Untitled

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

Analisis Capacity Requirement Planning (CRP)

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI PEMECAH BATU STONE CRUSHER DENGAN METODE


CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. VARIA USAHA BETON PANDAAN
Ahmad Zadit Taqwa
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: zadit666@gmail.com

Iskandar
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: quicktrick.bs@gmail.com

Abstrak
Berkembangnya dunia usaha khususnya dalam bidang produksi batu pecah untuk bangunan semakin meningkat.
PT. Varia Usaha Beton Pandaan adalah perusahan yang bergerak dalam bidang pemecahan batu sebagai bahan
utama pembuatan beton siap pakai dan jasa pengecoran. Mendukung proses produksi beton maka di perlukan
bahan batu pecah, pemakaian batu pecah mengalami peningkatan setiap bulannya. Proses memproduksi batu
pecah sendiri menggunakan mesin Stone Crusher berkapasitas 100 ton yang bertempat di PT. Varia Usaha Beton
Pandaan. Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan permintaan batu pecah 10-20 mm pada periode tahun 2017
dan menganailis kebutuhan kapasitas produksi dengan menggunakan metode Capacity Requirement Planning
(CRP) di PT Varia Usaha Beton Pandaan, dengan mesin Stone Crusher yang terdiri 1 mesin Primary Crusher dan
empat mesin Secondary Crusher dari dua stasiun kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode
analisis yang digunakan pada penelitian ini dengan bantuan metode Capacity Requirement Planning (CRP).
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat diambil simpulan bahwa peramalan permintaan batu pecah
ukuran 10-20 mm di PT. Varia Usaha Beton Pandaan pada tahun 2017 menggunakan teknik Moving Average
yaitu pada bulan Januari sebesar 6.496 Ton, bulan Februari sebesar 6.142 Ton, bulan Maret sebesar 6.919 Ton,
bulan April sebesar 8.750 Ton, bulan Mei sebesar 8.594 Ton, bulan Juni sebesar 7.854 Ton, bulan Juli sebesar
8.312 Ton, bulan Agustus sebesar 8.481 Ton, bulan September sebesar 8.954 Ton, bulan Oktober sebesar 8.599
Ton, bulan November sebesar 9.610 Ton, dan pada bulan Desember sebesar 9.569 Ton. Kapasitas yang
diperlukan pada work station pertama untuk bulan Januari - Desember tahun 2017 yaitu: 64,96 jam, 61,42 jam,
69,19 jam, 87,5 jam, 85,94 jam, 78,54 jam, 83,12 jam 84,81 jam, 89,53 jam, 85,98 jam, 96,1jam, dan 95,69 jam.
Sedangkan pada work station kedua yaitu: 259,83 jam, 245,69 jam, 276,75 jam, 350 jam, 343,77 jam, 314,17
jam, 332,49 jam, 339,25 jam, 358,16 jam, 343,95 jam, 384,40 jam, dan 382,75 jam. Langkah-langkah yang
dilakukan agar bisa mencukupi kekurangan kapasitas work station 2 (mesin Secondary Crusher) di bulan Juli
Desember tahun 2017 tersebut dengan cara menambah jam kerja/lembur (over time), sedangkan untuk work
station 1 (mesin Primary Crusher) dengan menggunakan 1 mesin masih mencukupi.
Kata Kunci: Capacity Requirement Planning (CRP), kapasitas tersedia, kapasitas yang diperlukan
Abstract
The development of business, especially in the production of crushed stone for buildings is increasing. PT. Varia
Usaha Beton Pandaan is a company engaged in the quarry as a main ingredient manufacture of ready mix
concrete and foundry services. Support the process of concrete production it needs material crushed stone,
crushed stone consumption has increased every month. The process of producing crushed stone itself uses Stone
Crusher machine with a capacity of 100 tons which is housed in PT. Varia Usaha Beton Pandaan.This study aims
to forecast the demand for 10-20 mm crushed stone in the 2017 period and analyze the production capacity
requirements by using the Capacity Requirement Planning (CRP) method in PT. Varia Usaha Beton Pandaan,
with Stone Crusher machine consist of 1 unit of Primary Crusher machine and 4 Secondary Crusher machines of
two work stations. This study uses quantitative methods. The analytical method used in this study with the help
of the method of Capacity Requirement Planning (CRP). Based on the analysis and discussion, it can be
concluded that forecasting demand for crushed stone, size 10-20 mm in PT. Varia Usaha Beton Pandaan in 2017
using Moving Average techniques on January amounted to 6.496 tons, in February of 6.142 tons, in March
amounted to 6.919 tons, in April amounted to 8.750 tons, in May of 8.594 tons, in June of 7.854 Tons, month
July amounted to 8.312 tons, in August amounted to 8.481 tons, in September of 8.954 Tons, in October
amounted 8.599 Tons, in November amounted 9.610 Ton, and in December amounted 9.569 Tons. The necessary
capacity at the first work station for January to December 2017, namely: 64.96 hours, 61.42 hours, 69.19 hours,
87.5 hours, 85.94 hours, 78.54 hours, 83.12 hours 84.81 hours, 89.53 hours, 85.98 hours, 96,1jam, and 95.69
hours. While in the second work station is: 259.83 hours, 245.69 hours, 276.75 hours, 350 hours, 343.77 hours,
539

Analisis Capacity Requirement Planning (CRP)


314.17 hours, 332.49 hours, 339.25 hours, 358.16 hours, 343.95 hours, 384.40 hours and 382.75 hours. The steps
being taken in order to meet the shortage of capacity work station 2 (Secondary Crusher machines) in the month
of July to December 2017 that by adding working hours / overtime (over time), while for the work station 1
(Primary Crusher) using 1 machine is still insufficient.
Keywords: Capacity Requirement Planning (CRP), available capacity, the necessary capacity.

JTM vol 04 Nomor 03 Th 2016, 193-202


PENDAHULUAN
Dewasa ini setiap perusahaan industri sangat memerlukan
sumber daya manusia yang baik untuk melaksanakan
pekerjaannya, selain itu perusahaan juga harus memiliki
suatu strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sehingga perusahaan dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang efektif dan efisien. Tujuan setiap
perusahaan adalah berharap dapat berkembang mencapai
kemajuan dan keuntungan yang semaksimal mungkin,
oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk selalu
dapat memenuhi semua kebutuhan sesuai bidang
usahanya masing-masing. Jadi agar perusahan dapat
berproduksi secara efisien maka perusahaan hendaknya
menerapkan fungsi perencanaan kapasitas produksi.
PT. Varia Usaha Beton adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pemecahan batu yang mana
sebagai bahan pembuatan beton siap pakai dan jasa
pengecoran. Dengan berkembangnya bisnis properti dan
meningkatnya pemakaian beton siap pakai saat ini, oleh
karena itu perlu diberlakukan perencanaan kapasitas
produksi pemecah batu yang matang guna memenuhi
kebutuhan permintaan pasar akan beton siap pakai. Hal
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal dengan kebutuhan permintaan pasar yang sesuai
harapan.
Dalam proses produksinya PT. Varia Usaha Beton
Pandaan menggunakan bahan utama batu dan mesin
pemecah batu (Stone Crusher) yang terdiri dari 1 mesin
Jaw Crusher primer dan 4 mesin Jaw Crusher sekunder.
Proses produksi dari ke lima mesin tersebut
menghasilkan hasil produk berupa abu batu sebanyak
30%, batu pecah 5 10 mm sebanyak 5%, batu pecah 1020 mm sebanyak 45%, batu pecah 20-30 mm sebanyak
20%. Dalam satu kali produksi untuk satu mesin crusher
sekunder dapat menghasilkan 30 ton / jam. Dalam sehari
dapat menghasikan sekitar 300 ton / hari, proses produksi
sendiri berjalan selama + 10 jam setiap hari. Jumlah
permintaan terbanyak periode 2014 sampai 2016 yaitu,
batu pecah 10-20 mm yang terdiri dari tahun 2014
sebanyak 93.411 ton, tahun 2015 sebanyak 94.986
ton dengan persentasi rata-rata kenaikan pertahun 1,54%,
sedangkan perkiraan kenaikan produksi tahun 2016
sebanyak 97.444 ton.
Kapasitas mesin yang tersedia pada PT. Varia
Usaha Beton Pandaan khususnya pemecahan batu Stone
Crusher yakni kapasitas produksinya 264.000 ton
pertahun, untuk perkembangan produksi tahun 2016
sudah mencukupi, tapi perlu dilihat kapasitas
permesinnya dan apakah kapasitas ini bisa dipertahankan
sampai tahun selanjutnya, khususnya tahun 2017. Hal
yang sering terjadi di PT. Varia Usaha Beton Pandaan

yakni perencanaan yang sudah dilakukan oleh pihak


perusahaan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan
yang dilakukan dilapangan misalnya mesin pemecah batu
(Stone Crusher) yang seharusnya berkapasitas 30 Ton,
ternyata hanya mampu untuk menampung bongkahan
batu yang akan di pecah sebesar 25 Ton / jam nya, dalam
satu minggu mesin berjalan secara produktif selama
kurun waktu lima hari dan hari libur mesin tidak
produktif.
Capacity Requirement Planning (CRP) adalah
suatu metode yang bisa digunakan untuk merencanakan
kebutuhan kapasitas produksi, yang merupakan fungsi
untuk menentukan, mengukur, dan menyesuaikan tingkat
kapasitas atau proses untuk menentukan jumlah tenaga
kerja dan sumber daya mesin yang diperlukan untuk
melaksanakan produksi. CRP memverifikasi ketersediaan
kecukupan kapasitas selama rentang perencanaan.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilakukan
penelitian dengan metode yang bisa digunakan untuk
merencanakan kebutuhan kapasitas waktu produksi yaitu
CRP, sehingga proses produksi pada suatu perusahaan
dapat berjalan dengan baik..
Berikut adalah identifikasi masalah mengenai
kegiatan penelitian ini:
Perencanaan kapasitas mesin pemecah batu Stone
Crusher yang seharusnya berkapasitas 30 ton,
ternyata hanya mampu menampung bongkahan batu
yang akan dipecah sebesar 25 ton/jam nya.
Belum adanya perencanaan kapasitas produksi yang
baik di PT. Varia Usaha Beton Pandaan.
Perhitungan Peramalan diutamakan pada ukuran batu
10-20 mm, karena mempunyai prosentase terbesar
dari total hasil produk akhir.

Batasan-batasan masalah pada penelitian ini antara


lain:
Metode yang digunakan dalam perencanaan dan
analisa kapasitas adalah Capacity Requirement
Planning (CRP).
Pengambilan data dalam priode 3 tahun, mulai tahun
2014 sampai sampai tahun 2016.
Penelitian dilakukan di ruang lingkup di PT Varia
Usaha Beton Pandaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
Bagaimana meramalkan permintaan produk batu
pecah ukuran 10-20 mm selama periode 2017?

Bagaimana merencanakan kapasitas produksi yang


sesuai menggunakan metode CRP dalam memenuhi
permintaan produk?
Tujuan dari diadakannya kegiatan penelitian ini
adalah:
Meramalkan permintaan produk batu pecah ukuran
10-20 mm sampai tahun 2017.
Merencanakan kapasitas produksi yang sesuai
menggunakan metode CRP dalam memenuhi
permintaan produk.
Manfaat yang dapat diambil setelah melaksanakan
kegiatan penelitian ini adalah dapat meramalkan
permintaan produk batu pecah 10-20 mm selama tahun
2017 dalam perencanaan kapasitas produksi. Sehingga
dapat memberikan informasi tentang perencanaan
kebutuhan bagi perusahaan dan wawasan serta
pengetahuan bagi masyarakat luas.
A. Definisi Kapasitas
Kapasitas adalah tingkat kemampuan berproduksi
secara optimum dari sebuah fasilitas biasanya
dinyatakan sebagai jumlah output pada suatu periode
tertentu. Manajer Operasional memperhatikan
kapasitas karena: pertama, mereka ingin mencukupi
kapasitas untuk memenuhi permintaan konsumen.
Kedua, kapasitas mempengaruhi efisien biaya operasi.
Ketiga, kapasitas sangat bermanfaat untuk
mengetahui perancanaan output, biaya pemeliharaan
kapasitas, dan sangat menentukan dalam analisis
kebutuhan inventasi.
Menurut Lockyer dalam Fatmawati (2013),
Kapasitas ialah kemampuannya untuk menghasilkan
apa yang diminta (diperlukan) konsumen. Dan
tentunya, harus ada kesesuaian antara kebutuhan yang
diberi ciri oleh ramalan pasar dan kemampuan
kapasitas. Kapasitas dibedakan antara tiga level yang
berbeda, antara lain :
Kapasitas potensial (Potential Capacity) ialah
kapasitas yang dapat dibedakan dalam horizon
keputusan eksekutif senior
Kapasitas segera (Immediate Capacity) ialah
kapasitas yang dapat disediakan dalam periode
anggaran sekarang.
Kapasitas efektif (Effective Capacity) ialah
kapasitas yang digunakan didalam periode
anggaran sekarang.
Sedangkan menurut Hilton et all, (2003) dalam
Mutiara (2013) kapasitas merupakan ukuran dari
kemampuan proses produksi dalam mengubah sumber
daya yang dimiliki menjadi suatu produk atau jasa
yang akan digunakan oleh konsumen. Menurut
Handoko (1984) dalam Erlina (2008) Kapasitas ialah

suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per


unit waktu.
B. Konsep Kapasitas
Material Requirement Planning mengasumsikan
bahwa apa yang dijadwalkan, dapat diterapkan, tanpa
memperhatikan keterbatasan kapasitas. Kadangkadang asumsi ini valid, tetapi kadang-kadang pula
tidak dapat dipenuhi. Capacity Requirement Planning
menguji asumsi ini dan mengidentifikasikan area
yang melebihi kapasitas (Overload) dan area yang
mengalami penurunan kapasitas (Underload).
Sehingga perencana dapat mengambil tindakan yang
tepat.
Capacity
Requirement
Planning
membandingkan load yang ditetapkan pada setiap
Work Center melalui Open and Planned Order yang
diciptakan oleh Material Requirement Planning.
Dengan kapasitas yang tersedia pada tiap Work
Center dalam setiap periode waktu dari horizon
perencanaan (Edward, et all, (1998) dalam Fatmawati
(2013).
C. Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning)
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk
memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh
perusahaan untuk mempertemukan perubahan
permintaan setiap produk. Dalam proses perencanaan
kebutuhan kapasitas atau Capacity Requirement
Planning (CRP) dilakukan beberapa proses
perhitungan. Berikut ini merupakan proses dalam
sistem Capacity Requirement Planning (CRP), yaitu:

Mengitung kapasitas pusat kerja (Work Station)


Kapasitas pusat kerja ditentukan berdasarkan
sumber-sumber daya mesin dan manusia, faktorfaktor jam operasi, efisiensi, dan utilisasi.
Kapasitas pusat kerja biasanya ditentukan secara
manual termasuk dalam penentuan kapasitas
pusat kerja, serta perhitungan kapasitas pusat kerja
dan dapat ditentukan sebagai rated capacity
dengan rumus:
Rated Capacity : (jumlah mesin) x (jam kerja)
x (persentasi penggunaan/utilitas) x (efisiensi
sistem)
Jam kerja/bulan : jam kerja/hari x hari
kerja/minggu x minggu/bulan.
Utilitas : jam aktual yang digunakan/jam yang
tersedia menurut jadwal.
Efisiensi : jam standar yang diperoleh/jam
aktual yang digunakan untuk produksi.
D. Analisis Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Analisis Capacity Requirement Planning (CRP)
membutuhkan perhitungan yang terpisah berkaitan
dengan kebutuhan Setup Time dan Run Time.

JTM vol 04 Nomor 03 Th 2016, 193-202


Analisis Capacity Requirement Planning (CRP) lebih
terperinci dibanding RCCP, dimana dalam analisis
Capacity Requirement Planning (CRP) dibutuhkan
informasi tentang Standart Setup Times dan Standart
Run Times per unit dalam analisis Capacity
Requirement Planning (CRP) menggunakan formula
berikut:
Ada beberapa cara langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan analisis Capacity Requirement
Planning (CRP), yaitu :
Langkah Pertama : memperoleh informasi tentang
Planned Order Release dari Material Requirement
Planning (MRP).
Informasi yang berkaitan dengan Planned Order
Release untuk tiap komponen per periode waktu
berdasarkan informasi dari MRP yang telah
dijadwalkan.
Langkah Kedua : memperoleh informasi tentang
Standard Setup Time per Unit dan Standard Setup
Time per Lot Size.
Tiap pusat kerja (Work Center)
dengan
informasi tentang Standard Setup Time per Lot
Size dan Standard Run Time per unit dicantumkan
dalam tabel pada bab IV. Sebagai contoh terdapat
satu pusat kerja (Work Center). Kapasitas tersedia
dihitung berdasarkan jam kerja efektif setiap hari
dikalikan dengan jumlah hari setiap bulan. Jam
kerja efektif Work Center 1 pada PT. Varia Usaha
Beton Pandaan adalah 10 jam (1 jam adalah waktu
istirahat) dan waktu persiapan (Setup Time) mesin
untuk mulai melakukan proses produksi yakni 2
jam per harinya.
Langkah ketiga : menghitung kapasitas yang
dibutuhkan dari masing-masing pusat kerja (Work
Center)
Apabila jumlah mesin 1 atau ada beberapa
mesin yang identik dengan sistem produksi
secara pararel

Oi ( Ti+ Si )+ Bi .}

H std
[n]

Keterangan :

H std

Oi
Ti

: Jumlah total sumber


daya
yang
dibutuhkan
untuk
memenuhi
permintaan.
: Jumlah unit keluaran X yang
diperlukan.
:
Waktu
pengoperasian
standart per unit X.

Si

: Waktu persiapan standart


per unit X.
Bi
: Waktu standart untuk
mempersiapkan
sekumpulan X.
Ni
: Jumlah kumpulan X yang
diperlukan.
X
: Jumlaj jenis produk.
Apabila proses produksi membutuhkan mesin
lebih dari satu dalam sistem seri dan waktu
pengerjaan di masing-masing mesin berbeda.
Perlu mengetahui waktu prosessing di
masing-masing mesin atau work station
untuk masing- masing produk (matriks
waktu)
Data permintaan atau jadwal induk
produksi selama satu periode perencanaan
diletakkan dalam matriks permintaan atau
matriks jadwal induk produksi.
Menggunakan metode bill of labour untuk
menghitung kebutuhan kapasitas di setiap
mesin atau work station pada setiap
interval waktu perencanaan produksi
dengan cara sebagai berikut :
Tabel 2.1 Matriks Waktu
Work Station

Produk P1

Produk P2

WS 1

a11

a12

WS 2

a21

a22

E. Faktor penentu Kapasitas


Banyak Keputusan mengenai desain sistem
berdampak pada kapasitas antara lain :
Fasilitas, termasuk ukuran dan ketentuan ekspansi
yang menentukan apakah karyawan dapat bekerja
secara efektif.
Faktor produk dan jasa, desain produk atau jasa
dapat memiliki pengaruhy luar biasa pada
kapasitas.
Faktor proses, kemampuan dari kuantitas proses
merupakan faktor penentu kapasitas yang nyata.
Produktivitas dan perbaikan proses dapat
meningkatkan kapasitas.
Faktor manusia, tugas yang merupakan pekerjaan,
berbagai aktivitas yang dilakukan serta
pengaaman yang dibutuhkan melakukan pekerjaan
berdampak pada Output potensial dan aktual.
Faktor kebijakan, kebijakan manajemen seperti
memberikan cuti atau lembur kepada pegawai
dapat mempengaruhi kapasitas.

Faktor operasi, masalah penjadwalan bisa terjadi


ketika organisasi memiliki perbedaan kempuan
peralatan diantaranya berbagai alternatif peralatan
dan persyaratan pekerjaan.
Faktor rantai pasokan, faktor ini harus
dipertimbangkan dalam perencanaan kapasitas.
Faktor eksternal, contohnya standar produk
terutama standar minimum mutu dan kinerja,
dapat membatassi pilihan manajemen untuk
meningkatkan serta menggunakan kapasitas.
F. Jadwal Induk Produksi
Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu jadwal
produksi untuk setiap jenis atau macam barang yang
didasarkan pada rencana produksi serta yang disusun
untuk barang tersebut (Pardede, 2003:380). Menurut
Teguh Baroto (2002:143), Jadwal Induk Produksi
dibuat berdasarkan permintaan (yang diperoleh dari
daftar pesanan atau peramalan) terhadap semua
produk jadi yang dibuat. Hasil peramalan (sebagai
perencanaan jangka panjang) dipakai uuntuk
membuat rencana produksi agregat (sebagai
perencanaan jangka menengah). Yang pada akhirnya
dibuat rencana jangka pendek, yaitu menentukan
jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk
akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka
perencanaan. Jadwal induk produksi merupakan
perencanaan jangka pendek ini. Jadi, jadwal induk
produksi merupakan proses alokasi untuk membuat
sejumlah
produk
yang
diinginkan
dengan
memperhatikan kapasitas yang dipunyai (yaitu mesin,
peralatan, pekerja, dan lain-lain).
Dari beberapa pendapat pakar di atas, dapat
didefinisikan bahwa Jadwal Induk Produksi (master
production schedule) menyajikan rencana menyeluruh
dan lebih detail dengan merincikan masing-masing
produk akhir. Dari jadwal induk produksi didapatkan
informasi tentang jumlah karyawan (jam orang),
bahan baku, jam mesin, mesin yang digunakan.
Interval waktu / periode dalam penjadwalan induk
produk tergantung dengan tipe, volume, dan jangka
waktu produksi berbagai produk, dan yang sering
digunakan adalah interval mingguan, bulanan dalam
Horizon waktu (jumlah periode dalam suatu jadwal)
yang dicakup oleh jadwal induk produksi (Hani
Handoko).
G. Definisi peramalan
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan di masa
mendatang yang tidak dapat dipastikan, setiap orang
senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan
model pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan
perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan

peramalan. Peramalan (forecasting) permintaan akan


produk dan jasa di waktu mendatang dan bagianbagiannya merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Suatu
peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan
tersebut perlu
direncanakan dan dijadwalkan
sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling
sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk
membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan
beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan
tersebut. Peramalan diperlukan disamping untuk
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang juga para pengambil keputusan perlu
untuk membuat planning. Menurut Barry Render dan
Jay Heizer (2001:46), peramalan (forecasting) adalah
seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa
depan. Peramalan memerlukan pengambilan data
historis dan memproyeksikannya ke masa depan
dengan beberapa bentuk model matematis
Menurut Teguh Baroto (2002:22), tahap pertama
dalam perencanan dan pengendalian produksi apabila
produksi bertipe made to stock adalah menentukan
suatu peramalan dari permintaan (demand) untuk item
yang diproduksi. Dari beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah suatu
perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk
suatu produk atau beberapa produk dalam periode
waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu
taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara
tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya satu
taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah
suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat
sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya
keterbatasan kemampuan manusia.
H. Teknik peramalan Permintaan
Peramalan
(Forecasting)
adalah
kegiatan
mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya
perbedaan kesenjangan waktu (Timelag) antara
kesadaran akan dibutuhkan suatu kebijakan baru
dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut.
Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka
peran peramalan begitu penting dan sangat diperlukan
terutama dalam penentuan kapan terjadinya suatu
hasil kapasitas produksi sehingga dapat dipersiapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

Jenis pola data


Menurut Teguh Baroto (2002) pola data dapat
dibedakan menjadi tiga jenis :
Variasi Acak/Random

JTM vol 04 Nomor 03 Th 2016, 193-202


Permintaan suatu produk dapat mengikuti
pola bervariasi secara acak karena adanya
bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing,
promosi khusus, dan kejadian-kejadian lainnya
yang tidak memiliki pola tertentu.
Kecenderungan/Trend
Trend merupakan sifat dari permintaan masa
lalu terhadap waktu terjadinya, apakah
permintaan itu cenderung naik, turun, atau
konstan.
Pola musiman/Season
Permintaan suatu produk dapat memiliki
siklus yang berulang secara periodik, biasanya
lebih dari satu tahun sehingga pola ini tidak
perlu dimasukkan dalam jangka pendek.
Metode peramalan
Metode fungsi linier dengan periode dasar pada
data yang paling lama.
Fungsi Linier : Y = a + bx

a=

Y
2
X
X
XY

X2
X
()

b=

XY
X
Y

X2
X
( )

n


n

Metode Fungi Eksponensial


Y = abx atau log y = log (abx)
Penentuan nilai parameter a dan b ditentukan
dengan rumus :

Y
log

log a =

Y
X log

log b =

a = inv (log a)

b = inv (log b)

Metode Moving Average

Metode Weight Moving Average

f +f + f + f t M
f t = t1 t 2 t 3
m

f ( t )=c 1 + f t1 +c 2 f 12+ c m f t m

Ukuran akurasi hasil peramlan


Terdapat tiga rumus yang digunakan untuk
menghitung
kesalahan
peramalan.
Dalam
pelaksanaan perhitungan hanya digunakan salah
satu rumus saja untuk semua metode peramalan
yang sudah dihitung fungsinya.
Standar Deviasi (SD) =
Mean

Absolute

(Y Yf )
n

(Y Yf )2

Deviation

n2
(MAD)

Mean Square Error (MSE) =

I.

(Y Yf )2
n

Alur cara kerja mesin penghancur batu

Gambar 2.1 Skema alur mesin pemecah batu


(Stone Crusher)
Proses Produksi Mesin Stone Crusher
Agregat yang digunakan dalam campuran paving
dapat diambil dari alam (quarry) yang berupa pasir,
kerikil atau batuan. Kadang batuan dari alam (quarry)
berukuran besar sehingga perlu dilakukan pemecahan
terhadap batuan tersebut agar dapat dimanfaatkan
dalam campuran. Guna mendapatkan kerikil atau
batuan pecah yang sesuai dengan ukuran yang
diharapkan (memenuhi amplop grading) maka
diperlukan suatu alat untuk memecah material
tersebut. Alat pemecah batuan yang digunakan adalah
stone crusher. Stone Crusher berfungsi untuk
memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih
kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi)
yang dibutuhkan.
Batuan alam (quarry) dimasukkan ke Feeder yang
berfungsi sebagai tempat untuk memasok bongkahan
batu alam quarry dimana batu tersebut akan dipecah
di Primary Crusher, selanjutnya batuan yang telah
dipecah melalui belt conveyor akan menuju Hopper
yang mana sebagai tempat untuk menampung
sementara hasil batu yang telah dipecah oleh Primary
Crusher, proses pemecahan selanjutnya di lakukan di
Secondary Crusher yang terdiri dari 4 mesin. Hasil
dari batuan yang di pecah oleh Secondary Crusher
diteruskan oleh belt conveyor ke penyaringan
(Screening) dengan 4 output produk akhir dari proses
pemecahan batu, yakni abu batu, batu pecah
berukuran 5-10 mm, batu pecah ukuran 10-20 mm,
dan batu pecah berukuran 20-13 mm.

METODE
A. Lokasi dan penelitian
Lokasi dari penelitian ini bertempat di PT. Varia
Usaha Beton Pandaan, yang bergerak di bidang
pemecahan batu yang beralamatkan di Desa

Sumbersuko, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa


Timur, Indonesia, pemilihan lokasi ini diambil dengan
pertimbangan bahwa lokasi tersebut memungkinkan
peneliti untuk mendapatkan data atau informasi yang
berhubungan dengan judul penelitian. Waktu
penelitian ini dilakukan sesudah seminar proposal
selesai.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif karena variabel
penelitian berdiri sendiri tanpa mencari hubungan
antar varibel selain itu peneliti mendiskripsikan
tentang masalah kapasitas produksi dengan metode
Capacity Requirement Planning (CRP) yang terjadi
pada perusahaan PT Varia Usaha Beton Pandaan
khusunya produk batu pecah ukuran 10-20 mm.
C. Identifikasi variabel
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti ialah
perencanaan kebutuhan kapasitas produksi pada PT
Varia Usaha Beton Pandaan dan akan dilakukan
identifikasi untuk mengetahui masalah yang ada pada
perusahaan, ditinjau dari :
Permintaan produk batu pecah ukuran 10-20 mm
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Kapasitas Work Center dari mesin Stone Crusher.
Run Tim waktu dari proses produksi Stone
Crusher dalam satu hari.
Setup Time waktu untuk menyiapkan mesin dan
bahan baku untuk meolakukan proses produksi.
D. Rancangan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian perlu
diadakan perencanaan dan perancangan supaya penelitian
yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, baik dan
sistematis. Adapun diagram alur seperti pada gambar 3.1
dari Rancangan penelitian ini adalah

JTM vol 04 Nomor 03 Th 2016, 193-202

Gambar 3.1 Flow Chart rancangan penelitian


E. Metode pengumpulan data
Dalam data ini, jenis data yang digunakan dalam
penilitian adalah data primer dan data sekunder.
Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
(Sugiyono, 2007 : 137). Pengumpulan data primer
dalam penelitian ini melalui data yang diperoleh
secara langsung dari responden atau narasumber
dengan melakukan observasi dan wawancara.
Obesrvasi
Observasi merupakan pengumpulan data pada
waktu
penelitian
dengan
melakukan
pengamatan langsung pada obyek untuk
mendapatkan gambaran dan keadaan yang
sebenarnya.
Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam
mendapatkan data yang berlangsung secara
lisan dari responden sebagai sumber informasi.
Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah
wawancara terstuktur, yaitu wawancara dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya.
Data Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber data yang
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan
memahami melalui media lain yang bersumber
dari literatur, buku-buku, serta dokumen
perusahaan (Sugiyono, 2007 : 139). Data sekunder
dalam penelitian ini berasal dari pengambilan data
kuantitatif tentang kapasitas produksi dari PT

Varia Usaha Beton Pandaan disini diambil datadata mengenai kemampuan yang dimiliki oleh PT.
Varia Usaha Beton Pandaan berdasarkan
parameter-parameter
pengukuran
kapasitas
produksi yang telah ditentukan terlebih dahulu,
untuk beberapa parameter-parameter yang tidak
bisa langsung diperoleh maka dilakukan proses
perhitungan dari data-data yang berhubungan
untuk memperoleh nilai-nilai parameter yang
dimaksud.
F. Metode analisis data
Setelah memperoleh data kemudian dilakukan
perhitungan perencanaan kebutuhan kapasitas atau
Capacity Requirement Planning (CRP) dengan
langkah sebagai berikut:
Meramalkan permintaan produk.
Menghitung kapasitas yang diperlukan setiap
mesin.
Menghitung kapasitas tersedia.
Menganalisis kapasitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada manajemen produksi pada
permintaan selama tiga tahun mulai dari tahun Januari
2014 Desember 2016, diantaranya sebagai berikut:
Data permintaan batu pecah 10-20 mm.
Data ini diambil dari PT. Varia Usaha Beton
Pandaan berdasarkan data historis permintaan batu
ukuran 10 20 mm pada bulan Januari 2014
sampai Desember 2016 yang digunakan untuk
peramalan tahun berikutnya. Data tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Permintaan Batu Pecah Ukuran 10-20
mm tahun 2014 sampai tahun 2016 di PT. Varia Usaha
Beton Pandaan.
Jumlah Permintaan Dalam
Satuan Ton
Periode
2014
2015
2016
Januari
6537
6725
6225
Februari
5647
6635
6145
Maret
7365
6817
6574
April
8136
7351
7764
Mei
9732
7634
8417
Juni
7236
7453
8874
Juli
9143
7144
8650
Agustus
7734
8765
8945
Septemb
6849
8854
8158
er
Oktober
7924
9089
8783

Novemb
er
Desemb
er

7521

9156

9153

9587

9363

9756

Jumlah

93.411

94.986

97.44
4

2014
2015
2016

Gambar 4.1 Diagram pencar permintaan batu pecah 1020 mm periode Januari 2014 sampai dengan bulan
Desember 2016.
Data kapasitas tersedia.
Kapasitas tersedia adalah jumlah kapasitas yang
dimiliki perusahaan dalam memproduksi
produknya. Kapasitas tercantum pada tabel 4.2
sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kapasitas tersedia


No
1
2

Nama
mesin

Jumlah
mesin

Primary
Crusher
Secondary
Crusher

1 Unit
4 Unit

Total
Operator
Time
100
Ton/Jam
100
Ton/Jam

Total
Operator
Time/Uni
t
100
Ton/Jam
25
Ton/Jam

B. Peramalan
Model peramalan yang digunakan untuk meramalkan
permintaan produk selama tahun 2017 adalah model
kuantitatif. Data yang digunakan adalah data historis
permintaan batu pecah ukuran 10-20 mm mulai tahun
2014 sampai 2016. Langkah pertama untuk
mendapatkan hasil peramalan tersebut adalah dengan
membuat diagram pencar atau menggambarkan data
historis permintaan dalam bentuk grafik x y (Tabel
4.1). dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa
permintaan berbentuk musiman, ada yang meningkat
di akhir tahun dan menurun di awal tahun.
Menentukan fungsi peramalan yang sesuai
Untuk menentukan permintaan pada tahun 2017,
maka dilakukan perhitungan peramalan. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan model Linier,

Eksponensial, Moving Average, dan Weight


Moving average. Dari hasil perhitungan model
peramalan permintaan produk Batu Pecah ukuran
10-20 mm pada lampiran 3, untuk model linier,
model eksponensial, model Moving Average
(MA), dan model Weight Moving Average
(WMA), dapat ditentukan Mean Square Error
(MSE) dari masing-masing model peramalan
tersebut, dan hasilnya sebagai berikut:
Model Linier
Model Eksponensial
Model Moving Average
Model Weight Moving Average
Didapatkan Mean Square Error (MSE) dari ke 4
model sebagai berikut :
Tabel 4.3. Perbandingan MSE dari ke 4 metode
peramalan
Metode
Linier
Eksponensial
Moving Average
Weight Moving Average

MSE
2.876.365
1.612.869,23
437.925
2.778.165

C. Hasil peramalan
Berdasarkan hasil perhitungan Mean Square Error
(MSE) dengan nilai terkecil terdapat pada model
Moving Average (MA), sehingga dapat dilakukan
peramalan permintaan produk batu pecah ukuran 1020 mm untuk periode 2017.
Tabel 4.4. Peramalan permintaan batu pecah 10-20 mm
dengan Model
Moving Average (MA) untuk 12 Periode
Kedepan (Bulan Januari-Desember 2017)
Periode
tahun
2017
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

Hasil
Peramalan
6.496
6.142
6.919
8.750
8.594
7.854
8.312
8.481
8.954
8.599
9.610
9.569
98.280

Dari data peramalan permintaan pada tabel 4.10 dapat


digambarkan diagram permintaan produk batu pecah
ukuran 10-20 mm pada tahun 2017

JTM vol 04 Nomor 03 Th 2016, 193-202

Sd

2
X X

45.163.649
36

3.573,012
SS = 1,64 x 3.573,012 = 5859,74
dibulatkan menjadi 5.860.
Tabel 4.6 Jadwal Induk Produksi Batu Pecah
10-20 mm tahun 2017
Gambar 4.4 Diagram pencar hasil peramalan batu
pecah 10-20 mm tahun 2017.
D. Perhitungan Jadwal Induk Produksi
Sebelum menghitung Jadwal Induk Produksi (JIP)
perlu dihitung persediaan di tangan (PoH). Pada
penelitian ini, Persediaan dihitung sebagai Safety
Stock (SS).
Tabel 4.5. Perhitungan Safety Stock produksi batu pecah

Keterangan :
PoH : Projected on Hand atau persediaan
ditangan (1400)
SS : Safety Stock (5860)

Volume Produksi : didapat dari hasil wawancara


dengan kepala produksi PT. Varia Usaha Beton
Pandaan.
E. Perhitungan Kapasitas
Seperti pada tabel 4.2 merupakan kapasitas masingmasing work station, Kapasitas yang diperlukan
dihitung dengan cara mengolah matriks kapasitas
mesin per unit di setiap work station dengan matriks
peramalan.

Tabel 4.7 Kapasitas yang diperlukan

F.

Perhitungan kapasitas tersedia


Kapasitas tersedia dihitung berdasarkan jam kerja
efektif setiap hari dikalikan dengan jumlah hari setiap
bulan. Jam kerja efektif work station 1 adalah 10 jam,
work station 2 adalah 10 jam (dengan waktu istirahat
1 jam) kapasitas tersedia dapat dilihat pada tabel 4.16
sebagai berikut :
Tabel 4.8 Kapasitas Tersedia (Jam)
Bulan

Jumlah
Hari

Work
Station 1

Work
Station 2

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

31
28
31
30
31
30

310
280
310
300
310
300

310
280
310
300
310
300

Juli
Agustus
Septetmb
er
Oktober
November
Desember

31
31

310
310

310
310

30

300

300

31
30
31

310
300
310

310
300
310

G. Analisis Kapasitas
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas yang
diperlukan dan kapasitas tersedia, dapat dihitung
kekurangan atau kelebihan kapasitas disetiap mesin
kerja tiap bulan tahun 2017.
Tabel 4.9 Analisis kapasitas Work Station 1 periode
2017 (Jam)

jam, 332,49 jam, 339,25 jam, 358,16 jam, 343,95 jam,


384,40 jam, dan 382,75 jam.
Saran
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah
disimpulkan diatas, maka penulis memberikan saran
kepada PT. Varia Usaha Pandaan, untuk dapat menambah
jam kerja untuk work station kedua (mesin Secondary
Crusher) agar kekurangan kapasitas yang akan terjadi di
tahun 2017 tercukupi.
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Damanik, Erikson. 2013. Pengertian Kapasitas dan
Perencanaan
Kapasitas.
Jurnal
(online).
http://xerma.blogspot.com/2013/07/pengertiankapasitas-dan perencanaan.html, diakses 8 April
2016
Erlina. 2008. Perencanaan Kapasitas Waktu Produksi
yang Optimal dengan Menggunakan Metode
Capacity Requirement Planning di Pt. Spi
Surabaya. Jurnal. Surabaya; UPNV-Jawa timur

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat diambil simpulan diantaranya
sebagai berikut;
Hasil peramalan permintaan batu pecah ukuran 10-20
mm di bulan Januari s/d Desember tahun 2017 adalah
6.496 ton,6.142 ton, 6.919 ton, 7.750 ton, 8.594 ton,
7.854 ton,8.312 ton, 8.481 ton, 8.954 ton, 8.599 ton,
9.610 ton, dan9.569 ton.
Kapasitas yang diperlukan pada work station pertama
(mesin Primary Crusher) untuk bulan Januari s/d
Desember periode tahun 2017 yaitu: 64,96 jam, 61,42
jam, 69,19 jam, 87,5 jam, 85,94 jam,78,54 jam, 83,12
jam, 84,81 jam, 89,53 jam, 85,98 jam, 96,1 jam, dan
95,69 jam. Sedangkan pada work station kedua
(mesin Secondary Crusher) untuk bulan januari s/d
Desember periode tahun 2017 yaitu: 259,83 jam,
245,69 jam, 276,75 jam, 350 jam, 343,77 jam, 314,17

Fatmawati. 2013. Analisis Kapasitas Produksi Dengan


metode Capacity Requirement Planning (CRP)
Di Pt. Hanil Jaya Stell. Jurnal vol, 01 No, 02.
Surabaya; Universitas Negeri Surabaya
Handoko, T. Hani.1984. Dasar-dasar Manajemen Operasi
dan Produksi. Yogyakarta: BPFE.
Kusuma, Hendra. 2007. Manajemen
Perencanaan
&
Pengendalian
Yogyakarta: ANDI

Produksi
Produksi.

Pardede, M Pontas. 2003. Manajemen Operasi dan


Produksi: Teori, Model dan Kebijakan.
Yogyakarta: ANDI
Rangkuti, Freddy. 2005. Perencanaan Kapasitas
(Capacity Planning). Jurnal (online). Prodi
Ekonomi
Pembangunan

UTM.
http://taufikep.blogspot.com/2015/06/perencana
an kapasitas.html, diakses 12 Mei 2016.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai