Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGANTAR PGRI

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

IKIP PGRI PONTIANAK

1. Jelaskan maksud pertanyaan di bawah


ini:

a. Sejarah singkat terbentuknya PGRI


PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Pada awalnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman
Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari
para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Dengan latar
pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di sekolah desa dan
sekolah rakyat angka dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang
memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Sejalan dengan keadaan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru
baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD),
Persatuan Guru Ambachts School (PGAS), Perserikatan Normaal School (PNS),
Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak
keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging
(COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten
(VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang
beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan
pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan semangat
kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata Indonesia ini
sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 diSurakarta. Melalui kongres
ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan,
lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat
dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang
aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres
inilah, pada tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
didirikan.
Dengan semangat pekik merdeka bertalu-talu, di tengah bau mesiu
pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu
untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:
1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-
dasar kerakyatan.
3. membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya
bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan


dan semangat persatuan dan kesatuan
PGRI yang dimiliki secara historis terus
dipupuk dalam mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan negara kesatuan
republik Indonesia. Dalam rona dan
dinamika politik yang sangat dinamis,
Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya
sebagai organisasi perjuangan, organisasi
profesi, dan organisasi ketenagakerjaan,
yang bersifat unitaristik, independen, dan
tidak berpolitik praktis.

Untuk itulah, sebagai


penghormatan kepada guru, pemerintah
Republik Indonesia dengan Keputusan
Presiden Nomor 78 Tahun 1994,
menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25
November sebagai Hari Guru Nasional,
dan diperingati setiap tahun.

b. Sebutkan jati diri PGRI dan jelaskan maksudnya!

Sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga (AD/ART) PGRI, pasal 3, bahwa jati diri PGRI adalah sebagai
berikut:
1. PGRI sebagai organisasi profesi
PGRI sebagai organisasi profesi berarti suatu organisasi yang terdiri dari
guru-guru dan tenaga kependidikan yang sejawat berkumpul dalam suatu wadah
persatuan atau perkumpulan dan berjuang mewujudkan semua amanat keputusan
organisasi baik yang tersurat maupun yang tersirat sesuai dengan ketentuan atau
aturan mainnya. Sebagi organisasi profesi, PGRI mempunyai fungsi sebagi wadah
kebersamaan, rasa kesejawatan atau seprofesi dalam mewujudkan peningkatan
keahliannya atau kariernya dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya secara
professional. Artinya meningkatkan prilaku profesi kepada suatu standar kehlian
yang diinginkan oleh masyarakat umum. Berarti sudah semestinya memiliki
peningkatan kehlian yang mempunyai standar mutu.

2. PGRI sebagi organisasi perjuangan


PGRI sebagai organisasi pejuangan artinya menurut AD/ART adalah
mengemban amanat dan cita-cita proklamsi 17 agustus 1945, menjamin, menjaga
dan mempertahankan keutuhan dan kelangsungan NKRI dengan membudayakan
nilai-nilai luhur Pancasila. Maknanya adalah PGRI merupakan wadah bagi para
guru dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan dan membela hak-hak
azasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, maupun
pemangku profesi keguruan. PGRI berjuang untuk mewujudkan hak-hak kaum
guru dalam wadah NKRI.

3. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan


PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah organisasi yang
menyadari bahwa anggotanya mempunyai hak untuk bekerja, untuk memilih
tempat kerja secara bebas untuk memperoleh lingkungan kerja yang pantas dan
aman dan untuk dilindungi dan hak untuk mendapatkan upah dan pekerjaan secara
adil tanpa diskriminasi serta hak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat
pekerja (traid union) untuk melindungi kebutuhan-kebutuhannya.PGRI
merupakan wadah pejuangan hak-hak azasi guru sebagai pekerja terutama dalam
kaitannya dengan kesejahteraan. Ketenagakerjaan atau disebut organisasi serikat
pekerja adalah suatu jenis organisasi yang didirikan sendiri oleh anggotanya,
dilaksanakan oleh anggotanya dan untuk kepentingan anggotanya itu sendiri tanpa
intervensi dari pihak luar. Dari ringkasannya dari anggota dan untuk anggota.
Itulah serikat pekerja. Guru sebagai kelompok tenaga kerjaprofesional
memerlukan jaminan yang pasti menyangkut hukum, kesejahteraan, hak-hak
pribadi sebagai warga Negara.

c. Visi dan Misi PGRI


Visi PGRI
Terwujudnya PGRI sebagai organisasi profesi tepercaya, dinamis, kuat,
dan bermartabat.

Misi PGRI
1. meningkatkan profesionalitas guru dan dosen.
2. memberikan perlindungan profesi, hukum, keselamatan dan kesehatan
kerja, serta hak atas kekayaan intelektual.
3. meningkatkan kesejahteraan guru, dosen dan tenaga kependidikan.
4. membangun kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah dan
lembaga nonpemerintah.
5. mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu dan terjangkau
masyarakat.
6. mendorong layanan prima dalam pendidikan.
7. menyukseskan pembangunan nasional.

d. Buat garis besar AD dan ART PGRI hasil Kongres XXI tahun 2013

1. ANGGARAN DASAR

PEMBUKAAN

BAB 1
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1 (3 ayat)

BAB II
Dasar
Pasal 2 (1 ayat)

BAB III
JATI DIRI
Pasal 3 (1 ayat)

BAB IV
SIFAT DAN SEMANGAT
Pasal 4 (2 ayat)

BAB V
KEDAULATAN
Pasal 5 (1 ayat)

BAB VI
VISI DAN MISI
Pasal 6 (1 ayat), Pasal 7 (1 ayat)

BAB VII
TUJUAN
Pasal 8 (1 ayat)

BAB VIII
TUGAS FUNGSI DAN KEWENANGAN
Pasal 9 (1 ayat), pasal 10 (1ayat), pasal 11 (1ayat)

BAB IX
KODE ETIK DAN IKRAR GURU INDONESIA
Pasal 12 (2 ayat)

BAB X
ATRIBUT
Pasal 13 (2 ayat)
BAB XI
KEANGGOTAAN, KEWAJIBAN, DAN HAK
Pasal 14 (1 ayat), pasal 15 (1 ayat), 16 (2 ayat), 17 (2 ayat)

BAB XII
SUSUNAN DAN PERANGKAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 18 (1 ayat), 19 (1 ayat), 20 (1 ayat), 21 (1 ayat), 22 (1 ayat), 23 (1 ayat),
24 (1 ayat)

BAB XIII
BADAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 25 (1 ayat), pasal 26 (2 ayat), pasal 27 (3 ayat), pasal 28 (2 ayat)

BAB XIV
DEWAN PENASEHAT
Pasal 29 (5 ayat)

BAB XV
DEWAN PAKAR
Pasal 30 (5 ayat)

BAB XVI
ASOSIASI PRIFESI DAN KEAHLIAN SEJENIS
Pasal 31 (2 ayat)

BAB XVII
DEWAN KEHORMATAN GURU INDONESIA
Pasal 32 (3 ayat)

BAB XVIII
LEMBAGA KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM
Pasal 33 (4 ayat)
BAB XIX
BADAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN
Pasal 34 (5 ayat)

BAB XX
BADAN USAHA
Pasal 35 (5 ayat)

BAB XXI
BADAN KHUSUS
Pasal 36 (4 ayat)

BAB XXII
FORUM ORGANISASI
Pasal 37 (2 ayat)

BAB XXIII
PERBENDAHARAAN DAN KEKAYAAN
Pasal 38 (2 ayat), pasal 39 (1 ayat)

BAB XXIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 40 (3 ayat)

BAB XXV
PEMBUBARAN
Pasal 41 (4 ayat)

BAB XXVI
PENUTUP
Pasal 42 (2 ayat)
2. ANGGATAN RUMAH TANGGA (ART)

BAB I
KODE ETIK GURU DAN IKRAR GURU INDONESIA
Pasal 1 (5 ayat)

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2 (1 ayat), pasal 3 (1 ayat), pasal 4 (1 ayat), pasal 5 (1 ayat), pasal 6 (10
ayat),
pasal 7 (3 ayat), pasal 8 (2 ayat), pasal 9 (1 ayat), pasal 10 (3 ayat), pasal 11 (6
ayat)

BAB III
ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
Pasal 12 (4 ayat)

BAB IV
ORGANISASI TINGKAT PROVINSI
Pasal 13 (4 ayat), pasal 14 (3 ayat), pasal 15 (10 ayat), pasal 16 (1 ayat)

BAB V
ORGANISASI PGRI KABUPATEN/KABUPATEN ADMINISTRASI/
KOTA/KOTA ADMINISTRASI
Pasal 17 (4 ayat), pasal 18 (7 ayat), pasal 19 (9 ayat), pasal 20 (1 ayat)

BAB VI
ORGANISASI PGRI CABANG/CABANG KHUSUS
Pasal 21 (4 ayat), pasal 22 (2 ayat), pasal 23 (2 ayat)

BAB VII
ORGANISASI PGRI PENTING
Pasal 24 (4 ayat), pasal 25 (2 ayat), pasal 26 (2 ayat)
BAB VIII
SYARAT PENGURUS
Pasal 27 (2 ayat)

BAB IX
PENGURUS BESAR
Pasal 28 (1 ayat), pasal 29 (4 ayat), pasal 30 (6 ayat)

BAB X
PENGURUS PROVINSI/DAERAH ISTIMEWA
Pasal 31 (1 ayat), pasal 32 (5 ayat), pasal 33 (8 ayat)

BAB XI
PENGURUS KABUPATEN/KABUPATEN ADMINISTRASI/KOTA/
KOTA ADMINISTRASI
Pasal 34 (2 ayat), pasal 35 (6 ayat), pasal 36 (9 ayat)

BAB XII
PENGURUS CABANG/CABANG KHUSUS
Pasal 37 (1 ayat), pasal 38 (6 ayat), pasal 39 (10 ayat)

BAB XIII
PENGURUS RANTING/RANTING KHUSUS
Pasal 40 (1 ayat), pasal 41 (7 ayat), pasal 42 (7 ayat)

BAB XIV
BADAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN
Pasal 43 (7 ayat)

BAB XV
BADAN KHUSUS
Pasal 44 (3 ayat)

BAB XVI
ASOSIASI PROFESI DAN KEAHLIAN SEJENIS
Pasal 45 (4 ayat)

BAB XVII
FORUM ORGANISASI
Pasal 46 (1 ayat), pasal 47 (5 ayat), pasal 48 (2 ayat)

BAB XVIII
KONGRES
Pasal 49 (4 ayat), pasal 50 (1 ayat), pasal 51 (6 ayat), pasal 52 (2 ayat). Pasal 53 (5
ayat), pasal 54 (5 ayat), pasal 55 (3 ayat)

BAB XIX
KONFERENSI KERJA NASIONAL
Pasal 56 (3 ayat), pasal 57 (4 ayat), pasal 58 (1 ayat), pasal 59 (2 ayat) pasal 60 (7
ayat)

BAB XX
KONFERENSI PROVINSI/DAERAH ISTIMEWA
Pasal 61 (3 ayat), pasal 62 (1 ayat), pasal 63 (5 ayat), pasal 64 (3 ayat), pasal 65 (2
ayat), pasal 66 (4 ayat), pasal 67 (1 ayat)

BAB XXI
KONFERENSI KERJA PROVINSI/DAERAH ISTIMEWA
Pasal 68 (3 ayat), pasal 69 (5 ayat), pasal 70 (1 ayat), pasal 71 (5 ayat), pasal 72 (2
ayat)

BAB XXII
KONFERENSI KABUPATEN/KABUPATEN ADMINISTRASI/KOTA/
KOTA ADMINISTRASI
Pasal 73 (3 ayat), pasal 74 (1 ayat), pasal 75 (5 ayat), pasal 76 (1 ayat), pasal 77 (1
ayat), pasal 78 (2 ayat), pasal 79 (3 ayat)

BAB XXIII
KONFERENSI KERJA KABUPATEN/KABUPATEN ADMINISTRASI/
KOTA/KOTA ADMINISTRASI
Pasal 80 (3 ayat), pasal 81 (5 ayat), pasal 82 (1 ayat), pasal 83 (3 ayat), pasal 84 (2
ayat)

BAB XXIV
KONFERENSI CABANG/CABANG KHUSUS, KONFERENSI KERJA
CABANG/CABANG KHUSUS,
DAN RAPAT ANGGOTA RANTING/RANTING KHUSUS
Pasal 85 (8 ayat), pasal 86 (8 ayat), pasal 87 (6 ayat), pasal 88 (6 ayat)

BAB XXV
RAPAT PENGURUS DAN PERTEMUAN LAIN
Pasal 89 (6 ayat), pasal 90 (4 ayat),

BAB XXVI
DEWAN PENASIHAT
pasal 91 (4 ayat), pasal 92 (4ayat), pasal 93 (4 ayat), pasal 94 (4 ayat), pasal 95 (4
ayat)

BAB XXVII
DEWAN PAKAR
Pasal 96 (5 ayat)

BAB XXVIII
DEWAN KEHORMATAN GURU INDONESIA
Pasal 97 (6 ayat)

BAB XXIX
PERBENDAHARAAN
Pasal 98 (10 ayat), pasal 99 (4 ayat)

BAB XXX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 100 (2 ayat)

BAB XXXI
PENUTUP
Pasal 101 (3 ayat)

2. Inventarisasi apa-apa yang telah diperjuangkan oleh PGRI selama ini untuk
kepentingan organisasi, kesejahteraan anggota dan pendidikan pada
umumnya.
Beberapa perjuangan PGRI yang telah dilakukan selama ini antara lain sebagai
berikut:
1. Mengusulkan kenaikan gaji pada tahun 1999 kepada Presiden, dan hasilnya
gaji PNS naik Rp 155.250,00.
2. Tahun 2000 PGRI mengusulkan tunjangan pendidikan bagi guru, hasilnya
tunjangan fungsional guru naik 150%.
3. Mengusulkan honor guru wiyata bakti, hasilnya guru wiyata bhakti baik di
sekolah negeri maupun swasta mendapat tunjangan dari pemerintah
sebesar Rp 75.000,00 per bulan.
4. Memperjuangkan bantuan untuk sekolah swata, hasilnya bantuan
pendidikan untuk sekolah swata mengalami peningkatan yang signifikan.
5. Mengusulkan agar guru TK mendapat perhatian, hasilnya ada Direktur
PAUD, pengangkatan guru TK dan peningkatan kesejahteraan guru TK.
6. Mengusulkan agar tunjangan beras PNS diganti dengan uang agar tidak
merugikan PNS. Hasilnya sekarang PNS telah menerima tunjangan beras
dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan bersamaan dengan penerimaan
gaji.
7. Pemaksimalan penggunaan ASKES agar dapat digunakan di RS Swata.
Hasilnya sekarang ASKES bida digunakan di RS Swata.
8. Untuk kenaikan golongan IV/a ke atas ditinjau kembali agar tidak diproses
sampai ke pusat sehingga memakan waktu lama. Hasilnya kenaikan
pangkat IV/a ke atas cukup di tingkat provinsi, kecuali guru di lingkungan
Departemen Agama tetap di pusat.
9. Tunjangan THR dan tambahan kesejahteraan bagi guru. Hasilnya
pemerintah kabupaten/kota telah mencairkan tunjangan THR dan dana
kesejahteraan bagi seluruh PNS di jajarannya.
10. Rekruitmen PNS khususnya guru, hasilnya dilakukan secara nasional.
Mengusulkan agar Guru GTT di sekolah negeri diangkat menjadi PNS.
Hasilnya guru kontrak secara otomatis diangkat menjadi PNS meskipun
secara bertahap. Bahkan di Depag seluruh data guru yang masuk dalam
data Dbase secara bertahap akan diangkat menjadi PNS.
11. Perlindungan dan pembelaan terhadap anggota PGRI yang tersandung
masalah hukum oleh LKBH tanpa dipungut biaya.
12. Mengawal dan mendorong lahirnya UU Sisdiknas.
13. Mendesak lahirnya PP tentang Sisdiknas.
14. Mengusulkan agar guru ditangani oleh sebuah badan independen langsung
di bawah presiden.
15. Mengusulkan adanya sistem penggajian guru tersendiri pada pemerintah.
16. Mengusulkan kenaikan tunjangan fungsional guru.
17. Mengusulkan sistem pembinaan PNS secara nasional, termasuk pemberian
kesejahteraannya.
18. Mengusulkan agar jabatan struktural di bidang pendidikan ditempati oleh
pegawai yang menguasai bidang pendidikan, meniti karir, dan berlatar
belakang pendidikan.
19. Telah ikut secara aktif yang berada di barisan paling depan jajaran
organisasi guru dan bekerja sama dengan organisasi politik yang memiliki
otoritas, berusaha menyiapkan dan memperjuangkan UU Guru dan Dosen.
Secara kelembagaan perjuangan untuk melahirkan UUG dan D telah
dimulai pada saat konggres ke XVIII tahun 1998 di Lembang,Bandung.
Sebelumnya baru berupa wacana yang berkembang sejak tahun 1960.
20. Mengawal dan mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan PP tentang
Guru sesuai dengan amanat UU GD, hiingga terbitlah Permendiknas No.
18/2007 tentang pelaksanaan sertifikasi guru.
21. PGRI selama ini menjadi mitra aktif, strategis, dan kritis terhadap berbagai
kebijakan pemerintah tentang pendidikan, terutama yang terkait dengan
kebijakan tentang guru.
22. Mengawal agar pelaksanaan sertifikasi guru tidak menciderai kepentingan
guru di dalam berkarya dan memperoleh hak-haknya.
23. Mensosialisaikan tentang pelaksanaan sertifikasi guru dari tingkat pusat
hingga cabang (tingkat kecamatan).
24. Mengawal pelaksanaan sertifikasi guru secara objektif dan transparan.
25. Menerima sejumlah pengaduan dan melaksanakan kajian terhadap
kemungkinan model pelaksanaan sertifikasi guru yang lebih bermutu,
efisien dan memenuhi rasa keadilan guru.
26. Melakukan kajian terhadap peningkatan profesi dan kesejahteraan guru.
27. Mengawal penerimaan tunjangan profesi guru.
28. Perjuangan yang paling hangat dan merupakan kemenangan PGRI adalah
lahirnya keputusan Mahkamah Konstitusi RI nomor 026/PUU/III/2005
yang menetapkan batas tertinggi dalam APBN tahun 2006 sebesar 9,1%
untuk pendidikan tidak memiliki kekuatan hukum tetap dan bertentangan
dengan pasal 31 UUD 1945.
29. Menuntut kepada pemerintah untuk memberikan uang lauk pauk kepada
semua PNS termasuk guru.
Masih banyak lagi perjuangan PGRI baik yang telah berhasil maupun yang belum
yang telah dilakukan PGRI baik tingkat pusat maupun daerah. Akan tetapi harus
diakui bahwa perjuangan PGRI belum maksimal.

3. Seandainya saudara terpilih sebagai Ketua Pengurus PGRI di tingkat


Cabang atau Kabupaten/Kota, apa yang Saudara lakukan untuk
membesarkan organisasi profesi PGRI.

Seandainya saya terpilih sebagai Ketua


Pengurus PGRI di tingkat Cabang atau
Kabupaten/Kota, saya akan menjadikan
organisasi PGRI sebagai pelopor
peningkatan mutu pendidikan. Progam
yang pertama akan saya laksanakan
adalah meningkatkan peran guru dalam
menegakan kode etik guru untuk menjadi
guru yang profesional dan bermartabat.
Organisasi PGRI merupakan milik
semua guru, yang dapat menaungi aspirasi
para guru sekaligus wadah pemersatu.
Sosialisasi sangat penting untuk
memberikan pemahaman kepada guru
yang belum masuk sebagai anggota agar
segera bergabung. Karena semakin banyak
anggota, maka organisasi PGRI juga akan
semakin besar. Semakin besar sebuah
organisasi maka semakin kuat pula
organisasi tersebut. Organisasi yang kuat
akan terus maju dan meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.

Peranan guru sebagai pejuang dan


pelaksana pendidikan, harus tetap
dikobarkan menuju masyarakat yang
cerdas, mandiri dan berkesejahteraan.
organisasi PGRI lah yang selalu
mendukung perjuangan itu. Cukup banyak
perjuangan PGRI selama ini terutama
memperbaiki nasib dan kesejahteraan
guru, tapi belum dipahami sepenuhnya
oleh para guru. Ketidak pahaman tersebut
sering menjadikan mereka bersikap apatis
dan bahkan tidak peduli terhadap
keberadaan PGRI. Maka dari itu pengurus
akan terus memperbanyak melakukan
sosialisasi tentang program dan kegiatan
organisasi kepada para anggota.
Guru mengemban peran strategis
dalam membangun karakter bangsa
sehingga harus mampu meningkatkan
kinerjanya untuk mewujudkan pendidikan
yang bermutu. Maka dari itu, harus
dimulai dari organisasi guru yang kuat
yakni PGRI. Apalagi peran organisasi ini
bisa melahirkan pendidikan yang bermutu,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
memperjuangkan kepentingan guru, dan
tenaga kependidikan.

Jadi kesimpulan dari program-


program yang akan saya lakukan untuk
membesarkan organisasi PGRI adalah
meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga
pendidik yang profesional dan
bermartabat untuk menciptakan
pendidikan yang bermutu. Pendidikan
yang bermutu akan melahirkan generasi
muda yang cerdas, mandiri, dan
berkesejahteraan. Selain itu organisasi
PGRI merupakan organisasi profesi, jadi
sesuai tugas pokok dan fungsinya
merespon aspirasi dan kepentingan guru,
melindungi dan memperjuangkan
kepentingan guru serta memajukan
pendidik. Sosialisasi untuk memberikan
pemahaman kepada para anggota juga
tidak kalah pentingnya, hal ini bertujuan
untuk menjaga persatuan anggota
organisasi PGRI, dan untuk menghindari
salah paham dari anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai