Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

INSTRUMENTASI KELAUTAN

Oleh :
HILMANSYAH BARASA
G1F115017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2016

PENGERTIAN
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan
alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu
sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Instrumentasi Kelautan
sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik, instrumentasi pengukuran
suhu, Disolve Oxigen (DO), Turbiditas, Salinitas, pH perairan, dll.
Instrumen Oseanografi
Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan
iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan
terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal (dan insolasi
matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah
penyerap karbon dioksida di atmosfer. Semua faktor ini khusus berhubungan dengan
pengaturan biogeokimia laut.
1. Current meter

Sumber. Google
Current meter berfungsi sebagai Pengukuran arus, baik dengan metode langlarian
maupun metode eularian. Sebuah currentmeter yang ideal harus memiliki respon yang cepat
dan konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus secara
akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Secara umum current meter yang
biasa dipergunakan memiliki dua tipe : dengan verctical axis meter dan axis meter
horizontal. Dalam kedua perbedaan tersebut rotasi dan rotor dari propeller dipergunakan
untuk menentukan kecepatan arus laut sesuai dengan pengaturan pada current meter.
2. CTD ( Conductivity, Temperature and Depth)
CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk
mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara

umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran.
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor
berfungsi untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor
tekanan, temperatur, dan konduktivitas.

Sumber.Google
Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk
mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi
sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk
menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut.Unit pengolah terdiri dari
sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak.
Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan
mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis
kegiatanpengoprasianCTDdapatterekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik.
CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk
mengetahui daya hantar listrik air laut(konduktivitas). Pada Prinsipnya teknik pengukuran
pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang
mendeteksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan
pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke
serial data stream dengan dikirimkan ke control unit via cabel. CTD diturunkan ke kolom
perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan
hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya
hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain
gauge pressure monitor atau quartz crystal.Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian
tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada

CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif
yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam
bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah
CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama
perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
3. pH Meter

pHmeter

adalah

suatu

alat

yang

digunakan untuk mengukur

tingkat

dan

dalam larutan itu

kebasaan.

Keasaman

dinyatakan sebagai kadar ion

hidrogen

keasaman
disingkat

dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan
ukuran kekuatan suat uasam. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air
yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan, angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah,
tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
4. Tide Staff

Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan. Tide Staff (papan Pasut) merupakan
alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian

muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu,
alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
5. Spektrofotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan


cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet.
6. DO Meter

Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung
untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah
menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan
elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak ( Ag ) dan
anoda timbal ( Pb ). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang
bersifat semi permeable terhadap oksigen.
7. Hand Refraktometer

Hand Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.
INSTRUMEN NAVIGASI
Definisi dari Instrumen Navigasi Definisi menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa
Indonesia definisi dari Instrumen Navigasi adalah sebagai berikut. Definisi Kata Instrumen
Navigasi istilah pelayaran instrumen yang digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut
Itulah definisi dari Instrumen Navigasi, untuk mencari definisi yang lain dapat menggunakan
kotak penelusuran.
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau
di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta, radar, arpa,
GMDSS, live saving equipment, dan buku buku publikasi serta teknik penggunaannya
haruslah dimiliki dan dipahami.
Sebelum kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda-benda
langit seperti matahari dan bintang-bintang dilangit, yang tentunya bermasalah kalau langit
sedang mendung. kapal kapal sekarang sudah canggig canggih baik dari system elektronik yg
terus bermunculan sehingga mempermudahkan kita dalam menentukan posisi kapal. tapi alat
alat tradisional yg di ajarkan Bpk. ML Palumian jgn di lupakan karena suatu saat pasti kita
harus mempergunakannya. banyak buku buku yg terbit oleh Captain captain senior kita yg
mengajarkan cara melayari kapal dgn baik. salah satunya adalah perangakat navigasi, semua
pelaut harus mengenal dan dapat menggunakannya semaksimal mungkil agar tercapai
keselamatan dalam rute pelayarannya, apalagi adik adik kita yg masi taruna mereka wajib
hukumnya. Alat alat tersebut sebagai berikut:
1.

Navtex

Navtex adalah sistem otomatis internasional untuk langsung mendistribusikan


peringatan maritim navigasi, ramalan cuaca dan peringatan, pencarian dan penyelamatan
pemberitahuan dan informasi yang serupa dengan kapal A, rendah-biaya kecil dan pencetakan
radio penerima dipasang di jembatan, atau tempat dari mana kapal berlayar, dan memeriksa
setiap pesan yang masuk untuk melihat apakah telah diterima selama transmisi sebelumnya,
atau jika itu adalah kategori yang tidak tertarik untuk menguasai kapal. Frekuensi transmisi
pesan ini adalah 518 kHz dalam bahasa Inggris, sementara 490 kHz digunakan untuk
menyiarkan dalam bahasa lokal. Pesan dikodekan dengan kode sundulan diidentifikasi
menggunakan alfabet untuk mewakili stasiun penyiaran dan diikuti oleh dua angka yang
menunjukkan nomor urut pesan.
2.

Search and Rescue Transponder (SART)

Perangkat yang digunakan untuk menemukan kelangsungan hidup kerajinan atau


pembuluh tertekan dengan menciptakan serangkaian titik pada layar radar 3 cm kapal
penyelamatkan itu. Jangkauan deteksi antara perangkat ini dan kapal, tergantung pada
ketinggian radar tiang kapal dan ketinggian SART, biasanya sekitar 15 km (8 mil laut).
Perhatikan bahwa radar laut tidak dapat mendeteksi SART bahkan dalam jarak ini, jika

pengaturan radar tidak dioptimalkan untuk deteksi SART. Setelah terdeteksi oleh radar, SART
yang akan menghasilkan indikasi visual dan aural.
3. Radio GMDSS

Digital Selective Calling (DSC) pada MF, HF dan VHF radio maritim sebagai bagian
dari sistem GMDSS. DSC terutama ditujukan untuk memulai kapal ke kapal, kapal ke pantai
dan pantai ke kapal telepon radio dan MF / HF radiotelex panggilan. Panggilan DSC juga
dapat dibuat untuk stasiun individu, kelompok stasiun, atau semua stasiun dalam jangkauan
seseorang. Setiap kapal DSC dilengkapi, stasiun pantai dan kelompok ditugaskan unik 9-digit
Maritime Mobile Service Identity.
Alert distress DSC, yang terdiri dari sebuah pesan marabahaya terformat, digunakan
untuk memulai komunikasi darurat dengan kapal dan pusat koordinasi penyelamatan. DSC
dimaksudkan untuk menghilangkan kebutuhan bagi orang-orang di jembatan kapal atau di
pantai untuk terus menjaga penerima radio pada saluran radio suara, termasuk saluran VHF
16 (156,8 MHz) dan 2182 kHz sekarang digunakan untuk marabahaya, keselamatan dan
panggilan. Sebuah arloji mendengarkan kapal kapal GMDSS dilengkapi pada 2182 kHz.
4. Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan
melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara
Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta. Kompas adalah alat navigasi untuk
mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu,
sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah
utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan,
maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan
saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
5.

GPS

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning


Satelite/GPS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat
yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern
menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di
laut, sungai dan danau serta pesawatudara. Global Positioning System (GPS) adalah satusatunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan
waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa,
IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah
sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini diurus oleh

50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar
US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
6.

Radar

Sangat bermanfaat dalam navigasi Kapal laut dan kapal terbang modern sekarang
dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/ awan yang dihadapi di
depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depanpesawat/kapal. Radar (dalam
bahasa Inggris merupakan singkatan dari radio detection and ranging, yang berarti deteksi
dan penjarakan radio) adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan
membuat map benda-benda seperti pesawat dan hujan. Istilah radar pertama kali digunakan
pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).
Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali. Dengan
menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya dan kadangkadang ditentukan jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal dapat
dengan mudah dideteksi dan diperkuat. Gelombang radio radar dapat diproduksi dengan
kekuatan yang diinginkan, dan mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian
diamplifikasi( diperkuat ) beberapa kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi
objek jarak jauh yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau cahaya. Penggunaan radar sangat
luas, alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi, pengaturan lalu lintas udara, deteksi
kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh militer.
7. Sextans

Sextans adalah konstelasi khatulistiwa minor yang diperkenalkan pada abad ke-17
oleh Johannes Hevelius. Namanya adalah Latin untuk sekstan astronomi, instrumen yang
Hevelius sering melakukan penggunaan dalam pengamatannya. Dalam dunia pelayaran
digunakan untuk menentukan posisi kapal artikel baru menghitung ketingaian benda angkasa
dan azimutnya.
8. LORAN (Long Range Navigation)

Loran (Long Range Navigation) adalah sistem navigasi radio terestrial menggunakan
frekuensi rendah pemancar radio yang menggunakan beberapa pemancar ( multilateration )
untuk menentukan lokasi dan atau kecepatan penerima. Versi saat ini dari LORAN umum
digunakan adalah LORAN - C , yang beroperasi di bagian frekuensi rendah dari spektrum
EM 90-110 kHz. Terutama untuk melayani sebagai cadangan untuk GPS dan metode navigasi
GNSS systems yang disediakan oleh LORAN didasarkan pada prinsip perbedaan waktu
antara penerimaan sinyal dari sepasang pemancar radio. [ 3 ] A diberikan konstan perbedaan
waktu antara sinyal dari dua stasiun dapat diwakili oleh garis hiperbolik posisi ( LOP ) . Jika
posisi dua stasiun disinkronkan diketahui , maka posisi penerima dapat ditentukan sebagai
suatu tempat pada kurva hiperbolik tertentu di mana perbedaan waktu antara sinyal yang
diterima adalah konstan . Dalam kondisi ideal, hal ini secara proporsional setara dengan
perbedaan jarak dari receiver ke masing-masing dari dua stasiun.
INSTRUMEN AKUSTIK
Akustik kelautan merupakan ilmu yang mempelajari gelombang suara dan
perambatannya dalam suatu medium, dalam hal ini mediumnya adalah air laut (Allo, 2008).
Menurut Budiarto (2001), dalam akustik, proses pembentukan gelombang suara dan sifatsifat perambatannya serta proses-proses selanjutnya dibatasi oleh air. Untuk memperoleh
informasi tentang objek-objek bawah air digunakan suatu sistem sonar yang terdiri dari dua
sistem yaitu active sonar system yang digunakan untuk mendeteksi dan meneliti target-target
bawah air dan passive sonar system yang hanya digunakan untuk menerima suara-suara yang
dihasilkan oleh objek-objek bawah air.

Dalam perambatannya, akustik mengenal adanya transmission loss akibat adanya


absorpsi dari medium, adanya kehilangan akibat penyebaran (spreading) di dalam medium
air, impedansi akustik yang mempengaruhi nilai backscattering strength, ukuran butir dan
sifat-sifat sedimen terhadap sifat-sifat akustik. (Noorjayantie, 2009). Selain itu, gangguan
juga bisa terjadi dalam menjalankan metode akustik yang disebut dengan noise, yaitu sinyal
yang tidak diinginkan yang dapat terjadi karena faktor fisik, biologi, dan artifisial (Allo,
2008).
Akan tetapi pada dasarnya teknologi akustik bawah air merupakan metode yang
sangat efektif dan berguna untuk eksploitasi kelautan perikanan. Teknologi akustik ini terdiri
dari pengukuran, analisis, dan interpretasi karakteristik sigma refleksi atau scattering dari
objek yang dikenai (Manik, 2006). Arnaya (1990) dalam Hermawan (2002) mengatakan
bahwa metode akustik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: berkecapatan tinggi, estimasi stok
ikan secara langsung, memungkinkan memperoleh dan memproses data secara real time,
akurasi ketepatan tinggi, tidak merusak karena frekuensi yang digunakan tidak
membehayakan si pemakai alat ataupun target.

1. Echosounder

Echosounder merupakan salah satu alat yang penting untuk mengetahui kedalaman
laut dan dapat juga sebagai pengukur jarak dengan ultrasonic. Kedalaman dasar laut dapat
dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Echosounder
memiliki beberapa pertimbangan sistem, diantaranya Side-Scan Sonar, Sub-Bottom Profling,
Single-Beam Echosounder, dan Multi-Beam Echosounder.Side-Scan Sonar pada saat ini,
pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan
pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen
dibawah dasar laut (subbottom profilers).
Sistem Side-Scan Sonar mengirimkan pulsa akustik pada suatu sisi dari receiver dan
merekam amplitude energi balikan dari pulsa yang dipancarkan oleh sensor. Tiap pancaran

pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100 sampai 200 m ke tiap sisi) dari dasar laut dipetakan. Tiap
pergerakan kapal, lajur ke lajur dipetakan. Pada dasar laut yang datar sempurna semua energi
dipantulkan dari sensor sonar dan tidak ada sinyal yang terekam. Dalam faktanya, dasar laut
tidak rata sempurna. Ketidakteraturan seperti bebatuan dan riak-riak air karena pantulan
(backscatter) dari energi akustik dan sistem dapat menyediakan informasi secara kasar
keadaan dasar laut. Sub-Bottom Profling merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi dan
mengukur variasi dari lapisan-lapisan sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem
akustik yang digunakan dalam penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat pada
echosounder.
Sumber suara memancarkan sinyal secara vertikal ke bawah menelusuri air dan
receiver memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan dasar laut. Batasan antara dua
lapisan memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic impedance = rintangan akustik). Sistem
menggunakan energi pantulan untuk mengumpulkan informasi lapisan-lapisan sedimen di
bawah dasar permukaan air (tampilan muka sedimen bawah air). Rintangan akustik
berhubungan dengan tingkat kekentalan atau berat jenis (densitas) dari kandungan material
dan tingkat kecepatan suara menelusuri material. Ketika terjadi perubahan rintangan akustik,
seperti tampilan muka sedimen bawah air, bagian suara yang diteruskan kemudian
dipantulkan kembali. Bagaimanapun, beberapa energi suara menembus menelusuri sampai
batas dan kedalam lapisan sedimen. Energi ini dipantulkan ketika menembus batas antara
lapisan sedimen yang lebih dalam yang memiliki rintangan akustik yang berbeda-beda.
Sistem ini menggunakan energi yang dipantulkan oleh lapisan-lapisan untuk membentuk
penampang dari bagian sub-bottom lapisan-lapisan sedimen.
Beberapa parameter-parameter dari sonar (tenaga keluaran, frekuensi dari sinyal, dan
panjang gelombang pulsa yang dipancarkan) mempengaruhi performa dari alat yang
digunakan. Single-Beam Echosunder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan
pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara. Sistem batimetri
dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan :
Transciever (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada
kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi
tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah
kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali
oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai

pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris
untuk besar frekuensi yang diberikan.
Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi, sampai
pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara berkesinambungan dari
bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi tinggi sepanjang lajur yang disurvei.
Informasi tambahan seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya
pengaruh air laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah
kapal), dan roll (gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu
memanjang) dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference
Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selam proses
berlangsung. Single-Beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi alat ini hanya
menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis track yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada
feature yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai garis tracking perekaman, yang mana
ada ruang sekitar 10 sampai 100 m yang tidak terlihat oleh sistem ini.
Multi-Beam Echosunder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan
cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam.
Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan penerimaan dihitung dengan algoritma
pendeteksian terhadap dasar laut tersebut. Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem
ini dapat menentukan kedalaman dan jarak transveral terhadap pusat area liputan. MultiBeam Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi
vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).

2. Fish Finder

Fish Finder bekerja berdasarkan pemantulan gelombang suara yang dipancarkan dari
permukaan perairan sampai dasar lautan. Ketika bunyi yang dipancarkan kedasar lautan
tersebut membentur suatu benda dan kembali ke penerima sonar, maka jaraknya yang
ditempuh oleh bunyi tersebut dapat diukur, maka dapat diketahui letak benda tersebut
dibawah permukaan laut.

3. Sonar

Sonar (Sound Navigation and Ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang
digunakan dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari atau
mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang suara yang
nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang akan dideteksi.
Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut (Bathymetry),
pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (Subbottom Profilers), pemetaan
dasar laut (Sea Bed Mapping), mendeteksi kapal selam dan ranjau, analisa dampak
lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut.
Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor.
Sonar sendiri pada awalnya diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk
mengukur kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam
mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan
perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal
selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer
dan perang.

INTRUMENTASI OPTIK
1.

Theodolite

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan)
yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat
ketelitian sangat tinggi.
2.

Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Ada

banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering
dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi
kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal
maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan
pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur
panjang.
Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang
umum dapat dijumpai adalah waterpass dengan panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya
berbentuk persegi panjang dengan lebar 5-8 cm dan tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai
permukaan rata sebagai bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa
kedataran atau ketegakannya. Ditengah bagian adalah terdapat berbentuk lobang dan
ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan kedataran, dan
pada salah satu ujung terdapat lobang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung
sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal. Bahan waterpass yang umum terdapat adalah
dari bahan kayu dan aluminium. Umumnya orang lebih menyukai waterpass yang terbuat dari
bahan aluminium karena lebih tahan lama dan lebih ringan untuk digunakan.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan permukaan alat ke
bidang permukaan yang di cek. Untuk mengecek kedataran maka dapat diperhatikan
gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass. Sedangkan
untuk mencek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Untuk
memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung harus benar benar berada ditengah
alat yang ada.
INTRUMENTASI SATELIT
Pada pemanfaatan untuk wilayah pesisir, jenis informasi yang dapat diperoleh adalah
ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang dan lamun) dan penutup lahan lainnya yang
terkait dengan penataan ruang di wilayah pesisir. Informasi keberadaan mangrove dicirikan
oleh keberadaan vegetasi dan air, karena wilayah yang didominasi oleh mangrove umumnya
merupakan perairan payau yang kadang tergenang oleh air laut pada pasang tinggi.
Keberadaan terumbu karang dan lamun yang berada pada dasar perairan perlu dilakukan
perhitungan parameter indeks kolom air untuk menghilangkan pengaruh perairan. Spesifikasi
sensor landsat dan spot. Sedangkan untuk jenis informasi tata ruang, diperlukan resolusi
spasial yang lebih tinggi untuk memperoleh informasi kelas penutup lahan pada pulau-pulau
kecil.

1. Satelit Landsat (land satelite)

Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap
saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan
jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah
rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari
permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan
untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian
orbit 705 km. Fungsi dari satelit landsat adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan
penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.

Anda mungkin juga menyukai