Anda di halaman 1dari 59

Distillation Column Design

Berikut ini adalah algoritma dalam merancang kolom distilasi :

Prosedur dalam perancangan kolom distilasi :


1. Determining case
Analisis kasus yang terjadi seperti apa,dari mulai jenis komponen;
hidrokarbon kah atau komponen lainnya , tingkat volatilitasnya
( untuk menentukan jenis distilasi yang digunakan seperti flash
distilasi atau distilasi multi stage )
2. Menentukan Fisikal Properties dan Kondisi operasi

Sebelum mendisain suatu menara distilasi , data fisikal


properties dan kondisi operasi perlu diketahui dan dikalkulasi
terlebih lagi dalam penentuan light key dan heavy key sesuai
dengan produk yang ingin dihasilakan . Penjelasan dibawah ini
merupakan penjelasan secara singkat untuk lebih detail dan lebih
memahaminya dapat merujuk pada (...............................................)
fisikal properties dan kondisi operasi itu sendiri terdiri dari :

a. Penentuan light key dan heavy key


untuk melihat atau memastikan komponen kunci yang dipilih
tepat atau tidaknya dapat dibuktikan dengan persamaan
Shiras et. Al. :
xi , D D ( i1 ) x LK , D D ( LK i ) x HK ,D D
= +
xi , F F ( LK 1 ) x LK , F F ( lk 1 ) x HK ,F F

xi , D D
Komponen (i) terdistribusi jika : 0,01 ( )
xi , F F
1,01

Jika komponen yang dipilih sesuai maka komponen dapat


terdistribusi
Persamaan ini dapat digunakan untuk menentukan light key
dan heavy key secara kuantitatif atau analitik. Penentuan light
key dan heavy key dapat juga dilakukan berdasarkan spek
produk yang ingin dihasilkan .
b. Temperatur feed , kolom atas dan bawah
Penentuan temperatur feed dan kolom bawah dengan men-
trial temperatur bubble - point pada tekanan operasi hingga
nilai
yi = 1 , yi = (Ki x xi) = 1

Keterangan:
yi : fraksi mol uap
Ki : nilai hubungan fasa uap-cair
Ki : P / Pi
xi : fraksi mol cair
xi : ni / ntot
Sedangkan penentuan untuk kolom atas distilasi dengan men-
trial temperatur dew point pada tekanan operasi hingga

xi = 1 , xi = (yi / Ki) = 1.
Trial temperatur yang dilakukan dapat menggunakan metode
goal- seek yang terdapat pada excel.
c. Tekanan operasi
Tekanan operasi yang digunakan tergantung dengan
kebutuhan dan komponen yang dipisahkan , bisa
menggunakan tekanan vakum , tekanan atmosfer ( 1 atm )
atau tekanan tinggi . umumnya menggunakan tekanan
atmosfer , akan tetapi jika titik didih campuran komponen
negatif ( T < 0 C ) bisa menggunakan tekanan diatas 1 atm
hal tersebut dilakukan untuk efisiensi dan meningkatkan nilai
ekonomis kondensor dan media pendinginnya .
d. Densitas vapor dan liquid
Densitas vapor dan liquid dihitung pada kolom atas distilasi
dan kolom bawah distilasi.berikut adalah persamaan untuk
menghitung densitas vapor dan liquidpada kolom bawah ,
dimana nilainya untuk vapor dan liquid berbeda
B =
xB
x
B
i

Densitas uap untuk tiap komponen dihitung dengan


menggunakan persamaan berikut :
( BM i P)
uap ,i=
RT

Keterangan
R : Konstanta ( 8.314,34
3
m .pa/kmol.K)
P : Tekanan Operasi
BM i : Berat massa komponen
xB : Fraksi pada bottom
i : Densitas komponen

T : Temperatur operasi
e. Viskositas vapor dan liquid
viskositas vapor dan liquid dihitung pada kolom atas distilasi

D =
yD B =
xB
dan kolom bawah distilasi y x
D B
i i

Keterangan
D : Viskositas pada Destilat
B : Viskositas pada Bottom
yD : fraksi pada destilat
xB : Fraksi pada bottom
i : Viskositas komponen

Persamaan untuk menghitung viskositas rata rata :


avg= top bottom

Keterangan
avg : Viskositas rata rata
top : Viskositas pada distilat
f. bottom : Viskositas pada bottom Relatif
Volatilitas
Penentuan relatif volatilitas dapat dihitung denga persamaan
avg= top bottom

Keterangan
avg : Volatilitas relatif rata rata
top : Volatilitas relatif pada distilat
bottom : Volatilitas relatif pada bottom
g. Reflux minimum
Menghitung refluks minimum dengan persamaan Colburn &
Underwood

i x i , D
i
=R m+ 1

Sedangkan nilai dicari dengan persamaan

i x i , F
i
=1q

3. Menentukan Jumlah Tray dan Lokasi Feed Tray


a. Penentuan Jumlah tray minimum ditentukan dengan
menggunakan persamaan fenske :

log ( XX ) . ( XX )
LK

HK
HK

LK
D B

log LK avg
Nm =

LK avg top bottom ; top ( KK )


LK

HK
; bottom ( KK )
LK

HK
D B

Keterangan:
Nm : Jumlah plate minimum
b. XLK : Fraksi mol Light Key mene
XHK : Fraksi mol Heavey Key
: relatif volatilitas Light Key rata-rata ntuka
average,LK n
jumlah plate / tray ideal dengan menggunakan persamaan Dari
Grafik Mc.Cabe korelasi Gililand
Nm R Rm
N R 1 Rm 1
Dari Grafik Vs Vs
Gambar.1.2 Penentuan stage ideal (Erbar maddox correlation )

menghitung jumlah plate setimbang dari persamaan Gilliland :

{ ( ) }
0,566
N N min RR min
=0,75 1
N +1 R+1

Keterangan :
N : Number of stage
N min : Number of stage minimum
R : Reflux Ratio
Rmin : Reflux ratio minimum

c. Menentukan jumlah tray aktual

Jumlah tray aktual dihitung dari jumlah trey ideal dibagi dengan
efisiensi tray. Efisiensi tray dicari dengan menggunakan korelasi
viskositas rata rata dikali dengan relatif volatilitas rata rata .
yang kemudian dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar.1.3 Penentuan efisiensi colom

Menentukan lokasi umpan masuk dapat digunakan persamaan


Fenske :
X XD
ln D /
N above N XF XF
r LK HK

N below Ns X XF
ln F /
X B LK XB HK

Atau dapat menggunakan persamaan kirbride :

[ ( )( ) ]
2
N B x HK , F x LK ,B
log r =0,206 log
Ns D x LK , F x HK , D

Keterangan :
B : Laju alir molar bottom (Kmol/jam)
D : Laju alir molar distilat (Kmol/jam)
(Xlk, Xhk)F : Fraksi mol light key dan heavy key di Feed
Xlk, B : Fraksi mol light key si bottom
Xhk, D : Fraksi mol heavy key si Distilat
Nr : Number of stage di atas feed
Ns : Number of stage di bawah feed

4. Penentuan jenis kolom


Jenis kolom yang digunakan sesuai dengan karakteristik komponen
yang ingin dipisahka . Ada dua jenis kolom yang dapat dipilih yaitu
packed kolom dan tray kolom ,akan tetapi umumnya untuk distilasi
digunakan jenis tray kolom karena perawatan yang lebih mudah dan
biaya yang lebih murah. Setelah memilih jenis kolom, kemudian
menentukan jenis tray jika yang dipilih tray kolom . penentuan jenis
tray berdasarkan pertimbangan dari kekurangan serta kelebihan
dari masing masing jenis tray.

Tabel 1.1 Typical Application of Tray and Packing

Tray Packing
High Pressure service (High
L/V ratio)
Low Pressure service (Low L/V
ratio)
Large diameter tower
Small diaameter tower
Distillation Column
Absorber
Fouling service
4.1 Column sizing untuk Tray Column

Sebelum merancang distilasi untuk tipe tray kolom ada beberapa


parameter desian yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Pressure drop pada tiap tray berkisar 0.08-0.12 psi/tray (Kister,


Henry) atau 8-10 mmHg per tray (KG-Tower introduction)
b. Flooding percentage: 80-90% (Kister, Henry)
c. Weeping : (uam > uh)
d. Downcomer liquid backup : (hb < (t +hw))
e. Downcomer residence time : 3 detik
f. Entrainment : (<0,1 )

4.1.1 Penentuan Diameter kolom

Untuk menghitung diameter kolom, langkah awal adalah


dengan menentukan atau mentrial tray spasing .Pengambilan tray
spasing berdasarkan pada standart tray dimensions ( Rules of
tumb ) . tray spasing minimum yang digunakan adalah 12 in (300
mm) , adapun tray spasing yang paling sering digunakan adalah 12,
18, 24, 30, and 36 in . Untuk perbandingan penggunaan tray
spasing terhadap diameter dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar.1.4. Penentuan tray spacing terhadap diameter tower
g. Menentukan laju alir massa bagian atas dan bawah
( R+1 ) D
Vapor rate (kg/s) = Vw = 3600

( R D )+ F
Liquid rate (kg/s) = Lw = 3600

h. Menentukan Liquid-vapor flow factor

Flv =
Lw
Vw v
l

Keterangan :
FLV : Liquid-vapor flow factor
Lw : Laju alir massa cairan (kg/h)
Vw : Laju alir massa uap (kg/h)
L : Densitas cairan (kg/m3)
v : Densitas uap (kg/m3)

i. Menentukan Kecepatan Flooding


Flooding itu sendiri menggambarkan suatu kondisi dimana
aliran gas membatasi aliran cairan yang mengalir berlawanan
arah
Flooding yang diizinkan berkisar 80 % 90 % (kizter , Henry )

Gambar.1.5. Penentuan C- factor terhadap Flv


Setalah mengetahui nilai liquid vapor flow factor dapat dicari nilai
konstanta (C-faktor) dari grafik diatas berdasarkan plate spasing
yang diambil. Kemudian menentukan kecepatan flooding untuk
kolom atas dan kolom bawah distilasi dapat menggunakan
persamaan dibawah ini :

s , flood =C SB
L v
v

Keterangan :
s , flood : Kecepatan flooding (ft/s)
C SB : C- factor
L : Densitas liquid (m3/s)
v Densitas uap (m3/s)

Setelah memperoleh nilai floding dari kolom atas dan bawah


kemudian menentukan kecepatan uap dengan mengalikan nilai
flooding dengan persentase flooding yang disarankan.

act =s , flood Percentage flooding

Keterangan :
act :
Kecepatan flooding aktual
(ft/s)
s , flood : Kecepatan flooding teoritis
(ft/s)
Percentage flooding
: Persen flooding ( 80 90 % )

j. Menentukan Laju Alir Volumetrik Maksimum


Laju alir volumetrik maksimum pada kolom bagian atas dan
bagian bawah distilasi dihitung dengan menggunakan
persamaan dibawah ini :
Vw
Qv = v

Keterangan :
Qv : Laju alir volumetrik maksimum (m3/s)
Vw : Laju alir massa uap (kg/s)
v : Densitas uap (m3/s)
k. Menentukan Bubbling Area Untuk Kontak Uap-Cair
Dengan mengambil 80 % flooding maka persamaan untuk
menentukan luas bubbling adalah :
Qv
An=
( SF )( 0.8 ) act

Keterangan :
SF : derating Factor
An : bubling area (m2)
Qv : Laju alir volumetrik (m3/s)
act : Kecepatan flooding aktual
(m/s)
untuk nilai dearating factor dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Derating Factors

system factor Reference


Non foaming regular
Refrigerated type, top
systems 0,8 1 9
7, 8,9,12
section
High pressure (G > 1,8) 1,21/G^0,32 8
Refrigerated type,bottom 1 9
Low Foaming
section
Depropanizers
Oil Absorbers 0,9 12
H2S
Abovestrippers
0 F 0,850,9 9,12
7,8,9,12
below 0 F 0,85
0,95 98
Flourine systems
0,85 7,12
(Freons,BF3) 0,9 7,12
0,8 8
Hot carbonat regenerators 0,9 8,12
Crude tower 1 9
Moderate Foaming
0,85 12
Deetanizers
Crude vacum towers 1 9
Absorbing type,top section 0,85 7,8,9,12
0,85 8
Absorbing type,bottom
furfural refining towers
section 0,85 1 89
0,8
0,85 12
7,8,12
sulfolane systems
Refrigerated type,top 1 9
section 0,85
0,85 1212
Amine regenerators 0,850,8 7,8,9,12 9
Refrigerated type,
Glycol Regenerators bottom 0,85 7,12
section 0,8 1 7,9
9
0,85
0,65 812
Demethanizers
Hot carbonate absorbers 0,85 8,12
Absorbing
Caustic washtype,top section 0,85
0,65 7,8,9
8
Absorbing type,bottom
section Heavy Foaming 1 9
Amine-absorber 0,8
0,85 8
7,8
0,75 9,12
0,73 7
Glycol contractors 0,73 7
0,65 9,12
0,5 8
Sour water strippers 0,5 - 0,7 9
0,6 8
oil reclaimer 0,7 8
MEK units 0,6 7,12
Stable Foam
Caustic regenerators 0,6 8
0,3 7,12
Alcohol synthesis
absorbers 0,35 8,12
Sumber : H.Z Kister , Distillation operation .1992.Mc graw hill

l. Menentukan Luas downcomers (Ad)


Untuk Menentukan luas downcomers berdasarkan jarak tiap tray
yang diasumsikan diawal ,berikut adalah nilai downcomer
velocity yang dapat dilihat pada Tabel 1.3 dibawah ini :

Tabel 1.3. Maximum Downcomers velocity


clear liquid velocity in downcomer ,
foaming ft/s
Example
tendency 18-in 24-in 30-in
spacing spacing spacing
Low Low - pressure (<100-
psia)
light hydrocarbons, 0,4 - 0,5 0,5 - 0,6 0,6 - 0,7
stabilizers, air-water
simulator
Medium Oil systems , crude oil ,
distillation
absorbers, midpressure 0,3 - 0,4 0,4 - 0,5 0,5 - 0,7
(100 - 300 psia)
hydrocarbons
Ligh Amine , Glycerine,
glycols, high
pressure (> 300 - psi) 0,2 - 0,25 0,2 - 0,25 0,2 -0,3
light
hydrocarbon
Sumber : H.Z Kister , Distillation operation .1992.Mc graw hill

Qv
Ad=
downcomer

Keterangan :
Ad : Luas downcomers ( ft2)
Qv : Laju alir volumetrik (ft3/s)
downcomer : clear liquid velocity in
downcomer (ft/s)

m. Menentukan Luas Penampang Lintang Menara (Ac)


Ac= An+ Ad

Keterangan :
An : Bubbling area (m2)
Ac : Luas menara (m2)
Ad : Luas downcomers (m2)

n. Menentukan Diameter Menara (Dc) Berdasarkan Kecepatan


Flooding
Dc=

4 Ac

Keterangan :
Dc : Diameter menara ( m )
Ac : Luas menara (m2)

4.1.2 Menentukan jenis aliran


Untuk menentukan jenis alirannya dapat dihitung laju alir liquid
pada bagian bawah menara distilasi dengan persamaan berikut ini :
Lw
Ql , B=
l

Keterangan :
Ql,B : laju alir volumetrik bagian bottom (m3/s)
Lw : laju alir massa cairan bagian bottom (kg/s)
L : densitas cairan bagian bottom (kg/m3)

Ada beberapa pola aliran cairan dalam menara distilasi berdasarkan


kecepatan liquid didalam menara tersebut yaitu :
Gambar.1.6. Pola Aliran Cairan
Sumber : Coulson, JM. and Richardson, JF. Chemical Engineering
Design (SI units), Volume 6, Pergamon Press, Oxford, 1983, Fig 11.28.
569

a. Reverse Flow : aliran liquid datang dari atas (downcomer) lalu


mengalir di sepanjang tray dan berbelok ke bagian tray sebelahnya
karena adanya baffle lalu mengalir ke plate bawahnya di downflow.
Disebut reverse flow karena letak downcomer dan downflow di sisi
yg sama. Dapat digunakan untuk menampung uap lebih banyak ,
luas downcomer kecil. Kec. Liquid = 0 - 50 gpm [0-0.003 m3/s]
b. Cross Flow : aliran liquid datang dari atas (downcomer) lalu
mengalir di sepanjang tray dan mengalir ke plate bawahnya di
downflow. Disebut cross flow karena letak downcomer dan downflow
di sisi berseberangan. Jarak yang dilewati liquid panjang sehingga
efisiensi tinggi. Kec. Liquid = 50-500 gpm [0.003-0.03 m3/s]

c. Double Pass Flow: aliran liquid datang dari atas dari 2 bagian
downcomer (kiri kanan ) lalu mengumpul di tengah-tengah plate
dan turun ke bawahnya. Digunakan untuk beban liquid yang besar,.
Kec. Liquid = 500 gpm [0.03 m3/s]
4.1.3 Design Tray

Gambar.1.7. typical dectional plate construction

Beberapa dimensi yang didisain pada tray yaitu :


a. Hole Diameter
Untuk diameter lubang pada sieve tray umumnya menggunakan
ukuran 6, 12, 25 atau 39 mm sebagai standar. Pada menara distilasi
yang memiliki diameter lebih besar menggunakan diameter lubang
yang lebih besar juga. Akan tetapi untuk banyak kasus lebih sering
menggunakan diameter lubang 12 mm. Standart ini umumnya
digunakan pada perusahaan EPC. Dapat juga menggunakan
referensi buku kizter yang di lampirkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.4. pengambilan Range yang direkomendasikan pada
entrainment jet flooding

Recomended Range of application . The Kister and


haas entrainment flood correlation
flooding entrainment (jet) flood
mechanism only
tray types sieve or valve tray only
Pressure 1,5 -500 psia
Gas veocity 1,5 - 13 ft/s
Liquid Load 0,5 - 12 gpm/in
Gas density 0,03 - 10 lb/ft3
Liquid density 20 - 75 lb/ft3
Surface tension 5 - 80 dyne/cm
Liquid viscosity 0,05 - 2,0 cP
Tray spacing 14 - 36 in
Hole diameter 1/8 - 1 in
Fractional hole
area 0,06 - 0,20
Weir height 0-3 in
Sumber : H.Z Kister , Distillation operation .1992.Mc graw
hill

Tabel 1.5. pengambilan Range yang direkomendasikan pada spray


regime entrainment

Recomended Range of application . The Kister and haas


spray regime entrainment correlation
flow regime Spray onli
Pressure 3 - 180 psia
Gas veocity 1,3 - 15 ft/s
Liquid Load 0,5 - 4,5 gpm/in
Gas density 0,03 - 2 lb/ft3
Liquid density 30 - 90 lb/ft3
Surface tension 5 - 80 dyne/cm
Liquid viscosity 0,05 - 2,0 cP
Tray spacing 15 - 36 in
Hole diameter 1/8 - 3/4 in
Fractional hole 0,07 -
area 0,16
Weir height -3 in
Sumber : H.Z Kister , Distillation operation .1992.Mc graw
hill

Pengambilan diameter lubang diambil berdasarkan range yang ada


pada tabel diatas yang didasarkan pada jenis entrainment yang
terjadi apakah entrainment jet flooding atau spray regime
entrainment tergantung pemilihan yang diambil.

b. Hole Area
Luas lubang pada seive tray ditentukan dari bubling (active) area
dikali dengan persen standart yang disarankan, minimum 5 % dan
maksimum 20 % . Luas lubang pada seive tray diambil berdasarkan
range yang ada pada tabel 2.4 dan 2.5 diatas yang didasarkan pada
jenis entrainment yang terjadi apakah entrainment jet flooding atau
spray regime entrainment tergantung pemilihan yang diambil.
Biasanya digunakan persen hole area berdasarkan kondisi berikut ini
:
Tower dengan tekanan : 58%
tinggi
Tower dengan tekanan : 8 10 %
atmosfer
Tower dengan tekanan : 10 15 %
vakum

c. Hole pitch
Hole pitch (jarak antar posat lubang) lp, harus tidak kurang dari 2 x
diameter lubang, dan range normal 2,5 - 4,0 kali diameter lubang.
Dengan range ini pitch dapat dipilih untuk memberikan jumlah
lubang aktif yg diperlukan untuk luas lubang tertentu. Dari bentuk
square dan equilateral triangular yang digunakan, triangular lebih
direkomendasikan.Total area lubang sebagi fraksi area perforasi Ap
diberikan persamaan berikut, untuk equilateral triangular (segitiga
sama sisi) pitch:
2
Ah
Ap [ ]
d
=0,9 h
lp

Persamaan diplot pada gambar berikut ini :


Gambar 1.7. hubungan antara hole area dan picth

d. Tinggi weir
Pengambilan Tinggi weir diambil berdasarkan range yang ada pada
tabel 2.4 dan 2.5 diatas yang didasarkan pada jenis entrainment
yang terjadi apakah entrainment jet flooding atau spray regime
entrainment tergantung pemilihan yang diambil. Dapat juga diambil
berdasarkan standar yang telah ditetapkan yaitu
Minimum weir heights : 25 mm (1 in)

Maximum weir heights : 75 mm (3 in)

e. Weir length
Untuk panjang weir biasanya 0,6 sampai 0,85 dari diameter colom.
Untuk asumsi atau pengambilan awal yang baik yaitu 0,77 atau
setara dengan 12% dari luas downcomer. Menentukan weir length
dapat dicari dengan menggunakan hubungan antara weir length
dan downcomer area. Hitung nilai Ad/Ac dikali 100 % terlebih dahulu
kemudian tarik kekanan hingga garis dan tarik kebawah hingga
garis lw/Dc . Dari nilai lw/Dc yang diketahui diperoleh nilai lw
dengan mengalikan nilai lw/Dc dengan nilai Dc (diameter menara).
Gambar.1.8. Hubungan antara downcomer area dan weir length

f. Downcomwer width
Nilai downcomer width berkisar dia 10 mm (0,5 in) sesuai dengan
standard.Untuk diameter menara yang melebihi 750 mm panjang
flow pass akan lebih besar dari 510 mm (20 in) , sehingga untuk
nilai downcomer width mengikuti persamaan berikut ini:
DT KB 20"
Downcomer width ( H )
2

Keterangan :
DT : Diameter tower (mm)
KB : Kick back (mm)
Gambar.1.9. Segmental Gambar.1.10. Relief
Downcomer Downcomer

Pengambilan Nilai downcomer width juga ditentukan


berdasarkan diameternya yang dapat dilihat pada Gambar 1.11
berikut ini :

Gambar.1.11. Minimum downcomer width


4.1.4 Weeping
Untuk mengetahui disain yang dilakukan sesuai atau tidak perlu
dilakukan pengecekapn pada beberapa parameter disain yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Pertama perlu dicek laju alir weeping
apakah nilai m (Kecepatan uap minimum actual) > h (kecepatan
uap minimum desain). Sebelumnya menentukan ketinggian cairan
diatas puncak weir untuk laju alir minimum dan maksimum , laju
alir minimum ditentukan dari laju alir liquid dikalikan dengan turn-
down ratio ( 70 80 %) . Berikut ini adalah persamaan untuk
menentukan ketinggian cairan diatas puncak weir :

[ ]
L
how =750 w
l l w
3
( Coulson ,1983: pers 11:85)
Keterangan :
how : Weir crest (mm liquid)
Lw : Liquid flow rate (kg/s)
l : Densitas liquid (kg/m3)
lw : Weir length (m)

Untuk mencari nilai K2 pada grafik , jumlahkan terlebih dahulu nilai


hw (tinggi weir ) dengan h ow ( tinggi cairan wair ) pada laju alir
minimum

Gambar.1.12. Weep point Correlation (coulson ,1983 : fig, 11.30)

Setelah memperoleh nilai K2 dapat dihitung kecepatan uap


minimum pada weep point . kecepatan pada weep point adalah
nilai minimum untuk operasi yang stabil sehingga pada laju operasi
terendah, kecepatan aliran uap masih diatas weep point sehingga
tidak menyebabkan weeping. Berikut ini adalah persamaan untuk
menentukan laju alir minimum pada weep- point :
K
v



[ 20,90(25,4d h)]

h=

Keterangan :
h : Kecepatan uap minimum desain
(m/s)
K2 : Konstanta
dh : Diameter hole (mm)
v : Densitas uap (kg/m3)

Menentukan laju alir uap minimum aktual :

Qv turndown ratio
am=
Ah

Keterangan :
am : Kecepatan uap minimum aktual
(m/s)
Ah : Luas hole (m2)
Qv : Laju alir uap (m3/s)

Ketika nilai am lebih besar dari h maka weeping tidak terjadi

4.1.5 Pressure Drop


Terdapat dua sumber utama penyebab penurunan tekanan yaitu:
aliran uap melewati lubang (orifice loss) dan static head of liquid
pada plate.Total pressure drop diperoleh dari jumlah pressure yang
dihitung dari friksi uap yang melewati lubang plate kering (dry plate
drop, hd); head clear liquid pada plate (hw + how); dan kehilangan
yang disebabkan oleh tegangan permukaan yang disebut
kehilangan residual (hr)
Dry plat drop
2

hd =51
[ ]
uh v
C 0 l
Keterangan :
hd : Dry plate drop (mm)
uh : Kecepatan uap maksimum melewati
hole (m/s)
C0 : orifice coefficient
v : densitas uap (kg/m3)
l : densitas liquid (kg/m3)

Kecepatan uap maksimum melewati hole di hitung dengan


menggunakan persamaan:
Q
uh= v
Ah
Keterangan :
Qv : Laju alir volumetrik uap maksimum (m3/s)
uh : Kecepatan uap maksimum melewati hole (m/s)
Ah : Luas hole (m2)

Koefisien orifice diperoleh dari grafik discharge coefficient yang


dapat dilihat pada Gambar 1.19. Untuk tebal plate pada bahan
carbon steel yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in), sedangkan
untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 3
mm.

Gambar.1.13. Discharge Coeeficient


Residual head
12,5 103
hr =
l

Pressure drop total


ht = hd + (hw + how) + hr
3
sehingga : Pt =9,81 x 10 ht l

Keterangan :
ht : total plate pressure drop (mm
liquid)
hd : Dry plate drop (mm)
hw : tinggi weir (mm)
how : tinggi weir liquid (mm liquid)
hr : residual head (mm)
Pt : Total plate pressure drop ( Pa,
(N/m2))
l : densitas liquid (kg/m2)

4.1.6 Downcomer area Liquid Beckup

Gambar.1.14. Downcomer beckup

Downcomer area dan plate harus dirancang sedemikian rupa


hingga level cairan dan froth dalam downcomer tidak melebihi
puncak atau dibawah outlet weir pada plat atas , Jika ketinggian
meningkat sampai di atas outlet weir kolom akan banjir. kembalinya
cairan di downcomer disebabkan adanya pressure drop di atas plate
dan adanya tahanan untuk mengalir di dawncomer itu sendiri.
Clear liquid the dowmncomer back-up dinyatakan dengan
persamaan dibawah ini :
hb =( hw +h ow ) + ht +h dc

Keterangan :
ht : total plate pressure drop (mm
liquid)
hdc : Heat loss pada downcomer (mm)
hw : tinggi weir (mm)
how : tinggi weir liquid (mm liquid)
Hb : Downcomer beckup (mm)

1
Untuk menghindari flooding nilai hb < ( l t + hw )
2

Head loss pada downcomer dihitung dengan menggunakan persamaan :

hdc =166
[ ]
L wd
l A m

Clearence area under the downcomer dihitung dengan persamaan :


A ap=hap l w

Dimana hap adalah ketinggian tepi bawah pinggir diatas


plate, umumnya 5 -10 mm dibawah ketinggian outlet weir
hap=hw ( 510 ) mm

Keterangan :
hdc : head loss pada downcomer (mm)
Lwd : laju alir cairan dalam downcomer (kg/s)
Am : downcomer area (Ad) atau clearence area under the
downcomer, (Aap), m2

4.1.7 Downcomer Residence Time


Residence time yang cukup dalam downcomer harus dipenuhi agar
uap dapat terlepas dari cairan dan naik keatas , untuk menghindari
terbawanya cairan yang berisi udara melalui downcomer .
Direkomendasikan nilai residence time paling kecil 3 detik.
Perhitungan untuk menentukan downcomer residence time
menggunakan persamaan berikut ini :
A h
t r= d b l
Lwd

Keterangan:
tr : residence time (s)
hb : clear liquid back-up (m)
Nilai residence time (tr) 3 detik

4.1.8 Entrainment
Entrainment dapat diestimasi dari korelasi Fair (1961) pada gambar
1.20 yang memberikan fraksional entrainment () (kg/kg gross
liquid flow) sebagai fungsi faktor cairan-uap (FLV) dengan
pendekatan persentase flooding sebagai parameternya. Persentasi
flooding dinyatakan dalam persamaan dibawah ini :

flooding= act
s flood

Keterangan :
act : Laju alir uap aktual (m/s)
s : Laju alir uap teoritis (m/s)
Gambar.1.15. Entrainment correlation

Jika Nilai fraksional entrainment () 0,1 maka tidak terjadi


entrainment
Contoh Kasus :
Diketahui suatu campuran hidrokarbon yang terdiri dari Propylene,Propane
,Isobutane , 1-butene ,Isopentane ,n-Hexane dan n-Heptane dengan laju
alir umpan masuk 15.000 kg/jam beroperasi pada tekanan 270 psia (18,98
kg/cm2) dan temperatur umpan 115 F (46,11 C) spesifikasi produk yang
diharapkan sesuai dengan tabel dibawah. untuk komposisi C3 pada
produk bawah maksimum 2 % mole sedangkan komposisi C4 maksimum 1
% pada produk atas .

Komponen(fraksi Fee Destil Botto


mol) d at m
Propylene 0,62 0,713 0,0106
0
Propane 0,25 0,280 0,0090
0
Isobutane 0,04 0,005 0,2810
0
1-butene 0,06 0,001 0,4620
7
Isopentane 0,01 0,000 0,0395
0
n-Hexane 0,02 0,000 0,1580
0
n-Heptane 0,01 0,000 0,0395
0

Desainlah dimensi kolom sesuia dengan spesifikasi produk yang


diharapkan.

Pertama yang perlu diakukan adalah mencari atau mengumpulkan data


fisikal properties , menghitung jumlah plate , dan letak feed plate yang
dapat dicari dengan menggunakan program simulasi HYSYS.

tahapan pembuatan simulasi kolom distillasi

Tentukan media pendingin/pengcondenser apakah menggunakan Air


(udara), Cooling Water, Chilled Water, Refrigerant

Jika menggunakan Air maka temperatur fluida dapat didinginkan


maksimum hingga 7-10 C diatas max ambient temperature.
Allowance tambahan 2C juga ditambahkan untuk mengantisipasi
kenaikan ambient temperature saat plant beroperasi. Ex : max
ambient temp adalah 38 C, maka temperature max fluida yang
didinginkan dapat mencapai 38 + (7 or 10)+2 = 47 - 50 C

Jika menggunakan selain Air maka maka temperatur fluida dapat


didinginkan maksimum hingga 3 - 5 C diatas temperature
pendingin tsb.

Point 2 dan Point 3 adalah untuk menentukan temperature outlet


condenser (overhead receiver drum)

Tentukan tekanan di outlet condenser (overhead receiver drum)


dengan cara Menentukan tekanan bubble point pada temperature di
point 2 atau point 3 untuk product spec distillate yang diinginkan.

Tentukan tekanan di top kolom dengan cara menambahkan tekanan


di condenser dengan pressure drop di condenser (ie : 0.3 kg/cm2)

Tentukan tekanan di bottom kolom dengan cara mengasumsikan


perbedaan tekanan kolom (ie : 0.2 - 0.3 kg/cm 2), kemudiaan
perbedaan tekanan ini ditambahkan denga tekanan di top kolom
untuk menghasilkan tekanan di bottom kolom. Perbedaan tekanan
diasumsikan dikarena jumlah tray masih belum fix.

Asumsikan jumlah theoritical tray sebesar 20 untuk estimasi awal


dengan feed pada tray tengah (ex : jumlah tray 20, maka feed akan
di tray 10)

Mandatory kolom spesifikasi adalah Temp condenser dan product


spec.

Jika kolom tidak konvergen karena temp condenser tidak tercapai,


maka adjust tekanan di condenser agar temp condenser bisa
tercapai sesuai spesifikasi.

Setelah simulasi konvergen maka lakukan trial jumlah tray dengan


mengurangi/menambah jumlah tray (feed diadjust untuk selalu
mengikuti tray tengah), sambil memonitor duty reboiler, duty
condenser dan jumlah reflux. Jumlah tray dipilih pada jumlah tray
terbanyak dimana jumlah reflux dan duty reboiler mulai konstan.

Setelah jumlah tray di fix kan, maka selanjutnya adalah mentrial


tray untuk feed. Variasikan feed tray sambil mengamati duty
condenser dan duty reboiler, lokasi feed tray dipilih yang
menghasilkan duty condenser dan reboiler terkecil

Setelah jumlah tray fix maka tekan bottom kolom akan difinalkan
dengan rumus sbb: Tekanan bottom = (Tekanan top kolom +
((jumlah theoritical tray/tray efficiency) x pressure drop per tray),
pressure drop pertray adalah 7 mmhg (0,00952 kg/cm2)

Running kembali, maka simulasi sudah final

Simulasi 1 : Shortcut Column

Simulasi shortcut dipakai untuk memprediksi jumlah tray,jumlah


reflux dan lokasi feed tray sebagai referensi sebelum melakukan
simulasi 2 yang menggunakan distillation template

Shortcut kolom memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah


dibandingkan distillation template dalam mengkalkulasi distillation
column. Oleh karena itu perlu dilakukan kembali simulasi dengan
menggunakan distillation templat

Langkah awal menentukan temperatur kondensor dengan mengambil


media pendinginnya adalah air dengan ambient temperatur 30 C
maka temperature max fluida yang didinginkan dapat mencapai 30 +
(7) + 2 = 39 C

Dengan memasukkan temperatur kondensor dengan produk yang


dihasilkan adalah liquid atau nilai vapor/phase fraction = 0 maka
diperoleh tekanannya sebesar 15,74 kg/cm2
Kemudian tekanan kolom atas destilasi dengan menjumlah tekanan
kondensor dengan pressure drop pada kondensor yaitu 0,03 kg/cm 2
sehingga tekanan kolom atas distilasi sebesar (15,74 + 0,3) kg/cm 2 =
16,04 kg/cm2 . asumsi jumlah tray awal 20 tray dengan pressure drop tiap
tray 0,3 kg/cm2 sehingga tekanan bottom = (20 x 0,3) + 16,04 = 22,04
kg/cm2

Input data yang diketahui pada hysys seperti frasi mole , temperatur
umpan, tekanan umpan dan flow rate.
Kemudian gunakan Shortcut Column

Input data sesuai dengan gambar dibawah ini :


Sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Simulasi 2 : Distillation Template

Setelah mendapatkan data tray, reflux , dari shortcut column maka


dilakukan simulasi dengan menggunakan distillation template untuk
menghasilkan hasil simulasi yang lebih akurat

Lakukan record duty condenser, duty reboiler dan jumlah reflux dari
hasil trial jumlah tray maupun lokasi feed
Dengan mengefisiensikan duty condenser, duty reboiler dan jumlah reflux
dari hasil trial jumlah tray maupun lokasi feed dengan tetap memperhatikan
produk yang dihasilkan diperoleh data sebagai berikut :
Menentukan tekanan bottom kolom dengan persamaan :

( jumlah
Pbottom =Pdestilat +
teoriticaltray
tray efficiency
P/tray )

pressure drop pertray adalah 7 mmHg (0,00952 kg/cm2) ,untuk efficiency


tray pada kolom depropanizer 80 90 % diambil efficiency 90 %

Pbottom=15,74+ ( 0,912 0,00952)


= 16,17 kg/cm2

jumlah teoritical tray 12


Maka jumlah tray aktual adalah = = =13,33=14 tray
tray efficiency 0,9

Dengan menggunakan Tekanan bottom kolom dan jumlah tray setelah


dibagi dengan efficiency tray dan mengeficiensikan duty reboiler dan
condensor maka feed masuk pada tray ke 5.
Spec produk yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Diperoleh komponen C4 yang terdapat pada produk atas destilasi kurang


dari 1 % dan komponen C3 yang terdapat pada produk bawah distilasi
sebesar 2 %.
Refluk Ratio : 1,95
Jumlah plate total : 12
Feed plate : 5
efficiency : 90 %
Jumlah plate : 14
aktual
Kolom atas (Destilat) Kolom Bawah (Bottom)
Flow rate (D) : 12.340,45 Flow rate (B) : 2.660
(kg/h) (kg/h)
Temperatur (C) : 39 Temperatur : 103,4
(C)
Tekanan : 15,74 Tekanan : 16,17
2 2
(kg/cm ) (kg/cm )
BM : 63,57 BM : 42,75
3 3
v (kg/m ) : 33,18 v (kg/m ) : 19,26
l (kg/m3) : 490,9 l (kg/m3) : 478,8
Viskositas (cp) : 0,09 Viskositas (cp) : 0,07
Data Fisikal properties dan kondisi operasi yang diperoleh :
Asumsi awal adalah tray spacing yang digunakan adalah 24 in ( 0,610 m)

a. Menentukan laju alir liquid dan vapor


( R+1 ) D
Vapor rate (kg/s) = Vw = =
3600

( 2+1 ) 12 . 340,45 kg
=10,11
3600 s

Liquid rate (kg/s) = Lw =

( R D )+ F ( 2 12. 340,45 ) +15.000 kg


= =10,85
3600 3600 s

Menentukan Liquid-vapor flow factor

Top Produk
L
Flv = w
=

v 10,85 33,18
V w l 10,11 490,9
=0,24

Bottom Produk
L
Flv = w

v 10,85 19,26
=
V w l 10,11 478,8=0,19
b. Menentukan Kecepatan Flooding

Top Produk

Bottom Produk

Flooding yang diambil adalah 90 %

Top Produk

s , flood =C SB
L v
v = 0,28
490,933,18
33,18
=1,04
ft
s

ft m
act =1,41 90 =0,94 =0,29
s s

Bottom Produk

s , flood =C SB
L v
v = 0,29
478,819,26
19,26
=1,42
ft
s

ft m
act =1,91 90 =1,27 =0,39
s s

c. Menentukan laju alir volumetrik maksimum


Top Produk

10,11 m3 ft 3
Qv = =0,30 =10,76
33,18 s s

Bottom Produk

10,85 m3 ft 3
Qv = =0,53 =18,54
19,26 s s

d. Menentukan Bubbling Area Untuk Kontak Uap-Cair


Untuk nilai Sf diperoleh pada Tabel 1.1 untuk depropanizer adalah
0,9
Top Produk
Qv 10,76 2
An= = =1,3 m
( SF )( 0,9 ) act ( 0,9 )( 0,9 ) (0,29)
Bottom Produk

Qv 18,54 2
An= = =1,7 m
( SF )( 0,9 ) act ( 0,9 )( 0,9 ) (0,39)

e. Menentukan Luas downcomers (Ad)


Diambil downcomer pada tabel 1.2 ( diambil yang medium karena

menggunakan tekanan di range 100-300 psia dan merupakan


senyawa hidrokarbon dan diambil pada tray spacing 24 in ) diambil
nilai sebesar 0,4
Top Produk
Qv 10,76
Ad= = =26,91 ft 2=2,50 m2
downcomer 0,4
Bottom Produk
Qv 18,54
Ad= = =46,35 ft 2=4,31 m2
downcomer 0,4

f. Menentukan luas penampang lintang menara (Ac)


Top Produk

Ac= An+ Ad=1,3+ 2,50= 3,82 m2

Bottom Produk
Ac= An+ Ad=1,7 +4,31=5,97 m2

g. Menentukan diameter menara (Dc)


Top Produk

Dc=
4 Ac

=

4 (3,82)
(3,14 )
=2,21m=7,24 ft

Bottom Produk

Dc=

4 Ac

=

4 (5,97)
(3,14)
=2,76 m=9,05 ft

h. Menentukan jenis aliran


Lw 10,85 m3
Ql , B= = =0,02
l 478,8 s
0-0,003 : Reverse Flow
0,003-0,03 : Cross Flow
>0,03 : Double Pass Flow
Maka jenis alirannya adalah Cross Flow
i. Desain Tray

Hole diameter (dh) : 12 mm


Hole area (Ah) top : 0,07 m2
Hole area (Ah) bottom : 0,08 m2
Hole Pitch : Triangular pitch
weir height (hw) top : 25 mm
weir height (hw) bottom : 25 mm
weir length (lw)top : 1,3 m
weir length (lw) bottom : 1,7 m
downcomer width top : 8 in
downcomer width bottom : 8 in

Hole diameter diambil dari ukuran lubang yang sering digunakan yaitu 12
mm. Karena menggunakan tekanan tinggi maka hole area maksimum 8 %
dari luas bubbling areanya.untuk hole pitch yang disarankan adalah
menggunakan triangular pitch.Untuk nilai weir height diambil nilai
minimum yaitu 25 mm. Untuk nilai weir lenght diambil dari 0,6 dari
diameter kolom sedangkan untuk nilai downcomer width diambil dari
gambar di bawah ini, berdasarkan nilai diameter yang diperoleh maka
nilai downcomer widthnya untuk top produk sebesar 7 in dan untuk
bottom produk sebesar 9 in.

j. Cek Weeping
Top Produk
kg
Laju alir liquid=10,85
s

Laju alir liquid min turndown laju alir liquid=0,8 10,85


8,68 kg /s
2 2

[ ] [
L 3
how =750 w =750
l l w
8,69
(490,9)(1,3)
3
]
=17,55mm liquid

nilai hw +h ow =25+17,55= 42,55 maka nilai K = 29,8


2

K
v


1

2

33,18


1

2

[ 20,90(25,4d h)]

h=

Qv turndown ratio 10,76 0,8 m


am= = =3,70
Ah 0,07 s

Nilai am > h sehingga weeping tidak terjadi


Bottom Produk
kg
Laju alir liquid=10,85
s
Laju alir liquid min turndown laju alir liquid=0,8 10,85
8,68 kg /s
2 2
how =750
[ ] [
Lw 3
l l w
=750
8,68
(478,8)(1,7)
3
]
=22,51 mmliquid

nilai hw +h ow =25+22,51= 47,51 maka nilai K = 30


2
K
v


1

2

19,26


1

2

[ 20,90( 25,4d h) ]

h=

Qv turndown ratio 18,54 0,8 m


am= = =5,04
Ah 0,08 s

Nilai am > h sehingga weeping tidak terjadi

k. Cek Pressure Drop


Top Produk
Q 10,76 m
uh= v = =4,62
Ah 0,07 s

Diambil nilai lp maksimum yaitu 4 dan diambil nilai tp (tebal plate


) 5 mm

d h 12 A t 5
= =3 maka nilai h =0,09 dan nilai p = =0,42
lp 4 Ap d h 12

Maka nilai C0 = 0,72


2 2
u
hd =51 h
C0 [ ] v
l [ ]
=51
4,62 33,17
0,72 490,9
=142,03 mm

12,5 103 12,5 103


hr = = =25,63 mm
l 490,9

h h
t d + hw +h ow
+h r

( 142,03+42,55+25,63 ) mm=215,16 mm
Sehingga :
Pt =9,81 x 103 ht l=9,81 x 103 215,16 490,9
1036,16 Pa=7,77 mmHg

Karena nilai Pt kurang dari 10 mmHg maka memenuhi

kriteria desain
Bottom Produk
Q 18,54 m
uh= v = =6,30
Ah 0,08 s

2 2
u
hd =51 h
C0 [ ] v
l [ ]
=51
6,30 19,26
0,72 478,8
=156,83 mm

12,5 103 12,5 103


hr = = =26,27 mm
l 478,8

h h
t d + hw +h ow
+h r

( 156,83+47,51+26,27 ) mm=230,61 mm
Sehingga :
3 3
Pt =9,81 x 10 ht l=9,81 x 10 230,61 478,8
1083,17 Pa=8,12 mmHg

Karena nilai Pt kurang dari 10 mmHg maka memenuhi

kriteria desain

l. Cek Downcomer Area Liquid Beckup


Top Produk
hap=hw ( 510 ) mm=( 2510 ) mm=15 mm

A ap=hap l w =( 0,015 1,3 ) m=0,0198 m=19,85 mm


2 2
hdc =166
[ ] [
Lwd
l A ap
=166
10,85
(490,9)(0,0198) ]
=0,00003 mm=0,03 mm

hb =( hw +h ow ) + ht +h dc

( 42,55+215,16+ 0,03 ) mm=257,74 mm=0,258 m


l t ( tray spacing ) yang diambil adalah 24 609,6 mm
1 1
( l t +h w ) = ( 609,6+25 ) mm=317,30 mm
2 2
1
hb < ( l t + hw )=257,74<317,30
2
1
Karena nilai hb < 2 ( l t + hw ) Maka sesuai dengan parameter desain

Bottom Produk
hap=hw ( 510 ) mm=( 2510 ) mm=15 mm

A ap=hap l w =( 0,015 1,7 ) m=0,025m=24,83mm

2 2
hdc =166
[ ] [
Lwd
l A ap
=166
10,11
(478,8)(0,025) ]
=0,00005 mm=0,05 mm

hb =( hw +h ow ) + ht +h dc

( 47,51+230,61+0,05 ) mm=278,17 mm=0,278 m


l t ( tray spacing ) yang diambil adalah 24 609,6 mm
1 1
( l t +h w ) = ( 609,6+25 ) mm=317,30 mm
2 2
1
hb < ( l t + hw )=278,17<317,30
2
1
Karena nilai hb < 2 ( l t + hw ) Maka sesuai dengan parameter desain

m. Cek Downcomer Residence Time


Top Produk
A h 2,5 0,258 490,9
t r= d b l = =29,15 s
Lwd 10,85

Karena nilai t r >3 Maka sesuai dengan parameter desain


Bottom Produk
A h 2,5 0,278 478,8
t r= d b l = =52,86 s
Lwd 10,85

Karena nilai t r >3 Maka sesuai dengan parameter desain

n. Cek Entrainment

Top Produk
act 0,94
flooding= = =0,9=90
s flood 1,04

Untuk % flooding 90 % dan nilai Flv =0,24 maka dari grafik

diperoleh nilai fraksional entrainment () = 0,012 0,1

sehingga sesuai dengan kriteria desain


Bottom Produk
1,27
flooding= act = =0,9=90
s flood 1,42
Untuk % flooding 90 % dan nilai Flv =0,19 maka dari grafik

Tray Design Summary


Efficiency 90 %
Number of tray aktual 14
Feed Tray 5
Diameter Tower Top 2,21 m
Diameter tower bottom 2,76 m
Tinggi Tower (belum termasuk
tutup) 9,144 m
Tray spacing 0,6096 m
Tipe tray saive tray
Hole diameter 12 mm
Tray Thickness 5 mm
Number of pass 1 pass
Triangular
Hole Pitch pitch
Hole area top 0,07m2
Hole area bottom 0,08m2
weir height top dan bottom 25mm
weir length top 1,3m
weir length bottom 1,7m
downcomer width top 0,18m
downcomer width bottom 0,23m
mm
Weir crest (how) Top 17,55 liquid
mm
Weir crest ( how) Bottom 22,51 liquid
P total Top
7,77 mmHg
P total Bottom
8,12 mmHg
Downcomer area Liquid Beckup
Top 0,0198 m2
Downcomer area Liquid Beckup
bottom 0,025 m2
Downcomer Residence Time Top 29,15 s
Downcomer Residence Time
Bottom 52,86 s
Fraksional entraiment Top 0,012
Fraksional entraiment Bottom 0,018
diperoleh nilai fraksional entrainment () = 0,018 0,1

sehingga sesuai dengan kriteria desain


4.2 Column Sizing untuk Packing Column
Prosedur desain packed column adalah sebagai berikut :

a. Pilih jenis dan ukuran packing.


b. Tentukan tinggi kolom yang diperlukan untuk proses
pemisahan yang akan dilakukan.
c. Tentukan diameter kolom (kapasitas) untuk laju alir liquid dan
gas tertentu.
d. Pilih dan desain internal kolom: packing support, liquid
distributor, redistributor.

a. Pemilihan jenis dan ukuran packing

Syarat-syarat pemilihan packing :

Memiliki luas permukaan yang besar: luas interface yang tinggi


antara gas dan liquid
Memiliki struktur yang terbuka: resistansi yang rendah untuk
aliran gas
Menghasilkan distribusi liquid yang seragam pada permukaan
packing
Menghasilkan aliran gas yang seragam sepanjang penampang
kolom

Penyusunan Packing

Stacked: Disusun secara manual dengan tenaga manusia dan


relatif lebih mahal. Biasanya digunakan untuk laju alir gas
yang tinggi dan mengharuskan pressure drop yang rendah.
Contoh : cooling tower.
Dumped: Cara yang paling sering digunakan dalam menyusun
packing. Tower diisi dengan air dan packing dijatuhkan ke
bagian dasar packing support.Cara ini yang paling banyak
digunakan di industri proses.

Jenis Packing

Secara garis besar jenis packing dibagi menjadi dua yaitu :


Packing dengan regular geometry : stacked rings, grids dan
proprietary structured packings.
Random peckings : rings, saddles dan proprietary shapes,
which are dumped into the column and take up a random
arrangement

Gambar.1.23. Tipe packing (a) Raschig rings (b) Pall rings (c) Berl
saddle ceramic (d) Intalox saddle ceramic (e) Metal Hypac ( f )
Ceramic, super Intalox

Tabel 1.6. Data Desain untuk Berbagai Packings

Surfac packi
Bulk e ng
densit
size y area a factor
(kg/m (m2/m3
in mm 3) ) Fpm-1
raching rings 0,5 13 881 368 2100
ceramic 1 25 673 190 525
1,5 38 689 128 310
2 51 651 95 210
3 76 561 69 120
Metal 0,5 13 1201 417 980
(density for carbon
steel) 1 25 625 207 375
1,5 38 785 141 270
2 51 593 102 190
3 76 400 72 105
0,62
Pall ring metal 5 16 593 341 230
(density for carbon
steel) 1 25 481 210 160
1,25 32 385 128 92
2 51 353 102 66
3,5 76 273 66 52
0,62
plastics 5 16 112 341 320
(density for
polypropylene) 1 25 88 207 170
1,5 38 76 128 130
2 51 68 102 82
3,5 89 64 85 52
Intalox saddles 0,5 13 737 480 660
ceramic 1 25 673 253 300
1,5 38 625 194 170
2 51 609 108 130
3 76 577 72

Ring dan Saddle tersedia dari bahan keramik, logam, plastik, dan
karbon. Ring yang terbuat dari logam dan plastik (polipropilen),
lebih efisien dibandingkan dengan ring yang terbuat dari keramik,
karena dapat dibuat lebih tipis. Dibandingkan dengan pall ring dan
saddle, Raschig ring per volume harganya lebih murah namun
efisiensinya lebih rendah, dan biasanya biaya total kolom akan lebih
mahal jika menggunakan raschig ring. Untuk kolom yang baru,
biasanya digunakan pall ring dan berl atau intalox saddle.

Pemilihan material packing

Untuk Pemilihan material packing bergantung pada jenis fluida dan


temperatur operasi.
Packing keramik dipilih jika liquid yang digunakan bersifat
korosif; namun keramik tidak cocok untuk basa kuat.
Packing plastik lemah terhadap beberapa pelarut organik dan
hanya dapat digunakan sampai temperatur moderat (tidak
terlalu tinggi), maka tidak cocok untuk kolom distilasi.
Jika kondisi operasi kolom cendedrung tidak stabil, maka
sebaiknya digunakan packing logam, karena keramik akan
mudah pecah.

Ukuran packing

Secara umum, ukuran maksimum packing yang digunakan dalam


kolom adalah 50 mm. Packing yang lebih kecil lebih mahal daripada
packing yang lebih besar. Jika digunakan packing dengan ukuran
diatas 50 mm, maka biaya per meter kubik (per volume) yang lebih
rendah, efisiensi perpindahan masa yang lebih rendah. Jika
menggunakan packing yang terlalu besar dalam kolom yang kecil,
maka tidak akan diperoleh distribusi liquid yang baik.

Tabel 1.7. Rentang ukuran packing yang


direkomendasikan
Ukuran Packing yang
Diameter kolom
digunakan
< 0,3 m (1 ft) < 25 mm (1 in)
0,3 0,9 m (1
25 38 mm (1 1,5 in)
3 ft)
> 0,9 m 50 75 mm (2 3 in)

b. Menentukan tinggi Packing - bed


Penentuan tinggi packing-bed pada kolom distilasi, dapat
menggunakan konsep tinggi tahap kesetimbangan ekivalen (height of
an equivalent equilibrium stage) untuk mengkonversi jumlah tahap
ideal yang diperlukan menjadi tinggi packing. Tinggi tahap
kesetimbangan ekivalen yang biasanya disebut tinggi plate teoritik
(height of a theoritical plate, HETP), adalah tinggi packing yang
diperlukan untuk menghasilkan proses pemisahan yang sama seperti
pada tahap kesetimbangan. Eckert (1975) sudah menunjukkan bahwa
pada proses distilasi untuk jenis dan ukuran packing tertentu, HETP
akan konstan dan tidak dipengaruhi oleh sifat fisik sistem.

Berikut ini nilai HETP untuk packing jenis Pall rings yang dapat
digunakan untuk memperkirakan tinggi packing bed yang diperlukan.

Ukuran, HETP, m
mm
25 (1 in.) 0,4 - 0,5
38 (1 0,6 0,75
in.)
Keterangan : 50 (2 in.) 0,75 1,0
H : Tinggi packing bed
n : Jumlah stage teoritikal
Nilai HETP
HETP : Tinggi ekuivalen dari teoritikal plate
untuk sadel
packing akan serupa dengan Pall ring , memberikan pressure drop 29 mm
per meter. HETP untuk Raschig ring akan lebih tinggi dari Pall ring atau
sadel, dan memberikan pressure drop yang cukup tinggi yaitu 42 mm per
meter.

Jadi tinggi packing bed dihitung dengan persamaan berikut ini :

H=n HETP

Hubungan antara unit transfer dan ketinggian suatu pelat teoritis , HETP
dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :

mG m

HETP=
( )
H OG Ln
Lm
mGm
( )
Lm 1

mG m
H OG=H G + ( )
Lm
HL
0,3 - 0,6 m ( 1-
25 mm ( 1 in) 2 ft)
38 mm (1 1/2 0,5 - 0,75 m (1 1/2 - 2
in) 1/2 ft)
0,6 - 1 m (2 -3
System Pressur Column Packing
50 mm (2 in ) ft ) e dia. HTU HETP
kPa m type size ,
mm m m
Absorption
Hydrocarbons 6000 0,9 pall 50 0,85
NH3-Air-H2O 101 - berl 50 0,5
Air - water 101 - berl 50 0,5
Aceton - water 101 0,6 pall 50 0,75
Distillation
Pentane-
propane 101 0,46 pall 25 0,46
IPA-water 101 0,46 int. 25 0,75 0,5
Methanorl-
water 101 0,41 pall 25 0,52
101 0,2 int. 25 0,46
Acetone-water 101 0,46 pall 25 0,37
101 0,39 int. 25 0,46
Formic acid -
water 101 0,91 pall 50 0,45
Acetone - water 101 0,38 pall 38 0,55 0,45
101 0,38 int. 50 0,5 0,45
101 1,07 int. 38 1,22
MEK-Toluen 101 0,38 pall 25 0,29 0,35
101 0,38 int. 25 0,27 0,23
101 0,38 berl 25 0,31 0,31
Pall = Pall rings, Berl = Berl saddles, Int. = Intalox saddles
Memprediksi Tinggi Transfer Unit (HTU )

Berikut ini adalah nilai HTU pada random Packing :

Berikut adalah nilia HTU dan HTPE untuk berbagai jenis tipe Packing

Menentukan tinggi gas phase transfer (HG) dan liquid-phase


transfer (HL)
Ada dua metode dalam menentukan nilai (HG) dan (HL) yaitu

1. Cornells method

1,11 0,33
Dc

H G=
0,011 h (Sc )v 0,5 ( 0,305 ) ( ) Z
3 , 05
0,5
( Lw f 1 f 2 f 3 )

0,15
Z
H L =0,305 h( S c )0,5
L K3 ( )
3,05

Keterangan :
HG : Tinggi dari transfer unit fasa gas (m)
HL : Tinggi dari transfer unit fasa cair (m)
(S c ) v : Gas Schmidt number = ( v / v Dv
(S c ) L : Liquid Schmidt number = ( L / L D L
Dc : Diameter kolom (m)
Z : Tinggi kolom (m)
K3 : Faktor koreksi persen flooding (Gambar 1. )
h : HG Factor (Gambar 1. )
h : HL Factor (Gambar 1. )
Lw : Liquid mass flow-rate per unit area column cross-sectional
area (kg/m2s)
f1 : Faktor koreksi liquid velocity = ( L / w )0,16

f2 : Faktor koreksi liquid density = 1,25


( w / L )
f3 : Faktor koreksi surface tension = ( w / L )
0,8
Gambar 1. Percentage flooding correction factor

Gambar 1. Factor for HG for Berl saddles

Gambar 1. Factor for HL for Berl saddles


Nilai (Dc / 0.305) dan (Z / 3.05) termasuk dalam persamaan untuk
memungkinkan efek diameter kolom dan tinggi dari packing- bed.
"Standar" nilai-nilai yang digunakan oleh Cornell yaitu 1 ft (0.305 m) untuk
diameter, dan 10 ft (3.05 m) untuk tinggi. Untuk diameter diatas 0,6 m (2
ft) diameter koreksi harus diambil sebagai nilai tetap yaitu sebesar 2,3
dan koreksi tinggi hanya disertakan saat jarak antara Pendistribusi cair
lebih besar dari 3 m. Untuk menggunakan Gambar 1. Dan 1. diperlukan
perkiraan Persentase flooding yang dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini ,dimana nilai K4 diperoleh dari Gambar 1. :

1/ 2

[
K pada design pressure drop
Percentage flooding= 4
K 4 pada flooding ]
2. Ondas method

[ )]
0,75 0,1 2 0,05 2 0,2
aw
a
=1exp 1,45
c
L ( ) ( )( ) ( Lw
a L
Lw
2
L g
Lw a
L La

1/ 3 2 /3 1/ 2
L L L
KL
( )
L g ( )( )
=0,0051 w
a L L DL
(a dp)
0,4

0,7 1 /3
K G RT Vw v
a Dv
=K 5
a v ( )( ) v Dv
(a d p )
2

Keterangan :
K 5 : 5,23 untuk packing ukuran dibawah 15 mm dan 2 untuk
ukuran diatas 15 mm
Lw : Liquid mass flow rate per unit cross-sectional area (kg/m2s)
V w : Gas mass flow rate per unit cross-sectional area (kg/m2s)
a w : Effective interfacial area of packing per unit volume (m2/m3)
a : Actual area of packing per unit volume ( m2/m3)
d p : Packing size (m)
c : Critical surface tension for the particular packing material
L : Liquid surface tension (N/m)
K G : Gas film mass transfer coefficient (kmol/m 2s atm) atau
(kmol/m2s bar)
K L : Liquid film mass transfer coefficient (kmol/m2s)
R : 0,08206 atm m3/kmol K atau 0,08314 bar m3/kmol K
Nilai Critical surface tension for the particular packing material
sesuai dengan jenis material berikut ini :
c m
Material N/m
ceramic 61
Metal (steel) 75
Plastic
(polyethylene) 33
Carbon 56

Maka nilai untuk tinggi unit transfer dapat ditentukan dengan


persamaan :
Gm
H G=
KG aw P

Lm
H L=
K L aw C t

Keterangan :
P : Tekanan operasi kolom (atm atau bar)
Ct : Total konsentrasi (kmol/m3) = L /BM solven
Gm : Molar gas flow rate per unit cross section area
(kmol/m2s)
Lm : Molar liquid flow rate per unit cross section area
(kmol/m2s)

c. Column Diameter (Capacity)

Kapasitas packing kolom ditentukan dari luas penampangnya,


biasanya kolom dirancang untuk beroperasi pada pressure drop
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. untuk memastikan distribusi gas
yang baik dalam cairan , pressure drop normalnya tidak akan
melebihi 80 mm air per tinggi packing dan kecepatan gas akan
dikisaran 80 % dari kecepatan flooding. Nilai desain yang dianjurkan
adalah sebagai berikut :

Kegunaan Mm air / m packing


Absorber dan strippers 15 sampai 50
Distilasi , atmosfer dan tekanan sedang 40 sampai 80
Untuk distilasi vakum penurunan tekanan maksimum yang diijinkan
akan ditentukan oleh persyaratan proses, tapi untuk distribusi
cairan yang baik pressure drop yang disarankan tidak boleh kurang
dari 8 mm air per m packing .

Anda mungkin juga menyukai