Makalah Era Reformasi
Makalah Era Reformasi
PEMBAHASAN
1. Krisis Politik
Permasalahan politik muncul karena demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan
semestinya, sehingga terdapat kesan bahwa kedaulatan berada di tangan pihak/kelompok
tertentu bahkan lebih banyak dipegang oleh kelompok penguasa. Segala kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah orde baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan
demokrasi Pancasila,namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka
mempertahankan kekuasaan penguasanya (Soeharto). Padahal dalam UUD 1945 Pasal 2
telah disebutkan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR. Pada dasarnya secara hokum kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR
sebagai wakil-wakil rakyat, namun faktanya angora MPR sudah diatur dan di
1
rekayasa,sehingga sebagian besar anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan ini mendorong munculnya rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap
wakil-wakil mereka tersebut (MPR & DPR). Ketidakpercayaan tersebutlah yang
mendorong munculnya gerakan reformasi. Selain itu,pada masa orde baru pemerintah
juga tidak berhasil membangun kehidupan politik yang terbuka ,demokratis,jujur dan
adil. Pemerintah bersikap tertutup.otoriter dan personal. Masyarakat yang memnerikan
kritik terhadap pemerintah akan dianggap anti pemerintah,menghina kepala Negara,dan
anti pancasila. Akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis tidak
terwujud. Golkar yang menjadi partai besar pada masa itu doperalat oleh pemerintah orde
baru untuk mengamankan kehendak penguasa.
Kehidupan politik pada masa orde baru memang bersifat represif, yaitu adanya
tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir
kritis,dimana cirri-ciri kehidupan politik yang represif diantaranya adalah :
a. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai
tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
b. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi
rekayasa
c. Terjadinya KKN yang merajalela dan masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk
mengontrolnya.
d. Pelaksanaan dwi fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga Negara sipil
untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintah
e. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Mekipun Soeharto terpilih
menjadi presiden melalui sidang Umum MPR namun pemilihan tersebut merupakan
hasil rekayasa dan tidak demokratis.
Gerakan reformasi menuntut terjadinya perombakan/reformasi total disegala
bidang termasuk keanggotaan MPR,DPR yang menurut masyarakat sarat dengan unsure
KKN. Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima
paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,yaitu
diantaranya :
a. UU No 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
b. UU No 2 Tahun 1985 tentang Susunan,Kedudukan,Tugas,dan Wewenang DPR/MPR
c. UU No 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
d. UU No 5 Tahun 1985 tentang Referendum
e. UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
2
Kondisi dan situasi politik di Indonesia semakin memburuk setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat
terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia. Krisis politik sebagai
salah satu factor pendorong reformasi bukan hanya menyangkut masalah internal PDI
saja namun masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat
maupun pemerintah Indonesia. Pada masa itu sikap pemerintah akan sangat keras
terhadap siapapun yang berani memberikan kritik maupun menentang terhadap kebijakan
pemerintah. Selain itu masyarakat juga menuntut adanya pembatasan masa jabatan
presiden.
2. Krisis Hukum
3. Krisis Ekonomi
Dengan adanya krisis yang melanda Negara-negara Asia Tenggara pada bulan Juli
1996 ternyata juga mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Indonesia belum
mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi Indonesia diawali
dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 1
Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp 2,575.00 menjadi Rp 2,603.00per dollar
Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
3
Serikat turun menjadi Rp 5,000.00 per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai
tukarrupiah terus melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai
kondisi, seperti:
a. Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis
ekonomi. Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang Negara (hutang swasta),
tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis
ekonomi. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 Februari 1998 mencapai
63,462 miliar dollar AS,sedangkan hutang swasta mencapai 73,962 miliar dollar AS.
Akibat dari hutang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia
semakin menipis.keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan
Indonesia yang dianggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya
kredit macet.
b. Industrialisasi
Pemerintah Orde Baru ingin menjadikan negara RI sebagai Negara industri.
Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris dengan tingkat pendidikan yang
sangat rendah (rata-rata).
4
c. Pemerintahan Sentralistik
Pemerintahan Orde Baru sangat sentralistik sifatnya sehingga semua kebijakan
ditentukan dari Jakarta. Oleh karena itu, peranan pemerintah pusat sangat menentukan
dan pemerintah daerah hanya sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat.
Pelaksanaan poitik sentralistik ini terlihat dari sebagian besar kekayaan di daerah-
daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat
di daerah terhada[p pemerintah pusat.
Krisis moneter tidak hanya menimbulakan kesulitan keuangan Negara tetapi juga
telah menghancurkan keuangan nasional. Mamasuki tahun anggaran 1998/1999 krisis
moneter yelah mempengaruhi aktivitas ekonomi lainnya. Kondidsi perekonomian
semakin memburuk karena pada akhir 1997 persediaan sembako di pasaran mulai
menipis. Hal ini mengakibatkan harga-harga barang naik secara tidak terkendali.
Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat.
Untuk mengatasi kesulitan moneter,pemerintah meminta bantuan IMF. Namun
kucuran dana daii IMF yang sangat diharapkan oleh pemerintah belum terrealisasi
walaupun pada tanggal 15 Januari 1998 Indonesia telah ,menandatangani 50 butir
kesepakatan (letter of intent atau LOL) dengan IMF. Beban kehidupan masyarakat pun
semakin berat ketika pada tanggal 12 Mei 1998 pemerintah mengumumkan kenaikan
ongkos angkutan dan BBM. Dengan itu,barang kebutuhan ikut naik dan masyarakat
semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup.
4. Krisis Kepercayaan
Dengan adanya krisis ekonomi.politik dan hokum mengakibatkan adanya krisis
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat menjadi hilang kepercayaan
kepada pemerintah. Dengan adanya berbagai penderitaan ekonomi dan politik yang
dialami masyarakat mendorong terjadinya perilaku negative dan anarkhis. Beban yang
semakin berat serta tidak adanya kepastian kapan berakhirnya penederitaan yang mereka
alami mengakibatkan masyarakat frustasi dan semakin membuat masyarakat tidak
percaya kepada pemerintah. Ketidakpuasan ini ditunjukkan dengan melakukan
demonstrasi besar-besaran yang banyak berakhir pada kerusuhan yang memakan banyak
korban di beberapa daerah.
B. KRONOLOGIS PERISTIWA REFORMASI/BERAKHIRNYA MASA JABATAN
SOEHARTO
5
a. 22 Januari 1998
Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
b. 12 Februari 1998
Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
c. 5 Maret 1998
20 Mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyatakan
penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang
Umum MPR dan menyerahkan agenda Reformasi Nasional. Mereka diterima oleh fraksi
ABRI.
d. 10 Maret 1998
Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan
menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
e. 14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan cabinet baru yang dibamai dengan Kabinet Pembangunan
VII.Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana terpilih sebagai menteri.
f. 1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi
Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
g. 2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi
bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
h. 4 Mei 1998
Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya
6 meninggal.
i. 7 Mei 1998
Peristiwa Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di
kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya,Cimanggis yang mengakibatkan sedikitnya
52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena tembakan di
leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan dan mengalami
iritasi mata akibat gas air mata.
j. 8 Mei 1998
Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
k. 9 Mei 1998
Soeharto Berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuanKTT G-15. Ini
merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
l. 12 Mei 1998
Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
6
m. 13Mei1998
Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo. Soeharto
yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir,
memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka
dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
n. 14 Mei 1998
Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran
mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o. 18 Mei 1998
Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta Soeharto untuk turun dari
jabatannya sebagai presiden. Jenderal Wiranto mengatakan bahwa
pernyataan Harmoko tidak mempunyai dasar hokum. Wiranto mengusulkan pembentukan
"Dewan Reformasi". Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ, Forum Kota, UI dan
HMI MPO memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa
menduduki Gedung DPR/MPR.
p. 19 Mei 1998
Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi
menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim,
termasuk Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto. Ribuan
mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta. Dilaporkan Bentrokan terjadi dalam
demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
q. 20 Mei 1998
Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000
tentara bersiaga di kawasan Monas. 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta,
termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di
Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan
diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Sebelas
menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita, milyuner kayu
Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
r. 21 Mei 1998
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Kamis 21 Mei 1998 pukul
9.00 WIB di Istana Merdeka. Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru
7
Indonesia. Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan
mantan-mantan presiden. Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza
Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan
adalah sah dan konstitusional.
s. 22Mei1998
Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen Prabowo Subiyanto
dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi
antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol danAtribut keagamaan dengan
mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa
Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari
Gedung DPR/MPR ke Universitas AtmaJaya.
C. TOKOH-TOKOH REFORMASI
Terdapat nama-nama yang mencuat seiring terjadinya peristiwa reformasi, dimana
mereka dianggap sebagai pahlawan proklamasi yang kedua oleh masyarakat. Mereka adalah
BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). Mereka dianggap sebagai pahlawan yang akan membawa masyarakat
kearah kehidupan yang leih baik dalam tatanan Indonesia yang baru. Namun kenyataannya
banyk sekali penyimpangan yang terjadi.
BJ Habibie
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana
Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk
mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya
wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak
populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering
dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 partai PDI-P pimpinan Megawati
Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden
masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden.
Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih
kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4.
8
Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden. Masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang
di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang
ditentang oleh MPR/DPR. Beberapa catatan penting pada masa pemerintahan Gus Dur
diantaranya adalah : Tingginya jadwal kunjungan keluar negeri tanpa memberikan nilai lebih
untuk negeri ini, Meningkatnya secara tajam pembabatan hutan di negeri ini, yang
dampaknya dapat kita rasasakan akhir-akhir ini, dan Impotennya fungsi ABRI dan nyaris
tergantikan oleh pasukan khusus yang dibuat oleh Gus Dur dengan nama Pagar Nusa, dimana
keberadaan pasukan khusus ini sering menimbulkan keresahan dimasyarakat.
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta
Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar,
Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara
resmi diumumkan menjadi presiden Indonesia yang ke 5.
Megawati Soekarno Puteri
Selain itu juga terdapat beberapa catatan penting pada masa pemerintahan Megawati
yang tentunya masi teringat dengan jelas di pikiran seluruh rakyatIndonesia. Diantaranya
adalah : Terlalu masuknya Taufik Kiemas dalam urusan kenegaraan menjadikan Republik ini
seakan dipimpin oleh dua Presiden. Hal ini Nampak dari tidak adanya ketegasan Megawati
dalam setiap keputusan yang diambilnya selaku Presiden RI. Dalam kepemimpinan
Megawati inilah juga asset-aset Negara yang penting serta vital banyak terjual kepihak asing.
Diantaranya adalah Blok Cepu. Sebuah keputusan yang sangat merugikan negeri ini.
9
masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan
pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya
sebagai seorang Presiden Republik Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono
10
serta kepolisian. Kemudian Polri berubah menjadi Kepolisian Negara dan istilah ABRI
pun berubah menjadi TNI yang terdiri atas angkatan darat, laut dan udara. Mulai tanggal
15 Mei 1999.
d. Mengadakan Sidang Istimewa.
Sidang Istimewa yang dilaksanakan 10-13 November 1998 diharapkan MPR benar-benar
menyurahkan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih terbuka dan dapat
menampung aspirasi masyarakat. Hasil rapat tersebut menghasilkan 12 ketetapan.
e. Kebijakan dalam bidang ekonomi
g. Pelaksanaan pemilu
11
Diantaranya dengan memberikan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat
minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali budaya Tiong Hoa.
b. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan
Dilakukan dengan menghapus departemen yang dianggap tidak efisien diantaranya
adalah menghilangkan departemen penerangan dan social untuk emngurangi
pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional
12
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14