Anda di halaman 1dari 17

H.

INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)

Gambar 4.11 Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit

1. Pengertian
IPSRS adalah suatu Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, yang
bertanggungjawab terhadap semua gangguan, pemeliharaan sarana yang
berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan di semua bagian selam 24 jam.

2. Visi
Semua pelayanan yang ada selalu dalam keadaan layak pakai untuk
menunjang terselenggaranya pelayanan masyarakat.

3. Misi
a) Terselenggaranya kegiatan pemeliharaan sesuai prosedur
b) Menyediakan tenaga profesional
4. Struktur Organisasi
Direktur
dr. Didik Haryanto

Wakil Direktur Umum


dr. Udayanti Proborini, M.Kes

Kepala IPSRS
Hartono BE

Unit Elektro Unit


Unit Perancang Bangunan MedisListrik & Unit
Instalasi
Elektrik Unit
Mekanik
Elektro Non Medis
Linda AP Hartono Samidi Suharno
Sartono

Eko Supriyadi Hartadi Sutrisno Adnan Azis


Suwarno

Bagan 4.17 Struktur Organisasi IPSRS RSUD dr. Soehadi Prijonegoro


5. Ketenagaan di IPSRS
Tabel 4.53Ketenagaan di IPSRS

Statu
No Nama Jabatan
s

1 Harton
PNS Ka IPSRS dan Unit elektromedik IPSRS
. o

2
Sartono PNS Ka Unit Elektronik IPSRS
.

3
Samidi PNS Ka Unit Elektrik & Instalasi IPSRS
.

4 Suharn Ka Unit Sarana Penunjang & Meubelair


PNS
. o IPSRS

5 Linda
PNS Ka Unit Fisik Gedung IPSRS
. AP

6 Sutrisn
PNS Pelaksana Elektronik
. o

7. Eko S - Pelaksana Elektromedik

8. Adnan - Pelaksana Elektronik

9. Hartadi - Pelaksana Elektrik & Instalasi

Suwarn Pelaksana sarana penunjang &


10. -
o Meubelair

6. Kegiatan di IPSRS
a. Kepala instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana
1) Mengelola dan bertanggung jawab terhadap sarana prasarana
pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
2) Mengatur tugas pelayanan
3) Melakukan koordinasi dengan bagian/instalasi terkait
b. Pemeliharaan dan perbaikan sarana fisik dan bangunan
1) Pekerjaan bangunan meliputi perencanaan dan pelaksanaan bangunan
fisik, renovasi dan pemeliharaan bangunan untuk menunjang pelayanan
di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro
2) Dalam pelaksanaannya pekerjaan bangunan dibantu oleh beberapa
tukang
3) Pembayaran tukang dilakukan satu minggu sekali yaitu setiap hari Rabu
c. Pemeliharaan alat kesehatan (elektromedis)
Pekerjaan elektro medis meliputi perbaikan semua alat elektromedik
serta cara pemeliharaan dan pemanfaatan alat kesehatan sehingga tercapai
efektivitas maupun efisiensi pelayanan di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro
termasuk perencanaan penggantian spare part.

d. Pemeliharaan alat elektronik


Yang dimaksud alat elektro non medis di sini adalah alat-alat
elektronikseperti dispenser, AC, dan lain lain.

Sebagai penunjang fasilitas pasien, penunggu pasien, dan pegawai


RSUD, misalnya TV, telepon, pengeras suara, dan lain-lain.

e. Pemeliharaan listrik dan peralatan listrik RSUD Dr Soehadi Prijonegoro


Pekerjaan listrik meliputi perencanaan daya dan instalasi, perbaikan
instalasi yang sudah ada serta distribusi daya sesuai dengan kebutuhan
ruangan untuk menunjang pelayanan di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro.

f. Pemeliharaan Sarana penunjang & Meubelair


Meliputi perbaikan dan pemeliharaan sarana penunjang fasilitas
pasien, penunggu pasien, dan pegawai RSUD, misalnya TV, telepon,
pengeras suara, dan lain-lain, serta meubelair seperti bed pasien.

g. Tugas tambahan IPSRS


1) Setiap pagi petugas IPSRS melakukan cek, mensuplai oksigen, dan
memasang regulator ke setiap bangsal
2) Membantu dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sanitasi.

7. Kendala di IPSRS
a. Birokrasi yang cukup panjang, sehingga menghambat proses
perbaikan/pemeliharaan
b. Kurangnya SDM dan peralatan di IPSRS khususnya alat bantu
c. Kurangnya koordinasi secara proaktif pada masing-masing unit terkait

I. INSTALASI PEMULASARAAN JENAZAH

Gambar 4.12. Instalasi Forensik RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen

1. Pengertian
Bagian pemulasaraan jenazah adalah instalasi yang bertanggung jawab
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan setiap jenazah yang
berasal dari RSUD Dr Soehadi Prijonegoro atau yang dikirim ke RSUD Dr Soehadi
Prijonegoro dan pemeriksaan visum maupun otopsi selama 24 jam.
2. Visi
Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan masyarakat.

3. Misi
Menyelenggarakan pengurusan setiap jenazah yang berasal dari RSUD Dr
Soehadi Prijonegoro atau yang dikirim ke RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen
dan pemeriksaan visum maupun otopsi.
Struktur Organisasi

Bagan 4.18Struktur Organisasi Instalasi Pemulasaraan JenazahRSUD dr. Soehadi


Prijonegoro Sragen

4. Tugas
Tugas dari Instalasi Pemulasaraan Jenazah antara lain:

a. Mengurus administrasi pasien yang meninggal dunia.Tindak lanjut pada


pasien yang meninggal:
1) Penderita meninggal biasa: keluarga diberi tahu dan dibuatkan Surat
Kematian.
2) Penderita dalam kasus hukum: pihak berwajib dihubungi sesuai prosedur
dan disiapkan untuk visum. Visum luar dapat dilakukan di IGD RSUD Dr
Soehadi Prijonegoro sedangkan visum dalam dilakukan di bagian
forensik UNS Solo/RS Dr. Moewardi karena instalasi ini belum memiliki
dokter forensik.
3) Penderita meninggal tidak dikenal identitasnya: dilaporkan ke pihak
berwajib (polisi) dan dibuat laporan pada form khusus. Dibawa ke bagian
forensik UNS Solo, apabila dalam 3 hari tidak diambil maka akan dikubur
dengan terlebih dahulu melapor ke pihak berwajib.
b. Menyiapkan jenazah, mulai dari membawa jenazah dari bangsal ke ruang
jenazah, memandikan jenazah sampai siap dibawa oleh pihak keluarga atau
pihak yang berwenang.

5. Kapasitas dan Peralatan


Terdapat 2 kamar petugas, 1 tempat jenazah, 2 bak pemandian jenazah, 1
almari tempat menyimpan jenazah dengan kapasitas 2 jenazah, 2 bed dorong
untuk mengambil jenazah, 1 almari untuk menyimpan berkas-berkas, 4 meja,
dan 6 kursi.

6. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Pemulasaran Jenazah


a. Belum ada ahli forensik (dokter spesialis forensik) untuk keperluan otopsi
sehingga untuk keperluan otopsi masih bekerjasama dengan RSUD DR.
Moewardi
b. Kurangnya sarana transportasi pengantaran jenasah ke keluarga jenazah,
karena jumlah unit ambulance yang tersedia hanya 1
c. Jumlah SDM yang kurang sehingga masih ada jabatan rangkap dan shift
anggota tanpa libur.

J. INSTALASI PUSAT STERILISASI (CSSD)


Gambar 4.13 Bagian Pelayanan Pusat Sterilisasi

1. Pengertian
Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) merupakan bagian pelayanan rumah sakit
yang menyediakan fasilitas sterilisasi instrumen, linen, sarung tangan, kasa,
pembalu. Sistem CSSD ini merupakan salah stau program rumah sakit untuk
proses pengendalian infeksi.

Tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas


tugas tanggung jawabnya yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan
sterilisasi.

a. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi


Uraian Tugas:

1) Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan suplay alat


medis steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
2) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan dari personal lainnya.
3) Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan
alat/bahan steril.
4) Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan
mesin sterilisasi secara benar.
5) Memastikan bahwa teknik aseptik ditetapkan pada saat penyiapan dan
penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang.
6) Kerja sama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yang
bersifat internal / eksternal
7) Melakukan seleksi untuk calon tenaga di Pusat Sterilisasi, menyiapkan
konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang telah
ditentukan.
8) Membuat perencanaan program kerja.
9) Membuat laporan kerja Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD.
Klasifikasi Tenaga:

1) Pendidikan terakhir minimal Apoteker atau Sarjana Kesehatan atau D3


dibidang kesehatan dengan masa kerja 7 tahun dibidang sterilisasi.
2) Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen
3) Mengetahui tentang psikologi personel
4) Berpengetahuan kerja dibagian kamar operasi / sterilisasi.
5) Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.
b. Kepala Sub Instalasi
Uraian Tugas

1) Bertanggung jawab kepada Instalasi Pusat Sterilisasi


2) Bertanggung jawab sebagai kepala Instalasi Pusat Sterilisasi apabila Kepala
Pusat Sterilisasi berhalangan hadir.
3) Membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat,
supervisi langsung, mengajar/merevisi prosedur baru mengevaluasi staf dan
melaporkannya kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.
4) Membuat program orientasi untuk tenaga baru.
5) Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan masing-masing
sub instalasi.
6) Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak.
7) Membuat laporan hasil kerja masing-masing sub instalasi sterilisasi kepada
kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Kualifikasi Tenaga

1) Pendidikan minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3


tahun dibidang sterilisasi.
2) Pernah mengikuti kursus tambahan bidang Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD).
3) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas di sub
instalisasi yang dipimpinnya.
4) Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi.
5) Kondisi kesehatan baik.
c. Penanggung Jawab Administrasi
Uraian Tugas:

1) Membantu kepala instalasi dalam penyusunan perencanaan berdasarkan


masukan dari Kepala Sub Instalasi.
2) Rekapitulasi laporan kegiatan masing-masing sub instalasi.
3) Menyiapkan keperluan administrasi.
Kualifikasi Tenaga

1) Minimal lulusan SMA/ SMU/ SMEA atausekolah pendidikan perawat atau yang
setara dengan tambahan kursus administrasi.
2) Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer.
3) Rapi dalam menyusun dokumentasi.
d. Staf di Pusat Sterilisasi
Tugas staf di Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)

1) Bagian penerimaan dan pensortiran bertugas memilah milah barang / bahan


yang kotor sebelum dicuci lalu disterilkan bahan / barang tersebut seperti
instrumen, sarung tangan, linen, kasa / pembalut.
2) Bagian pencucian bertugas mencuci instrumen, linen, sarung tangan, kasa /
pembalut.
3) Bagian Pengepakan bertugas mengepak barang / bahan sesuai jenisnya
sebelum sterilisasi.
4) Bagian sterilisasi bertugas memproses barang / bahan yang akan digunakan
lagi.
1) Bagian gedung penerima dan penyimpanan bertugas menerima dan
menyimpan barang baru dan bahan baru yang telah diorder pada supleyer.
2) Bagian gudang penyimpanan bertugas mengepak dan megelompokkan sesuai
jenis barang/bahan yang telah diproses pada Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)
untuk didistribusikan kepada unit-unit rumah sakit.
3) Bagian pengambilan bertugas mendistribusikan barang/bahan yang steril
kepada unit-unit rumah sakit yang membutuhkan.
2. Struktur Organisasi CSSD

DIREKTUR
dr. Didik Haryanto

WAKIL DIREKTUR UMUM


dr. Udayanti Proborinim, M.Kes
M.Kes

KEPALA INSTALASI CSSD


Supinah, A.Md

UNIT LINEN KAMAR


SUPINAH
UNIT CSSD
Staf: Ningsih handayani, Amd
SUPINAH
Staf: Dwi siti nurhayati, Amd
Bagan 4.19 Struktur Organisasi Sterilisasi Sentral RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen

3. Evaluasi Instalasi CSSD


a. Prosedur pengadaan beberapa instrumen/peralatan yang rusak
membutuhkan waktu dalam prosesnya sehingga mengurangi optimalisasi
pelayanan.
b. Perawatan tiap alat harus dilaksanakan berkala dan akurat untuk menjamin
mutu

K. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Gambar 4.14Ruangan BPJS RSUD Dr Soehardi Prijonegoro Sragen

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS


adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial (UU No. 24 Tahun 2011).BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran (non PBI) atau iurannya dibayar oleh pemerintah/ penerima
bantuan iuran (PBI)
1. Dasar Hukum
a. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Kesehatan;
b. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.
2. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan
Hak Peserta
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh
pelayanan kesehatan;
2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta
prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; dan
4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.
Kewajiban Peserta
1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang
besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,
perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas
kesehatan tingkat I;
3) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan
oleh orang yang tidak berhak.
4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
Tabel 4.54 Jumlah Pasien Pengguna Jasa BPJS di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
No Bulan Rawat Jalan Rawat Inap
Tahun 2015
1 Januari 6607 1004
2 Februari 6672 993
3 Maret 7285 949
4 April 7547 1013
5 Mei 6907 1064
6 Juni 6972 982
7 Juli 6258 900
8 Agustus 6726 955
9 September 7112 947
10 Oktober 7286 1041
11 November 7448 928
12 Desember 7915 965
Jumlah 84735 11741

Tabel 4.55 Jumlah Pasien Pengguna Jasa BPJS di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Tahun 2016
No Bulan Rawat Jalan Rawat Inap
1 Januari 9237 1181
2 Februari 9212 1170
3 Maret 9869 1195
4 April 9647 1253
5 Mei 9635 1140
6 Juni 9718 1119
7 Juli 8407 1004
8 Agustus 10232 1112
9 September 9418 980
10 Oktober 10056 1034
11 November 10272 1015
12 Desember 11225 664
Jumlah 116928 12867
Tabel 4.56 Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro dengan BPJS Januari Desember Tahun 2016

NO KODE ICD PENYAKIT JUMLAH


1 K29.7 GASTRITIS, UNSPECIFIED 479
2 D64.9 ANAEMIA, UNSPECIFIED 381
3 N18.0 CHRONIC KIDNEY DISEASE GRADE V 367
4 A91 DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER 362
5 E11.9 DIABETES MELLITUS 347
6 P39.9 NEONATAL INFEKSI 291
7 J44.1 PPOK EXCERBASI AKUT 266
8 I63.9 STROKE INFARK 241
9 A09 DIARRHOEA AND GASTROENTERITIS ACUTE 238
10 I10 HIPERTENSI 221

3. Kendala Pelaksanaan BPJS


Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan BPJS adalah:

a. Pasien sering datang ke rumah sakit


tanpa membawa rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan sebelumnya
karena belum sepenuhnya paham akan alur sistem rujukan berjenjang pada
BPJS, sehingga syarat untuk mengklaim BPJS tidak terpenuhi.
b. Pasien rujukan tidak seluruhnya
mendapatkan penanganan awal yang sesuai di fasilitas kesehatan yang
merujuk saat datang ke Rumah Sakit.

4. Saran Pelaksanaan BPJS


a. Perlu adanya sosialiasi mengenai alur BPJS yang berjenjang kepada
pengunjung rumah sakit, khususnya pasien sehingga masyarakat dapat
memahami persyaratan dan ketentuan pemakaian kartu BPJS
b. Senantiasa menerima feedback dari peserta sehingga dapat dijadikan bahan
evaluasi untuk lebih meningkatkan layanan
c. Mengoptimalkan mutu layanan dan kualitas sumber daya manusia di fasilitas
kesehatan primer agar pengobatan dapat dilakukan lebih awal dan lebih
cepat.

Anda mungkin juga menyukai