Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Lembaga Keuangan non Bank Indonesia

Tokoh lembaga keuangan bukan Bank di Indonesia adalah Bapak Raden Mas Ngabehi
Dwidjosewojo. Ia Ikut mendirikan, dan pernah menjadi sekretaris PB Boedi Oetomo.Pada
tahun 1912 Bersama sahabatnya mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetera di
Magelang. Tujuannya adalah perjuangan kebangsaan dibidang sosial-ekonomi. Keprihatinan
M. Ng. Dwidjosewojo amat besar atas nasib para guru bumiputera
(pribumi) yang mengalami kesullitan pembiayaan hidup. Maka melalui AJB, kesulitan hidup
ini bisa dibantu diatasi. Ketika didirikan AJB yang masih berdiri sampai sekarang dan maju,
bernama Onderlinge Levensverzekerings Mij Boemi Poetera dan anggotanya sebatas
kalangan dari perhimpunan guru orang
Indonesia di Hindia Belanda.

Dwidjosewojo mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910.
Kemudian terealisasi menjadi badan usaha sebagai salah satu putusan Kongres pertama
PGHB di Magelang tgl 12 Februari 1912 Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu, sejak awal pendiriannya
Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk
badan usaha mutual atau usaha bersama. Semua pemegang
polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil mereka di Badan Perwakilan
Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan.

Asas mutualisme ini, kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme


pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini. Hingga semester
pertama 2005 Bumiputera mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9.7
juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh Indonesia.
Meskipun sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap
pasar domestik, AJB mampu tetap bertahan bahkan berkembang. Bahkan pada tahun 1989
mendirikan Bank Bumi Putera

Anda mungkin juga menyukai