Anda di halaman 1dari 15

Contoh Perhitungan Coning

1. Suatu sumur vertikal dibor pada reservoir minyak dimana bagian bawahnya
terdapat air. Data reservoir diberikakan sebagai berikut :
Perbedaan densitas (w - o) = 0,48 gm/cc
Permeabilitas (ko) = 200 md
Ketebalan kolom minyak (h) = 80 ft
Interval pervorasi (h) = 8 ft
Viscositas minyak (o) = 0,4 cp
Faktor volume formasi minyak (Bo) = 1,32 RB/STB
Luas daerah pengurasi (A) = 80 acre
Radius pengurasan (re) = 1053 ft
Radius sumur (rw) = 0,25 ft
Tekanan differensial antara statik dan tekanan aliran sumur (Pws - Pwf) = 80 psi
Hitung laju alir kritis minyakdengan metode :
(A) Craft dan Hawkins, (B) Meyer, Gardner dan Pirson, (C) Chaperon, (D)
Schols, (E) Hoyland, Papatzacos dan Skjaeveland
Penyelesaian :
a. Metode Craft dan Hawkins :
Rasio penetrasi sumur (b) = hp/h = 8/80 = 0,1
Produktivitas rasio dengan Persamaan

PR b' 1 7

b' 1 7

rw
cos (b' 90 o )
2 b' h

0,25
cos (0,1 90 o )
2 0,1 80

= 0,186
Maksimum kecepatan alir kritis minyak tanpa terjadinya coning (Persamaan ):
qo

'
0,007078 k o h ( Pws
Pwf )

o Bo ln ( re / rw )

PR

0,007078 200 80 80
0,186
0,4 1,32 ln (1053 / 0,25)

= 383,3 383 STB/day


b. Metode Meyer, Gardner dan Pirson
Maksimum kecepatan alir kritis minyak tanpa terjadinya coning (Persamaan ) :
q o 0,001535

o g ko
2
2

h (h h p )
ln ( re / rw ) o Bo

0,001535

0,48
200

ln (1053 / 0,25) 0,4 1,32

80

(80 8) 2

= 211,9 212 STB/day


c. Metode Chaperon
Diasumsikan kv = kh = ko = 200 md

" ( re / h) ( k v / k h )
= (1053/80) (1)0,5 = 13,2

q 0,7311 (1,943 / )
"

= 0,7311 + (1,943/13,2)
= 0,878
Dari Persamaan 4. laju alir kritis dapat dihitung :
qo

4,888 10 4 k h h 2
qc*
Bo
o
4,888 10 4 200 (72) 2
0,48 0,878
1,32
0,4

= 404,5 405 STB/day

d. Metode Schols
qo

( w o ) k o (h 2 h p2 )

0,432

2049 o Bo

0 ,14
h / re
ln (re / rw )

0,48 200 (80 2 8 2 )

0 ,14
0,432

80 / 1053
2049 0,4 1,32
ln
(
1053
/
0
,
25
)

= 316,9 317 STB/day


e. Hoyland, Papatzacos dan Skjaeveland
Laju alir kritis dihitung dengan Persamaan 4 dengan menganggap reservoir
adalah isotropic

qo

k o ( w o )
1 ( h p / h) 2
173,35 Bo o

qo

200 0,48
1 (8 / 80) 2
173,35 1,32 0,4

1, 325

h 2, 238 ln(re )

1, 325

1, 990

80 2 , 238 ln(1053)

1, 990

= 395,67 396 STB/day


Perbandingan hasil dari perhitungan laju alir kritis dari kelima metode diatas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Laju Alir Kritis Minyak
(STB/day)
383
212
405
317
396

Metode
Craft dan Hawkins
Meyer, Gardner dan Pirson
Chaperon
Schols
Hoyland, Papatzacos dan Skjaeveland

2. Perhitungan Laju Produksi Kritis Sumur vertikal dengan Metode Hoyland,


Papatzacos dan Skjaeveland untuk reservoir anisotopi.
Data :
Ketebalan, h
Jari-jari pengurasan, re
Interval perforasi
Viskositas minyak, o
Densitas air, w
Densitas minyak, o
Permeabilitas horisontal, kH

=
=
=
=
=
=
=

111 ft
1049 ft
59 ft
1,95 cp
59,2377 lbm/cuft
49,830 lbm/cuft
517 mD

Permeabilitas vertikal, kV
Faktor volume formasi minyak, Bo
Penyelesaian :

=
=

92 mD
1,21 rb/stbo

= (1049/111)(92/517)1/2

reD

=4
dengan Gambar 4.46, didapatkan kurva seperti gambar dibawah ini dari harga re D
= 4 untuk masing-masing harga farctional well penetration.

Dimensionless Critical
Rate

Kurva reD = 4

Dimensionless Radius = 4
Dim. Critical Rate = 0,21

0.1

well penetration =0,53

0.01
0

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Fractional Well Penetration

Fraksional penetrasi sumur,hp/h = 59/111 = 0,53


Darigambar tersebut didapat didapat qcD = 0,21
qc

111 2 (59,2377 49,830)(517)


(0,21)
40667,25(1,21)(1,95)

= 131,15 STBO/D
3. Suatu sumur horizontal sepanjang 1640 ft dibor pada zona terendah dari suatu
reservoir minyak yang memiliki suatu tudung gas. Hitung laju produksi minyak
kritis untuk sumur-sumur vertikal dan horizontal dengan menggunakan
persamaan-persamaan Chaperon, Efros, Karcher et. al., dan Joshi. Juga hitung laju
kritis jika permeabilitas vertikal reservoir adalah sepersepuluh dari permeabilitas
horizontal dengan metode Chaperon. Sumur tersebut diletakkan pada luasan 160

acre. Sumur vertikal diperforasi pada dasar sejauh 8 ft untuk memperkecil


terjadinya gas coning.
Data yang diberikan sebagai berikut :
kh

= kv = 70 md

= 80 ft

rw

= 0.328 ft

o = 0.42 cp

2 xe = 2640 ft

Bo = 1.1 RB/STB

o - g = 0.48 gm/cc

hp = 8 ft untuk sumur vertikal

Penyelesaian :
Untuk luasan sumur 160 acre, untuk daerah pengurasan bujursangkar, 2x e = 2ye =
2640 ft dan untuk daerah pengurasan lingkaran, re = 1489 ft.
Penyelesaian mengasumsikan bahwa sumur horizontal dibor sekitas 8 ft dari dasar
reservoir atau 72 ft dibawah GOC. Korelasi laju kritis sumur horizontal tercatat
pada table III-6. Penting untuk diperhatikan bahwa hanya korelasi Chaperon yang
mempertimbangkan adanya permeabilitas pada arah vertikal dan horizontal.
Laju produksi minyak kritis yang dihitung dengan menggunakan keempat metode
dibawah ini :
a.

Metode Chaperon :

1.

Sumur Horizontal :
q o 4,888 10 4

k h2
L
h
F
ye
o Bo

dimana :
F = 3,9624955 + 0,0616438 () 0,00054 ()2
Kasus 1, untuk reservoir isotropic (kv = kh)
Karena sumur horizontal dibor dibawah GOC 72 ft, maka h efektif = 72 ft,
langkah pertama menghitung " :
"

ye
h

kv
kh

kemudian menghitung F :
F 3.9624955
0.0616438x 18.3 0.000540
x 1.832 4.9

kemudian menghitung qo :
qo 4.888x 10 4 x

1640
70x722
x 0.48x
x 4.9 1122STB / day
1320
0.42x 1.1

13
7

Kasus 2, untuk reservoir anisotropic :


"

ye
h

kv
kh

132
72

kemudian menghitung F :
F 3.9624955
0.0616438x 5.8 0.000540
x 5.82 4.3

kemuidan menghitung qo :
qo 4.888x 10 4 x

2.

1640
70x722
x 0.48x
x 4.3 985STB / day
1320
0.42x 1.1

Sumur Vertikal :

Kasus 1, untuk reservoir isotropic :


Sama dengan keadaan sumur horizontal, maka h efektif sumur vertikal h = 72 ft,
laju kritis pada sumur vertikal metode chaperon :

4.888x 10 4 kh h2
qo
x
x p qc *
Bo
o
dimana qc* dicari dari :

1.9434
qc* 0.7311
"
Untuk sumur vertikal,
"

qc* 0.7311

r
e
h

kv
kh

148
72

1.9434
0.82
20.7

maka laju kritis sumur vertikal dapat dihitung :


qo

4.888x 10 4 70x 722


x
x 0.48x 0.82 151STB / day
1.1
0.42

Kasus 2, untuk reservoir anisotropic :


"

qc* 0.7311

r
e
h

1.9434
1.03
6.54

maka laju kritisnya dapat dihitung :

kv
kh

1489
72

4.888x 10 4 70x 722


x
x 0.48x 1.03
1.1
0.42
189.9 STB / day

qo

190STB / day

sebagai catatan laju kritis untuk sumur horizontal akan naik dengan naiknya
permeabilitas vertikal, sedangkan untuk sumur vertikal terjadi sebaliknya.
b.

Metode Efros

Sebagaimana tertera dalam tabel III-6, laju kritis minyak :


qo

qo

4.888 104.kh..h2.L

o.Bo. 2.ye

h2

2.ye 2

4.888 104 x 70x 0.48x 722 x 1640


57 STB/ day

7
2

0.42x 1.1 x 2640 2640 2
3

c. Metode Giger dan Karcher et. al.


kh .h2
qo 4.888 10 4.

.
o.Bo 2.ye

1 h

. 1 .

6 2.ye

.L

70x 0.48x 722 x 1640


1
722
x 1 x
2
0.42x 1.1 x 2640
6 2640

113.9 STB/ day


114STB / day

qo 4.888 10 4 x

d.

Metode Joshi

1.

Laju kritis untuk sumur vertikal :

qo,v

1.535x 103 p kh x h2 h J v 2

Bo ln re rw

1.535x 103 x 0.48x 70x 802 80 72 2


1.1 x ln 14890.328
35.3 STB / day
35 STB / day

qo,v

2.

Laju kritis untuk sumur horizontal

h h I h .ln e
qo,h
rw

qo,v
h h I v .ln r're
2

Jari-jari efektif lubang bor sumur horizontal dapat dihitung dengan persamaan 324 :

L
a 0.5
2

2 reh
0.25

1640
a
0.5
2

1573ft

0.5

0.5

2 x 1489
0.25

1680

L
1489x1640
776

2x 1573
2a

reh

L
1640

0.521
2 a 2 x 1573

sehingga :
r'w

L
reh.

2a

1 1 L

2.a

2.rw

h
L

776

r'w

80

331ft

1640
80
1 0.5212
2 x 0.328

Sehingga laju kritis pada sumur horizontal dapat dihitung dari Persamaan 4-17 :
1489
2
2
x 80 80 72
0.328

qo,h 35x
196STB / day
1489
2
2
ln
x 80 80 72
331
ln

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan dibawah ini :


Metode
Chaperon

qo,h, STB/day

qo,v,STB/day

qo,h/ qo,v

Isotropic
Anisotropic
(kv/kh = 0.1)
Efros
Giger & Karcher et. al.
Joshi

1122
985

151
190

7.18
5.01

57
114
470

84

5.6

Dapat dilihat bahwa hasil perhitungan dengan keempat metode tersebut


berbeda yang mungkin disebabkan oleh asumsi yang berbeda untuk masingmasing

metode.

Meskipun

demikian,

korelasi

Chaperon

dan

Joshi

memperlihatkan suatu peningkatan laju produksi minyak kritis untuk sumur


horizontal dibandingkan dengan untuk sumur vertikal, yang artinya terjadinya
pengurangan dalam kecenderungan terbentuknya water coning.
Kesimpulannya : Sumur horizontal tidak hanya membiarkan kita untuk
memproduksikan sumur pada laju yang lebih tinggi, tetapi juga memberikan suatu
perolehan atau recovery minyak maksimum dalam jangka waktu yang pendek.
4. Hitung waktu water breakthrough dengan menggunakan metode Sobocinski
Cornelius dan Bournazel Jeanson untuk sumur vertikal yang berproduksi q o =
200 STB/day. Parameter reseservoir diketahui sebagai berikut :
hp = 42 ft

o = 0.84 gm/cc

w = 1,10 gm/cc

Bo = 1.1 RB/STB

kh = 20 md

kv = 10 md

o = 1,6 cp

M =5

=5%

= 84 ft

Penyelesaian :
a.

Metode Sobocinski Cornelius

Waktu breakthrough dihitung dengan prosedur yang telah diberikan pada BAB IV
yaitu dengan persamaan sebagai berikut :
z

0,00307 ( w o ) k h h ( h h p )

o q o Bo

0,00307 (1,1 0,84) 20 84 (84 42)


1,6 200 1,1

= 0,16
BT
(t D ) SC

z 16 7 z 3 z 2

4
7 2z

0,16 16 (7 0,16) (3 0,16 2

4
7 (2 0,16

= 0,1
Untuk 1,M<10, = 0,6. Dengan mensubsitusikan harga z dan

BT
t D SC ke

Persamaan 4-26 sehinga diperoleh tBT :


BT
o h (t D ) SC
0,00307 ( w o ) k v (1 M )

t BT

1,6 0,05 84 0,1


0,00307 (1,1 0,84) 10 (1 5 0 , 6 )

= 52 hari
b.

Metode Bournazel dan Jeanson

Waktu Breakthrough dapat dihitung dengan metode Bournazel dan Jeanson


dengan Persamaan 4-24 dan Persamaan 4-27 dan sebelumnya nilai Z dicari
dengan Persamaan 4-22. Dimana diatas didapat z = 0,16 maka dengan
memasukan ke persamaan didapat :
(t D ) BT
BJ

t BT

z
3 0,7 z

0,16
= 0,0554
3 (0,7 0,16)

o h (t D ) BT
BJ

0,00137 ( w o ) k v (1 M )

1,6 0,05 84 0,0554


0,00307 (1,1 0,84) 10 (1 5 0 , 6 )

= 28,8 29 hari

Kedua metode memberikan hasil yang berbeda dan jika di rata-ratakan diperoleh
waktu breakthrough 41 hari
5. Hitung waktu water breakthrough untuk sumur yang diproduksikan 500 dan
1000 STB/day dengan metode Sobocinski Cornelius dan Bournazel Jeanson.
Hitung juga kecepatan kritis dengan menggunakan kedua metode tersebut, dimana
sumur diperforasi pada batas atas 20 ft dari reservoir dan data lainnya sebagai
berikut :
h

w - o = 0,26 gm/cc

= 131 ft

Bo = 1.1 RB/STB

kh = kv = 50 md

o = 0,7 cp

M =1

=4%%

Penyelesaian :
z dihitung dengan persamaan :
z

0,00307 ( w o ) k h h ( h h p )

o q o Bo

0,00307 0,26 50 131 (131 20)


0,7 q o 1,1

753,68
qo

Besarnya

BT
t D SC untuk metode Sobocinski Cornelius dapat dihitung dengan

Persamaan (4-24) dan metode Bournazel Jeanson dengan Persamaan (4-27).


Sehingga dengan memasukan nilai z dan qo = 500 dan 1000 STB/day didapat hasil
sebagai berikut :
Besarnya Waktu Breakthrough tak Berdimensi (t D ) BT
Metode
Sobocinski Cornelius
Bournazel Jeanson

500 STB/day
1,87
0,78

1000 STB/day
0,67
0,3

Waktu Breakthrough dalam hari (tBT)


Untuk metode Sobocinski Cornelius dapat dihitung dengan Persamaan (4-26)
dan metode Bournazel Jeanson dengan Persamaan (4-28) yaitu :
t BT

o h (t D ) BT
0,00137 ( w o ) k v (1 M )
0,7 0,04 131 (t D ) BT
0,00137 0,26 50 (1 1)

= 103 (t D ) BT
Dengan mensubsitusikan harga (t D ) BT ke dalam persamaan tersebut diperoleh :
Waktu breakthrouh (tBT) dalam hari
Metode
Sobocinski Cornelius
Bournazel Jeanson

500 STB/day
192
80,3

1000 STB/day
69
31

Perhitungan Laju Alir Kritis


a.

Metode Sobocinski Cornelius

Untuk menghidari terjadinya coning, besarnya harga z 3,5 sehingga dengan


Persaman (4-25) didapat :
z 3,5

0,00307 ( w o ) k h h (h h p )

z 3,5

o q o Bo
753,68
qo

qo = 753,69/3,5 = 215 STB/day


b. Metode Bournazel Jeanson
Untuk menghidari terjadinya coning, besarnya harga z 4,3 sehingga dengan
Persaman (4-29) didapat :
4,29 z
z 4,3

0,00307 ( w o ) k h h (h h p )

o q o Bo

753,68
qo

qo = 753,68/4,3 = 175 RTB/day

6. Panjang sumur horisontal 200 ft dibor pada reservoir water drive. Spasi sumur
adalah 160 acre. Data reservoir diberikan sebagai berikut :
h

= 160 ft

w - o = 0,25 gm/cc

qh

= 5000 STB/day

qv

= 2000 STB/day

kh

= 200 md

kv

= 20 md

= 20 %

Swc

= 0,27

Sor

= 0,25

zwD

= 0,5

Bo

= 1,1 RB/STB

= 1,3 cp

Hitung waktu breakthrough untuk :


a.

Untuk sumur horisontal dengan panjang 2000 ft

b.

Sumur vertikal dengan jarak antara puncak perforasi dengan pay zone
adalah 40 ft dan spasi sumur vertikal adalah 80 acre.

Penyelesaian :
Metode Ozakan dan Raghavan digunakan dalam menghitung waktu breakthrough,
dengan catatan sumur horisontal dibor pada setengah ketinggian zone pay (zwD =
0,5)
a.

Sumur horisontal

Panjang sumur horisontal tak berdimensi dihitung dengan Persamaan(4-32) :


= L/(2h)

LD

kv / kh

= 200/(2 160)

20 / 200

= 1,98 2
Besarnya spasi sumur tak berdimensi dihitung dengan Persamaan(4-31) :
aD

= (2xe/h)

= (2640/160)

kv / kh
0,1

= 5,2
Dari Gambar 4.9 didapat fraksi efisiensi penyapuan Es = 1,95 dan fd dihitung
dengan persamaan :
fd = (1 - Swc - Soir )
= 0,2 (1-0,27-0,25)

= 0,096
Subsitusikan harga Es dan fd kedalam Persamaan 4-30 :

t BT f d h 3 E s / (5,615 q o Bo ) (k h / k v )
= 0,096 1603 x 1,95 / 5,615 5000 1,1 200/20
= 248,3 hari = 0,68 tahun
Kumumlatif produksi minyak sebelum water breakthrough adalah Q cum = 248
5000 = 1,24 MMSTB.
b.

Sumur vertikal

Daerah pengurasan untuk sumur vertikal adalah 80 ft.


2xe =

80 43560

aD = (2xe/h)

kv / kh

= 1867 ft
= (1867/160)

0,1

= 3,69
Untuk penetrasi b = 40/160 = 0,25, h = 160 ft dan aD = 3,69, dari Gambar 4.8
fraksi efisiensi penyapuan Es = 1,3 sehingga :
tBT = 0,096 1603 x 1,3 / 5,615 2000 1,1 200/20
= 413,8 hari = 1,13 tahun
Produksi kumilatif minyak pada 414 hari, sebelum water breakthrough adalah :
Qcum = 414 2000 = 0,826 MMSTB
Jadi dengan melakukan pengeboran dengan panjang sumur horisontal 2000 ft,
kumulatif produksi minyak yang diperoleh sebelum breakthrough yaitu pada 248
hari sebesar 1,24 MMSTB, sedangkan pada sumur vertikal diperoleh 0,828
MMSTB dalam 414 hari.
7. Suatu sumur horizontal sepanjang 1500 ft dibor pada suatu reservoir minyak
anisotropis dengan kerucut gas dan air yang sedang terbentuk. Parameter sumur
dan reservoir diberikan sebagai berikut :
qo = 8000 STB/day

kv = 1.8 md

kh = 5580 md

h = 92 ft

o = 0.79 gm/cc

w = 1 gm/cc

g = 0.13 gm/cc

= 31%

o = 1.6 cp

Bo = 1.178 RB/STB

Hitung : Penempatan sumur horizontal yang optimum ?


Penyelesaian :
Pertama, laju aliran tidak berdimensi dihitung dengan Persamaan 4-37 :
qD

325.86x o x qo x Bo
L x kv kh x h x o g

qD

325.86x 1.6 x 8000x 1.178


0.54
1500x 1.8 x 5580x 92x 079 0.13

dihitung dengan Persamaan 4-42 :

1 0.79
0.32
0.79 0.13

Dari Gambar 4.13., untuk qD = 0.54 dan = 0.32, diperoleh :


Harga ' optimum = 0.55 = c'/h (Persamaan 4-43)
maka :
C' 0.55x h 0.55x 92ft 50.6 51ft

Sehingga, posisi sumur yang optimum pada bidang vertikal untuk suatu
penerobosan gas dan minyak yang simultan (bersama-sama) adalah sejauh 51 ft
diatas WOC awal.

Anda mungkin juga menyukai