Roche Alimin-P227-232
Roche Alimin-P227-232
1. PENDAHULUAN
Aktuator pneumatik menawarkan beberapa
keuntungan untuk aplikasi-aplikasi di industri
manufaktur, antara lain karena gerakannya yang
cepat dan murah jika dibandingkan dengan jenis
lainnya, seperti hidraulik atau motor listrik. Secara
umum, untuk gerak linier, aktuator dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
aktuator linier pneumatik, aktuator linier hidraulik
dan motor listrik linier. Masing-masing jenis aktuator
linier tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Sayangnya kelebihan aktuator linier pneumatik yang
cukup menonjol, yaitu kemampuan gerak liniernya
yang cepat, tidak diimbangi dengan kemampuan
untuk berhenti pada setiap posisi geraknya. Aktuator
linier pneumatik hanya dapat berhenti pada kedua
ujung (endpoint)-nya. Sehingga sistem kontrol yang
umum digunakan adalah Bang-bang. Sedangkan
untuk dapat berhenti pada setiap posisi gerakannya
dibutuhkan sistem kontrol yang lebih ekstra, yaitu
sistem kontrol umpan balik dengan menggunakan
katup proporsional (Maeda, 1999; Situm, 2001; Shu
Ning, 2002; Khayati, 2004, Parnichkun, 2001).
Tetapi karena desain dari katup ini sendiri sangat
komplek maka harganya sangat mahal, dan sebagai
alternatif lain yang lebih murah adalah dengan
mengfungsikan dua buah katup on/off sebagai ganti
katup servo proporsional. Harga satu buah katup
tersebut hanya sekitar 15% dari katup proporsional.
[sumber: Festo]
Penggunaan dua buah katup on/off 3/2
dimungkinkan apabila sinyal input untuk katup
tersebut berupa sinyal PWM (Pulse Width
Unit Kontroler
Unit Penguat
Aktuator
Pneumatik
Posisi
Aktual
Unit Sensor
227
serta interface
konvensional.
2.2
Cara Kerja
Percobaan
konstanta-konstanta
dan
Spesifikasi
kontrol
Sistem
Keterangan nomor:
Silinder pneumatik aksi ganda rodless
Katup kontrol aliran satu arah
Katup on/off solenoid 3/2
Sumber dan pengatur udara bertekanan
Potensiometer linier
Unit sensor
Unit kontroler dan unit penguat
Alat ukur tekanan
228
Kontrol er
PWM
generator
Valve
ADC
Sensor Posisi
Linier
Actuator
Posisi
Aktual
229
mengharuskan periode minimal untuk bergerak onoff adalah 13 ms (8,5 + 4,5 ms). Dengan
mempertimbangkan faktor keamanan maka diambil
angka 14 ms. Batasan yang kedua adalah beda besar
duty-cycle minimal dimana masih mampu untuk
menggerakkan piston. Dari percobaan didapatkan
bahwa beda duty-cycle minimal yang diperlukan di
antara kedua katup yang digunakan adalah sekitar 11
s/d 12 ms (data didapatkan dari beberapa kali
percobaan). Untuk itu diambil angka yang paling
tinggi, yaitu 12 ms. Dengan kata lain, bila piston
dalam keadaan diam, idealnya besar duty-cycle di
antara kedua katupnya adalah 50%-50%, dengan fase
yang berlawanan di antara kedua katup tersebut.
Dengan angka 12 ms (15% dari 80 ms) tersebut
berarti untuk dapat mulai bergerak maka beda dutycycle di antara kedua katup minimal harus 65%-35%
(gerak ke kanan) atau 35%-65% (gerak ke kiri) untuk
besar periode PWM 80 ms. Berdasarkan dengan nilai
beda minimal ini dan juga pertimbangan besar
periode PWM maka dapat dirancang besar variasi
duty-cycle
yang
ingin
digunakan
untuk
menggerakkan piston, dipilih range 14 ms. Besar
variasi ini akan menentukan variasi kecepatan
daripada piston. Dengan demikian besar periode
minimal PWM yang dapat digunakan agar piston
dapat bergerak adalah: Setengah periode PWM =
Gerak minimal katup(14 ms) + Beda minimal dutycycle untuk piston mulai bergerak(12 ms) + Besar
variasi duty-cycle(14 ms). Sehingga didapatkan besar
periode PWM sebesar 80 ms.
1
On
Off
On
Beda Duty-Cycle
Minimal 12 ms
Variasi Duty-Cycle
Kec.On/off Katup
Minimal 14 ms
Periode PWM
230
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Posisi
Aktual
(ql)
Inkremental 50 ql
100
101
150
153
200
201
250
250
200
197
150
150
100
97
50
44
5
5
50
53
100
103
150
152
200
202
250
250
200
197
150
149
100
96
50
46
10
8
Inkremental 25 ql
50
55
75
81
100
103
125
126
150
151
175
176
200
202
225
227
250
250
225
222
200
198
175
175
150
148
125
124
100
97
75
74
Posisi
Set (ql)
Error
(ql)
1
3
1
0
3
0
3
6
0
3
3
2
2
0
3
1
4
4
2
5
6
3
1
1
1
2
2
0
3
2
0
2
1
3
1
17
50
46
Posisi
Set (ql)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
250
50
Posisi
Aktual
(ql)
250
49
250
51
250
51
250
51
250
50
250
51
250
51
250
50
251
50
250
50
Error
(ql)
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
231
1.
2.
3.
4.
5.
232