Anda di halaman 1dari 52

Puskesmas Boyolali I adalah Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten

Boyolali yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan pada wilayah kerja
sebanyak 3 desa dari 9 desa di Kecamatan Boyolali.
Adapun azas penyelenggaraan Puskesmas dilaksanakan secara terpadu, yaitu azas
pertanggungjawabanwilayah,pemberdayaanmasyarakat,keterpaduan,danrujukan.Agarupaya
kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen
dengan baik.Manajemen Puskesmas merupakanrangkaiankegiatan yangdilaksanakansecara
sistematikuntukmenghasilkanluaranPuskesmassecaraefektifdanefisien.Kegiatantersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggungjawaban yang merupakan satu kesatuan kegiatan yang saling terkait dan
berkesinambungan.

BerikuturaianstandarpelayananLaboratorium:

NO KOMPONEN URAIAN

1. DasarHukum 1.Keputusan Menteri Kesehatan Republik


IndonesiaNomor128/Menkes/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat.

2.Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali


Nomor18 Tahun 2011tentang Retribusi
PelayananKesehatan.

3.Peraturan Bupati Boyolali Nomor 45


Tahun2011

2. PersyaratanPelayanan 1.Pasienterdaftardiloketpendaftaran

2.Rujukandokterklinikumum

3. Sistem,mekanisme, 1.Pasienmenyerahkanrujukandokterklinik
danprosedur umum

2.Pasien mendapatkan pelayanan


pemeriksaan laboratorium sesuai rujukan
dokterklinikumum

3.Pasien menunggu hasil pemeriksaan di


ruangtunggu

4.Petugas laboratorium menyerahkan hasil


pemeriksaanlaboratoriumkeklinikumum

4. Jangkawaktu 530menit(tergantungjenispemeriksaan)
penyelesaian

5. Biaya/tarif Sesuai:

1.Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali


Nomor18 Tahun 2011tentang Retribusi
PelayananKesehatan

2.PeraturanBupatiBoyolaliNomor45Tahun
2011

6. Produkpelayanan Pelayanan pemeriksaan laboratorium


sesuairujukandokter

7. Sarana,prasarana Alat pengambil spesimen,Hematologi


dan/ataufasilitas Analyzer, Fotometer, Reagen,
Mikroskop,Sentrifuge,Alatpenunjang

8. Kompetensipelaksana Analislaboratorium

9. Pengawasaninternal Dilakukan secara rutin oleh Kepala


PuskesmasdanberkalaolehKepalaDinas
Kesehatan

10. Penanganan Pengaduan dan saran dapat disampaikan


pengaduan,saran,dan langsungkepada Kepala Puskesmas atau
masukan dimasukkan di kotak saran, kemudian
diprosesuntukmendapattanggapan

11. Jumlahpelaksana 1orang

12. Jaminanpelayanan BPJS,Jamkesda,

13. Jaminankeamanandan Sesuaistandaroperasionalprosedur


keselamatanpelayanan

14. Evaluasikinerja Dilakukansecaraberkalamelaluilokmin


pelaksana bulanan, tribulanan, dan tahunan secara
intern, kemudian dievaluasi oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam
kegiatanBintekTahunan.

A. Ketenagaan Laboratorium UPTD Puskesmas Boyolali I:


==> Sri Partiningsih, A.Md,AK

B. Pelayanan yang disediakan Laboratorium UPTD Puskesmas Boyolali I:

1. Pemeriksaan darah, meliputi:

Darah Rutin
Hb, Leukosit, Hitung jenis Leukosit, Jumlah eritrosit, LED, Haematokrit, Jumlah trombosit)
Golongan darah

2. Pemeriksaan kimia darah, meliputi:

Gula darah, Cholesterol, Asam urat, Trigliserid

3. Pemeriksaan Imunologi Serologi, meliputi:

Pemeriksaan widal
Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B surface antigen)
Pemeriksaan VDRL (Veneraal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan TPHA(Treponema phalid hemaglutination)

4. Pemeriksaan, Mikrobiologi, meliputi:

Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam)


Pemeriksaan Neisseria gonorrhoeae

5. Pemeriksaan Faeces (Mikroskopis & Makroskopis)

6. Pemeriksaan Urine, meliputi:

Pemeriksaan makroskopis Urine


Pemeriksaan Mikroskopis Urine
Pemeriksaan Kimia Urine

Pemeriksaan Kehamilan

C. Modalitas/Inventaris yang dimiliki Laboratorium UPTD Puskesmas Boyolali I:

1. Fotometer

2. Hematology Analyzer

3. Urine Analyzer

4. Mikroskop Binokuler

5. Centrifuge
6. Rotator

D. Waktu Pelayanan Laboratorium UPTD Puskesmas Boyolali I:

Senin s.d Kamis : Jam 07.30 -- 15.00 WIB

Jum'at : Jam 07.30 -- 11.30 WIB

SOP LABORATORIUM PENYERAHAN HASIL


LABORATORIUM
Posted on November 20, 2015 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.

TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.

KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :

Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien

PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.
UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.

SOP LABORATORIUM PENYERAHAN HASIL


LABORATORIUM
Posted on November 20, 2015 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.

TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.

KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :

Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien

PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.

UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.

KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM RUMAH


SAKIT
Posted on March 4, 2016 by admin
Baca & Dengarkan!

Kebijakan Umum :
1. Pelayanan di Laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas unit lab wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak
pasien.
5. Pelayanan Instalasi Laboratorium dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
6. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal
Laboratorium.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
1. Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Setiap parameter laboratorium kontrol kualitasnya sebelum diberlakukan
kepada specimen pasien.
3. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal.
4. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter
atau bila atas permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter Spesialis
Patologi Klinik.
5. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / memenuhi kualitas.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu
maksimal 2 jam, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat
dalam waktu maksimal 1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di
kirim ke laboratorium rujukan.
7. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium di kirim ke
laboratorium rujukan.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diekspertisi oleh dokter spesialis
Patologi Klinik atau petugas yang diberikan kewenangan.
9. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.

BAB III STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG (Ada Pada Lampiran)

3.2. STANDAR FASILITAS


1. Gedung dan Prasarana
NO JENIS KELENGKAPAN JUMLAH / KETERANGAN

1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai

3 Penerangan lampu

4 Air mengalir , bersih Ada

5 Daya Listrik

Tata Ruang :

a) Ruang tunggu

b) Ruang ganti

c) Ruang
Pengambilan spesimen

d) Ruang administrasi

e) Ruang
pemeriksaan

f) Ruang sterilisasi

g) Ruang makan /
minum

h) WC pasien Tidak ada Ada

6 i) WC pegawai Ada Ada

Tempat
penampungan

/pengelolaan
7 sederhana limbah cair Ada

8 Tempat Ada
penampungan
/pengelolaan
sederhana limbah padat

1. Peralatan Laboratorium.

JENIS STANDAR JUMLAH /


NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

1 Blood cell counter 1 1

2 Bunsen Burner 1 1

Differensial
3 cell 1 1

JENIS STANDAR JUMLAH /


NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

counter

Electrolyte
4 Analizer 0 2

Sesuai
5 Gelas pengaduk kebutuhan 2
6 Incubator 1 1

Sesuai Ada sesuai


7 Kaca objek kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


8 Kaca penutup kebutuhan kebutuhan

Kapiler Sesuai Ada sesuai


9 Hematokrit kebutuhan kebutuhan

10 Koagulometer 0 1

Sesuai Ada sesuai


11 Lancet / klik pen kebutuhan kebutuhan

12 Loop ose 2 2

Mikroskope
13 binokuler 2 3

14 Mikropipet 4 10

Sesuai Ada sesuai


15 Peralatan gelas kebutuhan kebutuhan

16 Rak pengecatan 1 1

JUMLAH
/
JENIS STANDAR
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

17 Rak tabung reaksi 1 6

18 Refrigerator 1 2

19 Rotator 0 1
20 Sentrifuse Elektrik 1 3

Sentrifuse
21 Hematokrit 1 1

Sesuai Ada sesuai


22 Semprit jarum kebutuhan kebutuhan

23 Spekrtofotometer 1 1

24 Sterilisator 1 1

25 Stopwatch 1 1

Sesuai Ada sesuai


26 Tabung reaksi kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


27 Tabung sentrifus kebutuhan kebutuhan

Tempat tidur
28 pasien 1 1

Termometer
-10

29 1000 C 1 1

30 Timer 1 3

Sesuai Ada sesuai


31 Tips Pipet kebutuhan kebutuhan

Ada sesuai
32 Torniquet 1 kebutuhan
33 Votrex mixer 1 1

34 Waterbath 1 1

STANDA JUMLAH /
N R LAB KETERANGA
O JENIS KELENGKAPAN MADYA N

Ada sesuai
kebutuhan
35 Westergreen 1 set ( disposable )

Kimia
36 klinik AutoAnalyzer 1

37 HematologiAutoAnalyzer 1

38 Urinalysis Analyzer 1

39 Blood gas Analyzer 1

1. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium.

JENIS STANDAR JUMLAH /


NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

Alat Pemadam Sesuai


1 Api Ringan (APAR) kebutuhan

2 Desinfektan Sesuai Ada sesuai


kebutuhan kebutuhan

Wadah Sesuai Ada sesuai


3 sampah jarum kebutuhan kebutuhan

4 Pemancur air 0 0

Perlengkapan
5 PPPK 1 0

Sesuai Ada sesuai


6 Sarung tangan kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


7 Masker kebutuhan kebutuhan

Jas lab kancing


belakang , lengan Sesuai Ada sesuai
panjang dengan jumlah jumlah petugas
8 karet pada lengan petugas lab lab

Sesuai Ada sesuai


9 Alas kaki tertutup kebutuhan kebutuhan

Wastafel
10 dengan sabun cair 1 6

Ada sesuai
11 Handrub 0 kebutuhan
Pedoman Pelayanan Laboratorium Bab 8
Pengendalian Mutu
Posted on May 17, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU


8.1. PRA ANALITIK.
Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum specimen siap diperiksa.
Cakupan kegiatan pranalitik adalah persiapan pasien, penulisan pesanan
laboratorium (order test) , identitas pasien, persiapan pengambilan specimen,
metode pengambilan specimen, waktu pengambilan specimen, pemilihan tabung /
wadah specimen, transportasi specimen, penempelan identitas pada tabung
specimen , preparasi specimen (sentrigugasi, pipetisasi , dll) sebelum dilakukan tes
pada alat analitik. Kegiatan-kegiatan pra analitik diatas sangat mempengaruhi hasil
akhir suatu tes laboratorium.
Pengendalian mutu pre analitik harus dimulai dari sejak persiapan pasien sampai
sentrifugasi specimen. Hal-hal yang diukur untuk melihat mutu preanalitik adalah :
1. Apakah persiapan pasien sudah benar ?
2. Puasa ?
3. Apakah form permintaan berisi identitas pasien ?
4. Apakah pesanan tes sudah benar ?
5. Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah ?
6. Apakah jumlah specimen dan tabung / tempat specimen sudah benar ?
7. Apakah sampel hemolitik ?
8.2.ANALITIK.
Kegiatan analitik dimulai dengan memastikan reagen dan alat yang dipakai dalam
kondisi baik sebelum pemeriksaan dilakukan.Cara memastikan alat dan reagen
dalam kondisi baik adalah dengan cara melakukan control kualitas dengan langkah
sebagai berikut :
1. Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional
2. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol
3. Cek hasil control apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang ditetapkan; bila
sesuai ,
4. Lihat grafik control harian , apakah sesuai dengan rule yang ditetapkan , bila
sesuai alat dan reagen siap untuk dipakai
5. Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang ditetapkan , cek bahan control, cek
reagen, cek panjang gelombang pada alat, pada cek cuvet baca pada alat, cek
lampu ada alat; perbaiki semua hal ini bila dianggap ada masalah.
6. Lakukan kalibrasi, cocokan nilai kalibrasi
7. Lakukan langkah 2 4
8.3. PASCA ANALITIK.
Kegiatan mutu paska analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil laboratorium
tertera dengan benar pada formulir hasil dan diterima oleh pasien yang benar
dalam waktu yang tepat. Kegiatan mutu paska analitik termasuk didalamnya adalah
:
1. Validasi hasil pemeriksaan laboratorium
2. Validasi pengetikan hasil laboratorium
3. Ekpertisi dokter
4. Validasi Penyerahan hasil laboratorium
8.4. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME).
Kegiatan mutu eksternal adalah kegiatan Mutu yang dikerjakan dengan (minimal )
menjadi peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PNPME), dan dapat
diperluas dengan mengikuti Pemantapan Mutu Laboratorium secara Internasional
(EQAS).
PNPME dikerjakan 1x dalam setahun dengan cara melakukan pemeriksaan sampel
yang diberikan oleh lembaga penyelenggara dan menerima hasil control kualitas
tersebuat dalam bentuk sertifikat.
BAB IX PENUTUP
Demikianlah Pedoman Pelayanan ini dibuat, supaya menjadi pedoman dalam semua
kegiatan pelayanan laboratorium. Bila ada perubahan yang harus dilakukan untuk
tujuan Keselamatan pasien dan peningkatan mutu, maka Pedoman ini dapat
dirubah mengikuti standar yang ada dan yang diharuskan.
Pedoman Pelayanan Laboratorium Bab 4-5
Keselamatan Pasien dan Staf
Posted on May 17, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

6.1. PENGERTIAN.
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas
dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di Laboratorium , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada
kesalahan sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan
pencetakan hasil dan penyerahan hasil , serta tidak ada kesalahan ekspertisi hasil.
Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan salah satu
tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai
adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, mebeler,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat
yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksio nosokomial
yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar
pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri
( APD ).

6.2. TUJUAN.
6.2.1. TUJUAN UMUM :
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS

6.2.2. TUJUAN KHUSUS :


1. Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium RS
2. Mengumpulkan , menganalisa , mengevaluasi data dan mengusulkan jalan
keluar pemecahan KNC, KTD dan Sentinel Event yang terjadi yang berhubungan
dengan laboratorium
3. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di Laboratorium

6.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN.


Tata laksana keselamtan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)
2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium
3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD)
4. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan
terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih
baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan
mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi
system yang baru tersebut
5. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja
bulanan dengan direksi yaitu :
A. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan Indentitas
pasien
B. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif
C. Kejadian pasien jatuh
D. Kejadian yang berhubungan denga transfusi darah
E. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi
( cuci tangan )
F. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
G. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien
BAB VII KESELAMATAN KERJA

7.1.PENGERTIAN.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII
menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang
selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen.
Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan
ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan
yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap
dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SPO,serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin :
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan
Agar fakto-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara

7.2. TUJUAN.
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap
pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari
paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

7.3. TATA LAKSANA.


1.
A. Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai
dengan sirkulasi udara yang
B. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat
bahan kimia berbahaya
Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari
panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk
menghindari bahaya kebakaran
1. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah
sejauh mungkin
2. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai
sekecil mungkin
3. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
Sistem pembuangan limbah yang aman
1. Peralatan
A. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa
sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik
B. Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan

1. Alat Pengaman

Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung tangan,
baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada saat
melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh,
secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada
saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan harus berbeda
untuk setiap pasien.
Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja wajib
digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun pelindung untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau

cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja harus
segera diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh yang lain.
Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat
mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki
petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.
Monitoring Kesehatan

Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan


yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas
laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang
diduga mengandung bakteri
2. Pemberian imunisasi
3. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin.
Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan

1. Mencegah penyebaran bahan infeksi :

Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang


sesuai setiap habis
Menempatkan sisa specimen dalam wadah yang tahan bocor,
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama
bekerja :

Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah

Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan


infeksi saat
3. Mencegah infeksi melalui

Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan/
test Panel Hepatitis dan
Pedoman Pelayanan Laborat Bab IV Pendaftaran
dan Pencatatan
Posted on May 17, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.

4.1.PENDAFTARAN DAN PENCATATAN.


Pasien yang datang kelaboratorium terdiri dari beberapa jenis berdasarkan
permintaan pemeriksaan laboratorium , sebagai berikut :
1. Pasien dari dokter rawat jalan RS
2. Pasien dari dokter IGD RS
3. Pasien dari dokter rawat inap RS
4. Pasien dari dokter luar rumah sakit ( dokter Askes dan Non Askes )
5. Pasien Medical Check-Up (MCU)

Pendaftaran untuk pasien Rumah Sakit dilakukan di bagian masing-masing asal


pasien, tapi formulir permintaan dari bagian asal pasien disimpan dilaboratorium
sebagai arsip dan hasil laboratorium dicatat dalam bentuk softcopy ( program
computer ) maupun hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.
Pendaftaran untuk pasien yang membawa formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dari dokter luar , langsung dilakukan di laboratorium dan hasil
laboratorium dicatat dalam bentuk softcopy ( program computer )
maupun hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.
Untuk pasien-pasien MCU, pendaftaran dilakukan melalui Tim MCU, arsip
permintaan dan hasil laboraotium akan dicatat dan disimpan di laboratorium
bentuk softcopy ( program computer ) maupun hardcopy di buku pencatatan hasil
kegiatan laboratorium.

4.2. PENGELOLAAN SPESIMEN.


1. Spesimen infeksius
2. Spesimen tidak infeksi

Semua bahan pemeriksaan/sampel dianggap infeksius karena berasal dari manusia


yang tidak diketahui apakah infeksius atau tidak.Semua bahan pemeriksaan
(sampel) diberikan identitas pasien. Identitas pasien ini menurut nama, alamat,
RM,umur.
Pada surat permintaan pemeriksaan laborat juga ditulis :
Tanggal permintaan
Jam pengambilan sampel
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,RM,
ruangan tempat
Identitas dokter
Diagnosis dan keterangan
Pemeriksaan laboratorium yang
Nama pengambil

Pengelolaan Serum

1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 10 20


menit, kemudian dicentrifuge pada 3000rpm selam 5 15
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang memenuhi
syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh (lipemik).
Pengelolaan darah EDTA

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung dengan hati-
hati sebanyak 8
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran kembali
dengan cara dibolak-balikkan sebanyak 5 10
Pengelolaan Plasma

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi natrium citrate 0,38% dicampurkan dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan hati-hati sebanyak 4

2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan sampel.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau keruh
( lipemik).
Pengelolaan Urine

Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengeloaan terlebih dahulu dengan cara :
1. Urine sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung
2. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000rpm
3. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml, kemudiaan dikocok
untuk meresuspensikan
Serum yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk yang relative
stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman sampel :
Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang
Tidak terkena sinar matahari
Dimasukkan ke dalam sumple cup yang tertutup
Untuk pemeriksaan mikrobiologi menggunakan media
4.3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
1. Hematologi
Laboratorium Klinik RS memiliki 2 alat hematologi analiser yang berfungsi sebagai
alat utama dan alat backup. Alat utama adalah analiser dengan kemampuan 5
differensiasi sel lekosit sedangkan alat backup memiliki kemampuan 3
differensiasi sel lekosit. Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam
hematologi adalah LED, pemeriksaan hapusan darah/ morfologi darah, pemeriksaan
golongan darah.

1. Faal Hemostasis
Faal hemostasis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah. Yang dapat
dilakukan di laborarotium adalah pemeriksaan Plasma Protrombin Time ( PPT ) dan
Aktivated Partial Thromboplastin Time ( APTT ), Cloting Time , Bleeding Time dan
Retraksi bekuan. Untuk pemeriksaan faktor-faktor pembekuan akan di rujuk ke
laboratorium rujukan.
1. Kimia Klinik
Parameter Kimia klinik dilaboratorium RS yang tersedia adalah parameter untuk
pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, profil lemak, petanda penyakit
jantung/cardiovaskuler, diabetes dan monitoringnya.
1. Elektrolit dan Analisa Gas Darah
Pemeriksaan elektrolit menggunakan metode ISE untuk Natrium, Kalium, Chlorida
dan Kalsium. Sementara Fosfor dan Magnesium digunakan metode Kimiawi. Untuk
pemeriksaan Anlisa Gas Darah dipakai catridge ( reagen kering ).
1. Urinalisa
Urinalisa memakai 10 parameter dalam 1 strip urin. Metode semiautomatic, karena
tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat sedangkan mikroskopis sel masih manual ,
yaitu pembacaan dengan mikroskop.
Beberapa tes imunoserologi yang ada merupakan rapid tes, dan sebagian
merupakan tes aglutinasi manual . Tidak ada autoanalyzer untuk pemeriksaan
imunoserologi.
1. Mikrobiologi dan
Parameter mikrobiologi yang dilakukan hanya pengecatan Gram dan Ziel Nielsen.
1. Patologi Anatomi ( PA ).
Untuk pemeriksaan Pattologi anatomi laboratorium RS merujuk ke laboratorium
PA yang bekerjasama dengan Rumah Sakit.

Untuk pemeriksaan CITO / IGD hasil dapat diketahui :

1. 15 menit untuk pemeriksaan darah lengkap tanpa ada


2. 1 Jam untuk pemeriksaan kimia
Untuk pemeriksaan regular / biasa dapat diketahui :

1. Pasien Rawat Jalan :


Semua pemeriksaan dilakukan tidak lebih dari 2 jam ( standart waktu tunggu ? 120
menit).
1. Pasien Rawat Inap :
Dalam waktu 2 jam setelah pengambilan sampel untuk semua jenis pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan rujukan hasil dapat diketahui :

Dalam waktu 1 minggu setelah pengiriman sampel.

Bila ditemukan hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostic dilaporkan dengan
system pelaporan yang formal (yang benar).
1. Laboratorium rumah sakit menetapkan nilai ambang kritis bagi setiap jenis
pemeriksaan, bila ada hasil yang kritis segera dilaporkan oleh petugas laborat
ke perawat ruangan / dokter yang meminta pemeriksaan melalui via telepon,
sebelum hasil dikeluarkan dan didokumentasikan di buku laporan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat di blanko permintaan pemeriksan
3. Hasil pemeriksaan tersebut diketik di computer rangkap dua untuk pasien
umum, copi pertama untuk arsip di rekam medis dan ditempel, copi kedua
diberikan kepada
Rangkap tiga untuk pasien askes dan asuransi, copi pertama untuk arsip di rekam
medis, copi kedua untuk klaim asuransi / askes, copi ketiga untuk diberikan kepada
pasien.
4. Hasil pemeriksaan untuk pasien rawat inap diantar oleh petugas laboratorium
ke masing-masing ruangan, dengan membawa buku

ekspedisis laboratorium , untuk ditandatangani perawat yang


bersangkutan.

4.4 Daftar Nilai Normal dan Nilai Kritis


1. Nilai Normal

Nilai Nilai
Normal Pri Normal Wani
No Tes a ta Satuan

13,2
1. Haemoglobin 17,3 11,7 g/dl
2. Hematokrit 40 52 35 47 %

3. MCV 80 -100 80 -100 f

4. MCH 26 34 26 34 pg

5. MCHC 32 36 32 36 g/dl

6. RBC 4,4 5,9 3,8 5,2 10^6/ul

11,5
7. RDW 14,5 11,5 14,5 %

8. Jumlah lekosit 3,8 10,6 3,6 11 10^3/ul

Hitung jenis 5
9. diff

Limfosit 25 40 25 40 %

Monosit 28 28 %

Granulosit 50 70 50 70 %

Eosinofil 24 24 %

Basofil 01 01 %

10. Trombosit 150 440 150 440 10^3/ul

11. MPV 6,8 10 6,8 10 f

12. LED 0 10 0 20 mm/jam

13. PPT 12,3 12,3 detik

14. APTT 24,4 24,4 detik

Waktu
15. perdarahan 18 18 menit

Waktu
16. pembekuan 8 18 8 18 menit

17. Retikulosit

18. Cooms test Negative Negative

19. Malaria Negative Negative

20. Retraksi bekuan ? ?


Gula darah
21. puasa 74 106 74 106 mg/dl

22. Gula darh 2 j PP < 120 < 120 mg/dl

Gula darah
23. sesaat < 200 < 200 mg/dl

24. HbAiC <= 6,5 <= 6,5 %

25. Kolesterol Total 100 200 100 200 mg/dl

26. HDL kolesterol >45 >45 mg/dl

27. LDL kolesterol <100 <100 mg/dl

28. Trigliserid <150 <150 mg/dl

29. SGOT 8 33 8 33 U/L

30 SGPT 4 36 4 36 U/L

31. Gamma GT 0 30 0 30 U/L

Alkaline
32. phosphatase 30 120 30 120 U/L

33. Bilirubin Total 0,1 1,0 0,1 1,0 mg/dl

34. Bilirubin direct 0 0,2 0 0,2 mg/dl

35. Bilirubin indirect

36. Total protein 68 68 g/dl

37. Albumin 3,4 4,8 3,4 4,8 g/dl

38. Globulin g/dl

39. Ureum 24 50 24 50 mg/dl

40. BUN

41. Kreatinin 0,8 1,3 0,6 1,0 mg/dl

42. Asam Urat 4,3 7,6 2,9 6,5 mg/dl


43. CKMB Mass <4 <4 ng/ml

44. Kreatinin klearens

45. Natrium 135 147 135 147 mmol/L

46. Kalium 3,5 5 3,5 5 mmol/L

47. Chlorida 95 105 95 105 mmol/L

1,16 1,16
48. Calsium ion 1,32 1,32 mmol/L

49. Calsium total 8,8 10,0 8,8 10,0 mg/dl

50. Fosfor

51. Pemeriksaan BGA:

7,350- 7,350-
PH 7,450 7,450 ?

83,0 83,0
PO2 108,0 108,0 mmHg

35,0 35,0
PCO2 48,0 48,0 mmHg

O2 saturasi 94 98 94 98 %

BE (-)2 (+)3 (-)2 (+)3 mmol

HCO3 23 27 23 27 mmol/L

52. Widal :

Typhi O Negative Negative

Typhi H Negative Negative

Paratyphi A Negative Negative

Paratyphi B Negative Negative

53. IgM Salmonella Negative Negative

Anti dengue IgG


54. IgM Negative Negative

55. HbsAg Negative Negative


Negative Negative
56. Anti Hbs (<10,0) (<10,0) mlU/ml

57. Troponin T <50 <50 ng/L

58. TB/ICT Negative Negative ?

59. Dengue NS1 Negative Negative ?

60. Urine lengkap :

Warna ? ? ?

Kekeruhan ? ? ?

PH ? ? ?

Berat jenis ? ? ?

Protein Negative Negative mg/dl

Glukosa Negative Negative mg/dl

Keton Negative Negative mg/dl

Bilirubin Negative Negative

Urobilinogen <=0,2 <=0,2 E.U/dl

Eritrosit Negative Negative ?

Lekosit Negative Negative ?

Nitrit Negative Negative ?

Sedimen urine :

WBC 05 05 /lpb

RBC 01 01 /lpb

Silinder Negative Negative ?

Epitel ? ? ?

Kristal Negative Negative ?


Bakteri Negative Negative ?

61. Esbach

Pemeriksaan Feses
62. :

Warna ? ? ?

Konsistensi ? ? ?

Bau ? ? ?

Lender Negative Negative

Darah Negative Negative

Parasit Negative Negative

Sel Epitel Negative Negative

WBC feses 01 01 /lpb

RBC feses 01 01 /lpb

Telur Negative Negative

Kista Negative Negative

Benzidine Negative Negative

Karbohidrat Negative Negative

Lemak Negative Negative

Sisa makanan

Darah samar

1. Nilai Kritis
No Tes Nilai kritis Satuan

1. Darah lengkap

Hct <20 atau >60 %

Hb <7 atau >20 g/dl

<50.000 atau
Tombosit dewasa >1.000.000 /ul

<20.000 atau
Trombosit anak >1.000.000 /ul

Lekosit <2000 atau >30.000 /ul

APTT >100 detik

>30 atau 3x nilai


PPT kontrol detik

Penemuan sel
blast

dihapusan darah tepi

Penemuan sel
asingdisumsum tula
ng

2. Kimia Klinik

Troponin T >100 ng/l

CKMB mass

Glucosa <45 atau >500 mg/dl

Glukosa
neonatus <30 atau >300 mg/dl

>5 (kecuali pasien


Kreatinin dialis) mg/dl

3. Elektrolit dan Analisa


Gas
Darah

PH <7,10 atau >7,59

PCO2 <20 atau >75 mmHg

PO2 (dewasa) <40 mmHg

PO2 (neonatus) <37 mmHg

HCO3/bicarbonat <10 atau >40 mEg/L

Natrium <120 atau >160 mEg/L

Kalium <2,8 atau >6,2 mEg/L

Kalium neonatus <2,5 atau 8,0 mEg/L

Cairan tubuh (pleura,


4. serebrosinal,asites)

<80 kadar
Glukosa glukosa darahnya %

Total protein >45 mg/dl

Lekosit >10 /ul

Pengecatan
bakteri (+)

Ditemukan sel
asing

5. Urinalisa

Glukosuria >2+

Keton >2+

Ditemukan As.urat,sistein,leusin,ti
Kristal patologis rosin

Albuminuria >2+

Eritrosit >2+

Lekosit >2+
4.5. PARAMETER YANG DI RUJUK.
Beberapa parameter yang tidak dapat dikerjakan dilaboratorium akan di rujuk ke
laboratorium rujukan yaitu Prodia Malang ,Kedungdoro Surabaya dan Lab RS Kediri.
Parameter yang cukup banyak dirujuk akan diusahakan untuk diadakan . Keputusan
pengadaan parameter baru berdasarkan evaluasi, efisiensi dan efektifitas.

4.6. PENGELOLAAN LIMBAH


1. Sampah Medis berupa peralatan febotomi, tabung specimen akan dibuang di
tempat sampah dengan plastiK kuning dan diteruskan masuk ke insenerator
2. Sampah Medis berupa sisa specimen / cairan tubuh akan dibuang ke bak
pencucian dimana salurannya akan diteruskan ke bak pengolahan limbah cair
3. Sampah bukan medis , seperti kertas, tissue, plastic dan lain-lain akan
dibuang ke tempat sampah dengan plastic hitam dan akan dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir

4.7. LAPORAN HASIL DAN ARSIP.


Laporan hasil laboratorium akan dibuat arsip dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
Rekapitulasi hasil laboratorium juga dibuat dalam bentuk Buku Laporan Kinerja
Laboratorium dan dalam bentuk Laporan Bulanan.
4.8. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium dilakukan oleh prinsipal alat dengan jadwal 1x/
bulan. Perawatan harian dan mingguan dilakukan oleh analis pekerja laboratorium.
Kalibrasi alat dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk alat elektrolit , kalibrasi
otomatis dilakukan oleh alat beberapa kali sehari. Untuk alat kimia klinik kalibrasi
akan dilakukan bila kontrol kualitas tidak baik ( tidak masuk dalan batas kontrol /
tidak terkontrol ). Sementara itu beberapa mikropipet akan dikalibrasi 1 2x / tahun
dengan mengirimnya ke Badan Kalibrasi tersertifikasi.

TROUBLE SHOOTING

Pemecahan masalah dalam laboraotrium terutama masalah dengan pemeriksaan


diatur dalam panduan trouble shooting.

Pedoman Pelayanan Laboratorium Standar Fasilitas


Posted on May 5, 2016 by admin

Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! <span style=color: #000000;>

Baca &amp; Dengarkan!</span>


BAB III STANDAR FASILITAS

3.1. DENAH RUANG (Ada Pada Lampiran)

3.2. STANDAR FASILITAS


1. Gedung dan Prasarana
NO JENIS KELENGKAPAN JUMLAH / KETERANGAN

1 Gedung Permanen

2 Ventilasi 1/3 luas lantai

3 Penerangan lampu

4 Air mengalir , bersih Ada

5 Daya Listrik

6 Tata Ruang :

a) Ruang tunggu

b) Ruang ganti

c) Ruang
Pengambilan spesimen

d) Ruang administrasi

e) Ruang
pemeriksaan Tidak ada Ada

f) Ruang sterilisasi Ada Ada

g) Ruang makan /
minum

h) WC pasien

i) WC pegawai

Tempat
penampungan

/pengelolaan
7 sederhana limbah cair Ada

Tempat
penampungan

/pengelolaan
8 sederhana limbah padat Ada

1. Peralatan Laboratorium.

JENIS STANDAR JUMLAH /


NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

1 Blood cell counter 1 1

2 Bunsen Burner 1 1

Differensial
3 cell 1 1
JENIS STANDAR JUMLAH /
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

counter

Electrolyte
4 Analizer 0 2

Sesuai
5 Gelas pengaduk kebutuhan 2

6 Incubator 1 1

Sesuai Ada sesuai


7 Kaca objek kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


8 Kaca penutup kebutuhan kebutuhan

Kapiler Sesuai Ada sesuai


9 Hematokrit kebutuhan kebutuhan

10 Koagulometer 0 1

Sesuai Ada sesuai


11 Lancet / klik pen kebutuhan kebutuhan

12 Loop ose 2 2

Mikroskope
13 binokuler 2 3

14 Mikropipet 4 10
Sesuai Ada sesuai
15 Peralatan gelas kebutuhan kebutuhan

16 Rak pengecatan 1 1

JUMLAH
/
JENIS STANDAR
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

17 Rak tabung reaksi 1 6

18 Refrigerator 1 2

19 Rotator 0 1

20 Sentrifuse Elektrik 1 3

Sentrifuse
21 Hematokrit 1 1

Sesuai Ada sesuai


22 Semprit jarum kebutuhan kebutuhan

23 Spekrtofotometer 1 1

24 Sterilisator 1 1

25 Stopwatch 1 1

Sesuai Ada sesuai


26 Tabung reaksi kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


27 Tabung sentrifus kebutuhan kebutuhan

28 Tempat tidur 1 1
pasien

Termometer
-10

29 1000 C 1 1

30 Timer 1 3

Sesuai Ada sesuai


31 Tips Pipet kebutuhan kebutuhan

Ada sesuai
32 Torniquet 1 kebutuhan

33 Votrex mixer 1 1

34 Waterbath 1 1

STANDA JUMLAH /
N R LAB KETERANGA
O JENIS KELENGKAPAN MADYA N

Ada sesuai
kebutuhan
35 Westergreen 1 set ( disposable )

Kimia
36 klinik AutoAnalyzer 1

37 HematologiAutoAnalyzer 1

38 Urinalysis Analyzer 1
39 Blood gas Analyzer 1

1. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium.

JENIS STANDAR JUMLAH /


NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN

Alat Pemadam Sesuai


1 Api Ringan (APAR) kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


2 Desinfektan kebutuhan kebutuhan

Wadah Sesuai Ada sesuai


3 sampah jarum kebutuhan kebutuhan

4 Pemancur air 0 0

Perlengkapan
5 PPPK 1 0

Sesuai Ada sesuai


6 Sarung tangan kebutuhan kebutuhan

Sesuai Ada sesuai


7 Masker kebutuhan kebutuhan

Jas lab kancing


belakang , lengan Sesuai Ada sesuai
panjang dengan jumlah jumlah petugas
8 karet pada lengan petugas lab lab

Sesuai Ada sesuai


9 Alas kaki tertutup kebutuhan kebutuhan
Wastafel
10 dengan sabun cair 1 6

Ada sesuai
11 Handrub 0 kebutuhan

Pedoman Pelayanan Laboratorium RS STANDAR


KETENAGAAN
Posted on May 5, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca &amp; Dengarkan!

BAB II STANDAR KETENAGAAN


2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.
Laboratorium RS yang merupakan merupakan laboratorium klinik umum madya
yang memiliki sorang dokter patologi klinik sebagai penanggung jawab teknis
sekaligus kepala Instalasi Laboratorium, yang bekerja sepenuh waktu. Laboratorium
memiliki 4 tenaga analis kesehatan, 1 perawat kesehatan dan 2 tenaga
administrasi.
Kualifikasi sumber daya manusia laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Penanggung jawab teknis / kepala Instalasi : dokter spesialis patologi klinik
b. Analis Kesehatan : lulusan D3 analis kesehatan ( bergelar Amd )
c. Perawat : lulusan SPK
d. Administrasi : lulusan D1 Komputer dan SMA
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN.
Sumber daya manusia laboratorium dibagi dalam tugas dan tanggungjawab sebagai
berikut :
a) Penanggungjawab teknis merangkap Kepala Instalasi : dr , SpPK
b) Analis Kesehatan :
a. Ahli Madya Kes. : Kepala Analis
b. Amd.Kes : Penanggung jawab pengadaan reagen
c. , Amd.Kes : Penanggungjawab kontrol kualitas
d. Amd.Kes : Penanggungjawab pemeliharaan dan kalibrasi alat.
c) Perawat Kesehatan yang bekerja sebagai tenaga sampling ;
e). Administrator ;

2.3. PENGATURAN JAGA.


Dengan 8 tenaga sumber daya manusia laboratorium membagi pengaturan jadwal
dinas sebagai berikut :
a. Dinas pagi jam 07.00 14.00 :
1. 2 analis kesehatan
2. 1 perawat
3. 1 tenaga administrasi
b. Dinas pagi jam 07.00 14.30 :
1. Dokter SpPK
2. 1 tenaga administrasi
c. Dinas Siang 14.00 21.00 : 1 tenaga analis kesehatan
d. Dinas Malam 21.00 07.00 : 1 tenaga analis kesehatan

KEBIJKAN PELAYANAN
Kebijakan Umum :
1. Pelayanan di Laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas unit lab wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak
pasien.
5. Pelayanan Instalasi Laboratorium dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
6. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal
Laboratorium.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus :
1. Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Setiap parameter laboratorium kontrol kualitasnya sebelum diberlakukan
kepada specimen pasien.
3. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal.
4. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter
atau bila atas permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter Spesialis
Patologi Klinik.
5. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / memenuhi kualitas.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu
maksimal 2 jam, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat
dalam waktu maksimal 1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di
kirim ke laboratorium rujukan.
7. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium di kirim ke
laboratorium rujukan.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diekspertisi oleh dokter spesialis
Patologi Klinik atau petugas yang diberikan kewenangan.
9. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.

SOP LABORATORIUM PENYERAHAN HASIL


LABORATORIUM
Posted on November 20, 2015 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!

PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.

TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.

KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :

Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien

PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.

UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.

SPO LABORATORIUM PENYIMPANAN SPECIMEN


Posted on November 20, 2015 by admin
Pengertian :
Suatu tata cara pengawetan spesimen setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara
yang benar dan sesuai ketentuan.

Tujuan :
Untuk persiapan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pemeriksaaan lebih
lanjut.

Kebijakan :
Penyimpanan specimen untuk tes yang ditunda harus sesuai standar prosedur
operasional yang berlaku (sesuai dengan tentang Kebijakan Instalasi
Laboratorium.)

PROSEDUR :
Lakukan penyimpanan specimen sebagai berikut :
A. Untuk sampel kimia rutin, Imunologi serologi, sampel yang dirujuk :
1. Pisahkan sampel darah dengan serum .
2. Masukkan serum ke dalam sumple cup.
3. Tempelkan label identitas pasien.
4. Simpanlah/awetkan sampel pada suhu 2?C 8?C selama 3 hari.

B. Untuk sampel urine :


1. Lakukan penyimpanan urine selama 2 jam.
2. Buang urine setelah 2 jam.

C. Untuk sampel darah lengkap :


Lakukan penyimpanan sampel darah 1 x 24 jam pada suhu kamar.

Unit Terkait :
Instalasi Laboratorium
SOP PEM LAB YG BERESIKO TINGGI

Berikut disarikan beberapa standar operasional prosedur (SOP) Pemeriksaan Mikroskopik Tuberculosis Paru
(TB Paru)

Tujuan dan Ruang Lingkup SOP ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam pelayanan pemeriksaan
mikroskopis TB. Sedangkan Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru di
fasilitas pelayanan kesehatan, dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari : Poliklinik DOTS, untuk dokter
dan perawat dan Laboratorium, untuk petugas laboratorium

Sedangkan rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari penjaringan suspek,
pencatatan dalam buku register TB 06, permintaan pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir TB 12)

SOP ini menggunakan beberapa rujukan, antara lain :

Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis tahun 2011


Modul Pelatihan Mikroskopis TB yahun 2011
Pedoman Jejaring Laboratoriu TB dan Pemantapan Mutu (Quality Assurance) Pemeriksaan
Mikroskopis TB
Beberapa dokumen yang dibutuhkan, diantaranya:

TB.06 Register Suspek TB TB.05


TB 05 Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis
TB.04 Register Laboratorium
TB 12 Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan uji silang
Sementara prosedur SOP secara garis besar sebagai berikut :
Penjaringan suspek: Penemuan kasus TB dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan
terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium, menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya.
Penemuan pasien TB, secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi aktif kecuali pada kelompok
khusus yang beresiko tinggi sakit TB seperti pada pasien dengan HIV, kelompok yang rentan tertular TB
seperti di rutan, LP; yang hidup pada daerah kumuh, kontak dengan pasien TB BTA positif terutama anak di
bawah 5 tahun dan kontak dengan pasien TB resistan obat . Gejala utama pasien TB paru adalah batuk
berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pencatatan dalam register TB 06: Semua suspek dicatat dalam buku register TB 06 dan diberi nomor
identitas yang kemudian digunakan sebagai nomor identitas sediaan.
Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05): Berdasarkan buku register TB 06, semua suspek
dirujuk ke laboratorium. Petugas poli DOTS mengisi formulir TB 05 dengan lengkap sebagai pengantar
pemeriksaan mikroskopis dahak.
Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium (TB 04 dan TB 05): Petugas poli DOTS segera
mencatat hasil pemeriksaan laboratorium dalam buku register TB 06
Kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopis TB dipantau melalui kegiatan Pemantapan Mutu
Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal. Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan melalui kegiatan uji
silang, supervisi/ bimbingan teknis dan tes panel. Sediaan uji silang dikirimkan ke laboratorium rujukan uji
silang menggunakan formulir TB 12 yang diisi oleh pengelola program TB Kabupaten/ Kota.

Sedangkan instruksi kerja dalam SOP Pelayanan Pemeriksaan Mikroskopik TB, antara lain memuat instruksi
kerja tentang Pengumpulan dahak, Pemberian Identitas, Pembuatan Sediaan, Pemeriksaan Mikroskopis,PMI,
Pencatatan Pelaporan terkait laboratorium TB, Pengelolaan Limbah Laboratorium TB, penggunaan dan
pemeliharaan mikroskop
Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh uji dahak. Pengumpulan
spesimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Dahak adalah bahan
yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat menulari orang yang ada disekitarnya, karena itu
tempat berdahak harus berada ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan ruang
pendaftaran,ruang pemeriksaan , ruang obat dan lain-lain. Harus diperhatikan pula arah angin pada saat
berdahak, agar droplet atau percikan dahak tidak mengenai petugas.

Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan
dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius.
Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan dahak, tempat cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun.

SOP Pelayanan Pemeriksaan Mikroskopik TB beserta lampirannya dapat Anda


BAB VIII. MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

8.1.1.1 SK tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia, SOP


pemeriksaan laboratorium, brosur pelayanan laboratorium
8.1.1.2 Pola ketenagaan, persyaratan kompetensi, ketentuan jam buka pelayanan
8.1.1.3 Persyaratan kompetensi analis/petugas laboratorium
8.1.1.4 Persyaratan kompetensi petugas yang melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan laboratorium
8.1.2.1 Kebijakan dan SOP permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen,
pengambilan dan penyimpanan spesimen
8.1.2.2 SOP pemeriksaan laboratorium
8.1.2.3 SOP pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium, hasil
pemantauan, tindak lanjut pemantauan
8.1.2.4 SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
8.1.2.5 SK dan SOP pelayanan di luar jam kerja
8.1.2.6 SOP pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
8.1.2.7 SOP kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
8.1.2.8 SOP penggunaan alat pelindung diri, SOP pemantauan terhadap
penggunaan alat pelindung diri
8.1.2.9 SOP pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, SOP pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan laboratorium
8.1.2.10 SOP pengelolaan reagen
8.1.2.11 SOP pengelolaan limbah
8.1.3.1 SK tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium,
SK tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk
pasien urgen (cito)
8.1.3.2 SOP pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium
untuk pasien urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan.
8.1.3.3 Hasil pemantauan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
8.1.4.1 SOP pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis, rekam medis
8.1.4.2 SOP pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis: penetapan nilai
ambang kritis untuk tiap tes
8.1.4.3 SOP pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis, rekam medis
8.1.4.5 SOP monitoring, hasil montiroing, tindak lanjut monitoring, rapat-rapat
mengenai monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium
8.1.5.1 SK tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
8.1.5.2 SK tentang menyatakan kapan reagensia tidak tersedia (batas buffer stock
untuk melakukan order)
8.1.5.3 SOP penyimpanan dan distribusi reagensia
8.1.5.4 Panduan tertulis untuk evaluasi reagensi, bukti evaluasi dan tindak lanjut
8.1.5.5 SOP pelabelan
8.1.6.1 SK rentang nilai yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium
8.1.6.2 Form laporan hasil pemeriksaan laboratorium
8.1.6.3 Form laporan hasil pemeriksaan laboratorium
8.1.6.4 SOP evaluasi terhadap rentang nilai, hasil evaluasi dan tindak lanjut
8.1.7.1 SK dan SOP pengendalian mutu laboratorium
8.1.7.2 SOP kalibrasi dan validasi instrumen
8.1.7.3 Bukti-bukti pelaksanaan kalibrasi atau validasi
8.1.7.4 SOP perbaikan, bukti pelaksanaan perbaikan
8.1.7.5 SK tentang PME, Hasil PME.
8.1.7.6 SOP rujukan laboratorium
8.1.7.7 SOP PMI dan PME, bukti pelaksanaan PMI dan PME
8.1.8.1 Kerangka acuan program keselamatan/keamanan laboratorium, bukti
pelaksanaan program
8.1.8.2 Kerangka acuan program keselamatan/keamanan laboratorium, dan
Panduan Program Keselamatan Pasien di Puskesmas
8.1.8.3 SOP pelaporan program keselamatan dan pelaporan insiden, bukti laporan.
8.1.8.4 SK dan SOP tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya
8.1.8.5 SOP penerapan manajemen risiko laboratorium, bukti pelaksanaan
manajemen risiko: identifikasi risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
8.1.8.6 SOP orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja, bukti
pelaksanaan program orientasi
8.1.8.7 SOP pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,
peralatan baru, bukti pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
8.2.1.1 SOP penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat
8.2.1.2 SOP penyediaan dan penggunaan obat
8.2.1.3 SK Penanggung jawab pelayanan obat
8.2.1.4 SK dan SOP tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
8.2.1.5 SK tentang pelayanan obat 24 jam
8.2.1.6 Formularium obat
8.2.1.7 SOP evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium, hasil evaluasi dan
tindak lanjut
8.2.1.8 SOP evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium, hasil evaluasi
dan tindak lanjut
8.2.2.1 SK tentang persyaratan petugas yang berhak memberi resep
8.2.2.2 SK tentang persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat
8.2.2.3 SK tentang pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan menyediakan
obat tetapi belum sesuai persyaratan
8.2.2.4 SK dan SOP peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat
8.2.2.5 SOP menjaga tidak terjadinya pemberian obat kedaluwarsa, pelaksanaan
FIFO dan FEFO, Kartu stok/...............i
8.2.2.6 Bukti pelaksanaan pengawasan
8.2.2.7 SK dan SOP peresepan psikotropika dan narkotika
8.2.2.8 SK dan SOP penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga
8.2.2.9 SOP pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan
narkotika
8.2.3.1 SOP penyimpanan obat
8.2.3.3 SOP pemberian obat kepada pasien dan pelabelan
8.2.3.4 SOP pemberian informasi penggunaan obat
8.2.3.5 SOP pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak
diharapkan
8.2.3.6 SOP tentang petunjuk penyimpanan obat di rumah
8.2.3.7 SK dan SOP penanganan obat kedaluwarsa/rusak
8.2.3.8 SK dan SOP penanganan obat kedaluwarsa/rusak
8.2.4.1 SOP pelaporan efek samping obat
8.2.4.3 SOP pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat, KTD,
8.2.4.4 SOP tindak lanjut efek samping obat dan KTD
8.2.5.1 SOP identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC
8.2.5.2 Laporan kesalahan pemberian obat dan KNC
8.2.5.3 SK Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan
8.2.5.4 Laporan dan bukti perbaikan
8.2.6.1 SK dan SOP penyediaan obat-obat emergensi di unit kerja. Daftar obat
emergensi di unit pelayanan
8.2.6.2 SOP penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan
8.2.6.3 SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja. Hasil monitoring
dan tindak lanjut.
8.3.1.1 SK dan SOP tentang jenis dan pelaksanaan pelayanan radiodiagnostik
8.3.1.2 SOP pelayanan radiodiagnostik
8.3.2.1 Kerangka acuan program dan SOP pengamanan radiasi
8.3.2.2 Kerangka acuan program dan dokumen program keselamatan di
Puskesmas
8.3.2.3 Kebijakan dan SOP tentang pemenuhan standar dan peraturan
perundangan penggunaan peralatan radiodiagnostik
8.3.2.4 SK dan SOP penangan dan pembuangan bahan infeksius dan berbahaya
8.3.2.5 SOP manajemen risiko pelayanan radiodiagnostik, SOP penggunaan
peralatan khusus untuk mengurangi risiko radiasi
8.3.2.6 SOP program orientasi, pelaksanaan program orientasi, evaluasi dan
tindak lanjut program evaluasi. Bukti pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut
8.3.2.7 SOP pendidikan untuk prosedur baru dan bahan berbahaya, bukti
pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut
8.3.3.1 SK penanggung jawab dan petugas pemeriksaan radiodiagnostik
8.3.3.2 SK tentang persyaratan penanggung jawab dan petugas pemeriksaan
radiodiagnostik, pola ketenagaan, profil pegawai dan kesesuaian dengan
persyaratan
8.3.3.3 SK tentang ketentuan petugas yang menginterpretasi hasil pemeriksaan
radiodiagnostik
8.3.3.4 SK tentang ketentuan petugas yang memverifikasi dan membuat laporan
hasil pemeriksaan radiodiagnostik
8.3.3.5 Pola ketenagaan, pemenuhan terhadap pola ketenagaan, tindak lanjut jika
tidak sesuai
8.3.4.1 SK tentang waktu pelaporan hasil pemeriksaan
8.3.4.2 SOP monitoring ketepatan waktu, hasil monitoring, dan tindak lanjut
monitoring
8.3.5.1 Kerangka acuan atau panduan program pemeliharan peralatan radiologi
8.3.5.2 Panduan program, daftar inventaris
8.3.5.3 Panduan program, jadwal inspeksi dan testing, bukti inspeksi dan testing
8.3.5.4 Panduan kalibrasi dan perawatan peralatan, bukti kalibrasi dan perawatan
8.3.5.5 Panduan monitoring dan tindak lanjut, bukti monitoring, bukti tindak lanjut
8.3.5.6 Dokumen hasil testing, perawatan, dan kalibrasi peralatan
8.3.6.1 SK tentang film, reagensia, dan perbekalan yang harus disediakan
8.3.6.3 SOP penyimpanan dan distribusi perbekalan
8.3.6.4 SOP monitoring ketersediaan perbekalan, hasil monitoring, dan tindak
lanjut
8.3.6.5 Pemberian label pada semua perbekalan
8.3.7.1 SK tentang persyaratan penanggung jawab pelayanan radiodiagnostik
8.3.7.2 SK tentang persyaratan pelaksana pelayanan
8.3.7.3 Bukti pengembangan kebijakan dan prosedur, pelaksanaan monitoring,
hasil monitoring dan tindak lanjut
8.3.7.4 SOP monitoring administrasi radiodiagnostik
8.3.7.5 Panduan pengendalian mutu pelayanan radiodiagnostik, pelaksanaan
pengendalian, pelaporan, tindak lanjut
8.3.7.6 Hasil pemantauan dan review pelayanan radiologi, tindak lanjut hasil
pemantauan dan review
8.3.8.1 Panduan program pengendalian mutu
8.3.8.2 Panduan program pengendalian mutu
8.3.8.3 Panduan program pengendalian mutu
8.3.8.4 Panduan program pengendalian mutu
8.3.8.5 Panduan program pengendalian mutu
8.4.1.1 SK tentang standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi yang
digunakan
8.4.1.2 Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi di Puskesmas
8.4.1.3 Pembakuan singkatan yang digunakan
8.4.2.1 SK dan SOP tentang akses terhadap rekam medis
8.4.3.1 SK pelayanan rekam medis dan metode identifikasi
8.4.3.2 SK tentang sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam medis
8.4.3.3 SK dan SOP penyimpanan rekam medis
8.4.4.1 SK tentang isi rekam medis
8.4.4.2 SOP penilaian kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, bukti
pelaksanaan penilaian, hasil dan tindak lanjut penilaian
8.4.4.3 SOP kerahasiaan rekam medis
8.5.1.1 SOP pemantauan lingkungan fisik Puskesmas, jadwal pelaksanaan, bukti
pelaksanaan
8.5.1.2 SOP pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan
sistem lain, bukti pemantauan dan tindak lanjut
8.5.1.3 SOP jika terjadi kebakaran, ketersediaan APAR, pelatihan penggunaan
APAR, pelatihan jika terjadi kebakaran
8.5.1.4 SK dan SOP pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan
8.5.1.6 Dokumentasi pelaksanaan pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan
8.5.2.1 SK dan SOP inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya
8.5.2.2 SK dan SOP pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya
8.5.2.3 SOP pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan bahan
berbahaya, bukti pemantauan, dan tindak lanjut
8.5.2.4 SOP pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur penanganan limbah
berbahaya, bukti pemantauan, dan tindak lanjut
8.5.3.1 Rencana program keamanan lingkungan fisik Puskesmas
8.5.3.2 SK penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik Puskesmas
8.5.3.3 Rencana program keamanan lingkungan fisik Puskesmas memuat:
perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, pemantauan, dan
evaluasi
8.5.3.4 Bukti pelaksanaan program, evaluasi, dan tindak lanjut
8.6.1.1 SK dan SOP memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang
memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut (tidak siap
pakai), serta alat-alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
8.6.1.2 SOP sterilisasi
8.6.1.3 SOP pemantauan berkala pelaksanaan prosedur pemeliharaan dan
sterilisasi instrumen, SK petugas pemantau, bukti pelaksanaan pemantauan, hasil
pemantauan, tindak lanjut pemantauan
8.6.1.4 SOP tentang penanganan bantuan peralatan
8.6.2.1 Daftar inventaris peralatan klinis di Puskesmas
8.6.2.2 SK penanggung jawab pengelolaan peralatan dan kalibrasi
8.6.2.3 SOP kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin untuk
peralatan klinis yang digunakan
8.6.2.4 Dokumentasi hasil pemantauan
8.6.2.5 SOP penggantian dan perbaikan alat yang rusak
8.7.1.1 Pola ketenagaan dan persyaratan kompetensi tenaga yang memberi
pelayanan klinis
8.7.1.2 SOP penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan kewenangan
8.7.1.3 SOP kredensial, tim kredensial, bukti bukti sertifikasi dan lisensi
8.7.1.4 SOP peningkatan kompetensi, pemetaan kompetensi, rencana
peningkatan kompetensi, bukti pelaksanaan
8.7.2.1 SOP penilaian kinerja petugas pemberi pelayanan klinis, proses evaluasi,
hasil evaluasi dan tindak lanjut
8.7.2.2 Bukti analisis, bukti tindak lanjut
8.7.2.3 SK tentang keterlibatan petugas pemberi pelayanan klinis dalam
peningkatan mutu klinis
8.7.3.1 Bukti penyediaan informasi tentang peluang pendidikan dan pelatihan
8.7.3.2 Bentuk-bentuk dukungan manajemen untuk pendidikan dan pelatihan
8.7.3.3 SOP evaluasi hasil mengikuti pendidikan dan pelatihan, bukti pelaksanaan
evaluasi
8.7.3.4 Dokumentasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
8.7.4.1 Uraian tugas petugas pemberi pelayanan klinis dan kewenangan klinis
8.7.4.2 SK tentang pemberian kewenangan jika tidak tersedia tenaga kesehatan
yang memenuhai persyaratan, bukti pemberian kewenangan khusus pada petugas
8.7.4.3 Penilaian oleh tim kredensial ttg kompetensi petugas yang diberi
kewenangan khusus, bukti penilaian
8.7.4.4 SOP evaluasi terhadap uraian tugas dan pemberian kewenangan pada
petugas pemberi pelayanan klinis, bukti evaluasi dan tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai