Terapi Fibrinolitik
Terapi Fibrinolitik
Definisi
Terapi fibrinolitik (terapi trombolitik) digunakan untuk melisiskan bekuan
darah akut dengan mengaktifkan plasminogen. Hal ini menyebabkan
pembentukan
plasmin
yang
mampu
membelah
fibrin
tautan
silang
Fibrinolitik digunakan sebagai terapi pada IMA STE pertama kali dilaporkan
oleh Fletcher dan kawan-kawan pada tahun 1958. Pada awal 1960 dan 1970,
ada
24
percobaan
yang
dilakukan
untuk
mengevaluasi
penggunaan
pemberian fibrinolitik atau dilakukannya primer IKP. Namun, jika onset lebih
dari 3 jam, pedoman ini lebih menyarankan primer IKP dibandingkan dengan
pemberian terapi fibrinolitik, asalkan primer IKP dapat dilakukan secara tepat
waktu (chobanian). Disebutkan juga, usia yang tua berhubungan dengan
peningkatan
angka
mortalitas
dan
perdarahan
intra
serebral
setelah
intrakranial
Odds
ratio
2,2
dengan
95%
CI
1,4-3,5)
dan
perdarahan
intra
serebral
setelah
fibrinolitik
Pada
tanpa
diabetes
dibandingkan
pada
pasien-pasien
dengan
hati.
Efek
samping
yang
serius
yang
sering
terjadi
adalah
aktivitas
antikoagulan
Low
Molecular
Weight
Heparin
lebih
dapat
pelepasan
(degranulasi)
berbagai
mediator
agregasi
platelet.
(5HT,
atau
serotonin).
Aspirin
dan
ticlopidine
efek
analgesk,
antipiretik
dan
anti-inflamasi.
yang
Juga
transmembrane
berfungsi
sebagai
reseptor
adhesi
sebagai berikut:
Pendarahan
Reaksi alergi
Emboli
Stroke
Aritmia reperfusi
Komplikasi yang paling ditakutkan untuk fibrinolisis adalah perdarahan
intrakranial (ICH), tetapi komplikasi hemoragik yang serius dapat terjadi
dari pendarahan di setiap lokasi dalam tubuh. faktor risiko komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Sinnaeve P, Alexander J, Belmans A, et al. One-year follow-up of the ASSENT-2 trial:
a double-blind, randomized comparison of single-bolus tenecteplase and frontloaded
alteplase
in
16,949
patients
with
ST-elevation
acute
myocardial
E.
Cucchiara,
B. 2010
American
Heart
Association
Guidelines
for