Bab Vi Rencana Aksi PDF
Bab Vi Rencana Aksi PDF
RENCANA AKSI
Pemerintah Kota Yogyakarta bersinergi dengan Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah
Pusat dalam menata dan melestarikan pusaka di Kota Yogyakarta, sebagai contoh yaitu
regulasi yang dipergunakan tidak semata regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota
Yogyakarta namun juga regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi DIY maupun
Pemerintah pusat. Manajemen sinergis tersebut terbagi dalam 2 (dua) tata kelola yang umum
sesuai dengan bentuk pusaka yang ditata atau dikelola, yaitu pusaka ragawi dan pusaka non
ragawi. Berikut adalah pola umum pengelolaan pusaka di Kota Yogyakarta.
Pengelolaan dan penatalaksanaan secara umum oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dimana peran lebih kepada aspek fasilitasi dan
regulasi. Sedangkan pembangunan fisik didukung oleh SKPD Pemerintah Kota Yogyakarta
maupun SKPD Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai contoh gedung fasilitas
pendidikan dan fasilitas umum lain dilaksanakan oleh Dinas Bangunan Gedung dan Aset
Daerah Kota Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya
Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta ataupun Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Meski demikian, Kota Yogyakarta belum memiliki regulasi untuk pengelolaan pusaka
pada tingkat kota, sementara menggunakan Perda D.I. Yogyakarta No. 11/2005 tentang
Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya. Untuk melaksanakan Perda
tersebut, antara lain dikeluarkan SK Gubernur DIY No. 186/KEP/2011 tentang Penetapan
Kawasan Cagar Budaya, dimana ditetapkan 6 Kawasan Cagar Budaya di Kota Yogyakarta,
yaitu:
B. Pusaka Non-Ragawi
Sehingga demikian faktor koordinasi dan penyesuaian antara kebijakan yang dikeluarkan
provinsi dan kota merupakan isu yang penting, salah satunya adalah aturan tata ruang.
Hingga saat ini Kota Yogyakarta baru memiliki regulasi tata ruang yang bersifat makro, belum
dapat memberikan arahan dan aturan yang lebih teknis tentang penataan dan pelestarian
Selain berupa fasilitasi oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah sebagai stakeholder
utama, peran masyarakat dalam pelestarian aset pusaka cukup besar, baik dari perguruan
tinggi, LSM, organisasi masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat. Di Kota
Yogyakarta masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam pengelolaan sebagaimana
telah dilakukan oleh masyarakat Kotagede yang telah membentuk sebuah forum yang
bertindak sebagai Organisasi Pelestari Kawasan Cagar Budaya (OPKCB), yaitu sebuah
organisasi masyarakat yang menjadi pengelola dan mitra/partner pemerintah dalam
melaksanakan berbagai program pelestarian di masing-masing Kawasan Cagar Budaya.
Secara embrional di Kota Yogyakarta telah terbentuk kelompok masyarakat pada 45
kelurahan yang meskipun saat ini masih merupakan kelompok penggiat kesenian, namun
OPKCB/forum tersebut dapat pula merupakan gabungan dari berbagai kelompok masyarakat
yang sudah terbentuk dahulu sesuai dengan masing-masing minat dan keberpihakan untuk
kemudian melebur. Selain masyarakat, OPKCB/forum tersebut secara komprehensif
melibatkan partisipasi pemerintah dan swasta sehingga program pun dapat berjalan secara
sinergis dan komprehensif pula. Gambaran dari forum/OPKCB sebagai pengelola KCB adalah
sebagai berikut :
Pemerintah
Perencanaan
Pelaksanaan
Tata sosial- KCB LESTARI
Tata Ekonomi (terlindungi,
Masyarakat Pengelola Tata Ruang berkembang
KCB Lingkungan & &
Bangunan bermanfaat)
Pendanaan
Swasta Pengendalian
Gb. 6.2. Diagram Konsep Pengelola KCB. Sumber : Forum Joglo Kotagede
Pengelola KCB ini bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menyerap
aspirasi, untuk kemudian menyusun rencana aksi yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
sendiri secara swadana, oleh Pemerintah melalui mekanisme musrenbang maupun oleh
swasta melalui investasi atau mekanisme donor/hibah.
PENGELOLA RENCANA
SOSIALISASI
KCB AKSI
Lembaga- Donor/
Komunitas Swadana MusRenBang
lembaga Investor
Masyarakat
masyarakat
Gb. 6.3. Mekanisme kerja Pengelola KCB. Sumber : Forum Joglo Kotagede
PEMERINTAH
WANDIK
WANBUD
WANPAR
BADAN SWASTA
MASYARAKAT KOORDINASI KONSULTAN
LSM BUDAYA PENGELOLAAN PENGARAH/
PENDAMPING
KOTA PUSAKA
YOGYAKARTA
Gb. 6.4. Lembaga Pengelola Kota Pusaka, sumber : Forum Joglo Kotagede
Inventarisasi, analisis dan penetapan pusaka di Kota Yogyakarta sudah mulai dilakukan
meskipun belum semua aset dan potensi aset dapat terinventarisasi, oleh karena itu
perlu dan harus segera dilakukan. Dikarenakan sudah diidentifikasi 2 (dua) Kawasan
Cagar Budaya baru, maka prioritas pertama adalah penetapan kedua kawasan itu, yaitu
KCB Jetis dan KCB Pengok. Kemudian upaya inventarisasi, analisis dan penetapan
pusaka yang terdapat dalam masing-masing KCB dilakukan secara komprehensif dan
simultan menggunakan inventarisasi yang sudah dilakukan dan survey baru.
Sebaran benda cagar budaya dan kawasannya di Kota Yogyakarta bervariasi dan
jenisnyapun cukup kompleks. Baik cagar budaya yang bergerak maupun yang tidak
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei data primer (survei lapangan) dan
data sekunder (instansional) :
2) Survei data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan data angka dan peta
serta tulisan tentang hasil-hasil penelitian atau laporan tentang Benda Cagar
Budaya di Kota Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemungkinan
telah tersedia pada berbagai instansi terkait di Kota Yogyakarta maupun
Propinsi D. I. Yogyakarta.
4) Inventarisasi dan pemetaan benda cagar budaya memerlukan data yang bersifat
spasial (berwujud peta). Namun data peta tersebut haruslah juga terintegrasi
dengan data tabular (tabel) dimana memuat informasi-informasi yang terkait
dengannya.
Upaya informasi, edukasi dan promosi terkait dengan pelestarian dan pengelolaan kota
pusaka yang antara lain dilakukan melalui :
Menurut catatan sejarah, resiko bencana yang menjadi ancaman terhadap pusaka di
Kota Yogyakarta adalah gempa bumi, dan letusan gunung merapi. Sedangkan bencana
banjir lebih banyak mengancam daerah aliran sungai Winongo, Code dan Gajah Wong.
Pengelolaan resiko bencana telah disinergiskan dalam rencana tata ruang (RTRW dan
RDTRK) serta Rencana Aksi Penanggulangan Bencana.
Memperkuat daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program Bidang SKPD
Pembangunan Urusan Penanggung
Kondisi Kondisi
Jawab
Awal Akhir
Menguatkan Terwujudnya Pengembangan Meningkatkan Meningkatya 2,5 juta 3,041 Program Pariwisata SKPD
daya saing perekonomian pariwisata promosi dan jumlah orang juta Pengembangan Pengampu
daerah untuk daerah yang berbasis kerjasama kunjungan orang Promosi dan Pariwisata
memajukan kuat budaya pariwisata wisatawan Kerjasama
Kota Pariwisata
Yogyakarta
Mengembangkan Program Pariwisata SKPD
ODTW dan wisata Pengembangan Pengampu
Meningkatnya 2,5 2,75
MICE Destinasi Pariwisata
lama tinggal hari hari
Pariwisata
wisatawan
Melestarikan Meningkatnya 437 600 Program Kebudayaan SKPD
nilai-nilai budaya jumlah nilai BCB BCB / Pembinaan, Pengampu
Kraton budaya yang /BWB BWB Pelestarian dan Kebudayaan
Yogyakarta dikelola dan Pengembangan
sebagai modal dilestarikan Nilai-nilai, Seni
sosial masyarakat dan Cagar
Budaya
Mengembangkan
gerakan sadar
wisata berbasis
komunitas
Penataan Ruang
Program Pengembangan Rencana Peningkatan cakupan rencana rinci tata ruang dan SKPD Pengampu
Rinci dan Infrastruktur Kawasan kawasan strategis kota penataan ruang
Kebudayaan
Program Pembinaan, Pelestarian Pengelolaan keragaman budaya pada SKPD pengampu
dan Pengembangan Nilai-nilai, Seni kelompok/organisasi seni dan budaya kebudayaan
dan Cagar Budaya
Cakupan kajian seni
Cakupan fasilitasi seni
Cakupan gelar seni
Cakupan misi kesenian
Cakupan SDM kesenian
Cakupan tempat kesenian
Tersosialisasinya dan teraktualisasinya nilai-nilai
budaya di masyarakat
Jumlah kekayaan budaya yag ditetapkan menjadi
Benda Cagar Budaya/Benda Warisan Budaya
menjadi 600 BCB/BWB
Berdasarkan rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka, direkapitulasi
dalam matriks sebagai berikut :
Tahun Pelaksanaan
No. Program/Kegiatan Lokasi SKPD Sumber Dana Keterangan
2013 2014 2015
1. Pembentukan BKPKP Kota Waliktoa
Yogyakarta
2. Penetapan 2 KCB baru Kec. Jetis & Gubernur DIY/ APBD I/APBD II
Gondokusuman Walikota Yogyakarta
3. Inventarisasi , Pemetaan & Kota DisParbud Yk APBD I/APBD II
Dokumentasi Aset Pusaka se Kota Yogyakarta /Disbud DIY/ BPCB
Yogyakarta
4. Sosialisasi Program Kota Pusaka Kota DisParbud Yk APBD I/APBD II
Yogyakarta /Disbud DIY
5. Pembentukan OPKP pada 8 KCB DisParbud Yk APBD I/APBD II
masing-masing KCB /Disbud DIY &
Bappeda Yk/DIY
6. Peningkatan kapasitas & 8 KCB DisParbud Yk APBD I/APBD II
Pemberdayaan OPKP /Disbud DIY
7. Pembuatan Rencana Rinci Tata DisKimpraswil Yk APBN/APBD I/II
Ruang untuk masing-masing KCB /Dis PUP ESDM DIY
1) Kotagede
2) Malioboro
3) Kraton
4) Kotabaru
5) Pakualaman
6) Jetis
7) Pengok
- Rencana Perlindungan