Anda di halaman 1dari 19

Echo Bubble Test

RSUD SALATIGA
Pengertian Kontras ekokardiografi adalah salah satu cara mengenali sirkulasi
miokard dengan menggunakan pencitraan mikrobabel
(mikrobubble) yang terdapat di dalam pembuluh darah kecil di
miokard
Tujuan Dapat menentukan perbatasan jantung atau dapat mengetahui
adanya shunt (misalnya lubang pada sekat interatrial)
Kebijakan Dilakukan oleh dokter kardiologis
Prosedur TRANSTORAKAL
1. The apical four-chamber view
2. Subcostal view
3. Parasternal short axis view as level aortic to esthimate inte
atrial septum
TRANSESOPHAGEAL
Posisi 0 derajat atau 90 derajat (atrial septal view)
PERSIAPAN ALAT
1. Adapun alat untuk pemeriksaan kontras ekokardiografi
yang harus disiapkan sebelum melakukan pemeriksaan,
yaitu terdiri dari :
– Three Way Stopcock (2 buah)
– Intra Vena Kateter
– Spuit 10 cc (2 buah)
– Spuit 2,5 cc (1 buah)
– Cairan NaCl / Natrium Chlorida (bersifat garam)
– Heparin (untuk mencegah pembekuan)
– Plester
CARA KERJA
1. Cuci tangan
2. Ambil cairan Nacl kedalam spuit 25 cc yang sudah dibilas
heparin, sambungkan dengan threeway stop cock
3. Pasang intravenus catheter pada vena besar,
dianjurkanpada vena brakialis. Piksasi dengan baik.
4. Gunakan Spuit 10cc yang sudah dibilas heparin,ambil
darah klien sekitar 0,1 ml untuk bahan mikro buble

1
5. Cuci tangan
6. Ambil cairan Nacl kedalam spuit 25 cc yang sudah dibilas
heparin, sambungkan dengan threeway stop cock
7. Pasang intravenus catheter pada vena besar,
dianjurkanpada vena brakialis. Piksasi dengan baik.
8. Gunakan Spuit 10cc yang sudah dibilas heparin,ambil
darah klien sekitar 0,1 ml untuk bahan mikro buble
9. Darah sbgai bahan mikrobuble shell dapat diganti dengan
albumin atau lipid.Sedangkan unt gas property
menggunakan udara ruangan
10. Darah dalam spuit tersebut campur dengan Nacl 0,9%
menjadi 10cc dan udara ruangan 0,1 ml.
11. Hubungkan dengan spuit 10cc dan three way yang kosong.
12. untuk jumlah udara bisa dengan cara tidak membuang
udara dalam threway yang digunakan untuk mengocok /
agitasi cairan
13. Kocok cairan dalam spuit pertama menuju spuit kedua
melalui threeway, dilakukan dengan cepat sehingga
tebentuk buih(buble) halus.
14. Bila buih nampak kasar artinya pembuatan mikrobubble
terlalu banyak udara
15. Semprotkan cairan kedalam intevena catheter dengan
gerakan cepat.
16. Untuk kasus PFO selama penyemprotan cairan, pasien
dianjurkan mengedan / valsava manouver kemudian
bandingkan dengan tindakan tanpa mengedan.
17. Hati hati selama penyemprotan cairan, udara dalam
mikrobubble tidak boleh terinjeksi kedalam vena pasien
INTERPRETASI
1. Pada kasus Shunt dari Kanan ke Kiri (Right to Left Shunt)
mikro buble akan terlihat berada di LA segera setelah
bubble terlihat di RA, ( kurang dari 3 siklus jantung)
18. Pada Shunt Left to Right Shunt akan nampak Area Negatif
Shunt pada daerah RA, dan buble baru akan terlihat di LA
setelah lebih dari 3 siklus jantung

Referensi Alan D.W., et al. Guidelines for the Cardiac Sonographer in the
Performance of Contrast Echocardiography: Recommendations of
the American Society of Echocardiography Council on Cardiac
Sonography. J Am Soc Echocardiogr 2001;14:417-20

2
Dobutamin Stress Echocardiography (DSE)

RSUD SALATIGA
PENGERTIAN Dobutamin Stress Test (DSE) adalah pemeriksaan gerakan
segmen-segmen jantung dengan ekokardiografi transtorakal,
dengan pemberian dobutamin intravena yang dosisnya
dinaikkan secara bertahap dari 5 mcg, 10 mcg hingga 20
mcg/kgBB/menit hingga adalah keluhan dari pasien, efek
samping ataupun gangguan kinetik segmental.
TUJUAN Untuk mendiagnosis adanya gangguan kinetik segmental atau
melihat segmen jantung yang masih viable untuk
revaskularisasi.
KEBIJAKAN Untuk mendiagnosis penyakit jantung iskemik pada pasien
yang tidak dapat dilakukan treadmill test atau menilai viabilitas
segmen jantung untuk kemungkinan revaskularisasi
INDIKASI 1. Diagnosis penyakit jantung iskemik
2. Viabilitas segmen-segmen otot jantung
ALAT Mesin Ekokardiografi dengan Transducer yang sesuai,
dobutamin dengan syringe pump
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Ekokardiografi dengan transducer yang sesuai
2. Dobutamin 250 mg dilarutkan dengan NaCl 0.9%
hingga 50cc
3. Abbocath, threeway line
4. Syringe pump, perfussor, Spuit syringe pump 50 cc
5. Sarung tangan
6. Monitor EKG , tekanan darah dan heart rate,
defibrillator
7. Troli emergency
8. Nasal prong dan selang oksigen
9. Tempat tidur pasien
10. Elektroda
11. Mesin EKG 12 Lead

3
PROSEDUR 12. Troli emergency
13. Nasal prong dan selang oksigen
14. Tempat tidur pasien
15. Elektroda
16. Mesin EKG 12 Lead

Persiapan pasien:
1. Pasien sebelumnya sudah mendaftar dan diberi jadwal
pelaksanaan pemeriksaan
2. Bila menggunakan penyekat beta, obat dihentikan tiga hari
sebelum pemeriksaan
3. Pada saat datang pasien berganti baju, dan dilakukan
pemasangan abbocath dan threeway line
4. Pasien diposisikan miring ke kiri di tempat tidur dengan
tangan kiri di bawah kepala atau bantal.
5. Pasien dijelaskan tentang prosedur dan efek samping serta
diminta mengisi informed consent
6. Pasang elektroda 12 lead pada pasien
7. Three way line dihubungkan dengan dobutamin dengan
syiringe pump
8. Pasang alat pengukur tekanan darah otomatis

Langkah-langkah:
1. Pastikan mesin ekokardiografi telah dihidupkan, masukkan
identitas pasien di mesin ekokardiogram
2. Pada awal dilakukan pengukuran tanda vital dan perekaman
ekg 12 lead sebagai data dasar pasien
3. Kemudian dengan ekokardiokardiografi transtorakal
dilakukan perekaman gerakan segmen-segmen otot jantung
yaitu pada parasternal long axis, parasternal short axis, apical
two chamber dan four chamber.
4. Setelah data dasar diambil kemudian dobutamin mulai
diberikan pada pasien secara bertahap setiap 3 menit yaitu 5,
10 dan 20 mcg (peak)
5. Setiap tiga menit dilakukan pengukuran tanda vital dan
perekaman EKG 12 lead, serta perekaman gerakan segmen
otot jantung
6. Dobutamin dihentikan bila target heart rate tercapai (80% x
220-usia), tercapai dosis maksimal, hipertensi berat dengan
tekanan darah >220 mmhg sistolik atau >110 mmHg
diastolic, penurunan hemodinamik signifikan, terdapat
aritmia maligna.
`

4
7. Setiap tiga menit dilakukan pengukuran tanda vital dan
perekaman EKG 12 lead, serta perekaman gerakan segmen
otot jantung
8. Dobutamin dihentikan bila target heart rate tercapai (80% x
220-usia), tercapai dosis maksimal, hipertensi berat dengan
tekanan darah >220 mmhg sistolik atau >110 mmHg
diastolic, penurunan hemodinamik signifikan, terdapat
aritmia maligna.
9. Tiga menit setelah dobutamin dihentikan, dilakukan
pengukuran tanda vital, EKG 12 lead dan perekaman gerakan
segmen otot jantung sebagai data untuk fase recovery.
10. Test selesai, hasil rekaman dianalisis dengan membandingkan
gerakan otot jantung dari baseline, low dose, peak dose dan
recovery secara simultan
11. Gambar-gambar hasil pemeriksaan di cetak sesuai kebutuhan
12. Setelah pemeriksaan selesai, transducer dikeluarkan dan
dibersihkan dengan cairan pembersih khusus
13. Hasil pemeriksaan diketik sebagai laporan yang akan
disertakan bersama dengan cetakan gambar.

Referensi Rosa Sicari et al. Stress Echocardiography Expert Consensus


Statement. European Journal of Echocardiography (2008) 9.
415-437.

5
EKOKARDIOGRAFI TRANSTORAKAL

RSUD SALATIGA

Pengertian Ekokardiografi adalah penggunaan gelombang suara ultra yang


dipaparkan pada jantung sedang pantulan dari bagian-bagian
jantung diterima diterima suatu alat, kemudian memprosesnya
menjadi gambar yang dapat diperagakan pada monitor dan
dapat direkam (dibuat foto). Sedangkan ekokardiografi
transtorakal yaitu melakukan pemeriksaan ekokardiografi
dengan meletakkan transducer pada permukaan dada
Tujuan Untuk memeriksa anatomi dan fungsi jantung
Kebijakan Untuk melakukan diagnosis dan evaluasi pada kelainan
anatomi jantung dan fungsi jantung
Prosedur Persiapan alat:
1. Ekokardiografi dengan transducer yang sesuai
2. Media konduktor(gel)
3. Tempat tidur pasien
4. Elektroda
Persiapan pasien:
1. Pasien diposisikan miring ke kiri di tempat tidur
dengan tangan kiri di bawah kepala atau bantal.
2. Buka baju pasien dengan ekspose pada bagian dada.
3. Pasang elektroda di bahu kanan, kiri dan perut,
sambungkan ke lead monitor EKG
4. Masukkan identitas serta berat dan tinggi badan pasien.

Kebijakan Untuk melakukan diagnosis dan evaluasi pada kelainan anatomi


jantung dan fungsi jantung

6
Langkah-langkah:
1. Pastikan mesin ekokardiografi telah dihidupkan.
2. Transducer diolesi gel secukupnya, secara hati-hati agar
ujung botol gel tidak menyentuh transducer karena dapat
merusak transducer.
3. Letakkan transducer di pada window (bagian-bagian dari
permukaan dada yang ideal untuk memvisualisasi anatomi
dan fungsi jantung)
4. Pemeriksa mengamati, merekam dan menilai fungsi,
gerakan dan anatomi jantung dengan alat ekokardiografi.
5. Gambar-gambar hasil pemeriksaan di cetak sesuai
kebutuhan
6. Setelah pemeriksaan hasil diketik sebagai laporan yang
akan disertakan bersama dengan cetakan gambar.
Setiap hari setelah selesai digunakan, alat ekokardiografi
dimatikan dan transducer dibersihkan dari sisa-sisa gel
Referensi IAC Standards and Guidelines for Adult Echocardiography
Accreditation 2013.

7
EKOKARDIOGRAFI TRANSESOFAGUS

RSUD SALATIGA
PENGERTIAN Ekokardiografi Transesofagus adalah pemeriksaan ekokardiografi
dengan transducer dimasukkan ke dalam esophagus agar
didapatkan gambaran anatomi jantung yang lebih jelas.

TUJUAN Untuk memeriksa kelainan anatomi jantung yang lebih rinci yang
kurang jelas diperiksa dengan ekokardiografi transtorakal

KEBIJAKAN Untuk melakukan diagnosis dan evaluasi pada kelainan anatomi


jantung.
INDIKASI 1. Untuk lebih memperjelas kelainan anatomi jantung seperti pada
penyakit jantung katup, dan penyakit jantung bawaan (contoh
:ASD, VSD), massa/tumor jantung
2. Diagnosis dan evaluasi sumber emboli kardiak
ALAT Mesin Ekokardiografi dengan Transducer khusus transesofagus
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Ekokardiografi dengan transducer transesofagus
2. Xylocain spray
3. Handuk dan baju pasien
4. Baju pemeriksa
5. Sarung tangan
6. Gel Lidokain
7. Abbocath dan threeway line
8. Nasal prong dan selang oksigen
9. Tempat tidur pasien
10. Elektroda
11. Spatula lidah

8
PROSEDUR Persiapan pasien:
1. Pasien sebelumnya sudah mendaftar dan diberi jadwal
pelaksanaan pemeriksaan
2. Pasien puasa 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan, bila
menggunakan obat-obatan antikoagulan perlu
memeriksa INR sebelum pemeriksaan
3. Pada saat datang pasien berganti baju, dan dilakukan
pemasangan abbocath dan threeway line
4. Pasien diposisikan miring ke kiri di tempat tidur dengan
tangan kiri di bawah kepala atau bantal. Handuk
dipasang menutupi dada dan tangan pasien
5. Pasien dipasangi nasal prong yang terhubung oksigen 4
l/menit
6. Pasang elektroda di bahu kanan, kiri dan perut,
sambungkan ke lead monitor EKG
Langkah-langkah:
1. Pastikan mesin ekokardiografi telah dihidupkan, dan
setting transducer telah disesuaikan untuk pemeriksaan
ekokardiografi transesofagus
2. Pemeriksa memakai baju khusus dan melakukan tindakan
asepsis
3. Pemeriksa memakai sarung tangan dan menyemprotkan
xylocain spray pada uvula pasien dengan menggunakan
spatula lidah.
4. Sekitar 2-3 menit pemeriksa mengecek reflek muntah
pasien, bila reflek muntah sudah tidak ada atau pasien
sudah merasa sulit menelan pemeriksaan dapat dilakukan
5. Ujung transducer diolesi gel lidocain secukupnya
6. Saat transducer dimasukkan pasien dalam posisi
menunduk, transduser dimasukkan ke esophagus hingga
gambar jantung tervisualisai

9
PROSEDUR 7. Setelah transducer masuk, minta pasien untuk menggigit
bite map.
8. Pemeriksa mengamati, merekam dan menilai fungsi,
gerakan dan anatomi jantung dengan alat ekokardiogram
dengan mengubah-ubah derajat posisi transducer sesuai
dengan kebutuhan
9. Gambar-gambar hasil pemeriksaan di cetak sesuai
kebutuhan
10. Setelah pemeriksaan selesai, transducer dikeluarkan dan
dibersihkan dengan cairan pembersih khusus
11. Hasil pemeriksaan diketik sebagai laporan yang akan
disertakan bersama dengan cetakan gambar.
12. Pasien diminta tidak makan dan minum hingga kurang
lebih 2 jam setelah pemeriksaan sampai reflek menelan
kembali normal
Referensi IAC Standards and Guidelines for Adult Echocardiography
Accreditation 2013.
Flachskampf F. A., et al. Recommendations for Performing
Transoesophageal Echocardiography. Eur J Echocardiography
(2001) 2, 8–21

10
Holter Monitoring

RSUD SALATIGA

Disusun Oleh : Diperiksa Oleh :

KSM Jantung dan Pembuluh Direktur Medik dan


Standar Darah Keperawatan
Tanggal terbit Ditetapkan
Prosedur 14 Maret 2014 Direktur Utama,
Operasional

Dr Mochammad Syafak Hanung, SpA NIP.


196010091986101002
Pengertian 1. Merupakan salah satu prosedur diagnostic untuk mengetahui
gambaran elektrokardiografi selama 24 jam
2. Personal Holter System (PHS) adalah suatu system
pemantauan elektrokardiografi secara ambulatoir dengan
menggunakan perangkat berupa alat perekam gelombang
listrik jantung (EKG) yang dipasang secara rawat jalan dan
satu set komputer lengkap.

Tujuan Mengetahui kondisi jantung (secara elektrokardiografis) seorang


pasien dalam aktivitasnya sehari-hari (24 jam).
Kebijakan 1. Pembacaan holter dilakukan oleh dokter kardiologis
2. Dilakukan dengan indikasi : - referensi
a. pasien pasca infark miokard akut ataupun unstable angina
b. diagnosis aritmia jantung
c. evaluasi pengobatan aritmia
d. diagnosis iskemia jantung.
3. Kontraindikasi :
a. pasien yang tidak kooperatif sesuai pesan dokter atau sakit
yang tidak memungkinkan pemasangan alat tersebut.

Prosedur 1. Dokter menjelaskan tentang cara kerja alat (patient analyzer)


dan hal-hal yang harusnya dikerjakan dan dicatat pasien dalam
buku harian (selama 24 jam).

11
Prosedur 2.Perawat membersihkan kulit dengan alkohol pada tempat
pemasangan elektroda (tidak boleh menggunakan sabun atau krem),
jika daerah tersebut berambut maka harus dibersihkan.
3.Perawat memasang elektrode dengan menggunakan gel di tempat
yang telah ditentukan.
4.Perawat memasang patient analyzer set lengkap dengan
sabuk/alat penggantung yang ditempelkan tubuh pasien.
Perawat melakukan :
i. Tombol pada alat di-on-kan sampai timbul tanda gambar
jantung dan huruf “bell” serta dicatat waktunya (timbul
tanda jam/waktu tertentu) sejak jam tertentu dan pasien
mencatat seluruh kegiatannya dalam lembar harian dan di-
off-kan setelah 24 jam.
ii. Kemudian pasien datang, menyerahkan hasil patient
analyzernya (lengkap) kemudian diproses di interface -
dihubungkan dengan komputer sampai muncul dalam
monitor serta tahap akhir (printer).
5.Dari hasil tersebut, dokter membuat analisis dan kesimpulan.

Referensi Morey, S.S. ACC/AHA Guidelines for Ambulatory ECG. Am Fam


Physician. 2000 Feb 1;61(3):884-888.

12
Treadmill Test

RSUD SALATIGA
Pengertian 1. Merupakan exercise test untuk menentukan apakah sirkulasi
koroner mampu meningkatkan supply oksigen ke miokard sesuai
dengan kebutuhan. Serta menentukan kapasitas latihan yaitu
kemampuan jantung untuk meningkatkan cardiac-output.
2. Indikasi utama :
a. Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan penyakit
jantung koroner.
b. Menentukan kapasitas fungsional.
c. Mengevaluasi hasil pengobatan dan atau tindakan operatif
untuk penyakit jantung koroner.
3. Indikasi lain :
a. Menentukan lebih lanjut suatu aritmia.
b. Menentukan kemungkinan penyebab berbagai keluhan
seperti pusing, sering pingsan dan lainnya.
c. Tujuan screening untuk maksud tertentu, misalnya asuransi
jiwa.
d. Rehabilitasi penderita penyakit jantung.
e. Untuk tujuan penelitian.
4. Kontraindikasi :
a. Absolut :
i. Infark miokard akut.
ii. Unstable angina.
iii. Aritmia yang serius/ganas.
iv. Miokarditis akut, perikarditis.
v. Aorta stnosis berat.
vi. Gagal jantung berat, syok kardiogenik.
vii. Emboli paru akut.
viii. Kelainan nonkardiak akut/serius.
ix. Cacat fisik berat.
x. Gagal jantung berat, syok kardiogenik.
xi. Emboli paru akut.
xii. Kelainan nonkardiak akut/serius.
xiii. Cacat fisik berat.
xiv. Gagal jantung berat, syok kardiogenik.
xv. Emboli paru akut.
xvi. Kelainan nonkardiak akut/serius.
xvii. Cacat fisik berat.

13
Pengertian b. Relatif :
i. Geriatri.
ii. Anemia berat, demam tinggi.
iii. Hipertensi sedang sampai berat.
iv. Hipertensi pulmonal.
v. Stenosis aorta.
vi. Bradiaritmia.
vii. Takhiaritmai
5. Indikasi penghentian tes Treadmill :
a. Absolut :
i. Tercapai target denyut jantung.
ii. Permintaan pasien.
iii. Terjadi penurunan tekanan darah dan atau denyut
jantung dengan bertambahnya work-load
iv. Tanda dan gejala nyata berupa : nyeri dada hebat,
vertigo, gangguan penglihatan dan keseimbangan,
bingung, pucat, sianosis.
v. Aritmia yang serius : ventrikel ekstrasistole tiga atau
lebih berturut-turut, ventrikel takhikardia, ventrikel
fibrilasi.
vi. Infark miokard akut.
vii. Gangguan teknis peralatan treadmill
b. Relatif :
i. Keluhan tidak demikian berat : nyeri dada, sesak nafas,
kelelahan, ketakutan.ST depressed nyata (2 mm atau
lebih), ST elevasi nyata (2 mm atau Lebih).
ii. Hipertensi nyata (sistolik > 220 mmHg, diastolic > 110
mmHg).
iii. Kegagalan naiknya tekanan darah dengan
bertambahnya work-load < 20 mmHg dalam 3
tingkatan pertama.
iv. Vebtrikel ekstrasistole frekuen atau multifokal.
v. Supraventrikuler takhiaritmia
vi. Keluhan tidak demikian berat : nyeri dada, sesak nafas,
kelelahan, ketakutan.ST depressed nyata (2 mm atau
lebih), ST elevasi nyata (2 mm atau Lebih).
vii. Hipertensi nyata (sistolik > 220 mmHg, diastolic > 110
mmHg).
viii. Kegagalan naiknya tekanan darah dengan
bertambahnya work-load < 20 mmHg dalam 3
tingkatan pertama.
ix. Vebtrikel ekstrasistole frekuen atau multifokal.
x. Supraventrikuler takhiaritmia

14
Tujuan 1. Menentukan adanya iskemia miokard
2. Menentukan kapasitas latihan yaitu kemampuan jantung untuk
meningkatkan cardiac-output
3. Menilai hemodinamik

Kebijakan 1. Dilakukan oleh dokter spesialis kardiologi dan didampingi


perawat yang sudah terlatih
2. Target Heart Rate untuk tes Treadmill :
85-70% maksimal denyut jantung
3. Kriteria tes positif :
a. Segmen ST depresi horizontal/downsloping > 1 mm.
b. Segmen ST elevasi horizontal/upsloping > 1 mm.
4. Protokol tes Treadmill : walaupun ada berbagai cara untuk
melakukan tes, tidak ada satupun cara yang cocok untuk semua
orang. Pada prinsipnya work-load dimulai dari yang biasa
ditoleransi oleh pasien dan kenaikan beban harus secara bertahap
dan cukup waktu untuk mencapai stady state. Beberapa protocol
tes : protocol Chung, Bruce, Ellestad dan Maughton.
5. Metabolic Equivalent (Mets) biasanya dipakai untuk
menunjukkan work-load dalam berbagai tingkatan dari protokol
tes.
6. Persiapan pasien :
a. Ada surat permintaan dari dokter utnuk dilakukan tes
treadmill.
b. Ada surat persetujuan dilakukan tindakan tes treadmill dan
diberitahukan risiko tindakan tersebut.
c. Tidak makan paling sedikit 2 jam sebelum tes.
d. Makan terakhir harus cukup ringan, tanpa mengandung
mentega, krem, kopi, the atau alcohol.
e. Penderita harus tanpa keluhan akut.
f. Tetap memakai obat-obatan kalau memang diharuskan oleh
dokter yang merawat.
g. Bila memakai obat-obatan digitalis, nitogliserin, propanolol,
diuretik yang mempengaruhi tes-sebaiknya dikonsultasikan
dahulu dengan dokternya.

15
Prosedur Perawat mempersiapkan :
A. Perlengkapan/sarana yang diperlukan :
1. Ruangan yang cukup lapang dengan suhu kamar antara 68-74F
dan dengan kelembaban udara sekitar 40%-60%.
2. Treadmill dengan seluruh perlengkapannya.
3. Monitor elektrokardiogram dengan alat perekamnya.
4. Tensimeter.
5. Defibrilator.
6. Oksigen
7. Alat Bantu resusiatsi kardiopulmoner, lengkap dengan air viva
atau oksigen sentral.
8. Stateskop.
9. Infus set dengan perlengkapannya untuk kepentingan
pemberian obat-obatan.
B. Obat-obat yang diperlukan di ruang tes Treadmill :
1. Obat anti aritmia : Lidokain, Propanolol, Quinidin, Dilantin,
Disapiramid.
2. Glikosida jantung seperti cedilanid, digoksin.
3. Atropin sulfas.
4. Katekolamin, isoproterenol, adrenalin.
5. Tablet nitrogliserin.
6. Morfin.
7. Bikarbonas Natrikus.
8. Dekstrose 10%.
9. Obat lain seperti : kortison, kalsium glukonas, aminifilin,
furosemid, diazepam.
C. Langkah-langkah
1. Dokter melakukan anamnesis pasien dan pemeriksaan fisik
2. Dokter memperhatikan indikasi dan kontraindikasi pada tes
tersebut.
3. Perawat menghidupkan mesin treadmill
4. Perawat memasang perekam EKG 12 lead sebelum prosedur
5. Dokter memeriksa rekaman EKG 12 lead sebelum prosedur
6. Perawat memeriksa tekanan tekanan darh
7. Perawat / dokter memberikan contoh latihan
8. Dokter menginstruksikan latihan di mulai
9. Dokter / perawat mengoperasionalkan alat
10. Dokter mengawasi keluhan, hemodinamik dan perubahan EKG
11. Perawat memonitor tekanan darah secara periodic
12. Dokter menghentikan tes bila ada indikasi atau permintaan
pasien
13. Dokter mengawasi selama recovery sampai dinyatakan aman
dan membuat laporan hasil test
Referensi Recommended Framework for Cardiac Rehabilitation ’04. National
Heart Foundation of Australia& Australian Cardiac Rehabilitation
Association (2004)

16
ULTRASONOGRAFI VASKULAR (DOPPLER)

RSUD SALATIGA
Pengertian Ultrasonografi vaskular adalah penggunaan gelombang suara
ultra yang dipaparkan pada pembuluh darah perifer baik arteria
maupun vena sedang pantulannya diterima suatu alat,
kemudian memprosesnya menjadi gambar yang dapat
diperagakan pada monitor dan dapat direkam (dibuat foto).
Tujuan Untuk memeriksa anatomi dan kelainan fungsional pembuluh
darah perifer
Kebijakan Ultrasonografi Vaskuler dapat dilakukan oleh tenaga teknisi
Sonografer, residen kardiologi Stase Vaskuler, residen
kardiologi yang sudah memiliki kompetensi, dokter spesialis
Jantung dan Pembuluh Darah
Laporan interpretasi Ultrasonografi Vaskuler ditanda-tangani
oleh dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Prosedur Persiapan alat:


1. Ekokardiografi dengan transducer vaskular
2. Media konduktor(gel)
3. Tempat tidur pasien
Persiapan pasien:
4. Pasien diposisikan tidur terlentang di tempat tidur.
5. Buka pakaian pasien dengan tujuan ekspose area
ekstremitas atas ataupun bawah yang akan dijadikan
objek pemeriksaan
6. Masukkan identitas serta berat dan tinggi badan pasien.
Langkah-langkah:
1. Pastikan mesin ekokardiografi telah dihidupkan.
2. Transducer diolesi gel secukupnya, secara hati-hati
agar ujung botol gel tidak menyentuh transducer karena
dapat merusak transducer.
3. Letakkan transducer di pada area ekstremitas atas
ataupun bawah sesuai dengan area vaskularisasi yang
ingin dinilai
4. Untuk ekstremitas atas dilakukan penilaian
vaskularisasi pada arteri dan vena axillaris, brachialis,
ulnaris dan radialis
5. Untuk ekstremitas bawah dilakukan penilaian
vaskularisasi pada arteria dan vena femoralis, poplitea,
tibialis anterior, tibialis posterior dan dorsalis pedis.

17
18
6. Pemeriksa mengamati, merekam dan menilai anatomi
arteria dan vena serta menilai morfologi Doppler aliran
dari arteria dan vena.
7. Gambar-gambar hasil pemeriksaan di cetak sesuai
kebutuhan
8. Setelah pemeriksaan hasil diketik sebagai laporan yang
akan disertakan bersama dengan cetakan gambar.
Setiap hari setelah selesai digunakan, alat ekokardiografi
dimatikan dan transducer dibersihkan dari sisa-sisa gel
Referensi Gerhard-Herman et al., Guidelines for Noninvasive Vascular
Laboratory Testing: A Report from the American Society of
Echocardiography and the Society of Vascular Medicine and
Biology. J Am Soc Echocardiogr 2006;19:955-972.

19

Anda mungkin juga menyukai