Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN


SEMESTER V 2014

Nama/NPM : Haifa Hanifah / A 0121 068

Zat Aktif : Indometasin

Jumlah Tablet : 55.000 tablet

Dosis : 100 mg

I. PREFORMULASI
I.1. Nama Zat Aktif : Indometasin
Struktur :

Berat Molekul : 357,80 g/mol


Pemerian : Serbuk hablur, kuning pucat hingga
kuning kecokelatan; tidak berbau atau
hampir tidak berbau; hampit tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut
dalam 50 bagian etanol (95%) P, dalam
30 bagian kloroform P dan dalam 45
bagian eter P.
Titik Leleh : 1580 162 0C
pH : 4-5
OTT : Tidak stabil dalam larutan alkali
Penggunaan Terapi : Analgetik, antiradang.
(Sumber : Farmakope Indonesia edisi 3, 1979, hal : 310)

I.2. ADME
A. Absorbsi Oral
Indometasin cepat dan hampir sempurna diabsorpsi dari saluran
cerna bagian atas setelah pemberian per oral yakni 92-99% tetapi
kurang pada orang tua. Reabsorpsi Indometasin dari usus cepat dan
lengkap, ia diabsorpsi dengan baik setelah pemberian per oral dan
sebagian besar terikat oleh protein plasma.

B. Biotransformasi
Indometasin menghambat prostaglandin dengan cara membentuk
ikatan dengan enzim sikloogsigenase sehingga asam arachidonat tidak
dapat berikatan dengan enzim dan prostaglandin tidak dapat terbentuk.
Kompleks enzim indometasin ini sifatnya reversible, artinya
indometasin dapat lepas dari enzim. Bersifat time independent karena
ketika kompleks enzim-indometasin bertahap dalam selang waktu
tertentu, dapat terjadi konformasi pada enzim yang akan menghasilkan
ikatan yang lebih kuat dengan indometasin.

C. Waktu Paruh
Waktu paruh pendek 2-4 jam.

D. Distribusi
Pada konsentrasi terapetik, indometasin kurang lebih 99% terikat
pada protein plasma. Pada orang dewasa yang sehat, volume distribusi
dari indometasin tercatat antara 0,34-1,57 L/Kg. Pada salah satu studi,
volume distribusi indometasin adalah sekitar 0,287 L untuk
penimbangan lebih dari 1 Kg dan hampir 0,216 L untuk penimbangan
kurang dari 1 Kg. Konsentrasi puncak indometasin pada cairan telah
dilaporkan terjadi 1,5 jam setelah konsentrasi puncak serum obat dan
kurang lebih 20% dari serum. Berdasarkan aplikasi topical dari 1% air
atau suspense minyak indometasin untuk mata selama 18-24 jam
sebelumnya untuk operasi katarak.

E. Metabolisme
Indometasin merupakan penghambat prostaglandin yang terkuat.
Metabolisme yang terjadi di hati, dalam bentuk yang tak berubah dan
metabolit tak aktif.

2
F. Eliminasi
Diekskresikan ke dalam empedu dan urin dalam bentuk tidak
berubah dan dalam bentuk metabolit.

G. Dosis
Sehari : 1 tablet sebelum tidur

H. Mekanisme kerja
Indometasin mempunyai mekanisme kerja menghambat
biosintesis prostaglandin melalui penghambatan aktivitas enzim
sikloogsigenase. Prostaglandin ini berperan penting pada timbulnya
nyeri, demam, dan reaksi-reaksi peradangan, maka NSAIDs melalui
penghambatan aktivitas enzim sikloogsigenase, mampu menekan
gejala-gejala tersebut. Sebagai tambahan, indometasin kemungkinan
juga mendesak efek penghambatan pada pergerakan PMNs
(polymorphonuclear leukocyte).

I. Efek Samping
Gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala
terasa ringan, tukak dan penderahan pada lambung dan usus;
mengantuk (jarang), bingung, insomnia, goncangan kejiwaan, kejang,
depresi, gangguan darah sinkrop, hipertensi, hiperglikemia, pandangan
kabur, deposit kornea, neuropati periferal, dan penyempitan usus.

I.3. Zat Tambahan


A. Kalsium fosfat tribasik
Rumus Kimia : Ca3(PO4)2 310,20
Ca5(OH)(PO4)3 502,32
Pemerian : serbuk, tidak berasa dan tidak berbau
Kegunaan dalam Formula : pengikat dan pengisi
Kelarutan : larut dalam pelarut asam mineral,
sangat sedikit larut dalam air, praktis
tidak larut dalam asam asetat dan
alkohol
pH : 6,8
Densitas : 3,14 g/cm3
Aliran : 25,0 g/detik
Kelembaban : sedikit higroskopis

3
Stabilitas : stabil secara kimia, dan tidak
membentuk cake pda penyimpanan,
disimpan ditempat sejuk dan kering
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page: 663-665)

B. Sodium Starch Glucolate


Rumus Kimia :

Pemerian : serbuk putih atau hampir putih, sangat


higroskopis
Kegunaan dalam Formula : penghancur (desintegrant) 2 - 8%
Kelarutan : praktis tidak larut dalam metilen
klorida, membentuk suspense yang
transparan dalam air
pH : tipe A (5,5 7,5), tipe B (3,0 5,0),
tipe C (5,5 7,5)
Densitas : 1,56 g/cm3 (Primojel);
1,49 g/cm3 (Tablo)
Aliran :-
Kelembaban : sangat higroskopis
Stabilitas : bersifat stabil meskipun sangat
higroskopis, dan harus disimpan dalam
tempat tertutup untuk melindungi dari
pengaruh kelembaban dan perubahan
suhu, yang dapat mengakibatkan
caking
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page: )

C. Kalsium Stearat

Rumus Kimia :

4
Pemerian : serbuk ringan, putih atau putih
kekuningan, berbau khas
Kegunaan dalam Formula : glidan 1 %
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol (95%),
eter, kloroform, aseton, dan air. Sedikit
larut dalam alcohol panas dan minyak
sayur dan minyak mineral panas. Larut
dalam piridin panas
pH : 6,5 7,5
Densitas : 1,0641,096 g/cm3
Aliran : 21,222,6 %
Kelembaban : 2,96%
Stabilitas : stabil, penyimpanan pada wadah
tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, halaman 103 105)

II. FORMULASI/TEKNIK PEMBUATAN


II.1. Formula yang akan dibuat
R/ Indometasin 100 mg
Kalsium fosfat tribasik 78 mg
Sodium Starch Glucolate 16 mg
Kalsium stearat 6 mg

II.2. Metode yang digunakan


Kempa Langsung
Alasan Pemilihan Metode :
Kempa langsung merupakan pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat
aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap

5
panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl,
NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar
zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan
sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat
aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya
baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu
menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.

II.3. Alasan Pemilihan Metode Zat Tambahan


Indometasin stabil pada suhu kering dan dingin sehingga memiliki
stabilitas yang terbatas dalam keadaan panas dan lembab oleh karena itu
metode paling baik yang dipilih yaitu menggunakan metode cetak langsung,
selain itu untuk menghindari terjadinya perubahan sistem dispersi padat.
Kalsium fosfat tribasik digunakan sebagai pengikat dan pengisi.
Pengikat berfungsi untuk menambah daya kohesif serbuk, sehingga dapat
terbentuk massa yang kohesif atau kompak. Pengisi digunakan untuk
mendapatkan bobot yang sesuai sehingga layak untuk dikempa menjadi
tablet.
Sodium Starch Glucolate digunakan sebagai desintegran. Pada saat
tablet dimasukkan ke dalam tubuh (oral) maka obat akan mudah hancur
ketika kontak dengan cairan tubuh.
Kalsium stearat digunakan sebagai glidan untuk memperbaiki sifat
aliran serbuk.

III. PERHITUNGAN
a. Setiap Tablet Mengandung : Indometasin 100 mg
b. Bobot Tablet : 200 mg
c. Jumlah Tablet : 55.000 tablet

III.1. Untuk Tiap Tablet

1. Fasa Dalam
Phenobarbital : 100 mg
Kalsium fosfat tribasic : 78 mg
Sodium starch glucolat : 16 mg
2. Fasa Luar
Kalsium stearat : 6 mg

6
III.2. Untuk 30.000 tablet

1. Indometasin : 100 mg x 55.000 = 5.500.000 mg =


5.500 g
2. Kalsium fosfat tribasik : 78 mg x 55.000 = 4.290.000 mg =
14.290 g
3. Sodium starch glucolat : 16 mg x 55.000 = 880.000 mg = 880 g
4. Kalsium stearat : 6 mg x 55.000 = 330.000 mg = 330 g

IV. PROSEDUR PEMBUATAN


Semua bahan diayak dengan ayakan no.16 satu per satu dan
ditimbang sesuai dengan bobot yang diperlukan. Kemudian dicampur
Kalsium fosfat tribasik, Sodium starch glucolat, Indometasin aduk hingga
homogen. Lalu ditambahkan sebagian fase luar Kalsium stearat, dicampur
hingga homogen.
Setelah serbuk homogen, dilakukan evaluasi serbuk siap cetak,
meliputi bobot jenis, kompresibilitas, waktu alir dan sudut istirahat. Serbuk
siap cetak yng telah memenuhi syarat dicetak.

V. EVALUASI YANG DILAKUKAN


V.1. Evaluasi Serbuk Siap Cetak
V.1.1 Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar
Pemampatan, dan Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke
dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya
dilakukan pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke
10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
B
V0

BJ nyata = g/mL
B
Vmampat

BJ mampat = g/ml

7
V0 Vmampat
100 0 0
V0
Kadar Pemampatan =
(1 BJ mampat )
100 0 0
BJsejati
Porositas=
V.1.2 Kecepatan aliran dan Sudut Istirahat
Ditimbang beker glass kosong (Wo), skala di set pada
posisi 0. Kemudian dimasukkan granul ke corong, alat
dihidupkan, dan dicatat waktu alir (t). Diukur tinggi puncak
taburan granul (h) dan diameter lingkaran yang terbentuk dari
taburan granul (d = 2r). Dihitung sudut yang terbentuk dari
taburan granul tersebut antara bidang datar dengan tinggi
granul: tan a = h / r

V.2. Evaluasi Tablet

V.2.1 Penampilan

Tablet diamati secara visual, apakah terjadi


ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet,
permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-
bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.

V.2.2 Keseragaman Ukuran

Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter


tebalnya menggunakan jangka sorong.

V.2.3 Keragaman Bobot

Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing


tablet. Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap
bobot rata-rata.

8
V.2.4 Kekerasan Tablet

Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet


yang diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas
permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan
dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm2. Dihitung kekerasan
rata-rata dan standar deviasinya.

V.2.5 Friabilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap


20 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji
adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan selama waktu
tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar,
kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak serbuk halus,
pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.

Diambil 20 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari


debu kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan dalam alat
dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan
dan ditimbang (Wt). Tablet yang baik memiliki friabilitas
kurang dari 1 %.
Wo Wt
f 100%
Wo

V.2.6 Friksibilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap


20 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji
adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama
waktu tertentu.

Diambil 20 tablet secara acak. Tablet dibersihkan


dari debu kemudian ditimbang (Wo), dimasukkan dalam alat,
dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan
dan ditimbang (Wt)

9
Wo Wt
f 100%
Wo

V.2.7 Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)

Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari


keranjang, dimasukkan 1 cakram pada tiap tabung dan alat
dijalankan, digunakan air bersuhu 37 + 2 sebagai media
kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-
masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera
pada monografi, diangkat keranjang dan diamati semua tablet :
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet
tidak hancur sempurna, diulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.

VI. KEMASAN
VI.1. Kemasan
Pada kemasan obat terdapat:
No. Registrasi

DKL908221126B1

a. No. Batch

10
Betch/bets: sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu
yang seragam yang diahasilkan dalam satu siklus pembuatan atas
suatu perintah pembuatan tertentu.
Penandaan yang terdiri dari angka dan huruf atau gabungan
keduanya, yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang
memungkinkan untuk penelusuran kembali riwayat lengkap
pembuatan bets tersebut, termasuk seluruh tahap produksi,
pengawasan dan distribusi.

b. Produksi Ruahan
Digit 1 : untuk produk 1 tahun (1990:0 &1991:1)
Digit 2 & 3 : kode produk dari produk ruahan
Digit 4-6 : urutan produk (001,002...dan kembali lagi ke 001)
Produk jadi
2-6 digit untuk produk ruahan /tahun pengemasan
4050012014

Logo

(obat keras)
Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter,
mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah, dengan garis
tepi berwarna hitam, dengan huruf K di tengah yang menyentuh garis
tepi.

Exp. Date
Waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukan batas waktu
diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi, karena diharapkan
memenuhi spesifikasi yang diterapkan.
05012020

Produsen
PT. Xyllone Pharmaceutical - Bandung

Label
- Nama obat : Indometasin
- Nama produsen : PT. Xyllone Pharmaceutical-Bandung
- Berat tablet : 200 mg

Brosur

11
- Nama dagang obat : Xyndometasin
- Nama obat : Indometasin
- Logo : Obat keras
- Komposisi : Tiap tablet mengandung Indometasin 100 mg
- Indikasi
Untuk mengontrol rasa nyeri pada uveitis dan postoperative
procedure. Digunakan juga sebagai antipiretik pada Hodgkins
disease, menunda labor (kerja) dengan menekan kontraksi uterus.
Selain itu dapat digunakan pada penyakit arthritis gout akut,
spondilitis perikarditis, dan pleuritis.
- Kontra indikasi
Tidak diberikan pada anak, wanita hamil, penderita gangguan
psikiatris, penyakit lambung, penderita polip hidung atau angiodema.
- Dosis
Sehari : 1 tablet sebelum tidur
- Efek samping :
Gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala
terasa ringan, tukak dan penderahan pada lambung dan usus;
mengantuk (jarang), bingung, insomnia, goncangan kejiwaan,
kejang, depresi, gangguan darah sinkrop, hipertensi, hiperglikemia,
pandangan kabur, deposit kornea, neuropati periferal, dan
penyempitan usus.
- No. Batch : 4050012014
- Exp. Date : 05012020
- Produsen : PT. Xyllone Pharmaceutical - Bandung

VII. DAFTAR PUSTAKA

American Society of Health-System Pharmacists. 2011. AHFS Drug


Information Essentials. 2011. Bethesda, Maryland

C, Raymond Rowe. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed,


2009. USA: Pharmaceutical Press.

Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia edisi IV.1995.Jakarta

Facts & Comparisons. 2006. Drug Facts and Comparisons 2006. London:
Wolters Kluwer Health

12
13

Anda mungkin juga menyukai