xi , D D
Komponen (i) terdistribusi jika : 0,01 ( )
xi , F F
1,01
Keterangan:
yi : fraksi mol uap
Ki : nilai hubungan fasa uap-cair
Ki : P / Pi
xi : fraksi mol cair
xi : ni / ntot
Sedangkan penentuan untuk kolom atas distilasi dengan men-
trial temperatur dew point pada tekanan operasi hingga
xi = 1 , xi = (yi / Ki) = 1.
Trial temperatur yang dilakukan dapat menggunakan metode
goal- seek yang terdapat pada excel.
c. Tekanan operasi
Tekanan operasi yang digunakan tergantung dengan
kebutuhan dan komponen yang dipisahkan , bisa
menggunakan tekanan vakum , tekanan atmosfer ( 1 atm )
atau tekanan tinggi . umumnya menggunakan tekanan
atmosfer , akan tetapi jika titik didih campuran komponen
negatif ( T < 0 C ) bisa menggunakan tekanan diatas 1 atm
hal tersebut dilakukan untuk efisiensi dan meningkatkan nilai
ekonomis kondensor dan media pendinginnya .
d. Densitas vapor dan liquid
Densitas vapor dan liquid dihitung pada kolom atas distilasi
dan kolom bawah distilasi.berikut adalah persamaan untuk
menghitung densitas vapor dan liquidpada kolom bawah ,
dimana nilainya untuk vapor dan liquid berbeda
B =
xB
x
B
i
Keterangan
R : Konstanta ( 8.314,34
3
m .pa/kmol.K)
P : Tekanan Operasi
BM i : Berat massa komponen
xB : Fraksi pada bottom
i : Densitas komponen
T : Temperatur operasi
e. Viskositas vapor dan liquid
viskositas vapor dan liquid dihitung pada kolom atas distilasi
D =
yD B =
xB
dan kolom bawah distilasi y x
D B
i i
Keterangan
D : Viskositas pada Destilat
B : Viskositas pada Bottom
yD : fraksi pada destilat
xB : Fraksi pada bottom
i : Viskositas komponen
Keterangan
avg : Viskositas rata rata
top : Viskositas pada distilat
f. bottom : Viskositas pada bottom Relatif
Volatilitas
Penentuan relatif volatilitas dapat dihitung denga persamaan
avg= top bottom
Keterangan
avg : Volatilitas relatif rata rata
top : Volatilitas relatif pada distilat
bottom : Volatilitas relatif pada bottom
g. Reflux minimum
Menghitung refluks minimum dengan persamaan Colburn &
Underwood
i x i , D
i
=R m+ 1
i x i , F
i
=1q
log ( XX ) . ( XX )
LK
HK
HK
LK
D B
log LK avg
Nm =
HK
; bottom ( KK )
LK
HK
D B
Keterangan:
Nm : Jumlah plate minimum
b. XLK : Fraksi mol Light Key mene
XHK : Fraksi mol Heavey Key
: relatif volatilitas Light Key rata-rata ntuka
average,LK n
jumlah plate / tray ideal dengan menggunakan persamaan Dari
Grafik Mc.Cabe korelasi Gililand
Nm R Rm
N R 1 Rm 1
Dari Grafik Vs Vs
Gambar.1.2 Penentuan stage ideal (Erbar maddox correlation )
{ ( ) }
0,566
N N min RR min
=0,75 1
N +1 R+1
Keterangan :
N : Number of stage
N min : Number of stage minimum
R : Reflux Ratio
Rmin : Reflux ratio minimum
Jumlah tray aktual dihitung dari jumlah trey ideal dibagi dengan
efisiensi tray. Efisiensi tray dicari dengan menggunakan korelasi
viskositas rata rata dikali dengan relatif volatilitas rata rata .
yang kemudian dapat dilihat pada grafik berikut ini :
N below Ns X XF
ln F /
X B LK XB HK
[ ( )( ) ]
2
N B x HK , F x LK ,B
log r =0,206 log
Ns D x LK , F x HK , D
Keterangan :
B : Laju alir molar bottom (Kmol/jam)
D : Laju alir molar distilat (Kmol/jam)
(Xlk, Xhk)F : Fraksi mol light key dan heavy key di Feed
Xlk, B : Fraksi mol light key si bottom
Xhk, D : Fraksi mol heavy key si Distilat
Nr : Number of stage di atas feed
Ns : Number of stage di bawah feed
Tray Packing
High Pressure service (High
L/V ratio)
Low Pressure service (Low L/V
ratio)
Large diameter tower
Small diaameter tower
Distillation Column
Absorber
Fouling service
4.1 Column sizing untuk Tray Column
( R D )+ F
Liquid rate (kg/s) = Lw = 3600
Flv =
Lw
Vw v
l
Keterangan :
FLV : Liquid-vapor flow factor
Lw : Laju alir massa cairan (kg/h)
Vw : Laju alir massa uap (kg/h)
L : Densitas cairan (kg/m3)
v : Densitas uap (kg/m3)
s , flood =C SB
L v
v
Keterangan :
s , flood : Kecepatan flooding (ft/s)
C SB : C- factor
L : Densitas liquid (m3/s)
v Densitas uap (m3/s)
Keterangan :
act :
Kecepatan flooding aktual
(ft/s)
s , flood : Kecepatan flooding teoritis
(ft/s)
Percentage flooding
: Persen flooding ( 80 90 % )
Keterangan :
Qv : Laju alir volumetrik maksimum (m3/s)
Vw : Laju alir massa uap (kg/s)
v : Densitas uap (m3/s)
k. Menentukan Bubbling Area Untuk Kontak Uap-Cair
Dengan mengambil 80 % flooding maka persamaan untuk
menentukan luas bubbling adalah :
Qv
An=
( SF )( 0.8 ) act
Keterangan :
SF : derating Factor
An : bubling area (m2)
Qv : Laju alir volumetrik (m3/s)
act : Kecepatan flooding aktual
(m/s)
untuk nilai dearating factor dapat dilihat pada tabel berikut :
Qv
Ad=
downcomer
Keterangan :
Ad : Luas downcomers ( ft2)
Qv : Laju alir volumetrik (ft3/s)
downcomer : clear liquid velocity in
downcomer (ft/s)
Keterangan :
An : Bubbling area (m2)
Ac : Luas menara (m2)
Ad : Luas downcomers (m2)
Keterangan :
Dc : Diameter menara ( m )
Ac : Luas menara (m2)
Keterangan :
Ql,B : laju alir volumetrik bagian bottom (m3/s)
Lw : laju alir massa cairan bagian bottom (kg/s)
L : densitas cairan bagian bottom (kg/m3)
c. Double Pass Flow: aliran liquid datang dari atas dari 2 bagian
downcomer (kiri kanan ) lalu mengumpul di tengah-tengah plate
dan turun ke bawahnya. Digunakan untuk beban liquid yang besar,.
Kec. Liquid = 500 gpm [0.03 m3/s]
4.1.3 Design Tray
b. Hole Area
Luas lubang pada seive tray ditentukan dari bubling (active) area
dikali dengan persen standart yang disarankan, minimum 5 % dan
maksimum 20 % . Luas lubang pada seive tray diambil berdasarkan
range yang ada pada tabel 2.4 dan 2.5 diatas yang didasarkan pada
jenis entrainment yang terjadi apakah entrainment jet flooding atau
spray regime entrainment tergantung pemilihan yang diambil.
Biasanya digunakan persen hole area berdasarkan kondisi berikut ini
:
Tower dengan tekanan : 58%
tinggi
Tower dengan tekanan : 8 10 %
atmosfer
Tower dengan tekanan : 10 15 %
vakum
c. Hole pitch
Hole pitch (jarak antar posat lubang) lp, harus tidak kurang dari 2 x
diameter lubang, dan range normal 2,5 - 4,0 kali diameter lubang.
Dengan range ini pitch dapat dipilih untuk memberikan jumlah
lubang aktif yg diperlukan untuk luas lubang tertentu. Dari bentuk
square dan equilateral triangular yang digunakan, triangular lebih
direkomendasikan.Total area lubang sebagi fraksi area perforasi Ap
diberikan persamaan berikut, untuk equilateral triangular (segitiga
sama sisi) pitch:
2
Ah
Ap [ ]
d
=0,9 h
lp
d. Tinggi weir
Pengambilan Tinggi weir diambil berdasarkan range yang ada pada
tabel 2.4 dan 2.5 diatas yang didasarkan pada jenis entrainment
yang terjadi apakah entrainment jet flooding atau spray regime
entrainment tergantung pemilihan yang diambil. Dapat juga diambil
berdasarkan standar yang telah ditetapkan yaitu
Minimum weir heights : 25 mm (1 in)
e. Weir length
Untuk panjang weir biasanya 0,6 sampai 0,85 dari diameter colom.
Untuk asumsi atau pengambilan awal yang baik yaitu 0,77 atau
setara dengan 12% dari luas downcomer. Menentukan weir length
dapat dicari dengan menggunakan hubungan antara weir length
dan downcomer area. Hitung nilai Ad/Ac dikali 100 % terlebih dahulu
kemudian tarik kekanan hingga garis dan tarik kebawah hingga
garis lw/Dc . Dari nilai lw/Dc yang diketahui diperoleh nilai lw
dengan mengalikan nilai lw/Dc dengan nilai Dc (diameter menara).
Gambar.1.8. Hubungan antara downcomer area dan weir length
f. Downcomwer width
Nilai downcomer width berkisar dia 10 mm (0,5 in) sesuai dengan
standard.Untuk diameter menara yang melebihi 750 mm panjang
flow pass akan lebih besar dari 510 mm (20 in) , sehingga untuk
nilai downcomer width mengikuti persamaan berikut ini:
DT KB 20"
Downcomer width ( H )
2
Keterangan :
DT : Diameter tower (mm)
KB : Kick back (mm)
Gambar.1.9. Segmental Gambar.1.10. Relief
Downcomer Downcomer
[ ]
L
how =750 w
l l w
3
( Coulson ,1983: pers 11:85)
Keterangan :
how : Weir crest (mm liquid)
Lw : Liquid flow rate (kg/s)
l : Densitas liquid (kg/m3)
lw : Weir length (m)
Keterangan :
h : Kecepatan uap minimum desain
(m/s)
K2 : Konstanta
dh : Diameter hole (mm)
v : Densitas uap (kg/m3)
Qv turndown ratio
am=
Ah
Keterangan :
am : Kecepatan uap minimum aktual
(m/s)
Ah : Luas hole (m2)
Qv : Laju alir uap (m3/s)
hd =51
[ ]
uh v
C 0 l
Keterangan :
hd : Dry plate drop (mm)
uh : Kecepatan uap maksimum melewati
hole (m/s)
C0 : orifice coefficient
v : densitas uap (kg/m3)
l : densitas liquid (kg/m3)
Keterangan :
ht : total plate pressure drop (mm
liquid)
hd : Dry plate drop (mm)
hw : tinggi weir (mm)
how : tinggi weir liquid (mm liquid)
hr : residual head (mm)
Pt : Total plate pressure drop ( Pa,
(N/m2))
l : densitas liquid (kg/m2)
Keterangan :
ht : total plate pressure drop (mm
liquid)
hdc : Heat loss pada downcomer (mm)
hw : tinggi weir (mm)
how : tinggi weir liquid (mm liquid)
Hb : Downcomer beckup (mm)
1
Untuk menghindari flooding nilai hb < ( l t + hw )
2
hdc =166
[ ]
L wd
l A m
Keterangan :
hdc : head loss pada downcomer (mm)
Lwd : laju alir cairan dalam downcomer (kg/s)
Am : downcomer area (Ad) atau clearence area under the
downcomer, (Aap), m2
Keterangan:
tr : residence time (s)
hb : clear liquid back-up (m)
Nilai residence time (tr) 3 detik
4.1.8 Entrainment
Entrainment dapat diestimasi dari korelasi Fair (1961) pada gambar
1.20 yang memberikan fraksional entrainment () (kg/kg gross
liquid flow) sebagai fungsi faktor cairan-uap (FLV) dengan
pendekatan persentase flooding sebagai parameternya. Persentasi
flooding dinyatakan dalam persamaan dibawah ini :
flooding= act
s flood
Keterangan :
act : Laju alir uap aktual (m/s)
s : Laju alir uap teoritis (m/s)
Gambar.1.15. Entrainment correlation
Setelah jumlah tray fix maka tekan bottom kolom akan difinalkan
dengan rumus sbb: Tekanan bottom = (Tekanan top kolom +
((jumlah theoritical tray/tray efficiency) x pressure drop per tray),
pressure drop pertray adalah 7 mmhg (0,00952 kg/cm2)
Input data yang diketahui pada hysys seperti frasi mole , temperatur
umpan, tekanan umpan dan flow rate.
Kemudian gunakan Shortcut Column
Lakukan record duty condenser, duty reboiler dan jumlah reflux dari
hasil trial jumlah tray maupun lokasi feed
Dengan mengefisiensikan duty condenser, duty reboiler dan jumlah reflux
dari hasil trial jumlah tray maupun lokasi feed dengan tetap memperhatikan
produk yang dihasilkan diperoleh data sebagai berikut :
Menentukan tekanan bottom kolom dengan persamaan :
( jumlah
Pbottom =Pdestilat +
teoriticaltray
tray efficiency
P/tray )
( 2+1 ) 12 . 340,45 kg
=10,11
3600 s
Top Produk
L
Flv = w
=
v 10,85 33,18
V w l 10,11 490,9
=0,24
Bottom Produk
L
Flv = w
v 10,85 19,26
=
V w l 10,11 478,8=0,19
b. Menentukan Kecepatan Flooding
Top Produk
Bottom Produk
Top Produk
s , flood =C SB
L v
v = 0,28
490,933,18
33,18
=1,04
ft
s
ft m
act =1,41 90 =0,94 =0,29
s s
Bottom Produk
s , flood =C SB
L v
v = 0,29
478,819,26
19,26
=1,42
ft
s
ft m
act =1,91 90 =1,27 =0,39
s s
10,11 m3 ft 3
Qv = =0,30 =10,76
33,18 s s
Bottom Produk
10,85 m3 ft 3
Qv = =0,53 =18,54
19,26 s s
Qv 18,54 2
An= = =1,7 m
( SF )( 0,9 ) act ( 0,9 )( 0,9 ) (0,39)
Bottom Produk
Ac= An+ Ad=1,7 +4,31=5,97 m2
Dc=
4 Ac
=
4 (3,82)
(3,14 )
=2,21m=7,24 ft
Bottom Produk
Dc=
4 Ac
=
4 (5,97)
(3,14)
=2,76 m=9,05 ft
Hole diameter diambil dari ukuran lubang yang sering digunakan yaitu 12
mm. Karena menggunakan tekanan tinggi maka hole area maksimum 8 %
dari luas bubbling areanya.untuk hole pitch yang disarankan adalah
menggunakan triangular pitch.Untuk nilai weir height diambil nilai
minimum yaitu 25 mm. Untuk nilai weir lenght diambil dari 0,6 dari
diameter kolom sedangkan untuk nilai downcomer width diambil dari
gambar di bawah ini, berdasarkan nilai diameter yang diperoleh maka
nilai downcomer widthnya untuk top produk sebesar 7 in dan untuk
bottom produk sebesar 9 in.
j. Cek Weeping
Top Produk
kg
Laju alir liquid=10,85
s
[ ] [
L 3
how =750 w =750
l l w
8,69
(490,9)(1,3)
3
]
=17,55mm liquid
K
v
1
2
33,18
1
2
[ 20,90(25,4d h)]
h=
d h 12 A t 5
= =3 maka nilai h =0,09 dan nilai p = =0,42
lp 4 Ap d h 12
h h
t d + hw +h ow
+h r
( 142,03+42,55+25,63 ) mm=215,16 mm
Sehingga :
Pt =9,81 x 103 ht l=9,81 x 103 215,16 490,9
1036,16 Pa=7,77 mmHg
kriteria desain
Bottom Produk
Q 18,54 m
uh= v = =6,30
Ah 0,08 s
2 2
u
hd =51 h
C0 [ ] v
l [ ]
=51
6,30 19,26
0,72 478,8
=156,83 mm
h h
t d + hw +h ow
+h r
( 156,83+47,51+26,27 ) mm=230,61 mm
Sehingga :
3 3
Pt =9,81 x 10 ht l=9,81 x 10 230,61 478,8
1083,17 Pa=8,12 mmHg
kriteria desain
hb =( hw +h ow ) + ht +h dc
Bottom Produk
hap=hw ( 510 ) mm=( 2510 ) mm=15 mm
2 2
hdc =166
[ ] [
Lwd
l A ap
=166
10,11
(478,8)(0,025) ]
=0,00005 mm=0,05 mm
hb =( hw +h ow ) + ht +h dc
n. Cek Entrainment
Top Produk
act 0,94
flooding= = =0,9=90
s flood 1,04
Penyusunan Packing
Jenis Packing
Gambar.1.23. Tipe packing (a) Raschig rings (b) Pall rings (c) Berl
saddle ceramic (d) Intalox saddle ceramic (e) Metal Hypac ( f )
Ceramic, super Intalox
Surfac packi
Bulk e ng
densit
size y area a factor
(kg/m (m2/m3
in mm 3) ) Fpm-1
raching rings 0,5 13 881 368 2100
ceramic 1 25 673 190 525
1,5 38 689 128 310
2 51 651 95 210
3 76 561 69 120
Metal 0,5 13 1201 417 980
(density for carbon
steel) 1 25 625 207 375
1,5 38 785 141 270
2 51 593 102 190
3 76 400 72 105
0,62
Pall ring metal 5 16 593 341 230
(density for carbon
steel) 1 25 481 210 160
1,25 32 385 128 92
2 51 353 102 66
3,5 76 273 66 52
0,62
plastics 5 16 112 341 320
(density for
polypropylene) 1 25 88 207 170
1,5 38 76 128 130
2 51 68 102 82
3,5 89 64 85 52
Intalox saddles 0,5 13 737 480 660
ceramic 1 25 673 253 300
1,5 38 625 194 170
2 51 609 108 130
3 76 577 72
Ring dan Saddle tersedia dari bahan keramik, logam, plastik, dan
karbon. Ring yang terbuat dari logam dan plastik (polipropilen),
lebih efisien dibandingkan dengan ring yang terbuat dari keramik,
karena dapat dibuat lebih tipis. Dibandingkan dengan pall ring dan
saddle, Raschig ring per volume harganya lebih murah namun
efisiensinya lebih rendah, dan biasanya biaya total kolom akan lebih
mahal jika menggunakan raschig ring. Untuk kolom yang baru,
biasanya digunakan pall ring dan berl atau intalox saddle.
Ukuran packing
Berikut ini nilai HETP untuk packing jenis Pall rings yang dapat
digunakan untuk memperkirakan tinggi packing bed yang diperlukan.
Ukuran, HETP, m
mm
25 (1 in.) 0,4 - 0,5
38 (1 0,6 0,75
in.)
Keterangan : 50 (2 in.) 0,75 1,0
H : Tinggi packing bed
n : Jumlah stage teoritikal
Nilai HETP
HETP : Tinggi ekuivalen dari teoritikal plate
untuk sadel
packing akan serupa dengan Pall ring , memberikan pressure drop 29 mm
per meter. HETP untuk Raschig ring akan lebih tinggi dari Pall ring atau
sadel, dan memberikan pressure drop yang cukup tinggi yaitu 42 mm per
meter.
H=n HETP
Hubungan antara unit transfer dan ketinggian suatu pelat teoritis , HETP
dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :
mG m
HETP=
( )
H OG Ln
Lm
mGm
( )
Lm 1
mG m
H OG=H G + ( )
Lm
HL
0,3 - 0,6 m ( 1-
25 mm ( 1 in) 2 ft)
38 mm (1 1/2 0,5 - 0,75 m (1 1/2 - 2
in) 1/2 ft)
0,6 - 1 m (2 -3
System Pressur Column Packing
50 mm (2 in ) ft ) e dia. HTU HETP
kPa m type size ,
mm m m
Absorption
Hydrocarbons 6000 0,9 pall 50 0,85
NH3-Air-H2O 101 - berl 50 0,5
Air - water 101 - berl 50 0,5
Aceton - water 101 0,6 pall 50 0,75
Distillation
Pentane-
propane 101 0,46 pall 25 0,46
IPA-water 101 0,46 int. 25 0,75 0,5
Methanorl-
water 101 0,41 pall 25 0,52
101 0,2 int. 25 0,46
Acetone-water 101 0,46 pall 25 0,37
101 0,39 int. 25 0,46
Formic acid -
water 101 0,91 pall 50 0,45
Acetone - water 101 0,38 pall 38 0,55 0,45
101 0,38 int. 50 0,5 0,45
101 1,07 int. 38 1,22
MEK-Toluen 101 0,38 pall 25 0,29 0,35
101 0,38 int. 25 0,27 0,23
101 0,38 berl 25 0,31 0,31
Pall = Pall rings, Berl = Berl saddles, Int. = Intalox saddles
Memprediksi Tinggi Transfer Unit (HTU )
Berikut adalah nilia HTU dan HTPE untuk berbagai jenis tipe Packing
1. Cornells method
1,11 0,33
Dc
H G=
0,011 h (Sc )v 0,5 ( 0,305 ) ( ) Z
3 , 05
0,5
( Lw f 1 f 2 f 3 )
0,15
Z
H L =0,305 h( S c )0,5
L K3 ( )
3,05
Keterangan :
HG : Tinggi dari transfer unit fasa gas (m)
HL : Tinggi dari transfer unit fasa cair (m)
(S c ) v : Gas Schmidt number = ( v / v Dv
(S c ) L : Liquid Schmidt number = ( L / L D L
Dc : Diameter kolom (m)
Z : Tinggi kolom (m)
K3 : Faktor koreksi persen flooding (Gambar 1. )
h : HG Factor (Gambar 1. )
h : HL Factor (Gambar 1. )
Lw : Liquid mass flow-rate per unit area column cross-sectional
area (kg/m2s)
f1 : Faktor koreksi liquid velocity = ( L / w )0,16
1/ 2
[
K pada design pressure drop
Percentage flooding= 4
K 4 pada flooding ]
2. Ondas method
[ )]
0,75 0,1 2 0,05 2 0,2
aw
a
=1exp 1,45
c
L ( ) ( )( ) ( Lw
a L
Lw
2
L g
Lw a
L La
1/ 3 2 /3 1/ 2
L L L
KL
( )
L g ( )( )
=0,0051 w
a L L DL
(a dp)
0,4
0,7 1 /3
K G RT Vw v
a Dv
=K 5
a v ( )( ) v Dv
(a d p )
2
Keterangan :
K 5 : 5,23 untuk packing ukuran dibawah 15 mm dan 2 untuk
ukuran diatas 15 mm
Lw : Liquid mass flow rate per unit cross-sectional area (kg/m2s)
V w : Gas mass flow rate per unit cross-sectional area (kg/m2s)
a w : Effective interfacial area of packing per unit volume (m2/m3)
a : Actual area of packing per unit volume ( m2/m3)
d p : Packing size (m)
c : Critical surface tension for the particular packing material
L : Liquid surface tension (N/m)
K G : Gas film mass transfer coefficient (kmol/m 2s atm) atau
(kmol/m2s bar)
K L : Liquid film mass transfer coefficient (kmol/m2s)
R : 0,08206 atm m3/kmol K atau 0,08314 bar m3/kmol K
Nilai Critical surface tension for the particular packing material
sesuai dengan jenis material berikut ini :
c m
Material N/m
ceramic 61
Metal (steel) 75
Plastic
(polyethylene) 33
Carbon 56
Lm
H L=
K L aw C t
Keterangan :
P : Tekanan operasi kolom (atm atau bar)
Ct : Total konsentrasi (kmol/m3) = L /BM solven
Gm : Molar gas flow rate per unit cross section area
(kmol/m2s)
Lm : Molar liquid flow rate per unit cross section area
(kmol/m2s)