Anda di halaman 1dari 69

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada kita semua hingga sampai dengan detik ini kita masih diberi kekuatan serta limpahan rahmat
yang tak terhingga. Melalui penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman berbasis
komunitas, merupakan upaya masyarakat Desa jemur untuk selalu senantiasa bersemangat dan peduli
akan kelangsungan lingkungan serta wilayah desa Jemur agar lebih baik.
Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini merupakan refleksi harapan dan tujuan
dari seluruh segenap masyarakat Desa Jemur Kabupaten Kebumen, sesuai dengan visi Mewujudkan
Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan untuk itu ratusan warga
telah berpartisipasi dalam kegiatan PLPBK ini untuk berbagi pandangan ide, saran, sebagai bagian dari
proses perencanaan partisipatif.
Dalam beberapa bidang kita telah melihat perkembangan yang menggembirakan yang telah di
capai dalam pembangunan Desa Jemur melalui program-program seperti P2KP mandiri dan lain
sebagainya atau pun program-program langsung yang dilaksanakan oleh pemerintah Daerah.
Kita tidak perlu segan untuk senantiasa terus berusaha demi hasil yang terbaik bagi seluruh warga
Desa Jemur. Memang banyak yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan, dan dokumen Rencana
Penataan Permukiman ini semoga menjadi landasan, arahan, serta menjadikan konsep dasar dalam
pembangunan di desa Jemur..
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk mewujudkan Dokumen RPLP
ini. Walaupun masih banyak terdapat kekurangan namun besar harapan kami semoga apa yang telah
dituangkan dalam dokumen ini dapat menjadi salah satu pemicu semangat warga desa Jemur dalam
mewujudkan apa yang kita cita-citakan menjadi sebuah kenyataan.

Desa Jemur, 2010


Tenaga Ahli Pendamping Partisipatif

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

F. PERAN DAN FUNGSI DESA JEMUR TERHADAP KABUPATEN

LEMBAR PENGESAHAN

KEBUMEN

14

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK

BAB III

DAFTAR GAMBAR

A. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN


halaman

BAB I

BAB II

PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN . 16

PENDAHULUAN

PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS DESA JEMUR ......................... 16

A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 01

1.

Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis .. 17

B. VISI DAN MISI DESA JEMUR ..................................................................... 01

2.

Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data .

17

C. MAKSUD dan TUJUAN.................................. 02

3.

Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa ..

17

D. PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG.................................................. 02

4.

Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana .

20

E. SISTEMATIKA PELAPORAN....................................................................... 02

5.

Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana

20

6.

Langkah Kegiatan Uji Public ..

22

7.

Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif 22

DATA
A. GAMBARAN UMUM..................................................................................... 04

B. SISTEM PELAPORAN..................................................................................

23

C. TEKNIK PENYAJIAN...................................................................................

23

1. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan .

04

2. Letak Lokasi dan Batas Wilayah

04

3. Kondisi Fisik Dasar ..

04

4. Demografi

05

A. NAMA DOKUMEN......................................................................................... 24

5. Kondisi Penggunaan Lahan .

06

B. WILAYAH CAKUPAN ................................................................................. 24

6. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya .

06

C. HUBUNGAN DENGAN INSTRUMEN PERENCANAAN YANG LAIN .. 24

7. Fasilitas Umum

09

1.

Pola Jaringan Jalan ................................................................................... 24

8. Utilitas Umum ..

11

2.

Hirarki jalan ............................................................................................... 24

9. Jaringan Jalan ...

11

10. Bangunan .

12

B. POTENSI KAWASAN ........................................................... 13

BAB IV

RENCANA ZONASI DESA JEMUR

D. PRINSIP PERENCANAAN............................................................................ 24
1.

Maksud....................................................................................................... 24

2.

Tujuan ................................................................................................... 24

1.

Kondisi Fisik Dasar ................................................................................... 13

2.

Kondisi Kedudukan .................................................................................. 13

1.

Guna Lahan dan Kontrol Pembangunan.................................................... 25

C. PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN..................................... 14

2.

Zona Permukiman...................................................................................... 25

D. ARAHAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN..................................... 14

3.

Zona Komersial Umum ...

E. GAGASAN PENGEMBANGAN WILAYAH ............................................... 14

4.

Zona Komersial Dalam Lingkungan Permukiman .. 28

5.

Zona Lingkungan Umum

E. GUNA LAHAN................................................................................................ 25

25

28

6.

Ruang Terbuka . 32

7.

Area Reservasi . 32

8.

Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan ..

32

F. BATASAN PEMBANGUNAN......................................................................... 36
1. Sub Divisi 36
2. Guna Sementara

36

BAB VI

ORGANISASI PELAKSANA

A. PELAKSANA INTERNAL DESA JEMUR ..... 59


1. BadanKeswadayaanMasyarakat (BKM) ..

59

2. Tim IntiPerencanaanPartisipatif (TIPP) ...

59

3. KelompokKerja (Pokja) . 60
4. Tim Narasumber .

B. PELAKSANA EXTERNAL................................................................................ 60

3. Area Rawan Banjir . 36

1. Senior Fasilitator (SF) ..

60

4. Area Rawan Longsor .

36

2. TenagaAhliPendampingPerencanaan (TAPP) .

60

5. Pembangunan Pada Jalan Umum 36

3. Tim TeknisPemda ...

60

G. ATURAN MANAJEMEN LINGKUNGAN .................................................... 39

C. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN SURVEY ...

61

1. Pelestarian Hutan 39

1. Proses PersiapanPenyusunanRencana

61

2. Manajemen Limbah 39

2. Proses PenyusunanRencanaPenataanLingkunganPemukiman

3. Efisiensi Energi, Limbah, dan Air Hujan ... 39

BerbasisKomunitas ..

61

4. Lansekap dan Keaneka Ragaman Hayati 39

3. KegiatanPengumpulanPenyusunanAnalisis .

61

5. Pembangunan Disepanjang Daerah Aliran Sungai . 39

4. LangkahKegiatanPenyusunanKompilasi Data .

61

6. Pembangunan Didaerah Lereng Bukit ... 40

5. LangkahKegiatanPenyusunanAnalisis .. 61

H. PERENCANAAN SOSIAL 40

6. LangkahKegiatanPenyusunanRencana .. 61
7. LangkahKegiatanUjiPublik ..

BAB V

60

RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR


A. RENCANA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL ... 41
B. RENCANA PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI MIKRO............. 41
C. RENCANA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU dan
PENGHIJAUAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN .. 45
1. Pembuatan Ruang Terbuka ...

45

2. Penataan Kawasan Bantaran Sungai .. 46


3. Penataan Kawasan Lereng Bukit ...

47

4. Penataan Kawasan Cagar Budaya Sebagai Kawasan Rekreasi .

47

5. Proses Penentuan Kawasan Prioritas

49

6. Penataan Kawasan Permukiman .... 51


7. Indikasi Program dan Rencana Investasi 51
D. RENCANA JARINGAN JALAN DAN DRAINASE . 56

62

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK
Halaman

Halaman

BAB I

BAB II

BAB II

Grafik II.1.

Tabel II.1.

Kependudukan Desa Jemur....................................................................................... 05

Tabel II.2.

Komposisi Tenaga Kerja Desa Jemur........................................................................ 06

Tabel II.3.

Komposisi Etnis Penduduk Desa Jemur.....................................................................06

Tabel II.4.

Komposisi Keyakinan Agama Desa Jemur.............................................................. 06

Tabel II.5.

Komposisi Mata Pencaharian Desa Jemur.............................................................. 07

Tabel II.6.

Sarana Perekonomian Di Desa Jemur........................................................................ 09

Tabel II.7.

Jenis Industri di Desa Jemur...................................................................................... 09

BAB III
BAB IV
BAB V
Tabel V.1.

Tabel Indikator Program dan Rencana Investasi Desa Jemur.................................. 53

BAB VI
Tabel VI.1.

Daftar Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)............................................... 59

Tabel VI.2.

Daftar Nama Tim Inti Perencana Partisipatif.............................................. 59

Tabel VI.3.

Daftar Tim Teknis Pemda............................................................................................. 60

Peruntukan Lahan Desa Jemur................................................................................... 06

DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur.......................................................... 13
Gambar II.29. Makam Mbah Prabu.................................................................................................14

BAB II
Gambar II.1.

Akses Masuk Ke Desa Jemur Dari Sebelah Selatan............................................. 04

Gambar II.2.

Skema Aksesibilitas WilayahAntar dusun Di desa Jemur...................................

Gambar II.3.

Kondisi Fisik Permukiman Lereng Bukit Desa Jemur.......................................... 05

Gambar II.4.

Kondisi Pemanfaatan Ladang Berupa Tanaman Singkong...............................

Gambar II.5.

Usaha Bengkel Motor dan Jahit.............................................................................. 07

Gambar II.6.

Usaha Warung......................................................................................................... 07

Gambar II.7.

Sentra Industri Pengolahan Kayu di RW I............................................................ 08

Gambar II.8.

Sentra Industri Tempe di RW I............................................................................... 08

Gambar II.9.

Sentra Ternak Kambing dan Sapi di RW II........................................................... 08

Gambar II.30. Makam Istana Kyai.................................................................................................. 14

04
BAB III

05

Gambar II.10. Pengrajin Batik di RW III....................................................................................... 08


Gambar II.11. Kondisi Pengolahan Sampah Di Desa Jemur......................................................... 09
Gambar II.12. Sumur Bor Bantuan pemerintah Propinsi.............................................. 10
Gambar II.13. MCK Umum Desa Jemur........................................................................................ 10
Gambar II.14. Masjid di RW I........................................................................................................ 10
Gambar II.15. Masjid di RW II....................................................................................................... 10

BAB IV
Gambar IV.1. Peta Eksisting Peruntukan Lahan............................................,................................26
Gambar IV.2. Peta Rencana Peruntukan Lahan..............................................................................27
Gambar IV.3. Peta Zona Komersial Umum....................................................................................29
Gambar IV.4. Peta Zona Komersial Dalam Lingkungan permukiman....................................... 30
Gambar IV.5. Peta Zona Lingkungan Umum................................................................................. 31
Gambar IV.6. Peta Ruang Terbuka................................................................................................. 33
Gambar IV.7. Peta Area Reservasi................................................................................................. 34
Gambar IV.8. Peta Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan.............................................................. 35
Gambar IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir....................................................................................... 37
Gambar IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor....................................................................................38

Gambar II.16. Masjid di RW I.........................................................................................................11


Gambar II.17. Masjid di RW II...................................................................................................... 11
Gambar II.18. Saluran drainase Alami........................................................................................... 11
Gambar II.19. Saluran drainase Buatan.......................................................................................... 11
Gambar II.20. Kondisi Jalan Aspal Di Desa Jemur ....................................................................... 12
Gambar II.21. Kondisi Jalan Setapak Di Desa Jemur..................................................................... 12
Gambar II.22. Kondisi Jalan Tanah Di Desa Jemur........................................................................ 12
Gambar II.23. Bangunan Permanen................................................................................................ 12
Gambar II.24. Bangunan Non Permanen........................................................................................ 13
Gambar II.25. Bangunan Semi Permanen....................................................................................... 13
Gambar II.26. Potensi Alam Watu Ngadeg..................................................................................... 13
Gambar II.27. Potensi Alam Clowok ............................................................................................. 13

BAB V
Gambar V.1.

Pelayanan Bank Sampah di desa Jemur........................................................ 41

Gambar V.2.

Industri Furniture di Rt. 01 Rw 01........................................................................... 41

Gambar V.3.

Industri Pengolahan Kayu di Rt. 01 Rw. 01 ........................................................... 41

Gambar V.4.

Peta Tematik ekonomi ........................................................................................... 42

Gambar V.5.

Peta Tematik Lingkungan ...................................................................................... 43

Gambar V.6.

Peta Tematik Lingkungan hutan Desa Jemur ...................................................... 44

Gambar V.7.

PengrajinBatik di Rw 3............................................................................................ 45

Gambar V.8.

Industri Rumah Olahan Tempe di rw 1 dan 2........................................................ 45

Gambar V.9.

Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01......................................................... 45

Gambar V.10. Rencana Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01........................................ 45


Gambar V.11. Desain Penataan Sempadan Sungai di Wilayah RW 3......................................... 46
Gambar V.12. Metode Penanganan Lereng sungai......................................................................... 46

Gambar V.13. Penanganan Jalan Pada Permukiman Lereng Bukit............................................. 47


Gambar V.14. Kesenian Jamjaneng................................................................................................ 47
Gambar V.15. Kawasan Istana kyai................................................................................................ 47
Gambar V.16. Kawasan Makam Mbah prabu............................................................................... 47
Gambar V.17. Kawasan Pohon Clowok......................................................................................... 47
Gambar V.18. Gambar Wilayah Potensi Wisata............................................................................. 48
Gambar V.19. Gambar Desa Jemur ............................................................................................... 54
Gambar V.20. Gambar Zona Wilayah Permukiman...................................................................... 55
Gambar V.21. Gambar Rencana Pembangunan Jalan Baru di DESA JEMUR........................

56

Gambar V.22. Desain Perbaikan Jalan Utama Desa...................................................................... 57


Gambar V.23. Gambar Rencana Pembangunan Jaringan Drainase Baru..................................

58

BAB VI
Gambar VI.1. BAGAN KOLABORASI PERENCANAAN PARTISIPATIF.................................... 61

Desa Jemur sebagai salah satu Desa penerima Pilot Project Neighbourhood Development

BAB I

atau PLP-BKdiharapkan telah memenuhi tiga syarat utama di atas, dikarenakan telah berproses

PENDAHULUAN

dari masyarakat yang digolongkan tidakberdaya menjadi masyarakat yang mandiri (menuju
madani) seperti saat ini. Dengan demikian, masyarakat Desa Jemurdiharapkan telah melakukan

A. LATAR BELAKANG
Kemiskinandan cara pandang masyarakat dalam melihat pentingnya upaya membangun

latihan-latihan (exercises) perubahan prilaku / cara pandang ke arah yang lebih

bangsa yang madani menjadi hal penting dalam proses pembangunan masyarakat disegala

baik,berorganisasi, pemrograman dan perencanaan kegiatan dan yang terakhir adalah latihan

bidang, peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan masih sangat dibutuhkan

melakukan channeling.

demi lancar dan suksesnya pembangunan, sehingga perlunya kesadaran disemua lapisan

Dengan modal sosial di atas, dalam program PLP-BK ini masyarakat Desa Jemur diajak

masyarakat.

untuk berencana membangun tatanan kehidupan berdasarkan visi masa depan yang dibangun

Pembangunan wilayah dalam suatu kawasan permukiman menuju lingkungan yang bersih

bersama. Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, secara umum disebutkan tujuan

selaras dan sehat merupakan dambaan segenap masyarakat Indonesia, menjadi tanggung jawab

dari PLP-BK adalah: ... mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan

bagi kita semua warga bangsa Indonesia untuk bersatu padu membangun lingkungan yang

lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras,berjatidiri dan lestari. Dengan tujuan khusus yang

diidamkan, peran serta lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam program

akan diwujudkan.

pembangun ini, pemerintah sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi partner yang

Masyarakat yang sadar pentingnya tinggal di permukiman yang tertata selaras dengan

harus selalu bekerjasama bersatu padu demi suksesnya program-program yang berbasis

lingkungan yang lebih luasdan tanggap bencana,Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan

komunitas.

tertib pembangunan. Masyarakat yang mampu secara kreatif dan inovatif melakukan

Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas atau disingkat

perencanaan, dan pengelolaan pembangunanlingkungan permukiman mereka.Tata kelembagaan

PLP-BK merupakanpeningkatan dari P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan)

kelurahan yang efektif dan efisien dalam menerapkan tata kepemerintahan yang baik

untuk tingkat kawasan / lingkungan permukimandengan penekanan khusus pada penataan

(goodgovernance).

sarana lingkungan dan kualitas hunian yang direncanakan dan dibangun denganpendekatan
kolaboratif antara bottom up approach (partisipasi masyarakat) dan top down approach

B. VISI MISI
Berkaitan dengan konsep-konsep dasar pembangunan desa jemur yang berbasis komunitas,

(partisipasi pemda danstakeholders lainnya).


Sebagai program peningkatan dari P2KP, prinsip-prinsip dasar P2KP, pendekatan

masyarakat sadar betul akan arti pentingnya peran serta masyarakat dalam peran serta

TRIDAYA dan good governancetetap dipertahankan keterpaduannya dengan tujuan

pembangunan,ata dasar tersebut konsep dasar pembangunan tidak terlepas dengan visi dan misi

mewujudkan

desa menuju desa yang diinginkan.

pembangunan

berbasis

komunitas

(community

baseddevelopment)

yang

Visi desa Jemur adalah Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan

berkelanjutan (sustainable). Untuk mewujudkan keberlanjutan (sustainability) pembangunan

Berwawasan Lingkungan.

permukimanseperti yang diharapkan, dibutuhkan tiga syarat utama, yakni:

Misi desa Jemur adalah:


Perubahan perilaku (attitude)

1. Melaksanakan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Pengelolaan masyarakat sendiri (self community management)

2. Mendayagunakan Sumber Daya Alam secara seimbang dan berkelanjutan.

Inovasi dan kreativitas masyarakat (enterpreneurship)

3. Mengembangkan budaya lokal yang tulus dan berjati diri.


4. Meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman.

5. Meningkatkan produktifitas sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

Rencana tata ruang harus bersifat partisipatif dalam arti membuka kesempatan bagi peran
serta masyarakat, dinamis dan fleksibel, serta antisipatif terhadap kemajuan-kemajuan teknologi
dan juga manusiawi.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan dilakukan kajian Rencana Pembangunan Lingkungan

Penyusunan rencana umum tata ruang harus selalu mempertimbangkan tiga aspek pokok

Permukiman (RPLP) adalah:

yaitu aspek strategis, aspek teknis dan aspek pengelolaan. Ketiga aspek tersebut sangat

1.

menentukan dalam menetapkan kebijaksanaan dasar pengembangan tata ruang.

MAKSUD
RPLP sebagai alat untuk mencapai kondisi mendatang yang diinginkan dengan
memanfaatkan semaksimal mungkinkondisi eksisting yang ada dan meminimalkan dampak

E. SISTEMATIKA PELAPORAN

negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang dituangkan dalamserangkaian program

2.

Pembahasan dalam penyusunan buku laporan pendahuluan ini mencakup 4 bab dengan

pembangunan dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana,

materi sebagai berikut:

sertakoordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,

BAB I

PENDAHULUAN

monitoring dan pengawasan.

Bagian ini menguraikan mengenai latar belakang penyusunan rencana tata

TUJUAN

ruang desa Jemur, kemudian pada sub bab berikutnya diuraikan mengenai

RPLP diperlukan sebagai acuan tentang apa yang dapat dibangun, dimana letak

maksud dan tujuan , pengertian Rencana Tata Ruang, Dasar Hukum

pembangunan, kapan perlu dibangun,besaran yang perlu dibangun, oleh semua pihak yang

penyusunan rencana dan bagian akhir diuraikan mengenai sistematika laporan

membangun suatu kelurahan atau desa agar tertata dengan baik,efisien dan bermanfaat bagi

pendahuluan.

masyarakat.
RPLP merupakan alat kontrol / pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

dengan aturan dan kesepakatanmasyarakat dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta,

Dalam memahami kondisi atau karakteristik wilayah perencanaan serta potensi

LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunanberbagai macam

dan permasalahannya maka dibahas gambaran umum wilayah perencanaan,

infrastruktur, fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan

metode pendekatan penyusunan rencana, proses perencanaan dan sistem

bagai sesuaikebutuhan masyarakat.RPLP sebagai acuan untuk pentahapan program

pelaporan, serta membahas organisasi pelaksana dan pelaksanana kegiatan

pembangunan kelurahan / desa setiap tahun,sehingga pada akhirnya seluruh program

survey.

pembangunan dapat menciptakan tata ruang dan kehidupan masyarakat yangharmonis.


BAB III

PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN


Dalam bab ini akan di bahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan

D. PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG


Rencana umum tata ruang adalaha rencana pengembangan yang disiapkan secara teknis dan

proses perencanaan dan sistem pelaporan, adapun isi dari bab ini akan di bahas

non teknis, baik yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang

mengenai Proses Penyusunan rencana Penataan lingkungan Permukiman Berbasis

merupakan kebijaksanaan pemanfaatan muka bumi wilayah kawasan termasuk ruang diatasnya,

komunitas, Sistem Pelaporan, serta Teknik Penyajian

dan menjadi pedoman pengarahan dan pengendalian pembangunan.

BAB IV

RENCANA ZONASI DESA JEMUR


Dalam membuat dasar perencanaan yang tepat sangat diperlukan perencanaan
yang menyeluruh, dengan demikian pada bab ini akan memuat beberapa sub
bagian yang mendukung hal tersebut yaitu, nama dokumen, wilayah cakupan,
hubungan dengan instrumen perencanaan yang lain, prinsip perencanaan, guna
lahan,batasan pembangunan, aturan manajemen lingkungan, perencanaan sosial,
serta rencana jaringan jalan dan drainase.

BAB V

RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR


Beberapa hal yang menjadi harapan dalam mencapai perencanaan yang berhasil
tentunya harus memiliki dasar perencanaan yang terarah, pada bab ini di bahas
beberapa hal perencanaan yang diharapkan menjadi dasar dalam pembangunan
di desa Jemur yaitu, rencana pengembangan pelayanan sosial, rencana
pengembangan kegiatan ekonomi mikro, rencana penyediaan ruang terbuka
hijau dan penghijauan lingkungan permukiman, serta rencana jaringan jalan dan
drainase.

BAB VI

ORGANISASI PELAKSANA DAN PELAKSANAAN SURVEY


Suksenya sebuah proyek tentunya sangat ditentukan adanya kerja sama team
yang solid, sangat diperlukan kesadaran dari semua pihak dalam menjalankan
semua tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas terbut, pada bab ini
akan di bahas mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang
akan tertuang dalam isi papa bab ini adapun yang akan dibahas adalah
Organisasi Pelaksana, Komposisi Tenaga Ahli, serta Jadual Pelaksanaan kegiatan dan
Survey.

Sebelah Barat

BAB II

: Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Jemur


Kecamatan Pejagoan yang dibatasi oleh sungai Luk Ulo.

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Dilihat dari batas wilayah desa jemur serta kondisi geografis yang ada, Desa jemur
memiliki potensi permasalahan yang berkaitan dengan batas wilayah di masing-masing

A. GAMBARAN UMUM
1.

desa tetangga, potensi permasalahan tersebut adalah akses yang terputus pada sebagian

Gambaran Umum Wilayah Perencanaan


Desa Jemur merupakan wilayah Desa yang terletak di sebelah utara kota Kabupaten

wilayah di desa Jemur yang diakibatkan kondisi topografi desa Jemur yang merupakan

Kebumen dengan jarak 3 Km dan jarak tempuh 10 menit dari pusat kota Kebumen.

Perbukitan, sehingga menjadi kendala tersendiri yang berakibat kurang lancarnya sistem

Kedudukan wilayah desa jemur berada pada ketingian + 20m diatas permukaan air laut.

koordinasi antar warga di desa Jemur, hal tersebut mengharuskan warga untuk berjalan

Wilayah desa jemur merupakan wilayah yang sebagian besar lahannya adalah daerah

lebih jauh sehingga harus melewati wilayah desa Gemeksekti.

perbukitan, dengan ketinggian bukit +150 m diatas permukaan laut. Dengan Kondisi alam
yang demikian menjadikannya masyarakat desa jemur banyak mengandalkan sektor
pertanian serta perladangan sebagai sumber pendapatan ekonomi, disamping sebagian

KEDUNGKRACAK

SOKAWERA

masyarakat lainnya bekerja pada sektor-sektor lainnya baik formal ataupun informal.

DESA
GEMEKSEKTI

Gambar II.1. Akses Masuk Ke Desa Jemur Dari Sebelah Selatan

CLOWOK

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

2.

SKEMA JALUR JALAN PENGHUBUNG ANTAR


DUSUN DI DESA JEMUR

Letak Lokasi dan Batas Wilayah

Desa Jemur jika dilihat dari geografis wilayahnya merupakan wilayah desa yang diapit
oleh empat wilayah desa yang lainnya yaitu:

Gambar II.2. Skema Aksesibilitas WilayahAntar dusun Di desa Jemur

Sebelah Utara

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

: Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Desa Kemangguan


yang dibatasi oleh daerah persawahan dan pegunungan.

Sebelah Selatan

3.

: Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Gemeksekti

Desa Jemur merupakan desa dengan kondisi fisik dasar lahan yang sebagian besar

yang dibatasi oleh persawahan dan pegunungan.


Sebelah Timur

Kondisi Fisik Dasar

adalah daerah perbukitan, terbukti dengan penggunaan area lahan terbuka yang lebih

: Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Desa Karangsari

banyak dibandingkan daerah permukiman, hal ini menjadikan wilayah desa Jemur masih

yang dibatasi oleh persawahan.

tegolong menjadi darah yang asri. Namun banyak kendala yang ada dengan kondisi tersebut

yaitu menjadikan area permukiman banyak terdapat permukiman yang berada di lerenglereng bukit.
Upaya-upaya pelestarian lingkungan terus di galakkan sehubungan dengan kondisi
wilayah yang berbukit, seperti halnya dengan melakukan reboisasi yang berkala yang
dilakukan bersama-sama oleh masyarakat desa Jemur.
Dengan kondisi fisik yang ada masyarakat desa Jemur banyak mengantungkan
hidupnya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada, seperti membuka perladangan di
perbukitan tanpa merusak lingkungan yag ada. Sejarah mengatakan dahulu bukit Jemur
pernah mengalami kegndulan lahan yang diakibatkan musim kemarau dan sulitnya pasokan

Gambar II.4. Kondisi Pemanfaatan Ladang Berupa Tanaman Singkong

air, sehingga mengakibatkan areal bukit jemur menjadi gundul, namun seiring

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

perkembangannya denga bantuan yang di berikan oleh pemerintah setempat dengan


4.

program penanaman hutan gundul kembali sedikit banyak merubah wajah bukit Jemur

Demografi

Dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan desa Jemur, tercatat Desa jemur

menjadi asri dan rimbun kembali.

memiliki jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 2.995 jiwa, dengan pembagian seperti
telihat di tabel kependudukan.

Data

Tahun 2010

Jumlah Penduduk

2.955 jiwa

Jumlah Kepala Keluarga

Penduduk Perempuan

1.460 jiwa

Penduduk Laki-Laki

1.495 jiwa

736 KK

Tabel II.1. Kependudukan Desa Jemur


Gambar II.3. Kondisi Fisik Permukiman Lereng Bukit Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

(sumber: PLPBK Desa Jemur)


Dari data tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk desa jemur lebih banyak
Masyarakat desa Jemur sangat mengandalkan potensi alam berupa lahan-lahan

penduduk laki-laki namun dari data di atas dapat katakan bahwa jumlah penduduk desa

persawahan ataupun lahan perladangan yang berada di bukit Jemur, jika melihat begitu

jemur berdasar jenis kelamin relatif seimbang antara jumlah penduduk perempuan dengan

banyaknya lahan yang dijadikan lahan produktif berupa lahan sawah dan lahan ladang

jumlah penduduk laki-laki.

sangat berpotensi dalam mengembangkan roda perekonomian di desa Jemur, namun masih
kurangnya

pengetahuan

serta

pelatihanpelatihan

yang

kaitannya

dalam

Berkaitan dengan kependudukan di desa Jemur mengenai sumberdaya dan sumber

upaya

mata pencaharian sangat erat kaitannya dengan sumberdaya berupa tenaga kerja yang ada di

memanfaatkan potensi lahan secara maksimal tanpa merusak lingkungan sehingga dapat

desa Jemur sehingga jumlah tersebut dapat di kelompokan menjadi beberapa strata umur

mendukung perekonomian keluarga.

penduduk yang ada seperti terlihat di tabel dibawah ini.

Sawah Irigasi teknis

25 Ha.

No

Data

Tahun 2010

Sawah Tadah Hujan

15 Ha.

Penduduk Usia 15-64 tahun

1.920 jiwa

Tegal/ Ladang

105 Ha.

Penduduk di atas 65 tahun

237 jiwa

Permukiman

56 Ha.

Penduduk Masih Sekolah

413 jiwa

Tabel II.2. Komposisi Tenaga Kerja Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

No

Etnis

Tahun 2010

Jawa

2.955 jiwa

Batak

Tionghoa

Grafik II.1. Peruntukan Lahan Desa Jemur

Padang

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Tabel II.3. Komposisi Etnis Penduduk Desa Jemur


6.

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

Sebagian besar masyarakat desa Jemur merupakan masyarakat pribumi asli sehingga
sangat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian di desa Jemur seperti dapat dilihat
No

Agama

Tahun 2010

Kondisi sosial ekonomi di desa jemur kebanyakan mengandalkan pada sektor-sektor seperti

Islam

2.955 jiwa

sektor pertanian, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor buruh.

Kristen Katolik

Kristen Protestan

padi serta pertanian ladang berupa palawija, pada pertania

Budha

sawah di desa Jemur membagi menjadi 3 bagian sistem

Hindu

pertanian

Sektor Pertanian

: sektor pertanian di desa Jemur meliputi pertanian sawah berupa

yaitu sistem irigasi teknis, irigasi teknis, dan

sistem tadah hujan. Pada perladangan masyarakat banyak

Tabel II.4. Komposisi Keyakinan Agama Desa Jemur

memanfaatkan

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

lahan-lahan

perbukitan

untuk

di

tanami

palawija, kopi, jagung, singkong.


Sektor Jasa
5.

pada jasa transportasi yaitu berupa sopir, becak, ojek.

Kondisi Penggunaan Lahan

Sektor Perdagangan

Luas wilayah desa Jemur memiliki luas wilayah 231 Ha. Yang terbagi menjadi beberapa

Sawah irigasi teknis

30 Ha.

: Pada sektor perdagangan masyarakat desa Jemur kebanyakan


mengelola perdagangan di pasar Kebumen, dalam membawa

perentukuan lahan yang ada yaitu:


-

: Pada sektor Jasa masyarakat desa Jemur banyak mengandalkan

Sektor Buruh

hasil bumi ke pasar, biasanya berupa ubi-ubian, jagung,

No

Mata Pencaharian

kopi,dll.

Petani Pemilik

360 jw

Buruh Tani

238 jw

Pedagang

65 jw

Buruh / Swasta

675 jw

Pengrajin

3 jw

Pegawai Negeri

17 jw

Guru

41 jw

Jasa

238 jw

TNI / Polri

9 jw

10

Penjahit

17 jw

11

Tukang Batu

82 jw

Gambar II.5. Usaha Bengkel Motor dan Jahit

12

Tukang kayu

12 jw

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

13

Peternak

7 jw

14

Montir

8 jw

15

Dokter

0 jw

16

Sopir

27 jw

17

Pengemudi Becak

57 jw

18

Wiraswasta

5 jw

19

Migran/ Kerja Di Luar Daerah

: Pada sektor buruh di desa Jemur terdapat beberapa buruh yang


ada seperti buruh bangunan, buruh pertukangan, buruh tani.

Tahun 2010

303 jw

Tabel II.5. Komposisi Mata Pencaharian Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.6. Usaha Warung

Berkaitan dengan sosial ekonomi di desa Jemur terdapat potensi-potensi ekonomi

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

di wilayah desa Jemur yang sangat beraneka ragam hal ini terbagi di berbagai wilayah
RW yang ada di desa Jemur, terdapat 3 RW yang ada di desa Jemur di bawah ini
gambaran kondisi potensi ekonomi di tiap-tiap RW di wilayah desa Jemur
RW I

Kondisi masyarakat yang majemuk menyebabkan dinamisasi dilihat dari mata

Wilayah RW I merupakan wilayah yang menjadi pusat pemerintahan desa Jemur

pencaharian penduduk. Dominasi pada sektor pertanian, jasa, dan perdagangan dapat

karena lokasi Balai Desa terletak di wilayah RW I, beberapa potensi yang ada di

dilihat pada tabel komposisi mata pencaharian desa Jemur di bawah ini.

wilayah tersebut diantaranya terdapat sentra industri pertukangan kayu, di sana di


produksi berbagai jenis perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, ranjang, dll.

Pada sektor lain seperti halnya usaha jasa jahit, montir, dan usaha katering juga
terdapat di wilayah RW I.

Gambar II.9. Sentra Ternak Kambing dan Sapi di RW II


(sumber: PLPBK Desa Jemur)
Gambar II.7. Sentra Industri Pengolahan Kayu di RW I
RW III

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Wilayah RW II merupakan wilayah yang letaknya di sebelah barat dari wilayah RW I,


Ada beberapa potensi lain di wilayah RW I yaitu terdapat sentra industri pembuatan

potensi ekonomi yang ada di RW III diantaranya terdapat usaha memelihara ternak

getuk, tempe, dan jamu. Potensi ekonomi lainnya adalah terdapat usaha ternak

seperti ternak kambing, ikan, dan sapi. Demikian halnya industri rumah tangga seperti

masyarakat berupa ternak kambing, sapi, ikan, dan ayam.

usaha katering, konveksi, menjahit, terdapat usaha lain yang ada di wilayah RW III
dalam upaya melestarikan budaya bangsa yaitu terdapat usaha pengrajin batik.

Gambar II.8. Sentra Industri Tempe di RW I


(sumber: PLPBK Desa Jemur)
Gambar II.10. Pengrajin Batik di RW III
(sumber: PLPBK Desa Jemur)

RW II
Wilayah RW II merupakan wilayah yang letaknya di sebelah timur dari wilayah RW I,
potensi ekonomi yang ada di RW II diantaranya terdapat usaha memelihara ternak
seperti ternak kambing, sapi, ikan. Demikian halnya industri rumah tangga seperti
usaha bakso, kue sumpiah kering masih dilakukan oleh sebagian warga RW II.

7.

Tahun 2010

Fasilitas Umum

No

Sarana Perekonomian

Warung

27 unit

Kios

1 unit

Toko

bakar, dibuang kesungai atau membuat lubang-lubang yang kemudian ditimbun. Masih

Koperasi Simpan Pinjam

minimnya sarana dan prasarana dalam menampung sampah yang dihasilkan oleh

Badan Kredit Desa

3 unit

Lumbung Desa

1 unit

a.

Pengolahan Sampah

Pola pembuangan sampah yang biasa dilakukan penduduk adalah dengan cara di

limbah rumah tangga.

Tabel II.6. Sarana Perekonomian Di Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

No

Sarana Perekonomian

Tahun 2010

Warung Makan

Angkutan

Bengkel sepeda Motor

Bengkel Sepeda

Reparasi radio dan TV

Penjahit

11

Pengrajin Tempe

Katering

Potong Rambut

Gambar II.11. Kondisi Pengolahan Sampah Di Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Perlu pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan yang


didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga pola hidup yang
sehat dan upaya menciptakan lingkungan yang bersih akan terwujud.

Tabel II.7. Jenis Industri di Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)
b.

Kebutuhan air bersih penduduk dapat dipenuhi apabila diukur dengan

Berkaitan dengan budaya yang ada di desa Jemur sangat kental dengan budaya

menggunakan standar kebutuhannya. Kondisi sumber air bersih yang ada di desa Jemur

jawa yang santun terhadap norma-norma yang berlaku di kehidupan bermasyarakat, hal
tersebut

memberikan

pengaruh

yang

positif

terhadap

kelangsungan

terapat sumber air bersih bantuan dari pemerintah propinsi, namun kondisi yang ada

hidup

kurang berjalan dengan baik dalam pengelolaannya.

bermasyarakat di desa Jemur.


Diantara budaya yang ada di desa jemur terdapat kesenian jam janeng yang merupakan
kesenian musik yang bernuansa religi, karena didalamnya sarat akan ajaran-ajaran
kehidupan (agama)

Air Bersih dan Air Minum

Gambar II.12. Sumur Bor Bantuan pemerintah Propinsi


Gambar II.13. MCK Umum Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

(sumber: PLPBK Desa Jemur)


Terdapat beberapa wilayah di desa Jemur yang sudah di fasilitasi air bersih dari
PAM namun kondisi yang ada masih pada wilayah-wilayah yang ada di dataran rendah,
d.

pada wilayah atau daerah lereng bukit masih belum dapat menikmati fasilitas tersebut.
Wilayah yang merasakan fasilitas Air PAM yaitu sebagian wilayah di RW I, sebagian

Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di desa Jemur berupa mushola dan masjid yang

di RW II

semuanya berada di tiap-tiap RW di wilayah desa jemur, mengacu pada kentalnya


nilai-nilai agama yang ada serta jumlah mayoritas pemeluk agama yang ada di desa

c.

MCK

Jemur adalah agama Islam, menjadikan sarana peribadatan yang ada adalah mushola

Fasilitas MCK merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

dan masjid.

bermasyakat, fasilitas tersebut diperlukan dalam upaya untuk melestarikan lingkungan


serta menjaga kebersilahan lingkungan yang ada, di desa Jemur fasilitas MCK masih
perlu di kembangkan mengingat masih adanya sebagian masyarakat yang
menggunakana sungai untuk keperluan MCK.
Terdapat beberapa fasilitas MCK umum yang ada namun jumlahnya masih kurang
jika dilihat dari prosentase jumlah penduduk yang ada, sedangkan rumah yang
memiliki fasilitas MCK pribadi belum semuannya ada.

Gambar II.14. Masjid di RW I

Gambar II.15. Masjid di RW II

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

10

Gambar II.18. Saluran drainase Alami


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.16. Masjid di RW I

Gambar II.17. Masjid di RW II

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)


Pada tiap-tiap wilayah RW memiliki masjid sebagai penampung kegiatan
masyarakat yang ada, secara terus menerus kegiatan-kegiatan masyarakat yang
memerlukan tempat yang besar, banyak dilakukan di masjid, baik permasalahan
keagamaan maupun masalah umum tentang kemasyarakatan ataupun lingkungan.
8.

Utilitas Umum

Gambar II.19. Saluran drainase Buatan

Dalam mengembangkan suatu kawasan keberadan utilitas sangatpenting guna

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

menunjang kegiatan lainnya. Air bersih, listrik, jaringan drainase, persampahan dan lainnya
9.

merupakan faktor utama dalam pemenuhan pelayanan kebutuhan penduduk. Kebutuhan

Jaringan jalan yang ada di desa Jemur memiliki peranan yang penting dalam roda

akan utilitas umum mutlak diperlukan bagi kelangsungan kemasyarakatan di desa Jemur,

perekonomian di desa Jemur, beberapa jenis berdasar jenis matrial yang ada dapat dibagi

minimnya utilitas umum yang dapat menunjang aktifitas masyarakat di desa Jemur menjadi

menjadi 3 jenis jalan yang ada seperti.

kendala tersendiri dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di desa jemur.

Hal yang menjadi kendala akan keberlangsungan hal tersebut adalah kurangnya

Jalan Aspal, jalan ini merupakan akses utama yang ada di desa Jemur, namun kondisi
yang ada sekarang ini masih perlu perbaiakan yang menyeluruh mengingat kerusakan

anggaran dalam memaksimalkan program-program yang ada yang kaitannya dengan

yang ada tergolong parah, hal tersebut mengganggu aksesibilitas menuju wilayah desa

masalah utilitas umum, penanganan utilitas umum yang ada di desa Jemur masih banyak

Jemur.

menggunakan cara-cara konvensional atau tradisional.

11

Jaringan Jalan

Gambar II.20. Kondisi Jalan Aspal Di Desa Jemur

Gambar II.22. Kondisi Jalan Tanah Di Desa Jemur

(sumber: PLPBK Desa Jemur)


-

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Jalan Setapak, jalan ini merupakan jalan penghubung antar warga di wilayah RT,

10. Bangunan

kondisi yang ada tergolong masih layak untuk digunakan, jalan setapak menjadi

Kondisi permukiman khususnya bangunan rumah di wilayah desa Jemur sebagian besar

alternatif yang sesuai mengingat kondisi wilayah desa Jemur yang berbukit sehingga

masyarakatnya masih menggunakan rumah-rumah dengan kategori semi permanen, kondisi ini

rumah-rumah penduduk yang ada terdapat di lereng-lereng bukit.

sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta topografi dari wilayah desa Jemur yang berbukit
sehingga menyulitkan dalam hal distribusi material hingga lokasi areal permukiman warga.
Kebanyakan bangunan dengan kategori tipe permanen banyak terdapat di wilayah pinggiran
jalan utama desa, untuk rumah-rumah di wilayah pedalaman dan lereng-lereng masih banyak
bangunan yang mempergunakan material campuran atau tipe semi permanen.

Gambar II.21. Kondisi Jalan Setapak Di Desa Jemur


(sumber: PLPBK Desa Jemur)
-

Jalan Tanah, jalan ini merupak jalan tembus antar warga yang biasa dilalui oleh warga
dalam melakukakn aktifitasnya, jalan ini banyak terdapat di daerah lereng bukit, hal ini
terbentuk karena dinilai efektifitas jarak tempuh sehingga warga melaluinya, namun
Gambar II.23. Bangunan Permanen

jalan tersebut dapat berubah sesuai dengan kepentingan yang ada.

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

12

tersendiri untuk merencanakan kawasan yang dinamis tanpa merusak ekosistem dan
lingkungan hidup yang ada di kawasan.

Gambar II.24. Bangunan Non Permanen


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.26. Potensi Alam Watu Ngadeg

Gambar II.27. Potensi Alam Clowok

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar II.25. Bangunan Semi Permanen


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

B. POTENSI KAWASAN
Gambar II.28. Tampak Selatan Bukit Jemur

Potensi kawasan di desa Jemur merupakan potensi yang masih sangat alami, perlu

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

penangan yang serius untuk menunjang proses berkembangnya perekonomian di desa Jemur,
beberapa dasar pemikiran dalam menentukan potensi kawasan yang akan di tentukan adalah
2.

sebagai berikut:
1.

Kondisi Kedudukan

Kondisi Fisik Dasar

Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang tak berpenghuni, artinya kawasan yang

Kawasan Perencanaan merupakan lereng perbukitan dengan ketinggian puncak bukit

tidak ada permukiman di kawasan tersebut terdapat cagar budaya berupa makam ulama yang

mencapai 150 m diatas permukaan laut, lahan yang masih alami menjadikan potensi

dapat mendukung proses perencanaan sehingga menjadi dasar untuk mengupayakan


kegiatan penduduk untuk salah satu tujuan wisata.

13

Selain hal tersebut, pengembangan tata ruang harus mengusahakan pemecahan masalah
tata ruang yang ada saat ini dan mengantisipasi permasalahan di masa mendatang.
2.

Kebijakanaan pengembangan fungsi kawasan


Dengan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh desa Jemur serta sektor-sektor
kegiatan yang dominan, maka dapat diarahkan untuk mengembangkan fungsi sebagai
pengembangan pariwisata alam. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengembangkan
potensi pariwisata di wilayah ini dengan resort-resort yang beragam.
Selain pengembangan fungsi tersebut wilayah ini juga dikembangkan sebagi kegiatan
pertanian dan peternakan.

Gambar II.29. Makam Mbah Prabu

Gambar II.30. Makam Istana Kyai


E. GAGASAN PENGEMBANGAN WILAYAH

(sumber: PLPBK Desa Jemur)(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Ada beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata ruang
periwista di desa Jemur. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah:

C. PERMASALAHAN KAWASAN PERENCANAAN

1.

Beberapa permasalahan yang ada di kawasan perencanaan meliputi:


1.

wisata yang ada.

Jaringan jalan yang masih berupa jaringan jalan tanah. Kondisi ini menghambat interaksi
2.

pergerakan antara lokasi perencanaan dan daerah luarnya.


2.

3.

Sistem pariwisata regional yang mencakup daerah tujuan wisata, jenis dan skala obyek

Perkembangan kota-kota sekitar dan desa-desa yang terkena dampak pengaruh


pengembangan pariwisata di desa Jemur.

Sistem utilitas terutama air bersih dan listrik masih menjadi kendala bagi pengembangan
kawasan ini.

3.

Potensi lokasi dan karakteristik penduduk.

Kurangnya informasi pengetahuan tentang pengembangan potensi wilayah yang dilakukan

4.

Prasarana dan sarana pendukungnya.

oleh instansi-instansi terkait.

5.

Kendala-kendala lainnya baik yang bersifat strategis, teknis maupun politis.


Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan pengembangan pariwista di desa

Jemur adalah sebagai berikut:

D. ARAHAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN


1.

1.

Identifikasi karakteristik wilayah dan site-site yang potensial

Sebagai arahan kebijaksanaan pembangunan daerah dan pengembangan tata ruang,

2.

Penggunaan lahan sekitar kawasan

maka setiap pembangunan dan perencanaan daerah atau kawasan sebagai wilayah yang

3.

Sistem jaringan jalan dan sistem kota-kota

lebih kecil harus mengacu pada rencana tata ruang daerah diatasnya. Dalam hal ini rencana

4.

Sistem pariwisata dan karakteristik wisatawan

Arahan kebijaksanaan pengembangan tata ruang

umum tata ruang mengacu kepada RUTRK Kabupaten Kebumen sebagai usaha untuk
F. PERAN DAN FUNGSI DESA JEMUR TERHADAP KABUPATEN KEBUMEN

kegiatan-kegiatan yang diharapkan akan berkembang di desa Jemur, maka perencanaanya

Desa Jemur sebagai salah satu desa di wilayah kabupaten kebumen merupakan bagian

perlu secara optimal memanfaatkan :


a.

penting yang tidak bisa dipisahkan dari peran dan fungsi sebagai bagian wilayah potensial

Pola jaringan jalan yang ada

b. Fasilitas sosial ekonomi yang tersedia

dalam upaya mengembangkan perekonomian wilayah kabupaten Kebumen. Berbagai jenis

c.

potensi yang dapat dikembangkan sebagai andalan wilayah desa Jemur merupakan potensi alam

Potensi fisik yang spesifik pada kawasan tertentu

14

yang sangat menarik untuk dikembangkan. Dengan kondisi alam yang masih alami yang
sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan merupakan potensi yang menarik untuk
dikembangkan dalam meningkatkan potensi pariwisata di kabupaten Kebumen.
Dalam upaya meningkatkan peran dan fungsi wilayah di kabupaten kebumen, desa Jemur
sebagai bagian penting dalam perencanaan pengembangan wilayah tidak terlepas dari peran
masyarakat dalam mensukseskan program-program yang telah direncanakan oleh pemerintah
kabupaten. Dalam perkembangannya peran serta masyarakat desa Jemur sangat aktif dalam
upaya menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan di wilayah desa Jemur.
Terbukti dengan berjalannya roda pemerintahan yang baik serta meningkatnya peran serta
masyaraka dalam melaksanakan pembangunan di desa, seperti suksesnya program-program
pemerintah ataupun program-program lainnya di masyarakat.
Peranan dan fungsi merupakan bagian penting yang tidak bias dipisahkan dalam rangka
mensukseskan pembangunan di wilayah desa Jemur khususnya dan di wilayah kabupaten
Kebumen pasa umumnya, fungsi desa Jemur dalam wilayah kabupaten Kebumen antara lain
sebagai :
1.

Desa Jemur merupakan bagian wilayah teritorial kabupaten Kebumen, sehingga desa Jemur
tidak terlepas dari bagian penting dalam pelaksaan roda pemerintahan di kabupaten
Kebumen.

2.

Desa Jemur sebagai wilayah penyangga perekonomian di kabupaten Kebumen, mengingat


wilayah desa Jemur sebagian besar masyarakatnya adalah bertani dan berladang.

3.

Wilayah desa Jemur merupakan wilayah paru-paru kabupaten Kebumen mengingat wilayah
desa Jemur sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan yang banyak ditumbuhi pohonpohon besar.

4.

Dengan potensi kebudayaan yang ada di wilayah desa Jemur menjadikan kesenian
tradisional berupa kesenian Jam Janeng patut untuk dilestarikan dan dibudayakan sebagai
bagian penting guna mendukung program pariwisata di wilayah kabupaten Kebumen.

5.

Desa Jemur tidak dapat dipisahkan dari sejarah kabupaten Kebumen mengingat di wilayah
desa Jemur terdapat situs bersejarah berupa makam pendahulu yang merupakan bagian dari
sejarah kabupaten Kebumen.

15

RPLP diharapkan mampu mendukung transformasi menuju masyarakat madani

BAB III

melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara Pemerintah,

PROSES PERENCANAAN DAN SISTEM PELAPORAN

masyarakat dan kelompok peduli setempat serta kegiatan membangun kemitraan sebagai
A.

upaya untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat.

PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Rencana ini tidak hanya menghasilkan perencanaan Makro (pengembangan

BERBASIS KOMUNITAS DESA JEMUR

lingkungan permukiman desa) dan perencanaan Mikro (Rencana Tindak Penataan

Pada proses perencanaan penyusunan rencana penataan lingkungan permukiman secara

Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas berbasis Komunitas) namun juga dilakukan

umum desa Jemur akan dilakukan tahapan-tahapan pekerjaan sebagai berikut;


1.

Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis

2.

Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data

3.

Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa

4.

Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana

5.

Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana

6.

Langkah Kegiatan Uji Public

7.

Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif

Pemasaran Kawasan Prioritas yg telah memiliki RTBL berbasis komunitas.


RPLP disusun sebagai langkah pelaksanaan pengembangan lingkungan permukiman
berbasis komunitas yang tidak hanya mendukung pelaksanaan pembangunan fisik
lingkungan semata namun juga diharapkan mampu mengembangkan komunitas yang
berbasis nilai sehingga mendorong pengembangan ekonomi masyarakat.
Langkah 1 : Review Perencanaan
Review Perencanaan merupakan tinjauan terhadap dokumen perencanaan
yang bertujuan untuk mengetahui program-program Penataan Ruang di

Uraian yang lebih terperinci mengenai prioses perencanaan dan ruang lingkup materi

kabupaten dari tingkat yang tertinggi yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah

pekerjaan dari setiap tahapan akan diuraikan dibawah ini. Dimana pada hakekatnya rincian

Kabupaten sampai dengan Rencana Kawasan kelurahan/Perdesaan yang

tersebut dijabarkan dari rincian-rincian pokok togas (TOR) proyek laporan rencana penataan

memiliki keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan

lingkungan permukiman desa Jemur.


1.

penyusunan RPLP.

Kegiatan Pengumpulan Penyusunan Analisis

Langkah 2 : Pemetaan Swadaya (Community-Self Survey).

Sebelum melaksanakan kegiatan pengumpulan data untuk perencanaan, perencana

Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan partisipatif dari masyarakat

harus mampu merumuskan data apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang terhadap

untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

kedalaman materi rencana yang akan disusun. Kegiatan pengumpulan data menggunakan

dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan

metode perencanaan partisipatif.

mengkompilasi pemecahannya .

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah upaya peningkatan

Kegiatan Pemetaan Swadaya PLP BK merupakan tindak lanjut dari

kualitas permukiman yang dilakukan secara holistic dan terpadu pada tingkat

kegiatan Pemetaan Swadaya pada tahap sebelumnya. Pemetaan Swadaya

kawasan/lingkungan permukiman melalui pemberdayaan manusia dengan memperhatikan

PLP BK akan difokuskan pada kegiatan pengumpulan data dan peta-peta

tatanan sosial kemasyarakatan, pengembangan ekonomi masyarakat, serta penataan

tematik serta melakukan pengamatan lapangan untuk mencermati dan

lingkungan dan kualitas hunian.

memahami kondisi fisik/pola ruang, sosial dan ekonomi wilayah

RPLP akan berisi informasi dasar yang terkait dengan aspek lingkungan seperti

Kelurahan/Desa saat ini.

penataan ruang, pengelolaaan dan pengadaan prasarana dan sarana lingkungan, kemudian
aspek sosial berupa kondisi pelayanan sosial masyarakat dan kelembagaan pelayanan
public serta aspek ekonomi yang akan menggali potensi dan komoditi ekonomi setempat.

16

Langkah 3 : Membangun Visi Atau Cita-Cita Masa Depan

pemetaan Pemetaan Swadaya yang telah dilakukan dan survey lapangan yang dilakukan

Pada intinya, visi/cita-cita masa depan ini akan menguraikan gagasan,


keinginan dan harapan

Pokja TIPP.

masyarakat untuk mewujudkan kegiatan

pembangunan wilayah kelurahan/Desa yang akan dituju pada masa

2.

Langkah Kegiatan Penyusunan Kompilasi Data

mendatang.

Adalah suatu tahap proses pemilihan dan pemilahan data, tabulasi data dan

Proses Pemetaan Swadaya :

pengelompokan/mensistematisasikan sesuai dengan materi yang diperlukan didalam

a.

Persiapan :

penyusunan laporan rencana penataan longkungan pemukiman desa Jemur. Data yang

TIPP dan Tim fasilitator PLP-BK menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan

disajikan menurut urutan sesuai dengan sistematika yang dilengkapi dengan tabel, angka-

dipetakan dalam Pemetaan Swadaya sesuai dengan lingkup kerja Pokja-Pokja TIPP.

angka, diagram dan peta, yang disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. Hasilnya

Menyiapkan daftar data dan informasi lapangan yang perlu disepakati dan disesuaikan

adalah buku kompilasi data, hal-hal pokok yang dikaji adalah:

dengan kondisi lapangan, diantaranya

a.

Kedudukan kawasan perencanaan dalam konstelasi regional tentang;

b.

Pelaksanaan :

b.

Kebijakan pengembangan kebupaten kebumen

c.

TIPP dibantu oleh relawan masyarakat melakukan transek serta melakukan

c.

Kebijakan pengembangan kecamatan kebumen

pengamatan lapangan dan menuangkannya dalam peta dasar/kerja.

d.

Kebijakan pengembangan desa sekitar yang secara tidak langsung berhubungan

d.

e.

TIPP mencatat kembali kondisi prasarana dan sarana lingkungan ( baik yang masih

dengan perencanaan desa Jemur

baik atau sudah rusak) tersebut ke dalam Format Profil Prasarana dan Sarana

e.

Karakteristik daerah perencanaan

Lingkungan

f.

Orientasi geografis

g.

Daya dukung fisik dasar, antara lain; topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan,

TIPP dapat membuat model

atau maket untuk memudahkan visualisasi kondisi

iklim dan curah hujan serta mitigasi bencana

kawasan
f.

g.

h.

TIPP juga mencatat daftar persoalan dan potensi lingkungan permukiman dengan

Karakteristik ekonomi dan sosial budaya penduduk setempat, antara lain;

mengisi Format Masalah dan Potensi masyarakat serta menyempurnakan

kependudukan , perekonomian, fasilitas, utilitas, adat istiadat dan keamanan

Proses kesepakatan

lingkungan.

TIPP difasilitasi oleh tim konsultan, melakukan musyawarah atau rembug warga
untuk melengkapi dan menyepakati informasi-informasi penting yang diperoleh dari

h.

3.

hasil pengamatan lapangan.

Secara keseluruhan tahap analisis ini dibagi menjadi 5 (lima) hal yaitu;

Pelaporan

a.

Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang

Tenaga ahli pendamping dan TIPP menyusun laporan hasil kegiatan pengamatan

Rencana alokasi pemanfaatan ruang berisikan tentang rencana pengelolaan kawasan

lapangan yang telah disepakati warga. Laporan tersebut dilengkapi peta-peta tematik

lindung/konservasi dan rencana pengembangan kawasan budidaya/fungsi kegiatan

rinci dengan skala ketelitian 1:5000 dan atau 1:10000.

perkotaan. Bagaimana kegiatan perencanaan dilakukan:

Peta Rona Awal

- Mengenali kondisi pola ruang/peruntukan lahan eksisting berisikan:

Peta rona awal adalah peta dasar yang telah dilengkapi dengan berbagai data dan

- Tingkat kerusakan area konservasi,

informasi terbaru. Sumber data dan informasi peta rona awal dapat diperoleh dari hasil

- Tingkat pencemaran/kerusakan lingkungan (bila ada),

17

Langkah Kegiatan Penyusunan Analisa

- Kondisi area genangan/banjir (bila ada),

b. Menyusun rencana pengembangan kegiatan ekonomi mikro

- Kondisi ruang terbuka hijau,

- Rencana

penetapan

sektor-sektor

unggulan

(perdagangan,

pertanian

dan

- Kondisi ketidakteraturan perkembangan fungsi-fungsi kegiatan,

komoditinya, industri kecil/kerajinan, perikanan, pariwisata, jasa, dll) sebagai basis

- Kecenderungan arah pergeseran peruntukan lahan

kegiatan ekonomi desa

- Kondisi lahan-lahan potensial untuk pengembangan berbagai fungsi kegiatan

- Rencana lokasi pengembangan dan kegiatan usaha,

- Kondisi kelembagaan pengelola area konservasi, fasilitas sosial dan kelembagaan

- Rencana pengembangan prasarana dan sarana produksi,

pengelola pembangunan fungsi-fungsi kegiatan diwilayah desa.

- Rencana pengembangan jaringan pemasaran dan

- Hasil pemahaman di atas perlu disajikan kedalam peta yang jelas, informatif dan

- Rencana pengembangan kelembagaan pengelola kegiatan ekonomi masyarakat.

mudah dipahami.

c.

Menyusun rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan.

- Melakukan analisis pengembangan pemanfaatan ruang

Rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan dan pembangunan

- Manfaat rencana pembangunan bagi warga, dampak negatif pembangunan

jaringan jalan, saluran dan jembatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

terhadap lingkungan sekitarnya dan antisipasi konflik sosial yang akan muncul

aksesibilitas dan mobilitas diwilayah desa dan sekaligus mengamankan wilayah yang

serta mengkaji terhadap upaya pelibatan masyarakat setempat dalam pelaksanaan

bersangkutan dari genangan/banjir melalui pengembangan saluran drainase yang

kegiatan pembangunan.

terintegrasi.

- Solusi penanganan persoalan dan permasalahan dalam pengelolaan kawasan

- Mengenali kondisi jalan, saluran dan jembatan diwilayah desa saat ini, meliputi;

berfungsi lindung dan pengembangan kawasan budidaya/fungsi-fungsi kegiatan

- Isi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan (jaringan jalan, saluran dan


jembatan) diwilayah Kelurahan/Desa, oleh pemerintah Kabupaten/Kota

perkotaan

- Kondisi (baik, sedang, buruk) jaringan jalan, saluran (drainase) dan jembatan yang

- Identifikasi kawasan-kawasan yang perlu diprioritaskan penanganannya,


- Analisis kebutuhan pengelolaan kawasan berfungsi lindung dan pengembangan

dilengkapi peta dengan skala ketelitian 1:10.000

kawasan budidaya/fungsi-fungsi kegiatan perkotaan

- Fungsi/manfaat dan status jalan (jalan desa, jalan kabupaten dan jalan non status)

- Analisis kelembagaan pengelolaan fungsi-fungsi kegiatan perkotaan.

- Kondisi ruas-ruas jaringan jalan yang belum terintegrasi

- Menyepakati rencana alokasi pemanfaatan ruang wilayah desa

- Arah dan pola aliran air yang perlu didukung peta topografi/kemiringan lereng.

- Rencana pengelolaan kawasan lindung/area konservasi

- Kondisi

- Rencana pengembangan kawasan budidaya/fungsi kegiatan perkotaan, berisikan;

saluran

yang

tidak

terintegrasi

dan

berpeluang

menimbulkan

genangan/banjir.

- Rencana pengembangan perumahan,

- Saluran alam (sungai) yang dapat dimanfaatkan sebagai saluran pengering.

- Rencana pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa,

- Kondisi lembaga pengelola dan pemeliharaan saluran drainase dan jembatan, baik

- Rencana pengembangan kegiatan industri kecil/industri rumah tangga,

pada tingkat desa maupun tingkat komunitas.

- Rencana pengembangan pertanian

Melakukan analisis pengembangan jaringan jalan, saluran dan jembatan

- Rencana pengembangan ruang terbuka hijau,

Tahapan analisis yang perlu dilakukan, antara lain adalah:

- Rencana pengembangan fasilitas sosial dll,

- Mempersiapkan data, informasi, peta kerja (kondisi jaringan jalan, saluran dan
jembatan, peta persil bangunan, peta peruntukan lahan/land use dan peta kondisi

18

topografi/kemiringan lereng) dan peta rencana pembangunan jaringan jalan dan

- Rencana pengembangan sarana pelengkap jalan,

saluran drainase kota/kabupaten.


- Mengkaji dan menyepakati kebijakan dan rencana-rencana pembangunan jaringan

d. Menyusun rencana pengembangan air bersih dan sanitasi

jalan, jembatan dan saluran drainase kota/kabupaten yang melintasi wilayah desa

Pada intinya rencana ini menguraikan kesepakatan rencana peningkatan

atau yang perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan dan saluran drainase

pelayanan dan pengembangan sumber daya air bersih, sistem pengelolaan limbah

diwilayah yang bersangkutan.

cair/MCK dan sistem pengelolaan sampah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

- Memetakkan pola pemanfaatan jalan dan sirkulasi kendaraan yang melintasi ruasruas jalan yang dikatagorikan buruk/sangat buruk dan

pelayanan air bersih dan sanitasi diwilayah desa, sesuai kondisi lingkungan dan

yang memiliki lebar

kebutuhan masyarakat lokal.

geometrik jalan relatif sempit (sesuai dengan standar perencanaan jalan lingkungan

Bagaimana proses perencanaan dilakukan

perkotaan - SNI 03 1733-2004)

- Mengenali kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi saat ini

- Mengetahui

kondisi

topografi

dan

jenis

tanah

sebagai

dasar

untuk

- Melakukan analisis pengembangan air bersih dan sanitasi

merekomendasikan desain badan jalan, jembatan dan saluran drainase serta desain

- Menyepakati rencana pengembangan air bersih dan sanitasi

konstruksi yang sesuai


- Memetakkan dan memilih ruas-ruas jaringan jalan dan saluran yang perlu

e.

diintegrasikan ke sistem jaringan jalan dan saluran drainase Kota/Kabupaten.

Menyusun rencana peningkatan pelayanan sosial


Menguraikan kesepakatan bersama untuk meningkatkan standar pelayanan sosial
masyarakat ditingkat komunitas dan wilayah Kelurahan/Desa, antara lain: pelayanan

- Memperkirakan dan menyepakati kebutuhan pengembangan sarana pelengkap

pengelolaan sampah lingkungan, pelayanan air bersih, pelayanan kesehatan

jalan (shelter, parkir, rambu dll).

masyarkat, pelayanan keamanan dan ketertiban, dan pelayanan umum lainnya.

- Melakukan analisis kebutuhan peningkatan dan pembangunan jaringan jalan,


saluran drainase dan jembatan diwilayah desa berdasarkan hasil analisis tersebut di

Bagaimana proses perencanaan dilakukan:

atas dan perlu

- Mengenali kondisi pelayanan sosial saat ini

merujuk pada ketentuan standar teknis perencanaan jalan dan

- Melakukan analisis kondisi pelayanan sosial masyarakat

saluran drainase.

- Menyepakati rencana peningkatan pelayanan sosial/publik

- Melakukan analisis kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan jaringan jalan


lingkungan dan saluran darainase pada tingkat desa dan tingkat komunitas.
- TIPP, dibawah koordinasi Tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif,

f. Menyusun rencana pengembangan kelembagaan pengelola dan pembangunan

menyusun laporan hasil kegiatan analisis yang dilengkapi peta-peta analisis dan

kelurahan/Desa
Rencana ini, menguraikan kesepakatan bersama, untuk meningkatkan fungsi

berita acara kesepakatan warga.


- Menyepakati rencana jaringan jalan, saluran drainase dan jembatan.

kelembagaan desa, kelembagaan adat dan kelembagaan lainnya serta kesepakatan

Rencana yang perlu disepakati dan diputuskan bersama, adalah:

untuk membentuk kelembagaan baru yang mendukung kelembagaan desa dalam

- Rencana peningkatan jaringan jalan,

mengelola dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayah Kelurahan/Desa.

- Rencana pembangunan jaringan jalan,

Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan dalam bidang perencanaan,

- Rencana peningkatan kondisi dan pembangunan saluran drainase dan

pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaan pembangunan desa saat ini maupun
pada masa mendatang.

jembatan/gorong-gorong,

19

4.

f. Kewenanagan dan tata kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlak.

Langkah kegiatan penyusunan rancangan rencana


Sebelum penyusunan rencana final, terlebih dahulu disusun suatu alternative
rencana rancangan sebagai bahan bahasan dalam seminar konsultasi public. Rancangan

5.

Langkah Kegiatan Penyusunan Rencana

rencana tersebut merupakan rumusan kebijaksanaan dasar dalam pengembangan tata

Langkah kegiatan penyusunan rencana ini bertujuan menyempurnakan rancangan sesuai

ruang kawasan untuk sekurang-kurangnya sampai 10 tahun mendatang yang dibagi

dengan alternative terpilih yang disarankan/dirumuskan dalam seminar atau rapat

menurut jangka waktu 5 tahunan.

konsultasi pemantapan rencana daerah dan menyusun rencana final dalam bentuk buku

Rancangan rencana antara lain akan memuat rumusan tujuan pembangunan dan

rencana penataan lingkungan permukiman desa Jemur yang terdiri dari uraian keterangan,

pengendalian tata ruang kawasan sesuai dengan arah pembangunan pariwisata daerah.

data-data dan diagram yang kesemuanya lebih lengkap dari rancangan rencana

Rumusan kebijaksanaan dasar rencana antara lain mencakup;

Langkah 1: Perencanaan Makro

a. Penentuan fungsi dan peranan kawasan wisata

Rencana pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas,

b. Pengembangan tata ruang, dalam hal penentuang struktur kawasan yang optimal, pola

adalah produk perencanaan pembangunan yang disusun berdasarkan

intensifikasi dan ekstensifikasi pemanfaatan ruang

pendekatan partisipatif. Rencana pengembangan lingkungan permukiman

c. Pengembangan fasilitas dan utilits dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi yang akan

pada intinya, berisi: rencana alokasi pemanfaatan ruang, rencana

ditingkatkan.

pengembangan kegiatan ekonomi, rencana

jaringan jalan, saluran dan

Rumusan kebijaksanaan rencana yang akan dijabarkan dalam bentuk rancangan fisik

jembatan, rencana pengembangan air bersih dan sanitasi serta rencana

kawasan meliputi pengembangan konsep kawasan yang direncanakan dimasa depan yang

peningkatan pelayanan sosial/pelayanan publik dan rencana pengembangan

memberikan gambaran serta lokasi komponen-komponen utama seperti;

kelembagaan pengelolaan pembangunan desa.

a. Zonasi perumahan dan pemukiman

Secara umum tahapan perencanaan partisipatif yang dilakukan, adalah:

b. Zonasi kawasan social, perdagangan,dll

a. Mengenali kondisi eksisting,

c. Ruang terbuka hijau dan jalur hijau

b. Melakukan analisis sebagai dasar rencana,

d. Jalur transportasi

c. Menyepakati rencana hasil analisis.


Salah cara untuk membuat penyepakatan rencana hasil analisis dapat

e. Zonasi mitigasi bencana


Rumusan pokok pelaksanaan pembangunan antara lain meliputi;

dilakukan

dengan

menemukan

tujuan,

halangan,

kegiatan

(untuk

a. Tahap pelaksanaan pembangunan pada tiap jangka waktu 5 tahun dari setiap sector

menyelesaikan persoalan dan menyingkirkan hambatan), menemukan


penanggung jawab kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan yang

kegiatan

diperlukan.

b. Pembiayaan pembangunan yaitu merumuskan sumber-sumber untuk pembiayaan


rencana dan pelaksanaan pembangunan tiap fasilitas prasarana dan saranab sesuai

Langkah 2: Perencanaan Lingkungan Mikro / Kawasan Prioritas (RTPLP)

dengan tahapannya
c. Organisasi pelaksana pembangunan meliputi;

Perencanaan lingkungan mikro adalah perencanaan pengembangan

d. Organisasi fungsional otonom dan vertical yang bertanggung jawab atas penanganan

kawasan prioritas terpilih diwilayah Kelurahan/Desa. Secara hirarki,


perencanaan pengembangan kawasan prioritas tersebut merupakan bagian

pelaksanaan rencana

dari Rencana Pengembangan Permukiman yang dijabarkan kedalam

e. Personalia yang dilibatkan

20

perencanaan yang lebih rinci, pada tingkat Rencana Penataan Bangunan

Langkah 4: Menyepakati rencana penataan bangunan dan lingkungan

dan lingkungan (RTBL). Kegiatan RTBL umumnya diselenggarakan pada

Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan

kawasan-kawasan dengan karakteristik khusus, seperti: kawasan bantaran

bangunan dan lingkungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang

sungai,

pusat

teratur, bersih, sehat dan berjatidiri. Pada tahap ini diharapkan masyarakat

perdagangan dan jasa, kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri

dapat memahami dan mampu secara mandiri mengelola pembangunan

kecil, kawasan pariwisata, kawasan sentra pertanian, dll.

lingkungan yang berkelanjutan.

kawasan

permukiman

kumuh

perkotaan,

kawasan

Langkah 3: Melakukan Analisis Pengembangan Kawasan

Proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan dilakukan

Tahapan analisis yang dilakukan, adalah:

oleh TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan, dengan

a. Melakukan penilaian dan selajutnya menyepakati isi kebijakan dan

melibatkan BKM, perangkat desa, pokja PLP BK dan pelaku pembangunan

rencana-rencana pembangunan Kota/Kabupaten dalam konteks penataan

lainnya, melalui kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah warga untuk

bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas

menyepakati hasil-hasil perencanaan RTBL, yaitu:

b. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan persoalan-persoalan dan

a. Rencana pengembangan kawasan bantaran sungai

permasalahan pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan bangunan

b. Rencana pengembangan kawasan kumuh pusat kota

pada kawasan prioritas dalam rangka mewujudkan lingkungan yang

c. Rencana pelestarian kawasan bersejarah

teratur, bersih, sehat dan berjatidiri

d. Rencana pengembangan kegiatan pariwisata

c. Mengkaji

dan

pengembangan

menyepakati
blok

pemanfaatan

peruntukan

potensi

perumahan,

lahan

industri

untuk

e. Rencana pengembangan kegiatan industri kecil/rumah tangga

kerajinan,

Langkah 5: Penyusunan Rencana Detail Sub Proyek

pelestarian kawasan bersejarah, pariwisata dll.

Rencana Detail Sub Proyek merupakan rencana yang disepakati untuk


program

dilaksanakan sesuai dengan kawasan prioritas terpilih. Sub proyek yang

pembangunan setiap blok peruntukan pada kawasan prioritas, seperti

akan dipilih merupakan bagian dari rencana kawasan prioritas yang

kebutuhan penanganan sampah, penanganan lokasi genangan/banjir,

dianggap dan disepakati

peningkatan jalan lingkungan dan saluran, pemenuhan kebutuhan air

pengembangan kawasan terpilih.

bersih, penataan bangunan, peremajaan kawasan, penanganan dan

Adapun syarat syarat penyusunan detail yang harus dipenuhi antara lain :

pemulihan kerusakan lingkungan, pengamanan area konservasi, dll.

a. Peta dasar desa

Kegiatan analisis ini perlu mengacu pada standar-standar teknis

b. Peta Tematik yang menggambarkan rencana kawasan terpilih yang

d. Melakukan

analisis

kebutuhan

dasar

dan

kebutuhan

model atau pemicu

adakan dibangun

perencanaan pembangunan kawasan.

c. Adanya Rencana kerja dan syarat

e. Melakukan analisis kebutuhan pembentukan kelembagaan baru, sebagai

d. DED

pengelola pembangunan pada tingkat komunitas

e. RAB

f. Merumuskan laporan hasil kegiatan analisis di atas yang disajikan

Langkah 6: Proses Konsultasi Publik

kedalam tulisan ringkas yang dilengkapi peta-peta analisis dan berita


acara kesepakatan. Perumusan laporan kegiatan dilakukan oleh TIPP

Konsultasi Publik merupakan bagian penting untuk mendapatkan masukan,

dibawah koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

perbaikan, maupun dukungan publik (dukungan teknis, maupun dukungan

21

untuk dibangun sebagai

politis). Di samping hal tersebut Konsultasi Publik bertujuan memberikan

6.

Langkah Kegiatan Uji Public

pembelajaran kepada khalayak tentang hak dan kewajiban. Hak

Pada tahap uji publik ini, produk perencanaan pengembangan lingkungan

menyangkut hak-hak informasi, hak ikut menentukan pilihan terhadap masa

permukiman berbasis komunitas (PLP BK), perlu disebarluaskan keseluruh lapisan

depan lingkungannya, serta kewajiban untuk berkomitmen bersama atas

masyarakat, antara lain melalui kegiatan Bazar, seminar, lokakarya, dll. Produk rencana

segala kemungkinan sebagai akibat proses perencanaan yang telah

yang disebarluaskan antara lain, Peta-peta dan gambar rencana tata ruang desa dan

dilakukan.

rencana penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas. Tujuannya adalah

Langkah 7 : Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Pembangunan

untuk mendapatkan respon/tanggapan, masukan, kritikan dan saran secara tertulis.

Desa

Kegiatan uji publik ini dilakukan oleh TIPP, Tim Teknis Pemda, Tim Konsultan,

Rencana ini merupakan tindak lanjut dari rencana pengembangan

Perangkat Kelurahan, BKM dan kelompok-kelompok peduli lainnya.

permukiman tingkat desa dan rencana tata bangunan dan lingkungan pada
tingkat kawasan prioritas. Rencana program investasi ini merupakan

7.

penjabaran dari hasil perencanaan partisipatif yang disusun sesuai jangka

Tahap persiapan proses perencanaan partisipatif dilakukan untuk menyiapkan

waktu perencanaan, yaitu selama 5 tahun. Pada intinya, berisi kesepakatan

pelakupelaku khususnya masyarakat luas agar paham maksud dan tujuan perencanaan.

program-program pembangunan, sebagai berikut:

Sehingga diharapkan dapat mendukung terjadinya perubahan nilainilai mengenai

a. Indikasi Program pembangunan Kelurahan/Desa, untuk jangka waktu 5

pentingnya hidup dan bermukim di lingkungan yang tertata serta mampu melaksanakan

(lima tahun) yang disusun berdasarkan hasil perencanaan partisipatif

seluruh proses demi terwujudnya hal tersebut.

b. Program pembangunan kawasan prioritas atau kawasan RTBLterpilih,

Langkah 1: Pelatihan TIPP

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun


c. Penetapan program-program prioritas pembangunan

Sebelum melaksanakan tugas-tugasnya untuk menyiapkan penyusunan


untuk jangka

RPLP, TIPP akan dilatih terlebih dahulu tentang hal hal yang berkaitan

waktu satu tahun atau program tahunan pembangunan kawasan/sub

dengan pemetaan swadaya dan penyusunan RPLP

kawasan prioritas. Pada tahap awal, program prioritas terpilih, dapat

Langkah 2: Sosialisasi masyarakat terhadap berbagai aspek dalam pengembangan

diusulkan menjadi lokasi uji coba pembangunan fisik Kelurahan/Desa.

permukiman

Penyusunan RPIJM pembangunan desa, dilakukan oleh TIPP,

Langkah ini bertujuan untuk memberikan berbagai hal terkait peraturan dan

bersama Tim teknis pemda dan Tim Konsultan dengan melibatkan Pokja

informasi yang akan mendukung penyadaran dan pemahaman masyarakat

PLP BK. BKM, Perangkat Kelurahan/Desa dan pelaku pembangunan

mengenai pentingnya hidup sehat di lingkungan yang bersih, tertata,

lainnya, melalui kegiatan diskusi dan musyawarah warga untuk

tanggap terhadap bencana


Langkah 3 : Bimbingan dan pengutan UP -

menyepakati isi RPIJM pembangunand desa.


Hasil kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah warga

UP BKM/LKM untuk pelayanan

masyarakat.

perlu

disajikan kedalam laporan ringkas yang dilengkapi berita acara

Langkah ini bertujuan untik mendukung penguatan dan peningkatan

kesepakatan. Penyusunan laporan tersebut dilakukan oleh TIPP dibawah

kapasitas UP - UP BKM/LKM untuk menjadi pusat pelayanan masyarakat

koordinasi tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif.

sesuai dengan bidang yang dikelolanya.

22

Tahap Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif

B.

SISTEM PELAPORAN
Sistem pelaporan yang harus disiapkan oleh pihak konsultan terdiri dari 5 (lima) jenis laporan,
yang antara lain bersisi sebagai berikut;
1. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman, berisikan tentang rencana
pengembangan kawasan secara umum
2. Laporan Pendahuluan, memuat seluruh metode pendekatan, program survey, dilampiri
dengan daftar isian survey dan perlengkapan lainnya
3. Laporan Kompilasi Data, laporan ini disusun setelah mendapatkan data/informasi dari
lapangan yang memuat tanah / abngunan, data informasi mengenai pelayanan dan
sebagainya, serta informasi lain yang mendukung
4. Laporan Analisis, merupakan penilaian dari data-data yang telah disusun pada kompilasi
data, yang membantu dalam melakukan langkah penyusunan rancangan rencana
5. Laporan Rencana, yang memuat penyempurnaan rencana yang telah disusun pada laporanlaporan sebelumnya.

C.

TEKNIK PENYAJIAN
Teknik penyajian dalam penyusunan laporan rencana penataan lingkungan permukiman ini
mengikuti ketentuan sebagai berikut;
1. Huruf Times new Roman, 12pt. 1,5 spasi
2. Sampul buku
3. Ukuran kertas
4. Laporan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) berukuran A3 (plain paper)

23

BAB IV

12. Undang-Undang No.11 tahun 2006, Tentang Peraturan Daerah.

RENCANA ZONASI DESA JEMUR

13. Undang-Undang No.26 tahun 2007, Tentang Penataan Ruang.


14. Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1989, Tentang Kebijakan Pembangunan Kota.

Pengembangan Desa Jemur diarahkan sebagai kawasan permukiman sesuai dengan fungsi

15. Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999, Tentang Analisisi Mengenai Dampak Lingkungan.

utamanya, dan penataan fungsi pendukung yang selaras dan menunjang fungsi utama tersebut.

16. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 2000, Tentang pemetaan.

Konsep-konsep yang digunakan mengacu pada kaidah-kaidah desain kawasan permukiman yang

17. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2001, Tentang Dekonsentrasi.

kompak, humanis, berbudaya, menghormati lingkungan (back to nature), dan tanggap bencana.

18. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
19. Keputusan Presiden No.21 tahun 1989, tentang Kebijakan Pembangunan Kota.
20. Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

A. NAMA DOKUMEN
RPLP (Rencana Pengembangan Lingkungan Permukiman)

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993, tantang Garis Sempadan Sungai,
daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai.
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum

B. WILAYAH CAKUPAN
Desa Jemur Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

C. HUBUNGAN DENGAN INSTRUMEN PERENCANAAN YANG LAIN

D.

Dasar teknis serta dasar hukum yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyusunan RPLP

PRINSIP PERENCANAAN
1.

desa Jemur adalah sebagai berikut:

Maksud
Tidak adanya pedoman perencanaan wilayah permukiman yang terstruktur

1. Undang-Undang No.11 tahun 1974, Tentang Pengairan.

menjadikan pembangunan di wilayah desa Jemur berkembang seiring dengan kebutuhan

2. Undang-Undang No.5 tahun 1984, Tentang Perindustrian.

masyarakat tanpa adanya pedoman dasar perencanaan wilayah yang baik.

3. Undang-Undang No.9 tahun 1990, Tentang Kepariwisataan.


4. Undang-Undang No.4 tahun 1992, Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

2.

Tujuan dari pembuatan Dokumen Rencana Pengembangan Lingkungan Permukiman ini

Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang No.4 tahun 1992, Tentang Perumahan dan Permukiman.

adalah:

6.

a. Mengkonsolidasi peraturan pembangunan dalam wilayah cakupan

Undang-Undang No. 24 tahun 1992, Tentang Penataan Ruang.

7. Undang-Undang No.69 tahun 1996, Tentang Pelaksanaan Peran serta Masyarakat Dalam

b. Menciptakan kerangka acuan penggunaan lahan di desa Jemur

Penataan ruang.

c. Memajukan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat desa Jemur

8. Undang-Undang No.19 tahun 1997, Tentang Pajak Daerah.

d. Menyokong pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kerkelanjutan

9. Undang-Undang No.36 tahun 1998, Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

e. Memaksimalkan kesempatan bagi pertumbuhan lingkungan usaha dan penyerapan


tenagan kerja khususnya pada area komersial umum.

Terlantar.

f. Merangsang tersediannya perumahan yang terjangkau dan beragam

10. Undang-Undang No.68 tahun 1998, Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

g. Mendorong terciptanya lingkungan permukiman yang aman dan aksesibel

pelestarian Alam.
11. Undang-Undang No.38 tahun 2004, Tentang Jalan.

24

Tujuan

h. Mengidentifikasi dan melindungi hal-hal yang memiliki kontribusi terhadap lokalitas,


rupa, warisan lingkungan dan budaya dari desa Jemur

E.

GUNA LAHAN
Peraturan yang terdapat dalam bab ini menjelaskan jenis zona yang terdapat dalam

Industri rumah tangga

h.

Fasilitas peribadatan

i.

Bangunan perkantoran umum

j.

Arena rekreasi

Pembanguanan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

RPLP, jenis pembangunan yang diperbolehkan, pembangunan yang harus dikonsultasikan dan

Pembangunan yang tidak diperbolehkan adalah yang tidak termasuk dalam bagian zona

pembangunan yang tidak diperbolehkan ditiap zonasi.

permukiman.

Adapun jenis-jenis wilayah zonasi yang terdapat dalam dokumen perencanaan ini adalah:
1. Guna Lahan dan Kontrol Pembangunan
Peraturan-peraturan dari zonasi harus di cermati oleh pihak pemberi otoritas dalam
menentukan pemberian izin dari permohonan pembangunan pada suatu lahan dengan zona
tertentu.
2. Zona Permukiman
Zona permukiman merupakan wilayah yang diperuntukan sebagai lahan permukiman
yang sesuai dengan kapasitas serta aturan yang sudah ditetapkan oleh dinas terkait.
Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan wilayah adalah sebagai berikut:
a. Merupakan area yang sesuai bagi pembangunan permukiman tipe rumah tinggal
b. Zona permukiman memberikan kesempatan bagi pembangunan dengan fungsi bukan
rumah tinggal, namun bentuk dan skala bangunan yang sesuai dengan lingkungan
permukiman sekitarnya.
c. Bagi area dengan luas lebih dari 1500 m2 dimungkinkan untuk dibangun perumahan
(multi unit housing)
Dalam melaksanakan pembangunan banyak aturan yang terkait serta perlu adanya
pemantauan serta izin pembangunan yang menjadi dasar dalam melaksanakan
pembangunan. Dalam hal tersebut tentunya pembangunan apa saja yang memerlukan
pemantauan dan izin dalam membangun.
a.

Akomodasi

b.

Rumah kontrakan.

c.

Fasilitas bersama

d.

Rumah tinggal berdempet(couple)

e.

Rumah tinggal multi unit

f.

Fasilitas pendidikan

25

g.

Peta IV.1. Peta Eksisting Peruntukan Lahan


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

26

Peta IV.2. Peta Rencana Peruntukan Lahan


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

27

g. Industri rumah tangga

3. Zona Komersial Umum


Dalam hal ini bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona komersial umum ?

h. Fasilitas peribadatan

Zona dengan warna biru

i. Penjual tanaman, bunga (nurseries)

Terdapat aturan-aturan yang harus ditaati dalam zona ini yaitu :

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

a. Merupakan area yang sesuai bagi kegiatan usaha dan komersial.

Yang tidak diperbolehkan adalah pembangunan selain yang telah disebutkan pada bagian di

b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan

atas.

penunjang dari kawasan komersial umum


c. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai dengan

5. Zona Lingkungan Umum

kesepakatan dan aturan yang berlaku.

Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona industri umum?

Pembanguanan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

Zona dengan warna ungu

a. Gudang penyimpanan bahan-bahan berbahaya.

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

b. Kawasan perumahan

a. merupakan area yang sesuai bagi kegiatan industri umum dan pergudangan.

c. Bangunan institusi

b. Zona memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan
penunjang

d. Bengkel yang berpotensi menyebabkan polusi dan rusaknya lingkungan


e. Bangunan industri besar

c. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai

f. TPA sampah (Tempat Penampungan Akhir)

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Industri kecil
b. Akomodasi / penginapan

4. Zona Komersial Dalam Lingkungan Permukiman


Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona komersial dalam permukiman?

c. Pertukangan

Zona dengan warna kuning.

d. Tempat usaha

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?

a. Merupakan area yang sesuai bagi kegiatan usaha dan komersial skala kecil

Yaitu pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas

b. Dalam zona ini dimungkinkan pembangunan hunian dan fungsi lain yang sesuai
c. Zona ini memberikan izin bagi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi pokok dan
penunjang dari kawasan komersial dalam lingkungan permukiman.
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Akomodasi / penginapan
b. Fasilitas bersama
c. Periklanan
d. Tempat usaha
e. Lahan parkir komersial
f. Bangunan pendidikan

28

Peta IV.3. Peta Zona Komersial Umum


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

29

Peta IV.4. Peta Zona Komersial Dalam Lingkungan permukiman


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

30

Peta IV.5. Peta Zona Lingkungan Umum


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

31

d. Area rekreasi

6. Ruang Terbuka
Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona ruang terbuka?

e. Panggung terbuka

Zona dengan warna hijau

f. Fasilitas rekreasi

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

Pembangunan apa saja yang tidak dibolehkan dalam zona ini?

Merupakan area yang sesuai dengan peruntukannya bagi ruang terbuka dan rekreasi.

Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?


Instalasi fasilitas umum dan atau pekerjaan lanskap serta pertamanan yang telah disetujui

8. Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan

oleh otoritas yang berwenang, dan bukan berupa pembuatan bangunan.

Bagian mana saja dalampeta yang merupakan zona area reservasi?

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

Zona dengan warna garis luar hitam

a. Area parkir

Apa saja peraturan dalam zonasi ini?

b. Fasilitas perawatan ruang terbuka

Merupakan area yang dicadangkan untuk jaringan jalan, khususnya jalan lingkungan

c. Area rekreasi

Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?

d. Panggung terbuka

Pembangunan jalan

e. Fasilitas rekreasi

Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?

Pembangunan apa saja yang tidak dibolehkan dalam zona ini?

Areal Parkir

Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

Pembangunan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam zona ini?


Pembangunan selain dari yang telah disebutkan pada bagian di atas.

7. Area Reservasi
Bagian mana saja dalam peta yang merupakan zona area reservasi?
Zona dengan warna merah muda
Apa saja peraturan dalam zonasi ini?
Merupakan area yang dicadangkan untuk digunakan oleh pemerintah desa bagi pemenuhan
fasilitas umum yang akan datang.
Merupakan area yang diminta oleh pemerintah untuk dicadangkan unuk pembangunan
fasilitas umum dimasa yang akan datang, yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa.
Pembangunan apa saja yang tidak perlu memerlukan izin?
Instalasi fasilitas umum dan atau pekerjaan lanskap serta pertamanan yang telah disetujui
oleh otoritas berwenang, dan bukan berupa pembuatan bangunan.
Pembangunan apa saja yang memerlukan izin untuk ditempatkan dalam zona ini?
a. Area parkir
b. Child Care
c. Fasilitas perawatan ruang terbuka

32

Peta IV.6. Peta Ruang Terbuka


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

33

Peta IV.7. Peta Area Reservasi


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

34

Peta IV.8. Peta Area Reservasi Bagi Pelebaran Jalan


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

35

F.

BATASAN PEMBANGUNAN

membangun, dengan memperhatikan persyaratan keselamatan, dan menghindariatau

1. Sub Divisi

mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya longsor bagi bangunan tersebut dan

Pembagian

lahan

(pengkaplingan

lahan)

hendaknya

sedekat

mungkin

lingkungan sekitarnya.

mempertimbangkan tersediannya akses jalan (bagi pejalan kaki, kendaraan roda dua, roda
empat, dan khususnya bagi kendaraan untuk peristiwa darurat seperti ambulance dan mobil

5.

pemadam kebakaran), orientasi bangunan dan penyediaan fasilitas umum lainnya.

Warga tidak diperkenankan untuk mendirikan bangunan, atau suatu pekerjaan, di atas
jalan umum ataubagian dari jalan umum tanpa mendapatkana ijin terlebih dahulu.

2. Guna Sementara

Terkecuali bagi pihak pemerintah kelurahan denganmaksud untuk melakukan pekerjaan

Pemanfaatan dari lahan atau bangunan, termasuk pendirian bangunan yang sifatnya

seperti mendirikan halte bus, pengerjaan lansekap jalan, atau street furniture(lampu jalan,

sementara atau kegiatan yang bersifat sementara, yang terjadi di dalam desa Jemur harus

rambu lalu lintas, dan lain sebagainya).

dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Penggunaan tersebut bersifat sementara, dengan batas waktu yang ditentukan
b. Mempunyai perencanaan yang memadai untuk memindahkan atau membersihkan segala
konstruksi yang bersifat sementara, dan mengembalikan keadaan lahan atau bangunan ke
kondisi sebelumnya, segera setelah berakhir masa penggunaan.
c. Pemberian ijin telah dipertimbangkan matang-matang pengaruhnya terhadap fungsi
lahan sekitar, faktor ekonomi dari lahan, dan tidak mempengaruhi keberadaan pusatpusat kegiatan komersial yang telah ada.

3. Area Rawan Banjir


Warga yang akan melaksanakan pembangunan di daerah rawan banjir sebagaimana
yang telah tertera dalam peta, diharuskan mendapatkan ijin membangun, dengan
memperhatikan persyaratan seperti ketinggian bangunan, dan menghindari atau mengurangi
kemungkinan banjir bagi bangunan tersebut dan lingkungan sekitarnya.
Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya kondisi lahan wilayah area tersebut
dibandingkan sebelah timur merupakan wilayah yang terdapat saluran irigasi waduk
wadaslintang. Apabila kondisi musim penghujan tiba wilayah tersebut dapat dipastikan
akan mengalami genangan di daerah tersebut.

4. Area Rawan Longsor


Warga yang akan melaksanakan pembangunan di daerah rawan longsor seperti di
lereng-lereng bukit, sebagaimana yang tertera di dalampeta, diharuskan mendapatkan ijin
36

Pembangunan Pada Jalan Umum

Peta IV.9. Peta Daerah Rawan Banjir


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

37

Peta IV.10. Peta Daerah Rawan Longsor


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

38

G.

ATURAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

a.

Kemungkinan untuk menggunakan energi alternatif

1. Pelestarian Hutan

b.

Perencanaan lahan yang efisien / hemat energi

c.

Layout bangunan, kulit bangunan dan meterialnya.

d.

Instalasi listrik dan peralatannya yang aman dan hemat energi.

keberadaannya termasuk jenis-jenis pohon langka dan kegunaannya, dan bagi pohon yang

e.

Menyediakan akses yang nyaman bagi pejalan kaki / sepeda.

dipreservasi harus dilindungi dari penebangan/pengrusakan hutan.

f.

Penataan Lansekap.

g.

Pengumpul air hujan, penyimpanan dan atau pengolahannya.

Peraturaan yang bertujuan untuk melestarikan hutan yang terletak di desa Jemur,
dimana peraturanRPLP ini berlaku, harus segera dituangkan dalam peraturan khusus,
dimana pohon-pohon yang ada di wilayah hutan perbukitan di desa Jemur diidentifikasi

Keterkaitan peraturan desa denga peraturan-peraturan dinas terkait tentunya dipahami


serta di sosialisasikan secara terus menerus hingga mayarakat paham akan arti pentignya
upaya pelestarian lingkungan hutan bagi kemaslahakatan bersama, hal ini dalam upaya

4. Lansekap dan Keaneka Ragaman Hayati

meminimalisir dapak negatif dari pengerusakan hutan contohnya banjir atau tanah longsor.
Sebelum memberikan ijin membangun, pihak yang berwenang harus mempertimbangkan
Pemahaman kepada masyarakat tidak hanya masyarakat dewasa namun semua

beberapa hal yangmenyangkut konservasi dari keanekaragaman hayati, yang relevan

masyarakat baik dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan program penanaman sejuta pohon

dengan jenis pembangunan/pekerjaan yangdiusulkan:

akan membantu upaya tersebut.


a.

Terpeliharanya lokasi lokasi tempat tumbuhnya vegetasi khas daerah yang dilindungi,
jika ada.

2. Manajemen Limbah
b.

Perlindungan dan perbaikan dari daerah tempat fauna daerah yang khas dan dilindungi.

hal yang menyangkut manajemen limbah sesuai dengan fungsi bangunan/jenis pekerjaan

c.

Sedapat mungkin menanam tanaman khas daerah bagi taman/area penghijauan.

yang diusulkan:

d.

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas area lereng bukit, lahan DAS.

a.

Sedapat mungkin mendaur ulang material konstruksi dan bangunan

e.

Membuat, melindungi dan meningkatkan kualitas dari koridor habitat.

b.

Sedapat mungkin mendaur ulang sampah / limbah rumah tangga, limbah bangunan

f.

Mempertimbangkan hasil studi dari lembaga-lembaga yang dapat dipercaya terkait

Sebelum memberikan ijin membangun, pihak pemberi ijin harus mempertimbangkan hal-

komersial dan industri.


c.

Tersedianya

tempat

dengaan konservasikeanekaragaman hayati terkait dengan lahan/lokasi pekerjaan.


di

dalam

lahan

untuk

menampung

limbah

konstruksi/pembangunan, dan untukpengolahan sampah/limbah rumah tangga,

5. Pembangunan Disepanjang Daerah Aliran Sungai

komersial dan insdustri.

Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area berjarak 10m dari pinggir
sungai atau anak sungai harus mendapatkan ijin terlebih dahulu.

3. Efisiensi Energi, Limbah, dan Air Hujan

Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi

Sebelum memberikan ijin membangun, pihak berwenang harus memperhatikan beberapa

terhadap lingkunganperairan di area tersebut, potensi penggunaan DAS untuk tujuan

pertimbangan menyangkut konservasi energi dan air yang relevan sesuai dengan fungsi

rekreasi, penataan lansekap dan orientasi daribangunan yang diusulkan, dan kemungkinan

bangunan yang diusulkan:

pembangunan jalan masuk permanen dan akses pedestrian di dalam area tersebut.

39

b. Penyediaan area istirahat, sirkulasi dan jalan masuk yang nyaman, mudah dijangkau
serta ternaungi.

6. Pembangunan Didaerah Lereng Bukit

c. Pertimbangan keselamatan, seperti warna kontras pada area yang berbahaya, permukaan

Kegiatan pembangunan atau pekerjaan konstruksi pada area daerah lereng bukit harus

jalan yang tidaklicin/anti slip dan penempatan street furniture (bangku istirahat, halte,

mendapatkan ijin terlebih dahulu.

lampu jalan, dsb) yang tepat.

Pihak pemberi ijin harus mempelajari terlebih dahulu pengaruh dari bangunan / konstruksi

d. Tanda / rambu yang jelas terlihat, termasuk penyediaan pagar pengaman atau pegangan

terhadap lingkungan perbukitan di area tersebut, mengingat batas standarisasi kelayakan

pada ramp / tangga.

pembangunan lingkungan bukit menyatakan tidak dibenarkan melakukan pembangunan /

e. Penyediaan akses bagi warga dengan keterbatasan fisik untuk melewati pintu masuk dari

konstruksi pada bukit dengan kemiringan lebih dari 45.

bangunan/fasilitas publik dan komersial.


Hal ini sangat penting untuk menjaga lingkungan perbukitan seupaya tidak rusak, sehingga
dapat mengendalikan lingkungan yang aman.

H.

PERENCANAAN SOSIAL
1. Keselamatan dan Keamanan Warga
Sebelum memberikana ijin atas bangunan / pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus
mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan jaminan keselamatan warga terkait dengan
kegiatan tersebut:
a.

Bangunan yang didirikan harus berorientasi ke jalan, dengan bentuk muka bangunan
dan pagar yang memungkinkan pengawasaan dua arah, dari bangunan ke jalan dan
sebaliknya.

b.

Penyediaan lampu bagi pedestrian dalam site / lahan, dan akses antara area publik dan
area privat.

c.

Pintu masuk ke bangunan harus tegas dan jelas terlihat (tidak tersembunyi, gelap, atau
tersamar) , baik dari jalan, area publik, atau jalan masuk ke bangunan

2. Aksesibilitas
Sebelum memberikan ijin atas bangunan/ pekerjaan konstruksi, pihak pemberi ijin harus
mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan warga dengan cacat fisik,
ataupun warga yang mengalami keterbatasan fisik karena faktor usia terhadap hal-hal
sebagai berikut:
a. Penyediaan jalur pejalan kaki yang menerus (tidak terputus) yang terjangkau dan dapat
diakes dari seluruh jalan antar RWdiwilayah masing-masing wilayah di desa Jemur dan
ruang umum yang ada, maupun jalan akses internal ke bangunan.

40

BAB V

7.

Pengembangan Lembaga Remaja Masjid

RENCANA SPESIFIK PENATAAN DESA JEMUR

8.

Rencana penguatan aturan main dan hubungan fungsional kelembagaan kelurahan,


kelembagaan adat dan kelembagaan non pemerintah lainnya dalam bidang pengelolaan
pembangunan fisik, sosial dan ekonomi kelurahan.

A. RENCANA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL


Pengembangan dan peningkatan standar pelayanan sosial masyarakat ditingkat komunitas dan

9.

wilayah Kelurahan/Desa, antara lain:

Rencana pengembangan kelembagaan baru untuk memperkuat kelembagaan pembangunan


kelurahan yang ada saat ini

1. Pelayanan pengelolaan sampah lingkungan : Pembentukan pengelola sampah di tiap

10. Rencana penguatan kapasitas SDM dan penyempurnaan aturan-aturan kelembagaan

lingkungan RT.

kelurahan dibidang pengelolaan pembangunan kelurahan.

2. Pelayanan air bersih : Pembentukan Lembaga Pengelola Air Bersih


3. Pelayanan kesehatan masyarakat : Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan, seperti

B. RENCANA PENGEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI MIKRO

penyiapan posko kesehatan, peningkatan SDM Kader Kesehatan dan Posyandu

RT 01 RW 01

4. Pelayanan keamanan dan ketertiban, dan pelayanan umum lainnya.

GambarV/2 Industri Furniture di Rt. 01 Rw 01


GambarV/1 Pelayanan Bank Sampah di desa Jemur

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

Rencana pengembangan Lembaga pelayanan sosial


1.

Rencana penguatan aturan-aturan, kewenangan dan fungsi pelayanan kelembagaan adat dan
kelembagaan non pemerintah lainnya dalam kegiatan pembangunan kelurahan

2.

Pengembangan Lembaga Adat

3.

Pengembangan Tempat pengajian Al Quran (TPA) di tiap RT

4.

Pengembangan Lembaga Majelis Taklim

5.

Pengembangan Lembaga/Kelompok Perempuan/ Dasawisma dan kelompok perempuan


lainnya.

6.

GambarV/3 Industri Pengolahan Kayu di Rt. 01 Rw. 01

Pengembangan Lembaga Kelompok Remaja/ Karang taruna

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)


41

GambarV/4 Peta Tematik Ekonomi


(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

42

GambarV/5 Peta Tematik Lingkungan


(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

43

GambarV/6 Peta Tematik Lingkungan Potensi Hutan Desa


(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

44

Di desa Jemur sendiri, belum terdapat Ruang Terbuka Publik yang bersifat permanen.
Selama ini warga menggunakan lahan kosong yang belum terbangun dan berstatus hak
milik perorangan sebagai ruang terbuka publik untuk melakukan kegiatan sosial,
keagamaan dan olahraga. Contohnya adalah lapangan terbuka di RT02 RW03, halaman
SD di RT01 RW01. Di masa lalu, masih terdapat banyak lahan kosong yang dapat
digunakan sebagai ruang terbuka publik, namun seiring dengan pesatnya kegiatan
pembangunan, banyak dari lahan kosong tersebut yang telah dimanfaatkan oleh
pemiliknya untuk didirikan bangunan atau fungsi lainnya diatasnya.

GambarV/7 PengrajinBatik di Rw 3
(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

GambarV/8 Industri Rumah Olahan Tempe di rw 1 dan 2

GambarV/9. Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01

(Sumber: Dokumentasi PLPBK)

C. RENCANA

PENYEDIAAN

RUANG

TERBUKA

(sumber : PLPBK Desa Jemur)


HIJAU

dan

PENGHIJAUAN

LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1.

Pembuatan Ruang Terbuka


Ruang terbuka umum yang dapat digunakan oleh seluruh tingkatan masyarakat yang
tinggal dan bekerja di desa Jemur sangat signifikan kontribusinya dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Ruang terbuka dengan skala regional, kecamatan maupun
kelurahan sebaiknya direncanakan secara efisien keberadaannya melalui perencanaan tata
ruang yang cermat. Ruang publik dalam hal ini akan sangat berkontribusi terhadap
GambarV/10 Ruang Terbuka Publik Anak di RT01 RW01

keberadaan, identitas dan sense of place yang dapat memperkuat sebuah komunitas.

(sumber : PLPBK Desa Jemur)

Penyediaan Ruang Terbuka Publik utamanya bagi anak-anak dan generasi muda.
45

Diantara ruang terbuka yang masih tersedia di desa Jemur, Lapangan di RT02 RW03

Selain dapat digunakan sebagai kawasan rekreasi, penyediaan jalan inspeksi yang

sangat diharapkan oleh warga untuk dipertahankan menjadi Ruang Terbuka Publik. Jika

memanfaatkan garis sempadan sungai ini dapat pula dijadikan akses alternative jalan

dilihat dari kondisi tapak dan lokasinya, memang lokasi ini sangat memungkinkan untuk

lingkungan untuk menghubung antar warga dan padukuhan di wilayah RW 3.

dijadikan Ruang Terbuka, namun lokasi tersebut memiliki kendala yaitu dengan tidak

Penataan kawasan bantaran sungi ini diikuti dengan penataan permukiman di

nyamannya akses terhadap ruang terbuka tersebut bagi warga di wilayah RW 2 dan RW 1

sekitarnya dengan prinsip desain riverfront, dimana bangunan berorientasi ke sungai.

disebabkan adanya bukit jemur yang membentang sehingga warga harus memutar jika

Dengan penataan muka bangunan yang menghadap ke sungai, juga menyediakan

harus menuju lokasi tersebut.

pengawasan terhadap keamanan dari pengguna jalur pedestrian tersebut (passive

Penyediaan fasilitas pendukung yang dapat digunakan bagi pengembangankegiatan

surveilance).

ekonomi dan sosial, termasuk olahraga.Penyediaan Ruang Terbuka Publik dilengkapi

Agar perencanaan ini dapat direalisasikan, maka terlebih dahulu area sempadan ini

dengan Taman Bermain bagianakanak. RTP yang terletak di tengahtengah permukiman

harus dibebaskan dari bangunan warga, serta harus dijaga kedepannya agar warga tidak

dapatmenjamin keamanan anak dengan pengawasan oleh warga sekitar.

membangun melewati Garis Sempadan Sungai. Sebagian bangunan warga yang terlanjur

Ruang Terbuka Hijau Publik diupayakan menyatu dengan Ruang Publiklainnya dan

masuk garis sempadan sungai diharapkan senantiasa menjaga kelestarian serta membuat

membentuk sebuah jaringan hijau (green network) utamanyadengan RTP linier, termasuk

perkerasan dengan menggunakan penanaman pohon penahan lereng sungai, dengan tujuan

dengan penghijauan jaringan jalan.Permukiman sekitar RTH diupayakan berkontribusi

tidak terjadi longsong di pinggir sungai.


Agar jalur pedestrian ini menarik dan nyaman untuk dimanfaatkan, maka fasilitas

terhadap penataanlingkungna permukiman sekitarnya, sehingga RTH dirasakan menyatu

pendukung minimal harus tersedia, seperti perkerasan jalan dan penanaman pohon peneduh.

denganlingkungan yang lebih luas.

Untuk tahapan selanjutnya dapat disediakan street furniture seperti bangku taman, lampu
2.

penerangan skala pedestrian dan tempat sampah. Untuk penanaman pohon peneduh dan

Penataan Kawasan Bantaran Sungai

pembuatan taman, dapat digunakan tanaman lokal yang murah dan mudah untuk dipelihara.

Gambar V.12. Metode Penanganan Lereng sungai


(sumber: PLPBK Desa Jemur)
Gambar V/11 Desain Penataan Sempadan Sungai di Wilayah RW 3
(sumber : PLPBK Desa Jemur)

46

3.

Penataan Kawasan Lereng Bukit


Penataan kawasan lereng bukit ini diikuti dengan penataan permukiman di sekitarnya
dengan prinsip tetap menjaga kelestarian lingkungan yaitu dengan membangunan bangunan
sesuai dengan fungsinya. Mengupayakan gerakan menanam seribu pohon dalam rangka ikut
serta melestarikan lingkungan serta meminimalisir dampak erosi tanah di areal lereng bukit.

Gambar V. 14. Kesenian Jamjaneng


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar V.15. Kawasan Istana kyai


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Gambar V.13. Penanganan Jalan Pada Permukiman Lereng Bukit


(sumber: PLPBK Desa Jemur)

4.

Penataan Kawasan Cagar Budaya Sebagai Kawasan Rekreasi


Kawasan cagar budaya merupakan salah satu muatan yang sangat penting untuk

Gambar V.16. Kawasan Makam Mbah prabu Gambar V.17. Kawasan Pohon Clowok

diintegrasikan dengan sektor-sektor terkait, terutama ketika menuangkannya ke dalam

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

(sumber: PLPBK Desa Jemur)

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).


Desa Jemur memiliki budaya-budaya tertentu lengkap dengan atribut yang

Beberapa wilayah di wilayah desa Jemur memiliki potensi untuk dikembangkang

mencerminkan kekhasan kebudayaan tersebut, seperti tempat-tempat khusus yang memiliki

menjadi kawasan rekreasi wisata, hal ini berdasar pada kondisi topografi dan sejarah

status keramat bagi warga di wilayah desa Jemur. Yang harus dilakukan adalah bagaimana

wilayah yang terkait dalam upaya mengentaskan kemiskinan serta merubah cara pandang

mengintegrasikan kawasan-kawasan tersebut ke dalam perencanaan yang terarah, agar

masyarakat desa Jemur menuju desa yang madani.

kemudian hari tidak terjadi konflik. Investasi seyogyanya dilakukan dengan memperhatikan
kelestarian alam dan budaya, sehingga tidak ada yang dikorbankan untuk kepentingan
ekonomi semata. Itulah mengapa Gambar kawasan-kawasan cagar budaya seperti ini
memiliki peran positif dalam perencanaan tata ruang

47

Gambar V.18 Gambar Wilayah Potensi Wisata


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

48

Terdapat tiga wilayah potensi yang diharapkan dapat menjadi perangsang

satu pilihan kawasan prioritas yang ada, yang bertujuan pada rangsangan pertumbuhan

pertumbuhan perekonomian masyarakat di desa Jemur seperti terlihat gambar diatas

perekonomian masyarakat diwilayah desa Jemur.

(gb.VI.14). Ketiga wilayah tersebut merupakan hasil dari keputusan masyarakat desa Jemur

Kawasan tersebut sudah dikenal masyarakat di wilayah kabupaten Kebumen dan

yang dilaksanakan melalui proses pemetaan swadaya.

sekitarnya sebagai kawasan wisata alam berupa pemandangan alam, dari tempat

a.

tersebut dapat dilihat panorama alam serta pemandangan kawasan kota kabupaten

Alternatif kawasan pertama. (makam mbah prabu)


Merupakan wilayah yang berada di wilayah RW 1 yang merupakan potensi wisata

Kebumen dan sekitarnya.

religi yaitu terdapatnya suatu makam petilasan, atau pelaku sejarah di wilayah desa

Kawasan tersebut juga seringkali dijakdikan sebagai sarana olah raga extreme berupa

Jemur dan wilayah kabupaten Kebumen pada umumnya.

mountain motorbike atau olah raga sepeda motor gunung oleh masyarakat tertentu. Hal

Di wilayah ini nantinya dapat dikembangkan berbagai fasilitas-fasilitas pendukung

tersebut menjadikan kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan yang nantinya

yang nantinya dapat dijadikan sumber mata pencaharian bagi masyarakat desa Jemur,

diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian

mengingat wilayah tersebut sudah dikenal oleh masyarakat kabupaten Kebumen

masyarakat di desa Jemur.

sebagai makam petilasan pelaku sejarah di kabupaten Kebumen.


5.
b.

Alternatif kawasan kedua (kawasan hutan desa)

Proses Penentuan Kawasan Prioritas


1.

Analisis SWOT

Kawasan ini merupakan kawasan hutan desa yang memiliki pemandangan panorama

a. Potensi (Strength)

yang menarik, tampak jelas wilayah kota kabupaten Kebumen dan sekitarnya dapat

Sebagian besar wilayah Desa Jemur merupakan area pertanian

terlihat dari wilayah tersebut. Hal tersebut menjadikan kawasan tersebut sangat

Sebagian besar masyarakat Desa Jemur berprofesi sebagai petani

berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan perekonomian di wilayah desa

Selain sbg petani, sebagian besar masyarakatnya juga berternak sapi

Jemur.

Terdapat infrastruktur jalan yang memadai

Potensi diwilayah tersebut tidak hanya menghadirkan panorama pemandangan yang

Terdapat sarana prasarana desa, berupa fasilitas pendidikan, peribadatan, fasilitas


umum dan social

ada pembangunan kawasan ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang


selama ini menjadi masalah yang menghambat lancarnya komunikasi dan roda

Pola permukiman berkembang mengikuti jalan utama

pemerintahan di desa Jemur. Permasalahan yang ada merupakan masalah aksesibilitas

Permukiman cukup tertata dengan persil yang cukup luas

warga masyarakat di wilayah desa lain yang merupakan bagian dari wilayah desa

Persil permukiman menyisakan ruang yang cukup luas

Jemur.

Memiliki bentuk bangunan yang khas

Dengan terbukanya akses jalan antar wilayah di desa Jemur akan meningkatkan serta

Pola kehidupan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi kekerabatan dan
kegotongroyongan

efisien dalam roda pemerintahan di desa Jemur mengingat masyarakat harus

c.

menempuh jalan memutar untuk sampai diwilayah yang satunya, karena terhalang oleh

Permukiman terletak pada area dengan kontur relatif datar

perbukitan desa yang tinggi.

Terdapat usaha rakyat yang letaknya menyebar di antara permukiman

Alternatif kawasan ketiga (panorama watungadeg)


Kawasan ini merupakan wilayah yang terdapat di wilayah RW 2, kawasan dengan areal
perbukitan dan panorama yang ditawarkan menjadikan kawasan tersebut menjadi salah

49

b.

Permasalahan (Weakness)
-

2.

Jaringan infrastruktur kurang baik kondisinya (rusak, tidak terdapat saluran dan

Visi

elemen pendukung lainnya)


-

Pekarangan rumah belum dimanfaatkan

Belum adanya aturan dasar bangunan

Bentuk bangunan asli yang semakin terdegradasi keberadaannya dengan bangunan

Mewujudkan Desa Jemur Sebagai Desa Wisata yang Mandiri dan Berwawasan Lingkungan.
Misi
Misi dalam Pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :

baru
-

Belum adanya fasilitas ruang interaksi, seperti taman dan ruang terbuka hijau

Letak kandang yang menyatu atau berdekatan dengan hunian

Pengelolaan emas secara tradisional

Pembuangan limbah emas di saluran umum

Permukiman belum tertata

Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara dibakar sehingga mencemari

c.

b.

Mendayagunakan Sumber Daya Alam secara seimbang dan berkelanjutan.

c.

Mengembangkan budaya lokal yang tulus dan berjati diri.

d.

Meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih, indah, aman, dan nyaman.

e.

Meningkatkan produktifitas sebagai peningkatan perekonomian masyarakat

potensial di lingkungan tersebut.

3.

Desa Jemur sebagian besar wilayah merupakan daerah perbukitan dengan dengan

Skenario Pengembangan
Berdasarkan Rencana Pengembangan Permukiman desa Jemur 2010-2025 dari potensi kawasan

pamandangan yang menarik sehingga menjadi potensi tersendiri bagi desa Jemur.
-

Melaksanakan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

lingkungan, meningkatkan fasilitas infrastruktur, serta meningkatkan kegiatan ekonomi yang

Limbah ternak belum diolah

Peluang (Opportunities)
-

a.

Strategi pengembangan kawasan desa Jemur adalah meningkatkan kualitas permukiman dan

lingkungan
-

Strategi Pengembangan

yang dimiliki maka skenario pengembangan kawasan desa Jemur adalah sebagai berikut :

Desa Jemur merupakan wilayah yang masih asri terlihat dari lingkungan serta

a.

masyarakatnya yang masih memegang teguh kegotongroyongan.


-

Melalui penataan permukiman dengan penggunaan aturan dasar bangunan, pemanfaatan

Desa Jemur merupakan wilayah desa di kabupatern Kebumen dengan lingkungan

pekarangan rumah, penataan permukiman dengan fungsi campuran, penataan bangunan

perbukitan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sarana pariwisata guna

yang dapat memperkuat karakter khas desa, serta penataan permukiman untuk

meningkatkan perekonomian serta pembangunan di desa Jemur.


-

meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga.

Kurangnya wisata permainan berupa wisata outbound di kabupaten Kebumen

b.

menjadikan perbukitan desa Jemur sangat berpotensi untuk dikembangkan.


d.

Persaingan dengan wilayah.pihak lain

Perkembangan zaman dan teknologi

Terbatasnya hubungan dengan pihak atau dinas lain

Skenario pengembangan infrastruktur jalan


Melalui penataan jaringan jalan yang manusiawi dan sebisa mungkin sesuai dengan aturan

Ancaman (Threats)
-

Skenario pengembangan kawasan permukiman

yang berlaku yang dilengkapi elemen-elemen pendukung jalan untuk memudahkan


hubungan dan jaringan transportasi dengan area lain sekaligus sebagai jalur ekonomi.
c.

Skenario pengembangan area hijau


Melalui penataan ruang publik dan area terbuka hijau yang memiliki fungsi sebagai area
interaksi, area komunikasi, area rekreasi, area olahraga, dan area informasi sekaligus

50

d.

sebagai elemen yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan

dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerja sama

perekonomian masyarakat desa Jemur.

untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/ pembiayaan.

Skenario pengembangan sarana, prasarana, dan utilitas

d. Rencana investasi juga mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas

Melalui penataan sarana prasarana umum yang dapat membantu meningkatkan ekonomi

pelayanan prasarana/sarana dari suatu lingkungan/kawasan.

masyarakat dengan penataan pasar maupun fasilitas umum.


Skenario Strategi Rencana Investasi
6.

1. Aspek-aspek Perencanaan

Penataan Kawasan Permukiman


Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yang

a. Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, serta

meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem

mengindikasikan investasi untuk berbagai macam kegiatan, yang meliputi: tolok

(sumberdaya alam dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perluditata agar dapat

ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan

memelihara keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman terhadap

kesepakatan sumber pendanaannya.

manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara

b. Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah daerah/pusat (dari

kelangsungan hidupnya secara optimal.

berbagai sektor), dunia usaha/swasta, dan masyarakat.

Tujuan pembangunan perumahan dan permukiman adalah menyelenggarakan

c. Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu dilakukan

pembangunan perumahan dan permukiman yang mengacu pada suatu kerangka penataan

khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif waktu pelaksanaan kegiatan-

ruang wilayah, sehingga dapat berlangsung tertib, terorganisasi dengan baik, berdaya guna

kegiatan tersebut.
d. Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan pembiayaan, termasuk

dan berhasil guna, sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perundang-undangan yang

menjelaskan langkah, pelaku, dan perhitungan teknisnya.

berlaku. Tujuan ini tidak akan tercapai bila tidak dilakukan perubahan dalam pengelolaan

e. Menuntun para pemangku kepentingan dalam memperoleh justifikasi kelayakan ekonomi

tanah.

dan usulan perencanaan lingkungan dengan memisahkan jenis paket berjenis cost
7.

recovery, noncost recovery, dan pelayanan publik.

Indikasi Program dan Rencana Investasi

2. Strategi perencanaan investasi dengan skenario sebagai berikut:

Umum.

a.

a. Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan

rincian sumber pembiayaan.

kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan
b.

pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan.

Langkah II : Perencanaan pembiayaan meliputi perhitungan prospek ekonomi, besaran


investasi yang dibutuhkan, keuntungan setiap paket dan perhitungan investasi publik.

b. Rencana ini merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung
c.

kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur

Langkah III : Penyiapan pelibatan dan pemasaran paket pembangunan untuk masingmasing pelaku pembangunan.

keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan


d.

pembangunan.

Langkah IV : Penyiapan detail investasi tahunan sebagai pengendalian selama


pelaksanaan.

c. Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku


kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya

51

Langkah I : Penetapan paket kegiatan pada tiap jangka waktu pentahapan dan penyiapan

Pola Kerja Sama Operasional Investasi

Memanfaatkan lahan yang sudah ada sebagai potensi utama

1. Kesepakatan bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) yang menyangkut pola investasi antara

Mengembangkan kawasan dengan tetap mempertimbangkan integrasi terhadap

lain dapat berbentuk: Build Operate and Transfer (BOT), Build Own Operate and Transfer

lingkungan dan kawasan sekitarnya

(BOOT), dan Build Own and Operate (BOO).

2. Pada prinsipnya pola Kerja Sama Operasional ini dapat dilakukan oleh 3 (tiga) pihak, yaitu

(RTRW Kota Kebumen ).

pemerintah, swasta dan/atau masyarakat (penghuni kawasan).

3. Pemilihan alternatif pola KSO dengan mempertimbangkan beberapa aspek kesepakatan

Mengembangkan kawasan kumuh menjadi kawasan yang lebih baik dengan berbagai
fasilitasnya yang tetap diperuntukkan bagi masyarakat kelas ekonomi lemah.

kontrak dengan pemangku kepentingan, sebagai berikut:

Menghindari penggusuran dan relokasi pemukim yang sudah ada saat ini.

a. Jangka waktu kontrak harus cukup untuk pengembalian hutang dan memberikan

Memecahkan masalah lingkungan yang terutama masalah sanitasi dan utilitas

keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kepada para investor.

kawasan.

b. Permintaan akan layanan dijamin oleh otoritas pemerintah (badan yang mengontrak).

c. Jaminan kerja sama berkaitan dengan minimalisasi risiko pembangunan, risiko

Menciptakan dan memberikan katalisator bagi kegiatan ekonomi sekaligus


melindungi lingkungan alam sekitar.

pengembangan lingkungan, risiko kredit pembiayaan, risiko operasional, risiko politik,

b. Rencana Penataan dan Pengembangan


-

Penataan kawasan Permukiman yang tertib, sehat nyaman dan terarah

milik

Revitalisasi ases jalan lingkungan dan penataan jln setapak

pemerintahpada akhir periode kontrak. Kontrak harus menyebutkan secara jelas

Pengadaan system pembuangan limbah Rumah tangga Komunal dan system

dan risiko keadaan pasar, serta pertimbangan dukungan pemerintah.


d. Fasilitas

akan

ditransfer

(diserahkan)

kepada

pemerintahdan

sebagai

peresapan air tanah

bagaimana proses pengalihan pemilikan dilakukan dan keharusan pihak swasta untuk
menyiapkan fasilitas yang akan diserahterimakan. Sektor pemerintah harus menyiapkan

Revitalisasi saluran dan irigasi

unit kelembagaan untuk menangani pemindahtanganan ini.

Pengadaan tenda PRL (Pedagang Ramah Lingkungan) setempat

Di saat pengakhiran kontrak, sering kali terdapat penyediaan layanan untuk dilanjutkan.

Perbaikan sarana air bersih bersama

Hal ini dapat dilaksanakan untuk memastikan terjadinya transisi yang mulus dalam
manajemen
Rencana Program Penataan
a. Dasar Penataan Pengembangan
Menata Kawasan kumuh menjadi kawasan yang layak huni
-

Memanfaatkan lahan pada lokasi yang setrategis sebagai salah satu asset ekonomi
setempat maupun kawasan luas

Rencana disusun secara terintegrasi dengan kawasan pertumbuhan kota.

Tetap mempertahankan kawasan permukiman pendududk agar dekat dengan pusat


kegiatannya.

Memeperbaiki masalah lingkungan yang ada (Genangan/banjir, persampahan dan


kekumuhan dll)

52

Perencanaan yang akan dilakukan harus mengakomodasi rencana yang sudah ada

No
1

Program Perencanaan

Komponen

Unit

Penataan Permukiman Pembuatan taman

Rp.

dan Lingkungan

Penataan hunian

25

Rp.

Renovasi rumah tidak layak huni

10

Rp.

50.000.000,00

Pembuatan sarana rekreasi alam

Rp.

200.000.000,00

Pembuatan khas kawasan pagar

Rp.

100.000.000,00

Pembuatan Jalan Tembus RW1 dan RW3

Rp.

150.000.000,00

100

Rp.

25.000.000,00

Peremajaan Jalan Utama Desa (Aspal)

Rp.

120.000.000,00

Pembuatan Gerbang Desa

Rp.

180.000.000,00

Penataan Jalan Setapak

Rp.

50.000.000,00

Penataan Asesabilitas

Penataan Instrumen Jalan

Irigasi dan Saluran

Revitalisasi saluran drainase baik drainase


lingkungan, perbukitan, atapun persawahan

10

Rp.

120.000.000,00

Air Limbah

Pengadaan Limbah komunal rumah tangga

Rp.

400.000.000,00

Pembuatan Km/Wc Umum

Rp.

100.000.000,00

Pembuatan Biogas

Rp.

50.000.000,00

2000

Rp.

50.000.000,00

Rp.

100.000.000,00

Rp.

75.000.000,00

Air Bersih

Pedagang Lokal

Pengadaan sistim peresapan sistim Biopori


Revitalisasi sumur umum sebagai suplai air
bersih
Pengadaan kios

Persampahan

Tempat pengelolaan sampah

Rp.

15.000.000,00

Tepi Sungai

Taman dan Konservasi

Rp.

25.000.000,00

Jumlah Rencana Anggran


Rp. 1.995.000.000,00
Biaya

Tabel V.1. Tabel Indikator Program dan rencana Investasi desa jemur
Sumber : Perencanaan PLP-BK desa Jemur

53

Sumber Anggaran
APBD

BLM

Swasta

Swadaya

60.000.000,00
125.000.000,00

Anggaran

Gambar V.19 Gambar Desa Jemur


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

54

Gambar V.20 Gambar Zona Wilayah Permukiman


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

55

D.

RENCANA JARINGAN JALAN DAN DRAINASE

Gambar V.21 Gambar Rencana Pembangunan Jalan Baru di DESA JEMUR


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

56

Gambar V.22 Gambar Rencana Pembangunan Jaringan Drainase Baru


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

57

Gambar V.23 Gambar Peta Jaringan Listrik Desa Jemur


(sumber : PLPBK Desa Jemur)

58

Anda mungkin juga menyukai