3. Pada tahun 2015 PT B mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas
maksimum sebesar Rp. 200.000.000,- dengan tingkat bunga pinjaman 20%.
Jumlah tersebut telah diambil pada bulan Februari sebesar Rp.
125.000.000,- , pada bulan Juni diambil lagi sebesar RP. 25.000.000,- dan
sisanya Rp. 50.000.000,- diambil bulan Agustus. Disamping itu wajib pajak
mempunyai dan yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian
sebagai berikut :
Bulan Februari s/d Maret sebesar Rp. 25.000.000,-
Bulan April s/d Juli sebesar Rp. 46.000.000,-
Bulan September s/d Desember sebesar Rp. 50.000.000,-
Berapakah bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya tahun 2015 ?
a. Rp. 22.000.000,-
b. Rp. 24.000.000,-
c. Rp. 28.000.000,-
d. Rp. 30.000.000,-
4. PT DEF membayar bunga pinjaman kepada Bank di luar negeri sebesar Rp.
100.000.000 yang sesuai perjanjian Pajak Penghasilannya ditanggung oleh
badan tersebut. Tarif pemotongan PPh Pasal 26 yang berlaku adalah 20%.
Berapakah biaya bunga yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto PT
DEF ?
a. Rp. 80.000.000,-
b. Rp. 100.000.000,-
c. Rp. 120.000.000,-
d. Rp. 125.000.000,-
5. Pada awal tahun 2013, PT XYZ yang bergerak di bidang usaha perkebunan
kelapa sawit membeli traktor dengan harga perolehan sebesar Rp. 600 juta.
Mesin traktor tersebut masuk dalam kelompok II dalam UU Pajak Penghasilan
(PMK No. 96/PMK.03/2009) dengan masa manfaat 8 tahun, dan untuk
penyusutan aktiva tetapnya menggunakan metode garis lurus. Diasumsikan
tidak ada nilai residu. Dalam rangka pengukuran aset tetapnya setelah
pengakuan awal, Direksi PT XYZ memutuskan untuk menggunakan model
revaluasi terhitung awal tahun 2011. Berdasarkan revaluasi aset tetap per 31
Desember 2014 diketahui nilai wajar mesin traktor tersebut sebesar Rp. 550
juta. Berapakah pajak yang terutang ?
a. Rp. 10.000.000,-
b. Rp. 15.000.000,-
c. Rp. 20.000.000,-
d. Rp. 25.000.000,-