Urban Sprawl PDF
Urban Sprawl PDF
ABSTRAK
Perubahan penggunaan lahan pedesaan menjadi lahan perkotaan di Kota Depok terjadi dengan
pola berpencaran sehingga disebut sebagai sprawl, hal ini menimbulkan ketidakefisienan
pemanfaata lahan, penyediaan fasilitas permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan. Tujuan
studi ini adalah mengidentifikasi fenomena gejala urban sprawl yang terjadi dilakukan dengan
mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan permukiman terkait fasilitas permukiman, fenomena
gejala urban sprawl yang terjadi terhadap kondisi lingkungan. Metode yang digunakan adalah
analisis spasial dan analisis deskriptif yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis persepsi
dilakukan dengan penyebaran kuisioner menggunakan teknik random sampling untuk mengetahui
pandangan masyarakat terhadap fasilitas permukiman kondisi fisik lingkungan. Hasil analisis
perubahan penggunaan lahan bahwa perubahan penggunaan lahan kawasan terbangun dan tidak
terbangun yang paling tinggi terjadi pada tahun 1983 sampai tahun 2005, perubahan penggunaan
lahannya ialah dari hutan dan sawah menjadi kawasan permukiman. Perubahan penggunaan lahan
sangat dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk yang tinggi. Hasil persepsi masyarakat
terhadap kondisi fisik lingkungan bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2012 ada yang mengalami
penurunan kualitasnya yaitu kondisi air bersih dan ruang terbuka hijau dan menimbulkan
permasalahan lingkungan yaitu kemacetan, sampah dan ketersediaan jumlah ruang terbuka hijau.
Kesimpulannya Kecamatan Cimanggis Depok mengalami fenomena urban sprawl dan
perkembangannya telah mencapai tahap lanjut.
Kata kunci : Urban Sprawl, Perubahan Penggunaan Lahan, Fisik Lingkungan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambahan penduduk di Kota Jakarta
yang semakin meningkat mengakibatkan
peningkatan
kebutuhan
akan
ruang
bertambah sedangkan ruang tetap luasnya,
maka terjadi suatu perkembangan ke daerah
kawasan pinggiran dari kota yang bertujuan
memberikan
pemenuhan
ruang
bagi
penduduk
yang
semakin
meningkat
jumlahnya.
Salah satu kota yang merupakan daerah
pinggiran (urban fringe) dari Kota Jakarta
ialah Kota Depok yang akan dijadikan
wilayah studi tepatnya di Kecamatan
Cimanggis Depok. Kota Depok selain
sebagai kota otonom yang berbatasan
langsung dengan Kota Jakarta merupakan
wilayah penyangga yang diarahkan untuk
kota
permukiman,
pusat
pelayanan
perdagangan dan jasa sebagai kota resapan
air.
*)
1
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
Ruang
dan
Pemanfaatan
2
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
3
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
4
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
2010
bisa
dilihat
bahwa
pola
perkembangannya terjadi mengikuti jalur
akses jalan utama dan mengelompok, pada
peta tahun 1983 masih bisa terlihat jelas pola
penggunaan lahan kawasan terbangunnya.
Pada peta tahun 1992 juga masih bisa dilihat
pola penggunaan lahan terjadi megikuti akses
jalan utama dan mengelompok juga dan
tersebar paling banyak penggunaan lahan
terbangunnya yaitu pada Kelurahan Pasir
Gunung Selatan, Kelurahan Tugu dan
Kelurahan Mekarsari. Hal ini juga
membuktikan fenomena gejala urban sprawl
terjadi Di Kecamatan ciamnggis Depok.
Perkembangan penggunaan
lahan
terjadi paling tinggi yaitu tahun 1992 menuju
tahun 2000, perubahan kawasan terbangun
terjadi sangat signifikan yaitu kenaikan
mencapai 35% kenaikan penggunaan
lahannya dan 35% juga untuk pengurangan
kawasan tidak terbangun. Setiap tahunnya
terjadi perubahan penggunaan lahan. Hal ini
juga didukung oleh pertumbuhan penduduk
yang tinggi dari hasil perhitungan di peroleh
bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun
2005 sampai tahun 2010 ialah 1,25%.
Perubahan penggunaan lahan juga memiliki
pola yaitu mengikuti akses jalan utama
dimana dari peta penggunaan lahan pada
tahun 1983, 1992, 2000, 2005 dan Tahun
5
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
6
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
Cakupan
Tingkat Pelayanan
Satuan
Minimal tersedia :
lingkungan
- 1 unit TK u/ setiap
dengan
1.000
jiwa
jumlah
penduduk
penduduk
- 9 SD, 3 SLTP, 1
<30.000
SMU .
jiwa.
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012
Fasilitas Pendidikan
(unit)
Jenis
Jumlah
TK
73
Kebutuhan
Fasilitas
SD
69
73
SLTP
34
24
Terpenuhi
Tidak
Terpenuhi
Terpenuhi
SMU
16
Terpenuhi
28
Ket.
Ket.
Terpenuhi
Tidak
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
7
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
Satuan
wilyah
Kabupate
n/ Kota
Tingkat
Pelayan
an
Minimal
tersedia :
-1 unit
tempat
Ibadah/
2500
jiwa.
Sarana
Peribadatan
(unit)
Jumla
Jenis
h
Mesjid
&
234
Mushol
a
Kebutuh
an
Fasilitas
Ket.
89
Terpenuh
i
Gereja
13
Pura
Wihara
Klente
ng
Terpenuh
i
Terpenuh
i
Belum
Diperluk
an
Belum
Diperluk
an
Cakupan
Tingkat
Pelayanan
Fasilitas
Perekomomian
(unit)
Jumla
Jenis
h
-Satuan
lingkunga
n dengan
jumlah
penduduk
<30.000
jiwa.
Minimal
tersedia 1
(satu) pasar
u/ setiap
30.000 jiwa
penduduk
Pasar
Kecam
atan
Kebut
uhan
Fasilit
as
Ket.
Tidak
Terpen
uhi
Aspek Fasilitas
Menjangkau
fasilitas
pendidikan
Menjangkau
fasilitas kesehatan
Menjangkau
fasilitas ekonomi
Baik
(%)
Sedang
(%)
Buruk
(%)
63
35
80
20
81
19
8
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
untuk
membuang
sampah.
kondisi
pembuangan
sampah
sementara
di
Kecamatan Cimanggis kondisnya sangat
buruk, penumpukan sampah mengakibatkan
lingkungan menjadi tidak nyaman selain itu
juga menjadikan kondisi lingkungan sangat
buruk.
Kurangnya RTH ( ruang terbuka
hijau ) dikarenakan hampir seluruh
wilayahnya merupakan kawasan terbangun,
ruang terbuka hijau hanya terdapat di
beberapa tempat saja. Menurut Permendagri
No. 1 Tahun 2007 fungsi ruang terbuka hijau
ialah:
Tabel 6 :
Persepsi Masyarakat Mengenai Kondisi Lingkungan Kecamatan Cimanggis Tahun 2007
2012
Kondisi Lingkungan
Baik (
%)
95
43
11
13
54
39
20
71
73
57
Air tanah
Sanitasi/limbah
Saluran air/drainase
Pembuangan sampah
Kondisi lalu lintas
Kondisi udara
ketersediaan RTH
Kebakaran
Keamanan
Penanganan banjir
Kondisi jaringan
jalan
71
Sumber: Hasil Analisis 2012
Tahun 2007
Sedang
(%)
5
57
65
65
42
61
28
27
21
41
Buruk
(%)
0
0
24
22
4
0
52
2
6
2
Baik (
%)
87
36
15
7
54
37
16
73
73
55
Tahun 2012
Sedang
(%)
13
46
50
54
34
59
24
24
21
42
Buruk
(%)
0
18
35
39
12
4
60
3
6
3
25
71
29
9
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
Aspek
Aksesibilitas
Menjangkau
tempat kerja
Baik (
%)
Sedan
g(%)
Buruk
(%)
53
45
Sarana transportasi
60
40
Kualitas jalan
74
26
54
42
71
25
10
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak
DAFTAR PUSTAKA
Supardi.
2008.
Makalah
Perubahan
Penggunaan
Lahan.
https://www.google.co.id/search?q=htt
p%3A%2F%2Fparfikh.files.wordpress
.com%2F2012%2F01%2Fmakalahruang-publik_semiloka-iai. [10 Juni
2012].
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman.
Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
Kecamatan
Cimanggis
,
Kecamatan
Cimanggis Dalam Angka 2011.
Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
RIWAYAT PENULIS
Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan.
11
Identifikasi Fenomena Urban Sprawl (Widia Astuti), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak