewat dua tahun adanya pemidanaan yang
menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah
sepertiganya.1
Pasal 222 KUHP

Barangsiapa

dengan

sengaja

mencegah,

menghalang-halangi

atau

menggagalkan

pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.1
Pasal 224 KUHP
Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi, ahli atau juru bahasa,
dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus
melakukannya:1-5
1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan
2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan
Aspek Hukum
Pasal 286 KUHP
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal diketahui bahwa
wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan tahun.1
Pasal 287 KUHP
(1) Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, pada hal diketahui
atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau
umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin, diancam dengan pidanan penjara
paling lama sembilan tahun
(2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umurnya wanita belum sampai
dua belas tahun atau jika ada salah suatu hal tersebut pasal 291 dan pasal 294.1

Pasal 290 KUHP


Diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun:1-5
(1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal diketahuinya bahwa
orang itu pingsan atau tidak berdaya
(2) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang pada hal diketahui atau
sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya
tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawini
6

(3) Barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya
bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umumya tidak jelas yang
bersangkutan atau kutan belum waktunya untuk dikawin, untuk melakukan atau
membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan
orang lain.
Pasal 81 Undang-undang perlindungan anak tahun 2002
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang
yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk
anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.1
Pasal 82 Undang-undang perlindungan anak tahun 2002
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah).1
Pemeriksaan Medis
Informed Consent
Pada pelaksanaan pemeriksaan kasus ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan kepada ayah
korban dan atau korban sendiri atas tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan pada korban.
Sebelumnya yang perlu diingat adalah menanyakan kepada ayah korban apa maksud dari tujuan
pemeriksaan yang ingin dilakukan. Selain itu penting untuk meminta ijin tertulis dari korban
sendiri, atau jika korban adalah seorang anak, dapat diminta dari orangtua atau walinya.6

Anamnesis
Anamnesis umum
1.
2.
3.
4.

Identitas pasien seperti nama, umur, tanggal lahir dan tempat lahir, status perkawinan, dll
Siklus haid
Penyakit lain terutama penyakit kandungan dan penyakit kelamin
Riwayat persetubuhan meliputi pernah bersetubuh atau tidak, persetubuhan yang terakhir
dan apakah menggunakan kondom.

Anamnesis khusus
1. Waktu kejadian : tanggal dan jam apabila selang waktu kejadian and waktu pelaporan
2.
3.
4.
5.

beberapa hari/minggu, dapat diperkirakan bahwa peristiwa itu bukan peristiwa perkosaan.
Ditanyakan tempat kejadian : sebagai petunjuk pencarian trace evidence.
Ditanyakan apakah korban melawan.
Ditanyakan apakah korban pingsan
Ditanyakan apakah terjadi penetrasi dan ejakulasi, apakah setelah kejadian korban
mencuci, mandi dan mengganti pakaian.

Pemeriksaan Fisik Umum


1.

Pemeriksaan pakaian
Pakaian diteliti helai demi helai, apakah terdapat robekan lama atau baru sepanjang
jahitan atau melintang pada pakaian, kancing terputus akibat tarikan, bercak darah, air
mani, lumpur dan sebagainya yang berasal dari tempat kejadian. Catat apakah pakaian
dalam keadaan rapi atau tidak, benda-benda yang melekat dan pakaian yang mengandung

2.

trace evidence dikirim ke laboratorium kriminologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.6


Pemeriksaan Tubuh Korban
Pemeriksaan tubuh meliputi pemeriksaan umum, lukiskan penampilannya (rambut dan
wajah), rapi atau kusut, keadaan emosional, tenang atau sedih dan sebagainya. Adakah
tanda-tanda bekas kehilangan kesadaran atau diberikan obat tidur/bius. Dicatat pula pupil,
refleks cahaya, pupil pinpoint, tinggi dan berat badan, tekanan darah, keadaan jantung,

3.

paru dan abdomen.6


Pemeriksaan Khusus
Periksa jenis selaput dara, adakah ruptur atau tidak. Bila ada tentukan ruptur baru atau
lama dan catat lokasi ruptur tersebut, teliti apakah sampai ke insertion atau tidak.
Tentukan besar orifisium, sebesar ujung jari kelingking, jari telunjuk atau 2 jari. Sebagai
gantinya juga boleh ditentukan ukuran lingkaran orifisium, dengan cara ujung kelingking
atau telunjuk dimasukkan dengan hati-hati ke dalam orifisium sampai terasa tepi selaput
8

dara menjepit ujung jari, beri tanda pada sarung tangan dan lingkaran pada titik itu
diukur. Ukuran pada serang perawan kira-kira 2.5 cm. Lingkaran yang memungkinkan
persetubuhan dapat terjadi menurut Voight adalah minimal 9 cm.
Harus diingat bahwa pada persetubuhan tidak selalu disertai dengan deflorasi. Pada
ruptur lama, robekan menjalar sampai ke insertio disertai adanya parut pada jaringan di
bawahnya. Ruptur yang tidak sampai ke insertio, bila sudah sembuh tidak dapat dikenal
lagi.
Periksa pula apakah frenulum labiorum pudendi dan commisura labiorum posterior utuh
atau tidak. Periksa vagina dan serviks dengan spekulum, bila keadaan alat genital
mengijinkan. Adakah tanda penyakit kelamin.6
Pemeriksaan rambut kemaluan
Pada daerah genitalia juga diperiksa ada/tidaknya rambut kemaluan yang saling melekat
menjadi satu karena air mani yang mengering, gunting untuk pemeriksaan laboratorium.
Selain itu juga dapat dilakukan penyisiran rambut kemaluan dan kemudian
mengumpulkan rambut kemaluan yang terlepas, untuk diperiksa lebih lanjut di
laboratorium,apakah benar milik korban atau kemungkinan milik pelaku.6,7

Pemeriksaan Ciri-Ciri Seks Sekunder


Untuk mengetahui serta memastikan umur korban yang sesungguhnya, dapat dilakukan
pemeriksaan ciri-ciri seks sekunder. Sebagai dokter, perlu menyimpulkan apakah wajah dan
bentuk badan korban sesuai dengan umur yang dikatakannnya. Keadaan perkembangan payudara
dan pertumbuhan rambut kemaluan perlu diterangkan. Ditentukan pula, meski bukan merupakan
ciri-ciri seks, namun dapat mengidentifikasi usia korban, yaitu apakah gigi geraham belakang ke2 (molar ke-2) sudah tumbuh (terjadi pada umur kira-kira 12 tahun, sedangkan molar ke-3 akan
muncul pada usia 17-21 tahun atau lebih).
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir
kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14
tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Pada saat ini terjadi pertumbuhan badan
yang cepat, timbulanya cici- kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Pada saat ini
pula ovarium dalam bekerja dibawah pengaruh hipopise yang mengeluarkan FSH, LH.,LTH .

Hipopise sendiri dipengaruhi hipotalamus yang mengeluarkan Releasing Faktor. Dengan


pengaruh hormon-hormon ini maka folikel-folikel dalam ovarium berkembang. Tidak seluruh
folikel berkembang menjadi matang- yang matang hanya beberapa- tetapi folikel-folikel ini
dapat menghasilkan esterogen. Folikel yang tidak menjadi matang akan atresia. Pada saat
bersamaan kortek adrenalin membuat hormone androgen yang memegang peranan pada
pertumbuhan badan.dan berpengaruh pula pada perkembangan pubis serta clitoris. Pengaruh
kecepatan pertuimbuhan badan wanita didominasi oleh esterogen. Esterogen ini pula yang
menyebabkan penutupan garis epipise, sehingga peertumbuhan badan terhenti. Pengeruh
esterogen ini pula yang menyebabkan perkembang alat reproduksi dan alat kelamin sekunder lain
sehingga mencapai bentuk seperti orang dewasa normal dan siap untuk melanjutkan fungsi
reproduksinya. Pada masa ini pula perkembangan emosi dari alam egosentrik kealam pikiran
yang lebih matang.6,8
Tanda-tanda Kekerasan
Pada tubuh korban, perhatikan apakah terdapat tanda-tanda bekas kekerasan. Dilihat juga
jenis kekerasannya apakah merupakan kekerasan tumpul, kekerasan benda setengah tajam atau
kekerasan tajam. Luka akibat kekerasan tumpul antara lain, memar atau luka lecet, pergelangan
tangan, lengan, paha bagian dalam dan pinggang. Pada vulva, teliti adanya tanda-tanda bekas
kekerasan, seperti hiperemi, edema, memar dan luka lecet (goresan kuku). Introitus vagina
apakah hipermi atau edema. Ditemukannya luka pada setiap bagian tubuh korban perlu tindakan
yang sangat hati-hati, karena jejas/luka tersebut menjadi barang bukti yang penting untuk
identifikasi. Sehingga harus dilakukan pemotretan/ dokumentasi pada setiap luka yang ada di
tubuh korban.
1.

Bite Mark
Jejas-gigit atau bite mark merupakan luka lecet tekan atau hematoma berbentuk garis
lengkung terputus-putus. Pada luka tersebut dilakukan pengukuran, pemotretan berskala
dan swab air liur (untuk penentuan golongan darah pelaku). Cetakan gigi tersangka perlu
dibuat untuk digunakan pada perbandingan. Pada korban hidup, luka gigitan umumnya
masih baik bentuk dan ukurannya sampai 3 jam pascatrauma, setelah itu dapat berubah

akibat elastisitas kulit.6,9-11


2. Pemeriksaan Cetakan Gigi
Tahap pertama pada bite mark adalah menentukan apakah jejas yang ditimbulkan benar
merupakan bekas gigitan manusia. Beberapa hal penyidik bisa mencari adalah adanya
10

tanda hisap (unik untuk manusia) dan tanda dari gigi seri depan, gigi taring dan premolar
tapi bukan geraham.
Kedua, peneliti harus menentukan apakah bekas gigitan konsisten dengan waktu
kejahatan. Misalnya, gigitan menandai yang mulai sembuh tidak konsisten dengan
kejahatan yang terjadi hanya beberapa jam sebelum pemeriksaan. Luka ini mungkin tidak
terkait dengan kejahatan dalam penyelidikan. Akhirnya, penyelidik harus menentukan
apakah tanda gigitan adalah kualitas yang akan berguna untuk tujuan perbandinganJika
ditentukan bahwa tanda adalah manusia berasal dan terkait dengan kejahatan maka
pengolahan tanda datang dimulai. Pada titik ini gigi model kerja dapat dibuat. Gips dapat
dibuat dari luka-luka dan / atau gigi tersangka.10,11
3. Pemeriksaan Anal
Pada pemeriksaan anal, diperhatikan apakah terdapat tanda-tanda kekerasan seperti
sodomi. Pada korban yang mengalami kekerasan berupa sodomi akan tampak anus yang
berbentuk corong.6

Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Swab Vagina, Oral, dan Anal
Vaginal dan cervic swab merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan bukti telah
terjadinya persetubuhan yang masih baru.Akan tetapi, terkadang pada beberapa kasus
sperma bisa tidak diketemukan, misalnya pada orang yang sudah vasektomi atau cairan
maninya sendiri tidak mengandung sperma.
Oral atau anal swab pada bagian rectum rectum/bukal/palatum dengan lidi yang dililiti
kapas lalu diolesi ke kaca objek untuk diperiksa apakah sperma +/-.6
2. Pemeriksaan Cairan Mani
Untuk membuktikan terjadinya ejakulasi pada persetubuhan dari ditemukan cairan mani
dalam sekret vagina, perlu dideteksi adanya zat-zat yang banyak terdapat dalam cairan
mani, yaitu dengan pemeriksaan laboratorium6:
a. Reaksi Fosfatase Asam
Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kertas saring yang terlebih dahulu dibasahi
dengan aquades selama beberapa menit. Kemudian kertas saring diangkat dan
disemprotkan / diteteskan dengan reagen. Ditentukan waktu reaksi dari saat
penyemprotan sampai timbul warna ungu, karena intensitas warna maksimal tercapai
secara berangsur-angsur.
11

Bercak yang tidak mengandung enzim fosfatase memberikan warna serentak dengan
intensitas tetap, sedangkan bercak yang mengandung enzim tersebut memberikan
intensitas warna secara berangsur-angsur. Waktu reaksi 30 detik merupakan indikasi
kuat adanya cairan mani. Bila 30 65 detik, masih perlu dikuatkan dengan
pemeriksaan elektroforesis. Waktu reaksi > 65 detik, belum dapat menyatakan
sepenuhnya tidak terdapat cairan mani karena pernah ditemukan waktu reaksi > 65
detik tetapi spermatozoa positif. Enzim fosfatase asam yang terdapat di dalam vagina
memberikan waktu reaksi rata-rata 90 100 detik. Kehamilan, adanya bakteri-bakteri
dan jamur, dapat mempercepat waktu reaksi.
b. Reaksi Florence
Cairan vaginal ditetesi larutan reagen, kemudian lihat dibawah mikroskop.
Bila terdapat mani, tampak kristal kolin periodida coklat berbentuk jarum dengan
ujung sering terbelah. Test ini tidak khas untuk cairan mani karena bahan yang
berasal dari tumbuhan atau binatang akan memperlihatkan kristal yang serupa tetapi
hasil postif pada test ini dapat menentukan kemungkinan terdapat cairan mani dan
hasil negative menentukan kemungkinan lain selain cairan mani.
c. Reaksi Berberio
Bercak diekstraksi dengan sedikit akuades. Ekstrak diletakkan pada kaca objek,
biarkan mengering, tutup dengan kaca penutup. Reagen dialirkan dengan pipet
dibawah kaca penutup.
Hasil positif bila, didapatkan kristal spermin pikrat kekuningan berbentuk jarum
dengan ujung tumpul. Kadang-kadang terdapat garis refraksi yang terletak
longitudinal. Kristal mungkin pula berbentuk ovoid.
3. Pemeriksaan Keroksan Kuku
Sample pemeriksaan diambil dari jaringan epidermis dan darah (bila ada) dari bawah
kuku korban. Terkadang bisa ditemukan adanya epitel jaringan kulit di bawah kuku si
korban atau bercak darah untuk mekanisme pertahanan7
4. Pemeriksaan Air Liur pada Bite Mark
Swab air liur dari jejas-gigitan harus dilakukan bila memungkinkan. Jelas, keadaan
tertentu dapat menghalangi pengumpulan bukti ini Jika bekas-gigitan atau bite mark
tersebut sudah dicuci sebelum dilakukan swab, prosedur ini tidak akan mungkin.
Pengambilan sample tidak boleh merusak pola maupun bentuk bite mark. Swab
dilakukan dengan menggunakan aplikator ujung kapas untuk mengumpulkan bukti ini.

12

Swab untuk control juga perlu dilakukan dan diambil dari bagian tubuh lain dari korban
untuk membandingkan.6,9
5. Pemeriksaan Trace Evidence
Pada pakaian yang dipakai ketika terjadi persetubuhan harus diperiksa. Bila fasilitas
untuk pemeriksaan tidak ada, kirim ke laboratorium forensik di kepolian atau bagian ilmu
kedokteran Forensik, dibungkus, segel serta membuat berita acara pembungkusan dan
penyegelan.6

Pemeriksaan Bercak Mani Pada Pakaian


a. Secara visual
Bercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih gelap daripada sekitarnya. Bercak
yang sudah agak tua berwarna kekuningan. 6
-

Pada bahan sutera/nilon, batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada
sekitarnya.

Pada tekstil yang tidak menyerap, bercak segar menunjukkan permukaan


mengkilat dan translusen kemudian mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan
akan berwarna kuning sampai coklat.

Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna atau bertepi kelabu yang
berangsur-angsur menguning sampai coklat dalam waktu 1 bulan

Dibawah sinar ultraviolet, bercak semen menunjukkan flouresensi putih. Bercak


pada sutera buatan atau nilon mungkin tidak berflouresensi. Flouresensi terlihat
jelas pada bercak mani pada bahan yang terbuat dari serabut katun. Bahan
makanan, urin, sekret vagina, dan serbuk deterjen yang tersisa pada pakaian
sering berflouresensi juga.

b. Secara taktil (perabaan)


Bercak mani teraba kaku seperti kanji. Pada tekstil yang tidak menyerap, bila tidak
teraba kaku, masih dapat dikenali dari permukaan bercak yang teraba kasar. 6

Uji pewarnaan Baecchi


Gunting bercak yang dicurigai sebesar 5 mm x 5 mm pada bagian pusat
bercak. Bahan dipulas dengan reagen Baecchi selama 2 5 menit, dicuci
dalam HCL 1 % dan dilakukan dehidrasi berturut-turut dalam alkohol 70 %,
13

80 % dan 95 100 % (absolut). Lalu dijernihkan dalam xylol (2x)dan


keringkan di antara kertas saring. Ambillah 1 2 helai benang dengan
jarum.Letakkan pada gelas objek dan uraikan sampai serabut-serabut saling
terpisah. Tutup dengan kaca penutup dan balsem Kanada. Periksa dengan
mikroskop pembesaran 400 x.
Serabut pakaian tidak berwarna, spermatozoa dengan kepala berwarna merah
dan ekor berwarna merah muda terlihat banyak menempel pada serabut
benang.
Interpretasi Hasil
Dari hasil yang didapat, dapat ditemukan adanya cupang di kedua payudara dan paha kiri
korban. Terdapat lebam pada bokong dan paha sebesar 3 x4 cm. terdapat lecet pada kemaluan.
Pada pemeriksaan vagina ditemukan robekan lama hymen pada arah jam 3 yang mencapai dasar
dan pada pemeriksaan swab vagina ditemukan spermatozoa. Pada pemeriksaan uji warna
Baecchi, ditemukan juga adanya spermatozoa pada serat benang pakaian. Hal ini menandakan
adanya proses persetubuhan.
Dalam kasus ini, jika dari pihak orang tua anak tersebut tidak mau melanjutkan perkara
ke pihak yang berwajib, maka hasil temuan dan pemeriksaan hanya akan keluar dalam bentuk
surat keterangan pemeriksaan medis (Rekam medis). Tetapi jika dari pihak korban setuju akan
dilanjutkan ke jalur hokum, maka hasil pemeriksaan akan keluar dalam bentuk Visum et
Repertrum (VeRP).
Aspek Psikososial
1. Dampak Psikologi
Upaya korban untuk menghilangkan pengalaman buruk dari alam bawah sadar mereka
sering tidak berhasil. Selain kemungkinan untuk terserang depresi, fobia, dan mimpi
buruk, korban juga dapat menaruh kecurigaan terhadap orang lain dalam waktu yang
cukup lama. Ada pula yang merasa terbatasi di dalam berhubungan dengan orang lain.
Bagi korban perkosaan anak-anak yang mengalami trauma psikologis yang sangat hebat,
ada kemungkinan akan merasakan dorongan yang kuat untuk bunuh diri.
Anak yang merupakan korban perkosaan memiliki kemungkinan mengalami stres paska
perkosaan yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stres yang langsung terjadi dan stres
jangka panjang. Stres yang langsung terjadi merupakan reaksi paska perkosaan seperti
14

kesakitan secara fisik, rasa bersalah, takut, cemas, malu, marah, dan tidak berdaya. Stres
jangka panjang merupakan gejala psikologis tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu
trauma yang menyebabkan korban memiliki rasa percaya diri, konsep diri yang negatif,
menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatik seperti jantung berdebar dan
keringat berlebihan.
Di saat seperti ini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membangun kembali mental
anak yang terpuruk. Jika anak tidak menginginkan aktivitas seksual tersebut, maka
perilaku anak dapat berubah total, misalnya menjadi lebih pendiam, sering melamun,
takut untuk bertemu dengan orang dewasa, dan sering bermimpi buruk pada malam hari.
Orang tua harus membujuk sang anak, dan dapat mengatakan bahwa tekanan yang
diberikan oleh pelaku bukanlah sebuah hal yang buruk, sehingga anak mau menceritakan
masalahnya. Hal yang terbaik untuk menghindarkan anak dari pelaku kejahatan susila
adalah dengan memberikan nasihat yang pas dan mudah dimengerti oleh anak tersebut
sesuai dengan usianya. Untuk anak seperti pada kasus diatas, karena usianya membuat
sang anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi, orang tua tidak perlu menutupi apa itu
hubungan seksual, dan sudah dapat memberitahu akibat dari perkosaan, penyakit akibat
hubungan kelamin, dan kehamilan yang tidak diinginkan karena mencoba-coba
melakukan hubungan seksual dengan pasangan.12
2. Dampak Sosial
Korban perkosaan berpotensi untuk mengalami trauma yang cukup parah karena
peristiwa perkosaan tersebut merupakan suatu hal yang membuat shock bagi korban.
Goncangan kejiwaan dapat dialami pada saat perkosaan maupun sesudahnya. Goncangan
kejiwaan dapat disertai dengan reaksi-reaksi fisik. Korban perkosaan dapat menjadi
murung, menangis, mengucilkan diri, menyesali diri, merasa takut, dan sebagainya.
Trauma yang dialami oleh korban perkosaan ini tidak sama antara satu korban dengan
korban yang lain.
Hal tersebut disebabkan oleh bermacam-macam hal seperti pengalaman hidup mereka,
tingkat religiusitas yang berbeda, perlakuan saat perkosaan, situasi saat perkosaan,
maupun hubungan antara pelaku dengan korban.
Situasi dalam masyarakat seringkali dapat memperburuk trauma yang dialami oleh
korban. Hal tersebut terjadi banyak pada korban perkosaan dibawah umur. Terjadi stigma
bahwa anak tersebut sudah menjadi hina sehingga orang-orang disekitarnya menjauhi
dia terutama teman-temannya. Media massa juga memiliki pengaruh terhadap keadaan
15

yang dirasakan oleh korban. Pada kasus-kasus perkosaan, media massa memiliki peranan
dalam membentuk opini masyarakat tentang korban perkosaan.12
Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
1. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
Melakukan sosialisasi Perundangan, mengumpulkan data dan informasi, menerima
pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Memberikan laporan, saran, masukan dan
pertimbangan kepada presiden dalam rangka perlindungan anak.
2. KOMNAS ( Komisi Nasional Perlindungan Anak)
Prinsip organisasi ini yaitu memiliki prinsip sebagai organisasi yang independen dan
memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publik serta mengedepankan peluang dan
kesempatan pada anak dan partisipasi anak serta menghargai dan memihak pada prinsip
dasar anak. Menjamin hak anak untuk menyatakan pendapatnya secara bebas dalam
semua hal yang menyangkut dirinya dan pandangan anak selalu dipertimbangkan sesuai
kematangan anak. Secara khusus akan mengupayakan dan membela hak untuk
berpartisipasi dan didengar pendapatnya dalam setiap kegiatan, proses peradilan dan
administrasi yang mempengaruhi hidup anak.13
Peran Komisi Nasional Perlindungan Anak:
a. Pemantauan dan pengembangan perlindungan anak.
b. Advokasi dan pendampingan pelaksanaan hak-hak anak.
c. Kajian strategis terhadap berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik
anak.
d. Kordinasi antar lembaga, baik tingkat regional, nasional maupun internasional.
Fungsi Komisi Nasional Perlindungan Anak:
a. Melakukan pengumpulan data, informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hakhak anak di Indonesia.
b. Melakukan kajian hukum dan kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak
pada kepentingan terbaik anak.
c. Memberikan penilaian dan

pendapat

kepada

pemerintah

dalam

rangka

mengintegrasikan hak-hak anak dalam setiap kebijakan.


d. Memberikan pendapat dan laporan independen tentang hukum dan kebijakan
berkaitan dengan anak.
e. Menyebarluaskan, publikasi dan sosialisasi informasi tentang hak-hak anak dan
situasi anak di Indonesia.

16

f. Menyampaikan pendapat dan usulan tentang pemantauan, (pemajuan atau kemajuan),


dan perlindungan hak-hak anak kepada parlemen, pemerintah dan lembaga terkait.
g. Mempunyai mandat untuk membuat laporan alternative kemajuan perlindungan anak
di tingkat nasional.
h. Melakukan perlindungan khusus.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Peran Komnas Perempuan:14
a. Menjadi resource center tentang hak asasi perempuan sebagai hak asasi manusia dan
kekerasan terhadap perempuan sebagai pelanggaran HAM.
b. Menjadi negosiator dan mediator antara pemerintah dengan komunitas korban dan
komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan menitikberatkan pada kepentingan
korban.
c. Menjadi inisiator perubahan serta perumusan kebijakan.
d. Menjadi pemantau dan pelapor tentang pelanggaran Ham berbasis jender dan pemenuhan
hak korban.
e. Menjadi fasilitator pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional dan
internasional untuk kepentingan pencegahan, peningkatan kapasitas penanganan dan
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Kesimpulan
Dari kasus yang ada, ditemukan tanda-tanda persetubuhan terhadap anak dibawah umur.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya tanda-tanda seperti robekan lama pada selaput dara
disertai erosi dan peradangan jaringan vulva pada sisi kanan. Juga ditemukan tanda-tanda
kekerasan, adanya memar bewarna merah kebiruan di paha kiri sisi bagian dalam. Maka
disimpulkan anak ini disetubuhi secara paksa. Dalam kasus kejahatan susila, perlu
diketahui apakah merupakan kejahatan berupa persetubuhan, pencabulan maupun
pelecehan seksual. Usia korban merupakan hal penting perlu diperhatikan karena
mengacu pada hukum yang menindak lanjuti kejahatan susila tersebut. Tanda-tanda
kekerasan maupun persetubuhan yang ditemukan haruslah nyata untuk dapat melukai
korban baik dari segi fisik maupun psikisnya. Waktu terjadinya kejadian menjadi
informasi penting dalam melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang kemudian dapat
menjadi alat bukti yang sah.
Daftar Pustaka
17

1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Peraturan


perundang-undangan bidang kedokteran. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK
Universitas Indonesia. 2005.h.11-5:33.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu
kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK Universitas Indonesia. 2004.
h.147-58.
3. Idries AM. Pedoman kedokteran forensik. edisi pertama. Jakarta: Binarupa Aksara.
2003.h.147-50.
4. Simpson K, Knight B. Forensic medicine. 9 th edition. Great Britain: Butler & Tanner Ltd,
Frome and London.2006.h.68-74.
5. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FKUI. 2007. h.57-109.
6. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Hertian S, Sampurna B, et al. Ilmu
Kedokteran Forensik. Jakarta: Departemen Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1997.
7. Satyo,A.C. Rambut Sebagai Alat Identifikasi. Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diunduh dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3550/3/fk-alfred2.pdf.txt, 12 Desember 2013.
8. Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kandungan. Ed.2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, 2009.
9. Flynn, KS. Bite Mark Analysis. 2009. Diunduh dari:
http://www.crimeandclues.com/index.php/physical-evidence/impression-evidence/61-bitemark-analysis, 8 Januari 2015.
10. Anonym. Man Convicted on Erroneous Bite Mark Identification Evidence Finally Free
Served 10 Years for Crime He Didnt Commit. Diunduh dari: http://www.forensicevidence.com/site/ID/bitemark_ID.html, 8 Januari 2015.
11. Anonym. Issues in Human and Animal Bite Mark Analysis. 2009. Diunduh dari:
http://www.forensic.to/webhome/bitemarks/, 8 Januari 2015.
12. Dampak sosial dan psikologis kasus perkosaan. Diunduh dari:
http://fatur.staff.ugm.ac.id/file/JURNAL-DampakSosial-Psikologis-Perkosaan.pdf., 12
Desember 2013

18

13. KOMNAS anak. Diunduh dari: http://www.komnasperempuan.or.id/, 8 Januari 2015.


14. KOMNAS perempuan. Diunduh dari: http://www.komnasperempuan.or.id/about/profil/, 8
Januari 2015.

19

Anda mungkin juga menyukai