Q = 0,278 . C . I . A
Keterangan :
Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
A. Perhitungan Debit Air Limpasan
1. Untuk daerah tangkapan hujan I (Luar Bukaan Tambang) didapatkan data:
Luas daerah tangkapan hujan (A) = 1,609 km2
Intensitas curah hujan rata-rata (I) = 31,134 mm/jam (Lampiran A)
Koefisien limpasan (C) = 0,45
Sehingga debit air limpasan maksimum
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,45 x 31,134 x 1,609
= 6,267 m3/detik
2. Untuk daerah tangkapan hujan II (Bukaan Tambang) didapatkan data:
Luas daerah tangkapan hujan (A) = 0,468 km2
Intensitas curah hujan rata-rata (I) = 31,134 mm/jam (Lampiran A))
Koefisien limpasan (C) = 0,2
Sehingga debit air limpasan maksimum
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,2 x 31,134 x 0,468
= 0,811 m3/detik
3. Total debit air tambang yaitu Jumlah debit air pada bukaan tambang
dijumlahkan dari debit air limpasan yang masuk dari daerah tangkapan
hujan
Q = 6,267 m3/detik + 0,811 m3/detik
= 7,078 m3/detik
Tabel E.1
Perhitungan Debit Air Maksimum
Intensitas
Luas
Koefisien Curah Debit Debit
Lokasi DTH
Limpasan Hujan (m3/detik) (m3/jam)
(km2)
(mm/jam)
DTH I 0,45 1,609 31,134 6,267 22.561,2
DTH II 0,2 0,468 31,134 0,811 2.919,6