Anda di halaman 1dari 3

LAMPIRAN E

PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN TERBUKA

A. Perhitungan Koefisien Limpasan


Penentuan koefisien limpasan adalah dengan cara pengamatan langsung ke
lokasi penambangan dan berdasarkan peta topografi. Harga koefisien limpasan
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain kondisi permukaan tanah, dan luas
daerah tangkapan hujan. Penentuan harga koefisien limpasan dilakukan dengan
memperkirakan presentase luas area dengan kondisi yang berbeda. Nilai koefisien
limpasan dapat dilihat pada Tabe D.1
Tabel D.1
Nilai koefisien Limpasan
Koefisien aliran C = Ct+Cs+Cv
Topografi, Ct Tanah, Cs Vegetasi, Cv
Datar (<1%) Pasir dan Gravel Hutan
0,03 0,04 0,04
Bergelombang (1-10%) Lempung Berpasir Pertanian
0,08 0,08 0,11
Perbukitan (10-20%) Lempung dan Lanau Padang Rumput
0,16 0,16 0,21
Pegunungan (>20%) Lapisan Batu Tanpa Tanaman
0,26 0,26 0,28
Sumber : Suripin, 2004
Sesuai dengan table nilai koefisien limpasan diatas,maka dapat diperoleh
nilai koefisien dengan nilai yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada .
Berikut adalah luas daerah tangkapan hujan dengan bantuan Software Autocad dan
nilai koefisien pada setiap daerah tangkapan hujan, yaitu :
1. Luas Daerah Tangkapan Hujan (DTH) 1 = 1.609.269,7439 m2
= 1,609 km2
Koefisien Limpasan ( Ct + Cs + Cv ) = 0,16 + 0,08 + 0,21
Koefisien Limpasan (C) = 0,45
2. Luas Daerah Tangkapan Hujan (DTH) 2 = 467.889,7217 m2
= 0,468 km2
Koefisien Limpasan (Ct + Cs + Cv) = 0,08 + 0,08 + 0,04
Koefisien Limpasan (C) = 0,2
LAMPIRAN E
PERHITUNGAN DEBIT AIR LIMPASAN

B. Perhitungan Debit Air Limpasan


Perhitungan debit air limpasan dilakukan dengan menggunakan rumus
rasional sebagai berikut :

Q = 0,278 . C . I . A
Keterangan :
Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
A. Perhitungan Debit Air Limpasan
1. Untuk daerah tangkapan hujan I (Luar Bukaan Tambang) didapatkan data:
Luas daerah tangkapan hujan (A) = 1,609 km2
Intensitas curah hujan rata-rata (I) = 31,134 mm/jam (Lampiran A)
Koefisien limpasan (C) = 0,45
Sehingga debit air limpasan maksimum
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,45 x 31,134 x 1,609
= 6,267 m3/detik
2. Untuk daerah tangkapan hujan II (Bukaan Tambang) didapatkan data:
Luas daerah tangkapan hujan (A) = 0,468 km2
Intensitas curah hujan rata-rata (I) = 31,134 mm/jam (Lampiran A))
Koefisien limpasan (C) = 0,2
Sehingga debit air limpasan maksimum
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,2 x 31,134 x 0,468
= 0,811 m3/detik
3. Total debit air tambang yaitu Jumlah debit air pada bukaan tambang
dijumlahkan dari debit air limpasan yang masuk dari daerah tangkapan
hujan
Q = 6,267 m3/detik + 0,811 m3/detik
= 7,078 m3/detik
Tabel E.1
Perhitungan Debit Air Maksimum
Intensitas
Luas
Koefisien Curah Debit Debit
Lokasi DTH
Limpasan Hujan (m3/detik) (m3/jam)
(km2)
(mm/jam)
DTH I 0,45 1,609 31,134 6,267 22.561,2
DTH II 0,2 0,468 31,134 0,811 2.919,6

Anda mungkin juga menyukai