Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN TENTANG USRAH

Menurut pemahaman Ikhwanul Muslimin, usrah merupakan:


1. Batu bata pertama dalam struktur bangunan jamaah
2. Landasan bagi pembentukan kepribadian anggota dan
perangkat paling tepat untuk mentarbiyah mereka secara
integral, menyentuh seluruh sendi kepribadian, untuk
selanjutnya memformat mereka dengan format Islam sesuai
dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
Urgensi Keberadaan dan Keberlangsungan Usrah:
1. Tarbiyah melalui system usrah merupakan tarbiyah yang
sesungguhnya dan tak tergantikan, karena dalam system
usrah inilah didapatkan kearifan, kejelian dan langsung di
bawah asuhan seorang syaikh atau murabbi yang ia adalah
naqib (pemimpin) usrah itu sendiri.
2. Tarbiyah dengan system usrah sama sekali tidak
bertentangan
dengan
universalitas
dakwah,
karena
universalitas dakwah ini bersumber dari universalitas Islam,
system dan perundang-undangannya.
3. Tarbiyah melalui usrah merupakan tujuan yang terkandung
dalam perangkat. Demikian itu karena penyiapan individu
secara Islami, pematangan mentalitas, pemikiran, akidah dan
perilaku merupakan kegiatan yang memerlukan kontinuitas,
sekaligus menjadi tujuan abadi. Kendatipun usrah termasuk
perangkat, namun karena kuatnya keterkaitan dengan
tujuan, mengharuskan system usrah memiliki kontinuitas.
4. Sepanjang perjalanan tarbiyah, hanya system usrahlah yang
bisa memantapkan proses penyiapan individu Islami dan
secara integral. Oleh karenanya, ia harus tetap berlanjut
meski daulah Islam telah berdiri tegak secara sempurna.
Rambu-rambu Usrah :
1. Sistem usrah adalah sistem Islam yang mengarahkan para
anggotanya ke arah nilai-nilai teladan tertinggi.
2. Mengukuhkan ikatan persatuan antar personil dengan rukun
taaruf, tafahum dan takaful.
3. Mengangkat jalinan persaudaraan antar personil dari tataran
teori ke tingkat operasional.
4. Ia merupakan sarana untuk memudahkan interaksi dengan
para personil yang merelakan diri terjun ke medan dakwah
dalam satu ikatan amal.
5. Ia merupakan sarana untuk menghimpun dana bagi Ikhwan
yang mencerminkan kekuatan ekonomi yang sedang tumbuh.
6. Keterikatan dengan system ini merupakan kewajiban bagi
semua anggota jamaah ini.
7. System ini merupakan tulang-punggung jamaah, baik secara
individu, social maupun finansial.

Tujuan Umum Sistem Usrah :


1. Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup
merespon semua tuntutan agama dan kehidupan.
2. Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota Jamaah, baik
secara social maupun keorganisasian.
3. Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai,
baik yang mendukung gerakan Islam maupun yang
memusuhinya.
4. Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan
dan kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim
dan mendayagunakannya untuk berkhidmat kepada agama
dan tujuan-tujuannya.
5. Menanggulangi unsure-unsur destruktif dan negatif pada diri
anggota.
6. Mewujudkan hakekat kebanggaan terhadap Islam dengan
membangun komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua
aktifitas kehidupannya, baik di kala senang maupun susah.
7. Mewujudkan hakekat loyalitas kepada Jamaah dan komitmen
untuk meraih tujuan-tujuannya, dalam menggunakan
perangkat-perangkatnya, membangun geraknya, dan menaati
aturan
serta
etikanya.
Semua
itu
membutuhkan
pengorbanan, baik waktu, tenaga, maupun harta benda.
8. Mengkaji problem dan kendala yang dihadapi anggota demi
tegaknya agama Islam, dengan kajian yang cermat disertai
gambaran langkah solusinya dengan jelas.
9. Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri
seorang muslim.
10.
Memperdalam
ketrampilan
manajerial
dan
keorganisasian dalam medan aktifitas Islam.
Tujuan Khusus Sistem Usrah :
Tujuan bagi Individu
1. Membentuk kepribadian Islami, yakni dengan mewujudkan
berbagai aspek yang dapat membangun kepribadian Islami
seutuhnya.
2. Mengukuhkan makna ukhuwah dalam diri anggota, karena ia
adalah ukhuwah karena Allah, karena Islam, dan karena
semangat saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Bersamaan dengan itu diingatkan pula bahwa ukhuwah
adalah syiar jamaah.
3. Melatih diri untuk mengemukakan pendapat secara bebas,
mau mendengar pendapat orang lain dengan lapang dada
dan pikiran yang terbuka, serta mendiskusikan pendapat itu
sehingga menjadi jelas kebenaran yang wajib diikuti.
4. Memberdayakan setiap anggota agar mampu mentarbiyah
dirinya sendiri, berangkat dari asumsi bahwa dirinyalah yang
lebih tahu tentang apa yang dibutuhkannya, menyangkut
kebutuhan pengetahuan dan keahlian, manakala karena
sebab-sebab tertentu, usrah tidak memiliki program.

5. Bekerja sama antar anggota usrah untuk mengembangkan


potensi diri dengan pelatihan.
6. Bekerja sama antar anggota usrah untuk memecahkan
berbagai problematika dan kendala yang menghadang
aktifitas Islam.
7. Bekerja sama untuk mencetak calon-calon naqib usrah.
Tujuan bagi Keluarga
1. Membimbing dan membantu anggotanya mendapatkan istri
yang shalihah sebagai pilar rumah-tangga dan taman asuhan
bagi anak-anak yang dilahirkannya.
2. Memformat rumah-tangga muslim dengan format Islam.
3. Membangun etika rumah-tangga muslim dalam segala aspek
kehidupannya.
4. Mendidik anak-anak untuk dapat tumbuh berkembang
dengan penuh kesadaran dan memegang teguh nilai-nilai
Islam.
Tujuan bagi Masyarakat
Terhadap masyarakat muslim, usrah menetapkan tujuan;
hendaknya ia menjadi masyarakat yang terwarnai oleh nilai-nilai
Islam, berhukum kepada syariat Allah dalam segala urusannya,
dan dipimpin oleh system ideology Islam dalam setiap
persoalannya. Untuk itu, usrah mengambil langkah-langkah,
antara lain:
1. Menempatkan orang yang telah mentarbiyah dalam usrah di
berbagai strata masyarakat untuk menutup celah dalam
bidang : sekolah, pesantren, universitas, pabrik, pusat
perdagangan, lahan pertanian, yayasan dan instansi baik
pemerintah maupun swasta.
2. Mengenali sisi-sisi negatif dan faktor-faktor penyebab
kegagalan dan kerusakan di setiap strata masyarakat.
3. Berperan aktif dalam setiap bidang kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat yang ia hidup di dalamnya.
4. Memberi
perhatian
kepada
aspek
profesionalisme,
kecermatan dan kualitas dalam setiap pekerjaan yang
dibebankan kepada personil yang tertarbiyah dalam usrah.
5. Membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang
masyarakat
6. memberikan perhatian khusus kepada pemakmuran masjidmasjid.
7. Menghadiri klub-klub olah-raga, perkumpulan-perkumpulan
social, dan kelompok-kelompok ilmiah. Berusaha mengambil
yang benar di antaranya dan mengubah yang tidak benar,
dengan metode yang konstruktif, yang berpijak di atas
kearifan, nasihat yang baik dan bila diperlukan berdebat
pun dengan cara yang baik.

Anda mungkin juga menyukai