Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 2


INTERAKSI SOSIAL MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
(KABUPATEN SELAKAU )
DOSEN PENGAMPU :
Pitalis Mawardi M.pd

Disusun Oleh :
Nama
Kelas
Nim
Prodi

:
:
:
:

Mansura
B sore
141410075
Geografi

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ( IKIP-PGR)
PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum War. Wab


Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya (mahasiswa) dan teman-teman dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Seperti yang telah diketahui
bahwa KKL 2 (Kuliah Kerja Lapangan) yang kami laksanakan pada tanggal 9-10
Desember 2016 yang bertempat Desa Nahoda Kecamatan Selakau Kabupaten
Sambas. Kami (mahasiswa) mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak ibu
yang telah membimbing kami dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

tersebut
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapanan 2 ini berjalan lancar berkat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, namun kami menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, dengan pertimbangan itulah kami sebagai
penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran-saran, baik itu dari segi tekhnis
maupun isi dari laporan ini yang tentunya dapat kami jadikan pedoman
dikemudian hari.
Demikianlah laporan ini kami sampaikan sebagai salah satu pembuktian
dari ikut serta kami dalam pelaksanaan KKL 2 ini, dan tentunya harapan kami
semoga laporan ini dapat dipergunakan bagi kawan-kawan seprofesi maupun bagi
pihak-pihak yang memerlukannya.

Pontianak,11 Desember 2016


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Tujuan dan manfaat kegiatan .............................
D. Rumusan Masalah............................

BAB II METODOLOGI...........................................
1. Metode Wawancara..
2. Waktu dan Tempat
3. Alat dan Bahan.

BAB III PEMBAHASAN........................................

1. kondisi geografi kecamatan selakau............................................................


2. kondisi masyarakat kecamatan selakau
3. kondisi lingkungan sosial kecamatan selakau..
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran .......................................
C. Lampiran Daftar Gambar...........................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang kegiatan


Kuliah Kerja lapangan 2 merupakan salah satu kegiatan Program studi
Pendidikan geografi yang dilakukan oleh mahasiswa semester lima yang dimna
kuliah kerja lapangan 2 dinilai dapat menengembangkan wawasan, keterampilan,
mahasiswa dalam bersosialisasi dilingkungan. Kuliah Kerja Lapangan 2 ini
merupakan kegiatan mahasiswa Dimana setiap mahasiswa yang mengikuti Kuliah
Kerja Lapangan dituntut harus mampu bersosialisasi dan mengembangkan dirinya
dalam masyarakat. Disini mahasiswa akan melakukan pengamatan/penelitian
terhadap keadaan interaksi masyarakat selakau kabupaten sambas dan mencari
informasi mengenai kondisi fisis dan sosial lingkungan.
Kuliah Kerja Lapangan 2 merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap di
semester V, dan tentunya setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan serta
membuat laporan Kuliah Kerja Lapangan. Selain pengalaman yang didapat sangat
bermanfaat bagi para mahasiswa, Kuliah Kerja Lapangan itu sendiri mejadi tolak
ukur bagi para mahasiswa dalam kegiatan yang dilakukannya. Dengan Kuliah
Kerja Lapangan 2 ini mahasiswa diharapkan dapat memahami langsung halhalyang berhubungan dalam masyarakat baik sosial maupun lingkungannya.

B. Tujuan dan Manfaat kegiatan


Untuk kegiatan ini ialah memenuhi salah satu syarat kuliah kerja lapangan
sedangkan Manfaat dari kegiatan kuliah kerja lapangan 2 ini ialah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa agar dapat mengetahui
berbagai karakteristik sosial masyarakat dan lingkungan yang ada di kabupaten
sambas kecamatan selakau.

C. Rumusan kegiatan
Berdasarkan dari kegiatan kuliah kerja lapangan 2 yang telah kami
lakukan kemarin pada tanggal 9-10 desember 2017, di sini terdapat berbagai
macam aspek yang dapat kami lihat dan kami bahas dalam laporan hasil
kuliah kerja lapangan yaitu :
a.

Bagaimana kondisi geografi kecamatan selakau.

b. Bagaimana kondisi masyarakat kecamatan selakau.


c.

Bagaimana kondisi lingkungan kecamatan selakau.

BAB II
METODOLOGI

A. Metode Wawancara
Pada kegiatan Kuliah Kerja Lapangan 2 ini, kami mahasiswa meneliti
menggunakan metode wawancara. Disini kami terjun langsung ke lapangan untuk
melakukan wawancara. wawancara ini berbeda dengan percakapan biasa,
wawancara dilakukan dalam rangka pengumpulan data. Kemudian meyesuaikan
dengan teori-teori yang sudah peneliti dapatkan dalam perkuliahan. Sehingga teori
yang sudah peneliti dapatkan tidak mengambang karena peneliti sudah
membuktikan sendiri dengan metode wawancara ini.

B.

Waktu dan Tempat


Lokasi kajian KKL 2 ini ini dilaksanakan di Kabupaten Sambas kecamatan
selakau pada tanggal 9-10 Desember 2016 di dusun Nahoda dan sekitarnya dan
Praktek kerja dilaksanakan mulai dari tanggal 09 Desember 2016 sekitar Pukul 02
s/d 05 Sore.

D. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang telah di
buat oleh dosen pembimbing.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografi Kecamatan Selakau


Secara Administratif Kecamatan Selakau sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Pemangkat, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Singkawang Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna, serta
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Selakau Timur. Kecamatan
Selakau terdiri dari 9 desa/kelurahan. Dari 9 desa, 7 desa berstatus pedesaan
dan 2 desa berstatus perkotaan. Luas daerah Kecamatan Selakau adalah
129,54 km. Desa terluas adalah Desa Sungai Daun dengan luas wilayah 20,90
km2, sedangkan desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Sungai Nyirih
dengan luas wilayah 6,00 km2. Pusat Pemerintahan Kecamatan Selakau berada
di Desa Sungai Nyirih. Adapun desa yang mempunyai jarak paling jauh dari
Pusat Pemerintahan Kecamatan Selakau adalah Desa Bentunai dengan jarak 6
km, sedangkan desa yang mempunyai jarak paling dekat adalah Desa Sungai
Nyirih dengan jarak kurang dari 1 km.

Peta Kabupaten Selakau

Batas Wilayah Kecamatan Selakau


Batas

Berbatasan dengan

Sebelah Utara

Kec. Pemangkat

Sebelah Selatan

Kec. Singkawang Utara

Sebelah Timur

Kec. Selakau Timur

Sebelah Barat

Laut Natuna

Topografi wilayah desa di Kecamatan Selakau berupa dataran rendah.


Sedangkan akses dari desa menuju ke pusat pemerintahan kecamatan masih
relatif mudah. Semua desa di Kecamatan Selakau sarana dan prasarana lalu l
ntas ari dan ke desa melalui darat. Kecamatan Selakau, selayaknya semua
kecamatan di Kabupaten Sambas, mempunyai iklim tropis Hujan hampir
terjadi sepanjang tahun. Seperti yang tersaji p da t bel disamping, jumlah hari
hujan paling banyak terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 22 hari,
sedangkan jumlah hari hujan paling sedikit terdapat pada bulan mei yaitu tidak
ada hari hujan. Selama tahun 2015 rata-rata di Kecamatan Selakau terjadi
hujan sebanyak 12 hari dalam sebulan. Sedangkan untuk curah hujan, tertinggi
terjadi pada Bulan November yaitu 394,50 mm dan terendah pada Bulan
Agustus yaitu 116,50 mm. Rata-rata curah hujan di Kecamatan Selakau pada
tahun 2015 yaitu 206,58 mm.
B. Bagaimana kondisi masyarakat kecamatan selakau.
Pada tahun 2015 komposisi penduduk Kecamatan Selakau didominasi
oleh kelompok penduduk usia muda/dewasa. Jumlah penduduk Kecamatan
Selakau mencapai 31.751 jiwa pada tahun 2015 Hal ini menunjukkan bahwa
dengan luas wilayah 129,54 km2 , setiap 1 km2 ditempati penduduk sebanyak
lebih kurang 245 orang. Pertumbuhan penduduk Kecamatan Selakau yang
besarnya di atas rata-rata pertumtuhan penduduk Kabupaten Sambas. Secara
umum, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk

perempuan. Hal ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang nilainya di atas 100.
Untuk tahun 2015, terdapat 102 penduduk laki-laki dalam setiap 100
penduduk perempuan.
C. Bagaimana kondisi lingkungan hidup.
Dampak kegiatan manusia dan gejala alam mempengaruhi kondisi
lingkungan

hidup

di

Kabupaten

Sambas.

Dampak

tersebut

dapat

mengganggu kualitas dan kelestarian lingkungan hidup. Adanya kebakaran


hutan, indikasi pencemaran air, gangguan Daerah Aliran Sungai (DAS),
konversi lahan dapat mengancam keseimbangan ekosistem secara luas yang
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Wilayah Kabupaten
Sambas terdapat 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas
hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten
yang terdiri dari DAS Paloh (64,375 ha), DAS Sambas (245.700 ha) yang
meliputi Sungai Sambas, Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta
DAS Sebangkau (193,125 ha) yang meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau
1. Pencemaran dan Sedimentasi Sungai

Hasil pemantauan kualitas lingkungan hidup di beberapa sungai utama di


Kabupaten Sambas, menunjukkan tingginya nilai konsentrasi parameterparameter kualitas air, seperti : biochemical oxygen demand (BOD), chemical
oxygen demand (COD) dan ammonia. Sedimentasi juga terjadi di beberapa
sungai di Kabupaten Sambas yang di duga disebabkan adanya kegiatan
pembukaan lahan, baik karena kegiatan perkebunan, pertanian, maupun
pertambangan di daerah hulu sungai. Sedimentasi ini disebabkan karena erosi
air limpasan permukaan (surface run off) yang membawa dan mengendapkan
partikel-partikel tanah ke dalam alur-alur sungai sehingga terjadi akumulasi
sedimen di dasar sungai.
2. Genangan dan Banjir
Genangan dan banjir merupakan permasalahan yang setiap tahun terjadi di
beberapa tempat di Kabupaten Sambas. Berkurangnya daya tampung sungai

terhadap limpahan air yang disebabkan karena berkurangnya kemampuan


lahan mengikat air dan karena adanya pendangkalan sungai yang disebabkan
adanya sedimentasi menyebabkan genangan dan banjir. Potensi terjadinya
genangan dan banjir di Kabupaten Sambas juga disebabkan karena
geomorfologi di wilayah Kabupaten Sambas. Perpaduan antara pegunungan
di timur dan selatan serta dataran pantai yang rata dan rendah di utara dan
barat menyebabkan air hujan akan cepat mengalir dari kawasan pegunungan
kea rah lereng di sekitarnya, kemudian terus mengalir ke wilayah-wlayah
yang lebih rendah melalui sungai. Apabila sungai-sungai mengalami
hambatan mengalirkan air tersebut, maka akan terjadi limpahan yang
menyebabkan genangan dan banjir.
3. Abrasi pantai
Kabupaten Sambas memiliki garis pantai sepanjang 198,76 KM yang
tersebar di Kecamatan Selakau, Pemangkat, Jawai, Teluk Keramat, dan
Paloh. Dari 5 Kecamatan tersebut sebagian wilayahnya telah mengalami
abrasi pantai. Abarasi ini pantai ini dapat disebabkan karena rusaknya
vegetasi disepanjang pantai dan atau disebabkan karena dinamika ombak dan
arus laut. Vegetasi di pantai 5 wilayah Kecamatan tersebut sebagian telah
mengalami gangguan akibat ekploitasi yang kurang terkendali. Disamping
mengalami abrasi pantai, kerusakan vegetasi pantai juga mengakibatkan
gangguan kuantitas, kualitas, dan keragaman fauna akuatis di wilayah
tersebut.
4. Kebakaran hutan dan lahan
Aktivitas pembukaan hutan dan lahan dengan cara pembakaran
sampai saat ini masih terjadi, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun
oleh sebagian masyarakat. Kerusakan yang diakibatkan oleh pembakaran ini
menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati baik flora maupun
fauna. Aktivitas tersebut juga menimbulkan pencemaran udara yang pada
ambang

tertentu

pernapasan (ISPA).

menyebabkan

timbulnya

penyakit

infeksi

saluran

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari kegiatan kuliah kerja lapangan 2 ini kami
dapat simpulkan bahwa setiap mahasiswa diharapkan dapat memahami langsung
hal-hal yang berhubungan dalam masyarakat baik sosial maupun lingkungannya.
dan juga diharapkan kepada para mahasiswa agar lebih memahami keadaan
kondisi masyarakat selakau baik baik secara fisis maupun secara sosialnya demi
untuk penambahan pemahaman bagi kita.
B.

Saran-saran
Berdasarkan hasil pengalaman dari kuliah kerja lapangan 2 ini kami
harapkan rekan-rekan mahasiswa agar selalu selalu menjaga pola perilaku dalam
bersosialisasi dalam masyarakat. Karena dengan pola prilaku yang kurang
mencerminkan kita mahasiswa sebagai pendidik tentunya akan dinilai kurang baik
dalam masyarakat dan tentunya juga akan berdampak pada lembaga-lembaga
pendidikan kita.

C. Lampiran Dafar Gambar

DAFTAR PUSTAKA

https://sambaskab.bps.go.id/Publikasi/view/id/63
https://id.scribd.com/doc/237262110/Sambas-Dalam-Angka-2012-Bappeda
https://sambaskab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/11

Anda mungkin juga menyukai