No. Dokumen :
SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Puskesmas
Baamang I Kasno, SKM
NIP.
10.Hal-hal Arak antara sumur resapan SPAL dengan sumber air bersih minimal
yang peru > 10 meter
diperhatika
n
11.Dokumen Register pencatatan dan pelaporan
terkait
12.Unit terkait Pemerintah desa/kelurahan
SO No. Dokumen :
P No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1
Puskesmas
Baamang II Nama Kepala
Puskesmas
NIP.
INSPEKSI SANITASI
SALURAN PEMBUANGAN AIR
LIMBAH
( SPAL )
No. Dokumen :
SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1
Puskesmas
Baamang II Nama Kepala
Puskesmas
NIP.
10.Hal-hal Arak antara sumur resapan SPAL dengan sumber air bersih minimal
yang peru > 10 meter
diperhatika
n
11.Dokumen Register pencatatan dan pelaporan
terkait
12.Unit terkait Pemerintah desa/kelurahan
No. Dokumen :
SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1
Puskesmas
Baamang II Nama Kepala
Puskesmas
NIP.
1. Pengertian
2. Tujuan Prosedur ini disusun sebagai pedoman tertulis bagi pelaksana
pelayanan kesehatan lingkungan guna pengambilan sampel air di
Depot Air Minum untuk pemeriksaan bakteriologis
3. Kebijakan Prosedur ini dilaksanakan oleh Pelaksana Pelayanan di Puskesmas
Baamang I yang melakukan pelayanan pengambilan sampel air
Depot Air Minum, sejak tanggal disahkan, selama kondisi
memungkinkan
4. Referensi 1. Permenkes Republik IndonesiaNomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum;
2. Permenkes Republik Indonesia Nomor
736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum.
5. Prosedur a. Persiapan petugas
b. Persiapan alat dan bahan
c. Melaksanakan pengambilan sampel sesuai dengan SOP
10.Hal-hal Arak antara sumur resapan SPAL dengan sumber air bersih minimal
yang peru > 10 meter
diperhatika
n
11.Dokumen Register pencatatan dan pelaporan
terkait
12.Unit terkait Pemerintah desa/kelurahan
No. Dokumen :
SO No. Revisi :
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1
Pemerintah Kepala Puskesmas,
Daerah Nama Kepala
Kabupaten Tanda Tangan di sini Puskesmas
Kotawaringin NIP.
Timur
15.Pengertian Prosedur pelayanan pemeriksaan Bakteriologis Pengambilan sampel air
DAM
adalah ..........................................................................................................
......................................................................................................................
.............................................................
16. Tujuan Prosedur ini disusun sebagai pedoman tertulis bagi pelaksana pelayanan
kesehatan lingkungan guna pengambilan sampel air di Depot Air Minum
untuk pemeriksaan bakteriologis
17.Kebijakan Prosedur ini dilaksanakan oleh Pelaksana Pelayanan di Puskesmas
Baamang I yang melakukan pelayanan pengambilan sampel air Depot Air
Minum, sejak tanggal disahkan, selama kondisi memungkinkan
18.Referensi 3. Permenkes Republik IndonesiaNomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
4. Permenkes Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010
tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.
19.Prosedur a. Persiapan petugas
b. Persiapan alat dan bahan
c. Melaksanakan pengambilan sampel sesuai dengan SOP
Langkah-langkah
KERANGKA ACUAN
PEMICUAN STBM
I. LATAR BELAKANG
Strategi penyelenggaran STBM meliputi tiga komponen yang
saling mendukung satu dengan yang lain yaitu penciptaan lingkungan
yang kondusif (enabling environment),peningkatan kebuuhan sanitasi
(demand creation) dan peningkatan penyediaan akses sanitasi (suplply
improvement). Tiga komponen Sanitasi Total untuk mencapai lima pilar
STBM yaitu stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan),CTPS (Cuci
Tangan Pakai Sabun), PAM-RT (Penyediaan Air Minum Rumah Tangga),
PSRT (Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga), serta pengelolaan
limbah cair rumah tangga.
Dalam upaya memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat,
mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta sanitasi dasar, maka Menteri
Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 3 tahun 2014 menggiatkan kembali pelaksanaan kegiatan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM), STBM merupakan pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan sanitaer melalui pemberdayaan
masyarakat dengan pemicuan.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memicu masyarakat sehingga dengan kesadarannya sendiri mau
menghentikan kebiasaan buang air besar ditempat terbuk pindah
ketempat tertutup dan terpusat.
b. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengenali permasalahan kesehatan lingkungannya sendiri.
2. Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa masalah
kesehatan lingkungan mereka dengan memicu perasaan jijik,
malu, takut sakit, rasa dosa dll.
3. Memunculkan kemauan keras masyarakat untuk membangun
jamban yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka
tanpa menunggu bantuan
III. SASARAN
Masyarakat diwilayah kerja puskesmas Baamang I yang masih belum
mempunyai jamban sendiri
IV. WAKTU
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
V. LOKASI
Di aula kelurahan .
VI. DANA
Pelaksanaan kegiatan STBM ini semua beban biaya dianggarkan di RPK
BOK 2017
VII. PELAKSANA
Penanggung jawab program / tenaga kesehatan lingkungan.
VIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini kami buat agar dapat dijadikan acuan
dalam membuat pelatihan dan pemicuan STBM
Mengetahui
Kepala Puskesmas . Ketua Pokja Kesling
.. ..
NIP. NIP.
KERANGKA ACUAN
IMPLEMENTASI HSP
( HYGIENE SANITASI PANGAN )
I. PENDAHULUAN
Hygiene sanitasi makanan ditunjukkan dengan susunan makanan
dan pyramid makanan. Lokasi puncak ditempatin oleh makanan yang
mengandung lemak,minyak, dan rasa manis. Sedangkan dibawahnya
ditempatin makanan sejenis susu, keju, yogurt, daging, telur dan
kacanga-kacangan. Dibawah ini lagi ditempatin oleh buah dan sayur.
Lokasi terbawah ditempatin oleh nasi,roti dan sereal ( Mukono, 2008 )
Sanitasi makanan adalah untuk mencegah konntaminasi
makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan.
Sanitasi makanan adalah usaha mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman. ( Muliya,
2005 )
Sanitasi makanan dan minuman termasuk kebutuhan dasar
terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia karena
merupakan sumber energi satu-satunya. Sehingga apapun yang
disajikan sebagai makanan maupun minuman manusia haruslah
memenuhi syarat utama, yaitu citra rasa makanan dan keamanan
makanan dalam arti makanan tidak mengandung zat atau
mikroorganisme yang dapat mengganggu kesehatan tubuh yang
memakan ( Moehayi, 1992 dan Simamora 2011 )
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia yang
diperlukan setiap saat dan harus ditangani dan dikelola dengan baik
dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola
makanan dan minuman berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip
hygiene sanitasi makanan ( depkes RI 2004 )
III. TUJUAN
Sanitasi makanan untuk menjamin keamanan dan kemurnian
makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan
makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi
kerusakan/pemborosan makanan. Hygiene dan sanitasi makanan
bertujuan untuk mengendalikan makanan, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan lainnya.
VI. SASARAN
Untuk kegiatan implementasi Hygiene Sanitasi Pangan
sasarannya adalah siswa Sekolah Dasar.
VIII. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini dibiayai lewat dana BOK.
IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan kegiatan dilakukan sesuai dengan
rencana. Laporan dibuat oleh koordinator kegiatan dan ditunjukkan
kepada Kepala Puskesmas. Laporan juga ditembuskan kepada bagian
keuangan dan koordinator UKM.
Sampit, 12
Nopember 2016
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Baamang II, Koordinator kegiatan ,
Sehubungan dengan Penyelenggaraan Diklat TOT Materi Anti Korupsi yang diselenggarakan di Pusdiklat Aparatut Kemenkes RI,
dengan ini menugaskan kepada :
Untuk melaksanakan tugas sebagai peserta Diklat TOT Materi Anti Korupsi yang dilaksankan pada :
Demikian surat tugas ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Pengertian hygiene menurut Depkes : upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan, piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi
keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan : salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan
yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan.memasak mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam
proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen.
Sarana dan prasarana pelayanan pengambilan sampel air bersih/air minum untuk
pemeriksaan bakteriologis air bersih dan air minum antara lain:
a. Botol steril
b. Botol kimia
c. Sarung tangan
d. Etiket
e. Pulpen
f. Tas Sample
g. Lampu bunsen
h. Alkohol 70%
Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih
KERANGKA ACUAN KERJA
IS AIR BERSIH
Untuk penyediaan air minum perpipaan dan air minum kemasan dan ataukemasan isi
ulang :( 1 ) P e m e r i k s a a n k u a l i t a s b a k t e r i o l o g i s ( 2 ) P e m e r i k s a a n
k u a l i t a s k i m i a w i ( 3 ) T i t i k p e n g a m b i l a n s a m p e l a i r Data yang
diperoleh dari analisis kualitas air tergantung pada teknik
analisisy a n g d i g u n a k a n d a n m e t o d e p e n g a m b i l a n c o n t o h y
a n g b a i k . M e t o d e pengambilan contoh yang tepat dan cocok dap
a t d i g u n a k a n d i s e s u a i k a n dengan jenis maupun lokasi sampling. Dalam
pengambilan contoh air perlumemperhatikan titik sampling, waktu, peralatan
yang digunakan, dan jenis parameter yang akan dianalisis.
Metode Pengambilan Contoh Uji KualitasAir
dapat dilihat pada
SNI 06 2412 1991
.P e n g a w a s a n a i r m i n u m d i l a k u k a n d a l a m u p a y a
m e m p e r h a t i k a n d a n meningkatkan derajat kualitas kesehatan masyarakat
sebagai konsumen air minum, agar air yang dikonsumsi tidak menimbulkan gangguan
kesehatan.
I I . P e n g a m b i l a n C o n t o h U j i I I . 1 . U
m u m
Maksud pengambilan contoh uji (sampling), adalah mengumpulkanv
olume contoh uji yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi
masih mewakili (representatif), yaitu masih mempunyai sifatsifat yang sama dengan
sumber contoh tersebut (misal badan
air/sungai, danau/waduk, mata air, sumur dll.). P e n g a m b i l a n c o n t o h u j i a d a
lah merupakan langkah pertama dariserangkaian penelitian s
u a t u b a d a n a i r , d i m a n a u r u t a n n y a a d a l a h sebagai berikut :
(1)Pengambilan contoh uji yang representatif (2)Transportasi dan
p e n a n g a n a n c o n t o h u j i ( 3 ) A n a l i s a d i l a b o r a t o r i u m Jadi jelas bahwa
hasil analisa hanya berlaku, jika langkah langkah lain telah dilaksanakan
dengan lengkap.II.2.
Jenis Contoh Uji
Ada 3 (tiga) jenis contoh uji ( sampel ), yaitu :
(1)Contoh ( sampel ) sesaat ( Grab sample ) :
Contoh uji yang diambil di satu titik dan di suatu saat atau volume contoh uji
yang diambil langsung dari badan air yang sedang diteliti.
2
You're reading a free preview.
Pages 3 to 27 are not shown in this preview.