Prinsip pengukuran OTDR adalah berdasarkan radar optik, dengan menghantarkan denyutan sumber
optik (biasanya laser) ke dalam satu masukan serat optik yang sedang diuji dan mengukur waktu yang
diperlukan untuk dipantul balik pada penerima[1].
Dengan mengetahui indeks biasan (Index of Refraction, IoR) serat optik dan waktu pantulan balik yang
diperlukan, OTDR dapat menghitung jarak yang dilalui oleh pantulan denyutan cahaya tadi. Selanjutnya
OTDR dapat juga menentukan kuat pantulan denyutan cahaya dan memberi paparan hasil pelemahan
melawan jarak serat optik yang diuji[2].
Hasil perhitungan OTDR diberikan dari persamaan berikut:
jarak=cn.t2
dimana:
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (299,792,458 m/s)
t = waktu
n = indeks bias
OTDR Trace
Hasil pengukuran dari OTDR biasanya ditampilkan dalam representatif bentuk grafik pada layar
monitornya, dari pengukuran dengan OTDR didapatkan perwakilan ciri-ciri isyarat pemantulan balik
bagi suatu serat optik melalui panjangnya dalam bentuk grafik. Sifat-sifat jaringan serat optik
ditentukan dengan menganalisa amplitudo dan ciri-ciri temporari dalam bentuk gelombang cahaya
penyebaran balik. OTDR memplot ciri-ciri ini dalam bentuk grafik pada hasil skrin paparannya, dimana
untuk jarak ditunjukkan oleh sumbu-x dan sedangkan isyarat pemantulan balik ditunjukkan pada
sumbu-y dalam unit dB. Selanjutnya informasi seperti pelemahan serat optik, kehilangan pencerai,
kehilangan penyambung dan lokasi kecacatan dapat ditentukan dari hasil paparan ini.
1. Mengukur Loss per satuan panjang. Loss pada saat instalasi serat optik mengasumsikan redaman
serat optik tertentu dalam loss per satuan panjang. OTDR dapat mengukur redaman sebelum dan
setelah instalasi sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan (bend) atau
beban yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
L A = Daya awal yang diberikan OTDR ke serat optik untuk OTDR mini,
Amax adalah 31
L = Panjang Sehigga dengan membaca grafik X dan L, akan didapat (redaman), dan dengan
membandingkannya dengan loss budget akan dapat disimpulkan apakah telah terjadi ketidaknormalan.
2. Mengevaluasi sambungan dan konektor Pada saat instalasi OTDR dapat memastikan apakah redaman
sambungan dan konektor masih berada dalam batas yang diperbolehkan.
3. Fault Location Fault seperti letaknya serat optik atau sambungan dapat terjadi pada saat atau
instalasi atau setelah instalasi, OTDR dapat menunjukkan lokasi faultnya atau ketidaknormalan
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end of fiber pada OTDR, jika kurang
dari jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi kebocoran/ kerekatan (asumsi set OTDR
benar). End of fiber pada OTDR ditandai dengan adanya daya <3 dB (dapat disesuaikan dengan menset)
yang berfluktuasi. OTDR, pulse width, disperse, rise time merupakan domain waktu, sedangkan
bandwidth, merupakan domain frekuensi.
dimana:
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (299,792,458 m/s)
t = waktu
n = indeks bias
19. Hasil yang dapat kita lihat seperti contoh di bawah ini
1. Jarak Dalam hal ini titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
2. Loss Loss untuk masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link.
3. Atenuasi Atenuasi dari serat dalam suatu link. 4. Refleksi Besar refleksi (return loss) dari suatu
event.