Anda di halaman 1dari 50

www.rajaebookgratis.

com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Bab Dua
Tokvi-tey

Pada hari kelima menjelang petang, keenam penunggang kuda itu telah
melewati wilayah Powder River dan kini berjalan menuju Bighorn Mountain.
Jalur dari Missouri menuju Rocky mountains ini masih menjadi wilayah terliar
di Amerika Serikat. Wilayah ini hanya terdiri atas padang prairie yang gersang,
semak atau mata air baru dapat ditemui setelah menempuh perjalanan beberapa
hari. Tanah yang menuju ke barat semakin lama semakin mendaki, lalu membentuk
dataran tinggi, kemudian menjadi bukit-bukit. Semakin ke barat bukit-bukitnya
semakin tinggi dan semakin curam serta bercelah-celah, namun terdapat sedikit
pohon dan sungai. Oleh karena itu orang Indian menamai tempat ini Mah-kosietscha
dan orang kulitputih menyebutnya badland. Kedua sebutan itu mempunyai makna
sama yaitu tanah gersang.
Sungai-sungai yang terdapat di wilayah luas ini begitu dangkal dan hanya
mengalirkan sedikit air. Semakin ke utara keadaan tanahnya semakin subur. Di sana
terdapat banyak sumber air seperti Cheyenne River, Powder River, dan Big-Horn
River. Rumput yang tumbuh lebih segar, semak pun tumbuh sangat lebat
membentuk hutan belukar yang sangat luas, dan akhirnya kaki seorang westman
akan berjalan di bawah naungan pohon-pohon raksasa yang berusia seratus bahkan
ratusan tahun.
Di tempat itu terdapat padang perburuan suku Shoshone atau suku Indian
Snake, suku Sioux, suku Cheyenne, dan suku Arapaho. Masing-masing suku ini
terbagi lagi menjadi beberapa suku kecil. Karena suku-suku kecil itu punya
kepentingan berbeda, tak mengherankan, jika mereka selalu hidup dalam suasana
perang antar suku dan damai berganti-ganti. Dan jika kulitmerah hidup damai satu
sama lain, datanglah para Master kulitputih mengusik mereka, awalnya dengan
tusukan jarum lalu tikaman pisau hingga orang-orang Indian kembali menggali
kapak peperangan yang sudah dikubur dan mengawali perang baru.
Suku-suku Indian dari berbagai marga itu bertemu dan berselisih di ladang
penggembalaan yang sama, dan dengan sendirinya keamanan masing-masing suku
sangat terancam. Suku Shoshone atau Indian Snake selalu menjadi musuh
bebuyutan suku Sioux. Oleh karena itu, jalur-jalur yang terbentang dari Dakota di
selatan Yellowstone River hingga Big-Horn Mountain sangat sering menumpahkan
darah kulitmerah, juga kulitputih.
Jemmy Gendut dan Davy Jangkung tahu benar keadaan ini. Karena alasan
itulah, dan dengan mempertimbangkan segala macam akibat yang akan dihadapi,
mereka menghindar agar sesedikit mungkin bertemu dengan suku-suku Indian.
Wohkadeh berkuda paling depan karena ia baru saja melewati jalur itu. Kini ia
bersenjatakan sepucuk senapan dan pada ikat pinggangnya terdapat banyak
kantung yang berisi berbagai macam barang yang sangat dibutuhkan seorang
pemburu prairie. Sedangkan penampilan Jemmy dan Davy tetap, tak ada yang
berubah. Sebagaimana biasanya, Jemmy mengendarai kuda yang tinggi, sementara
Davy menggantungkan kedua kakinya yang panjang pada kedua sisi bagalnya yang
pendek dan keras kepala. Setiap lima menit, bagal itu selalu berusaha melemparkan
penunggangnya dari punggung namun sia-sia. Davy hanya perlu menjejakkan salah
satu kakinya ke kiri atau kanan agar tak terlempar. Peristiwa ini mirip dengan yang
dialami seorang penduduk salah satu pulau di Australia. Ia berada di atas perahu
dengan ombak yang sangat besar, namun karena perahu itu dilengkapi dengan
cadik, perahu itu tak pernah terguling. Untuk Davy, katirnya adalah kedua kakinya.
Demikian pula dengan Frank. Ia masih mengenakan pakaian yang sama
seperti ketika pertama kali bertemu kedua orang sahabat itu, yaitu sepasang

1
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

mokassin, celana leggin, jas biru dengan topi Amazone berhias bulu panjang
berwarna kuning. Si Kecil dari Saksen ini duduk di atas kudanya dengan nyaman dan
meskipun pakaiannya sangat aneh, ia tetap tampak sebagai westman yang sangat
cakap.
Martin Baumannlah yang duduk paling bersemangat di atas pelana kudanya.
Ia berkuda sama baiknya dengan Wohkadeh. Tampaknya ia tumbuh bersama
kudanya. Sikap duduknya membungkuk ke muka, hingga meringankan beban
kudanya. Bahkan penunggangnya mampu menghilangkan kelelahan kudanya
walaupun perjalanan berlangsung berbulan-bulan. Ia mengenakan pakaian kulit asli,
pakaian khas para pemburu kulit. Perlengkapan dan persenjataannya juga lengkap.
Ia menjalankan seluruh tugas dengan sepenuh hati. Siapa pun yang memandang
wajahnya yang segar dan matanya yang jernih pasti segera yakin bahwa ia terbiasa
di prairie ini. Ia menimbulkan kesan harus diperlakukan sebagai pria dewasa,
meskipun masih remaja. Seandainya tak dibebani masalah penawanan ayahnya,
dapat dipastikan bahwa ia akan menjadi anggota kelompok yang paling periang.
Yang terlucu adalah si Bob Negro. Berkuda tak pernah menjadi
kegemarannya hingga ia duduk di punggung kuda dengan sikap sangat aneh.
Tampaknya, menunggangi kuda membuatnya sangat menderita. Sebaliknya, kuda
itu pun enggan ditunggangi si Negro. Ia tak sanggup duduk tenang lebih dari
sepuluh menit di atas kudanya lebih dari sepuluh menit. Jika menggeser duduknya
hingga ke leher kuda, tak lama kemudian si Negro akan kembali bergeser beberapa
sentimeter ke belakang karena gerakan kuda. Oleh sebab itu, ia terus-menerus
merosot hingga berada dalam bahaya akan jatuh ke belakang. Lalu ia berusaha
bergeser jauh ke muka, dan permainan meluncur pun dimulai. Kedudukannya tak
menyenangkan. Sikap tubuh seperti ini biasa dilakukan oleh badut sirkus untuk
menimbulkan kelucuan. Ia tak menggunakan pelana, tetapi selembar selimut yang
diikatkan. Karena berdasarkan pengalaman terdahulu, ia tahu bahwa tak mungkin
bisa bertahan di atas pelana. Berkali-kali ia merosot ke belakang, dan ini berulang
terus-menerus. Ia menjauhkan kakinya dari tubuh kuda. Jika diberitahu bahwa ia
harus menekan kuda kuat-kuat, maka ia selalu menjawab:
Mengapa harus Bob menekan kuda malang dengan kedua kaki? Kuda tidak
menyakiti dirinya! Kaki Bob adalah bukan penjepit!
Para penunggang kuda telah mencapai tepi turunan yang sangat dalam dan
berbentuk mirip lingkaran yang garis tengahnya mencapai lebih kurang enam mil
inggris.1 Pada ketiga sisi turunan itu sama sekali tak terdapat tempat yang mendaki,
namun sisi baratnya dibatasi oleh bukit yang indah dan ditumbuhi semak serta
pepohonan. Mungkin di tempat itu dulu terdapat muara ke laut. Tanahnya terdiri
atas pasir gersang yang tebal. Tak ada tumbuhan selain sedikit alang-alang dan
selebihnya hanya tumbuhan mugwort yang merupakan ciri khas wilayah barat yang
tak subur itu.
Wohkadeh memacu kudanya ke pasir tanpa pikir panjang. Ia bergerak lurus
menuju bukit yang tadi sudah disebut.
Daerah apa ini? tanya Jemmy Gendut. Tempat ini asing bagi saya.
Para prajurit Shoshone menyebut daerah ini Pa-are-pap, jawab Indian itu.
Danau Darah. Astaga! Kami sama sekali tak ingin bertemu suku Shoshone.
Mengapa? tanya Martin Baumann.
Karena kita pasti akan kalah. Di tempat ini pernah terjadi pembunuhan
besar-besaran terhadap suku Shoshone oleh kulitputih hingga tak tersisa seorang
pun dan tanpa satu alasan pun. Meskipun peristiwa itu sudah berlangsung lima
tahun lalu, namun anggota suku mereka akan membunuh setiap kulitputih yang
ditemuinya tanpa belas kasihan. Setiap tetes darah suku Shoshone menuntut balas.

1
1 mil inggris setara dengan 1.609 meter.

2
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Apa saudaraku kulitputih menganggap bahwa di sekitar tempat ini terdapat


suku Shoshone, Sir?
Saya tak menghendakinya. Saya dengar, kini mereka jauh di utara, di tepi
Musselshell river di Montana. Seandainya kabar ini benar, kita aman dari serangan
mereka. Wohkadeh akan mengatakan kepada kita, apa mereka telah pindah ke
selatan.
Si Indian mendengar pertanyaan itu lalu ia menjawab:
Tujuh hari lalu, ketika Wohkadeh melintasi tempat ini, tak seorang pun
prajurit Shoshone di sekitar tempat ini. Hanya suku Arapahoe yang berkemah di
sana, di hulu sungai yang disebut orang kulitputih Tongue River.
Jadi kita aman dari mereka. Di samping itu, wilayah ini pun begitu datar dan
terbuka, hingga kita bisa melihat setiap penunggang kuda atau pejalan kaki dari
jarak sejauh satu setengah kilometer. Artinya, kita seharusnya bisa
memperhitungkan segalanya dengan tepat. Jadi, teruslah berjalan!
Mereka telah berkuda ke barat selama satu jam ketika Wohkadeh
menghentikan kudanya dengan tiba-tiba.
Uff! serunya.
Seruan ini lazim digunakan orang Indian sebagai ungkapan terkejut.
Ada apa? tanya Jemmy.
Schi-schi!
Kata itu adalah kata bahasa Mandan yang artinya kaki, namun bisa berarti
jejak.
Jejak? tanya si Gendut. Manusia atau hewan?
Wohkadeh tidak tahu. Sebaiknya Saudara saya mengamatinya sendiri.
Good lack! Seorang Indian tak tahu apa itu jejak manusia atau hewan liar.
Saya belum pernah mengalaminya. Jejak itu pasti sungguh aneh. Mari kita amati.
Tetapi, hei kalian semua! Turunlah dengan hati-hati dan jangan berjalan di
sekitarnya, nanti jejak itu sulit diamati.
Jejak itu masih bisa dikenali, jawab si Indian. Karena besar dan panjang.
Jejak itu berasal dari selatan sana menuju utara.
Para penunggang kuda turun untuk mengamati jejak aneh itu. Setiap anak
Indian berusia tiga tahun pun pasti bisa membedakan jejak manusia dari jejak
hewan. Sungguh tak bisa dimengerti mengapa Wohkadeh tak bisa membedakan
jejak itu. Ketika Jemmy mengamatinya, ia pun menggelengkan kepala, lalu
memandang ke kiri, ke asal jejak itu, lalu ke kanan, ke arah perginya jejak itu. Lalu
sekali lagi ia menggelengkan kepala, Lalu berkata kepada si Jangkung, David Kroner,
Nah, Davyku tersayang, kamu pernah melihat yang seperti ini selama
hidupmu?
Dengan ragu yang ditanya menggelengkan kepala, memandang ke kiri dan ke
kanan, lalu mengamati jejak di pasir itu sekali lagi, namun kembali menggeleng dan
kemudian menjawab:
Tidak, belum pernah.
Dan kamu, Master Frank?
Orang Sachsen itu memandangi jejak berkali-kali, ia pun menggelengkan
kepala, lalu berkata:
Hanya iblis yang bisa mengenali jejak ini!
Martin dan si Negro pun menyatakan bahwa jejak itu sangat aneh. Si
Jangkung menggaruk belakang telinganya, awalnya telinga kiri lalu kanan, kemudian
meludah dua kali ke arah yang sama. Ini kebiasaan yang selalu ia lakukan jika
kebingungan. Setelah itu ia mengucapkan pepatah bijak:
Tapi pasti makhluk aneh yang telah melalui tempat ini. Jika tak benar, saya
berani dihukum meneguk habis air Mississippi River serta anak-anak sungainya!

3
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Lihat, betapa pandainya kamu, sahabat! kata Jemmy tertawa. Jika kamu
tak mengatakannya, pasti kami tak tahu bahwa ini jejak. Jadi ada makhluk aneh
yang lewat di tempat ini. Tapi makhluk apa? Kakinya berapa?
Empat, jawab semuanya, hanya si Indian yang tak menjawab.
Ya, memang jelas sekali. Jadi, pasti seekor hewan. Namun katakanlah,
makhluk berkaki empat apa yang sekarang kita hadapi?
Yang pasti bukan rusa, kata Frank mengemukakan pendapat, Tuhan Maha
Memelihara! Sepanjang hidup, belum pernah saya temukan seekor rusa
meninggalkan jejak begitu besar.
Mungkin beruang?
Di atas pasir seperti ini beruang memang akan meninggalkan jejak begitu
besar dan jelas, hingga orang buta pun dapat mengenalinya dengan rabaan jari.
Namun jejak ini bukan jejak beruang. Jejaknya tak panjang dan terhapus ke
belakang, tetapi agak bundar layaknya dijejakkan oleh sepatu tetapi agak bundar,
diameternya lebih dari 20 cm, layaknya di stempel lak. Jejak ini agak tertarik sedikit
ke belakang dan tanahnya menjadi rata. Jadi, hewan ini tak punya jari atau cakar,
tetapi kuku.
Jadi, jejak kuda? tanya Frank.
Hmmm! gumam Jemmy. Tetapi pasti bukan kuda. Andai ada sedikit saja
petunjuk yang menyiratkan ladam kuda atau ciri-ciri lain, jika hewan itu tak
berladam. Jejak itu baru ditinggalkan paling lama dua jam lalu. Waktu yang cukup
pendek untuk dikejar agar tak kehilangan petunjuk. Dan yang terutama, apa ada
kuda yang kukunya begitu besar? Jika kita berada di Asia atau Afrika, bukannya di
padang sabana tua yang nyaman ini, pasti saya akan menduga bahwa jejak ini
adalah moyang gajah.
Ya, tampaknya memang jejak gajah! kata Davy Jangkung sambil tertawa.
Apa mirip jejak gajah? tanya Jemmy.
Ya, memang! Kamu sendiri yang mengatakannya tadi!
Jadi, kamu tak tahu apa-apa! Pernahkah kamu melihat gajah?
Pernah, bahkan dua ekor.
Di mana?
Yang Pertama kali di Philadelphia pada pertunjukkan sirkus Barnum dan
kedua kalinya di sini, sekarang, di hadapan saya, karena gajahnya kamu sendiri,
Gendut!
Kalau kamu ingin membuat lelucon, akan saya carikan lelucon yang lebih
baik untukmu dengan bayaran sepuluh dollar, paham! Tampaknya jejak ini mirip
jejak gajah! Jejaknya cukup besar untuk gajah, saya pun sependapat. Namun, jarak
antar jejaknya seharusnya tak sedekat ini. Kamu sama sekali tak berpikir sampai ke
sana, Davy. Tetapi, jejak ini pasti bukan jejak unta juga. Atau, apa kamu lewat
tempat ini dua jam lalu? Terus terang saja, sekarang saya sudah kehabisan akal.
Mereka berjalan beberapa langkah ke muka lalu kembali lagi untuk
mengamati jejak aneh itu dengan lebih teliti. Tetapi tak seorang pun dapat
mengemukakan pendapat yang masuk akal.
Apa pendapat saudara saya kulitmerah tentang jejak ini? tanya Jemmy.
Maho akono! jawab si Indian sambil menggerakkan tangan tanda hormat.
Hantu prairie, katamu?
Ya, karena jejak itu bukan jejak manusia maupun hewan.
Heigh-ho! Hantu kalian tampaknya memiliki kaki yang luar biasa besar.
Atau, apa hantu prairie juga pernah menderita reumatik pada kakinya hingga
mengenakan sepatu bulu?

4
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Saudara saya kulitputih hendaknya jangan mengejek. Hantu prairie bisa


menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kita harus mengamati jejaknya dengan
rasa hormat dan hendaknya terus berkuda dengan tenang.
Tak, saya takkan melakukannya. Saya harus tahu sedang berhadapan
dengan siapa. Saya belum pernah melihat jejak seperti ini, jadi akan terus
mengikutinya hingga saya tahu siapa yang meninggalkan jejak ini.
Saudara saya akan berjalan menuju kematian. Hantu itu tak mengizinkan
jejaknya diteliti.
Madne! Jika Jemmy Gendut menceritakan tentang jejak ini dikemudian hari
dan tak bisa menjelaskan jejak siapa, ia akan ditertawakan atau bahkan akan
dianggap pembohong. Bagi seorang westman, mencari tahu rahasia seperti ini
adalah kebanggaan tersendiri.
Tak ada waktu untuk mengambil jalan memutar.
Saya juga tak menuntut kalian untuk mengikuti. Hingga hari gelap, masih
ada waktu empat jam, lalu kita harus berkemah. Apa saudara saya kulitmerah tahu
tempat untuk beristirahat?
Ya. Jika kita berkuda lurus, kita akan tiba di tepi bukit yang memiliki celah.
Celah itu memisahkan lembah. Dengan berkuda selama satu jam ke kiri lembah itu,
kita akan tiba di sisi jurang. Di tempat itulah kita akan beristirahat karena terdapat
semak dan pohon-pohon yang melindungi cahaya api unggun. Selain itu, terdapat
pula mata air yang dapat memenuhi kebutuhan kita dan hewan-hewan kita.
Tak sulit mencarinya. Jadi paculah terus kuda kalian! Saya akan mengikuti
jejak ini, lalu menyusul kalian nanti ke perkemahan.
Saudara saya kulitputih tak suka diperingatkan!
Tak perlu! seru Davy Jangkung. Di sini bukan tempat untuk
memperingatkan. Jemmy benar. Sungguh memalukan jika kita tak menelusuri jejak
yang sangat aneh ini dan menemukan jawabannya. Kata orang, sebelum bumi
diciptakan sudah ada hewan yang tubuhnya sangat besar. Jika tubuh hewan itu
dibandingkan dengan tubuh seekor bison, bison itu sama dengan cacing tanah dan
hewan itu sebesar kapal uap Mississippi. Hewan purba mungkin masih ada yang
tersisia yang tersisa lalu berlari ke sini melintasi pasir untuk menghitung berapa
ratus tahun usianya berdasarkan butiran-butiran itu. Saya rasa, nama hewan itu
Mamma.
Mammut! kata si Gendut meralat.
Bisa juga! Jadi, betapa malunya kami jika menemukan jejak purba namun
tak berusaha melihat wajah hewan itu meskipun sebentar. Saya ikut, Jemmy!
Tak bisa.
Mengapa?
Karena, tanpa bermaksud menyombongkan diri, kita berdua adalah yang
paling berpengalaman. Jadi, bisa dikatakan kitalah yang memimpin. Kita tak boleh
pergi bersama-sama, salah seorang harus tinggal. Lebih baik orang lain yang ikut
berkuda bersama saya.
Master Jemmy benar, kata Martin. Saya akan menyertainya.
Tidak, sobat mudaku, kata Jemmy menyanggah, kamu adalah orang
terakhir yang akan saya ajak menemani saya.
Mengapa? Saya juga penasaran ingin menemukan hewan asing itu!
Saya sangat paham. Orang seusiamu selalu siap mengikuti petualangan
macam ini. Tetapi perjalanannya bukan tanpa bahaya dan kami merasa wajib
menjaga dan mempertemukanmu kembali dengan ayahmu tanpa luka sedikit pun.
Jadi, nurani saya tak mengizinkan untuk menyeretmu ke dalam bahaya yang belum
diketahui. Tidak, jika tak boleh pergi seorang diri, saya lebih suka ditemani orang
lain.

5
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Kalau begitu saya ikut! seru Hobble Frank.


Ya, saya tak melarangnya. Dulu Master Frank pernah bergulat dengan
seorang pembantu rumah tangga dan seorang penjaga malam di Moritzburg. Jadi ia
pasti tak gentar menghadapi seekor Mammut.
Saya? Merasa gentar? Takkan pernah.
Kalau begitu tak ada masalah. Yang lain tetap melanjutkan perjalanan
sementara kami berdua berjalan ke kanan. Kudamu pasti tak berkeberatan jika
harus berputar. Bagi kuda saya, perjalanan jauh adalah kegemarannya. Jika dilihat
dari bentuk tubuhnya, dulu kuda ini pasti seekor kuda pacu atau kuda pos.
Meskipun Martin berusaha mengajukan keberatan, tetap saja sia-sia. Davy
Jangkung memperingatkannya untuk berhati-hati. Wohkadeh menjelaskan sekali lagi
tempat perkemahan secara rinci dan mencela rencana Jemmy. Rencana itu bisa
menimbulkan kemarahan hantu sabana. Kemudian yang lainnya melanjutkan
perjalanan tanpa beristirahat. Sementara itu, si Gendut bersama si orang Saksen
berkuda mengikuti jejak ke utara.
Karena harus mengambil jalan memutar, kedua orang itu memacu kuda
cepat-cepat, hingga dalam waktu singkat mereka sudah tak tampak lagi.
Pada suatu ketika, jejak yang hingga kini mereka ikuti terputus dan berbelok
ke barat menuju puncak bukit di kejauhan. Itulah sebabnya jalur berkuda Jemmy
dan Frank menjadi sejajar dengan teman-temannya, meskipun berjarak lebih dari
satu jam berkuda.
Hingga kini, mereka lebih suka diam. Kuda Jemmy yang kekar menapakkan
kakinya yang jenjang dengan bersemangat, hingga kuda Frank berusaha
mengikutinya dengan susah payah di atas pasir tebal. Kini si Gendut memperlambat
laju kuda hingga Frank bisa mengejarnya dengan mudah.
Orang-orang dalam kelompok ini tentu saja lebih suka berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggris. Namun karena tinggal berdua, mereka pun
menggunakan bahasa ibu mereka, bahasa Jerman.
Tentang Mammut yang tadi dibicarakan, kata Frank mengawali percakapan,
hanya kelakar, kan?
Tentu saja.
Shaya juga berpikir begitu tadi, karena Mammut sheperti itu shudah tak ada
lagi shekarang.
Apa kamu pernah mendengar tentang hewan purba itu?
Shaya? Tentu shaja! Jika shitu tak percaya, shaya merasa shangat kashihan
kepada shitu. Tahukah shitu, kepala shekolah Moritzburg dulu mengajarkan shaya
terutama dalam mata pelajaran ilmu hewan dan biologi. Shebenarnya, dialah yang
memberi shemua pengetahuan kepada shaya. Ia mengetahui shetiap
perkembangan, mulai dari pohon cemara yang tinggi,hingga shayuran masham di
bawah tanah, juga shemua binatang, mulai dari ular laut hingga bunga karang yang
paling kecil di dashar laut. Darinya, shaya bisha menimba ilmu shangat banyak.
Saya senang sekali, kata si Gendut tertawa. Mungkin saya pun bisa
menimba ilmu darimu.
Tentu shaja. Contohnya tentang Mammut, shaya bisha memberi informashi
yang paling lengkap kepada shitu.
Apa kamu pernah melihatnya?
Tidak, shebab dulu shebelum bumi diciptakan, shaya mashih belum lahir.
Tetapi kepala shekolah menemukan cerita tentang Mammut dalam beberapa tulishan
tua. Coba tebak, sheberapa beshar monshter itu?
Pasti jauh lebih besar daripada gajah.
Gajah? Itu hewan yang ushianya masih muda! Jika sheekor Mammut
tershandung shebongkah batu lalu menengok ke bawah untuk mengamati batu itu,

6
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

tinggi batunya shama dengan tinggi piramida. Nah, bayangkanlah tinggi hewan itu!
Dan jika sheekor lalat hinggap di ujung ekornya, ia baru mengetahuinya shetelah
empatbelash hari berjalan. Nah, bayangkan lah panjang makhluk itu! Akal pikiran
kita yang shekarang ini terlalu lemah untuk membayangkan hewan buash zaman
dulu. Shekarang ini, kita harush menggunakan teropong hidromonografi jika ingin
melihat makhluk sebeshar itu. Setidaknya, dengan bantuan teropong macam itulah
kita bisha memperoleh gambaran lebih rinci, misalnya tentang air bah.
Jemmy memperlihatkan wajah heran.
Apa? tanyanya. Teropong itu namanya apa?
Dengarkan baik-baik, jika shaya shedang menerangkan! Shungguh tak
shopan memotong ucapan orang. Namanya teropong Hinter-Ochsen-Klee-Gras. Shitu
bisha memahaminya? Jika shungguh lulushan shekolah menengah, shitu pashti
pernah belajar tentang akushtik teropong. Shemakin gelap fokushnya, shemakin
beshar bintang-bintang akan terlihat, karena menurut ilmu pengetahuan, hukum
yang berlaku itu hukum perbandingan terbalik. 2Paham?
Ya, kata si Gendut menganggukkan kepala sambil berusaha menunjukkan
wajah bersungguh-sungguh. Tetapi kini saya mulai paham, teropong apa yang
kamu maksud.
Jadi, teropong apa?
Sama sekali tak ada. Kamu keliru menyebutnya sebagai teropong. Yang
kamu maksud bukan teropong tetapi mikroskop.
Mikroshkop! Ya, ya, benar! Tadi shaya lupa ishtilah tepatnya, shaya
mengambil teropong shebagai alat bantu. Shaya shebenarnya shelalu washpada.
Oleh karena itu, kamu mengatakan mikroskop hidromonoksida!
Memang, tentu shaja makshudnya demikian! Tapi mengapa shaya harush
berbahasha Denmark? Padahal shaya shangat mahir berbahasha Jerman. Jika shaya
mengatakan mikroshkop hidromonografi, orang yang tak shekolah pun pashti
mengerti. Dulu kepala shekolah shelalu berkata: orang harush bershikap rendah hati
jika ingin menuai palem di tanah berpashir. Shitu lihat shendiri, shaya shelalu
bermain kata-kata dengan gaya metafora. Shitu pashti shudah tahu bahwa dulu
shaya adalah sheorang otodidak yang giat. Sheandainya shaya dulu tak berkelahi
tentang kalimat papa Wrangel dengan teman-teman, nolens coblenz3 shaya pashti
shudah beshekolah di akademi kehutanan Tharandt, dan sekarang, shaya tak perlu
berpetualang di Wild West hingga kaki shaya pincang karena ditembaki Shioux!
Oh, jadi cacatmu bukan dari lahir?
Frank memandang si Gendut dengan agak marah.
Dilahirkan dalam keadaan cacat? Bagaimana mungkin itu terjadi pada diri
shaya? Orang cacat pashti takkan bisha menjadi pengawash hutan yang shama
shaja dengan pegawai negeri! Tidak! Shejauh yang shaya ingat, dulu kaki shaya
baik-baik shaja. Namun, ketika pergi ke Black Mountains bershama Baumann untuk
membuka kedai kelontong demi memenuhi kebutuhan para penambang emash,
orang-orang Indian kadang kala datang untuk berbelanja. Yang pashti, di shana ada
shuku Shioux. Mereka adalah orang-orang primitif yang paling jahat shecara
antropologish. Shedikit shaja membuat keshalahan di hadapan mereka, mereka akan
shegera membunuh atau menembak. Yang terbaik adalah jangan berurushan
dengan mereka. Cukup ucapkan shelamat shiang, shelamat jalan, adieu, daah!
Karena shaya penganut paham itu, shaya shelalu melakshanakannya. Namun, pada
shuatu ketika shaya lengah, oleh karena itu, shekarang shaya pincang.
Apa yang telah terjadi?

2
Hukum perbandingan terbalik adalah jika yang satu naik, yang lainya turun, rumusnya: x =1/y.
3
Kata yang benar adalah nolens volens (bahasa latin) yang artinya mau tak mau.

7
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Shemua yang terjadi shama shekali tak diharapkan dan di luar dugaan.
Perishtiwa itu mashih tergambar jelash di pelupuk mata shaya, sheolah-olah baru
shaja terjadi. Bintang-bintang berkelip. Dari rawa di shekitarnya terdengar shuara
nyanyian kodok yang nyaring. Waktu itu hari shudah malam. Baumann tak di tempat
shebab shedang membeli perlengkapan di Fort Fettermann untuk kedai. Shementara
itu, Martin shedang tidur dan shi Bob Negro belum pulang menagih utang. Hanya
kudanya yang tampak pulang tanpa penunggang. Keeshokan harinya ia datang
tertatih-tatih, kakinya terkilir dan tanpa membawa uang shepesher pun. Ia telah
dilempar keluar oleh para pengutang, shetelah itu dilempar pula dari punggung
kuda. Itulah yang dishebut takdir hidup shushah. Benar?
Ya. Kamu memang jenius.
Shaya shering mengatakan itu kepada diri shendiri, namun kepada orang
lain, shama shekali tak pernah, karena tak sheorang pun akan percaya. Ketika
cahaya bintang di langit menerangi bumi, terdengar pintu diketuk. Tentu shaja shaya
tak shegera membukanya karena di barat ini, orang harush shenantiasha washpada.
Oleh karena itu, shaya bertanya dari dalam, shiapa yang ada di luar. Shingkat cerita,
mereka adalah lima orang Indian Shioux yang hendak menukar kulit hewan dengan
meshiu.
Pasti Kamu tak membiarkan mereka masuk!
Mengapa?
Karena mereka orang Sioux dan datang pada tengah malam!
Oh, tidak! Jika waktu itu kami punya jam, waktunya kira-kira jam shetengah
duabelash. Belum begitu larut. Shebagai sheorang weshtman, shaya tahu betul
bahwa tak shelalu orang bisha duduk bershama ketika jam vishite,4 dan mungkin
shaja mereka tak punya waktu shelain tengah malam itu. Kulitmerah berkata bahwa
mereka mashih harush berjalan shepanjang malam. Oleh karena itu, shebagai orang
Shakshen yang baik hati, shaya pun terharushaya pershilakan mereka mashuk.
Sungguh sembrono!
Mengapa? Shaya tak kenal rasha takut, dan ketika membuka pintu, shaya
katakan bahwa mereka harush meletakkan sheluruh shenjata di luar. Shaya harush
menghargai mereka, karena mereka menaati permintaan shaya tanpa berkeberatan.
Shelama shaya melayani mereka, tentu shaja revolver tetap berada dalam
genggaman shaya. Mereka harush paham alashan shaya tetap menggenggam
shenjata walaupun mereka shaya larang. Itu karena mereka adalah orang-orang liar.
Shaya berhashil melakukan barter dengan mereka, meshiu murahan ditukar dengan
bulu berang-berang yang mutunya baik. Jika kulitmerah berdagangan dengan
kulitputih, mereka shelalu berhashil dikelabui. Meshkipun sheshungguhnya shaya
kashihan, tetapi shaya shendiri tak bisha mengubahnya. Pada dinding dekat pintu,
tergantung tiga pucuk shenapan yang terkokang. Ketika orang-orang Indian itu
pergi, Indian terakhir berbalik di pintu, menoleh shekali lagi lalu bertanya kepada
shaya, apa shaya bisha memberi sheteguk air-api. Sheshungguhnya shaya tak boleh
memberi minuman keras kepada orang-orang Indian, namun sheperti yang shudah
shaya jelashkan tadi, shaya shudah memperoleh untung beshar. Oleh karena itu,
shaya ingin menyenangkan hatinya. Lalu shaya berbalik dan melangkah menuju
shudut di belakang, tempat shebotol Brandy diletakkan. Ketika shaya kembali
membawa shebotol brandy, shaya lihat orang itu menghilang membawa shenapan.
Ia menyambar shenapan itu dari pashak. Shaya shegera meletakkan botol dan
meraih shenapan yang ada di dekat shaya lalu melompat ke pintu. Shaya
menyelinap ke shamping, karena jika berdiri di pintu dengan shinar lampu yang
terang, shaya bisha menjadi shasharan empuk. Butuh waktu bagi mata shaya agar
bisha melihat jelash dalam gelap, karena shaya shebelumnya berada di tempat

4
Jam vishite, maksudnya jam visit, waktu berkunjung atau bertamu.

8
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

terang. Terdengar langkah bergegash, shedetik kemudian tampak sheberkash shinar


terang di sheberang pagar. Terdengar bunyi tembakan, dan kaki shaya rashanya
sheperti dipukul. Shaya baru bisha melihat kulitmerah yang tadi hendak melompati
pagar. Shaya ambil ancang-ancang lalu membidik. Namun, pada shaat yang shama
shaya merasha shakit luar biasha akibat tembakan di kaki, hingga shaya terpuruk.
Tembakan shaya meleshet dan shenapan itu pun hilang. Shaya tiba di gubuk dengan
shushah payah. Tembakan Indian itu menghantam kaki kiri shaya. Hingga kini shaya
tak tahu, bagaimana ia bisha menembakkan shenapan itu, apa karena terbiasha
dengan kegelapan atau karena orang Shioux itu menggunakan shenapan ashing.
Shaya baru bisha berjalan kembali shetelah beberapa bulan dan shaya menjadi
Hobble Frank. Namun shaya kenal betul wajah Indian itu. Shaya takkan melupakan
wajahnya, dan rashakan pembalashan shaya jika bertemu dengannya di mana pun
dan kapan pun! Orang Shakshen terkenal shebagai orang Jerman yang paling
menyenangkan. Namun shebaik-baiknya bangsha kami, kami tetap wajib
menghukum pencuri dan penembak, apalagi perishtiwa itu berlangshung ketika
bintang-bintang bertaburan di langit. Shaya yakin, orang-orang Shioux itu adalah
orang-orang Oglala, dan jikaApa yang kamu lakukan?
Ia menyela kalimatnya sendiri dengan pertanyaan itu, karena waktu itu,
Jemmy Gendut menghentikan kudanya sambil berseru terkejut. Mereka telah
melewati jalan menurun berpasir yang terlebar. Kini tampak tempat yang tanahnya
berbatu namun masih berpasir. Di tempat itulah Jemmy berhenti.
Apa yang saya lakukan? jawabnya balik bertanya. Saya juga bertanya-
tanya pada diri sendiri. Apa saya masih bisa melihat dengan baik?
Ia memandang dari ke bawah ke arah pasir, dari atas kuda dengan heran.
Kini Frank pun melihat apa yang dimaksud oleh temannya.
Apa ini mungkin? serunya. Jejak ini tiba-tiba berubah!
Memang! Sebelumnya ini benar-benar jejak gajah, namun kini berubah
menjadi jejak kaki kuda yang sangat jelas. Hewan itu mengenakan ladam baru,
karena bekasnya terlihat sangat tajam, baik batang maupun lubang ladam.
Tetapi jejak ini mengelabui!
Memang benar, dan saya tak bisa memahaminya! Sampai di sini, masih
mengarah ke depan, lalu kini berbalik ke belakang!
Apa ini benar-benar jejak yang shama?
Tentu saja! Sebelumnya, di belakang kita menjulang karang yang begitu
tinggi, namun tempat ini lebarnya tak sampai dua puluh kaki. Jejak pada batu
karang memang tak jelas. Di seberang sana jejak ini menyiratkan kaki gajah yang
datang dari timur, sedangkan di sini, lebih menyiratkan kaki kuda yang datang dari
barat. Periksalah di sekitar tempat ini! Mungkin masih ada jejak lainnya?
Tak ada.
Meskipun kesan yang ditinggalkan memperlihatkan perbedaan, jejak ini pasti
berasal dari hewan yang sama. Oleh karena itu, saya akan turun sekali lagi untuk
meyakinkan bahwa dugaan kita tak keliru.
Keduanya menuruni jalan. Penyelidikan jejak di tanah dilakukan dengan lebih
teliti, namun hasilnya tetap sama. Jejak gajah telah berubah menjadi jejak kuda di
tempat yang berbatu dan sempit itu. Kedua jejak berlawanan arah yang bertemu di
batu karang memang tampak sangat aneh. Kedua pria itu saling berpandangan
dengan putus asa, lalu menggelengkan kepala.
Mungkin ini sihir atau ada orang ingin menggoda kita, ujar Jemmy.
Menggoda? Bagaimana mungkin?
Ya, saya juga tak tahu!
Tapi shihir juga tak mungkin!
Tak mungkin. Saya juga bukan orang yang percaya takhyul.

9
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Tampaknya sheperti shihir Philadelphia.5 Konon, penyihir di sana pernah


melemparkan gelondongan benang ke udara lalu meniti benang itu.
Karena gajah datang dari timur dan kuda dari barat, dan karena jejaknya
berakhir di sini, mungkin saja kedua hewan itu meniti benang, lalu menghilang di
atas sana! Itu penjelasan yang masuk akal, tapi saya belum selesai
menjabarkannya!
Shekarang shaya ingin tahu apa yang akan dikatakan guru di Moritzburg bila
ia ada di shini!
Seperti kamu dan saya, ia pasti akan memperlihatkan wajah heran!
Hmmm! Shayang shekali, tampaknya pendapatmu tak shepenuhnya benar,
Tuan Jemmy.
Dan sekarang pun kamu tak menunjukkan bahwa kamu ini seorang otodidak
berbakat. Saya ingin sekali melihat orang yang mampu menjawab teka-teki ini.
Tapi pashti ada rahashianya, sheperti yang pernah dikatakan oleh
Archidiakonush: saya satu titik yang kokoh di udara. Akan saya angkat semua pintu
dari engselnya!6
Maksudmu Archimedes?
Ya, tapi ia juga bertugash shebagai diakonush7 karena pada shuatu shabtu
shore ketika tentara mushuh datang, ia shedang menghafal khotbah yang akan
dibacakan keeshokan harinya dan bersheru kepada mereka: Jangan ganggu shaya
dan jangan berishik! Lalu mereka membunuhnya. Oleh karena itu, titik di udara pun
menghilang.
Mungkin kamu dapat menemukannya kembali. Namun saya tak mampu
melakukannya, karena tak pernah berhasil menemukan jawabannya.
Tapi kita harush melakukan sheshuatu!
Tentu saja! Kita takkan diam berpangku tangan. Seandainya ada penjelasan,
jawaban itu pasti ada di hadapan kita, bukan di belakang. Jadi marilah kita
menunggangi kuda dan maju terus!
Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju arah yang berlawanan
dengan jejak kuda. Jejak ini tampak sangat jelas dan setelah lebih kurang setengah
jam perjalanan, diketahui bahwa jejak itu menuju wilayah berpasir di tanah yang
lebih subur. Di sana tumbuh rumput dan semak yang jarang-jarang. Rangkaian bukit
menjulang di sekitarnya. Bukit itu ditutupi hutan lebat dan di kaki bukit itu berdiri
beberapa pohon yang tumbuh jarang-jarang, dan semakin ke atas semakin lebat. Di
sini pun jejak itu masih tampak jelas. Setelah beberapa lama berjalan, terdapat
tanah yang tertutup batu-batu berwarna abu-abu. Jejak itu berakhir di sana dengan
tiba-tiba.
Inilah jawabannya! seru Frank geram.
Sama sekali tak terduga! kata Jemmy menimpali. Kuda datang dari udara
kosong dan kembali menghilang ke udara kosong. Atau apa makhluk ini memang
hantu sabana? Saya sangat ingin agar suatu ketika hantu itu menampakkan diri di
hadapan saya. Saya memang penasaran dengan rupa hantu.
Keinginan itu akan terpenuhi. Pandanglah hantu itu sepuas kalian, Tuan-
Tuan!
Kata-kata itu diucapkan dalam bahasa Jerman dan berasal dari balik semak-
semak, tak jauh dari tempat mereka kini berdiri. Sambil berseru terkejut, keduanya
berbalik. Orang yang sebelumnya mengucapkan kalimat itu keluar dari semak-semak
yang menutupinya.
5
Yang benar adalah penyihir-penyihir di Salem, Massachussets. Pada 1692, 20 orang dihukum mati
dengan tuduhan sebagai penyihir. Sejak itu dimulailah perburuan penyihir di Amerika.
6
Yang benar adalah: Beri saya pijakan yang kokoh, akan saya angkat bumi ini. Kalimat ini adalah
ucapan Archimedes yang termasyhur.
7
Diakon atau diaken (deacon), pembantu pendeta atau pastor.

10
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Orang itu tak begitu tinggi dan tak begitu kekar. Wajahnya yang terbakar
matahari ditumbuhi janggut lebat berwarna pirang tua. Ia mengenakan leggins
berjumbai dan pakaian berburu yang dijahit berjumbai pula. Sepatu lars yang
dikenakannya melampaui lutut. Daun-daun telinga beruang abu-abu yang
digantungkan dengan tali menghiasi sekeliling topi bulu yang lebar. Dua pucuk
revolver dan sebilah pisau Bowie terselip di ikat pinggangnya yang lebar. Ikat
pinggang itu terbuat dari tali yang dijalin, dan di sekelilingnya tergantung peluru. Di
samping itu, tampak pula kantung-kantung kulit, dua pasang ladam kuda, empat
anyaman jerami atau ilalang yang tebal dan bentuknya agak bulat. Anyaman ini
dilengkapi sabuk dan gesper. Seutas laso anyaman disampirkan dari bahu kiri hingga
pinggang kanan dan sebatang pipa perdamaian berhias bulu burung kolibri
tergantung di lehernya menggunakan tali sutra yang kuat. Kepala pipa itu berciri
khas Indian. Tangan kanannya menyandang sepucuk senapan berlaras pendek yang
kuncinya dibentuk dengan sangat artistik, sementara tangan kirinya memegang
sebatangcerutu yang masih menyala. Ia menghembuskan asap cerutu itu kuat-
kuat, hingga membentuk lingkaran-lingkaran.
Tak ada pemburu prairie yang penampilannya rapi dan bersih. Semakin buruk
penampilannya, semakin banyak yang telah dilakukannya. Ia memandang remeh
setiap orang yang memperhatikan penampilan. Yang paling mencolok pada orang itu
adalah senapannya yang berkilauan. Menurut keyakinan mereka, tak seorang
westman pun akan memperhatikan tetek-bengek seperti itu.
Penampilan pemuda asing ini begitu bersih, seolah-olah baru kemarin ia
berangkat dari St. Louis menuju wilayah barat. Senapannya tapak bagai baru dibeli
sejam lalu dari pembuat senapan. Sepatunya tanpa noda sedikit pun dan
pemacunya8 mengkilap tanpa karat. Demikian pula pakaian yang dikenakannya,
sama sekali tak menunjukkan bahwa ia baru saja melakukan perjalanan jauh.
Bahkan tangannya pun bersih karena sering dicuci.
Kedua sahabat itu hanya memandangi pemuda asing itu dengan terheran-
heran hingga lupa menjawab pertanyaan yang tadi dilontarkannya.
Nah, katanya melanjutkan kalimatnya sambil tersenyum, saya rasa kalian
ingin bertemu dengan Flatsghost?9 Jika yang kalian maksud adalah orang yang
jejaknya kalian ikuti, orang itu kini berdiri di hadapan kalian.
Ya ampun! Pikiran shaya tiba-tiba buntu! seru Frank.
Ah, orang Saksen, kan?
Bahkan kelahiran Shakshen ashli! Dan, shitu juga orang Jerman shejati?
Ya, saya orang Jerman sejati. Dan Tuan yang seorang lagi?
Berashal dari negeri yang shama juga. Kejutan menyenangkan shering
membuatnya kehilangan kata-kata. Namun hanya berlangshung shekejab, shetelah
keterkejutannya hilang, ia akan berbicara kembali.
Yang dikatakannya memang benar, karena ketika itu, Jemmy melompat dari
pelana dan mengulurkan tangannya kepada si orang asing.
Bagaikan mimpi! serunya. Bertemu dengan orang Jerman di sini, di Devils
Head! Nyaris tak bisa dipercaya!
Terlebih lagi saya, karena bertemu dengan dua orang Jerman sekaligus! Dan
kalau saya tak keliru, Anda yang bernama Jakob Pfefferkorn?
Apa? Shitu kenal nama saya?
Sangat mudah mengenali Anda. Anda pasti Jemmy Gendut. Dan saya pun
tak perlu menerka-nerka, karena kuda Anda menegaskan pendapat saya. Jika
bertemu dengan seorang pemburu gendut yang menunggangi seekor kuda besar,
gemuk, dan penurut seperti unta, orang itu pasti Jemmy. Kebetulan saya pun tahu

8
Pemacu, benda seperti roda-gigi yang tajam pada sepatu para penunggang kuda.
9
Flatsghost, hantu gurun.

11
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

bahwa westman termasyhur ini bernama Jakob Pfefferkorn. Lazimnya, di mana pun
Anda berada, Davy Jangkung serta bagalnya pasti tak jauh dari sisi Anda. Atau apa
saya keliru?
Tidak. Ia memang berada di sekitar tempat ini, di selatan lembah yang
menuju gunung-gunung itu.
Oh! Hari ini kalian berkemah di sana?
Tentu saja. Sahabat saya ini bernama Frank.
Frank pun turun dari kuda. Ia menyalami orang asing itu. Orang itu
memandangnya tajam lalu mengangguk dan bertanya:
Anda sungguh Hobble Frank?
Ya ampun! Shitu juga tahu nama shaya?
Saya lihat Anda pincang, Anda pasti yang bernama Frank. Ada satu
pertanyaan lagi, apa Anda tinggal bersama Baumann si Pemburu Beruang?
Shitu tahu dari shiapa?
Ia sendiri yang mengatakannya. Beberapa tahun yang lalu saya bersama-
sama dengannya. Di mana ia sekarang? Sudah pulang? Saya rasa, rumahnya bisa
ditempuh lebih kurang tiga hari perjalanan dari sini, benar?
Tepat shekali. Tetapi ia tidak pulang. Ia jatuh ke tangan suku Oglala, dan
kami shedang dalam perjalanan ke shana untuk melihat yang bisha kami lakukan
untuknya.
Berita yang Anda bawa ini benar-benar mengejutkan shaya. Di mana ia
ditangkap?
Tak jauh dari shini, di Devils Head. Mereka telah membawanya sherta
kelima temannya menuju Yellowshtone. Mereka hendak dibunuh di makam Bishon
Pemberani.
Orang asing itu mendengarkan dengan seksama.
Pasti ingin membalas dendam? tanyanya.
Ya, memang. Kamu pernah mendengar tentang Old Shatterhand?
Seingat saya, saya pernah mendengarnya.
Sambil berkata demikian, bibirnya tersenyum penuh arti.
Ya, ia telah membunuh Bishon Pemberani, Api Menyala dan sheorang
Shioux lagi. Shekarang shuku Oglala shedang dalam perjalanan mengunjungi
makam ketiga orang itu dan Baumann jatuh ke tangan mereka.
Dari mana Anda memperoleh kabar itu?
Frank menceritakan pertemuannya dengan Wohkadeh, terutama tentang
yang terjadi sejak munculannya pemuda Indian itu. Si Orang asing menyimak
seluruh cerita Frank dengan seksama dan sungguh-sungguh. Hanya jika si Pincang
terlalu banyak menggunakan dialek kampung halamannya, wajahnya segera
menyiratkan senyum. Ketika Frank selesai bercerita, ia berkata:
Jadi sesungguhnya, Old Shatterhand yang bersalah atas peristiwa ini, dan
Pemburu Beruang yang harus menanggung akibatnya. Old Shatterhand harus
bertanggung jawab.
Tidak. Jika Baumann washpada waktu itu, perishtiwa ini tak mungkin
terjadi.
Kita tak perlu meributkannya. Kalian sungguh berani menghadapi mara
bahaya dan mau bersusah-payah membebaskan para tawanan. Dari lubuk hati yang
paling dalam, saya mengucapkan semoga kalian berhasil. Sebenarnya saya
menyukai pemuda Martin Baumann. Mungkin suatu ketika nanti saya berkesempatan
melihatnya lagi.
Kamu pasti bisa bertemu kembali dengannya, ujar Jemmy. Marilah pergi
bersama kami. Kudamu di mana?
Dari mana Anda tahu bahwa saya menunggang kuda?

12
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Tentu saja, dari pemacu yang kamu kenakan!


Oh, jadi Anda mengamati pemacu ini. Kuda saya ada di sekitar tempat ini.
Saya meninggalkannya sebentar agar bisa melihat kalian lewat.
Apa kamu mengetahui kedatangan kami?
Tentu saja. Setengah jam yang lalu saya melihat kalian berhenti di luar sana
untuk membicarakan perbedaan jejak yang ditemukan.
Apa? Apa lagi yang kamu ketahui?
Setahu saya, itu jejak saya sendiri.
Apa? Jejakmu?
Ya.
Ya ampun! Jadi kamu yang mengelabui kami?
Apa Anda benar-benar mau dikelabui? Kini saya merasa sangat senang
karena telah berhasil mengelabui westman setingkat Jemmy Gendut. Sebenarnya
saya tak bermaksud mengelabui kalian tetapi orang lain.
Si Gendut tampaknya tak tahu lagi harus mengatakan apa. Sambil
menggelengkan kepala ia mengamati orang asing itu dari ujung kepala hingga ujung
kaki lalu bertanya:
Ngomong-ngomong, siapa kamu sebenarnya?
Yang ditanya tertawa karena merasa lucu mendengar pertanyaan itu, lalu
menjawab:
Anda tadi menyangka bahwa saya ini pendatang baru di wilayah barat, kan?
Ya. Kamu memang tampak bagai seorang greenfinch. Dengan senapan itu,
kamu tampak bagai hendak berburu burung gereja. Dan perlengkapanmu tampak
baru dibawa beberapa hari. Di sini kamu harus bergabung dengan orang banyak, tak
boleh berpisah dari rombongan turis tukang tembak. Di stasiun mana kamu tadi
turun?
Di St. Louis.
Apa? Di wilayah timur yang begitu jauh? Tak mungkin! Sudah berapa lama
kamu berada di wilayah barat ini?
Sekarang ini baru delapan bulan.
Oh, jangan tersinggung! Tetapi kamu tak bisa mempermainkan saya!
Sama sekali tak pernah terlintas dalam benak saya untuk membohongi
Anda.
Pshaw! Dan kamu pun hendak mengelabui kami?
Ya. Itu jejak saya.
Tak seorang polisi desa pun mempercayainya! Saya berani bertaruh bahwa
kamu ini guru atau profesor, lalu berkuda kemari bersama rekan-rekan kerjamu
untuk mengoleksi tumbuhan, batu-batuan, dan kupu-kupu. Dugaan saya pasti tepat.
Segeralah menyingkir! Wilayah ini bukan tempat yang cocok untuk tujuanmu. Setiap
menit, nyawamu bisa melayang. Kamu sama sekali tak tahu bahaya yang
mengintai.
Sebaliknya, saya tahu benar. Sebagai contoh, di sekitar tempat ini terdapat
lebih dari empatpuluh orang suku Shoshone sedang berkemah.
Heavens! Benarkah?
Ya, saya sungguh-sungguh.
Dan kamu mengatakannya dengan begitu tenang!
Apa sikap saya harus berbeda? Apakah Anda anggap bahwa kita harus takut
terhadap beberapa orang Shoshone?
Astaga, kamu benar-benar tak tahu bahaya yang sedang dihadapi!
Tentu saja saya tahu. Di sana terdapat Danau Darah dan suku Shoshone
akan senang jika berhasil menangkap kita atau salah seorang di antara kita.
Kini saya benar-benar tak paham, apa yang harus saya katakan tentangmu!

13
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Anggaplah bahwa saya mampu memelintir hidung orang-orang kulitmerah


sebagaimana saya bisa memelintir hidung Anda. Beberapa orang westman yang
pernah bertemu saya selalu menilai saya dengan keliru karena mereka hanya menilai
penampilan luar saja. Mari, ikut saya!
Ia berbalik lalu melangkah perlahan memasuki semak-semak. Keduanya
mengikuti sambil menuntun kuda. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebatang
pohon cemara yang luar biasa. Cemara ini termasuk jenis Schierling. Tingginya bisa
mencapai lebih dari tigapuluh meter, jenis pohon yang jarang dijumpai. Di sisi
pohon, berdiri seekor kuda tampan dengan hidung berwarna merah dan surai
panjang. Bagi orang Indian, ini merupakan ciri-ciri kuda istimewa. Baik pelana
maupun tali kekangnya dibuat oleh tangan Indian. Di balik pelana kuda, tergantung
selembar mantel karet. Dari salah satu kantung pelana, menyembul sarung
teropong. Di tanah, tergeletak sepucuk senapan Pembunuh Beruang berlaras ganda
yang berat dan berkaliber paling besar. Ketika Jemmy melihat senapan itu, ia
bergegas lalu mengangkatnya. Sambil mengamati senapan itu ia berseru:
Senapan iniadalahoh, saya belum pernah melihatnya, tetapi saya bisa
segera mengenalinya. Senapan Perak milik Winnetou, kepala suku Apache, dan
Senapan Pembunuh Beruang adalah dua pucuk senapan paling termasyhur di
wilayah barat. Pembunuh Beruang adalah senapan milik
Ia berhenti sejenak lalu memandang pemiliknya ragu-ragu. Kemudian ia
berkata:
Kini, kini, oh, kini saya baru paham! Old Shatterhand adalah orang yang
selalu dianggap greenhorn oleh siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali.
Senapan ini miliknya, dan senapan yang dijinjingnya bukan senapan penembak
burung, tetapi salah satu di antara sebelas pucuk senapan Henry yang dibuat Mr.
Henry. Frank, Frank, tahukah kamu, siapa pria ini?
Tidak. Shaya tak pernah membaca baik akta kelahiran maupun kartu
imunishashinya.
Astaga, jangan bergurau! Kamu kini berdiri di hadapan Old Shatterhand!
Old Shat
Si Pincang mundur beberapa langkah.
Demi shemua roh agung! serunya. Old Shatterhand! Shungguh berbeda
dari yang shelama ini shaya bayangkan!
Saya pun begitu!
Memangnya, bagaimana yang kalian bayangkan, Meschschurs? tanya
pemburu itu sambil tersenyum.
Tinggi dan kekar bagaikan rakshasha Varush! jawab orang Saksen yang
terpelajar itu.
Ya, sosoknya sangat besar, kata si Gendut menimpali.
Anda lihat sendiri, kemasyhuran saya jauh melampaui yang sudah saya
lakukan. Yang diceritakan orang di api unggun yang satu, akan semakin membesar
tiga atau enam kali lipat begitu tiba di api unggun lain. Jadi, orang menganggapnya
sebagai sesuatu yang hebat, padahal ia hanya melakukan yang lazim dilakukan
orang lain.
Tidak, yang diceritakan orang tentang Anda adalah
Bah! serunya menyela sambil memerintah. Lupakanlah! Lebih baik Anda
periksa kuda saya. Kuda itu jenis Ngul-itkli, jenis yang hanya ada pada suku
Apache. Kuda itu tak mengenakan ladam. Jika saya ingin mengelabui para pengejar,
saya akan mengikatnya dengan sepatu alang-alang yang biasa digunakan di China.
Jejak yang ditinggalkan akan tampak seperti jejak kaki gajah, terutama di tanah
berpasir. Saya memiliki dua pasang ladam yang digantungkan di ikat pinggang,
hingga mudah memasang dan merekatkannya. Yang sepasang adalah ladam biasa,

14
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

namun yang sepasang lagi dibuat terbalik dan diberi lubang di bagian depannya.
Jadi, jejak yang ditinggalkan pun akan terbalik, dan siapa pun yang mengikuti saya,
pasti mengira bahwa saya berkuda ke arah yang berlawanan.
Ashtaga! seru Frank. Akhirnya sheluruh kegelapan di benak shaya menjadi
terang! Jadi, itu adalah jejak tipuan! Apa yang akan dikatakan guru di Moritzburg
tentang ini?
Saya tak merasa tersanjung jika mengenal guru dari Moritzburg ini, namun
saya senang telah mengelabui kalian berdua. Di tempat yang banyak batu
karangnya, takkan tampak jejak sedikit pun. Oleh karena itu, saya turun di sana
untuk menukar sepatu jerami dengan ladam. Saya sungguh tak tahu bahwa yang
mengikuti saya adalah orang sekampung halaman. Setelah itu, saya baru melihat
kalian. Tindakan pencegahan seperti ini saya lakukan untuk menutupi jejak agar
keberadaan saya tak diketahui oleh Indian musuh. Dan dugaan saya terbukti ketika
tiba di pohon cemara ini.
Apakah di sini ada jejak Indian?
Tidak. Hari ini, saya dan Winnetou akan bertemu dekat pohon ini, dan
Winnetou! seru Jemmy menyela. Apa kepala sang suku Apache ada di
sini?
Ya, ia tiba sebelum saya.
Di mana, di mana? Saya harus menemuinya!
Ia telah meninggalkan petunjuk bahwa ia sudah berada di sini tadi dan nanti,
pada hari ini juga, ia akan datang kembali. Di mana ia sekarang berada, saya
sungguh tak tahu. Mungkin ia mengintai suku Shoshone.
Apa ia juga tahu keberadaan mereka?
Dialah yang memberitahu saya. Ia telah menoreh tanda pada kulit pohon
dengan pisaunya. Saya memahami petunjuknya bagaikan memahami tulisan-tulisan
lain. Saya tahu bahwa ia sudah datang dan akan kembali, dan saya pun tahu ada
empatpuluh orang Shoshone di sekitar tempat ini. Selanjutnya saya harus menanti di
sini.
Tapi, bagaimana jika suku Shoshone menemukan Anda di sini?
Bah! Saya tak tahu, siapa yang terancam bahaya lebih besar, apakah saya,
jika mereka menemukan saya di sini, atau mereka, jika saya yang menemukan
mereka. Jika bersama Winnetou, saya tak perlu mengkhawatirkan segerombolan
kecil suku Shoshone.
Terdengar begitu sederhana dan begitu mudah hingga Hobble Frank berseru
penuh kekaguman:
Tak takut menghadapi empatpuluh orang mushuh! Walaupun shaya bukan
pengecut, tetapi jika harush menghadapi mushuh shebanyak itu, shaya mashih
belum berani. Veni, vidi, tutti.10 Si tua Blcher mengatakan bahwa ia memenangkan
pertempuran di Belle-meshalliance, tapi bukan dua melawan empatpuluh orang.
Shaya shungguh tak mengerti!
Penjelasannya sangat mudah sekali, sobat; waspada, banyak akal, dan
sedikit kebulatan tekad jika diperlukan. Apalagi jika membawa senjata yang bisa
diandalkan, orang mungkin akan berpikir dua kali. Di tempat ini, kita takkan aman
seratus persen. Jika kalian cerdik, berkudalah terus agar bisa segera bertemu
rombongan kalian.
Anda akan tetap di sini?
Ya, hingga Winnetou datang. Lalu, saya akan mencari perkemahan kalian
bersama Winnetou. Sebenarnya kami punya tujuan lain, namun jika ia setuju, saya
pun bersedia ikut ke Yellowstone.

10
Yang dimaksud adalah veni, vidi, vici (Bahasa Latin), artinya saya datang, saya lihat, dan saya menang.

15
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Sungguh? Sungguh? tanya Jemmy dengan kebahagiaan yang luar biasa.


Kalau begitu, saya ingin bersumpah bahwa kita akan membebaskan para tawanan!
Jangan terlalu berharap dulu! Saya yang menyebabkan Baumann berada
dalam bahaya, oleh karena itu, saya merasa wajib ambil bagian dalam
pembebasannya. Oleh karena itu
Ia berhenti sejenak, karena Frank menyerukan seruan terkejut tertahan. Ia
mengulurkan tangan menunjuk sela-sela semak, yaitu ke tempat berpasir. Di sana
tampak segeromobolan Indian sedang berkuda.
Segera naik ke kuda, lalu pergi! seru Shatterhand. Kini kalian masih belum
terlihat. Saya akan menyusul.
Bajingan-bajingan itu akan melihat jejak kita! kata Jemmy sambil bergegas
menaiki pelana kuda.
Pergilah, cepat! Ini satu-satunya cara agar kalian bisa menyelamatkan diri!
Tapi mereka akan menemukan Anda!
Jangan hiraukan saya! Maju, maju!
Kini keduanya sudah duduk di atas pelana dan bergegas pergi. Shatterhand
melayangkan pandangan ke sekelilingnya. Kedua orang itu tak meninggalkan jejak di
atas kerikil, begitu pula ia. Batu-batu itu awalnya terbentang lebar, lalu semakin
lama semakin menyempit di lereng gunung hingga menghilang di balik pepohonan
cemara yang lebat. Ia menggantungkan senapan repertir Henry ke pelana,
memanggul senapan Pembunuh Beruang di bahunya, dan berkata kepada kudanya
dengan satu kata berbahasa Apache:
Peniyilayo!
Kini ia mulai menaiki lereng terjal dengan langkah-langkah lebar secepat
mungkin dan hewan itu mengikutinya di belakang bagai seekor anjing. Sungguh
mustahil bagi seekor kuda untuk bisa mendaki ke atas namun keduanya berhasil
mencapai puncak, ke sela-sela pohon, dalam waktu singkat, tentu saja dengan
usaha keras. Ia meletakkan tangannya pada leher hewan itu.
Ischkuhschberbaring!
Hewan yang dilatih secara Indian itu segera berbaring tanpa bergerak.
Suku Shoshone melihat jejak Frank dan Jemmy. Jika ini jejak Old
Shatterhand, mereka pasti mengira bahwa jejak itu mengarah ke timur, berdasarkan
kedudukan kuku kudanya. Namun jejak Frank dan Jemmy tampak begitu jelas,
hingga tak bisa mengelabui suku Shoshone. Mereka mengikuti jejak mereka dan
dalam waktu singkat sudah semakin dekat.
Belum lagi dua menit sejak kepergian kedua orang Jerman itu, orang-orang
Indian sudah berada di deretan pohon cemara. Beberapa orang di antara mereka
turun untuk mencari jejak yang menghilang.
Ive, ive; mi, midi sini, di sini, maju, maju! seru salah seorang di antara
mereka.
Ia telah menemukan yang dicarinya. Orang-orang kulitmerah menghilang.
Shatterhand, di tempat persembunyiannya di atas sana, mendengar bahwa mereka
mengikuti kedua orang yang melarikan diri beriringan itu.
Kini tiba saatnya untuk menerapkan kepandaian dan kecepatan yang
dibutuhkan, pikirnya. Jemmy memang orang yang tepat untuk hal-hal macam ini.
Terdengar dengusan pelan kudanya, peringatan bagi si majikan agar
waspada. Hewan itu memandang dengan matanya yang besar dan cerdas, lalu
menengadahkan kepalanya ke atas gunung. Si Pemburu meraih repertirnya, berlutut
siap menembak dan mengarahkan pandangannya yang tajam ke atas. Di sana,
pohon-pohonnya tumbuh berdekatan hingga sama sekali tak bisa memandang ke
tempat jauh. Namun, ia segera menurunkan senapannya kembali. Sambil
memandang ke atas, ke arah dahan-dahan yang terbawah, ia melihat sepasang

16
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

mokassin berhiaskan duri bulu babi, dan ia tahu bahwa pria yang mengenakan
sepatu itu adalah sahabat terbaiknya. Kemudian terdengar bunyi gemerisik ranting-
ranting pohon itu, dan orang yang datang mendekat, kini sudah berdiri di
hadapannya.
Ia berpakaian sama seperti Old Shatterhand, hanya tak mengenakan sepatu
lars tinggi tetapi mokassin. Kepalanya pun tak mengenakan penutup. Rambutnya
yang hitam legam, tebal, dan panjang di kepang tinggi kemudian disanggul dan
dihiasi kulit ular. Rambut Indiannya tak dihiasi bulu elang, agar dikenal dan
dihormati sebagai kepala suku. Pria ini tak perlu tanda-tanda seperti itu. Siapa pun
yang memandangnya akan langsung tahu bahwa di hadapannya berdiri seorang pria
terhormat. Di sekeliling lehernya tergantung kantung jimat, pipa perdamaian, dan
tiga untai kalung cakar beruang, kenang-kenangan yang diperolehnya dengan
taruhan nyawa. Di tangannya tergenggam sepucuk senapan berlaras ganda. Popor
senapan itu penuh hiasan paku-paku perak. Senapan ini adalah Senapan Perak
termasyhur yang pelurunya tak pernah meleset dari sasaran. Raut wajahnya yang
serius dan tampan bisa dikatakan berciri Romawi, tulang pipinya tak menonjol, dan
kulitnya berwarna coklat terang agak perunggu.
Dialah Winnetou, kepala suku Indian yang paling tampan. Namanya disebut
pada setiap gubuk dan api unggun. Ia termasyhur di seluruh Amerika Serikat bahkan
hingga perbatasan, karena ia adil, cerdik, setia, sangat pemberani, dan tak pernah
berdusta. Ia adalah sahabat dan pelindung bagi semua yang orang membutuhkan
bantuannya, tak peduli kulitmerah atau kulitputih.
Old Shatterhand bangkit dari duduknya. Sebenarnya ia hendak berbicara,
namun karena isyarat tangan Winnetou, ia pun diam. Lambaian tangan yang kedua
kali dari orang Apache itu menunjukkan bahwa ia harus patuh.
Di kejauhan, terdengar suara-suara monoton. Suara itu terdengar semakin
dekat. Suara-suara itu bernada minor empatperdelapan, nada seperdelapan yang
pertama dinyanyikan oleh suara ketiga dan nada seperempatnya oleh suara
pertama. Suara itu lebih kurang bernada c c a c c a. Kemudian terdengar
lengkingan nada e keempat yang tinggi.
Kedua orang pengintai itu kini mendengar derap kuda yang keras dan ketika
itulah baru bisa dipahami lagu apa yang sedang dinyanyikan. Sebenarnya lagu itu
hanya terdiri atas satu kata yaitu: totsi-wuw, totsi-wuw!, yang lebih kurang artinya
scalp.
Kini Old Shatterhand baru sadar bahwa kedua orang Jerman itu tak melarikan
diri tetapi tertangkap.
Orang-orang Shoshone itu berkuda di bawah sana dengan cara Indian yaitu
berbaris satu per satu. Namun di tengah-tengah, mereka mengapit kedua tawanan.
Senjata kedua tawanan itu dilucuti dan mereka diikat dengan laso pada kuda
mereka. Tampaknya mereka tak dilukai. Mungkin sebelumnya tak ada perlawanan.
Setelah diberi peringatan bahwa perlawanan mereka akan sia-sia, mereka mungkin
memilih untuk menyerah dengan sukarela.
Tak seorang Shoshone pun yang tahu bahwa di dekat mereka ada pengintai.
Sebaliknya kedua tawanan teringat akan Old Shatterhand yang telah meninggalkan
mereka di sini. Mereka memandang berkeliling, ke kanan, ke kiri, dan ke atas.
Shatterhand harus memberi isyarat bahwa ia telah melihat mereka. Ia maju
selangkah dan menggoyangkan topinya. Ketika tahu bahwa Jemmy Gendut
melihatnya, ia segera mundur kembali.
Orang-orang kulitmerah itu menghilang. Selama beberapa lama, masih
terdengar suara totsi-wuw, totsi-wuw yang monoton, namun kemudian sepi.
Ketika itu, Winnetou berbalik dan pergi ke tempat Old Shatterhand berdiri
sebelumnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Old Shatterhand menanti

17
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

dengan sabar. Setelah lebih kurang sepuluh menit, orang Apache itu kembali sambil
menuntun kudanya menggunakan tali kekang. Sungguh luar biasa, bagaimana kuda
itu bisa melewati hutan lebat di tanah yang begitu terjal. Kuda itu sejenis dengan
kuda Old Shatterhand, tetapi kuda Old Shatterhand masih lebih bagus lagi. Karena
keluhuran budinya, kepala suku itu menghadiahkan hanya yang terbaik kepada
sahabatnya.
Kini keduanya berdiri berdampingan, dua sosok pria yang bahkan tak merasa
perlu khawatir walaupun berhadapan dengan seluruh anggota suatu suku Indian.
Sorot menyelidik yang tersirat di mata orang Apache itu memberi isyarat kepada Old
Shatterhand bahwa ia tak perlu menjelaskan secara rinci tentang apa yang terjadi.
Keduanya saling memahami hingga tak perlu mengutarakan isi pikiran mereka
masing-masing. Namun, si kulitputih bertanya:
Kepala suku Apache telah menemukan tempat para prajurit Shoshone
mendirikan kemah?
Winnetou telah mengikuti jejak mereka, jawabnya. Jejak mereka menuju
ke palung sungai kering, sejak dahulu kala, di tempat itu mengalir air dari gunung ke
Danau Darah. Kemudian jejak itu mengarah ke kiri, melintasi bukit di Nastla-
atahehle (lembah berbentuk ketel). Di sanalah mereka mendirikan kemah.
Apa mereka mendirikan kemah pemukiman?
Tidak, tetapi kemah prajurit, jumlahnya tiga kemah dan di sanalah mereka
semua tinggal. Winnetou telah menghitung jumlah jejak mereka dengan teliti dan
menuliskannya di pohon supaya engkau bisa membacanya. Pemimpin mereka
tinggal di kemah berhias bulu elang. Ia bernama Tokvi-tey (Rusa Hitam), kepala
suku Shoshone yang pemberani. Winnetou melihat wajahnya dari kejauhan, ia
memiliki tiga parut bekas luka di pipinya.
Dan apa yang telah diputuskan oleh saudaraku kulitmerah?
Winnetou tak bermaksud untuk menampakkan diri di hadapan suku
Shoshone. Ia tak takut namun karena mereka sedang dalam perjalanan untuk
berperang, pertempuran pasti tak dapat dielakkan, padahal ia tak ingin membunuh
seorang pun di antara mereka, karena mereka tak bersalah. Namun kini mereka
telah menawan kedua orang mukapucat itu, dan saudaraku kulitputih ingin
membebaskan mereka, jadi Winnetou pun harus bertempur melawan mereka.
Yang dikatakan Apache itu sama dengan yang ada di benak Shatterhand. Ia
pun tentu saja bermaksud sama, hingga ia tak perlu minta penjelasan lagi. Lalu
Shatterhand bertanya:
Apa saudaraku tahu, siapa kedua orang mukapucat itu?
Winnetou melihat sosok gemuk. Oleh karena itu, ia bisa menduga bahwa
orang itu adalah Jemmy-petahtscheh, Jemmy Gendut. Pria yang satu lagi berjalan
pincang ketika turun dari kuda. Kudanya tampak masih segar, demikian pula
pakaiannya tampak masih bersih, sepertinya pria itu belum lama berkuda. Jadi, ia
tinggal tak jauh dari sini. Saya menduga bahwa orang itu adalah Inda-hisch-schohl-
dentschu. Orang-orang mukapucat menyebutnya sebagai Hobble Frank. Ia teman si
Pemburu Beruang.
Si Apache tak menemukan kata yang tepat untuk pincang. Keempat kata
yang diucapkannya berarti: pria yang berjalan dengan kaki buruk. Ia telah
menduga dengan tepat dan itulah bukti kecerdasannya yang luar biasa.
Saudaraku kulitmerah telah menerka menerka nama kedua orang pemburu
itu dengan tepat, jawab Old Shatterhand. Apakah ia telah melihat Hobble Frank
dan sudah berada dekat kami ketika saya berbicara dengan mereka?
Ya. Winnetou telah mengamati dan melihat orang-orang Shoshone.
Sekelompok orng di antara mereka telah pergi menuju Danau Darah. Karena ia tahu
bahwa saudaranya kulitputih akan pergi ke sana juga, ia pun berkuda ke arah bukit

18
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

dan melalui hutan, langsung menuju pohon pertemuan. Namun kudanya tak bisa
berlari cepat dan ia tak bisa memperingatkan saudaranya. Oleh karena itu, ia
meninggalkan kuda di sana dan bergegas menyusul dengan berjalan kaki. Dari atas
sini, ia mengamati saudaranya yang berdiri di bawah bersama kedua orang
mukapucat itu. Ia juga melihat suku Shoshone yang mengamati jejak kulitputih.
Kedua orang kulitputih ini bergegas pergi dan ditangkap oleh kulitmerah yang
berhasil menyusul mereka. Tentu saja ia juga paham bahwa Old Shatterhand akan
membebaskan mereka dan Winnetou akan berada di pihaknya. Ia juga menduga
bahwa kedua orang kulitputih itu tak hanya berdua di Danau Darah dan Devils
Head. Mereka menemukan jejak Old Shatterhand dan terpisah dari teman-teman
mereka untuk mengikuti jejak itu selama beberapa lama. Saudaraku kulitputih tahu
di mana teman-teman mereka berada, dan kini kita akan mencari mereka agar
mereka pun bisa membantu kita membebaskan para tawanan.
Inilah bukti nalarnya yang tajam. Old Shatterhand menjelaskan segala yang
ia ketahui tentang Jemmy dan Frank secara singkat kepada Winnetou. Apache itu
mendengarkan dengan seksama lalu berkata:
Ugh! Jadi, anjing-anjing Sioux telah bertindak untuk melihat bahwa
Winnetou dan Old Shatterhand takkan membiarkan si Pemburu Beruang mati di
tiang siksaan. Hari ini kita akan membebaskan si Gendut dan si Pincang, lalu
berkuda bersama mereka dan teman-teman mereka ke Yellowstone untuk
menunjukkan kepada suku Sioux-Oglala bahwa Old Shatterhand, yang dulu pernah
merobohkan tiga orang prajurit mereka yang paling berani hanya dengan tinju,
sudah kembali berada di pegunungan Toli-tli-tsu.
Kata yang terdiri dari empat suku kata itu artinya Sungai Kuning. Jadi,
sama maknanya dengan Yellowstone River.
Old Shatterhand sangat senang ketika Winnetou bersedia untuk bergegas
membebaskan Baumann. Ia berkata:
Saudaraku kulitmerah telah mengetahui keinginan saya. Kami datang ke
daerah ini bukan untuk menumpahkan darah kulitmerah, namun kami pun takkan
membiarkan orang yang tak bersalah menebus perbuatan saya yang dahulu dengan
kematian. Winnetou hendaknya pergi bersama saya ke tempat mereka untuk ikut
menolong!
Mereka menuntun kuda menuruni lereng terjal, lalu menungganginya dan
berpacu langsung menuju tempat Jemmy dan Frank ditangkap.
Tak lama lagi hari akan gelap. Oleh karena itu, mereka memacu kuda sejauh
mungkin. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di tempat tertangkapnya para
tawanan suku Shoshone. Di sana mereka berhenti sejenak untuk mengamati jejak.
Tak tampak adanya perlawanan sama sekali, kata Winnetou.
Tidak. Kedua orang mukapucat itu pun tak terluka. Seandainya Jemmy dan
Frank melawan, suku Shoshone pasti akan melukai mereka. Keduanya telah
bertindak cerdik dan menyadari bahwa perlawanan bisa merugikan hingga mereka
menyerahkan diri dengan sukarela.
Winnetou menepiskan sebuah tangannya, dan bertanya,
Bertindak cerdik, kata Saudaraku? Saya ingin bertanya padanya, apakah ia
dan Winnetou akan menyerahkan diri jika diikuti oleh orang Shoshone!
Menyerah? Kita berdua? Tentu saja tidak!
Hough!
Kita akan bertempur hingga mati, dan banyak orang Shoshone yang akan
gugur sebelum menangkap kita.
Mungkin juga tidak bertarung. Winnetou ingin melihat orang Shoshone yang
berhasil mengejarnya dan Old Shatterhand ketika berkuda. Dan bukankah Old
Shatterhand ahli menciptakan jejak aneh dan menutupi jejaknya sendiri? Orang-

19
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

orang Shoshone pasti seperti pria-pria yang dibutakan oleh Roh Agung. Tak
sepasang mata pun bisa melihat jejak kita. Keberanian adalah modal seorang pria.
Namun dengan kecerdikan, ia bisa mengalahkan lebih banyak musuh daripada
menggunakan tomahawk.
Mereka melanjutkan perjalanan lurus ke selatan, lalu menuju kaki perbukitan
dan berbelok arah kiri. Di sana terdapat tanah yang menurun menuju bekas danau.
Apa Saudaraku telah memikirkan rencana untuk membebaskan kedua orang
kulitputih itu? tanya Shatterhand.
Winnetou tak perlu rencana. Ia akan pergi ke tempat orang Shoshone dan
menculik para tawanan, itulah gagasannya. Karena Indian Ular sangat dungu,
Winnetou tak perlu memikirkan rencana. Old Shatterhand sudah punya bukti bahwa
di kepala mereka tak ada otak. Shatterhand segera paham apa yang ia maksud.
Ya, katanya. Tak seorang pun di antara mereka berpikir bahwa hampir
semua pemburu tak sendirian di tempat ini. Seandainya berpikir begitu, mereka
pasti akan mengirim beberapa orang pengintai. Jadi, kini kita sedang menghadapi
orang-orang yang kepandaiannya tak perlu dikhawatirkan. Seandainya sang kepala
suku, Tokvi-tey, sedang bersama orang-orangnya, beberapa orang pengintai pasti
sedang berkuda di hadapan kita sekarang.
Mereka takkan menemukan kita, karena Winnetou dan Old Shatterhand akan
mengalihkan perhatian dan menyesatkan mereka.
Kini mereka telah sampai di suatu ngarai yang terbentang lurus ke barat
menuju bukit. Di sana mereka menemukan jejak orang yang dicari, namun hari
sudah gelap, hingga jejaknya tak terlihat jelas. Mereka berbelok ke kanan mengikuti
jejak.
Ngarai itu agak lebar dan mudah dilalui. Meskipun gelap, kedua orang
pemburu itu bisa melaju cepat. Derap kuda-kuda mereka tak keras dan hanya bisa
terdengar dari jarak yang sangat dekat karena tak mengenakan ladam.
Sisi kiri ngarai tampaknya bercabang. Kedua orang ini berhenti. Ngarai itu
menyempit. Mungkinkah keempat orang yang dicari mendirikan kemah di sini?
Ketika mereka berhenti di sana, kuda Winnetou mengais-ngais dan
mengendus-endus tanah perlahan-lahan. Ini adalah pertanda bahwa hewan itu
mencium bau asing, bahkan mungkin bau musuh.
Kita ada di jalan yang tepat, kata si kulitputih. Kita berkuda ke kiri. Kuda
ini mengatakan kepada kita bahwa di sana ada orang.
Winnetou dan Old Shatterhand berjalan perlahan ke arah depan selama lebih
kurang sepuluh menit, selanjutnya ngarai itu berbelok. Ketika kelokan telah dilalui,
tampaklah api menyala di tempat yang letaknya lebih kurang seratus langkah dari
mereka. Ngarai itu meluas dan membentuk lekukan yang ditutupi pepohonan. Di
tengahnya, mata air memancar dari dalam tanah. Air yang keluar begitu sedikit
hingga ketika keluar, kembali meresap ke dalam tanah berpasir.
Pepohonan tumbuh agak jauh dari tepi sungai, hingga terdapat tempat
kosong untuk membuat api unggun. Kedua pemburu ini melihat tiga orang duduk
bersama di tepi api unggun. Dari kejauhan, wajah mereka tak bisa dikenali.
Bagaimana menurut saudaraku? tanya Winnetou. Apa mereka orangnya?
Mereka hanya bertiga, sedangkan yang kita cari itu berempat. Sebelum
mereka mengetahui kedatangan kita, mari kita lihat sekali lagi siapakah mereka.
Ia turun dari kuda, demikian juga Winnetou.
Cukup saya sendiri yang ke sana, kata Shatterhand.
Baiklah! Winnetou akan menunggu.
Ia memegang tali kekang kuda dan menuntun kuda-kuda itu sejauh mungkin
menuju tebing cadas. Tak mungkin orang bisa menyingkir lebih jauh dari tempat ini.
Old Shatterhand mengendap maju dengan hati-hati hingga ke bawah pohon dan

20
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

menyelinap dari batang yang satu ke batang lain hingga berada di balik pohon yang
paling dekat dengan api unggun itu. Kini ia bisa mengawasi ketiga orang itu dengan
leluasa. Ia bahkan bisa mendengar yang mereka bicarakan.
Mereka adalah Davy Jangkung bersama Wohkadeh dan Martin Baumann. Si
Bob Negro tak di sana. Si hitam yang baik itu sangat tertarik untuk berkelana
dengan berkuda. Ia merasa bagaikan penunggang dari prairie. Ia selalu bersikap
seperti itu. Oleh karena itu, setelah selesai makan ia bangkit dan berkata bahwa ia
akan berjaga-jaga demi keselamatan Massa mudanya dan kedua orang Massa
lainnya. Sia-sia Davy menjelaskan kepadanya bahwa sekarang ini ia tak perlu
berjaga-jaga.
Ia tak berjaga di mulut jurang, tempat bahaya paling mungkin muncul, tetapi
kini ia berpatroli ke arah yang berlawanan. Karena tak ada yang mencurigakan, ia
segera kembali ke api unggun. Namun ia tak duduk di sana tetapi terus berjalan
melewatinya. Sementara itu, Old Shatterhand mengawasi gerak-geriknya dari balik
pohon tempatnya mengintai.
Bob, panggil Davy. Diamlah di sana! Buat apa mondar-mandir? Sudah tahu
bahwa di sekitar tempat ini tak ada orang Indian.
Bagaimanakah Massa Davy mengetahuinya! jawab Bob. Orang Indian
adalah bisa berada di mana saja, di kanan, di kiri, di sana, di sini, di atas, di bawah,
di belakang, di depan ---
Di kepalamu juga! kata si Jangkung bergurau.
Massa boleh menertawakan. Bob mengetahui tugas. Massa Bob adalah
westman yang termashyur dan berbadan besar Dia tidaklah pernah membuat
kesalahan. Jika para Indian datang, Massa Bob segeralah menghajarnya hingga
mati.
Dengan tinjunya yang kuat, ia berhasil merobohkan sebatang pohon cemara
muda kering bergaris tengah dua puluh lima sentimeter. Ia merasa lebih aman
dengan senjata itu daripada menggunakan pistol.
Kini ia melangkah ke arah berlawanan. Old Shatterhand pun merasa yakin
bahwa yang dicarinya ada di depan mata. Namun ia sengaja tak menyapa mereka.
Sebaliknya, si pemburu masih berdiam diri di balik pohon, karena menduga akan
terjadi sesuatu yang mengejutkan. Ia menduga seperti itu karena melihat Bob
berjalan menuju tempat Winnetou berdiri.
Ia tak salah menduga. Si Negro mendekati tempat itu. Pengalaman
sebelumnya membuktikan bahwa kuda-kuda Indian tak bersahabat dengan orang-
orang Negro karena bau mereka berbeda dari bau orang-orang Indian. Kedua kuda
jantan itu mencium bau Bob dari kejauhan dan menjadi gelisah. Winnetou tahu
tentang orang kulithitam yang sedang mendekat ini dan sudah mendengar dari
Shatterhand bahwa memang ada seorang negro dalam kelompok itu. Jadi, kini ia
yakin bahwa mereka adalah teman-temannya. Oleh karena itu, ia tak menganggap
Bob sebagai musuh dan membiarkan si hitam itu mendekat.
Salah seekor di antara kuda-kuda itu meringkik dan Bob mendengarnya. Ia
terdiam dan memasang telinga. Satu ringkikan lagi membuatnya yakin bahwa ada
seseorang atau sesuatu di dekatnya.
Siapakah di sana? tanyanya.
Tak ada jawaban.
Bob menanyakan, siapakah di sana! Jika tidak menjawabkan, maka Massa
Bob menghajarnya sampai mati, siapakah di sana!
Lagi-lagi tak ada jawaban.
Kalau begitu sekarang semuanya adalah harus mati, siapakah di sana!
Ia mengangkat cambuknya dan mendekat. Kuda Winnetou menegakkan
surainya, matanya berkilat-kilat. Karena marah, kuda itu mengangkat kaki depan

21
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

dan menendang Bob. Di hadapan Bob, tampak sosok tinggi besar. Ia melihat mata
berkilat-kilat dan mendengar ringkik menyeramkan. Salah satu kaki kuda itu lewat di
atas kepalanya dan menendang Bob hingga tersungkur di sisi kuda.
Bob orang pemberani, tetapi berhadapan dengan lawan seperti itu tentu
terlalu berbahaya. Cambuknya terjatuh, lalu ia lari terbirit-birit dan berteriak sekuat
tenaga:
Woe to me! Help, help, help! Dia ingin membunuhkan Massa Bob! Dia ingin
menelankan Massa Bob! Help, help, help!
Ketiga orang yang duduk di perapian pun segera bangkit.
Apa yang terjadi? tanya Davy.
A giant, sebuah raksasa, seekor hantu, seekor setan mau menelankan Massa
Bob hidup-hidup!
Mana mungkin? Di mana?
Di sana, di batu cadas.
Jangan main-main, kulithitam! Di sini sama sekali tak ada hantu.
Massa Bob telah melihatkan itu!
Mungkin saja cadas berbentuk aneh.
Tidak, itu bukanlah cadas!
Atau sebatang pohon!
Bukanlah sebatang pohon juga. Ia adalah hidup!
Mungkin kamu salah lihat.
Massa Bob tidaklah salah lihat. Hantu sangat besar, sangat, sangat! Sambil
berkata demikian, dia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Ia adalah
mempunyai mata seperti api, mengangakan mulut seperti naga dan menyemburkan
ke Massa Bob, sehingga dia terjatuhkan. Massa Bob telah melihatkan jenggot lebat,
sangat lebat, begitu panjang!
Yang ia lihat sebenarnya surai kuda jantan yang sangat panjang. Dalam
kegelapan, surai itu tampak seperti jenggot raksasa.
Kamu bohong! Tegas Davy.
O, Massa Bob tidaklah membohong, sungguh! Dia mengetahui, apa yang
telah dilihatnya. Massa Davy pergilah saja ke arah sana dan juga melihatnya!
Baiklah, mari kita lihat lagi, makhluk apa yang dianggap si Negro, sebagai
seorang raksasa atau hantu itu!
Davy baru hendak melangkah, ketika tiba-tiba terdengar suara di
belakangnya:
Demi Tuhan, tetaplah di tempat, Master Davy! Ini memang tak ada
hubungannya dengan hantu.
Ia berbalik dan membidik. Dalam waktu bersamaan, senjata Wohkadeh juga
siap ditembakkan dan Martin Baumann juga sudah membidikkan pistolnya. Ketiga
laras senjata itu mengarah kepada Old Shatterhand yang telah bangkit dari
duduknya dan memperlihatkan diri dari balik pohon.
Good evening! Sapanya. Turunkan senjata kalian, Meschschurs! Saya
datang sebagai teman dan menyampaikan salam untuk kalian dari Jemmy Gendut
dan Hobble Frank.
Davy Jangkung menurunkan pistol, yang lain mengikutinya.
Kami dapat salam dari mereka? tanyanya. Jadi, kamu bertemu mereka?
Ya, memang.
Di mana?
Di sana, di perbatasan Danau Darah, ketika mereka mengikuti jejak gajah.
Benar. Apa mereka telah mengetahui siapa gajah itu?
Ya, itu kuda saya.
Ya ampun! Apa kudamu memiliki telapak kaki yang sangat besar, Sir?

22
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Tidak. Sebaliknya, kakinya kecil dan mungil. Tetapi saya tak peduli jika
kalian menganggap ladam ini sebagai kaki.
Ia menunjuk empat ladam kuda yang tergantung di ikat pinggangnya. Si
Jangkung segera menafsirkan hubungan antara ladam kuda dan jejak gajah.
Aha, sungguh cerdik! Master asing ini memasang ladam itu pada kaki
kudanya untuk mengelabui orang-orang yang melihat jejaknya! Bung, itu gagasan
yang sangat bagus dan begitu hebat, seolah-olah saya sendiri yang
menemukannya!
Ya, Davy Jangkung selalu punya gagasan paling cemerlang di antara seluruh
pemburu berkuda yang melintasi dua samudra!
Jangan menghina, Sir! Saya juga sepintar kamu. Paham?
Dengan sorot meremehkan, pandangan Davy menyapu penampilan Old
Shatterhand yang bersih.
Saya sangat yakin, jawab Shatterhand. Dan karena sangat cerdik, Anda
pasti bisa mengatakan kepada saya, apa sesungguhnya hantu yang telah dilihat Bob
yang baik hati ini?
Saya berani bertaruh, itu pasti kudamu, kalau tidak, akan saya lumat
limapuluh kilogram peluru tanpa diolesi margarin dan tanpa ditaburi peterseli!
Saya rasa, Anda menerka dengan tepat.
Untuk menerkanya, tak perlu bersekolah tinggi-tinggi layaknya Jemmy
Gendut. Tetapi katakan kepada saya, di mana sebenarnya Jemmy dan Frank
bersembunyi. Mengapa kamu datang seorang diri?
Karena mereka dilarang datang. Mereka diundang oleh suku Shoshone untuk
makan malam.
Si Jangkung melangkah mundur karena terkejut.
Heavens! Maksudmu, mereka ditawan?
Ya, itu maksud saya.
Sungguh? Kamu Yakin? Benar?
Ya. Mereka diserang dan ditahan.
Oleh suku Shoshone? Tertangkap! Ditawan! Kami takkan mengizinkannya!
Wohkadeh, Martin, Bob cepat naik kuda! Kita harus segera menuju tempat suku
Shoshone. Mereka berdua harus dibebaskan, kalau tidak, kita hancurkan orang-
orang Shoshone hingga menjadi salad Rusia!
Ia bergegas menuju kuda-kuda yang sedang merumput di tepi sungai.
Tahan, Sir! kata Old Shatterhand. Jangan terburu-buru. Tahukah Anda, di
mana suku Shoshone berada?
Tidak, tapi saya harap kamu bisa mengatakannya pada kami!
Dan berapa jumlah mereka?
Jumlahnya? Kamu pikir, akan sempat terlintas dibenak saya untuk
menghitung jumlah mereka jika Jemmy dihajar? Jumlahnya mungkin ratusan atau
cuma dua orang. Berapa pun jumlahnya, ia harus dibebaskan!
Oleh karena itu, tunggulah sebentar lagi sebelum memutuskan untuk
berangkat! Saya rasa, masih ada beberapa hal yang harus kita bicarakan. Saya tak
sendirian. Ada seorang teman yang juga ingin mengucapkan selamat malam kepada
Anda.
Winnetou tahu bahwa Old Shatterhand berbicara dengan Martin dan kawan-
kawan. Oleh karena itu, ia menghampiri mereka dengan berkuda. Davy Jangkung
agak terkejut melihat seorang kulitmerah ada di tengah-tengah orag kulitputih.
Tampaknya ia tak menganggapnya sebagai kepala suku yang patut untuk dihormati.
Oleh karena itu, ia berkata:
Kulitmerah! Anda tampak sangat rapi. Kamu pasti bukan westman, kan?
Ya. Memang bukan. Kamu menerka dengan tepat.

23
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Saya rasa begitu! Dan, bukankah orang Indian ini adalah penduduk pribumi
yang telah dihadiahi beberapa bidang lahan luas oleh Bapak Negara, Washington?
Kini Anda keliru, Sir!
Tentu tidak.
Benar, temanku ini bukan orang yang diberi hadiah oleh presiden Amerika
Serikat. Sebaliknya ia
Tiba-tiba Wohkadeh berseru, mengejutkan orang-orang lainnya. Indian muda
itu mendekati Winnetou dan mengamati senapan di tangannya.
Uff, uff! serunya. Maza-skamon-za-wakonSenapan Perak!
Walaupun si Jangkung hanya mengerti beberapa patah kata bahasa Sioux,
namun ia paham maksud Wohkadeh.
Senapan Perak? tanyanya. Di mana? Ah, ini, di sini! Perlihatkanlah, Sir
kulitmerah!
Winnetou memperlihatkannya.
Ini Maza-skamon-za-wakon, seru Wohkadeh. Jadi, prajurit kulitmerah ini
adalah Winnetou, kepala suku Apache yang agung!
Apa? Bagaimana? Tak mungkin! seru si Jangkung, Tetapi, jika yang pernah
saya dengar dari teman-teman saya memang benar, senapan ini tampaknya serupa
dengan Senapan Perak.
Ia memandangi Winnetou dan Old Shatterhand sambil bertanya-tanya.
Wajahnya tampak bodoh.
Ini memang Senapan Perak, jawab Shatterhand. Teman saya ini
Winnetou.
Dengar bung, jangan bergurau dengan saya!
Bah! Jika Anda mau, anggap saja sebagai lelucon. Saya tak ingin menulis
silsilah suku Apache di punggung kalian.
Kamu juga pasti akan sulit menerimanya, Sir! Tetapi, jika gentleman
kulitmerah ini benar-benar Winnetou, siapa kamu sebenarnya? Kamu pasti
Ia berhenti bicara. Sambil berpikir tentnag siapa gerangan orang ini, ia lupa
menutup mulutnya. Ia terperangah memandang Old Shatterhand, lalu menepuk
tangannya, melompat kegirangan dan melanjutkan:
Wah, saya seperti orang yang sangat idiot karena telah menghina westman
paling termasyur di dunia! Jika orang Indian ini Winnetou, Anda ini tak lain dan tak
bukan, pasti Old Shatterhand, karena kedua orang ini saling berpasangan layaknya
Jemmy Gendut dan saya. Jadi, katakan bahwa itu benar, Sir?
Ya, Anda benar.
Nah! Karena gembira, saya ingin memetik bintang-bintang di langit dan
meletakkannya di pohon untuk merayakan malam perkenalan di bawah gemerlapnya
bintang-bintang. Selamat datang, Meschschurs, selamat datang di api unggun kami!
Maafkan kebodohan yang telah kami lakukan!
Davy menyodorkan kedua tangannya dan menggenggam tangan mereka
erat-erat, hingga mereka tampak ingin berteriak kesakitan. Si Bob Negro tidak
berkata apa-apa. Ia merasa sangat malu karena menyangka seekor kuda sebagai
hantu. Wohkadeh menghampiri pohon. Ia bersandar di pohon itu dan memandangi
kedua pendatang baru itu dengan kagum. Pemuda Indian ini sudah terbiasa bersikap
rendah hati. Wohkadeh merasa yakin bahwa kesalahan terbesar adalah jika berdiri
sejajar di sisi salah seorang di antara mereka. Martin Baumann mengamati kedua
pria itu dengan seksama dari tempat yang tak jauh dari si Indian muda. Ia telah
banyak mendengar kisah kepahlawanan mereka. Martin berdiri tepat dihadapan
kedua pahlawan itu, lalu maju sambil berusaha berdiri sejajar dengan mereka,
walaupun tak berharap akan bisa menyamai mereka sepanjang hidupnya.

24
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Winnetou menyalami Davy dan mengangguk kepada ketiga orang lainnya.


Itulah caranya yang sejati, berbeda dengan Old Shatterhand yang wataknya ceria
dan menyalami mereka dengan sangat ramah, bahkan si Negro juga. Ini membuat
Wohkadeh terharu. Ia meletakkan tangan kanannya di dada dan berkata perlahan
untuk meyakinkan:
Wohkahdeh bersedia mengorbankan nyawa demi Winnoetou dan Old
Shatterhand! Hough!
Setelah acara penyambutan selesai, Shatterhand dan Winnetou duduk di
depan api. Shatterhand bercerita dan Winnetou diam tanpa menimpalinya, tetapi ia
mengambil pipa dan mengisapnya. Bagi Davy Jangkung, itu menandakan bahwa
Winnetou ingin merokok dengan teman-teman seperjuangannya. Tentu saja ia
merasa sangat senang. Dugaannya diperkuat oleh pernyataan Shatterhand, bahwa
hari ini mereka berdua siap membebaskan Jemmy dan Frank dengan berkuda
menuju Yellowstone River.
Kini Winnetou menyalakan pipa dan mengangkatnya. Setelah mengepulkan
asap rokok ke arah yang sudah ditentukan, ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi
Nta-je (saudara tua) kenalan barunya. Kemudian ia memberikan pipa kepada
Shatterhand. Darinya pipa itu pindah ke Davy. Setelah Davy menghisap pipa
perdamaian, ia merasa sangat bingung. Kedua orang termashyur itu telah merokok
dari pipa ini. Bolehkah ia memberikannya pada Martin dan bahkan si Negro?
Winnetou tahu yang dipikirkan si Jangkung. Ia menganggukkan kepala
kepada ketiga orang itu dan berkata:
Anak pemburu beruang telah merobohkan grizzly dan Wohkadeh adalah
penakluk banteng putih. Keduanya adalah pahlawan hebat. Sudah sepantasnya
mereka menghisap pipa perdamaian bersama kami, begitu juga si kulithitam yang
bahkan berani memukul hantu hingga mati.
Itu lelucon yang sebenarnya bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak.
Tapi ketika menghisap pipa perdamaian, orang harus menghindari gelak tawa seperti
itu. Bob merasa wajib mengembalikan harga dirinya. Oleh karena itu ketika
mendapat giliran terakhir, ia menghisap pipa itu dalam-dalam beberapa kali,
mengangkat tangan dan merentangkan kelima jarinya lebar-lebar, seolah-olah ia
ingin bersumpah sebanyak lima kali dan berseru:
Bob adalah Massa Bob, adalah seorang pahlawan dan seorang gentleman!
Dia adalah teman dan pelindung dari Massa Winnetou dan Massa Old Shatterhand.
Dia akan merobohkan semua musuh-musuh mereka. Dia melakukan segalanya
untuk mereka. Akhirnya dia dia dia memukuli dirinya sendiri sampai mati!
Sumpah persahabatan telah diikrarkan! Mata Bob berputar-putar dan giginya
gemeretak. Ia sengaja melakukannya untuk menunjukkan bahwa ia sangat
bersungguh-sungguh bersumpah seperti itu. Ia menerima ikrar persahabatan ini
dengan kesungguhan hati.
Sementara ini mereka belum bisa bertindak, karena tak mungkin membuat
rencana tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya keadaan para tawanan. Terlebih
dulu, mereka harus pergi ke perkemahan suku Shoshone untuk menyelidiki keadaan
di sana. Jika telah mengintai, apa yang harus dilakukan baru bisa diputuskan.
Davy Jangkung tentu saja yang paling geram begitu tahu bahwa temannya,
Jemmy, berada dalam cengkeraman orang-orang kulitmerah. Begitu pula Martin
yang merasa sangat khawatir pada Hobble Frank. Baik Davy maupun Martin telah
siap mempertaruhkan nyawa mereka demi membebaskan kedua teman mereka.
Wohkadeh tak mengatakan apa pun selain:
Wohkadeh tahu bahwa kedua mukapucat itu akan mengalami kemalangan.
Ia telah memperingatkan, tapi mereka berdua tak mau mendengar.

25
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Bagaimanapun, mereka telah bertindak tepat, Davy menjelaskan.


Seandainya mereka tak mengikuti jejak gajah, mereka mungkin takkan bertemu
dengan sang kepala suku Apache dan Old Shatterhand. Kini mereka memang sedang
ditawan, tetapi akan segera kita bebaskan mereka. Apalagi, kini kita memiliki dua
orang penolong, yaitu kedua teman baru kita, yang bisa menjadi tumpuan harapan.
Ayo, kita harus berangkat ke tempat suku Shoshone sekarang juga! Sudah
selayaknya mereka tahu siapa Davy Jangkung!
Akhirnya mereka pun berangkat. Mereka berenam berkuda secepat mungkin
di jalan yang tadi mereka tempuh, kemudian menuruni kedua ngarai itu. Begitu
keluar dari ngarai utama, mereka segera berbelok ke kiri menuju utara. Tak jauh
dari ngarai, Winnetou tiba-tiba menghentikan kuda. Yang lain pun segera berbuat
serupa.
Winnetou akan berkuda lebih dulu, katanya. Saudara-saudara saya
hendaknya mengikuti saya dengan langkah lebih lambat agar tak timbul suara.
Mereka hendaknya melakukan segala yang dianjurkan Old Shatterhand.
Winnetou turun dari kudanya dan selama beberapa lama, sibuk memasang
ladam pada keempat kaki kudanya. Kemudian ia kembali duduk di atas kuda dan
memacunya. Suara yang ditimbulkan derap kudanya hampir tak terdengar. Derap
kuda hampir tak terdengar dan sangat lembut bagaikan manusia yang tengah
memukul-mukul tanah. Sementara itu, yang lain segera mengikuti dengan
kecepatan sesuai anjurannya.
Apa yang ia lakukan? tanya Davy.
Apa tadi Anda tak melihat bahwa di ikat pinggangnya tergantung ladam kuda
seperti milik saya? jawab Old Shatterhand. Ia memasang ladam di kaki kuda
hitamnya agar bunyi derapnya tak terdengar dan agar ia sendiri dapat mendengar
lebih banyak suara.
Mengapa?
Orang-orang Shoshone yang menangkap teman-teman Anda memang tak
berpikir bahwa kedua orang tawanannya memiliki teman yang berada tak jauh dari
mereka, namun Tokvi-tey, kepala suku Shoshone, lebih pintar dan lebih berhati-hati
daripada para prajuritnya. Ia pasti mengatakan bahwa kedua pemburu itu tak
mungkin berani berkelana di daerah berbahaya ini jika hanya berdua. Oleh karena
itu ia, pasti mengutus pengintai.
Bah! Sungguh tindakan sia-sia. Bagaimana para pengintai itu bisa
menemukan kami dalam gelap seperti ini? Mereka tak tahu di mana kami berada.
Lagi pula, mereka tak bisa melihat jejak-jejak kami.
Anda dikenal sebagai westman sejati, tetapi ucapan ini membuat saya
sangat heran, Master Davy. Tempat ini adalah padang perburuan milik suku
Shoshone, jadi mereka pasti sangat mengenal wilayah ini. Atau Anda tak
berpendapat demikian?
Tentu saja demikian!
Baiklah kalau begitu! Apakah para pemburu yang senantiasa berhati-hati
akan berkemah di tempat terbuka seperti ini? Tempat berpasir yang dahulu
merupakan danau.
Sama sekali tidak.
Kalau begitu di mana?
Di sana, di sela-sela pegunungan.
Jadi, di lembah atau ngarai. Jika menjelajahi seluruh daerah ini, Anda hanya
akan menemukan dua tempat untuk beristirahat, yaitu sungai tua yang sedang
disusuri oleh orang-orang Shoshone dan lembah tempat Anda berkemah tadi. Sudah
jelas, mereka pasti akan mencari kalian di lembah itu.

26
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Ya ampun! Anda benar, Sir. Hanya Anda yang bisa memperoleh gagasan
secemerlang itu.
Terima kasih atas pujiannya. Tetapi, yang baru saja saya katakan kepada
Anda adalah hal yang biasa saja karena setiap orang yang sudah beberapa bulan
tinggal di wilayah barat ini juga pasti mengatakan hal yang sama. Lebih jauh lagi, di
daerah macam ini, biasanya teman seperjalanan hanya berpisah sebentar. Dapat
disimpulkan bahwa kalian belum terpisah dari Jemmy dan Frank. Kemah kalian pun
pasti tak jauh dari tempat ini, yaitu di suatu ngarai. Karena di sana terdapat ngarai
yang pasti dijadikan tempat berkemah oleh para westman bijaksana, orang-orang
Shoshone pun pasti tahu di mana harus mencari kalian. Tindakan yang awalnya
Anda anggap tak mungkin ini sebenarnya merupakan tindakan yang sama sekali tak
sulit bagi mereka. Kepala suku Shoshone pasti sangat mengetahuinya, begitu pula
Winnetou. Itulah alasan mengapa ia berkuda lebih dulu. Ia hendak mencegah,
jangan sampai keberadaan kita diketahui para pengintai.
Davy bergumam cukup keras kepada dirinya sendiri, kemudian berkata:
Sangat mungkin, Sir! Tetapi menurut saya, tindakan orang Apache itu lagi-
lagi tak ada gunanya sama sekali.
Mengapa?
Dalam gelap seperti ini, bagaimana ia bisa mengetahui bahwa ada pengintai
yang mendekatinya? Para pengintai itu pun tak bisa melihat maupun mendengar
bunyi kudanya.
Sebaiknya jangan meragukan Winnetou. Pertama, ia memiliki kuda yang
sangat luar biasa. Latihan keras telah menempa kesempurnaan kuda itu dan
tampaknya Anda sama sekali tak mengetahuinya. Sebagai contoh, ketika kami
memasuki ngarai kedua, kuda itu dengan jelas mengatakan kepada kami bahwa
kalian pernah berada di tempat itu. Sekarang pun kuda itu kembali menunjukkan
kepada tuannya agar tuannya menjaga jarak dengan setiap makhluk lain, apalagi
karena kini kita sedang berkuda melawan arah angin. Selain itu, Anda tak mengenal
orang Apache ini. Winnetou punya ketajaman indera seekor binatang liar. Jika kelima
inderanya tak mampu membaca situasi, ia akan mengandalkan indera keenam yang
hanya dimiliki oleh orang-orang yang telah hidup di rimba sejak muda. Indera
miliknya itu adalah kemampuan menduga atau naluri. Setiap orang yang
memilikinya, dapat mempercayainya, sebagaimana mempercayai penglihatannya.
Hm, saya juga punya sedikit indera keenam!
Saya juga. Tetapi dalam hal ini, Winnetou tak ada tandingannya. Lagi pula
Anda harus memperhitungkan kuda Winnetou yang mengenakan ladam, sementara
orang-orang Shoshone tak mungkin bersusah payah mengurangi bunyi derap kuda
mereka, jika beberapa orang di antara mereka memang sedang dalam perjalanan
untuk menangkap kalian.
Oho! Tetapi mereka juga akan tetap berhati-hati!
Tidak, karena dalam hal ini, mereka menganggap tindakan yang terlalu
berhati-hati bukan hanya sia-sia, tetapi justru akan membahayakan mereka.
Mengapa membahayakan?
Sebab mereka akan kehilangan kecepatan yang sangat mereka butuhkan.
Mereka sangat yakin bahwa Anda sedang di perkemahan menanti teman-teman.
Mereka juga merasa yakin bahwa di tempat ini tak ada orang lain lagi. Oleh karena
itu, mereka tak memperlakukan kuda-kuda mereka secara khusus.
Hm, jika Anda menjelaskan sesuatu dengan cara seperti ini, orang pasti akan
langsung sependapat dengan Anda. Sejujurnya saya ingin mengatakan bahwa saya
pernah mengalami sedikit penderitaan dan beberapa kali juga pernah memperdayai
orang-orang pintar. Itulah sebabnya saya selalu berpendapat bahwa saya ini pemuda
matang yang sangat pandai. Tapi kini saya harus sedikit mengakui Anda. Winnetou

27
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

tadi mengatakan bahwa sebaiknya kami menuruti keinginan Anda. Dengan demikian,
ia menyatakan Anda menjadi pimpinan kami. Oleh karena itu, saya agak jengkel.
Tapi kini saya akui bahwa Winnetou telah melakukan hal yang benar. Kini kedudukan
Anda lebih tinggi daripada kami dan selanjutnya, saya sangat senang berada di
bawah perintah Anda.
Bukan begitu maksudnya. Di prairie, semua orang memiliki hak yang sama.
Saya tak ingin berlagak menjadi pemimpin. Setiap orang membantu orang lain
sesuai kemampuan dan pengalaman masing-masing. Tak seorang pun boleh
melakukan sesuatu tanpa persetujuan yang lainnya. Begitulah yang seharusnya dan
kita akan selalu memegangnya.
Well! Kalau begitu semuanya beres. Tapi apa yang akan kita lakukan jika
bertemu dengan pengintai, Sir?
Menurut Anda bagaimana?
Membiarkan mereka lari?
Begitu?
Ya. Mereka tak bisa mencelakai kita. Kita akan bertindak sebelum mereka
kembali pulang.
Kita tak bisa melakukannya. Jika dibiarkan pergi begitu saja, mereka pasti
akan menemukan perkemahan yang kita tinggalkan serta api unggun yang telah kita
padamkan.
Apa ruginya?
Sangat banyak. Dari situ mereka akan menyimpulkan bahwa kita pergi untuk
menolong para tawanan.
Menurut Anda, mereka benar-benar akan menyangka begitu? Apa tak
mungkin bahwa mereka akan menyangka kita meneruskan perjalanan?
Sama sekali tak mungkin. Orang-orang yang sedang menanti teman-
temannya pasti takkan melanjutkan perjalanan hingga mereka datang. Hal ini akan
berlaku dengan sendirinya.
Jadi, Anda hendak menyergap para pengintai?
Setidaknya begitu.
Membunuh mereka?
Tidak. Tahukah Anda, darah manusia adalah cairan yang sangat berharga.
Winnetou dan Old Shatterhand sangat mengetahuinya hingga mereka takkan
menumpahkan setetes darah pun jika tak terdesak. Saya adalah teman orang-orang
Indian. Saya tahu siapa yang benar, mereka atau orang-orang yang selalu memaksa
mereka mempertahankan hak hingga titik darah penghabisan. Orang-orang
kulitmerah bertarung melawan keputusasaan dan kalah. Namun setiap tengkorak
Indian kelak akan menyeruak dari bumi, meneriakkan seruan bisu ke langit yang
diceritakan dalam kitab Kejadian11 pasal empat. Saya bergaul dengan Indian. Jadi,
jika mereka menganggap saya sebagai musuh, saya segera tahu bahwa mereka
dipaksa melakukannya oleh orang lain. Oleh karena itu, saya tak mau membunuh.
Tetapi, bagaimana Anda hendak menyergap mereka tanpa membunuh?
Bagaimana pun, pertarungan tak akan terelakkan jika mereka bertemu dengan kita.
Mereka pasti menyerang menggunakan senapan, tomahawk, pisau!
Bah! Saya tak berharap untuk berjumpa dengan musuh-musuh kita. Tetapi
demi pertanyaan Anda, semoga mereka mengutus para pengintai. Dengan demikian,
Anda punya kesempatan untuk melihat cara mengatasi orang-orang layaknya
mereka.
Tapi bagaimana jika jumlah mereka banyak?

11
Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab yang mengisahkan penciptaan bumi.

28
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Kita tak perlu mengkhawatirkannya. Semakin banyak orang, justru semakin


menghambat. Oleh karena itu, mereka takkan mengirim lebih dari dua orang dan
Tunggu, saya yakin, Winnetou datang!
Sejenak kemudian Winnetou telah berada di hadapan mereka tanpa
terdengar.
Pengintai! ujarnya singkat.
Berapa banyak? tanya Shatterhand.
Dua orang.
Bagus! Winnetou, Davy, dan saya tetap tinggal di sini. Sedangkan yang lain
segera pergi ke danau pasir di sana. Sebaiknya mereka membawa serta kuda-kuda
kami dan tetap menanti di sana hingga kami panggil.
Old Shatterhand turun dari kuda, begitu juga Davy. Winnetou
menyerahkankan tali kekang kudanya kepada Wohkadeh. Beberapa detik kemudian,
Wohkadeh, Martin dan Bob menghilang.
Apa yang akan kita lakukan sekarang? tanya Davy.
Jangan berbuat apa pun selain berhati-hati, jawab Shatterhand.
Berlindunglah di balik pohon ini agar Anda tak terlihat mereka. Dengar! Mereka
datang.
Shatterhand dan si Apache telah menyerahkan senjata mereka bersama
kuda-kuda kepada ketiga orang tadi.
Schi darteh, ni owjehsaya tangani yang ini, kamu yang itu! ujar si Apache
sambil menggerakkan tangan ke kanan-kiri. Setelah itu, ia pun menghilang.
Davy si Jangkung merapat pada pohon yang sebelumnya ditunjuk oleh Old
Shatterhand. Tak sampai dua langkah darinya, Shatterhand bertiarap di tanah.
Kedua orang Shoshone itu mendekat cukup cepat. Mereka sedang bercakap-cakap.
Dialek mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar orang Shoshone. Itu saja
sudah cukup. Kedua orang Shoshone telah sampai dan kini melewati mereka.
Davy Jangkung menyaksikan, Old Shatterhand bangkit, mengambil ancang-
ancang dan melompat ke atas kuda para pengintai.
SaritschAnjing! seru salah seorang di antara kedua pengintai itu. Setelah
itu, tak terdengar kata lain lagi.
Davy melompat maju. Ia melihat dua orang di atas seekor kuda, atau yang
lebih tepat, empat orang di atas dua ekor kuda. Winnetou dan Shatterhand masing-
masing berada di belakang dua orang Shoshone. Kuda-kuda orang Shoshone
ketakutan dan lari tak terkendali. Kedua ekor hewan itu menghentak-hentakkan kaki
mereka ke belakang, ke depan, dan juga bergerak-gerak ke kanan-kirisia-sia.
Kedua orang pria termasyur itu memegang erat-erat korban sekaligus kuda-kuda
mereka. Pemenang pertarungan singkat antara hewan dan manusia ini adalah sang
penyerang, Winnetou dan Shatterhand. Kuda-kuda itu kini berdiri tenang, sedangkan
kedua orang Shoshone memang tak sanggup melakukan perlawanan sejak awal.
Shatterhand melompat turun dari kuda sambil membawa seorang pengintai
yang nasibnya sungguh malang. Ia pingsan.
Sarkiselesai? tanya Shatterhand sambil menoleh ke kanan.
Sarkiselesai! jawab Winnetou.
Hai! teman-teman, kemarilah.
Begitu mendengar seruan keras itu, Wohkadeh, Martin, dan Bob segera
mendekat.
Mereka milik kita, harus diikat di atas kuda masing-masing menggunakan
lariat.12 Mereka juga akan mengantarkan kita. Dengan demikian, kita memiliki dua
orang sandera yang sangat berguna.

12
Lariat, Tali yang dipakai gembala sapi untuk menangkap ternak, tali penjerat ternak atau laso.

29
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Kedua orang Shoshone yang dicekik lehernya ketika diserang, sudah siuman.
Senjata-senjata mereka tentu saja sudah dilucuti dan tangan mereka pun sudah
diikat. Kemudian mereka diikat di atas kuda masing-masing menggunakan tali laso
yang tak bisa putus, dengan tangan ke belakang dan kaki di bawah perut kuda. Old
Shatterhand mengatakan bahwa sedikit saja mereka berusaha melarikan diri,
riwayat mereka akan tamat. Perjalanan pun kembali dilanjutkan.
Meskipun para pengintai telah tertangkap, Winnetou tetap menunggang kuda
di muka. Ini merupakan tindakan pencegahan yang dianggap sangat penting oleh si
Apache.
Tak lama kemudian, tibalah mereka di suatu sungai tua. Jika berjalan ke kiri,
akan tiba di pegunungan. Para penunggang kuda ini menyusuri sungai tua itu.
Mereka tak mengucapkan sepatah kata pun karena bisa saja salah seorang dari para
pengintai itu menguasai bahasa Inggris hingga akan mengerti kata-kata yang
mereka ucapkan.
Setelah berkuda selama setengah jam, mereka mendapati bahwa Winnetou,
yang sebelumnya berkuda jauh di depan mereka, sedang berhenti.
Silakan saudara-saudara saya turun, katanya. Orang-orang Shoshone
berjalan melalui hutan ini untuk mencapai puncak. Kita harus mengikuti mereka.
Perjalanan menjadi tak mudah karena para tawanan harus tetap berada di
atas kuda. Di sela-sela pepohonan, keadaan gelap gulita. Para pria itu harus
meraba-raba yang ada di hadapan mereka dengan satu tangan, sementara tangan
yang lain harus menuntun kuda. Yang terberat adalah tugas Winnetou dan
Shatterhand karena mereka berjalan di muka sambil menuntun kuda-kuda para
tawanan. Kini baru terasa, betapa berharganya kedua ekor kuda hitam milik mereka.
Kedua ekor hewan itu berlari mengikuti majikan mereka layaknya seekor anjing.
Mereka tak mendengus sedikit pun walaupun yang dilalui termasuk medan sulit.
Sebaliknya, kuda-kuda milik keempat orang lainnya terdengar mendengus sangat
keras.
Akhirnya, perjalanan yang melelahkan itu pun berlalu. Si Apache
menghentikan langkah.
Saudara-saudara saya kini hampir tiba di tujuan, katanya. Mereka boleh
menambatkan kuda-kuda dan membantu mengikat kedua orang tawanan ini ke
pohon.
Permintaan Winnetou segera dilaksanakan. Kedua orang Shoshone itu diam
saja mereka masing-masing diikat pada sebatang pohon, mulut mereka disumpal
sapu tangan agar tetap bisa bernapas melalui hidung namun tak bisa berbicara
maupun berteriak. Kemudian si Apache meminta kepada rekan-rekannya untuk
mengikutinya.
Apache itu berjalan hanya beberapa langkah di muka rekan-rekannya. Kini
jalan mulai mendaki. Mereka mendaki dari arah timur. Setelah itu, jalan menurun
cukup curam ke arah barat. Di bawah sana terletak lembah yang disebut Winnetou
sebelumnya. Di sana tampak cahaya api unggun yang cukup besar dan terang.
Tentu saja sangat tak mungkin jika harus melongok ke bawah sekarang. Mereka
memang bisa melihat cahaya api unggun, namun selain itu, tak ada lagi yang bisa
dilihat. Segalanya diselimuti kegelapan.
Nah, di bawah sanalah temanku Jemmy Gendut berada, kata Davy. Nah,
apa yang akan ia lakukan?
Apa yang dapat dilakukan tawanan yang berada dalam cengkeraman orang-
orang Indiansama sekali tidak ada, jawab Baumann muda.
Oho! Kalau begitu, kamu tak mengenal Jemmy dengan baik, my boy! Ia
pasti telah memikirkan cara agar dapat sedikit berjalan-jalan di tengah malam ini
tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada orang-orang kulitmerah itu!

30
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Ia tak boleh melakukannya tanpa kami, ujar Shatterhand. Ngomong-


ngomong, sebenarnya saya telah memberitahunya bahwa kami akan datang, dan itu
berarti ia tahu bahwa saya juga akan membawa Anda.
Baiklah, kalau begitu jangan buang waktu lagi. Kita harus segera turun, Sir!
Tentu saja, tetapi kita tak boleh gegabah dan harus berhati-hati. Masing-
masing orang harus berada di belakang orang yang lainnya. Namun, satu orang
harus tetap di sini menjaga kuda-kuda tunggangan dan para tawanan, dan orang itu
harus dapat dipercaya. Orang itu adalah Wohkadeh!
Uff! seru Indian muda itu. Ia merasa sangat tersanjung atas kepercayaan
yang diberikan Old Shatterhand kepadanya.
Keputusan Old Shatterhand untuk meninggalkan Indian muda itu seorang diri
bersama para tawanan dan kuda-kuda tunggangan yang membawa seluruh harta
mereka memang merupakan tindakan beresiko karena ini adalah pertemuan
pertamanya dengan Wohkadeh. Tapi kejujuran yang diperlihatkan Wohkadeh kepada
Old Shatterhand telah memikat hatinya. Kejujuran inilah yang membuat Wohkadeh
tetap hidup. Selain itu, Shatterhand merasa salut terhadap sikap dingin pemuda
Indian itu, yang tentu saja sangat sesuai untuk tugas ini.
Saudara muda saya kulitmerah sebaiknya duduk di sini sambil
menggenggam pisau untuk menjaga para tawanan, ujarnya kepada Wohkadeh,
dan jika orang-orang Shoshone itu ada yang berusaha melarikan diri atau mencoba
bersuara, tusuk saja pisau itu ke jantungnya!
Wohkadeh pasti akan melakukannya!
Ia harus tetap di sini dan apapun yang terjadi, jangan tinggalkan tempat
ini!
Wohkadeh akan terus duduk di sini. Jika saudara-saudaranya tak kembali, ia
tetap akan ada di sini meskipun harus kelaparan!
Ia mengucapkan janji dengan suara mantap. Ini menunjukkan bahwa ia
sangat bersungguh-sungguh. Ia mencabut pisau Bowie miliknya dan duduk di
tengah-tengah para tawanan. Old Shatterhand menjelaskan kepada tawanan-
tawanan itu, apa yang akan mereka peroleh jika tak ingin menjaga sikap.
Sesudahnya, barulah ia dan keempat rekannya menuruni jalan yang cukup curam
itu.
Sebagaimana yang telah disebut sebelumnya, jalan ini menurun cukup
curam. Pohon-pohon tumbuh sangat rapat dan di antara pepohonan ini terdapat
banyak sekali semak-semak. Oleh karena itu, kelima orang pria pemberani ini harus
senantiasa berhati-hati dan melangkah sangat pelan. Mereka tak boleh menimbulkan
bunyi apa pun. Suara ranting kecil yang patah pun akan memperdengarkan
kedatangan mereka.
Winnetou berjalan di paling muka karena penglihatannya di malam hari
sangat tajam. Martin Baumann berjalan di belakangnya, lalu Davy Jangkung dan si
Negro mengikuti. Sedangkan Old Shatterhand berjalan paling belakang.
Tigaperempat jam sudah berlalu. Jalan itu pun akhirnya terlewati. Padahal,
jika dilakukan pada siang hari, perjalanan ini hanya membutuhkan waktu tak lebih
dari lima menit. Kini mereka berada di dasar lembah, tepatnya di pinggir hutan
karena dasar lembah ini berupa tanah berumput tanpa pepohonan. Yang ada hanya
semak belukar yang tumbuh sendiri-sendiri di sana-sini.
Satu api unggun menyala terang benderang yang sama sekali tak
mencerminkan kebiasaan orang Indian. Inilah tandanya orang-orang Shoshone
merasa sangat aman.
Jika orang kulitputih menyalakan api unggun, kayu yang digunakan
bertumpuk-tumpuk. Akibatnya api berkobar semakin tinggi, menerangi sekelilingnya
dan mengeluarkan banyak asap. Sedangkan orang-orang Indian meletakkan

31
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

potongan-potongan kayu membentuk jari-jari lingkaran yang ujungnya saling


bertemu di tengah. Di titik tengah itu menyala api kecil. Besar kecilnya nyala api
dapat diatur, tergantung seberapa jauh potongan-potongan kayu itu didorong ke
tengah. Api unggun seperti itu sudah cukup bagi orang-orang kulitmerah. Nyala
apinya sangat kecil dan sangat mudah dipadamkan hingga asap yang keluar pun
sangat sedikit. Dengan demikian, keberadaan mereka hampir tak dapat dilihat.
Kayu-kayu yang digunakan pun harus kayu pilihan agar ketika terbakar tak
menimbulkan bau menusuk. Ini harus dilakukan karena di wilayah barat ini, bau
asap dapat sangat membahayakan. Indera penciuman pria-pria Indian sangat tajam,
hingga mereka dapat mencium bau asap dari jarak yang sangat, sangat jauh.
Sementara itu, api unggunnya menyala sangat terang mencerminkan cara
orang kulitputih. Bau daging panggang menyebar ke seluruh lembah. Winnetou
mengendus-endus udara dan berbisik:
Mokasschi-si-tschehdaging punggung banteng.
Indera penciumannya sangat tajam. Ia bahkan dapat menyebutkan bagian
tubuh hewan yang dagingnya dipotong untuk dipanggang.
Di sana tampak pula tiga tenda besar. Ketiga tenda itu membentuk sudut
lancip. Di puncak sudut itu ditempatkan lima orang pengintai. Tenda yang paling
dekat dengan kelima orang pengintai itu adalah tenda kepala suku karena tenda itu
berhias bulu burung elang. Di tengah-tengah segitiga itu menyala api unggun.
Kuda orang-orang kulitmerah tampak sedang merumput dengan bebas. Para
prajurit duduk di dekat api unggun sambil memotong daging yang sedang
dipanggang mengunakan sebatang ranting. Sikap mereka sama sekali tak
mencerminkan kebiasaan orang Indian. Mereka sangat ribut. Mereka merasa bahwa
suasananya yang sangat baik karena memiliki dua orang tawanan. Meskipun merasa
aman, mereka tetap menempatkan beberapa orang penjaga yang berpatroli hilir
mudik. Namun sikap mereka tampak sangat tak tenang karena tak diperbolehkan
duduk bersama yang lain dekat api unggun.
Suatu kisah yang tak menyenangkan! gerutu Davy. Bagaimana caranya
membebaskan teman-teman kita? Apa pendapat kalian, Meschschurs?
Kami ingin mendengar pendapat Anda lebih dahulu, Master Davy, jawab
Shatterhand.
Pendapat saya? Zounds! Saya tak punya pendapat.
Kalau begitu berbaik hatilah dengan memutar otak sedikit saja!
Suasananya sama sekali tak membantu. Yang saya bayangkan sungguh
berbeda dengan kenyataan yang ada. Orang-orang kulitmerah itu tak berakal.
Mereka semua jongkok di tengah tenda-tenda mengelilingi api unggun hingga tak
mungkin bisa menyelinap ke salah satu tenda! Kita bisa ketahuan!
Tampaknya Anda menyukai kenyamanan, Sir! Apa Anda mengharapkan
orang-orang Indian itu akan bermurah hati dengan mengirimkan teman Anda,
Jemmy si Gendut, kemari dengan kereta kuda? Kalau demikian, sebaiknya Anda tak
pergi ke wilayah barat ini!
Tepat sekali! Tapi kita juga tak bisa langsung menyerang. Kecuali, kalau kita
sudah tahu tenda yang mana tempat kedua teman kita ditawan!
Tentu saja di tenda kepala suku.
Kalau begitu, saya punya saran.
Apa itu?
Kita akan mengendap-endap sedekat mungkin ke tenda itu. Kita harus
segera menyerang jika mereka mengetahui kedatangan kita. Caranya, kita
berteriak-teriak dan membuat kegaduhan agar mereka menyangka bahwa jumlah
kita sebanyak seratus orang. Mereka pasti lari tunggang-langgang karena terkejut.

32
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Kemudian, kita harus segera membebaskan teman-teman kita. Setelah itu, kita juga
lari, tentunya sekencang mungkin.
Itu saran Anda?
Ya.
Apakah Anda masih ingin menambahkan?
Tidak. Bagaimana, Anda menyukai saran saya?
Tidak, saya tidak menyukainya sama sekali.
Oho! Jadi menurut Anda, Anda memiliki gagasan yang lebih baik?
Saya tak bisa mengatakan bahwa gagasan saya lebih baik. Tapi setidaknya,
gagasan saya tak konyol.
Sir! Apa ini penghinaan? Ingat, saya ini Davy Jangkung!
Saya sudah tahu itu dan tak bermaksud menghina. Coba Anda lihat dari sini.
Mereka semua menggenggam senjata. Mereka tak sebodoh yang Anda kira. Tak
mungkin mereka menyangka begitu saja bahwa jumlah kita seratus orang. Jika
menyerang mereka secara mendadak, untuk sementara kita memang akan menang.
Tapi hanya untuk sementara, karena mereka akan segera balik menyerang dengan
kekuatan sepuluh kali lipat daripada kita.
Saya sangka Anda bukan penakut!
Tak ada yang perlu saya takuti. Saya hanya tak mau mengambil resiko
dengan melakukan penyerangan yang justru bisa mengakibatkan kematian kita
sendiri. Walaupun kita menang, akan banyak darah mengalir, dan itu tak bisa
dihindari. Coba Anda bayangkan. Dengan serangan mendadak itu, kita memang bisa
membebaskan kedua teman kita. Tetapi, apa gunanya jika Anda sendiri tertembak?
Apa tak lebih baik jika kita menggunakan cara lain untuk membebaskan teman-
teman kita tanpa pertumpahan darah?
Ya, Sir, kalau memang bisa menemukan jalan lain, saya akan sangat
menghormati Anda.
Jalan itu mungkin telah ditemukan.
Kalau begitu, cepatlah jelaskan. Saya sangat sekali ikut serta.
Mungkin justru sama sekali tak melibatkan Anda. Terlebih dulu, saya ingin
tahu apa pendapat si Apache tentang rencana saya.
Untuk beberapa lama ia berbicara dengan Winnetou, sang kepala suku
Apache. Mereka berbicara menggunakan dialek Apache yang tak dipahami oleh
orang-orang lainnya. Kemudian ia kembali mendekati Davy Jangkung,
Ya! Saya dan Winnetou akan menyelinap ke sana. Setelah kami pergi, Anda
harus tetap di sini. Jika kami tak kembali dalam dua jam, jangan pergi dari tempat
ini. Sebaiknya Anda berlindung. Namun, jika mendengar derik jangkrik sebanyak
tiga kali, Anda harus segera menyusul kami.
Bagaimana caranya?
Datanglah secepat mungkin ke tenda yang sekarang ini letaknya paling
dekat dengan kita. Tetapi lakukan dengan sangat hati-hati tanpa ketahuan.
Sekarang, saya dan Winnetou akan menyelinap ke tenda itu. Jika kami
membutuhkan Anda, akan saya beri tanda sebagaimana yang saya sebutkan
sebelumnya.
Anda benar-benar dapat meniru suara jangkrik?
Tentu saja! Baik sekali jika seorang pemburu bisa menirukan suara hewan-
hewan tertentu. Tetapi suara hewan yang ditirukan harus sesuai dengan waktunya
lazimnya hewan itu bersuara. Jangkrik mengerik di malam hari. Oleh karena itu,
orang-orang Shoshone takkan menyangka bahwa derik itu sebenarnya adalah suara
saya.
Tapi bagaimana cara menirukannya?

33
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Caranya sederhana, yaitu dengan menggunakan setangkai rumput. Kedua


telapak tangan dikatupkan sedemikian rupa hingga kedua ibu jari saling bertemu.
Kemudian letakkan tangkai rumput itu kuat-kuat di sela-sela ibu jari. Di bawah
kedua ibu jari yang saling bertemu ada lubang kecil yang akan menjadi tempat
rumput itu bergetar. Setelah itu buatlah bunyi menggunakan lidah. Caranya,
tempelkan mulut ke ibu jari lalu tiup rumput itu hingga berbunyi Frrfrrfrr. Bunyi
itu sangat mirip dengan derik jangkrik. Namun, agar bisa melakukannya dengan
sempurna, butuh latihan cukup lama.
Tiba-tiba Winnetou berkata:
Saudaraku kulitputih, sebaiknya nanti saja menjelaskan hal ini. Sekarang
kita tak punya waktu lagi. Kita harus segera melaksanakan rencana kita.
Baiklah! Apa kita juga membawa tanda kita?
Ya! Orang-orang Shoshone itu harus tahu, mereka berhadapan dengan
siapa.
Hampir semua westmen dan juga orang-orang Indian memiliki tanda yang
merupakan petunjuk bagi orang lain untuk mengetahui tanda itu milik siapa.
Beberapa orang Indian meninggalkan tanda di telinga, pipi, dahi, atau tangan korban
yang mereka bunuh. Siapa pun yang menemukan mayat itu dan mengenali tanda
yang ditinggalkan si pembunuh akan tahu siapa yang telah mengalahkan dan
mengambil scalp mayat.
Winnetou dan Old Shatterhand mematahkan beberapa ranting pendek dari
semak-semak di dekat mereka. Lalu ranting-ranting itu diselipkan ke ikat pinggang
masing-masing. Dengan itulah tanda pengenal mereka dan semua orang kulitmerah
yang melihatnya pasti akan tahu bahwa tanda itu milik mereka berdua.
Tak lama kemudian, mereka pun berangkat. Mereka maju dengan cara yang
mirip merangkak. Tenda yang mereka tuju berjarak sekitar delapanpuluh langkah
dari tempat mereka berada.
Penyusupan yang mereka lakukan ini tak mudah. Jika di depan sana tak ada
bahaya yang berarti atau tak perlu menyembunyikan jejak, orang bisa bergerak
maju dengan merangkak. Namun di tempat ini, jejak yang tertinggal akan tampak
jelas, apalagi di rerumputan. Oleh karena itu, mereka tak merangkak. Mereka
berdua bergerak maju menggunakan ujung jari tangan dan ujung ibu jari kaki.
Mereka mengulurkan tangan lurus ke depan dan kaki lurus ke belakang. Sementara
itu, mereka harus menjaga agar tubuh mereka sedekat mungkin dengan tanah,
tetapi tak boleh menyentuhnya. Oleh karena itu, tubuh mereka hanya bertumpu
pada ujung jari tangan dan ujung ibu jari kaki. Untuk melakukannya sebentar saja,
butuh tubuh kuat, keseimbangan, dan latihan lama. Sebagaimana laykanya para
perenang bisa terserang kram ketika berenang, para westmen pun bisa terserang
kram ketika mengendap-endap seperti ini. Dan kram yang diderita tak kurang
berbahaya daripada kramnya para perenang karena dapat mengakibatkan kematian.
Seorang westman yang menyelinap ke daerah musuh dengan cara ini harus
benar-benar mengenal daerah yang hendak dilaluinya. Di samping itu, ia tak boleh
meletakkan ujung jari tangan dan kakinya ke tanah sebelum merasa yakin bahwa
tempat pijakannya benar-benar aman. Jika tangan atau kakinya menginjak sebatang
ranting kering tanpa sadar, sepelan apapun bunyi ranting patah ini, dapat
mengakibatkan maut baginya. Ada beberapa orang pemburu yang sudah sangat
terlatih hingga ketika mendengar bunyi ranting patah, mereka bisa membedakan
siapa yang mematahkan ranting itu, manusia atau hewan. Seturut waktu, indera
seorang westman menjadi semakin tajam hingga bisa mendengar bunyi kumbang
yang tengah berlari, hanya dengan menempelkan telinganya ke tanah. Itulah
sebabnya ia dapat mendengar dengan sangat jelas dan membedakan bunyi ranting
patah yang jatuh ke tanah secara alami atau karena kedatangan musuh.

34
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Pengintai yang baik juga akan menjejakkan ujung alas kakinya ke bekas jejak
jari tangannya, karena jejak yang ditinggalkan akan lebih sedikit dan menghapus
jejak yang sedikit itu lebih mudah daripada menghapuskan banyak jejak.
Menghapus jejak yang ditinggalkan memang angat penting. Para westman
terbiasa dengan ungkapan menghilang. Jika seseorang menyelinap ke suatu
perkemahan, yang paling sulit dan melelahkan adalah meninggalkan perkemahan.
Tak seorangpun boleh tahu apa yang telah dilakukannya. Untuk itu, ia harus
bergerak mundur hingga mencapai tempat tujuan agar bisa menghapus jejak yang
telah ditinggalkannya. Menghapus jejak dilakukan dengan tangan kanan dan harus
dilakukan dengan bertumpu menggunakan tangan kiri sambil menjaga
keseimbangan. Siapa pun yang mencoba sikap tubuh sulit ini dan bisa bertahan
selama satu menit, akan mengerti bahwa usaha yang dilakukan para pemburu itu
luar biasa keras, apalagi jika harus bertahan dengan sikap itu selama berjam-jam.
Itulah yang terjadi sekarang. Old Shatterhand bergerak di depan dan
Winnetou di belakangnya. Keduanya maju dengan cara yang telah digambarkan tadi.
Si mukapucat bergerak selangkah demi selangkah sambil meraba-raba untuk
menyelidiki dan orang Indian itu berusaha mengikuti jejak yang telah dibuat
Shatterhand. Oleh karena itu, mereka hanya mampu bergerak sangat perlahan.
Rerumputan di tempat itu tumbuh lebat dan tinggi. Di satu pihak, ini
menguntungkan karena rerumputan itu bisa menyembunyikan tubuh mereka. Tetapi
di pihak lain, merugikan karena membuat jejak jadi mudah terlihat.
Semakin mereka maju, semakin jelas mereka mengetahui bagian-bagian
perkemahan itu secara rinci. Di perkemahan, seorang penjaga berpatroli dengan
berjalan hilir-mudik perlahan-lahan. Bagaimana mereka bisa menuju perkemahan
tanpa ketahuan?
Kedua orang yang telah berpengalaman ini sama sekali tak kebingungan.
Apa Winnetou harus meringkus penjaga itu? bisik sang kepala suku Apache.
Tidak, jawab Shatterhand. Aku yakin bahwa pukulanku akan membuat
penjaga itu tak berkutik.
Perlahan-lahan, mereka merayap di rumput layaknya seekor ular, mendekati
seorang penjaga. Penjaga itu sama sekali tak menduga bahwa dua orang musuh
begitu dekat dengannya. Kedua orang ini bisa melihat si penjaga cukup jelas
meskipun dalam cahaya temaram. Tampaknya ia masih muda dan tak memiliki
senjata lain kecuali sebilah pisau yang terselip di pinggangnya dan sepucuk senapan
yang dipanggulnya. Ia mengenakan pakaian dari kulit bison. Wajahnya tidak dapat
dikenali karena dicat dengan garis-garis melintang berwarna merah dan hitam,
warna-warna perang.
Ia sama sekali tidak melihat kedua orang itu. Perhatiannya hanya tertuju ke
perkemahan. Mungkin ia lebih tertarik kepada bau sedap dari daging yang sedang
dipanggang di api unggun daripada mengawasi pos jaganya.
Namun, walaupun mengarahkan pandangan ke tempat kedua orang itu
berada, ia tetap takkan bisa melihat karena pakaian hitam mereka sama gelapnya
dengan permukaan rumput, tak seorang pun bisa membedakannya. Dengan cerdik,
mereka hanya bergerak di bawah bayang-bayang kemah.
Jarak antara kedua orang itu dan si penjaga tinggal delapan langkah lagi.
Ia berjalan hilir-mudik di jalur yang sama, hingga tepat membentuk garis
lurus di rumput. Jika tak ingin meninggalkan jejak, mereka harus menyergap pada
jalur itu.
Kini ia berada di titik paling ujung garis itu, kemudian berbalik kembali dan
berjalan perlahan-lahan dari kanan ke kiri. Di dekat tempat itulah kedua orang ini
berada. Tentu saja mereka telah meninggalkan senjata agar tak menghambat gerak.

35
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Penjaga itu melewati keduanya dan berada di bawah bayang-bayang kemah, sama
seperti kedua orang ini.
Cepat! bisik Winnetou.
Old Shatterhand melompat. Dengan dua lompatan, ia sudah berada di
belakang orang Indian itu. Si Indian mendengar bunyi gemerisik dan cepat-cepat
menoleh. Tetapi tinju Old Shatterhand segera melayang kearahnya. Tinju yang
sangat keras itu membuatnya pingsan, ia segera roboh.
Winnetou melompat ke sisi Old Shatterhand dengan dua lompatan besar.
Apa ia mati? tanyanya.
Tidak, hanya pingsan.
Sebaiknya saudaraku mengikatnya. Winnetou akan berjaga-jaga.
Winnetou melangkah memungut senapan, lalu memanggulnya di bahu, sama
seperti si orang Shoshone itu sebelumnya. Winnetou harus menyamar menjadi
penjaga agar orang yang melihatnya dari jauh tak curiga. Kemudian, ia berjalan
hilir-mudik sambil berpatroli layaknya penjaga itu. Tindakan ini sungguh berani,
tetapi keadaannya memang sangat mendesak. Sementara itu, Shatterhand telah tiba
di tenda kepala suku. Pemburu itu mencoba menyibakkan kain tenda sedikit agar
dapat mengintip. Terlebih dahulu, Old Shatterhand harus melepaskan ikatan tali
tenda di tiang sebelum menyibakkannya karena kain tenda itu sangat rapat.
Tetapi ini harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. Tindakan ini bisa
terlihat oleh kepala suku Shoshone dari dalam tenda dan semuanya akan sia-sia.
Sambil bertiarap, Old Shatterhand menundukkan kepala sedekat mungkin dengan
tanah. Dengan sangat perlahan, ia menyibakkan tepi kain tenda. Kini ia bisa
mengintip ke dalamnya.
Yang dilihat membuatnya terkejut. Para tawanan itu tak ada dalam tenda,
juga tak ada seorang Shoshone pun. Di dalam tenda hanya ada kepala suku yang
duduk seorang diri di atas selimut kulit bison. Ia sedang merokok kinnikkinnik yang
beraroma tajam. Kinnikkinnik itu dibuat dari campuran tembakau dan kulit pohon
saliks atau daun ganja liar. Kepala suku itu sedang memandang kemah-kemah yang
setengah terbuka di luar sambil mengamati berbagai kegiatan dekat api unggun. Ia
duduk memunggungi Old Shatterhand.
Old Shatterhand tahu pasti yang harus dilakukan dalam keadaan seperti ini,
tetapi ia tak mau bertindak tanpa persetujuan si orang Apache. Oleh karena itu, ia
kembali menurunkan kain tenda dan merangkak menjauhi tenda. Old Shatterhand
mengambil setangkai rumput, meletakkannya di antara kedua ibu jari, dan
meniupnya.
Terdengar suara jangkrik mengerik satu kali.
Tho-ing-kaiada jangkrik bernyanyi!kata satu suara dari perkemahan suku
Shoshone.
Seandainya ia tahu jangkrik macam apa yang bernyanyi itu! Suara jangkrik
itu adalah tanda bagi Winnetou untuk mendekat. Si orang Apache bergerak sangat
perlahan dan hati-hati hingga berada di bawah bayang-bayang tenda dan tak
tampak oleh suku Shoshone. Di sana, ia meletakkan senapan di rumput,
meninggalkannya, dan menyelinap secepat mungkin ke suatu tenda. Setelah tiba di
sana, ia berbisik:
Mengapa saudaraku memanggilku?
Karena ingin memperoleh persetujuanmu, jawab Shatterhand dengan suara
yang sama lirihnya. Para tawanan tak ada dalam tenda itu.
Ini tak baik. Kita harus kembali dan menyelinap dari sisi lain ke tenda-tenda
lainnya untuk mencari mereka. Akan membutuhkan banyak waktu, bahkan mungkin
sampai pagi.
Mungkin tak perlu karena Tokvi-tey, si Rusa Hitam, duduk di dalam.

36
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Uff! Sang kepala suku itu sendiri! Apa ia seorang diri?


Ya.
Kalau begitu, tak perlu lagi kita menyelamatkan para tawanan!
Saya juga berpikir begitu. Jika kita menangkap kepala suku mereka, kita
dapat memaksa suku Shoshone membebaskan Jemmy si Gendut dan Hobble Frank.
Saudaraku benar. Tetapi apa orang-orang Shoshone bisa melihat ke tenda
dari api unggun itu?
Ya! Tetapi cahaya api unggun tak mencapai daerah di sekitar tenda tempat
persembunyian kita.
Tetapi mereka akan segera tahu bahwa kepala suku mereka tak lagi duduk
di dalam sana.
Mereka akan berpikir bahwa sang kepala suku sedang berada di belakang, di
bawah bayang-bayang tenda. Saudaraku harus bersiap-siap menolong jika usaha
pertama untuk menculiknya tak berhasil.
Mereka berbisik sangat perlahan hingga percakapan mereka tak terdengar
dari dalam tenda.
Kini Winnetou menyibakkan kain tenda perlahan-lahan selebar mungkin
hingga Old Shatterhand yang sedang bertiarap di rumput dapat merangkak masuk.
Semua ini dilakukan oleh pemburu pemberani ini dengan tanpa suara. Si Rusa
Hitam sama sekali tak menyadari bahaya yang sedang mendekatinya.
Seluruh tubuh Shatterhand kini telah berada dalam tenda. Si orang Apache
hanya memasukkan separuh tubuh agar bisa segera menolong jika Old Shatterhand
membutuhkan bantuannya. Shatterhand mengulurkan tangan kanannya. Kini
Shatterhand bisa meraih kepala suku Shoshone itu. Dengan cepat, ia mencekik leher
si Rusa Hitam kuat-kuat. Pipa yang dipegang Rusa Hitam terlepas dan ia
meronta-ronta dua kali sebelum akhirnya roboh dan pingsan.
Old Shatterhand menariknya dari tempat terang ke tenda yang gelap. Ia
meletakkan si Rusa Hitam di dalam tenda dan kembali merangkak keluar.
Berhasil! bisik Winnetou. Tangan saudaraku kulitputih memiliki kekuatan
seekor beruang. Tetapi bagaimana cara membawanya pergi dari sini? Kita harus
membawanya lalu menghapuskan jejak kita.
Itu sangat sulit.
Lalu bagaimana dengan penjaga yang sudah kita ikat?
Kita akan membawanya juga. Semakin banyak orang Shoshone yang jatuh
ke tangan kita, semakin cepat orang-orang kulit merah akan membebaskan kedua
orang tawanan mereka.
Jadi, saudaraku yang akan membawa kepala suku dan Winnetou yang akan
membawa orang yang satu lagi. Tetapi kita takkan bisa menghapus jejak. Oleh
karena itu, kita harus kembali ke sini sekali lagi.
Sayang sekali! Itu akan banyak membuang waktu kita yang berharga, dan
kita
Ia berhenti sejenak. Terdengar sesuatu yang membuat mereka segera
mengakhiri percakapan. Terdengar seruan melengking.
Tiguw-ih, Tiguw-ih! seru suara itu. Musuh, musuh!
Si penjaga sudah sadar. Cepat pergi! kata Shatterhand. Kita akan
membawa dia juga.
Winnetou melompat ke tempat orang Shoshone itu diikat, mengangkatnya
kemudian berlari.
Old Shatterhand telah menunjukkan bahwa ia adalah seorang westman luar
biasa. Bahaya itu sangat dekat dengannya tetapi ia tetap tinggal di balik tenda
selama beberapa lama. Ia menarik ranting kecil kemudian memotongnya.
Shatterhand menyibakkan kain tenda sekali lagi dan meletakkan ranting itu di lantai

37
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

rumput, bagaikan tanda silang yang dibuat oleh seorang penunggang kuda dari
Spanyol. Kemudian, barulah ia mengangkat sang kepala suku dan bergegas
melarikan diri.
Orang-orang suku Shoshone duduk saling berdekatan mengelilingi api
unggun. Mata mereka telah terbiasa dengan keadaan terang. Shatterhand telah
menduga bahwa mereka tak kan bisa menyesuaikan diri dengan cepat terhadap
gelapnya malam. Mereka bergegas melompat dan mencoba menembus kegelapan,
tetapi tetap tak bisa melihat apa-apa. Di samping itu, mereka tak bisa menentukan
arah asal teriakan minta tolong itu. Jadi, Winnetou dan Old Shatterhand berhasil
melarikan diri dan kembali ke tempat persembunyian mereka.
Bagaimana pun, si orang Apache harus berhenti sesekali dalam perjalanan.
Mustahil membungkam mulut orang Shoshone itu dengan tangan kosong. Tetapi
selama ini, berkali-kali ia tak berhasil berteriak meminta tolong, hanya mengerang-
erang keras hingga si Apache harus berhenti berkali-kali untuk mencekik
kerongkongannya agar diam.
Astaga, siapa yang telah kalian bawa? tanya Davy Jangkung, ketika kedua
tawanan itu diletakkan di tanah.
Sandera, jawab Shatterhand. Sumbat mulut mereka dan kepala suku itu
harus diikat.
Kepala suku? Anda bergurau, Sir?
Tidak, orang ini sungguh kepala suku.
Astaga! Pukulan yang luar biasa! Orang akan membicarakannya selama
berbulan-bulan. Si Rusa Hitam berhasil diculik walaupun berada di tengah-tengah
anak buahnya! Hanya Winnetou dan Old Shatterhand yang dapat melakukannya!
Baik, cukup basa-basinya! Kita harus segera melanjutkan perjalanan menuju
bukit tempat kuda-kuda kita berada.
Saudaraku tak perlu tergesa-gesa, kata si Apache, di sini kita bisa
mengintai yang akan dilakukan suku Shoshone dengan lebih baik.
Ya, Winnetou benar, kata Shatterhand membenarkan. Suku Shoshone
takkan menyerbu kemari. Mereka tak tahu sedang berhadapan dengan siapa dan
berapa banyak yang akan mereka hadapi. Mereka harus mengamankan perkemahan
mereka. Mungkin besok mereka baru bisa melakukan sesuatu.
Winnetou akan memberi peringatan yang membuat mereka takkan berani
meninggalkan perkemahan.
Orang Apache itu mengambil senapan dan mengarahkan moncongnya ke
tanah. Shatterhand segera memahami maksud Winnetou.
Tahan! katanya. Mereka tak boleh melihat kilatan senapan itu agar mereka
tetap tak tahu di mana kita berada. Saya rasa senapan itu akan menimbulkan gema.
Berikan jaket dan jas kalian Meschschurs!
Davy Jangkung melepaskan mantel karetnya yang hebat dari bahu. Yang lain
pun segera menuruti permintaan Shatterhand. Pakaian-pakaian mereka
membungkus senapan Winnetou. Kemudian Winnetou mengokang senapan dua kali.
Letusan senapan segera menyalak. Letusan itu bergema di pepohonan hutan, tetapi
kilatan cahayanya tak tampak. Suku Shoshone tak mengetahui dari mana tembakan
itu terdengar. Mereka membalasnya dengan seruan-seruan melengking.
Ketika seruan Tiguw-ih, tiguw-ihmusuh, musuh! terdengar, mereka
segera melompat dari tempat mereka duduk dekat api unggun dan berusaha melihat
musuh dalam kegelapan. Setelah agak lama, barulah mata mereka terbiasa dengan
kegelapan malam. Keadaan ini membuat Winnetou dan Old Shatterhand aman untuk
sementara. Orang-orang kulitmerah itu tak bisa melihat siapa pun. Mereka merasa
bahwa tak diserang. Jika musuh benar-benar ada, mereka pasti takkan ragu-ragu
menyerang. Seruan minta tolong itu hanya kekeliruan. Tetapi bagaimana pun, yang

38
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

berteriak pasti salah seorang penjaga. Ia harus ditanyai dan itu adalah tugas kepala
suku. Tapi anehnya, sang kepala suku tetap berada dalam kemahnya tanpa berbuat
apa pun.
Beberapa orang prajurit kulitmerah memasuki kemah itu. Mereka melihat ke
dalam dan mendapati bahwa kemah itu kosong.
Rusa Hitam sudah pergi. kata salah seorang dari mereka.
Saudara saya salah, bantah yang lain. Kepala suku tak mungkin
meninggalkan kemah tanpa terlihat oleh salah seorang di antara kita.
Tetapi ia tak ada di sini!
Dan ia juga tak mungkin pergi!
Pasti Wakon-Tonka, si Roh Jahat, telah membuatnya menghilang!
Seorang prajurit tua mendorong orang-orang itu ke samping dan berkata:
Roh jahat dapat membawa sial dan kematian, tetapi ia tak mungkin
menghilangkan prajurit. Jika kepala suku tak keluar dari kemahnya tetapi
menghilang, pasti ia sendiri yang pergi.
Tiba-tiba ia berhenti berbicara. Sebelumnya, kain pintu masuk hanya terbuka
sebagian, namun kini disingkapkan seluruhnya hingga cahaya api unggun menerangi
bagian dalam kemah kepala suku.
Prajurit tua itu masuk ke dalam dan membungkuk.
Uff! serunya. Kepala suku telah diculik!
Semuanya terdiam. Yang dikatakan prajurit tua itu sungguh tak masuk akal.
Namun mereka tak berani menyangkal prajurit berpengalaman layaknya ia.
Apa saudara-saudara saya tak percaya? tanyanya. Coba lihat sendiri. Di
sini ada potongan kain tenda yang sudah kusut dan ranting-ranting pohon. Saya
mengenal tanda ini. Ini adalah tandanya Nonpay-klama, yaitu si mukapucat Old
Shatterhand. Ia tadi ke sini dan menculik Rusa Hitam.
Tiba-tiba terdengar dua letusan senapan sang kepala suku Apache. Itulah
isyarat bagi suku Shoshone. Mereka membalasnya dengan seruan melengking.
Cepat padamkan apinya! perintah si prajurit tua. Musuh tak boleh tahu di
mana kita berada.
Orang-orang mematuhinya. Dengan cepat, mereka menginjak-injak abu yang
masih menyala untuk memadamkan api. Karena kepala suku telah menghilang,
orang-orang Shoshone ada di bawah perintah si prajurit tua. Perkemahan menjadi
gelap. Para prajurit menggenggam senjatanya masing-masing dan berjaga-jaga di
sekeliling kemah. Mereka siap menyambut kedatangan musuh yang mungkin muncul
dari berbagai arah.
Di keempat penjuru mata angin terdapat pos penjagaan. Begitu terdengar
letusan senapan, ketiga penjaga kembali ke posnya masing-masing, tetapi prajurit di
pos keempat menghilang. Dialah Moh-aw anak kepala suku, prajurit yang paling
cakap. Kata Moh-aw berasal dari bahasa Shoshone yang artinya lebih kurang si
Nyamuk. Indian muda itu telah membuktikan bahwa ia pemberani dan mampu
membunuh orang.
Salah seorang di antara prajurit itu menawarkan diri untuk menyelidik dan
mendapatkan izin. Ia bertiarap di rumput dan menyelinap di kegelapan malam.
Kemudian prajurit itu pergi ke arah pos jaga si Nyamuk. Beberapa lama kemudian, ia
kembali dengan membawa senjata miliknya. Itulah bukti kuat bahwa malapetaka
telah menimpa anak kepala suku.
Prajurit tua itu melakukan perundingan singkat dengan para prajurit. Dalam
perundingan itu, diputuskan bahwa kemah tempat tawanan harus dijaga ketat, lalu
kuda-kuda dekat perkemahan harus diikat di tiang. Kemudian, mereka akan
menunggu datangnya pagi dan ketika itulah mereka akan tahu, dengan siapa
berhadapan.

39
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Sementara itu para pemburu mencari cara agar kedua tawanan itu tak dapat
berteriak minta tolong. Para tawanan hanya bisa berdiam diri sambil mengamati
keadaan sekitar. Salah seorang di antara tawanan itu adalah kepala suku yang
sudah sadar.
Saudara-saudara saya sebaiknya mendengar suku Shoshone yang sedang
mencari kuda mereka. Mereka akan mengikat kuda-kuda itu dekat kemah dan
takkan melakukan sesuatu hingga fajar menyingsing, kata Winnetou. Mari kita
pergi.
Ya kita kembali, kata Old Shatterhand menyetujui. Kami memang takkan
menanti hingga pagi. Si Rusa Hitam harus segera tahu apa yang kita inginkan
darinya.
Ia melangkah menuju para tawanan yang ditempatkan berjauhan satu sama
lain agar mereka tak dapat mendengar yang sedang dibicarakan. Old Shatterhand
masih belum tahu bahwa yang diculik lebih berharga daripada dugaannya. Ia
memanggul Rusa Hitam di bahu dan mulai mendaki gunung. Yang lain
mengikutinya. Winnetou berjalan sambil memikul si Nyamuk.
Bagi orang lain, nyaris mustahil untuk melakukannya, berjalan menaiki
gunung berhutan lebat sambil membawa beban berat di kegelapan malam. Tetapi
kedua orang itu tampaknya tak menemui kesulitan sedikit pun.
Ketika sampai di atas, tak ada masalah sama sekali. Wohkadeh menjalankan
kewajibannya dengan baik. Davy Jangkung melepas tali lasonya dan berkata:
Bawa kemari orang-orang itu! mereka akan kami ikat bersama-sama
Tidak! cegah Old Shatterhand. Kita tinggalkan tempat ini.
Mengapa? Menurut Anda, tempat ini sudah tak aman?
Ya, menurut saya begitu.
Oh, suku Shoshone akan membiarkan kita tenang. Mereka sudah puas jika
tak terjadi apa-apa terhadap mereka.
Saya pun tahu sebaik Anda, Master Davy. Tetapi kita harus segera berbicara
dengan kepala suku dan mungkin juga dengan yang lain. Oleh karena itu, sumbat
mulut mereka harus dilepas. Tetapi jika kita melakukannya di sini, mereka pasti
akan memberi isyarat minta tolong yang akan terdengar jelas dari bawah sana.
Saudaraku benar, kata si Apache. Winnetou berada di sini sepanjang hari
untuk mengawasi suku Shoshone. Ia mengetahui tempat yang bisa dipakainya
berkemah bersama saudara-saudaranya dan para tawanan.
Kita harus membuat api unggun, kata Old Shatterhand. Apa kita bisa
melakukannya di sana?
Ya. Mari kita ikat para tawanan di punggung kuda.
Rombongan kecil ini akhirnya bergerak menembus kegelapan malam
melintasi hutan lebat. Winnetou memimpin mereka di muka.
Tentu saja rombongan itu bergerak sangat lamban, langkah demi langkah.
Jarak yang telah mereka tempuh selama setengah jam itu sebenarnya dapat dicapai
hanya dalam lima menit di siang hari. Di tempat itulah si Apache berhenti.
Tentu saja para tawanan itu tak tahu sudah jatuh ke tangan siapa. Mereka
tak bisa menduganya sama sekali. Karena gelap, kedua orang pengintai itu tak bisa
melihat bahwa masih ada dua orang tawanan lagi. Masing-masing tawanan tak tahu
bahwa masih ada tawanan lain selain dirinya. Sang kepala suku sama sekali tak
menduga bahwa ia ditawan bersama anaknya, dan anaknya juga tak menduga
bahwa ia ditangkap bersama ayahnya. Ini pula alasanya kedua tawanan itu disekap
di dua tempat yang berbeda setelah diturunkan dari punggung kuda.
Old Shatterhand tengah menjalankan siasat. Rusa Hitam takkan dibiarkan
mengetahui seberapa hebatnya kekuatan musuh. Oleh karena itu, terlebih dahulu, ia
ingin berbicara empat mata dengan sang kepala suku. Yang lainnya harus mundur.

40
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Lalu ia mengumpulkan ranting-ranting pohon yang tergeletak di tanah untuk


membuat api unggun.
Old Shatterhand bersama orang Shoshone itu berada di tempat yang sangat
sempit. Siang tadi si Apache telah menyaksikan betapa sempurnanya tempat
persembunyian ini. Dan ketajaman nalurinya juga sangat luar biasa hingga ia sendiri
mampu menemukan tempat itu dalam gelap.
Pepohonan, tumbuhan pakis, dan semak berduri tumbuh di sekeliling tempat
itu, membentuk pagar rapat. Pepohonan itu menghalangi cahaya api unggun hingga
tak terlihat musuh. Dengan bantuan punks-nya, Old Shatterhand meletakkan
ranting-ranting kering itu dalam nyala api. Kemudian dengan tomahawk,
Shatterhand menebas semak-semak kecil di tanah. Tindakan ini bertujuan untuk
menjaga agar api unggun agar menerangi perkemahan tanpa menjadi semakin
besar.
Kepala suku Shoshone berbaring di tanah sambil memikirkan tindakan
pemburu mukapucat itu dengan wajah muram. Ketika persiapan Shatterhand telah
selesai, ia menarik tawanan itu ke dekat api unggun, mendudukkan, dan melepaskan
sumbat mulutnya. Orang Indian itu tak memperlihatkan wajah lega setelah sumbat
mulutnya dibuka. Ini menunjukkan bahwa yang dialaminya adalah aib bagi prajurit
Indian. Old Shatterhand duduk berhadapan dengannya, dan untuk pertama kalinya
ia mengamati musuh itu.
Tubuh orang itu kekar. Si tawanan itu mengenakan pakaian dari kulit bison a
la Indian tanpa pernak-pernik, hanya scalp. Pada ikat pinggangnya ia
menggantungkan lebih kurang dua puluh scalp. Yang ia gantungkan sebenarnya
bukan scalp secara keseluruhan karena membutuhkan banyak tempat. Oleh karena
itu, ia hanya menggantungkan scalp sebesar uang kertas 5 Mark. Di ikat
pinggangnya, terselip sebilah pisau yang belum dirampasnya.
Wajahnya tak di beri warna, oleh karena itu, tiga bekas luka berwarna merah
di pipinya tampak jelas. Ia duduk diam tak bergerak sambil memandnag api unggun,
sama sekali tak memandang si muka pucat.
Wajah Tokvi-tey tak diberi warna peperangan, kata Old Shatterhand
mengawali percakapan. Mengapa ia menyerang orang-orang yang tak bersalah?
Tak ada jawaban dan orang Indian itu tak memandang Old Shatterhand sama
sekali. Oleh karena itu, Shatterhand melanjutkan ucapannya:
Apa kepala suku Shoshone sudah bisu ketakutan hingga tak bisa menjawab
pertanyaan saya?
Pemburu itu benar-benar tahu cara memperlakukan orang Indian, siasatnya
segera menunjukkan hasil. Tawanan itu memandangnya tajam dan menjawab:
Tokvi-tey tak kenal takut. Ia tak takut terhadap musuh maupun kematian!
Meskipun demikian, ia bersikap seolah-olah ketakutan. Prajurit yang gagah
berani akan mewarnai wajahnya dengan warna-warni peperangan sebelum
menyerang musuh. Begitulah prajurit yang jujur dan pemberani. Musuh akan tahu
bahwa mereka akan diserang hingga bisa membela diri. Tetapi prajurit suku
Shoshone tak mewarnai wajah dengan warna-warni peperangan. Dengan wajah
damai, mereka menyerang orang-orang mukapucat. Begitulah tindakan pengecut!
Apa saya salah? Apa Rusa Hitam ingin mengatakan sesuatu untuk membela diri?
Orang Indian itu menunduk dan berkata:
Rusa Hitam tak bersama mereka ketika orang-orang kulitputih itu
diserang.
Tak bisa dimaafkan. Jika ia orang jujur dan berani ia akan segera
membebaskan orang-orang mukapucat yang dibawa ke hadapannya. Saya sama
sekali belum pernah mendengar bahwa prajurit-prajurit Shoshone telah menggali
tomahawk perang mereka. Kawanan ternak mereka digembalakan di sungai Tongue

41
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

dan sungai Bighorn dengan penuh kedamaian . Mereka berjalan mengitari tempat
tinggal orang-orang mukapucat. Walaupun demikian, pengawal-pengawal Rusa
Hitam tetap menyerang orang-orang mukapucat yang sama sekali tak pernah
mengusiknya. Dapatkah ia menjelaskan kepada seorang pemberani, mengapa ia
bertindak seperti pengecut?
Orang Indian itu hanya memandang si mukapucat sekilas. Tetapi, dapat
diketahui melalui sorot matanya bahwa ia sangat marah. Meskipun demikian,
suaranya tetap tenang ketika ia menjawab pertanyaan Old Shatterhand:
Apa kamu gagah berani?
Ya, jawab yang ditanya tenang, sebagaimana ia memahami dirinya sendiri.
Kalau begitu, seharusnya memiliki nama!
Apa engkau tak melihat bahwa saya membawa senjata? Artinya, saya punya
nama.
Mukapucat bisa saja menyandang senjata dan nama, meskipun ia pengecut.
Yang paling pengecut adalah yang namanya paling panjang. Kamu kenal saya, jadi
kamu tahu bahwa saya bukan pengecut.
Jadi biarkan kedua tawanan kulitputih itu bebas dan mari bertarung secara
terbuka dan adil!
Mereka berani mengambil resiko medatangi Danau Darah. Mereka akan
mati.
Engkau juga!
Rusa Hitam telah mengatakan bahwa ia tak takut mati. Ia bahkan
mengharapkannya.
Mengapa?
Ia ditawan. Ia diserang kemudian diseret dari wigwamnya sendiri oleh
seorang mukapucat. Ia kehilangan harga diri. Ia tak dapat lagi hidup. Ia harus mati
tanpa melantunkan kidung peperangan. Di alam kubur, ia takkan merasa bangga,
tak mengalungkan scalp musuh, dan takkan duduk tegak di atas kuda. Ia akan
digeletakkan di pasir dan dipatuki burung-burung bangkai.
Ia mengatakannya dengan perlahan dan datar tanpa mengubah mimik wajah.
Tetapi, setiap kata yang terucap mengandung kepedihan mendalam.
Ia memang menganggap dirinya benar. Diseret sebagai tawanan dari kemah
yang dikelilingi prajurit bersenjata merupakan aib yang sangat memalukan.
Old Shatterhand merasa kasihan kepada pria ini, tetapi sedikit pun tak mau
menunjukkannya karena dapat membuat Tokvi-tey semakin terhina dan akan
menorehkan keinginan yang semakin mendalam terhadap kematian. Oleh karena itu
ia berkata:
Begitulah takdir Tokvi-tey. Tetapi ia boleh tetap hidup walaupun menjadi
tawanan saya. Saya siap membebaskannya jika ia memohon kepada para
prajuritnya untuk menukar kebebasannya dengan kebebasan kedua orang
mukapucat itu.
Ketika kulitmerah menjawab, suaranya terdengar sangat angkuh:
Tokvi-tey tak bisa terus hidup. Ia ingin mati. Ikatlah ia di tiang siksaan. Ia
memang tak bisa menceritakan tindak kepahlawanan yang membuatnya termasyhur
namun sedikit pun takkan berkedip ketika menghadapi siksaan maut.
Saya takkan menggantungmu di tiang siksaan. Saya orang Kristen. Bahkan,
jika harus membunuh hewan, saya akan membunuh tanpa menyiksanya.
Seandainya engkau tetap ingin mati, kematianmu akan sia-sia. Saya tetap akan
membebaskan para tawanan dari tangan prajurit-prajuritmu walaupun engkau sudah
mati.
Coba saja! Kamu bisa menipu saya dengan serangan licik hingga saya tak
sadarkan diri lalu menyeret saya dalam kegelapan malam. Karena parajurit-prajurit

42
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Shoshone kini sudah diperingatkan, kamu tak mungkin lagi bisa membebaskan
kedua orang mukapucat itu. Mereka telah berani mendatangi Danau Darah dan
harus mati perlahan-lahan untuk menebus kesalahan itu. Kamu telah mengalahkan
Rusa Hitam, jadi ia akan mati. Tetapi Moh-aw, buah hati satu-satunya yang masih
hidup akan membalaskan dendamnya. Kini Moh-aw pasti telah selesai mewarani
wajah dengan warna-warna peperangan karena sudah ditunjuk untuk memimpin
penyiksaan kedua orang mukapucat yang ditawan. Ia akan melumuri tubuhnya
dengan darah segar mereka berdua. Ini berarti bahwa ia telah terlindung dari
serangan orang-orang mukapucat.
Tiba-tiba terdengar bunyi gemerisik di semak, kemudian Martin Baumann
muncul dan berbisik ke telinga Old Shatterhand:
Sir, saya harus menyampaikan kepada Anda, bahwa penjaga yang ditawan
itu ternyata anak kepala suku. Winnetou telah menjebaknya.
Kabar ini membuat Old Shatterhand semakin bersemangat. Ia juga menjawab
dengan suara lirih:
Sebaiknya Winnetou mengirimkan tawanan itu menghadap saya sekarang
juga.
Bagaimana caranya? Kulitmerah itu diikat dan tak bisa berjalan.
Davy Jangkung bisa memanggul dan membawanya ke sini.
Martin menjauh. Old Shatterhand kembali berbalik menghadapi orang Indian
itu sambil berkata:
Saya tak takut kepada Moskito. Sejak kapan ia menyandang nama itu? Dan
dari mana orang bisa mengetahui segala perbuatannya? Jika mau, saya bisa
menawannya sebagaimana saya menawanmu.
Kali ini si Indian benar-benar tak bisa mengendalikan diri. Ucapan itu telah
menghina putranya. Kedua alisnya terangkat, matanya berkilat, dan berkata dengan
nada berang:
Siapa kamu? Berani-beraninya berkata tentang Moh-aw seperti itu? Coba
saja bertarung dengannya, hanya perlu sekejap mata untuk membuatmu gemetar
ketakutan.
Pshaw! Saya takkan bertarung melawan anak-anak!
Moh-aw bukan anak kecil, bukan bocah! Ia pernah bertarung melawan suku
Sioux-Oglala dan berkali-kali mengalahkan mereka. Ia memiliki mata elang dan
pendengarannya setajam burung hantu. Tiada lawan yang mampu menaklukkannya
dan ia akan membalaskan dendam ayahnya, si Rusa Hitam, kepada seluruh
keturunan mukapucat!
Ketika itu, Davy Jangkung tiba-tiba datang mendekat sambil memanggul
seorang Indian muda di bahunya. Ia melangkahkan kakinya yang panjang dengan
cepat melalui semak-semak lebat, meletakkan orang Indian itu di tanah dan
berkata:
Inilah orang yang kalian bicarakan. Haruskah saya memukuli punggungnya
hingga membiru agar sadar bahwa ia tak boleh bermain-main dengan orang
dewasa?
Pukulan bukan nasehat, Master Davy. Tegakkan dan dudukkan ia di samping
si kepala suku. Anda juga bisa mengambil sumpal mulutnya. Sumpal sudah tak
berguna lagi, karena sekarang ia harus buka mulut.
Ay, Sir! Saya ingin tahu, apa yang bisa disampaikan anak ini.
Si Jangkung lalu membuka sumpal mulut Moh-aw. Ketika Moskito duduk
tegak, kedua orang Shoshone itu saling berpandangan dan terkejut. Si kepala suku
bergeming dan tak berkata sepatah pun. Walaupun kulitnya gelap, wajahnya tampak
pucat pasi. Putranya tak mampu menguasai diri.

43
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Uff! Serunya. Tokvi-tey juga tertawan! Tangis kesedihan pasti akan


terdengar di wigwam suku Shoshone. Roh agung telah memalingkan wajahnya dari
putra-putra Tokvi-tey.
Diam! bentak ayahnya. Bila Tokvi-tey dan Moh-aw ditelan kabut kematian,
tak seorang pun squaw suku Shoshone yang akan meneteskan air mata. Mereka
telah kehilangan mata, telinga, juga otak, seperti katak ditelan ular tanpa bisa
melawan. Ini adalah aib bagi ayah dan anak! Tak seorang pun yang berani buka
mulut tentang keadaan mereka dan tak seorang pun akan menyampaikan kabar
tentang keduanya. Tapi akan ada pertumpahan darah di antara mukapucat dan
mereka. Apalagi di sana ada dua orang kulitputih yang ditawan para prajurit kita,
dan mata-mata suku Shoshone masih dalam perjalanan untuk melakukan
penyerangan baru. Aib dilawan aib, darah dibayar darah!
Lalu Old Shatterhand menoleh ke arah Davy dan membisikkan perintah
kepadanya:
Bawa semuanya kemari, namun Winnetou tak boleh menampakkan diri!
Si Jangkung bangkit lalu menjauh.
Nah, tanya Old Shatterhand, Apa Rusa Hitam masih melihat kemungkinan
bahwa putranya bisa membuat saya gentar dalam sekejap? Saya tak bermaksud
menghina kalian. Kepala suku Shoshone dikenal sebagai prajurit pemberani dan
orang tua yang bijaksana dalam mengambil keputusan. Moh-aw, putranya, akan
mengikuti jejak ayahnya dan akan menjadi orang pemberani dan bijaksana juga.
Saya akan menukar kebebasan keduanya dengan kebebasan kedua orang pemburu
kulitputih yang ditawan.
Moh-aw memperlihatkan wajah riang. Ia lebih suka hidup daripada mati. Tapi
ayahnya melemparkan pandangan marah kepadanya dan menjawab:
Rusa Hitam dan Moskito jatuh ke tangan mukapucat tanpa melawan.
Mereka tak pantas hidup lebih lama. Mereka ingin mati. Aib yang tercoreng di
wajahnya hanya dapat dihapus dengan kematian. Orang-orang mukapucat yang
sudah ditawan dan masih berada dalam tahanan Shoshone juga akan mati
Ia berhenti sejenak. Pandangannya menyapu kedua orang mata-mata yang
dibawa Davy, Bob, dan Martin.
Mengapa Rusa Hitam tak melanjutkan ucapannya? tanya Old Shatterhand.
Apa hatinya merasa terpukul?
Sang Kepala suku menundukkan kepala dan matanya memandang dengan
nanar tanpa berkata sepatah pun. Tanpa ia sadari, ranting pohon di belakangnya
tersibak. Old Shatterhand melihat kepala si orang Apache muncul sambil
memandang dengan sorot bertanya-tanya. Old Shatterhand menjawab dengan
anggukan pelan. Keduanya saling memahami tanpa harus berkata-kata.
Sekarang Tokvi-tey tahu bahwa harapannya untuk memperoleh kemenangan
baru sudah pupus, kata Shatterhand melanjutkan. Meskipun demikian, saya masih
mengulangi tawaran saya sekali lagi. Saya akan membebaskan kalian semua, jika
kalian berjanji untuk membebaskan kedua orang pemburu kulitputih yang ditawan.
Tidak, kami lebih baik mati! seru sang kepala suku.
Kalau begitu, kalian akan mati sia-sia, karena kami akan tetap
membebaskan para tawanan walaupun kalian mati.
Ya, mungkin saja. Karena Manitou tampaknya telah meninggalkan kami.
Seandainya ia tak membuat kami buta dan tuli, tak seorang pun muka pucat yang
tak termasyhur akan sanggup menangkap kepala suku Shoshone..
Tak termasyhur? Kalian ingin mendengar nama kami?
Ia menggelengkan kepala dengan kesan menghina.
Saya tak mau mendengarnya. Tak ada gunanya. Ini aib! Seandainya yang
mengalahkan Tokvi-tey adalah Nonpay-klama, yang oleh mukapucat disebut sebagai

44
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Old Shatterhand atau oleh pemburu yang juga sangat termasyhur, ia boleh
berbangga hati. Diperdaya oleh prajurit seperti mereka bukanlah aib. Tapi kalian ini
seperti anjing-anjing yang tak bertuan. Kalian berpetualang bersama orang negro
berkulithitam. Saya tak menghendaki pengampunan kalian!
Dan kami juga tak menginginkan darah kalian, jawab Old Shatterhand.
Kami tak ingin membunuh putra suku Shoshone yang pemberani, tetapi hendak
menghukum anjing-anjing Oglala. Jika kalian tak bersedia membebaskan teman-
teman kami, kami tak ingin menjadi pengecut seperti kalian. Kami ijinkan kalian
kembali ke perkemahan.
Ia bangkit lalu mendekati kepala suku dan melepaskan ikatannya. Ia tahu
bahwa memainkan permainan berbahaya. Tapi ia sangat mengenal seluk beluk
wilayah barat dan penduduknya. Ia yakin bahwa permainan ini akan berhasil.
Sang Kepala suku hampir kehilangan seluruh kendalinya. Yang dilakukan
orang kulitputih itu sungguh tak bisa dimengerti. Sangat tak masuk akal! Ia
membebaskan musuh-musuhnya walaupun teman-temannya belum dibebaskan.
Shatterhand mendekati Moskito dan melepaskan ikatannya.
Si Rusa Hitam terpaku sambil memandangnya dengan sangat heran.
Tangannya meraba ikat pinggang dan merasakan pisau yang terselip di sana.
Kegembiraan liar terpancar dari matanya.
Apa? Kami dibebaskan? Bebas? serunya. Bebas? Kami akan melihat para
squaw tua menudingkan jari dan mengatakan bahwa kami telah diserang dan ditipu
oleh anjing-anjing tak bernama! Haruskah kami tinggal di tanah perburuan ini
selama-lamanya dan memangsa tikus, sedangkan saudara-saudara kulitmerah kami
habis dengan gembira makan daging pinggang beruang dan banteng yang takkan
pernah ! Nama baik kami telah tercoreng. Hanya darah kami sendiri yang dapat
membersihkan noda itu, bukannya darah musuh. Sekarang, darah itu harus mengalir
dan Tokvi-tey akan mati sambil membawa roh putranya bersamanya!
Ia menghunus pisau dari ikat pinggang, bangkit, dan berjalan menuju
putranya, serta bersiap-siap. Mata pisaunya siap menusuk jantung putranya dan lalu
ia akan membunuh dirinya sendiri. Moskito tak bergerak, siap menerima tusukan
pisau ayahnya.
Tokvi-tey! terdengar seruan keras dari belakang sang kepala suku.
Ia mengurungkan niat karena seruan itu. Ia berbalik dengan tangan masih
mengangkat pisau. Di hadapannya berdiri sang kepala suku Apache. Kepala suku
Shoshone itu menurunkan tangannya.
Winnetou! serunya.
Apa kepala suku Shoshone menganggap Winnetou sebagai coyote? tanya si
Apache.
Coyote adalah nama anjing prairie yang buas dan juga serigala kecil di
wilayah Barat. Kedua jenis hewan itu sangat pengecut dan kulitnya berkudis.
Disamakan dengan coyote merupakan aib besar.
Siapa yang berani mengatakan itu! tanyanya.
Tokvi-tey sendiri yang mengatakan.
Tidak!
Bukankah ia mengatakan bahwa orang yang telah mengalahkannya adalah
anjing tak bernama?
Kepala suku Shoshone menjatuhkan pisau dari tangannya tanpa sadar.
Ucapan itu telah menyadarkannya.
Apa Winnetou yang telah mengalahkan saya?
Bukan, tapi saudara kulitputihnya yang berdiri di sampingnya.
Ia menunjuk Old Shatterhand.

45
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Uff! Uff! Uff! seru Rusa Hitam. Saudara Winnetou hanya seorang. Ia
memanggil saudara kulitputihnya dengan sebutan Nonpay-klama, yaitu pemburu
termasyhur di antara orang-orang kulitputih, yang namanya Old Shatterhand. Apa
mata Tokvi-tey senang melihat pemburu itu di sini?
Ia memandangi Shatterhand dan Winnetou bergantian sambil bertanya-
tanya. Kemudian Winnetou menjawab:
Mata dan jiwa saudara saya kulitmerah sudah lelah berpikir. Siapa pun yang
bisa mengambil nyawa Rusa Hitam dengan sekali meninju bukan anjing tak
bernama. Apa saudara saya kulitmerah tak menyadarinya? Apakah saudara saya
kulitmerah bagaikan burung hantu sakit, hingga dengan mudah dapat diambil dari
sarangnya? Ia adalah prajurit termasyhur dan siapa pun yang telah menculiknya dari
wigwam yang dijaga para prajurit, penculik itu pasti seorang pahlawan besar!
Kepala suku Shoshone memukul kepalanya dan menjawab:
Tokvi-tey punya otak tapi tak ada isinya.
Ya, Old Shatterhand yang telah mengalahkanmu berdiri di sini. Apa saudara
saya kulitmerah harus mati?
Tidak, suaranya terdengar berat dan lega. Ia boleh tetap hidup.
Ya. Oleh karena itu, ia bisa hidup bebas di tanah ini untuk selama-lamanya.
Ia telah membuktikan bahwa ia memiliki keteguhan hati. Dan Old Shatterhand
menghantam Moh-aw dengan tinjunya yang mematikan hingga roboh. Apa itu aib
bagi seorang prajurit muda pemberani?
Tidak, ia juga boleh tetap hidup.
Old Shatterhand dan Winnetou telah menawan para pengintai Shoshone
bukan sebagai musuh, tetapi untuk ditukar dengan mukapucat yang ditawan. Apa
saudara saya kulitmerah ingin menghukum para pengintai in?
Tidak, jika mereka dihukum, ia juga harus menghukum dirinya sendiri dan
putranya.
Dan, apa saudara saya kulitmerah tak tahu bahwa Old Shatterhand dan
Winnetou adalah teman seluruh prajurit kulitmerah, bahwa mereka tak sekali pun
membunuh orang-orang kulitmerah yang menjadi musuh, hanya melumpuhkan. Dan
bahwa mereka hanya menantang musuh jika terpaksa?
Ya, Tokvi-tey tahu.
Jadi ia boleh memilih yang ia inginkan, menjadi saudara atau lawan kami!
Jika ingin menjadi saudara kami, musuh-musuhnya juga akan menjadi musuh-
musuh kami. Jika memilih menjadi lawan, kami akan membebaskan ia, putranya,
dan para pengintainya. Tapi akan banyak darah tertumpah demi kedua orang
mukapucatyang ditawan itu. Dan anak-anak Shoshone punya alasan untuk menutupi
kepala mereka dan menyanyikan lagu ratapan di setiap wigwam dan di setiap api
unggun. Ia berhak memilih. Winnetou telah berbicara!
Suasana menjadi sangat hening. Pribadi dan ucapan orang Apache itu
mengesankan keluhuran budinya. Tokvi-tey membungkuk, mengambil pisau yang
telah dijatuhkannya, menancapkan ke tanah hingga gagangnya, lalu menjawab:
Dengan hilangnya ketajaman pisau ini, hilang pula permusuhan di antara
putra-putra suku Shoshone dan orang-orang pemberani yang berdiri di sini bersama-
sama kalian!
Kemudian ia mencabut kembali pisaunya, mengangkatnya ke atas lalu
berkata:
Begitu pula, persahabatan di antara suku Shoshone dan saudara-saudara
mereka bagaikan pisau ini. Siapa pun yang menentang persahabatan ini akan
dianggap sebagai musuh. Hough!
Hough, Hough! kata mereka serentak mengikutinya.

46
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Saudara saya telah mengambil keputusan yang tepat, kata Old


Shatterhand. Di sini, ia melihat Davy-Honskeh, pemburu yang termasyhur. Tahukah
ia nama kedua mukapucat yang ditawanan di tendanya?
Tidak.
Namanya Jemmy-petahtscheh dan Hobble Frank, mereka teman-teman
Mato-Poka, si Pemburu Beruang.
Mato-Poka! seru orang Shoshone itu terkejut. Mengapa si Pincang tak
mengatakannya? Bukankah Mato-Poka saudara suku Shoshone? Bukankah ia yang
telah menyelamatkan nyawa Tokvi-tey, ketika suku Sioux-Oglala mengikuti
jejaknya?
Ia telah menyelamatkan nyawamu? Nah lihatlah, ini Martin, putranya, dan
Bob, pelayan setianya yang berkulit hitam. Mereka sedang bergegas untuk
menyelamatkan dan kami menemani mereka, karena Mato-Poka, si Pemburu
Beruang, kini ada di tangan suku Oglala. Ia dan kelima orang temannya akan
dibunuh.
Tokvi-tey masih menggenggam pisau di tangannya. Lalu ia
menghempaskannya ke tanah dan menginjaknya sambil berseru:
Anjing-anjing Oglala hendak menyiksa si Pemburu Beruang? Manitou Agung
akan memusnahkan mereka. Jumlah mereka banyak?
Jumlah mereka hanya limapuluh ditambah enam.
Dan seandainya jumlah mereka ribuan pun, mereka tetap harus mati. Nasib
mereka akan sama dengan pisau ini, akan dibenamkan ke dalam tanah oleh prajurit-
prajurit Shoshone. Roh mereka harus dipisahkan dari jasad mereka dan tulang
belulangnya harus dijemur di bawah sinar matahari! Di mana mereka sekarang?
Menuju ke mana jejak mereka?
Mereka menuju Yellowstone Mountains, tempat Banteng Pemberani
dimakamkan.
Bukankah saudara saya Old Shatterhand yang telah merobohkan Banteng
Pemberani serta kedua orang pengikutnya dengan tinjunya? Mereka yang berani
menangkap si Pemburu Beruang pun akan mengalami nasib serupa. Sebaiknya
saudara saya ikut ke perkemahan prajurit. Di sana kita akan menghisap pipa
perdamaian, dan para pria akan duduk mengelilingi api unggun untuk
bermusyawarah dan memutuskan cara tercepat untuk menemukan anjing-anjing
itu!
Mereka tentu saja menyetujui rencana itu. Kedua orang pengintai juga telah
dilepaskan dari ikatan dan kini kuda-kuda dibawa ke sana.
Sir, Anda adalah orang menyebalkan! bisik Davy Jangkung kepada Old
Shatterhand. Semua yang Anda lakukan sungguh chic, luar biasa beranim dan
berhasil dengan sangat baik, seolah-olah hanya hal sepele. Saya menghormati
kepada Anda!
Ia mengangkat ujung topi silindernya dan mengayun-ayunkannya ke sana-ke
mari, seolah-olah hendak menangkap ikan karper di kolam.
Para pemburu itu kembali melanjutkan perjalanan dengan terseok-seok
menyusuri lereng sambil menuntun kuda-kuda yang berjalan di belakang mereka.
Tentu saja api sudah dipadamkan. Ketika tiba di puncak lembah, Tokvi-tey
meletakkan kedua telapak tangannya ke mulut dan berseru ke bawah, ke arah
lembah sunyi itu:
Khun, khun, kun-wah-kaapi, api, nyalakan api untuk bermusyawarah!
Seruannya bergema berkali-kali. Suaranya terdengar hingga ke bawah dan
bisa dipahami, karena sesudahnya terdengar sahutan keras.
Hang pasiapa yang datang? terdengar teriakan keras dari dalam lembah.
Moh-aw, Moh-aw! jawab putra sang kepala suku.

47
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Sebagai jawaban, terdengar sorakan keras ha-ha-hih, dan tak lama


kemudian tampak api segera menyala kembali. Ini tanda yang jelas bahwa orang-
orang suku Shoshone mengenali suara si Indian muda. Jika mereka tak mengenali
suaranya, mereka pasti takkan menyalakan api dan akan tetap berjaga-jaga dari
musuh yang datang mendekat dan telah menirukan suara anak sang kepala suku itu.
Jika demikian, musuh takkan bisa menyerang dengan mudah karena gelap.
Meskipun begitu, mereka tetap bersikap waspada dengan mengirim beberapa
orang untuk meyakinkan bahwa tak ada yang perlu dicemaskan.
Ketika sang kepala suku bersama para pengawalnya tiba di perkemahan, para
pengikutnya merasa sangat gembira atas kembalinya ia serta putranya. Mereka juga
merasa penasaran dan ingin mengetahui teka-teki di balik hilangnya pemimpin
mereka serta putranya. Meskipun mereka sangat penasaran, tetapi tak seorang pun
bertanya. Mereka tentu saja sangat heran ketika melihat orang-orang mukapucat
datang bersamanya. Namun mereka sudah terlatih menyembunyikan perasaan,
meskipun sangat terkejut. Hanya si prajurit tua yang sebelumnya memberi perintah
yang melangkah menuju kepala sukunya dan berkata:
Tokvi-tey penyihir hebat. Ia menghilang begitu saja dari tenda bagaikan
kata-kata yang lenyap setelah diucapkan.
Apa saudara-saudara saya sungguh percaya bahwa Rusa Hitam lenyap
begitu saja tanpa jejak bagai asap menguap ke udara? tanya sang kepala suku.
Apa mereka tak punya mata untuk menyaksikan yang terjadi?
Para prajurit Shoshone bisa melihat. Mereka telah menemukan petunjuk
yang ditinggalkan pemburu kulitputih termasyhur, yaitu Shatterhand yang telah
berbicara dengan kepala suku mereka.
Itu adalah bukti nyata bahwa Rusa Hitam telah diculik oleh Old Shatterhand.
Si prajurit tua itu mengucapkan kalimat itu dengan penuh rasa hormat kepada
ketuanya.
Dugaan saudara saya benar, jawab sang kepala suku. Di sini berdiri Non-
pay-klama, pemburu kulitputih yang merobohkan musuh dengan tinjunya. Dan di
sampingnya adalah Winnetou, sang kepala suku Apache yang agung.
Uff, uff! terdengar seruan orang-orang yang hadir.
Penuh kekaguman dan rasa hormat, pandangan seluruh prajurit Shoshone
tertuju kepada kedua orang pria termasyhur itu, dan dengan takzim mereka
mundur, hingga lingkarannya semakin lebar, kemudian mengelilingi pendatang-
pendatang baru itu.
Para prajurit ini datang untuk menghisap pipa perdamaian dengan kita, kata
sang kepala suku. Mereka ingin membebaskan kedua temannya yang berada dalam
tenda di sana. Meskipun nyawa Rusa Hitam dan putranya ada di tangan mereka,
mereka tak membunuhnya. Oleh karena itu, para prajurit Shoshone hendaknya
melepaskan ikatan para tawanan. Sebagai gantinya, saudara-saudara saya akan
mendapatkan banyak scalp suku Sioux-Oglala, yang mirip tikus-tikus yang
merangkak keluar lubang untuk dimangsa elang. Begitu hari terang kita akan
mengikuti jejak mereka. Tapi kini, para prajurit sebaiknya berkumpul mengelilingi
api untuk bermusyawarah dan bertanya kepada roh agung, apa ia mengijinkan kita
memenangkan perang ini
Tak seorang pun berbicara, meskipun kabar yang mereka dengar sungguh
telah membangkitkan semangat mereka. Beberapa orang di antara mereka bangkit
dan berjalan menuju tenda tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan
melaksanakan perintah sang kepala suku dengan membawa kedua orang tawanan
itu menuju api unggun.

48
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Para tawanan melangkah tertatih-tatih. Ikatannya terlalu kencang hingga


menghambat peredaran darah. Dan untuk bisa benar-benar menggerakkan kembali
kaki dan tangan, lazimnya butuh waktu lama.
Beruang tua, kebodohan apa yang telah kau lakukan? tanya Davy Jangkung
kepada temannya, si Gendut. Hanya katak seperti kamulah yang langsung
melompat ke paruh burung bangau!
Tutup mulutmu. Kalau tidak, saya akan langsung melompat ke mulutmu!
jawab Jemmy geram sambil mengusap-usap pergelengan tangannya yang lecet.
Master Shatterhand dapat menjadi saksi kita, ini bukan kebodohan. Kami menyerah
tanpa perlawanan, karena itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup
kami. Seandainya melawan, kami pasti telah binasa. Kamu pun pasti akan
melakukan tindakan serupa jika mengalami yang saya alami. Untunglah ada Old
Shatterhand yang tak membiarkan kami berada dalam kesulitan.
Nah, sobat, tenangkan dirimu! Saya tak bermaksud membuatmu marah, dan
engkau juga tahu bahwa saya merasa sangat gembira melihatmu bebas kembali.
Bagus! Tapi saya takkan berterima kasih kepadamu untuk kebebasanku.
Kemudian ia menoleh ke arah Old Shatterhand seraya berkata:
Tentu saya wajib berterima kasih hanya kepada Anda, Master. Katakanlah,
bagaimana saya dapat menunjukkan rasa terima kasih kepada Anda! Apalah artinya
hidup saya, karena saya hanya Jemmy si Gendut. Tetapi saya akan senantiasa
membantu Anda.
Jangan berterima kasih kepada saya, kata Old Shatterhand mengelak.
Teman-teman Andalah yang hebat. Dan Anda harus berterimakasih terutama
kepada saudara saya Winnetou, tanpa bantuannya, kita tak mungkin berada di sini
begitu cepat dan aman.
Si Gendut memandang tubuh si orang Apache yang langsing namun kuat
dengan pandangan kagum. Ia mengulurkan tangan dan berkata:
Saya tahu, jika ada Old Shatterhand, Winnetou pasti ada di dekatnya.
Andalah orang Indian paling pemberani yang pernah saya temui. Jika saya salah,
saya layak mati. Saya ulurkan tangan kepada Anda karena Anda adalah orang Indian
pemberani. Perkenankan kami mengucapkan terima kasih: terima kasih banyak dan
izinkan saya ikut dalam perjalanan Anda selama mungkin, jika Anda
menghendakinya.
Si Bob Negro mendekati Hobble Frank sambil berseru girang dan berkata:
Akhirnya, akhirnya Masser Bob kembali melihatkan Massa Franknya yang
bagus! Masser Bob ingin menghajarkan hampir seluruh Indian Shoshone sampai
mati, tapi Massa Shatterhand dan Massa Winnetou inginkan membuat pembebasan
sendiri. Oleh karena itu Shoshone masih tinggal sekali lagi.
Ia menggenggam tangan Frank dan mengelus-elus bagian yang terluka
dengan sentuhan lemah lembut.
Tentu saja semuanya, terutama Jemmy dan Frank, ingin mendengar
bagaimana pembebasan mereka bisa berlangsung begitu cepat dan tanpa
pertumpahan darah. Peristiwanya diceritakan kepada mereka dengan singkat. Tak
ada waktu untuk menceritakannya secara terperinci karena orang-orang Shoshone
sudah siap berunding di sekeliling api unggun.

****

49
www.rajaebookgratis.com
dipersiapkan oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com

Catatan:
Untuk bisa mengikuti lanjutan cerita, Anda bisa membeli bukunya melalui
http://indokarlmay.com/ns atau http://puspri.com dengan harga diskon.

50

Anda mungkin juga menyukai