Anda di halaman 1dari 6

EKKLESIA

Pada tahun yang baru ini, Tuhan rindu agar kita mempunyai cara pandang yang baru tentang
rumahNya. Seringkali kita memiliki citra (gambar) gereja yang tidak Alkitabiah di dalam
pikiran kita. Citra (gambar) gereja yang ada di imajinasi seseorang mempengaruhi bagaimana
ia menjalankan kehidupan gerejanya, dan jika citra itu terbentuk atau dipengaruhi oleh
konsep-konsep tradisi yang ada, pastilah orang tersebut menjalani gaya hidup gereja yang
digerakkan oleh tradisi. Demikian pula, jika citra gereja yang ada di imajinasinya adalah citra
gereja yang duniawi, maka gereja yang akan dihasilkan juga adalah gereja yang duniawi.

Banyak orang yang melihat gereja yang ada sebagai gereja penggembalaan, pengajaran,
penginjilan, atau gereja yang profetik. Semua unsur itu memang harus ada di dalam gereja,
namun gereja sejati haruslah bersifat apostolik. Gereja apostolik memiliki semua unsur yang
penting tersebut. Gereja apostolik adalah gereja yang dibangun berdasarkan cetak biru yang
diberikan kepada rasul-rasul. Oleh karena itu, marilah kita melihat seperti apakah gereja yang
apostolik itu. Jika kita ingin mendapatkan citra (gambar) gereja yang asli, maka kita harus
melihat kepada konsep gereja ketika pertama kali diajarkan oleh Yesus Kristus. Yesus
Kristuslah yang pertama-tama mengungkapkan kata gereja di dalam kitab Matius, yaitu
sebanyak dua kali di pasal 16 dan 18.

Pewahyuan Tentang Siapakah Yesus

Pada suatu ketika, Kristus membawa murid-muridNya ke Kaisarea, Filipi. Di situ, ada tebing
batu besar yang memiliki gua besar dan menyerupai pintu gerbang yang disebut pintu
gerbang alam maut. Di tempat itu, pernah dibangun berbagai kuil dari semua ilah (dewa) di
segala zaman kerajaan; mulai dari kerajaan Babilonia, Yunani, sampai kerajaan Romawi. Di
tempat inilah Yesus bertanya kepada murid-murid tentang siiapakah diriNya. Tiba-tiba Petrus
mendapatkan pewahyuan bahwa Yesus adalah, Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat.
16:16). Selanjutnya, Yesus berkata bahwa di atas dasar pewahyuan inilah Dia akan
membangun gerejaNya. Mari kita amati perkataan Petrus. Siapakah Mesias? Mesias, menurut
kepercayaan orang-orang Yahudi adalah Raja yang akan datang untuk menyelamatkan orang-
orang Israel. Jadi, Mesias adalah Raja Penyelamat. Lalu, Siapakah Anak Allah yang hidup
itu? Yesus bukanlah manusia biasa, Ialah Anak Allah itu. Dan, Anak Allah adalah Allah.

Ingatkah Anda bahwa ketika Yesus mengaku sebagai Anak Allah, orang-orang Yahudi ingin
membunuhNya (Yoh. 10:32-39)? Bagi seorang Yahudi tulen, dengan menyatakan diriNya
sebagai Anak Allah, Yesus telah mengakui diriNya sebagai Allah. Bagi mereka, ini adalah
hujat. Itulah sebabnya, mereka hendak membunuh Dia. Mengapa? Karena mereka
menganggap Yesus hanyalah seorang manusia, tetapi terlalu berani menyamakan diriNya
dengan Allah.

Anak Allah adalah firman Allah yang menjelma sebagai manusia dan berdiam di dalam dan
di antara umatNya. Kristus adalah Firman yang menjelma menjadi manusia untuk
menyatakan siapakah Bapa itu. Ini berarti, Yesus adalah Anak Allah. Sebagai Raja dan Allah
sendiri, apa yang Yesus kehendaki untuk terjadi di bumi? Sebagai seorang Raja, Yesus
menginginkan sebuah kerajaan. Sebagai Allah yang hidup, Ia menginginkan sebuah
bait/tempat kediaman. Kedua aspek ini menunjukkan bahwa Ia menginginkan sebuah tempat
kediaman untuk memerintah. Nah, tempat kediaman itulah yang dinyatakan oleh Yesus di
Kaisarea Filipi sebagai ekklesia. Jadi, apakah ekklesia itu? Ekklesia bukanlah istilah baru
yang tiba-tiba diilhamkan kepada Yesus. Ekklesia justru telah digunakan oleh masyarakat
sejak masa kerajaan Yunani, 400 tahun sebelumnya. Pada zaman Yunani klasik, para filsuf
Yunani seperti Socrates, Plato dan Aristoteles yang memperkenalkan istilah ekklesia. Istilah
ini dipakai oleh kerajaan Yunani untuk melukiskan sebuah lembaga (kelompok manusia)
yang dipanggil keluar dari kesatuan militer karena telah melayani selama dua tahun, untuk
menjadi dewan kota mendampingi raja dalam urusan pemerintahannya.

Ekklesia pada zaman Romawi tampaknya sedikit berubah, karena orang-orang yang dipilih
tidak selalu berasal dari latar belakang militer. Tugas ekklesia adalah menentukan para
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Ekklesia adalah semacam badan penasihat raja.
Tugasnya yang paling luar biasa adalah mengambil keputusan bersama raja di dalam
melaksanakan ekspansi kerajaan. Mereka bersama raja menentukan keputusan penting untuk
berperang dan memperluas kerajaan mereka. Ekklesia didirikan untuk memperluas kerajaan
dari raja yang memerintah. Di zaman itu, ekklesia bertemu beberapa kali dalam sebulan
(maksimal 4 kali).

Dari konsep ekklesia di atas, Yesus menyatakan bahwa sebagai Raja dan Anak Allah yang
hidup, Ia akan mendirikan ekklesia-Nya, yang jauh lebih hebat daripada ekklesia para raja
yang pernah memerintah. Kitalah ekklesia yang hebat itu. Gereja adalah ekklesia Kristus,
Raja dan Anak Allah yang hidup. Ekklesia itu adalah sekelompok orang yang dipanggil
keluar dari kerajaan kegelapan, untuk menjadi tempat kediamanNya (tubuh Kristus; keluarga
Bapa; bait Roh Kudus), untuk menghadirkan atau memperluas kerajaan Allah di bumi.

Berperang Untuk Memperluas Kerajaan Allah

Di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, ekklesia selalu mengadakan rapat (sidang) dengan
raja untuk menentukan keputusan menyatakan perang dan mengirim utusan-utusan perang
(jenderal-jenderal), yang disebut apostolos atau rasul. Para jenderal (apostolos/rasul)
yang diutus akan berperang melawan negara yang hendak ditaklukkan. Setelah ditaklukkan,
para utusan perang (apostolos) akan melakukan parade kemenangan dan memberitakan kabar
kemenangan dan mengajak rakyat kota yang ditaklukkannya untuk menjadi warga negara
kerajaan mereka. Dengan cara yang sama seperti itulah, Allah Bapa mengutus jenderal/rasul
pertamaNya, yaitu Yesus Kristus, untuk memperluas kerajaanNya di bumi.

Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu. (Mat. 12:28)

Bagaimana cara Yesus sebagai rasul pertama memperluas Kerajaan Allah? Caranya adalah
dengan mengusir setan, musuh Kerajaan Allah. Bila musuh Kerajaan Allah telah dihancurkan
dan dikalahkan, maka kerajaan Allah diperluas. Memang tugas kedatangan Anak Allah adalah
untuk membinasakan perbuatan-perbuatan iblis itu (1 Yoh. 3:8). Jadi, satu-satunya cara untuk
memperlebar Kerajaan Allah adalah dengan berperang melawan iblis dan menghancurkan
perbuatan-perbuatannya.
Hal inilah yang dilakukan oleh Yesus dengan kuasa Roh Allah. Setelah Yesus datang sebagai
Rasul, utusan perang yang pertama, Ia juga memperbanyak utusan-utusan perangNya untuk
menjadi penakluk-penakluk di daerah teritorial musuh dan memperluas Kerajaan Allah.

Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendakiNya


dan merekapun datang kepadaNya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan
untuk diutusNya memberitakan Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan. (Mrk.
3:13-15)

Seperti Bapa mengutus Yesus, Rasul pertamaNya, demikian pula Yesus mengutus ke-12 rasul
untuk memperluas Kerajaan Allah dengan metode yang sama, yaitu mengusir setan dengan
kuasa Roh Allah. Apakah tugas memperluas Kerajaan Allah hanya diberikan kepada ke-12
murid yang diberi jabatan rasul? Tidak. Ternyata tugas yang sama diberikan oleh Yesus
kepada ke-70 murid yang tidak berjabatan rasul (Luk.10:1-12) untuk memperluas Kerajaan
Allah. Ternyata tugas peperangan melawan setan untuk memperluas Kerajaan Allah, bukan
hanya diperintahkan kepada rasul-rasul dan ke-70 murid saja, tetapi juga diberikan kepada
seluruh orang percaya (Mrk. 16:15-20).

Itu sebabnya, kita sebagai Tubuh Kristus harus sadar bahwa tugas untuk memperluas
Kerajaan Allah ternyata diberikan kepada seluruh ekklesia-Nya. Karena itulah hakekat dari
maksud didirikannya ekklesia. Ekklesia didirikan oleh Yesus untuk melakukan peperangan
melawan kerajaan kegelapan dan memperluas Kerajaan Allah.

Kunci-kunci Kerajaan

Sekarang, marilah kita mendalami kuasa apakah yang diberikan oleh Kristus kepada ekklesia-
Nya? Kepada ekklesia itulah, Tuhan Yesus memberikan kunci-kunci kerajaan untuk
mengalahkan pintu gerbang kerajaan kegelapan. Mengapa? Karena kerajaan kegelapan
telah menguasai kehidupan manusia di seluruh bumi ini (Mat. 4:8-9; 1 Yoh. 5:19). Jika kita
melihat Matius 18:18-20, walau dengan konteks yang sedikit berbeda, kita dapat melihat
bahwa kunci-kunci kerajaan, yaitu kuasa mengikat dan melepaskan tersebut, diberikan bukan
hanya kepada Petrus (Mat. 16:17-19), tetapi kepada semua orang percaya yang bersepakat.

Itulah sebabnya, ekklesia mempunyai kunci-kunci kerajaan yang bisa mengalahkan kerajaan
kegelapan. Ekklesia, dengan kunci-kunci kerajaan, akan mengalahkan pintu gerbang kerajaan
kegelapan dan melepaskan jiwa-jiwa yang terikat dan membawanya ke dalam Kerajaan
Allah. Kunci-kunci kerajaan tersebut adalah kuasa yang diberikan oleh Kristus (Raja) untuk
menghancurkan pekerjaan-pekerjaan setan atas manusia. Kunci-kunci kerajaan adalah
pelayanan doa syafaat, doa peperangan rohani, pengusiran setan, doa pelepasan, kesembuhan,
mujizat, dan pemberitaan Injil yang membebaskan jiwa-jiwa dari ikatan setan.
Pola Dasar Ekklesia

Yesus berkata bahwa Ia akan membangun ekklesia-Nya. Artinya, hal itu belum terjadi pada
masa itu, tetapi akan terjadi pada hari Pentakosta. Namun, selama 3,5 tahun pelayanan Yesus,
sebenarnya Ia sedang mempersiapkan sebuah pola dasar bagi ekklesia-Nya. Pola dasar
ekklesia adalah sebuah contoh seperti pola dasar yang terlebih dahulu dibuat untuk
memotong kain, sesuai dengan pola dasar tersebut. Ketika kain tersebut dijahit, pakaian yang
dihasilkan sesuai dengan model dan ukuran yang diinginkan oleh desainernya.

Pola dasar ekklesia adalah seperti cetak biru (blue print) pada bangunan. Pola dasar
ekklesia adalah seperti DNA awal dari suatu mahluk hidup (misalnya, binatang) yang
hendak dikloning menjadi banyak mahluk hidup, yang persis serupa sifatnya dengan mahluk
hidup awalnya. Setelah Yesus membentuk pola dasar ekklesia yang dihidupi oleh para rasul
pada masa 3,5 tahun pelayananNya, pola tersebut kemudian digunakan sebagai pola dasar
yang dimultiplikasikan kepada ekklesia mula-mula di hari Pentakosta. Jadi, DNA gereja yang
mula-mula dikloning dari pola dasar ekklesia, untuk kemudian dihidupi oleh para rasul.

Nah, apakah pola dasar ekklesia tersebut? Markus menuliskan keterangan yang luar biasa
bagi kita:

Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendakiNya


dan merekapun datang kepadaNya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan
untuk diutusNya memberitakan Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan. (Mrk.
3:13-15)

Bukan hanya itu saja, tetapi Markus juga menjelaskan kepada kita tentang apa yang
dilakukan oleh Yesus:

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka
kuasa atas roh-roh jahat, (Mrk. 6:7)

Yesus memanggil ke-12 muridNya (rasul) untuk menjadi ekklesia (= yang dipanggil
keluar)
Yesus menetapkan ke-12 muridNya (rasul) untuk menyertai Dia dalam sebuah
komunitas kecil (komunitas sel = komsel)

Yesus mengutus ke-12 muridNya (rasul) berdua-dua untuk menghadirkan


(memperluas) Kerajaan Allah dengan memenangkan jiwa (komunitas sepakat =
kompak)

Unit Dasar Ekklesia

Sebelum ekklesia dilahirkan di hari Pentakosta, Yesus mengumpulkan komsel para rasul
selama 40 hari dan mengajarkan berulang-ulang kepada mereka topik Kerajaan Allah (Kis.
1:1-3). Adapun daftar nama para rasul (11 orang) dicantumkan dengan menggunakan pola
kelompok kecil yang berisi 2-3 orang, dan masing-masing pasangan dihubungkan dengan
kata sambung kai (kata yang menunjukkan hubungan beberapa objek di dalam satu
kesatuan).

Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang.
Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus
dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. (Kis. 1:13)
Kemudian, mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama (Kis. 1:1-4). Tapi, sebelum
Roh Kudus dicurahkan, maka rasul-rasul harus membuang undi untuk menentukan pengganti
Yudas yang jatuh dan bunuh diri. Jadi, jika ke-12 murid telah komplit, maka beginilah bentuk
unit dasar ekklesia yang menjadi pola dasar.

Inilah unit dasar ekklesia yang terus dipraktikkan oleh para rasul sebagai pola dasar, yang
harus terus-menerus dimultiplikasikan gaya hidupnya (DNA) kepada seluruh anggota
ekklesia. Itu sebabnya, semua orang yang sedang mendengarkan kotbah Petrus menjawab
PANGGILAN untuk menjadi ekklesia (Kis. 2:37-41). Semua orang yang telah dipanggil
tersebut, DITETAPKAN untuk hidup di komunitas kecil di rumah-rumah (Kis. 2:46-47).
Akhirnya, semua orang percaya diurapi oleh Roh Kudus dan DIUTUS untuk bersaksi,
sehingga tiap-tiap hari ada jiwa baru yang dimenangkan (Kis. 4:47).

Jadi, marilah kita pada tahun ini benar-benar mempersiapkan diri, supaya dipakai oleh
Kristus untuk membangun ekklesia yang pintu alam maut pun tak sanggup mengalahkannya.
Ingat, Kristuslah yang sedang membangun ekklesia-Nya melalui kita.

Anda mungkin juga menyukai