A. Elemen
Sistem sasis kendaraan ringan
B. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan perawatan dan overhaul
(pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan pemasangan) pada: sistem rem
(Antilock Brake System dan Non ABS), sistem kemudi (Manual Steering, Hidrolik
Power Steering, Electronic Power Steering), sistem suspensi. roda dan ban,
spooring dan balancing roda. Setiap pekerjaan dilakukan sesuai Prosedur
Operasional Standar (POS). Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau
peraturan keselamatan kerja yang berlaku
C. Tujuan Praktik
Melalui langkah pembelajaran model Inquiry learning dengan pendekatan
saintifik Peserta didik mampu :
a. memahami perawatan dan overhaul (pembongkaran, pemeriksaan,
perbaikan dan pemasangan) pada system Rem Non ABS
b. memahami tata cara pengukuran menggunakan alat ukur (Fernier caliper)
dengan baik dan benar
Melalui langkah pembelajaran model Inquiry learning dengan pendekatan
saintifik Peserta didik mampu
a. menerapkan cara perawatan dan overhaul (pembongkaran, pemeriksaan,
perbaikan dan pemasangan) pada system Non ABS
b. menerapkan tata cara pengukuran menggunakan alat ukur (Fernier Caliper)
dengan baik dan benar
D. Alat dan Bahan
1. Mobil dengan Rem ABS
2. Dongkrak
3. Multi tester
4. Kabel Jumper (kabel kecil)
5. Battery (accu)
6. Scannner
E. Keselamatan Kerja
1. Menggunakan pakaian praktik saat praktik.
2. Berdoa sebelum dan sesudah praktik.
3. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan Tempat kerja
5. Mematuhi peraturan yang ada di tempat kerja
F. Referensi
ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada kendaraan
bermotor yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat
pengereman. Tujuannya adalah memungkinkan pengemudi untuk
mempertahankan kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak dan
digunakan untuk memperpendek jarak pengereman (dengan memperbolehkan
pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan
akan selip dan lepas kendali seperti bila kita melakukan pengereman pada
kendaraan non ABS (Anti-Lock Brake System ). Cara kerjanya adalah pada
kendaraan terdapat electronic unit, speed sensor dan hydraulic valve pada
brake circuit. Electronic unit memonitor kecepatan dari roda pada saat
pengereman,jika berbeda maka rem akan me’release’, dan selanjutnya
mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan pengereman
sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa
melakukan pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik.
Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah ban terkunci.
Anti-lock Brake Systems dirancang untuk mencegah terjadinya
penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan
jalan. Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil.
2. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,
bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).
5. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan.
6. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah
satu sisi.
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami selip
akan mudah terkunci dan mobil akan berputar putar .namun dengan sistem
ABS mobil akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti .
Komponen-Komponen Rem ABS (Anti-Lock Brake System)
1. Master selinder
Master selinder berfungsi :
a. Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi.
b. Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan.
2. Unit control tekanan (akuator)
Unit control tekanan (akuator) berfungsi mengatur tekanan hidraulis rem
untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer.
3. ABS control modul
ABS control module berfungsi :
a. Mendapat informasi dari sensor putaran.
b. Menghitung tekanan ideal pada roda.
c. Mengirimkan perintah pengatur ke unit control tekanan rem
d. ABS control module selalu memeriksa fungsi diri secara otomatis
e. Bila fungsinya salah, ABS control module akan member tahu aliran
dengan lampu control pengemudi.
4. Sensor putran roda
Sensor putran roda berfungsi menyensor kondisi putaran roda, dan dari
sensor tersebut menghasilkan signal.
5. Selinder roda
Selinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu rem.
Selinder roda dihubungkan dengan master selinder dengan menggunakan
pipa-pipa.
6. Lampu control
Lampu control berfungsi sebagai indicator ABS, bila terjadi kerusakan pada
sisitem rem ABS. lampu indicator akan menyala.
7. Sensor putran aksel belakang
Sensor putran aksel belakang berfungsi menghitung putran roda secara
induktif dan mengirim signal ke ABS control module.
G. Langkah kerja
Perawatan Sistem Rem ABS (Anti-LocK Brake System)
Untuk mencegah timbulnya kerusakan saat melepas sambungan-sambungan
kabel, sensor, relay dan fuse, kunci kontak harus OFF dan setelah dipasang
kembali, ON kan kunci kontak kemudian set DTC ABS hydaulic Unit.
1. Memeriksa kerjanya ABS Hydraulic Unit
a. Periksa apakah seluruh komponen ABS dalam kondisi baik.
b. periksa apakah voltage battery 11 V atau lebih.
c. Periksa apakah lampu peringatan ABS berfungsi dengan baik.
d. Dongkrak kendaran
e. Netralkan tuas transmisi dan tarik tuas rem tangan.
f. Putar-putarkan setiap roda dan periksa apakah berputar dengan lancar.
g. Gunakan kabel untuk menghubungkan Diag-2 conector dengan ground,
putar kunci kontak ke posisi ON dan periksa lampu peringatan ABS
dengan prosedur DTC 12.
h. OFF kan kunci kontak
i. Putarkan roda dan On kan kunci kontak kemudian tekan pedal rem dan
periksa
1) Apakah terdengar suara kerjanya selenoid
2) Apakah terdengar suara kerjanya motor pump
j. Ulangi pemeriksaan pada langkah 8-9 untuk semua roda, jika hasilnya
tidak sesuai, ganti ABS hydraulic Unit.
k. OFF kan kunci kontak dan lepaskan kabel yang menghubungkan Diag-2
connector dengan ground.
2. ABS Hydraulic Unit
a. Memeriksa Solenoid valve
Putar kunci kontak ke posisi OFF
Lepaskan sambungan kabel ke solenoid
Periksa resistance solenoid valve
b. Memeriksa Motor Pump
Putar kunci kontak ke posisi OFF
Lepaskan sambungan kabek ke motor
Periksa resistance motor
Antara terminal : 1 Ω
Antara terminal dan body motor : 1 MΩ
Hubungkan positif (+) battery keterminal 1 dan negatif (-) battery ke
terminal 2. Kemudian periksa apakah motor bekerja (adanya suara),
jika pada pemeriksaan 1-3 tidak sesuai ganti hydraulic unit.
c. Melepas
Lepaskan kabel negatif dari battery
Gunakan spesial tools, lepaskan brake pipe dari ABS Hydraulic Unit
Special tool A : 09950 – 78210
Lepaskan sambungan kabel ABS hydraulic unit
Lepaskan ABS hydrauic Unit dari bracketnya.
d. Memasang
Pasang hydraulic unit dengan urutan kebalikan dari prosedur melepas
Momen pengencagan :
a : 16 N.m (1,6 kg.m)
b : 21 N.m (2,1 kg.m)
Buang udara dari sisitem rem
Periksa kembali setiap komponen yang terpasang dan adanya
kebocoran minyak rem
H. Hasil Kerja
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………