Boyolali yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan pada wilayah kerja
sebanyak 3 desa dari 9 desa di Kecamatan Boyolali.
Adapun azas penyelenggaraan Puskesmas dilaksanakan secara terpadu, yaitu azas
pertanggungjawabanwilayah,pemberdayaanmasyarakat,keterpaduan,danrujukan.Agarupaya
kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen
dengan baik.Manajemen Puskesmas merupakanrangkaiankegiatan yangdilaksanakansecara
sistematikuntukmenghasilkanluaranPuskesmassecaraefektifdanefisien.Kegiatantersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggungjawaban yang merupakan satu kesatuan kegiatan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
BerikuturaianstandarpelayananLaboratorium:
NO KOMPONEN URAIAN
2. PersyaratanPelayanan 1.Pasienterdaftardiloketpendaftaran
2.Rujukandokterklinikumum
3. Sistem,mekanisme, 1.Pasienmenyerahkanrujukandokterklinik
danprosedur umum
4. Jangkawaktu 530menit(tergantungjenispemeriksaan)
penyelesaian
5. Biaya/tarif Sesuai:
2.PeraturanBupatiBoyolaliNomor45Tahun
2011
8. Kompetensipelaksana Analislaboratorium
Darah Rutin
Hb, Leukosit, Hitung jenis Leukosit, Jumlah eritrosit, LED, Haematokrit, Jumlah trombosit)
Golongan darah
Pemeriksaan widal
Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B surface antigen)
Pemeriksaan VDRL (Veneraal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan TPHA(Treponema phalid hemaglutination)
Pemeriksaan Kehamilan
1. Fotometer
2. Hematology Analyzer
3. Urine Analyzer
4. Mikroskop Binokuler
5. Centrifuge
6. Rotator
PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.
TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.
KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :
Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien
PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.
UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.
PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.
TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.
KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :
Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien
PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.
UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.
Kebijakan Umum :
1. Pelayanan di Laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas unit lab wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak
pasien.
5. Pelayanan Instalasi Laboratorium dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
6. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal
Laboratorium.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
1. Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Setiap parameter laboratorium kontrol kualitasnya sebelum diberlakukan
kepada specimen pasien.
3. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal.
4. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter
atau bila atas permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter Spesialis
Patologi Klinik.
5. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / memenuhi kualitas.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu
maksimal 2 jam, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat
dalam waktu maksimal 1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di
kirim ke laboratorium rujukan.
7. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium di kirim ke
laboratorium rujukan.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diekspertisi oleh dokter spesialis
Patologi Klinik atau petugas yang diberikan kewenangan.
9. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan lampu
5 Daya Listrik
Tata Ruang :
a) Ruang tunggu
b) Ruang ganti
c) Ruang
Pengambilan spesimen
d) Ruang administrasi
e) Ruang
pemeriksaan
f) Ruang sterilisasi
g) Ruang makan /
minum
Tempat
penampungan
/pengelolaan
7 sederhana limbah cair Ada
8 Tempat Ada
penampungan
/pengelolaan
sederhana limbah padat
1. Peralatan Laboratorium.
2 Bunsen Burner 1 1
Differensial
3 cell 1 1
counter
Electrolyte
4 Analizer 0 2
Sesuai
5 Gelas pengaduk kebutuhan 2
6 Incubator 1 1
10 Koagulometer 0 1
12 Loop ose 2 2
Mikroskope
13 binokuler 2 3
14 Mikropipet 4 10
16 Rak pengecatan 1 1
JUMLAH
/
JENIS STANDAR
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
18 Refrigerator 1 2
19 Rotator 0 1
20 Sentrifuse Elektrik 1 3
Sentrifuse
21 Hematokrit 1 1
23 Spekrtofotometer 1 1
24 Sterilisator 1 1
25 Stopwatch 1 1
Tempat tidur
28 pasien 1 1
Termometer
-10
29 1000 C 1 1
30 Timer 1 3
Ada sesuai
32 Torniquet 1 kebutuhan
33 Votrex mixer 1 1
34 Waterbath 1 1
STANDA JUMLAH /
N R LAB KETERANGA
O JENIS KELENGKAPAN MADYA N
Ada sesuai
kebutuhan
35 Westergreen 1 set ( disposable )
Kimia
36 klinik AutoAnalyzer 1
37 HematologiAutoAnalyzer 1
38 Urinalysis Analyzer 1
4 Pemancur air 0 0
Perlengkapan
5 PPPK 1 0
Wastafel
10 dengan sabun cair 1 6
Ada sesuai
11 Handrub 0 kebutuhan
Pedoman Pelayanan Laboratorium Bab 8
Pengendalian Mutu
Posted on May 17, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!
6.1. PENGERTIAN.
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas
dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di Laboratorium , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati, tidak ada
kesalahan sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan
pencetakan hasil dan penyerahan hasil , serta tidak ada kesalahan ekspertisi hasil.
Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan salah satu
tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai
adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, mebeler,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat
yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksio nosokomial
yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar
pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri
( APD ).
6.2. TUJUAN.
6.2.1. TUJUAN UMUM :
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS
7.1.PENGERTIAN.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII
menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang
selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen.
Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan
ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan
yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap
dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SPO,serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin :
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan
Agar fakto-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara
7.2. TUJUAN.
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap
pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari
paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.
1. Alat Pengaman
Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung tangan,
baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada saat
melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh,
secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada
saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan harus berbeda
untuk setiap pasien.
Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja wajib
digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun pelindung untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau
cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja harus
segera diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh yang lain.
Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat
mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki
petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.
Monitoring Kesehatan
Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan/
test Panel Hepatitis dan
Pedoman Pelayanan Laborat Bab IV Pendaftaran
dan Pencatatan
Posted on May 17, 2016 by admin
Belum kesempatan Baca , Klik aja disini ! Baca & Dengarkan!
Pengelolaan Serum
1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung dengan hati-
hati sebanyak 8
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran kembali
dengan cara dibolak-balikkan sebanyak 5 10
Pengelolaan Plasma
1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi natrium citrate 0,38% dicampurkan dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan hati-hati sebanyak 4
2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan sampel.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau keruh
( lipemik).
Pengelolaan Urine
Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengeloaan terlebih dahulu dengan cara :
1. Urine sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung
2. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000rpm
3. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml, kemudiaan dikocok
untuk meresuspensikan
Serum yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk yang relative
stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman sampel :
Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang
Tidak terkena sinar matahari
Dimasukkan ke dalam sumple cup yang tertutup
Untuk pemeriksaan mikrobiologi menggunakan media
4.3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
1. Hematologi
Laboratorium Klinik RS memiliki 2 alat hematologi analiser yang berfungsi sebagai
alat utama dan alat backup. Alat utama adalah analiser dengan kemampuan 5
differensiasi sel lekosit sedangkan alat backup memiliki kemampuan 3
differensiasi sel lekosit. Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam
hematologi adalah LED, pemeriksaan hapusan darah/ morfologi darah, pemeriksaan
golongan darah.
1. Faal Hemostasis
Faal hemostasis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah. Yang dapat
dilakukan di laborarotium adalah pemeriksaan Plasma Protrombin Time ( PPT ) dan
Aktivated Partial Thromboplastin Time ( APTT ), Cloting Time , Bleeding Time dan
Retraksi bekuan. Untuk pemeriksaan faktor-faktor pembekuan akan di rujuk ke
laboratorium rujukan.
1. Kimia Klinik
Parameter Kimia klinik dilaboratorium RS yang tersedia adalah parameter untuk
pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, profil lemak, petanda penyakit
jantung/cardiovaskuler, diabetes dan monitoringnya.
1. Elektrolit dan Analisa Gas Darah
Pemeriksaan elektrolit menggunakan metode ISE untuk Natrium, Kalium, Chlorida
dan Kalsium. Sementara Fosfor dan Magnesium digunakan metode Kimiawi. Untuk
pemeriksaan Anlisa Gas Darah dipakai catridge ( reagen kering ).
1. Urinalisa
Urinalisa memakai 10 parameter dalam 1 strip urin. Metode semiautomatic, karena
tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat sedangkan mikroskopis sel masih manual ,
yaitu pembacaan dengan mikroskop.
Beberapa tes imunoserologi yang ada merupakan rapid tes, dan sebagian
merupakan tes aglutinasi manual . Tidak ada autoanalyzer untuk pemeriksaan
imunoserologi.
1. Mikrobiologi dan
Parameter mikrobiologi yang dilakukan hanya pengecatan Gram dan Ziel Nielsen.
1. Patologi Anatomi ( PA ).
Untuk pemeriksaan Pattologi anatomi laboratorium RS merujuk ke laboratorium
PA yang bekerjasama dengan Rumah Sakit.
Bila ditemukan hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostic dilaporkan dengan
system pelaporan yang formal (yang benar).
1. Laboratorium rumah sakit menetapkan nilai ambang kritis bagi setiap jenis
pemeriksaan, bila ada hasil yang kritis segera dilaporkan oleh petugas laborat
ke perawat ruangan / dokter yang meminta pemeriksaan melalui via telepon,
sebelum hasil dikeluarkan dan didokumentasikan di buku laporan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat di blanko permintaan pemeriksan
3. Hasil pemeriksaan tersebut diketik di computer rangkap dua untuk pasien
umum, copi pertama untuk arsip di rekam medis dan ditempel, copi kedua
diberikan kepada
Rangkap tiga untuk pasien askes dan asuransi, copi pertama untuk arsip di rekam
medis, copi kedua untuk klaim asuransi / askes, copi ketiga untuk diberikan kepada
pasien.
4. Hasil pemeriksaan untuk pasien rawat inap diantar oleh petugas laboratorium
ke masing-masing ruangan, dengan membawa buku
Nilai Nilai
Normal Pri Normal Wani
No Tes a ta Satuan
13,2
1. Haemoglobin 17,3 11,7 g/dl
2. Hematokrit 40 52 35 47 %
4. MCH 26 34 26 34 pg
5. MCHC 32 36 32 36 g/dl
11,5
7. RDW 14,5 11,5 14,5 %
Hitung jenis 5
9. diff
Limfosit 25 40 25 40 %
Monosit 28 28 %
Granulosit 50 70 50 70 %
Eosinofil 24 24 %
Basofil 01 01 %
Waktu
15. perdarahan 18 18 menit
Waktu
16. pembekuan 8 18 8 18 menit
17. Retikulosit
Gula darah
23. sesaat < 200 < 200 mg/dl
30 SGPT 4 36 4 36 U/L
Alkaline
32. phosphatase 30 120 30 120 U/L
40. BUN
1,16 1,16
48. Calsium ion 1,32 1,32 mmol/L
50. Fosfor
7,350- 7,350-
PH 7,450 7,450 ?
83,0 83,0
PO2 108,0 108,0 mmHg
35,0 35,0
PCO2 48,0 48,0 mmHg
O2 saturasi 94 98 94 98 %
HCO3 23 27 23 27 mmol/L
52. Widal :
Warna ? ? ?
Kekeruhan ? ? ?
PH ? ? ?
Berat jenis ? ? ?
Sedimen urine :
WBC 05 05 /lpb
RBC 01 01 /lpb
Epitel ? ? ?
61. Esbach
Pemeriksaan Feses
62. :
Warna ? ? ?
Konsistensi ? ? ?
Bau ? ? ?
Sisa makanan
Darah samar
1. Nilai Kritis
No Tes Nilai kritis Satuan
1. Darah lengkap
<50.000 atau
Tombosit dewasa >1.000.000 /ul
<20.000 atau
Trombosit anak >1.000.000 /ul
Penemuan sel
blast
Penemuan sel
asingdisumsum tula
ng
2. Kimia Klinik
CKMB mass
Glukosa
neonatus <30 atau >300 mg/dl
<80 kadar
Glukosa glukosa darahnya %
Pengecatan
bakteri (+)
Ditemukan sel
asing
5. Urinalisa
Glukosuria >2+
Keton >2+
Ditemukan As.urat,sistein,leusin,ti
Kristal patologis rosin
Albuminuria >2+
Eritrosit >2+
Lekosit >2+
4.5. PARAMETER YANG DI RUJUK.
Beberapa parameter yang tidak dapat dikerjakan dilaboratorium akan di rujuk ke
laboratorium rujukan yaitu Prodia Malang ,Kedungdoro Surabaya dan Lab RS Kediri.
Parameter yang cukup banyak dirujuk akan diusahakan untuk diadakan . Keputusan
pengadaan parameter baru berdasarkan evaluasi, efisiensi dan efektifitas.
TROUBLE SHOOTING
1 Gedung Permanen
3 Penerangan lampu
5 Daya Listrik
6 Tata Ruang :
a) Ruang tunggu
b) Ruang ganti
c) Ruang
Pengambilan spesimen
d) Ruang administrasi
e) Ruang
pemeriksaan Tidak ada Ada
g) Ruang makan /
minum
h) WC pasien
i) WC pegawai
Tempat
penampungan
/pengelolaan
7 sederhana limbah cair Ada
Tempat
penampungan
/pengelolaan
8 sederhana limbah padat Ada
1. Peralatan Laboratorium.
2 Bunsen Burner 1 1
Differensial
3 cell 1 1
JENIS STANDAR JUMLAH /
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
counter
Electrolyte
4 Analizer 0 2
Sesuai
5 Gelas pengaduk kebutuhan 2
6 Incubator 1 1
10 Koagulometer 0 1
12 Loop ose 2 2
Mikroskope
13 binokuler 2 3
14 Mikropipet 4 10
Sesuai Ada sesuai
15 Peralatan gelas kebutuhan kebutuhan
16 Rak pengecatan 1 1
JUMLAH
/
JENIS STANDAR
NO KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
18 Refrigerator 1 2
19 Rotator 0 1
20 Sentrifuse Elektrik 1 3
Sentrifuse
21 Hematokrit 1 1
23 Spekrtofotometer 1 1
24 Sterilisator 1 1
25 Stopwatch 1 1
28 Tempat tidur 1 1
pasien
Termometer
-10
29 1000 C 1 1
30 Timer 1 3
Ada sesuai
32 Torniquet 1 kebutuhan
33 Votrex mixer 1 1
34 Waterbath 1 1
STANDA JUMLAH /
N R LAB KETERANGA
O JENIS KELENGKAPAN MADYA N
Ada sesuai
kebutuhan
35 Westergreen 1 set ( disposable )
Kimia
36 klinik AutoAnalyzer 1
37 HematologiAutoAnalyzer 1
38 Urinalysis Analyzer 1
39 Blood gas Analyzer 1
4 Pemancur air 0 0
Perlengkapan
5 PPPK 1 0
Ada sesuai
11 Handrub 0 kebutuhan
KEBIJKAN PELAYANAN
Kebijakan Umum :
1. Pelayanan di Laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas unit lab wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak
pasien.
5. Pelayanan Instalasi Laboratorium dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
6. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal
Laboratorium.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
1. Peralatan laboratorium harus selalu dilakukan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Setiap parameter laboratorium kontrol kualitasnya sebelum diberlakukan
kepada specimen pasien.
3. Mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal.
4. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter
atau bila atas permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter Spesialis
Patologi Klinik.
5. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / memenuhi kualitas.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu
maksimal 2 jam, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat
dalam waktu maksimal 1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di
kirim ke laboratorium rujukan.
7. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium di kirim ke
laboratorium rujukan.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diekspertisi oleh dokter spesialis
Patologi Klinik atau petugas yang diberikan kewenangan.
9. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
PENGERTIAN :
Penyerahan hasil laboratorium adalah tata cara penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada petugas rawat inap / perawat.
TUJUAN :
Agar hasil laboratorium dapat diserahkan kepada petugas / perawat dengan cepat,
cermat dan benar.
KEBIJAKAN :
Berdasarkan Kebijakan Direktur RS. tentang :
Pelayanan Laboratorium
Keselamatan pasien
PROSEDUR:
1. Tulis data pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya akan diserahkan
kepada perawat / bagian terkait di buku expedisi penyerahan hasil.
2. Cek lembaran apakah tanda tangan analis dan / dokter sudah ada. Bila belum
ada mintakan tanda tangan analis yang mengerjakan dan atau dokter.
3. Bawa lembaran hasil ke ruangan / bagian terkait.
4. Serahkan kepada perawat di bagian terkait.
5. Perawat bagian terkait harus menulis jam hasil diterima dan membubuhkan
tanda tangan di buku ekspedisi.
UNIT TERKAIT :
Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan.
Tujuan :
Untuk persiapan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pemeriksaaan lebih
lanjut.
Kebijakan :
Penyimpanan specimen untuk tes yang ditunda harus sesuai standar prosedur
operasional yang berlaku (sesuai dengan tentang Kebijakan Instalasi
Laboratorium.)
PROSEDUR :
Lakukan penyimpanan specimen sebagai berikut :
A. Untuk sampel kimia rutin, Imunologi serologi, sampel yang dirujuk :
1. Pisahkan sampel darah dengan serum .
2. Masukkan serum ke dalam sumple cup.
3. Tempelkan label identitas pasien.
4. Simpanlah/awetkan sampel pada suhu 2?C 8?C selama 3 hari.
Unit Terkait :
Instalasi Laboratorium
SOP PEM LAB YG BERESIKO TINGGI
Berikut disarikan beberapa standar operasional prosedur (SOP) Pemeriksaan Mikroskopik Tuberculosis Paru
(TB Paru)
Tujuan dan Ruang Lingkup SOP ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam pelayanan pemeriksaan
mikroskopis TB. Sedangkan Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru di
fasilitas pelayanan kesehatan, dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari : Poliklinik DOTS, untuk dokter
dan perawat dan Laboratorium, untuk petugas laboratorium
Sedangkan rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari penjaringan suspek,
pencatatan dalam buku register TB 06, permintaan pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir TB 12)
Sedangkan instruksi kerja dalam SOP Pelayanan Pemeriksaan Mikroskopik TB, antara lain memuat instruksi
kerja tentang Pengumpulan dahak, Pemberian Identitas, Pembuatan Sediaan, Pemeriksaan Mikroskopis,PMI,
Pencatatan Pelaporan terkait laboratorium TB, Pengelolaan Limbah Laboratorium TB, penggunaan dan
pemeliharaan mikroskop
Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh uji dahak. Pengumpulan
spesimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS). Dahak adalah bahan
yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat menulari orang yang ada disekitarnya, karena itu
tempat berdahak harus berada ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan ruang
pendaftaran,ruang pemeriksaan , ruang obat dan lain-lain. Harus diperhatikan pula arah angin pada saat
berdahak, agar droplet atau percikan dahak tidak mengenai petugas.
Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan
dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius.
Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan dahak, tempat cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun.