Jam berjalan sangat cepat dan pada akhirnya waktu menunjukan pukul 13.50. Sedikit lelah tetapi
masih puas dengan pekerjaan yang aku lakukan. Tanpa aku menyadari, atasanku berdiri di
belakangku. Aku langsung berdiri dan senyum di depannya.
Siang Boss aku memulai dengan senyuman yang terpaksa
Siang dia menjawab dan mulai tersenyum
Butuh bantuan apa boss? dia bertanya
Oh, aku hanya ingin kamu di kantorku jam 17.00 dia menjawab dan pergi dengan santainya.
Aku duduk lagi dan menyalakan membuat peringatan untuk jam 16.55. Aku kembali bekerja dengan
tugas baru yang didapat. Waktu berjalan cepat dan tanpa aku menyadarinya peringatan yang aku
buat tiga jam yang lalu mengingatkanku.
Aku berdiri dan berjalan ke kantor atasanku. Kantor atasanku ditutupi dengan dinding kaca yang
membuatnya dengan mudah melihat situasi kantor. Aku ketok pintu kaca dan masuk.
Sore boss, bapak tadi meminta aku untuk datang kemari
Iya, silahkan duduk Dia menjawab dengan menunjukan kursi kosong di depannya
Aku duduk di kursi yang ditunjuknya dan siap mendengarkan hal yang ingin dia katakan.
Jadi.. saya punya berita bagus untukmu.. bagaimana dengan promosi? Bapak melihat bahwa kamu
selalu datang paling pagi dan pulang paling malam, itu yang bapak sebut dedikasi, jadi bagaimana?
I-i-i ini beneran pak? aku menjawab terkejut
Ya iyalah! Jadi.. apakah kamu akan bilang ke anak-anakmu? dia jawab dengan senyuman
Iya pak makasih! Aku izin pulang cepat boleh pak? aku bertanya dengan harapan yang tinggi
Silahkan dia jawab dengan senyuman yang sama
Makasih pak makasih banyak aku tersenyum dan menjabat tangannya
Aku berdiri dari kursi dan lari ke meja untuk mengambil barang-barangku dan buru-buru pulang ke
rumah. Sampai ke rumah aku membuka pintu dan melihat anak tersayangku yang sibuk membuat
kue.
Bunda pulang dan mempunyai berita bahagia! aku berteriak dengan senang
BUNDA! mereka berdua berteriak dan lari ke aku dan memelukku
Bunda bawa berita bahagia, coba kalian tebak deh sambil memeluk kembali dan rasanya seperti di
surga saat melihat senyuman anak-anakku
Pasti bunda pulang cepat pasti karena untuk membantu buat kue!
Kue? aku bertanya dengan bingung
Iya! Kan besok ulang tahun kami!
Ulang tahun.. aku berpikir
Kita tahu bunda sibuk dan tidak bisa bantu merayakan ulang tahun kami selama empat tahun,
makasih ya bunda udah mencoba untuk datang kali ini mereka mengatakannya dengan senyuman
yang paling indah dan memeluk aku lebih erat
Pada saat ini juga, aku terkejut. Dan mulai bertanya-tanya dengan diriku sendiri.
Bagaimana aku melupakan ulang tahun anakku sendiri? Apakah aku terlalu sibuk bekerja dan
melupakan tentang mereka? sambil menurunkan kepalaku.
Aku peluk mereka lebih erat dan menyesal aku kerja terlalu banyak. Aku berjanji pada diriku sendiri
aku akan keluar dari pekerjaan itu. Aku tidak mau kehilangan saat-saat yang penting. Tanpa aku
menyadari air sudah keluar dari mataku.
Maafkan bunda anak-anak, maafkan bunda sudah jarang di rumah, maafkan bunda tidak bisa
merayakan ulang tahun kalian.. Maafkan bunda ya.. izinkan bunda menebus kejauhan kita ya anak
kesayangan bunda aku bergumam sambil memeluk mereka
Nggak apa-apa kan bunda sibuk bekerja untuk kita, bunda masih ingin merayakan ulang tahun kami
kan? mereka tersenyum
Iya Aku senyum dan mengusapkan air mataku. Aku akan berjanji untuk menjadi ibu yang lebih baik.
Sejak hari itu aku mengutamakan anak-anakku, aku keluar dari pekerjaan itu dan mulai bekerja di
rumah. Penghasilannya mungkin tidak sama tapi setiap hari aku bisa bertemu dan berbicara dengan
anak-anakku, dan hal tersebut lebih berharga dibandingkan penghasilan.
Cerpen Karangan: Kevin Mahendra
Cerita Pekerjaan merupakan cerita pendek karangan Kevin Mahendra, kamu dapat mengunjungi
halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.