RPLP Mei 2011 PDF
RPLP Mei 2011 PDF
Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua hingga sampai dengan detik ini kita masih diberi kekuatan serta limpahan rahmat
yang tak terhingga. Melalui penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman berbasis
komunitas, merupakan upaya masyarakat Desa jemur untuk selalu senantiasa bersemangat dan peduli
akan kelangsungan lingkungan serta wilayah desa Jemur agar lebih baik.
Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini merupakan refleksi harapan dan tujuan
dari seluruh segenap masyarakat Desa Jemur Kabupaten Kebumen, sesuai dengan visi Mewujudkan
Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan untuk itu ratusan warga
telah berpartisipasi dalam kegiatan PLPBK ini untuk berbagi pandangan ide, saran, sebagai bagian dari
proses perencanaan partisipatif.
Dalam beberapa bidang kita telah melihat perkembangan yang menggembirakan yang telah di
capai dalam pembangunan Desa Jemur melalui program-program seperti P2KP mandiri dan lain
sebagainya atau pun program-program langsung yang dilaksanakan oleh pemerintah Daerah.
Kita tidak perlu segan untuk senantiasa terus berusaha demi hasil yang terbaik bagi seluruh warga
Desa Jemur. Memang banyak yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan, dan dokumen Rencana
Penataan Permukiman ini semoga menjadi landasan, arahan, serta menjadikan konsep dasar dalam
pembangunan di desa Jemur..
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk mewujudkan Dokumen RPLP
ini. Walaupun masih banyak terdapat kekurangan namun besar harapan kami semoga apa yang telah
dituangkan dalam dokumen ini dapat menjadi salah satu pemicu semangat warga desa Jemur dalam
mewujudkan apa yang kita cita-citakan menjadi sebuah kenyataan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
KEBUMEN
14
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB III
DAFTAR GAMBAR
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 01
1.
2.
17
3.
17
4.
20
E. SISTEMATIKA PELAPORAN....................................................................... 02
5.
20
6.
22
7.
DATA
A. GAMBARAN UMUM..................................................................................... 04
B. SISTEM PELAPORAN..................................................................................
23
C. TEKNIK PENYAJIAN...................................................................................
23
04
04
04
4. Demografi
05
A. NAMA DOKUMEN......................................................................................... 24
06
06
7. Fasilitas Umum
09
1.
8. Utilitas Umum ..
11
2.
11
10. Bangunan .
12
BAB IV
D. PRINSIP PERENCANAAN............................................................................ 24
1.
Maksud....................................................................................................... 24
2.
Tujuan ................................................................................................... 24
1.
2.
1.
2.
Zona Permukiman...................................................................................... 25
3.
4.
5.
E. GUNA LAHAN................................................................................................ 25
25
28
6.
Ruang Terbuka . 32
7.
Area Reservasi . 32
8.
32
F. BATASAN PEMBANGUNAN......................................................................... 36
1. Sub Divisi 36
2. Guna Sementara
36
BAB VI
ORGANISASI PELAKSANA
59
59
3. KelompokKerja (Pokja) . 60
4. Tim Narasumber .
B. PELAKSANA EXTERNAL................................................................................ 60
60
36
2. TenagaAhliPendampingPerencanaan (TAPP) .
60
60
61
1. Pelestarian Hutan 39
1. Proses PersiapanPenyusunanRencana
61
2. Manajemen Limbah 39
2. Proses PenyusunanRencanaPenataanLingkunganPemukiman
BerbasisKomunitas ..
61
3. KegiatanPengumpulanPenyusunanAnalisis .
61
4. LangkahKegiatanPenyusunanKompilasi Data .
61
5. LangkahKegiatanPenyusunanAnalisis .. 61
H. PERENCANAAN SOSIAL 40
6. LangkahKegiatanPenyusunanRencana .. 61
7. LangkahKegiatanUjiPublik ..
BAB V
60
45
47
47
49
62
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Halaman
BAB I
BAB II
BAB II
Grafik II.1.
Tabel II.1.
Tabel II.2.
Tabel II.3.
Tabel II.4.
Tabel II.5.
Tabel II.6.
Tabel II.7.
BAB III
BAB IV
BAB V
Tabel V.1.
BAB VI
Tabel VI.1.
Tabel VI.2.
Tabel VI.3.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur.......................................................... 13
Gambar II.29. Makam Mbah Prabu.................................................................................................14
BAB II
Gambar II.1.
Gambar II.2.
Gambar II.3.
Gambar II.4.
Gambar II.5.
Gambar II.6.
Usaha Warung......................................................................................................... 07
Gambar II.7.
Gambar II.8.
Gambar II.9.
04
BAB III
05
BAB IV
Gambar IV.1. Peta Eksisting Peruntukan Lahan............................................,................................26
Gambar IV.2. Peta Rencana Peruntukan Lahan..............................................................................27
Gambar IV.3. Peta Zona Komersial Umum....................................................................................29
Gambar IV.4. Peta Zona Komersial Dalam Lingkungan permukiman....................................... 30
Gambar IV.5. Peta Zona Lingkungan Umum................................................................................. 31
Gambar IV.6. Peta Ruang Terbuka................................................................................................. 33
Gambar IV.7. Peta Area Reservasi................................................................................................. 34
Gambar IV.8. Peta Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan.............................................................. 35
Gambar IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir....................................................................................... 37
Gambar IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor....................................................................................38
BAB V
Gambar V.1.
Gambar V.2.
Gambar V.3.
Gambar V.4.
Gambar V.5.
Gambar V.6.
Gambar V.7.
PengrajinBatik di Rw 3............................................................................................ 45
Gambar V.8.
Gambar V.9.
56
58
BAB VI
Gambar VI.1. BAGAN KOLABORASI PERENCANAAN PARTISIPATIF.................................... 61
Desa Jemur sebagai salah satu Desa penerima Pilot Project Neighbourhood Development
BAB I
atau PLP-BKdiharapkan telah memenuhi tiga syarat utama di atas, dikarenakan telah berproses
PENDAHULUAN
dari masyarakat yang digolongkan tidakberdaya menjadi masyarakat yang mandiri (menuju
madani) seperti saat ini. Dengan demikian, masyarakat Desa Jemurdiharapkan telah melakukan
A. LATAR BELAKANG
Kemiskinandan cara pandang masyarakat dalam melihat pentingnya upaya membangun
bangsa yang madani menjadi hal penting dalam proses pembangunan masyarakat disegala
baik,berorganisasi, pemrograman dan perencanaan kegiatan dan yang terakhir adalah latihan
bidang, peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan masih sangat dibutuhkan
melakukan channeling.
demi lancar dan suksesnya pembangunan, sehingga perlunya kesadaran disemua lapisan
Dengan modal sosial di atas, dalam program PLP-BK ini masyarakat Desa Jemur diajak
masyarakat.
untuk berencana membangun tatanan kehidupan berdasarkan visi masa depan yang dibangun
Pembangunan wilayah dalam suatu kawasan permukiman menuju lingkungan yang bersih
bersama. Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, secara umum disebutkan tujuan
selaras dan sehat merupakan dambaan segenap masyarakat Indonesia, menjadi tanggung jawab
dari PLP-BK adalah: ... mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan
bagi kita semua warga bangsa Indonesia untuk bersatu padu membangun lingkungan yang
lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras,berjatidiri dan lestari. Dengan tujuan khusus yang
diidamkan, peran serta lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam program
akan diwujudkan.
pembangun ini, pemerintah sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi partner yang
Masyarakat yang sadar pentingnya tinggal di permukiman yang tertata selaras dengan
harus selalu bekerjasama bersatu padu demi suksesnya program-program yang berbasis
lingkungan yang lebih luasdan tanggap bencana,Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan
komunitas.
tertib pembangunan. Masyarakat yang mampu secara kreatif dan inovatif melakukan
kelurahan yang efektif dan efisien dalam menerapkan tata kepemerintahan yang baik
(goodgovernance).
sarana lingkungan dan kualitas hunian yang direncanakan dan dibangun denganpendekatan
kolaboratif antara bottom up approach (partisipasi masyarakat) dan top down approach
B. VISI MISI
Berkaitan dengan konsep-konsep dasar pembangunan desa jemur yang berbasis komunitas,
masyarakat sadar betul akan arti pentingnya peran serta masyarakat dalam peran serta
pembangunan,ata dasar tersebut konsep dasar pembangunan tidak terlepas dengan visi dan misi
mewujudkan
pembangunan
berbasis
komunitas
(community
baseddevelopment)
yang
Visi desa Jemur adalah Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan
Berwawasan Lingkungan.
Rencana tata ruang harus bersifat partisipatif dalam arti membuka kesempatan bagi peran
serta masyarakat, dinamis dan fleksibel, serta antisipatif terhadap kemajuan-kemajuan teknologi
dan juga manusiawi.
Penyusunan rencana umum tata ruang harus selalu mempertimbangkan tiga aspek pokok
yaitu aspek strategis, aspek teknis dan aspek pengelolaan. Ketiga aspek tersebut sangat
1.
MAKSUD
RPLP sebagai alat untuk mencapai kondisi mendatang yang diinginkan dengan
memanfaatkan semaksimal mungkinkondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak
E. SISTEMATIKA PELAPORAN
negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang dituangkan dalamserangkaian program
2.
Pembahasan dalam penyusunan buku laporan pendahuluan ini mencakup 4 bab dengan
pembangunan dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana,
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
ruang desa Jemur, kemudian pada sub bab berikutnya diuraikan mengenai
RPLP diperlukan sebagai acuan tentang apa yang dapat dibangun, dimana letak
pembangunan, kapan perlu dibangun,besaran yang perlu dibangun, oleh semua pihak yang
membangun suatu kelurahan atau desa agar tertata dengan baik,efisien dan bermanfaat bagi
pendahuluan.
masyarakat.
RPLP merupakan alat kontrol / pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai
BAB II
dengan aturan dan kesepakatanmasyarakat dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta,
infrastruktur, fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan
survey.
proses perencanaan dan sistem pelaporan, adapun isi dari bab ini akan di bahas
non teknis, baik yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang
merupakan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kawasan termasuk ruang diatasnya,
BAB IV
BAB V
BAB VI
Sebelah Barat
BAB II
Dilihat dari batas wilayah desa jemur serta kondisi geografis yang ada, Desa jemur
memiliki potensi permasalahan yang berkaitan dengan batas wilayah di masing-masing
A. GAMBARAN UMUM
1.
desa tetangga, potensi permasalahan tersebut adalah akses yang terputus pada sebagian
wilayah di desa Jemur yang diakibatkan kondisi topografi desa Jemur yang merupakan
Kebumen dengan jarak 3 Km dan jarak tempuh 10 menit dari pusat kota Kebumen.
Perbukitan, sehingga menjadi kendala tersendiri yang berakibat kurang lancarnya sistem
Kedudukan wilayah desa jemur berada pada ketingian + 20m diatas permukaan air laut.
koordinasi antar warga di desa Jemur, hal tersebut mengharuskan warga untuk berjalan
Wilayah desa jemur merupakan wilayah yang sebagian besar lahannya adalah daerah
perbukitan, dengan ketinggian bukit +150 m diatas permukaan laut. Dengan Kondisi alam
yang demikian menjadikannya masyarakat desa jemur banyak mengandalkan sektor
pertanian serta perladangan sebagai sumber pendapatan ekonomi, disamping sebagian
KEDUNGKRACAK
SOKAWERA
masyarakat lainnya bekerja pada sektor-sektor lainnya baik formal ataupun informal.
DESA
GEMEKSEKTI
CLOWOK
2.
Desa Jemur jika dilihat dari geografis wilayahnya merupakan wilayah desa yang diapit
oleh empat wilayah desa yang lainnya yaitu:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
3.
Desa Jemur merupakan desa dengan kondisi fisik dasar lahan yang sebagian besar
adalah daerah perbukitan, terbukti dengan penggunaan area lahan terbuka yang lebih
banyak dibandingkan daerah permukiman, hal ini menjadikan wilayah desa Jemur masih
tegolong menjadi darah yang asri. Namun banyak kendala yang ada dengan kondisi tersebut
yaitu menjadikan area permukiman banyak terdapat permukiman yang berada di lerenglereng bukit.
Upaya-upaya pelestarian lingkungan terus di galakkan sehubungan dengan kondisi
wilayah yang berbukit, seperti halnya dengan melakukan reboisasi yang berkala yang
dilakukan bersama-sama oleh masyarakat desa Jemur.
Dengan kondisi fisik yang ada masyarakat desa Jemur banyak mengantungkan
hidupnya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada, seperti membuka perladangan di
perbukitan tanpa merusak lingkungan yag ada. Sejarah mengatakan dahulu bukit Jemur
pernah mengalami kegndulan lahan yang diakibatkan musim kemarau dan sulitnya pasokan
air, sehingga mengakibatkan areal bukit jemur menjadi gundul, namun seiring
program penanaman hutan gundul kembali sedikit banyak merubah wajah bukit Jemur
Demografi
Dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan desa Jemur, tercatat Desa jemur
memiliki jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 2.995 jiwa, dengan pembagian seperti
telihat di tabel kependudukan.
Data
Tahun 2010
Jumlah Penduduk
2.955 jiwa
Penduduk Perempuan
1.460 jiwa
Penduduk Laki-Laki
1.495 jiwa
736 KK
penduduk laki-laki namun dari data di atas dapat katakan bahwa jumlah penduduk desa
persawahan ataupun lahan perladangan yang berada di bukit Jemur, jika melihat begitu
jemur berdasar jenis kelamin relatif seimbang antara jumlah penduduk perempuan dengan
banyaknya lahan yang dijadikan lahan produktif berupa lahan sawah dan lahan ladang
sangat berpotensi dalam mengembangkan roda perekonomian di desa Jemur, namun masih
kurangnya
pengetahuan
serta
pelatihanpelatihan
yang
kaitannya
dalam
upaya
mata pencaharian sangat erat kaitannya dengan sumberdaya berupa tenaga kerja yang ada di
memanfaatkan potensi lahan secara maksimal tanpa merusak lingkungan sehingga dapat
desa Jemur sehingga jumlah tersebut dapat di kelompokan menjadi beberapa strata umur
25 Ha.
No
Data
Tahun 2010
15 Ha.
1.920 jiwa
Tegal/ Ladang
105 Ha.
237 jiwa
Permukiman
56 Ha.
413 jiwa
No
Etnis
Tahun 2010
Jawa
2.955 jiwa
Batak
Tionghoa
Padang
Sebagian besar masyarakat desa Jemur merupakan masyarakat pribumi asli sehingga
sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian di desa Jemur seperti dapat dilihat
No
Agama
Tahun 2010
Kondisi sosial ekonomi di desa jemur kebanyakan mengandalkan pada sektor-sektor seperti
Islam
2.955 jiwa
Kristen Katolik
Kristen Protestan
Budha
Hindu
pertanian
Sektor Pertanian
memanfaatkan
lahan-lahan
perbukitan
untuk
di
tanami
Sektor Perdagangan
Luas wilayah desa Jemur memiliki luas wilayah 231 Ha. Yang terbagi menjadi beberapa
30 Ha.
Sektor Buruh
No
Mata Pencaharian
kopi,dll.
Petani Pemilik
360 jw
Buruh Tani
238 jw
Pedagang
65 jw
Buruh / Swasta
675 jw
Pengrajin
3 jw
Pegawai Negeri
17 jw
Guru
41 jw
Jasa
238 jw
TNI / Polri
9 jw
10
Penjahit
17 jw
11
Tukang Batu
82 jw
12
Tukang kayu
12 jw
13
Peternak
7 jw
14
Montir
8 jw
15
Dokter
0 jw
16
Sopir
27 jw
17
Pengemudi Becak
57 jw
18
Wiraswasta
5 jw
19
Tahun 2010
303 jw
di wilayah desa Jemur yang sangat beraneka ragam hal ini terbagi di berbagai wilayah
RW yang ada di desa Jemur, terdapat 3 RW yang ada di desa Jemur di bawah ini
gambaran kondisi potensi ekonomi di tiap-tiap RW di wilayah desa Jemur
RW I
pencaharian penduduk. Dominasi pada sektor pertanian, jasa, dan perdagangan dapat
karena lokasi Balai Desa terletak di wilayah RW I, beberapa potensi yang ada di
dilihat pada tabel komposisi mata pencaharian desa Jemur di bawah ini.
Pada sektor lain seperti halnya usaha jasa jahit, montir, dan usaha katering juga
terdapat di wilayah RW I.
potensi ekonomi yang ada di RW III diantaranya terdapat usaha memelihara ternak
getuk, tempe, dan jamu. Potensi ekonomi lainnya adalah terdapat usaha ternak
seperti ternak kambing, ikan, dan sapi. Demikian halnya industri rumah tangga seperti
usaha katering, konveksi, menjahit, terdapat usaha lain yang ada di wilayah RW III
dalam upaya melestarikan budaya bangsa yaitu terdapat usaha pengrajin batik.
RW II
Wilayah RW II merupakan wilayah yang letaknya di sebelah timur dari wilayah RW I,
potensi ekonomi yang ada di RW II diantaranya terdapat usaha memelihara ternak
seperti ternak kambing, sapi, ikan. Demikian halnya industri rumah tangga seperti
usaha bakso, kue sumpiah kering masih dilakukan oleh sebagian warga RW II.
7.
Tahun 2010
Fasilitas Umum
No
Sarana Perekonomian
Warung
27 unit
Kios
1 unit
Toko
bakar, dibuang kesungai atau membuat lubang-lubang yang kemudian ditimbun. Masih
minimnya sarana dan prasarana dalam menampung sampah yang dihasilkan oleh
3 unit
Lumbung Desa
1 unit
a.
Pengolahan Sampah
Pola pembuangan sampah yang biasa dilakukan penduduk adalah dengan cara di
No
Sarana Perekonomian
Tahun 2010
Warung Makan
Angkutan
Bengkel Sepeda
Penjahit
11
Pengrajin Tempe
Katering
Potong Rambut
Berkaitan dengan budaya yang ada di desa Jemur sangat kental dengan budaya
menggunakan standar kebutuhannya. Kondisi sumber air bersih yang ada di desa Jemur
jawa yang santun terhadap norma-norma yang berlaku di kehidupan bermasyarakat, hal
tersebut
memberikan
pengaruh
yang
positif
terhadap
kelangsungan
terapat sumber air bersih bantuan dari pemerintah propinsi, namun kondisi yang ada
hidup
pada wilayah atau daerah lereng bukit masih belum dapat menikmati fasilitas tersebut.
Wilayah yang merasakan fasilitas Air PAM yaitu sebagian wilayah di RW I, sebagian
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di desa Jemur berupa mushola dan masjid yang
di RW II
c.
MCK
Jemur adalah agama Islam, menjadikan sarana peribadatan yang ada adalah mushola
Fasilitas MCK merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
dan masjid.
10
Utilitas Umum
menunjang kegiatan lainnya. Air bersih, listrik, jaringan drainase, persampahan dan lainnya
9.
Jaringan jalan yang ada di desa Jemur memiliki peranan yang penting dalam roda
akan utilitas umum mutlak diperlukan bagi kelangsungan kemasyarakatan di desa Jemur,
perekonomian di desa Jemur, beberapa jenis berdasar jenis matrial yang ada dapat dibagi
minimnya utilitas umum yang dapat menunjang aktifitas masyarakat di desa Jemur menjadi
Hal yang menjadi kendala akan keberlangsungan hal tersebut adalah kurangnya
Jalan Aspal, jalan ini merupakan akses utama yang ada di desa Jemur, namun kondisi
yang ada sekarang ini masih perlu perbaiakan yang menyeluruh mengingat kerusakan
yang ada tergolong parah, hal tersebut mengganggu aksesibilitas menuju wilayah desa
masalah utilitas umum, penanganan utilitas umum yang ada di desa Jemur masih banyak
Jemur.
11
Jaringan Jalan
Jalan Setapak, jalan ini merupakan jalan penghubung antar warga di wilayah RT,
10. Bangunan
kondisi yang ada tergolong masih layak untuk digunakan, jalan setapak menjadi
Kondisi permukiman khususnya bangunan rumah di wilayah desa Jemur sebagian besar
alternatif yang sesuai mengingat kondisi wilayah desa Jemur yang berbukit sehingga
masyarakatnya masih menggunakan rumah-rumah dengan kategori semi permanen, kondisi ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta topografi dari wilayah desa Jemur yang berbukit
sehingga menyulitkan dalam hal distribusi material hingga lokasi areal permukiman warga.
Kebanyakan bangunan dengan kategori tipe permanen banyak terdapat di wilayah pinggiran
jalan utama desa, untuk rumah-rumah di wilayah pedalaman dan lereng-lereng masih banyak
bangunan yang mempergunakan material campuran atau tipe semi permanen.
Jalan Tanah, jalan ini merupak jalan tembus antar warga yang biasa dilalui oleh warga
dalam melakukakn aktifitasnya, jalan ini banyak terdapat di daerah lereng bukit, hal ini
terbentuk karena dinilai efektifitas jarak tempuh sehingga warga melaluinya, namun
Gambar II.23. Bangunan Permanen
12
tersendiri untuk merencanakan kawasan yang dinamis tanpa merusak ekosistem dan
lingkungan hidup yang ada di kawasan.
B. POTENSI KAWASAN
Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur
Potensi kawasan di desa Jemur merupakan potensi yang masih sangat alami, perlu
penangan yang serius untuk menunjang proses berkembangnya perekonomian di desa Jemur,
beberapa dasar pemikiran dalam menentukan potensi kawasan yang akan di tentukan adalah
2.
sebagai berikut:
1.
Kondisi Kedudukan
Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang tak berpenghuni, artinya kawasan yang
tidak ada permukiman di kawasan tersebut terdapat cagar budaya berupa makam ulama yang
mencapai 150 m diatas permukaan laut, lahan yang masih alami menjadikan potensi
13
Selain hal tersebut, pengembangan tata ruang harus mengusahakan pemecahan masalah
tata ruang yang ada saat ini dan mengantisipasi permasalahan di masa mendatang.
2.
Ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata ruang
periwista di desa Jemur. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah:
1.
Jaringan jalan yang masih berupa jaringan jalan tanah. Kondisi ini menghambat interaksi
2.
3.
Sistem pariwisata regional yang mencakup daerah tujuan wisata, jenis dan skala obyek
Sistem utilitas terutama air bersih dan listrik masih menjadi kendala bagi pengembangan
kawasan ini.
3.
4.
5.
1.
2.
maka setiap pembangunan dan perencanaan daerah atau kawasan sebagai wilayah yang
3.
lebih kecil harus mengacu pada rencana tata ruang daerah diatasnya. Dalam hal ini rencana
4.
umum tata ruang mengacu kepada RUTRK Kabupaten Kebumen sebagai usaha untuk
F. PERAN DAN FUNGSI DESA JEMUR TERHADAP KABUPATEN KEBUMEN
Desa Jemur sebagai salah satu desa di wilayah kabupaten kebumen merupakan bagian
penting yang tidak bisa dipisahkan dari peran dan fungsi sebagai bagian wilayah potensial
c.
potensi yang dapat dikembangkan sebagai andalan wilayah desa Jemur merupakan potensi alam
14
yang sangat menarik untuk dikembangkan. Dengan kondisi alam yang masih alami yang
sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan merupakan potensi yang menarik untuk
dikembangkan dalam meningkatkan potensi pariwisata di kabupaten Kebumen.
Dalam upaya meningkatkan peran dan fungsi wilayah di kabupaten kebumen, desa Jemur
sebagai bagian penting dalam perencanaan pengembangan wilayah tidak terlepas dari peran
masyarakat dalam mensukseskan program-program yang telah direncanakan oleh pemerintah
kabupaten. Dalam perkembangannya peran serta masyarakat desa Jemur sangat aktif dalam
upaya menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan di wilayah desa Jemur.
Terbukti dengan berjalannya roda pemerintahan yang baik serta meningkatnya peran serta
masyaraka dalam melaksanakan pembangunan di desa, seperti suksesnya program-program
pemerintah ataupun program-program lainnya di masyarakat.
Peranan dan fungsi merupakan bagian penting yang tidak bias dipisahkan dalam rangka
mensukseskan pembangunan di wilayah desa Jemur khususnya dan di wilayah kabupaten
Kebumen pasa umumnya, fungsi desa Jemur dalam wilayah kabupaten Kebumen antara lain
sebagai :
1.
Desa Jemur merupakan bagian wilayah teritorial kabupaten Kebumen, sehingga desa Jemur
tidak terlepas dari bagian penting dalam pelaksaan roda pemerintahan di kabupaten
Kebumen.
2.
3.
Wilayah desa Jemur merupakan wilayah paru-paru kabupaten Kebumen mengingat wilayah
desa Jemur sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan yang banyak ditumbuhi pohonpohon besar.
4.
Dengan potensi kebudayaan yang ada di wilayah desa Jemur menjadikan kesenian
tradisional berupa kesenian Jam Janeng patut untuk dilestarikan dan dibudayakan sebagai
bagian penting guna mendukung program pariwisata di wilayah kabupaten Kebumen.
5.
Desa Jemur tidak dapat dipisahkan dari sejarah kabupaten Kebumen mengingat di wilayah
desa Jemur terdapat situs bersejarah berupa makam pendahulu yang merupakan bagian dari
sejarah kabupaten Kebumen.
15
BAB III
masyarakat dan kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun kemitraan sebagai
A.
upaya untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian yang lebih terperinci mengenai prioses perencanaan dan ruang lingkup materi
kabupaten dari tingkat yang tertinggi yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah
pekerjaan dari setiap tahapan akan diuraikan dibawah ini. Dimana pada hakekatnya rincian
tersebut dijabarkan dari rincian-rincian pokok togas (TOR) proyek laporan rencana penataan
penyusunan RPLP.
harus mampu merumuskan data apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang terhadap
kedalaman materi rencana yang akan disusun. Kegiatan pengumpulan data menggunakan
mengkompilasi pemecahannya .
kualitas permukiman yang dilakukan secara holistic dan terpadu pada tingkat
RPLP akan berisi informasi dasar yang terkait dengan aspek lingkungan seperti
penataan ruang, pengelolaaan dan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan, kemudian
aspek sosial berupa kondisi pelayanan sosial masyarakat dan kelembagaan pelayanan
public serta aspek ekonomi yang akan menggali potensi dan komoditi ekonomi setempat.
16
pemetaan Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan dan survey lapangan yang dilakukan
Pokja TIPP.
2.
mendatang.
Adalah suatu tahap proses pemilihan dan pemilahan data, tabulasi data dan
a.
Persiapan :
penyusunan laporan rencana penataan longkungan pemukiman desa Jemur. Data yang
TIPP dan Tim fasilitator PLP-BK menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan
disajikan menurut urutan sesuai dengan sistematika yang dilengkapi dengan tabel, angka-
dipetakan dalam Pemetaan Swadaya sesuai dengan lingkup kerja Pokja-Pokja TIPP.
angka, diagram dan peta, yang disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Hasilnya
Menyiapkan daftar data dan informasi lapangan yang perlu disepakati dan disesuaikan
a.
b.
Pelaksanaan :
b.
c.
c.
d.
d.
e.
TIPP mencatat kembali kondisi prasarana dan sarana lingkungan ( baik yang masih
baik atau sudah rusak) tersebut ke dalam Format Profil Prasarana dan Sarana
e.
Lingkungan
f.
Orientasi geografis
g.
Daya dukung fisik dasar, antara lain; topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan,
kawasan
f.
g.
h.
TIPP juga mencatat daftar persoalan dan potensi lingkungan permukiman dengan
Proses kesepakatan
lingkungan.
TIPP difasilitasi oleh tim konsultan, melakukan musyawarah atau rembug warga
untuk melengkapi dan menyepakati informasi-informasi penting yang diperoleh dari
h.
3.
Secara keseluruhan tahap analisis ini dibagi menjadi 5 (lima) hal yaitu;
Pelaporan
a.
Tenaga ahli pendamping dan TIPP menyusun laporan hasil kegiatan pengamatan
lapangan yang telah disepakati warga. Laporan tersebut dilengkapi peta-peta tematik
Peta rona awal adalah peta dasar yang telah dilengkapi dengan berbagai data dan
informasi terbaru. Sumber data dan informasi peta rona awal dapat diperoleh dari hasil
17
- Rencana
penetapan
sektor-sektor
unggulan
(perdagangan,
pertanian
dan
- Hasil pemahaman di atas perlu disajikan kedalam peta yang jelas, informatif dan
mudah dipahami.
c.
terhadap lingkungan sekitarnya dan antisipasi konflik sosial yang akan muncul
aksesibilitas dan mobilitas diwilayah desa dan sekaligus mengamankan wilayah yang
kegiatan pembangunan.
terintegrasi.
- Mengenali kondisi jalan, saluran dan jembatan diwilayah desa saat ini, meliputi;
perkotaan
- Kondisi (baik, sedang, buruk) jaringan jalan, saluran (drainase) dan jembatan yang
- Fungsi/manfaat dan status jalan (jalan desa, jalan kabupaten dan jalan non status)
- Arah dan pola aliran air yang perlu didukung peta topografi/kemiringan lereng.
- Kondisi
saluran
yang
tidak
terintegrasi
dan
berpeluang
menimbulkan
genangan/banjir.
- Kondisi lembaga pengelola dan pemeliharaan saluran drainase dan jembatan, baik
- Mempersiapkan data, informasi, peta kerja (kondisi jaringan jalan, saluran dan
jembatan, peta persil bangunan, peta peruntukan lahan/land use dan peta kondisi
18
jalan, jembatan dan saluran drainase kota/kabupaten yang melintasi wilayah desa
atau yang perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan dan saluran drainase
pelayanan dan pengembangan sumber daya air bersih, sistem pengelolaan limbah
- Memetakkan pola pemanfaatan jalan dan sirkulasi kendaraan yang melintasi ruasruas jalan yang dikatagorikan buruk/sangat buruk dan
pelayanan air bersih dan sanitasi diwilayah desa, sesuai kondisi lingkungan dan
geometrik jalan relatif sempit (sesuai dengan standar perencanaan jalan lingkungan
- Mengetahui
kondisi
topografi
dan
jenis
tanah
sebagai
dasar
untuk
merekomendasikan desain badan jalan, jembatan dan saluran drainase serta desain
e.
saluran drainase.
menyusun laporan hasil kegiatan analisis yang dilengkapi peta-peta analisis dan
kelurahan/Desa
Rencana ini, menguraikan kesepakatan bersama, untuk meningkatkan fungsi
pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaan pembangunan desa saat ini maupun
pada masa mendatang.
jembatan/gorong-gorong,
19
4.
f. Kewenanagan dan tata kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlak.
5.
konsultasi pemantapan rencana daerah dan menyusun rencana final dalam bentuk buku
Rancangan rencana antara lain akan memuat rumusan tujuan pembangunan dan
rencana penataan lingkungan permukiman desa Jemur yang terdiri dari uraian keterangan,
pengendalian tata ruang kawasan sesuai dengan arah pembangunan pariwisata daerah.
data-data dan diagram yang kesemuanya lebih lengkap dari rancangan rencana
b. Pengembangan tata ruang, dalam hal penentuang struktur kawasan yang optimal, pola
c. Pengembangan fasilitas dan utilits dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi yang akan
ditingkatkan.
Rumusan kebijaksanaan rencana yang akan dijabarkan dalam bentuk rancangan fisik
kawasan meliputi pengembangan konsep kawasan yang direncanakan dimasa depan yang
d. Jalur transportasi
dilakukan
dengan
menemukan
tujuan,
halangan,
kegiatan
(untuk
a. Tahap pelaksanaan pembangunan pada tiap jangka waktu 5 tahun dari setiap sector
kegiatan
diperlukan.
dengan tahapannya
c. Organisasi pelaksana pembangunan meliputi;
d. Organisasi fungsional otonom dan vertical yang bertanggung jawab atas penanganan
pelaksanaan rencana
20
sungai,
pusat
teratur, bersih, sehat dan berjatidiri. Pada tahap ini diharapkan masyarakat
kawasan
permukiman
kumuh
perkotaan,
kawasan
oleh TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan, dengan
c. Mengkaji
dan
pengembangan
menyepakati
blok
pemanfaatan
peruntukan
potensi
perumahan,
lahan
industri
untuk
kerajinan,
Adapun syarat syarat penyusunan detail yang harus dipenuhi antara lain :
d. Melakukan
analisis
kebutuhan
dasar
dan
kebutuhan
adakan dibangun
d. DED
e. RAB
21
6.
masyarakat, antara lain melalui kegiatan Bazar, seminar, lokakarya, dll. Produk rencana
yang disebarluaskan antara lain, Peta-peta dan gambar rencana tata ruang desa dan
dilakukan.
rencana penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas. Tujuannya adalah
Desa
Kegiatan uji publik ini dilakukan oleh TIPP, Tim Teknis Pemda, Tim Konsultan,
permukiman tingkat desa dan rencana tata bangunan dan lingkungan pada
tingkat kawasan prioritas. Rencana program investasi ini merupakan
7.
pelakupelaku khususnya masyarakat luas agar paham maksud dan tujuan perencanaan.
pentingnya hidup dan bermukim di lingkungan yang tertata serta mampu melaksanakan
RPLP, TIPP akan dilatih terlebih dahulu tentang hal hal yang berkaitan
permukiman
Langkah ini bertujuan untuk memberikan berbagai hal terkait peraturan dan
bersama Tim teknis pemda dan Tim Konsultan dengan melibatkan Pokja
masyarakat.
perlu
22
B.
SISTEM PELAPORAN
Sistem pelaporan yang harus disiapkan oleh pihak konsultan terdiri dari 5 (lima) jenis laporan,
yang antara lain bersisi sebagai berikut;
1. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman, berisikan tentang rencana
pengembangan kawasan secara umum
2. Laporan Pendahuluan, memuat seluruh metode pendekatan, program survey, dilampiri
dengan daftar isian survey dan perlengkapan lainnya
3. Laporan Kompilasi Data, laporan ini disusun setelah mendapatkan data/informasi dari
lapangan yang memuat tanah / abngunan, data informasi mengenai pelayanan dan
sebagainya, serta informasi lain yang mendukung
4. Laporan Analisis, merupakan penilaian dari data-data yang telah disusun pada kompilasi
data, yang membantu dalam melakukan langkah penyusunan rancangan rencana
5. Laporan Rencana, yang memuat penyempurnaan rencana yang telah disusun pada laporanlaporan sebelumnya.
C.
TEKNIK PENYAJIAN
Teknik penyajian dalam penyusunan laporan rencana penataan lingkungan permukiman ini
mengikuti ketentuan sebagai berikut;
1. Huruf Times new Roman, 12pt. 1,5 spasi
2. Sampul buku
3. Ukuran kertas
4. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) berukuran A3 (plain paper)
23
BAB IV
Pengembangan Desa Jemur diarahkan sebagai kawasan permukiman sesuai dengan fungsi
15. Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999, Tentang Analisisi Mengenai Dampak Lingkungan.
utamanya, dan penataan fungsi pendukung yang selaras dan menunjang fungsi utama tersebut.
Konsep-konsep yang digunakan mengacu pada kaidah-kaidah desain kawasan permukiman yang
kompak, humanis, berbudaya, menghormati lingkungan (back to nature), dan tanggap bencana.
18. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
19. Keputusan Presiden No.21 tahun 1989, tentang Kebijakan Pembangunan Kota.
20. Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
A. NAMA DOKUMEN
RPLP (Rencana Pengembangan Lingkungan Permukiman)
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tantang Garis Sempadan Sungai,
daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai.
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum
B. WILAYAH CAKUPAN
Desa Jemur Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.
D.
Dasar teknis serta dasar hukum yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyusunan RPLP
PRINSIP PERENCANAAN
1.
Maksud
Tidak adanya pedoman perencanaan wilayah permukiman yang terstruktur
2.
Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang No.4 tahun 1992, Tentang Perumahan dan Permukiman.
adalah:
6.
7. Undang-Undang No.69 tahun 1996, Tentang Pelaksanaan Peran serta Masyarakat Dalam
Penataan ruang.
Terlantar.
10. Undang-Undang No.68 tahun 1998, Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
pelestarian Alam.
11. Undang-Undang No.38 tahun 2004, Tentang Jalan.
24
Tujuan
E.
GUNA LAHAN
Peraturan yang terdapat dalam bab ini menjelaskan jenis zona yang terdapat dalam
h.
Fasilitas peribadatan
i.
j.
Arena rekreasi
RPLP, jenis pembangunan yang diperbolehkan, pembangunan yang harus dikonsultasikan dan
Pembangunan yang tidak diperbolehkan adalah yang tidak termasuk dalam bagian zona
permukiman.
Adapun jenis-jenis wilayah zonasi yang terdapat dalam dokumen perencanaan ini adalah:
1. Guna Lahan dan Kontrol Pembangunan
Peraturan-peraturan dari zonasi harus di cermati oleh pihak pemberi otoritas dalam
menentukan pemberian izin dari permohonan pembangunan pada suatu lahan dengan zona
tertentu.
2. Zona Permukiman
Zona permukiman merupakan wilayah yang diperuntukan sebagai lahan permukiman
yang sesuai dengan kapasitas serta aturan yang sudah ditetapkan oleh dinas terkait.
Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan wilayah adalah sebagai berikut:
a. Merupakan area yang sesuai bagi pembangunan permukiman tipe rumah tinggal
b. Zona permukiman memberikan kesempatan bagi pembangunan dengan fungsi bukan
rumah tinggal, namun bentuk dan skala bangunan yang sesuai dengan lingkungan
permukiman sekitarnya.
c. Bagi area dengan luas lebih dari 1500 m2 dimungkinkan untuk dibangun perumahan
(multi unit housing)
Dalam melaksanakan pembangunan banyak aturan yang terkait serta perlu adanya
pemantauan serta izin pembangunan yang menjadi dasar dalam melaksanakan
pembangunan. Dalam hal tersebut tentunya pembangunan apa saja yang memerlukan
pemantauan dan izin dalam membangun.
a.
Akomodasi
b.
Rumah kontrakan.
c.
Fasilitas bersama
d.
e.
f.
Fasilitas pendidikan
25
g.
26
27
h. Fasilitas peribadatan
Yang tidak diperbolehkan adalah pembangunan selain yang telah disebutkan pada bagian di
b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan
atas.
Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona industri umum?
b. Kawasan perumahan
a. merupakan area yang sesuai bagi kegiatan industri umum dan pergudangan.
c. Bangunan institusi
b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan
penunjang
c. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Industri kecil
b. Akomodasi / penginapan
c. Pertukangan
d. Tempat usaha
a. Merupakan area yang sesuai bagi kegiatan usaha dan komersial skala kecil
Yaitu pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas
b. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai
c. Zona ini memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan
penunjang dari kawasan komersial dalam lingkungan permukiman.
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Akomodasi / penginapan
b. Fasilitas bersama
c. Periklanan
d. Tempat usaha
e. Lahan parkir komersial
f. Bangunan pendidikan
28
29
30
31
d. Area rekreasi
6. Ruang Terbuka
Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona ruang terbuka?
e. Panggung terbuka
f. Fasilitas rekreasi
Merupakan area yang sesuai dengan peruntukannya bagi ruang terbuka dan rekreasi.
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Area parkir
Merupakan area yang dicadangkan untuk jaringan jalan, khususnya jalan lingkungan
c. Area rekreasi
d. Panggung terbuka
Pembangunan jalan
e. Fasilitas rekreasi
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
Areal Parkir
7. Area Reservasi
Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona area reservasi?
Zona dengan warna merah muda
Apa saja peraturan dalam zonasi ini?
Merupakan area yang dicadangkan untuk digunakan oleh pemerintah desa bagi pemenuhan
fasilitas umum yang akan datang.
Merupakan area yang diminta oleh pemerintah untuk dicadangkan unuk pembangunan
fasilitas umum dimasa yang akan datang, yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa.
Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?
Instalasi fasilitas umum dan atau pekerjaan lanskap serta pertamanan yang telah disetujui
oleh otoritas berwenang, dan bukan berupa pembuatan bangunan.
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Area parkir
b. Child Care
c. Fasilitas perawatan ruang terbuka
32
33
34
35
F.
BATASAN PEMBANGUNAN
1. Sub Divisi
Pembagian
lahan
(pengkaplingan
lahan)
hendaknya
sedekat
mungkin
lingkungan sekitarnya.
mempertimbangkan tersediannya akses jalan (bagi pejalan kaki, kendaraan roda dua, roda
empat, dan khususnya bagi kendaraan untuk peristiwa darurat seperti ambulance dan mobil
5.
Warga tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan, atau suatu pekerjaan, di atas
jalan umum ataubagian dari jalan umum tanpa mendapatkana ijin terlebih dahulu.
2. Guna Sementara
Pemanfaatan dari lahan atau bangunan, termasuk pendirian bangunan yang sifatnya
seperti mendirikan halte bus, pengerjaan lansekap jalan, atau street furniture(lampu jalan,
sementara atau kegiatan yang bersifat sementara, yang terjadi di dalam desa Jemur harus
37
38
G.
a.
1. Pelestarian Hutan
b.
c.
d.
keberadaannya termasuk jenis-jenis pohon langka dan kegunaannya, dan bagi pohon yang
e.
f.
Penataan Lansekap.
g.
Peraturaan yang bertujuan untuk melestarikan hutan yang terletak di desa Jemur,
dimana peraturanRPLP ini berlaku, harus segera dituangkan dalam peraturan khusus,
dimana pohon-pohon yang ada di wilayah hutan perbukitan di desa Jemur diidentifikasi
meminimalisir dapak negatif dari pengerusakan hutan contohnya banjir atau tanah longsor.
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak yang berwenang harus mempertimbangkan
Pemahaman kepada masyarakat tidak hanya masyarakat dewasa namun semua
masyarakat baik dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan program penanaman sejuta pohon
Terpeliharanya lokasi lokasi tempat tumbuhnya vegetasi khas daerah yang dilindungi,
jika ada.
2. Manajemen Limbah
b.
Perlindungan dan perbaikan dari daerah tempat fauna daerah yang khas dan dilindungi.
hal yang menyangkut manajemen limbah sesuai dengan fungsi bangunan/jenis pekerjaan
c.
yang diusulkan:
d.
a.
e.
b.
Sedapat mungkin mendaur ulang sampah / limbah rumah tangga, limbah bangunan
f.
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal-
Tersedianya
tempat
dalam
lahan
untuk
menampung
limbah
Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area berjarak 10m dari pinggir
sungai atau anak sungai harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.
Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi
pertimbangan menyangkut konservasi energi dan air yang relevan sesuai dengan fungsi
rekreasi, penataan lansekap dan orientasi daribangunan yang diusulkan, dan kemungkinan
pembangunan jalan masuk permanen dan akses pedestrian di dalam area tersebut.
39
b. Penyediaan area istirahat, sirkulasi dan jalan masuk yang nyaman, mudah dijangkau
serta ternaungi.
c. Pertimbangan keselamatan, seperti warna kontras pada area yang berbahaya, permukaan
Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area daerah lereng bukit harus
jalan yang tidaklicin/anti slip dan penempatan street furniture (bangku istirahat, halte,
Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi
d. Tanda / rambu yang jelas terlihat, termasuk penyediaan pagar pengaman atau pegangan
e. Penyediaan akses bagi warga dengan keterbatasan fisik untuk melewati pintu masuk dari
H.
PERENCANAAN SOSIAL
1. Keselamatan dan Keamanan Warga
Sebelum memberikana ijin atas bangunan / pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus
mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan jaminan keselamatan warga terkait dengan
kegiatan tersebut:
a.
Bangunan yang didirikan harus berorientasi ke jalan, dengan bentuk muka bangunan
dan pagar yang memungkinkan pengawasaan dua arah, dari bangunan ke jalan dan
sebaliknya.
b.
Penyediaan lampu bagi pedestrian dalam site / lahan, dan akses antara area publik dan
area privat.
c.
Pintu masuk ke bangunan harus tegas dan jelas terlihat (tidak tersembunyi, gelap, atau
tersamar) , baik dari jalan, area publik, atau jalan masuk ke bangunan
2. Aksesibilitas
Sebelum memberikan ijin atas bangunan/ pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus
mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan warga dengan cacat fisik,
ataupun warga yang mengalami keterbatasan fisik karena faktor usia terhadap hal-hal
sebagai berikut:
a. Penyediaan jalur pejalan kaki yang menerus (tidak terputus) yang terjangkau dan dapat
diakes dari seluruh jalan antar RWdiwilayah masing-masing wilayah di desa Jemur dan
ruang umum yang ada, maupun jalan akses internal ke bangunan.
40
BAB V
7.
8.
9.
lingkungan RT.
RT 01 RW 01
Rencana penguatan aturan-aturan, kewenangan dan fungsi pelayanan kelembagaan adat dan
kelembagaan non pemerintah lainnya dalam kegiatan pembangunan kelurahan
2.
3.
4.
5.
6.
42
43
44
Di desa Jemur sendiri, belum terdapat Ruang Terbuka Publik yang bersifat permanen.
Selama ini warga menggunakan lahan kosong yang belum terbangun dan berstatus hak
milik perorangan sebagai ruang terbuka publik untuk melakukan kegiatan sosial,
keagamaan dan olahraga. Contohnya adalah lapangan terbuka di RT02 RW03, halaman
SD di RT01 RW01. Di masa lalu, masih terdapat banyak lahan kosong yang dapat
digunakan sebagai ruang terbuka publik, namun seiring dengan pesatnya kegiatan
pembangunan, banyak dari lahan kosong tersebut yang telah dimanfaatkan oleh
pemiliknya untuk didirikan bangunan atau fungsi lainnya diatasnya.
GambarV/7 PengrajinBatik di Rw 3
(Sumber: Dokumentasi PLPBK)
C. RENCANA
PENYEDIAAN
RUANG
TERBUKA
dan
PENGHIJAUAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1.
keberadaan, identitas dan sense of place yang dapat memperkuat sebuah komunitas.
Penyediaan Ruang Terbuka Publik utamanya bagi anak-anak dan generasi muda.
45
Diantara ruang terbuka yang masih tersedia di desa Jemur, Lapangan di RT02 RW03
Selain dapat digunakan sebagai kawasan rekreasi, penyediaan jalan inspeksi yang
sangat diharapkan oleh warga untuk dipertahankan menjadi Ruang Terbuka Publik. Jika
memanfaatkan garis sempadan sungai ini dapat pula dijadikan akses alternative jalan
dilihat dari kondisi tapak dan lokasinya, memang lokasi ini sangat memungkinkan untuk
dijadikan Ruang Terbuka, namun lokasi tersebut memiliki kendala yaitu dengan tidak
nyamannya akses terhadap ruang terbuka tersebut bagi warga di wilayah RW 2 dan RW 1
disebabkan adanya bukit jemur yang membentang sehingga warga harus memutar jika
surveilance).
Agar perencanaan ini dapat direalisasikan, maka terlebih dahulu area sempadan ini
harus dibebaskan dari bangunan warga, serta harus dijaga kedepannya agar warga tidak
membangun melewati Garis Sempadan Sungai. Sebagian bangunan warga yang terlanjur
Ruang Terbuka Hijau Publik diupayakan menyatu dengan Ruang Publiklainnya dan
masuk garis sempadan sungai diharapkan senantiasa menjaga kelestarian serta membuat
membentuk sebuah jaringan hijau (green network) utamanyadengan RTP linier, termasuk
perkerasan dengan menggunakan penanaman pohon penahan lereng sungai, dengan tujuan
pendukung minimal harus tersedia, seperti perkerasan jalan dan penanaman pohon peneduh.
Untuk tahapan selanjutnya dapat disediakan street furniture seperti bangku taman, lampu
2.
penerangan skala pedestrian dan tempat sampah. Untuk penanaman pohon peneduh dan
pembuatan taman, dapat digunakan tanaman lokal yang murah dan mudah untuk dipelihara.
46
3.
4.
Gambar V.16. Kawasan Makam Mbah prabu Gambar V.17. Kawasan Pohon Clowok
menjadi kawasan rekreasi wisata, hal ini berdasar pada kondisi topografi dan sejarah
status keramat bagi warga di wilayah desa Jemur. Yang harus dilakukan adalah bagaimana
wilayah yang terkait dalam upaya mengentaskan kemiskinan serta merubah cara pandang
kemudian hari tidak terjadi konflik. Investasi seyogyanya dilakukan dengan memperhatikan
kelestarian alam dan budaya, sehingga tidak ada yang dikorbankan untuk kepentingan
ekonomi semata. Itulah mengapa Gambar kawasan-kawasan cagar budaya seperti ini
memiliki peran positif dalam perencanaan tata ruang
47
48
satu pilihan kawasan prioritas yang ada, yang bertujuan pada rangsangan pertumbuhan
(gb.VI.14). Ketiga wilayah tersebut merupakan hasil dari keputusan masyarakat desa Jemur
sekitarnya sebagai kawasan wisata alam berupa pemandangan alam, dari tempat
a.
tersebut dapat dilihat panorama alam serta pemandangan kawasan kota kabupaten
religi yaitu terdapatnya suatu makam petilasan, atau pelaku sejarah di wilayah desa
Kawasan tersebut juga seringkali dijakdikan sebagai sarana olah raga extreme berupa
mountain motorbike atau olah raga sepeda motor gunung oleh masyarakat tertentu. Hal
yang nantinya dapat dijadikan sumber mata pencaharian bagi masyarakat desa Jemur,
Analisis SWOT
Kawasan ini merupakan kawasan hutan desa yang memiliki pemandangan panorama
a. Potensi (Strength)
yang menarik, tampak jelas wilayah kota kabupaten Kebumen dan sekitarnya dapat
terlihat dari wilayah tersebut. Hal tersebut menjadikan kawasan tersebut sangat
Jemur.
warga masyarakat di wilayah desa lain yang merupakan bagian dari wilayah desa
Jemur.
Dengan terbukanya akses jalan antar wilayah di desa Jemur akan meningkatkan serta
Pola kehidupan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi kekerabatan dan
kegotongroyongan
c.
menempuh jalan memutar untuk sampai diwilayah yang satunya, karena terhalang oleh
49
b.
Permasalahan (Weakness)
-
2.
Jaringan infrastruktur kurang baik kondisinya (rusak, tidak terdapat saluran dan
Visi
Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan.
Misi
Misi dalam Pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :
baru
-
Belum adanya fasilitas ruang interaksi, seperti taman dan ruang terbuka hijau
c.
b.
c.
d.
e.
3.
Desa Jemur sebagian besar wilayah merupakan daerah perbukitan dengan dengan
Skenario Pengembangan
Berdasarkan Rencana Pengembangan Permukiman desa Jemur 2010-2025 dari potensi kawasan
pamandangan yang menarik sehingga menjadi potensi tersendiri bagi desa Jemur.
-
Peluang (Opportunities)
-
a.
Strategi pengembangan kawasan desa Jemur adalah meningkatkan kualitas permukiman dan
lingkungan
-
Strategi Pengembangan
yang dimiliki maka skenario pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :
Desa Jemur merupakan wilayah yang masih asri terlihat dari lingkungan serta
a.
yang dapat memperkuat karakter khas desa, serta penataan permukiman untuk
meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga.
b.
Ancaman (Threats)
-
50
d.
dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerja sama
d. Rencana investasi juga mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas
Melalui penataan sarana prasarana umum yang dapat membantu meningkatkan ekonomi
1. Aspek-aspek Perencanaan
a. Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, serta
meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem
(sumberdaya alam dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perluditata agar dapat
manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara
pembangunan perumahan dan permukiman yang mengacu pada suatu kerangka penataan
ruang wilayah, sehingga dapat berlangsung tertib, terorganisasi dengan baik, berdaya guna
kegiatan tersebut.
d. Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan pembiayaan, termasuk
dan berhasil guna, sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Tujuan ini tidak akan tercapai bila tidak dilakukan perubahan dalam pengelolaan
tanah.
dan usulan perencanaan lingkungan dengan memisahkan jenis paket berjenis cost
7.
Umum.
a.
kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan
b.
b. Rencana ini merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung
c.
kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur
Langkah III : Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk masingmasing pelaku pembangunan.
pembangunan.
51
Langkah I : Penetapan paket kegiatan pada tiap jangka waktu pentahapan dan penyiapan
1. Kesepakatan bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) yang menyangkut pola investasi antara
lain dapat berbentuk: Build Operate and Transfer (BOT), Build Own Operate and Transfer
2. Pada prinsipnya pola Kerja Sama Operasional ini dapat dilakukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu
Mengembangkan kawasan kumuh menjadi kawasan yang lebih baik dengan berbagai
fasilitasnya yang tetap diperuntukkan bagi masyarakat kelas ekonomi lemah.
Menghindari penggusuran dan relokasi pemukim yang sudah ada saat ini.
a. Jangka waktu kontrak harus cukup untuk pengembalian hutang dan memberikan
kawasan.
b. Permintaan akan layanan dijamin oleh otoritas pemerintah (badan yang mengontrak).
milik
akan
ditransfer
(diserahkan)
kepada
pemerintahdan
sebagai
bagaimana proses pengalihan pemilikan dilakukan dan keharusan pihak swasta untuk
menyiapkan fasilitas yang akan diserahterimakan. Sektor pemerintah harus menyiapkan
Di saat pengakhiran kontrak, sering kali terdapat penyediaan layanan untuk dilanjutkan.
Hal ini dapat dilaksanakan untuk memastikan terjadinya transisi yang mulus dalam
manajemen
Rencana Program Penataan
a. Dasar Penataan Pengembangan
Menata Kawasan kumuh menjadi kawasan yang layak huni
-
Memanfaatkan lahan pada lokasi yang setrategis sebagai salah satu asset ekonomi
setempat maupun kawasan luas
52
Perencanaan yang akan dilakukan harus mengakomodasi rencana yang sudah ada
No
1
Program Perencanaan
Komponen
Unit
Rp.
dan Lingkungan
Penataan hunian
25
Rp.
10
Rp.
50.000.000,00
Rp.
200.000.000,00
Rp.
100.000.000,00
Rp.
150.000.000,00
100
Rp.
25.000.000,00
Rp.
120.000.000,00
Rp.
180.000.000,00
Rp.
50.000.000,00
Penataan Asesabilitas
10
Rp.
120.000.000,00
Air Limbah
Rp.
400.000.000,00
Rp.
100.000.000,00
Pembuatan Biogas
Rp.
50.000.000,00
2000
Rp.
50.000.000,00
Rp.
100.000.000,00
Rp.
75.000.000,00
Air Bersih
Pedagang Lokal
Persampahan
Rp.
15.000.000,00
Tepi Sungai
Rp.
25.000.000,00
Tabel V.1. Tabel Indikator Program dan rencana Investasi desa jemur
Sumber : Perencanaan PLP-BK desa Jemur
53
Sumber Anggaran
APBD
BLM
Swasta
Swadaya
60.000.000,00
125.000.000,00
Anggaran
54
55
D.
56
57
58