Makalah Lakip Sakip
Makalah Lakip Sakip
SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang
dirancang untuk tujuan penetapan, pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengiktisaran,
dan
pelaporan
kinerja
pada
instansi
pemerintah
dalam
rangka
UU No. 28/1998 ttg Penyeleggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN
LATAR BELAKANG
Asas Keterbukaan
Asas Proporsionalitas
Asas Profesionalistas
Asas Akuntabilitas
Cikal bakal lahirnya SAKIP LAKIP adalah berasal dari Inpres No.7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Instansi Pemerintah dimana didalamnya disebutkan Mewajibkan setiap Instansi
Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok, dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi
Pemerintah.
Dengan adanya sistem SAKIP dan LAKIP bergeser dari pemahaman "Berapa besar dana
yang telah dan akan dihabiskan" menjadi "Berapa besar kinerja yang dihasiulkan dan
kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang telah ditetapkan dalah akhir periode
bisa tercapai".
Bagi seorang pimpinan atau kepala daerah, SAKIP akan berguna untuk bisa mengukur setiap
pembangunan atau kinerja yang dilakukan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Selain itu, sistem ini bisa juga dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mempertanggungjawabkan anggaran yang telah digunakan untuk pembangunan daerah.
Sampai dengan saat ini (31/3/2015) penilaian SAKIP untuk kabupaten/kota di Indonesia tidak
ada satupun yang nilainya dapat A. Dari 500 kabupaten/kota, hanya ada 11 kabupaten/kota
yang nilainya B.
2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi
yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja selain berisi
mengenai perjanjian penugasan/pemberian amanah, juga terdapat sasaran strategis, indikator
kinerja dan target yang diperjanjikan untuk dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun serta memuat
rencana anggaran untuk program dan kegiatan yang mendukung pecapaian sasaran strategis.
Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di Penyusunan Perjanjian Kinerja.
3. pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi kinerja dengan
sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam lembar/dokumen perjanjian kinerja dalam
rangka pelaksanaan APBN/APBD tahun berjalan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh
penerima tugas atau penerima amanah pada seluruh instansi pemerintah. Penjelasan lebih
lanjut mengenai pengukuran akan ditulis pada posting selanjutnya.
4. Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatan/registrasi, penatausahaan dan penyimpanan
data kinerja serta melaporkan data kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan
kebutuhan instansi pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, data/laporan keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah. Penjelasan lebih lanjut mengenai
pengelolaan kinerja akan ditulis pada posting selanjutnya.
5. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja
yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Laporan kinerja
tersebut terdiri dari Laporan Kinerja Interim dan Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja
Tahunan paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran strategis instansi
pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan penjelasan yang memadai atas
pencapaian kinerja. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
6. Reviu dan Evaluasi Kinerja
Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan informasi yang
disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu tersebut dilaksanakan oleh Aparat
pengawasan intern pemerintah dan hasil reviu berupa surat pernyataan telah direviu yang
ditandatangani oleh Aparat pengawasan intern pemerintah. Sedangkan evalusi kinerja
merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIP di instansi pemerintah.
PELAKSANAAN SAKIP
Penetapan kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), meski belum diatur secara eksplisit dalam Inpres
7 tahun 1999. Penyusunan kontrak kinerja ini diharapkan dapat mendorong keberhasilan
peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Penyusunan penetapan kinerja ini dimulai dengan merumuskan renstra yang merupakan
rencana jangka menengah (lima tahunan) yang dilanjutkan dengan menjabarkan rencana lima
tahunan tersebut kedalam rencana kinerja tahunan. Berdasarkan rencana kinerja tahunan
tersebut, maka diajukan dan disetujui anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai rencana
tahunan tersebut. Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui anggarannya,
maka ditetapkan suatu penetapan kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat
untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan.
Dalam tahun berjalan, pelaksanaan kontrak kinerja ini akan dilakukan pengukuran kinerja
untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan oleh organisasi serta
dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang biasa disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
RENSTRA
Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana Strategis mengandung
visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian yang realistis untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan.
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokuman yang berisi informasi tentang tingkat
atau target kinerja berupa output dan atau outcome yang ingin diwujudkan oleh suatu
organisasi pada satu tahun tertentu.
PENETAPAN KINERJA
Penetapan kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
Penetapan kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (performance
agreement)
Penetapan kinerja merupakan rencana kinerja tahunan yang telah disesuaikan dengan
ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran (budgeting process) selesai.
Isi penetapan kinerja meliputi:
1. Pernyataan penetapan kinerja aparatur
2. Lampiran yang berisi:
Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai organisasi secara nyata
dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan
INDIKATOR KINERJA
Ukuran kinerja yang digunakan untuk mengetahui perkembangan upaya dalam mencapai
hasil dan hasil kerja yang dicapai.
2.
dimaksut
3.
4.
Membangun dasar utk pengukuran, analisis & evaluasi kinerja organisasi/unit kerja
Bupati/Wali untuk tingkat pem kab/kota, SKPD dan unit kerja mandiri.
PENETAPAN KINERJA
Suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang
dimiliki oleh instansi.
PENGUKURAN KINERJA
digunakan rumus:
Realisasi
Persentase Tingkat Capaian
X 100%
Target
2.
rumus:
X 100
Target
PENYUSUNAN LAKIP
Memuat informasi kinerja, baik keberhasilan maupun kegagalan (capaian atas target)
Mengikuti prinsip-prinsip yang lazim, yaitu laporan harus disusun secara jujur,
obyektif, dan transparan
Merupakan pelaksanaan kewajiban organisasi untuk menjelaskan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sesuai dengan tufoksi
STRUKTUR DAN ISI LAKIP
Ringkasan eksekutif
Bab I Pendahuluan
yang
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan
perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja)
Bab IV Penutup
Lampiran
pelapor,