Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN E.

3
PERHITUNGAN KOEFISIEN LIMPASAN

Penentuan koefisien limpasan adalah dengan cara pengamatan langsung ke


lokasi penambangan dan berdasarkan peta keadaan tambang terbaru. Harga
koefisien limpasan memperhatikan berbagai faktor, yaitu vegetasi, topografi,
tataguna lahan dan jenis tanah. Penentuan harga koefisien limpasan dilakukan
dengan memperkirakan presentase luas area dengan kondisi yang berbeda.
Sehingga dari berbagai kondisi daerah tangkapan hujan, diperoleh harga koefisien
limpasan yang sesuai dengan kondisi vegetasi, kondisi topografi dan kondisi
tanah.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga koefisien limpasan,
antara lain kondisi permukaan tanah, luas daerah tangkapan hujan, kemiringan
permukaan tanah, dan lain-lain. Nilai koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel
C.1.

Tabel E.3.1.
Nilai Koefisien Limpasan

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv
Topografi, Ct Tanah, Cs Vegetasi, Cv
Datar (<1 %) 0,03 Pasir dan Gravel 0,04 Hutan 0,04
Bergelombang (1-10%) 0,08 Lempung berpasir 0,08 Pertanian 0,11
Perbukitan (10-20%) 0,16 Lempung dan lanau 0,16 Padang rumput 0,21
Pegunungan (>20%) 0,26 Lapisan batu 0,26 Tanpa tanaman 0,28
Sumber: Suripin, 2004

Jika terdapat perbedaan macam penggunaan lahan maka harga C dapat


ditentukan dengan rumus :

107
n

C A i i
C i 1
n

A
i 1
i

Perhitungan koefisien limpasan pada daerah tangkapan hujan adalah


sebagai berikut:
I.
Daerah Tangkapan Hujan 1 (Air yang langsung jatuh ke paritan sekitar
bukaan tambang)
DTH 1A
Luas Daerah Tangkapan = 0.004 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,16 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,7

DTH 1B
Luas Daerah Tangkapan = 0.005 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,26 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,8

DTH 1C
Luas Daerah Tangkapan = 0,025 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,03 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,57
II.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 2 (Air Limpasan yang masuk ke paritan
sekitar bukaan tambang), yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,006 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,03 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,57
III.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 3 (Air Limpasan yang masuk ke paritan
sekitar bukaan tambang), yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,014 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,03 +0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,57

108
IV.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 4 (Air Limpasan yang masuk ke paritan
sekitar bukaan tambang), yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,005 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,03 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,57
V.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 5 (Air Limpasan yang masuk ke sump),
yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,022 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,03 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,57
VI.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 6 (Air Limpasan yang masuk ke
konstruksi), yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,008 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,26 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,8
VII.
Luas Daerah Tangkapan Hujan 7 (Air Limpasan yang masuk ke paritan
disekitar jalan tambang), yaitu :
Luas Daerah Tangkapan = 0,016 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,16 + 0,26 + 0,28
Koefisien Limpasan (C) = 0,7

Penentuan koefisien limpasan berdasarkan parameter yaitu kerapatan


vegetasi, jenis material penyusun tanah dan kemiringan tanah. Berdasarkan pada
topografi daerah tangkapan hujan diketahui bahwa kemiringan tanah (1-10) % dan
diketahui jenis lahan relatif masih berupa hutan serta daerah tambang tanpa
tumbuhan.

Setelah luas masing-masing diketahui maka dapat dihitungan koefisien


limpasan rata - rata pada masing-masing daerah tangkapan hujan sebagai berikut :

1. DTH I

Daerah tangkapan hujan I A , I B dan I C terdiri dari tanpa tanaman dengan


nilai C DTH 1A = 0,7 ; C DTH 1B = 0,8 ; dan C DTH 1C = 0,57. Sehingga
untuk nilai C rata-ratanya adalah :
( 0,004 x 0,7 )+ ( 0,005 x 0,8 ) + ( 0,025 x 0,57 )
C= =0,619
( 0,004+ 0,005+0,025 )

2. DTH 2

109
Daerah tangkapan hujan 2 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,57

3. DTH 3
Daerah tangkapan hujan 3 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,57

4. DTH 4
Daerah tangkapan hujan 4 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,57

5. DTH 5
Daerah tangkapan hujan 5 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,57

6. DTH 6
Daerah tangkapan hujan 6 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,8

7. DTH 7
Daerah tangkapan hujan 7 terdiri dari daerah Datar dengan nilai C = 0,7

Setelah diamati langsung di lapangan dan dilihat peta keadaan bukaan


tambang terbaru, maka nilai koefisien limpasan untuk masing-masing daerah
tangkapan hujan adalah sebagai berikut (lihat Tabel D.2).

Tabel E.3.2
Nilai Koefisien Limpasan dan Daerah Tangkapan Hujan

Lokasi Luas C
DTH-I : 0,035 km2
DTH-1A 0,004 km2
0,619
DTH-1B 0,005 km2
DTH-1C 0,025 km2

DTH-II 0,006 km2 0,57

DTH-III 0,014 km2 0,57

110
DTH-IV 0,005 km2 0,57

DTH-V 0,022 km2 0,57

DTH-VI 0,008 km2 0,8

DTH-VII 0,016 km2 0,7

111

Anda mungkin juga menyukai