(Lanjutan)
Oleh :
KELOMPOK 6
1. Nurfathul Rahman (A31114308)
2. Septian Yopi P (A31114310)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji sukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat dan kesehatan, hingga kami mampu menyelesaikan
tugas makalah akuntansi yang berjudul Akuntansi Kewajiban Jangka Panjang
(Lanjutan). Selama penyusunan makalah ini banyak mendapat pelajaran serta
sedikit kesulitan mengenai pengumpulan bahan, Tetapi berkat bimbingan,
pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
diselesikan tepat waktu.
Kami sungguh menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari tata bahasa ataupun masalah teknis penulisan yang jauh
dari kata sempurna. Itu semua semata-mata atas keterbatasan kami dalam
proses belajar. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran guna memperbaiki
kelemahan makalah kami.
Kami berharap makalah kami ini boleh menjadi refrensi yang berguna bagi
rekan-rekan mahasiswa serta pihak lain.
Penyusun,
Kelompok 6
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA .. 14
BAB I
PENDAHULUAN
Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh perusahaan
kepada pemegangnya dengan imbalan bunga sejumlah tertentu. Dalam setiap
obligasi tertera nilai nominal obligasi serta tingkat bunga obligasi. Nilai nominal
atau nilai pari adalah nilai yang menunjukkan jumlah yang harus dibayar
perusahaan pada waktu obligasi jatuh tempo. Sedangkan tingkat bunga obligasi
menunjukkan sejumlah prosentase tertentu yang harus dibayarkan secara
periodik kepada pemegang obligasi.
Perusahaan menerbitkan obligasi biasanya disebabkan oleh kebutuhan
dana dalam jumlah besar. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo yang lebih dari
satu tahun (biasanya antara 5 sampai dengan 20 tahun), maka apabila
perusahaan menerbitkan obligasi akan menimbulkan utang obligasi. Utang ini
dikelompokkan ke dalam utang jangka panjang. Terdapat utang jangka panjang
yang lain yaitu kewajiban sewa yang terdiri atas sewa operasi dan sewa
pembiayaan. Kewajiban jangka panjang dilaporkan pada bagian terpisah di
neraca setelah kewajiban jangka pendek.
Dalam meminjamkan dananya kepada sebuah perusahaan kreditor
jangka panjang dan pemegang saham sangat memperhatikan solvabilitas jangka
panjang perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan
jumlah pokok dari utang pada saat jatuh tempo.
Kewajiban jangka panjang merupakan elemen yang memerlukan
perhitugan yang cukup rumit. Dengan pembuatan makalah ini, dapat menjadi
bahan referensi dalam memahami kewajiban jangka panjang baik analisis dan
penyajiannya.
Jurnal :
1 April Utang Obligasi 10.000.000
Premi Utang Obligasi 105.000
Kerugian atas Pelunasan Obligasi 95.000
Kas 10.200.000
Jurnal:
Realisasi 1 April 2009 :
Kas Rp. 98.200.000
Beban Provisi 1.600.000
Beban Administrasi 200.000
Utang Hipotek Rp. 100.000.000
1. Sewa Operasi
Sewa operasi, yaitu transaksi sewa menyewa biasa dan jangka waktu
sewanya lebih pendek dari pada umur ekonomis propertinya.
Lessee biasanya tidak mempunyai hak membeli pada waktu kontrak sewa
berakhir sehingga tidak terjadi perpindahan hak milik barang. Kontrak sewa ini
bersifat cancelable yaitu dapat diputuskan pihak lessee sewaktu-waktu atau
sebelum masa kontrak berakhir. Pada dasarnya leasing yang tidak memenuhi
salah satu kriteria pada sewa pembiayaan digolongkan sebagai sewa operasi.
Penyewaan apartemen dan penyawaan kendaraan merupakan salah satu
contoh dari sewa operasi. Dalam sewa operasi (opperating lasse), penekananya
pada pengguna sementara properti oleh lessee. Kepemilikan aset besar tetap
berada di lessor. Pembayar sewa tetap dicatat sebagai beban oleh lessee dan
sebagai pendapatan oleh lessor. Contoh: Sebuah perusahaan menyewa
kendaraan berupa mobil box dari Mist Car. Biaya sewa atas kendaraan tersebut
sebesar Rp. 45.000.000 secara kredit selama 15 bulan. Jurnal untuk mencatat
transaksi tersebut sebagai berikut:
2. Sewa Pembiayaan
Capital lease/financing lease atau sewa pembiayaan yaitu suatu jenis
leasing yang memenuhi salah satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini :
Adanya transfer kepemilikan aset yang disewakan pada akhir masa sewa
Dalam sewa terdapat hak opsi untuk membeli
Jangka waktu sewa sama dengan 75% atau lebih dari umur ekonomis
properti sewa
Nilai sekarang dari pembayaran sewa sama dengan atau melebihi 90%
dari nilai pasar wajar properti yang disewakan
2.3.1 Penyajian
Kewajiban jangka panjang dilaporkan pada bagian terpisah di neraca
setelah kewajiban jangka pendek.
2.3.2 Analisis
Kreditor jangka panjang dan pemegang saham sangat memperhatikan
solvabilitas jangka panjang perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga dan jumlah pokok dari utang pada saat jatuh tempo.
Contoh:
Acer Company memiliki utang jangka panjang sebesar Rp. 45.000.000,
utang jangka pendek sebesar Rp. 5.000.000, dan total modalnya sebesar Rp.
150.000.000.
Perhitungannya :
(Rp. 45.000.000 + Rp. 5.000.000)
Rasio Utang Modal = x 100%
Rp.150.000.000
= 33,33 %
Dari data di atas, modal Acer Company memiliki kemampuan yang cukup kuat
untuk menutupi (melunasi) utang-utangnya.
2. Rasio Utang Terhadap Total Aset (Debt to Total Asset Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara total utang dengan total aset.
Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aset.
Semakin tinggi persentase utang terhadap total aset, semakin tinggi resiko bahwa
perusahaan kemungkinan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo.
Rasio ini dihitung dengan rumus:
Total Utang
Rasio Utang Modal = x 100%
Total Aset
Contoh:
Axelo Company memiliki utang jangka panjang sebesar Rp. 55.000.000,
utang jangka pendek sebesar Rp. 15.000.000, dan total asetnya sebesar Rp.
200.000.000.
Perhitungannya :
(Rp. 55.000.000 + Rp. 15.000.000)
Rasio Utang Terhadap Total Aset = x 100%
Rp.200.000.000
= 35%
Dari data di atas, aset Axelo Company memiliki kemampuan yang cukup kuat
untuk menutupi (melunasi) utang-utangnya pada saat jatuh tempo.
3. Rasio Kelipatan Bunga yang Dapat Dibayarkan (Times Interest Earned
Ratio)
Time interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum
pajak dan beban bunga dengan beban bunga. Rasio ini yang mencerminkan
besarnya jaminan keuangan perusahaan untuk membayar bunga pada saat jatuh
tempo.
Rasio ini dihitung dengan rumus:
Rasio Kelipatan Bunga yang Laba Bersih Sebelum Pajak + Beban Bunga
= x 100%
Dapat Dibayarkan Beban Bunga
Contoh:
Oppo Company memiliki laba bersih setelah pajak untuk periode ini
sebesar $6.597, pajak penghasilan sebesar $2.694, dan beban bunganya sebesar
$160.
Perhitungannya :
Rasio Kelipatan Bunga yang $6.597 + $2.694 + $160
= x 100%
Dapat Dibayarkan $160
= 59,1 kali
Rasio kelipatan bunga yang dimiliki Oppo Company cukup baik yaitu 59,1
kali. Semakin tinggi rasionya mengindikasikan kuatnya sebuah perusahaan dalam
membayarkan beban bunganya dan laba perusahaan yang tidak terlalu
mengalami penurunan akibat membayarkan beban bunganya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Analisis dan penyajian kewajiban jangka panjang merupakan pembahasan
yang penting. Kewajiban jangka panjang memiliki kesulitan dalam
perhitungannya. Oleh sebab itu perlu diadakan pendalaman materi ini baik melalui
diskusi di kelas maupun melalui belajar mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Weygant, Jerry J., Donald E. Kieso dan Paul D. Kimmel. 2013. Accounting
Principles, Edisi 7 Jakarta: Salemba Empat
Http://andicarissa.wordpress.com/2011/12/21/rasio-likuiditas-solvabilitas/