MAKALAH
Disusun Oleh:
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak
bergerak/diam. Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam berarti
melihat organisasi itu seperti yang tergambar dalam bagan (organogram)yang beraneka
ragam. Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara salah
satunya adalah organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat (tool) yang berarti:
organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ
yang hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme
yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya,
tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi daripada organisasi ialah
sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan
yang ada di dalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
fungsi dari sebuah organisasi tidak jauh berbeda. Beberapa fungsi organisasi
islam antara lain yaitu fungsi edukatif, fungsi social control, fungsi transformatif, dan
fungsi kreatif.
Perlu di ketahui bahwa ada beberapa istilah yang berhubungan dengan lembaga sosial
atau lembaga kemasyarakatan.Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan dari istilah
asing social institution.Tetapi para pakar menyatakan bahwa padanan dari istilah trsebut adalah
pranata sosial, karena merujuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur tingkah laku masyarakat.
Selain itu juga ada ahli ilmu sosial yang menggambarkan padanan lain yaitu bangunan sosial,
terjemahan dari bahasa Jerman Soziale Gebilde. Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem
tata kelakuan dan tata hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan mereka di dalam masyarakat.
Lembaga adalah pranata yang mengandung arti norma atau sistem. Secara
terminologi lembaga keagamaan adalah salah satu organisasi kemasyarakatan yang
dibentuk atas dasar kesamaan baik kegiatan maupun profesi, fungsi dan agama. Pengertian
Lembaga Islam adalah sistem norma yang didasarkan pada ajaran Islam, yang sengaja diadakan
untuk memenuhi kebutuhan umat Islam yang sangat beragam mengikuti perkembangan zaman.
Kebutuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan keluarga, kebutuhan pendidikan, kebutuhan
hukum, kebutuhan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Lembaga islam memiliki fungsi manifest sebagai sistem nilai yang mengatur
hubungan antar masyarakat, sebagai pedoman keyakinan, dan tatanan kehidupan.
Sedangkan fungsi laten dari lembaga islam adalah agama sering dijadikan landasan untuk
meminta bantuan diluar kepentingan agama.
Adanya lembaga dan organisasi Islam memiliki fungsi untuk membantu meredam
konflik-konflik bernuansa keagamaan tersebut. Lembaga keagamaan berperan untuk
meningkatkan pemahaman keagamaan. Dengan fungsinya sebagai penyalur kegiatan,
pengembangan, dan pembinaan diyakini mampu membimbing anggota anggotanya untuk
menumbuhkan kesadaran saing menghargai dan menghormati sehingga tercipta
komunitas umat beragama yang rukun dan damai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Fungsi Organisasi Islam?
2. Apa Fungsi Lembaga Islam?
3. Bagaimana Organisasi dan Lembaga Islam dalam Menjalankan Fungsinya?
4. Bagaimana Ruang Lingkup Organisasi dan Lembaga Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Daud Ali, Lembaga-lembaga Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, Hlm. 27
2
Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia, 2002, Hlm. 50
organisasi. Setiap angggota organisasi yang telah diikat oleh suatu budaya organisasi
tidak lepas dari kepentingan yang hendak dicapai. Fungsi organisassi menjadi sebuah
sarana yang memfasilitasi kepentingan anggota-anggota tersebut agar tetap berada pada
koridor tujuan berdirinya suatu organisasi.3
B. Fungsi Lembaga Islam
Lembaga islam adalah sebuah perkumpulan yang menjadikan sistem norma ajaran
islam sebagai landasan dasar pergerakan dan sengaja dibentuk guna kepentingan umat
islam. Kepentingan umat islam mencakup semua aspek dalam kehidupan mencakup
bidang sosial, ekonomi, budaya, amaliah, dan politik. Sebagai sebuah lembaga islam
mempunyai beberapa fungsi:
1. Memberikan pedoman kepada masyarakat tentang bagaimana pola perilaku keseharian.
2. Memberikan pegangan kepada masyarakat sebagai wujud pengendalian.
3. Menjaga keutuhan masyarakat.
Dari beberapa fungsi yang melekat pada lembaga sosial tersebut di atas, jelas bahwa
apabila seseorang hendak mempelajari dan memahami masyarakat tertentu, maka ia harus
memperhatikan dengan seksama lembaga yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sebuah lembaga islam dituntut untuk tetap mengedepankan sumber hukum islam
sebagi landasan pemberian pedoman kehidupan. Pedoman kehidupan bermasyarakat
tentunya telah diatur sedemikian rupa didalam ajaran islam. Sebuah realita yang terjadi di
masyarakat adalah tidak mengetahui pedoman-pedoman tersebut. Penyebab
ketidaktahuan masyarakat muslim terhadap pedoman tersebut disebabkan banyak faktor
seperti pengaruh budaya barat yag bertentangan dengan ajaran islam. Oleh sebab itulah
sebuah lembaga islam diharapkan mampu menjadi salah satu benteng pertahanan umat
islam dalam menjalani kehidupan agar tercipta suasana yang tertib dan damai.
Lembaga islam memiliki fungsi manifest sebagai sistem nilai yang mengatur
hubungan antar masyarakat, sebagai pedoman keyakinan, dan tatanan kehidupan.
Sedangkan fungsi laten dari lembaga islam adalah agama sering dijadikan landasan untuk
meminta bantuan diluar kepentingan agama, seperti apa yang sedang kita alami saat ini
yaitu memasukkan agama dalam politik praktis dengan mengeluarjan ayat-ayat Tuhan
sebagai alat legitimasi untuk mewujudkan misi politik tertentu. Diharapkan dengan
3
Ig Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: ANDI, 2005, Hlm. 285
adanya lembaga islam mampu menumbuhkan kesadaran umat beragama untuk saling
mengahargai dan menghormati berbagai macam perbedaan sehingga tercipta komunitas
umat beragama yang rukun.
Dari sini dapat kita lihat dengan jelas betapa pentingnya lembaga-lembaga Islam. Di
Indonesia terdapat beberapa lembaga hukum islam, salah satunya adalah:
Majelis Ulama Indonesia adalah wadah atau majelis yang menghimpun para ulama,
zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah-langkah umat
Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada
tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, sebagai hasil dari
pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu'ama yang datang dari berbagai
penjuru tanah air.
Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase
kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap
dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani
umat.Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai
wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:
1. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan
kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah SWT.
2. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada
Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan
kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan
muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam
dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.
Sampai saat ini Majelis Ulama Indonesia mengalami beberapa kali kongres atau
musyawarah nasional, dan mengalami beberapa kali pergantian Ketua Umum, dimulai dengan
Prof. Dr. Hamka, KH. Syukri Ghozali, KH. Hasan Basri, Prof. KH. Ali Yafie dan kini KH. M.
Sahal Mahfudz. Ketua Umum MUI yang pertama, kedua dan ketiga telah meninggal dunia dan
mengakhiri tugas-tugasnya.Sedangkan dua yang terakhir masih terus berkhidmah untuk
memimpin majelis para ulama ini.
4
https://id.scrobd.com/doc/216730156/02-Fungsi-Dan-Peran-Lembaga-Islam, diakses pada 18 September 2019
Pukul: 18.35 wib
5
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana, 2013, Hlm. 131
menumbuhkan kesadaran saing menghargai dan menghormati sehingga tercipta
komunitas umat beragama yang rukun dan damai.6
6
Idrus Ruslan, Reorientasi Fungsi Lembaga Lembaga Keagamaan dalam Meningkatkan Perilaku Umat Beragama,
Lampung: Institusi Agama Islam Negri Radn Intan Lampung, 2014, Hlm. 143
Pranata pendidikan merupakan sebuah proses lanjutan dari prranata keluarga
yang menjadi pondasi pertama masyarakat. Pranata pendidikan ini bersifat lebih
spesifik karena pranata pendidikan merupakan sebuah sistem yang ditanamkan secara
sengaja untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan moral.
Para sosiologi melalui penjabaran fungsi lembaga secara umum telahh
mengkualifikasi lembaga menjadi beberapa macam atas dasar untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia berkaitan dengan tertibsosial di masyarakat di antaranya:
1. Pranata atau lembaga yang befungsi memenuhi hubungan kekerabatan yang
dikenal dengan istilah kinship atau domestic institusions.
2. Pranata atau lembaga yang berfungsi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
yang berkaitan dengan menyimpan, menimbun, mendistribusikan harta hasil
produksi.
3. Pranata yang berfungsi sebagaipenerang dan penddikan masyarakat agar menjadi
anggota masyarakat yang berguuna.
4. Pranata yang berfungsi pemeneuh kebutuhan manusia berkaitan dengan tadabur
alam seperti metodologi ilmiah, penelitian dll.
Lembaga-lembaga yang berada di sekeliling masyarakat dapat dikenali melalui
beberapa ciri. Gillian di dalam karyanya General futures Of Social Instuitution telah
menguraikan beberapa ciri sebag berikut:
1. Lembaga masyarakat terbentuk melalui buah pikir dan pola perilaku masyarakat
yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Memakan waktu yang cukup panjang untuk mencapai titik kekekalan.
3. Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Sebuah lembaga memiliki alat-alat perlengkapan untuk mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan.
5. Mempunyai lambang-lambang khas.7
7
Elly Usman dkk, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, Jakrta: Kencana, 2011,
Hlm. 285
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar fungsi dari sebuah organisasi tidak jauh berbeda. Beberapa fungsi
organisasi islam antara lain:
a. Fungsi edukatif, yaitu berupa penanaman nilai-nilai agama yang dianut dan dianggap
benar.
b. Fungsi social control, yaitu penanaman tentang nilai-nilai keagamaan secara mendalam
sehinga ajaran agama tersebut dianggap sebagai sebuah norma yang befungsi sebgai
pengawas sosial dan kelompok.
c. Fungsi transformatif, yaitu penanaman yang mengacu kepada perubahan diri
masyarakat menjadi lebih baik
d. Fungsi kreatif, merupakan pendorong agar lebih produktif terkait dengan kepentingan
pribadi dan orang lain
Lembaga islam mempunyai beberapa fungsi:
a. Memberikan pedoman kepada masyarakat tentang bagaimana pola perilaku keseharian.
b. Memberikan pegangan kepada masyarakat sebagai wujud pengendalian.
c. Menjaga keutuhan masyarakat.