Anda di halaman 1dari 17

LOKAKARYA MINI PUSKESMAS (ngopi dari depkes)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan yang tersebut di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN 2004)
bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksanaan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Adapun
fungsi Puskesmas ada tiga yaitu : sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan , sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas mengacu
pada 4 azas penyelenggaraan yaitu wilayah kerja, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan
dan rujukan.
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program
kegiatannya, untuk itu perlu di dukung kemampuan manajemen yang baik. Manajemen
Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian.
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang
dikenal dengan Lokakarya Mini (Depkes RI, 2006).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lokakarya Mini Puskesmas ?
2. Apa saja ruang lingkup Lokakarya Mini Puskesmas?
3. Bagaimana klasifikasi Lokakarya Mini Puskesmas?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Lokakarya Mini Puskesmas
2. Memahami ruang lingkup Lokakarya Mini Puskesmas
3. Mengetahui klasifikasi Lokakarya Mini Puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lokakarya Mini Puskesmas


Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan (Depkes RI, 2006).

B. Ruang Lingkup Lokakarya Mini Puskesmas


Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu :
1. Lintas program
Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan
memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan
bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu
dan Bidan di Desa.
b. Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yaitu
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
c. Meningkatkan motivasi petugas puskesmas untuk dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan (RPK).
d. Mengkaji pelaksaan rencana kerja yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan
menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
2. Lintas sektor
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan untuk :
a. Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembangakan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahakan masalah yang terjadi serta menyusun
upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama (Depkes RI, 2006).

C. Klasifikasi Lokakarya Mini Puskesmas


Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni
lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.
1. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas
Merupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan rencana
kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan
kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan
berikutnya.
a. Tujuan
1) Tujuan umum : terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas.
2) Tujuan khusus
a) Diketahuinya hasil kegiatan puskemas bulan lalu
b) Disampaikanya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan serta
program
c) Diketahuinya hambatan / masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu
d) Dirumuskannya cara pemecahan masalah
e) Disusunnya rencana kerja bulan baru.

b. Tahapan kegiatan
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
1) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini bulanan yang pertama merupakan lokarya penggalangan Tim
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksana rencana kegiatan
puskesmas (RPK).
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja
Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas Puskesmas, dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :
a) Masukan

(1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung jawab staf dan
kewenangan Puskesmas

(2) Informasi tentang kebijakan ,program dan konsep baru berkaitan dengan Puskesmas

(3) Informasi tentang tata cara penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA) Puskesmas.

b) Proses
(1) Inventaris kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan / daerah binaan

(2) Analisis beban kerja setiap petugas

(3) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan.

(4) Penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA).

c) Keluaran

(1) Rencana kegiatan (Plan Of Action = POA ) Puskesmas tahunan

(2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA

(3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

2) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


Lokakarya bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya
mini bulanan yang pertama.
Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA
puskesmas, yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Penanggung jawab penyelenggaraan
lokakarya mini bulanan adalah kepala puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu staf
puskesmas dengan mengadakan rapat kerja seperti biasanya.
Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan kepada masalah
pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan hal-hal direncanakan, pelaksanaannya serta
hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan
berdayaguna.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan puskesmas adalah sebagai berikut :
a) Masukan

(1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu

(2) Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/ kota

(3) Informasi tentang hasil rapat dikecamatan

(4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS.

(2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar
pelayanan.

(3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah.

c) Keluaran
(1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan.

(2) Rencana kerja bulan yang baru.

c. Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan

Setelah dipahami tujuan dari lokakarya dan dari tahapan kegiatan tersebut diatas, dapat
diketahui materi yang akan diberikan/dibahas, maka selanjutnya untuk dapat
menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Pengarah : Kepala Puskesmas

2) Peserta : seluruh petugas puskesmas termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa

3) Waktu

Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal
bulan atau hari sabtu, minggu pertama atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya
dengan waktu penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam
10.00-15.00
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokarkarya Mini Bulanan dilaksanakan
dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta
dapat tercapai tujuan.

4) Acara

Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis, dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat. Sebagai contoh
susunan acara Lokakarya Mini adalah sebagai berikut :

a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga dengan Lokakarya Penggalangan Tim
(1) Pembukaan
(2) Dinamika kelompok
(3) Pengenalan program baru
(4) POA Puskesmas
(5) Analisa beban kerja petugas
(6) Pembagian tugas dan desa binaan
(7) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru

b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


(1) Pembukaan
(2) Dinamika Kelompok; menumbuhkan motivasi
(3) Pengenalan program baru
(4) Inventarisasi kegiatan bulan lalu
(5) Analisa pemecahan masalah dan pemecahan
(6) Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang
(7) Pembagian tugas bulan yang akan datang
(8) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru

5) Tempat
Diupayakan agar Lokakarya Mini dapat di selenggarakan di Puskesmas, apabila tidak
memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya berdekatan dengan
Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya mampu menampung semua peserta.

6) Persiapan
Sebelum pertemuan diadakan ,perlu persiapan yang meliputi :
a) Pemberitahuan hari,tanggal,dan jam

b) Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf U

c) Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik

d) Rencana Kerja Harian bulan lalu


e) Membuat vistualisasi hasil pelaksanaan bulan lalu dibandingkan dengan target bulanan per
Desa, antara lain menggunakan KWS.

f) Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas Sektor/Kecamatan

g) Materi Pelajaran dan alat peraga yang digunakan

h) Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya

2. Lokakarya Mini Tribulanan Puskesmas


Merupakan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang
diselenggarakan setiap tribulan.
a. Tujuan
1) Umum
Terselenggaranya lokakarya tribulan lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil kegiatan
lintas sektoral dan tersusunya rencana kerja tribulan berikutnya.
2) Khusus :

a) Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang dihadapi.

b) Dirumuskannya mekanisme/rencanakerjalintas sektoral yang baru untuk tribuan yang akan


datang.

b. Tahapan kegiatan lokakarya mini tribulan lintas sektoral


Lokakarya mini tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu :
1) Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama

Lokakarya mini Tribulan yang pertama merupakan Lokakarya penggalangan tim


diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksananya
rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan.

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawaban dan pelaksana


setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja
kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya. Pelaksanaan lokakarya mini
tribulan adalah sebagai berikut :

a) Masukan
(1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok

(2) Informasi tentang program lintas sektor

(3) Informasi tentang program kesehatan

(4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b) Proses
(1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
(2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
(3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor

c) Keluaran
(1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan
(2) Rencana kegiatan masing-masing sektor.
2) Lokakarya Mini Tribulan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan puskesmas maka lokakarya tribulan lintas sektoral
merupakan tindak lanjut dari lokakarya Penggalangan kerjasama Lintas Sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait di
kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut :
a) Masukan
(1) Lapran kegiatan pelaksanaan program kesehatan dari masingatan dan dukungan sektor
terkait
(2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program
kesehatan
(3) Pemberian informasi baru.

b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

(2) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor

(3) Merumuskan cara penyelesaian masalah

(4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru

c) Keluaran

(1) Rencana kerja tribulan yang baru

(2) Kesepakatan
c. Penyelenggaraan Lokakarya Tribulan Lintas Sektoral

1) Persiapan

Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi :


a) Pendekatan kepada Camat

(1) Memimpin lokakarya dengan menjelaskan caranya

(2) Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan pembinaan

(3) Mempersiapkan tempat dan penyelenggaraan lokakarya

b) Puskesmas melaksanakan :

(1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh
sector,antara lain dalam bentuk PWS

(2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor

(3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang berhubungan
dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan

(4) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokarya.

(5) Pembuatan surat-surat undangan lokarya untuk ditandatangani camat.

2) Peserta
Lokarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh camat, adapun pesera Lokarya Mini
Tribulanan adalah sebagai berikut:
a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Tim Penggerak PKK Kecamatan
c) Pukesmas di wilayah Kecamatan
d) Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait.
e) Lintas sektor di Kecamatan, antara lain: Pertanian, Agama, Pendidikan, BKKBN, Sosial.
f) Lembaga /organisasi kemasyarakatan, antara lain: TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil
Kesehatan Kecamatan ( apabila sudah terbentuk)

3) Waktu
Lokarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada bulan
pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan.
Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat.
Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat
menghadiri lokarya.lokarya ini diselenggarakan dalam waktu 4 jam. Secara umum jadwal
acara lokarya mini tribulanan adalah sebagai berikut :
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Kegiatan sektoral
iv. Inventarisai peran bantu sektor
v. Analisa hambatan dan masalah
vi. Pembagian peran dan tanggungjawab sektor
vii. Perumusan rencana kerja
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

b) Lokakarya Mini Tribulanan rutin


i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok, manumbuhkan motivasi
iii. Kegiatan sektor terkait
iv. Masalah dan hambatan masing-masing sektor
v. Analisis masalah dan hambatan
vi. Upaya pemecahan masalah
vii. Rencana kerja tribulan mendatang
viii. Kesepakatan pembinaan
ix. Kesepakatan bersama
x. Penutup

4) Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di kecamatan atau
tempat lain yang dianggap sesuai (Depkes RI, 2006).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan.
Ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu : lintas program dan
lintas sektor. Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar
yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.
Menurut tahapan kegiatannya, lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan
dalam 2 (dua) tahap yaitu: lokakarya mini bulanan yang pertama dan lokakaraya mini
bulanan rutin. Sedangkan, lokakarya mini tribulanan dibagi menjadi dua tahap juga yaitu :
lokakarya mini tribulanan yang pertama dan lokakarya mini tribulanan rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2006. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta
Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas MODUL SPESIFIK 6. MANAJEMEN PUSKESMAS A.
Deskripsi Singkat Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang didalamnya terdapat
sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan lingkungan internal
dan eksternal memerlukan ilmu manajemen. Manajemen diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama
yaitu P1 Perencanaan, P2 Penggerakan dan pelaksanaan serta P3 Pengawasan, pengendalian dan
Penilaian. Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas adalah menyusun
RUK yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembanga. RUK yang telah
tersusun dibahas di dinas kesehatan kab/kota diajukan ke pemda melalui dinkes. Selanjutnya RUK
yang sudah terangkum dalam usulan dinkes akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh dukugan
pembiayaan dan dukungan politis Dalam penyelenggaraan program/upaya kesehatan pokok di
puskesmas berdasarkan rencana yang ada dilakukan pengorganisasian. Dalam pelaksanaan
program kegiatan harus jelas siapa yang menjadi unsur pimpinan dan siapa yang menjadi unsur
supervisor, dan siapa yang menjadi unsur pelaksana. dan perlu dibangun komitmen serta koordinasi
perlu dikembangkan di puskesmas melalui lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini tribulanan.
Untuk mengukur kinerja program atau pencapaian program maka harus dituangkan dalam dokumen
penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil capaian dari standart pelayanan minimal dari
enam upaya kesehatan wajib.dan upaya pengembangan yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di
wilayah kerjanya. Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip dasar
mutu dan peningkatan kinerja perlu dipahami oleh manajer puskesmas dan staff, salah satu
diantaranya juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan Modul 1 akan
membahas empat pokok bahasan utama, yaitu: 1. 2. 3. 4. Pokok Bahasan 1:Perencanaan tingkat
puskesmas Pokok Bahasan 2: Lokakarya mini Puskesmas Pokok Bahasan 3: Penilaian kinerja
Puskesmas Pokok bahasan 4: Pelayanan bermutu berdasarkan Standar Operasional Prosedur 1

2 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas B. Tujuan Pembelajaran: a. Tujuan pembelajaran umum:


Peserta latih memahami manajemen pengelolaan di puskesmas dengan melakukan penyusunan
perencanaan, melaksanakan penggerakan pelaksanaan berdasarkan rencana kerja, melaksanakan
penilaian kinerja puskesmas berdasarkan SPM yang ada, serta melaksanakan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan berlandaskan pada dokumen SOP yang ditetapkan. b. Tujuan pembelajaran
khusus: 1. Peserta memahami tahapan dalam penyusunan perencanaan puskesmas 2. Peserta
mampu menyelenggarakan lokakarya mini bulanan dan tribulanan puskesmas untuk menggalang
komitmen dan koordinasi. 3. Peserta mampu memahami tehnik penilaian kinerja berdasarkan SPM
( standar pelayanan minimal ) 4. Peserta mampu meberikan pelayanan bermutu berdasarkan SOP
yang telah ditetapkan C. Alokasi Waktu: Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan
memahami modul ini adalah pada minggu pertama e- learning. D. Pelatih/Narasumber: Mentor lokal,
dan fasilitator/narasumber dari lembaga konsultan. 2

3 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas POKOK BAHASAN I PERENCANAAN TINGKAT


PUSKESMAS I. Pengantar Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
adalah menyusun RUK yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembanga. RUK
yang telah tersusun dibahas di dinas kesehatan kab/kota diajukan ke pemda melalui dinkes.
Selanjutnya RUK yang sudah terangkum dalam usulan dinkes akan diajukan ke DPRD untuk
memperoleh dukugan pembiayaan dan dukungan politis II. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan
Pembelajaran Umum Setelah selesainya pembahasan modul perencanaan tingkat puskesmas
peserta mempunyai ketrampilan dalam menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi
dan asas penyelenggara Tujuan Khusus: setelah selesainya pembahasan modul Perencanaan
Tingkat Puskesmas, perserta latih mempunyai kompetensi: ehnik pengorganisasian ini peserta latih
mampu menerapkan pengorganisasian dengan benar dilingkungan organisasinya sesuai tunturan
dan perubahan lingkungan 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesainya pembahasan modul
Perencanaan Puskesmas, perserta latih diharapkan mempunyai kompetensi: 1. Mampu menjelaskan
tahapan perencanaan puskesmas 2. Mampu menganalisis data sebagai bahan penyusunan rencana
kegiatan program puskesmas. 3. Mampu memanfaatkan data kesehatan dan hasil evaluasi kinerja
untuk menyusun rencana kegiatan puskesmas. 4. Mampu menyusun RUK Puskesmas untuk tahun
berikutnya 5. Mampu menyusun RPK setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun
berjalan dari berbagai sumber 3
4 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas III. Pokok Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan 1.
Pentahapan penyusunan rencana puskesmas 2. Analisis data sebagai bahan penyusunan rencana
kegiatan program puskesmas. 3. Pemanfaatan data data kesehatan dan hasil evaluasi kinerja untuk
menyusun rencana kegiatan puskesmas. 4. Penyusunan RUK Puskesmas untuk tahun berikutnya 5.
Penyusunan RPK setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari
berbagai sumber IV. Alokasi Waktu: Selama minggu ke tiga dan keempat pembelajaran berbasis web.
V. Pelatih: Tutor lokal, fasilitator lembaga konsultan dan NS sesuai materi. VI. Bahan Ajar: A.
Pendahuluan. 1. Manfaat Perencanaan Tingkat Puskesmas a. Memberikan petunjuk untuk
menyeleng- garakan upaya kesehatan secara efektif & efisien b. Memudahkan pengawasan &
pertanggung- jawaban c. Dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada 2.
Fungsi Puskesmas Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan, Pusat pelayanan kesehatan strata pertama (perorangan dan
masyarakat) 3. Ruang Lingkup PTP ( Perencanaan Tingkat Puskesmas) mencakup : a. Upaya
kesehatan wajib b. Upaya kesehatan pengembangan 4

5 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas c. Upaya kesehatan penunjang Dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pelaksanaan program kesehatan diwujudkan dalam bentuk upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) yang ditata sedemikian rupa agar saling
mendukung untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kep.Menkes No. 128/Menkes/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, pada hakekatnya reformasi puskesmas mengarah pada
pemantapan fungsi puskesmas dalam UKP dan UKM essensial, termasuk pengembanga programnya
sesuai dengan kemampuan dan kompetensi petugas puskesmas. 6 upaya wajib yang dilakukan
puskesmas adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkunga, KIA dan KB, perbaikan gizi masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan. Selain itu puskesmas juga
dapat melakukan upaya kesehatan pengembangan antara lain kesehatan sekolah, kesehatan
olahraga, kesehatan kerja, kesehatan gizi dan mulut, dan kesehatan jiwa. 4. Manajemen
Perencanaan Puskesmas Perencanaan adalah suatu proses sistematik untuk menentukan masalah,
memperhitungkan sampai berapa jauh masalah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipecahkan,
memformulasikan tujuan (goals) dan sasaran (objektives) yang realistik untuk mengurangi masalah
tersebut, memilih alternative, menetapkan strategi intervensi program, merinci program dalam
kegiatan, dan menilai hasil- hasil program yang dilaksanakan. Perencanaan adalah proses
penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. a. Pertama, rencana tahunan
upaya kesehatan wajib. b. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. Perencanaan
tingkat puskesmas adalah Suatu proses penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya 5

6 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas B. Tahapan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


Apabila akan menyusun perencanaan di puskesmas kepala puskesmas beserta staf harus
memperhatikan dan melalui empat tahapan, supaya hasil perencanaan berkualitas dan mendapatkan
masukan dari semua komponen organisasi. Perencanaan yang adekuat serta disusun dengan
mengikutsertakan peran anggota organisasi maka dapat dipastikan sebagai modal keberhasilan
pencapaian tujuan pengelolaan kegiatan sebesar 50 %. 1. Tahap persiapan a. Mempersiapkan staf
puskesmas yang terlibat dalam proses Penyusunan PTP agar memperoleh kesamaan pandangan
dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan. b. Ka pukesmas membentuk tim
penyusun PTP yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas c. menjelaskan pedoman PTP kepada
tim agar dapat memahami pedoman, demi keberhasilan penyusunan PTP. d. bersama- sama tim
mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah diterapkan oleh Dinkes Kabupaten Kota, Dinkes
Prov, dan Kementerian Kesehatan Catatan Pelatih : Apakah sdr dalam menyusun perencanaan
puskesmas sudah melibatkan staf? dan apa dasar pertimbangan pemilihan staf yang terpilih menjadi
anggota tim? 2. Tahap Analisis Situasi Untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang di hadapi puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan.
Ada dua kelompok yang perlu di kumpulkan data umum dan data khusus : a. Data umum terdiri atas
1) peta wilayah kerja dan fasilitas pelayanan (format - 1) 2) data sumber daya terdiri atas Ketenagaan
( format 2a), Obat dan bahan habis pakai (format - 2b), peralatan (format 2c), sumber pembiayaan
(format- 2d),sarana dan prasarana (format 2e) 3) data peran serta masyarakat (format- 3) 4) data
penduduk dan sasaran program (format - 4) 5) data sekolah(format- 5) 6) data kesling wilayah kerja
puskesmas (format- 6) 6
7 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas b. data khusus ( hasil penilaiaian kinerja puskesmas) 1.
data kematian (format - 7) 2. kunjungan kesakitan (format- 8) 3. 10 besar Pola penyakit (format- 9) 4.
status kesehatan 5. kejadian luar biasa /KLB (format- 10) 6. cakupan program Yankes 1 tahun
terakhir per desa (format- 11) 7. hasil survey (bila ada) (format- 12) Catatan Pelatih: Dari sekumpulan
data di puskesmas data apa saja yang belum sdr miliki? dan bagaimana cara mengupayakan agar
data sdr menjadi lengkap?, setelah data lengkap bagaimana sdr memaknai data tersebut dan
bagaimana sdr menganalisis terhadap data dimaksud? 3. Tahap penyusunan rencana usulan
kegiatan (RUK) Berdasarkan hasil analisa situsai data data diatas kemudian disusun rencana usulan
kegiatan Penyusunan RUK dilaksanakan dengan memperhatikan : 1) Menyusun RUK kegiatan
bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan
memperbaiki program yang masih bermasalah 2) Menyusun Rencana kegiatan baru yang disesuakan
dengan kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan kemampuan puskesmas. Penyusunan RUK terdiri
atas dua langkah 1) Analisa masalah dapat dilakukaan melalui kesepakatan kelompok tim penyusun
perencanaan dan Konsil Kesehatan Kecamatan atau BMKM( badan musyawarah Kesehatan
Masyarakat) atau LSM yang peduli bidang kesehatan di kecamatan a) Identifikasi masalah ( masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang menimbulkan rasa tidak puas dan ada
upaya untuk menanggulanginya b) Menetapkan urutan prioritas masalah ( mengingat adanya
keterbatasan kemampuan mengatasi masalah bersamaan dan sekaligus juga dlam teknologi, maka
dipilih dengan kesepakatan Tim, jika tidak tercapai kesepakatan maka 7

8 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas dilakukan mengunakan tools manajemen prioritas


masalah seperti CARL c) Merumuskan masalah ( mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalahnya dan bilaman masalah itu terjadi) d)
Mencari akar penyebab masalah ( dapat digunakan diagram sebab akibat dari ishikawa/diagram
tulang ikan, ataupun dari pendekatan sistem kemungkinan penyebab dari Input man, money, material,
metode, machine, Proses pelaksanaan ( perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan penilaian) serta serta lingkungan. Berdasarkan kemampuan staf pilihlah metode
yang paling dipahami dan mudah dilaksanakan 2). Penyusunan rencana usulan kegiatan : meliputi
upaya kesehatan wajib, pengembangan dan penunjang. Yang meliputi : a) Kegiatan tahun yang akan
datang ( meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana,operasional, dan program hasil analisis masalah)
b) Kebutuhan sumber daya berdasar sumber daya yang ada sekarang c) Rekapitulasi rencana usulan
kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan 8

9 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas RUK disusun dalam bentuk matrik No Upaya kesehatan
Kegiatan tujuan sasaran target Indikator Keberhasilan Sbr biaya dana alat tenaga 1 Kia/KB 2
Pengobatan 3 Gizi 4 Kesling 5 P2M 6 Promkes Catatan Pelatih : lakukan identifikasi masalah yang
ada di puskesmas sdr?, kemudian buatlah cara memprioritaskan daftar masalah tersebut
menggunakan metode yang sdr pahami? Bilamana sudah memperoleh urutan prioritas masalah
lakukan analisa penyebab terjadinya masalah gunakan diagram tulang ikan untuk setiap masalah,
Akhirnya buatlah akternatif kegiatan yang paling mungkin dapat dilakukan di puskesmas sdr untuk
setiap program. 4. Tahap /langkah penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Bahan pertimbangan
utama dalam menyusun rencana pelaksanaan adalah pertimbangan kemampuan sumber daya yang
dimiliki puskesmas seperti tenaga, peralatan dan dana serta metode. a. mempelajari alokasi kegiatan
dan biaya yang disetujui b. membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK c. menyusun rancangan awal, rincian dan volum
kegiatan serta sumber daya pendukung menurut bulan lokasi dan pelaksanaan d. mengadakan
lokakarya mini tahunan e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks 9

10 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas no Upaya kesehatan kegiatan Tujuan target Vol Rincian
kegiatan pelaks Lokasi Tenaga pelaks plksana jadwal biaya 1 Kia /KB 2 Pengobatan 3 Gizi 4 P2M 5
Kesling 6 Promles Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pentahapan PTP meliputi. 4
langkah, yaitu : 1. Tahap persiapan 2. Tahap Analisis Masalah 3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan
kegiatan (RUK) 4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Sebagai gambaran
utuh maka pemahaman siklus pemecahan masalah dan pngambilan keputusan dapt diuraikan
sebagai berikut ini, yang merupakan prasyarat bagi peningkatan kemampuan pimpinan dan staf di
puskesmas : 10

11 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Di dalam pemecahan masalah terkandung suatu proses
Sistematika yang mempunyai urutan logis. Langkah- langkah dalam pemecahan masalah
selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut : Penetapan Masalah Prioritas Masalah
Kesenjangan Penilaian Analisa Penyebab Pemecahan Masalah Tujuan / Sasaran Pelaksanaan
Alternatif Pemecahan Rencana Pelaksanaan Pengambilan Keputusan Untuk lebih jelasnya tahapan
dan langkah- langkah pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut : I. PENGERTIAN
MASALAH Untuk mengetahui apakah itu masalah maka perlu diketahui mengenai pengertian
masalah yaitu adnya kesenjangan antara harapan / tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang
sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan merasa bertanggung jawab untuk
menanggulanginya. Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah ada 3 syarat yang harus
dipenuhi, yaitu : 1. Adanya kesenjangan 2. Adanya rasa tidak puas 3. Adanya rasa tanggung jawab
untuk menanggulangi masalah Didalam penetapan masalah harus diketahui keadaan yang diinginkan
berupa sesuatu yang ideal baik berupa Konsep, target, standar dan keadaan sebenarnya, dari hasil
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pengukuran maupun angket. Hasil 11

12 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas dari dua keadaan tersebut selanjutnya dibandingkan
sehingga diketahui kesenjangannya. Contoh : Keadaan yang diinginkan (target Imunisasi) = 80 %
Keadaan yang sebenarnya (cakupan Imunisasi) = 60 % Kesenjangan = 80 % - 60 % = 20 %
(Besarnya Masalah) Selanjutnya untuk mengetahui rumusan masalahnya diperlukan konfirmasi
dengan menjawab pertanyaan 4w + 1 H 1. Apa masalahnya (What) Imunisasi 2. Siapa yang
bermasalah (Who) Petugas imunisasi 3. Dimana terjadinya masalah (Where) Puskesmas X 4. Kapan
terjadinya (When) Januari 2003 5. Berapa besar masalahnya 20 % Dari berbagai masalah yang
ditemukan tidak mungkin seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah.
Metode yang digunakan untuk penentuan prioritas masalah dapat menggunakan : CARL C :
Capability /Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/ peralatan) A : Accesibility/Kemudahan,
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan atau juklak. R : Readness /Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian / kemampuan dan motivasi L : Leverage/ Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas. 12

13 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L,


urutan ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah. NO II. MASALAH C A R L
NILAI RANK 1 Cakupan kunjungan bumil K4 3 2 1 2 12 5 2 Balita BGM 2 3 2 3 36 2 3 Pembinaan
dokter kecil 3 1 3 1 9 7 4 Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif 1 3 4 1 12 6 5 Jumlah bayi yg
mendapat imunisasi campak 1 2 3 4 24 3 6 Cakupan suspek TB paru 4 2 2 1 16 4 7 Jumlah bumil yg
mendapat TT1 5 3 1 3 45 1 ANALISA FAKTOR PENYEBAB MASALAH Dalam penentuan prioritas
masalah kita telah menemukan 5 masalah yang akan ditanggulangi, untuk itu dalam Analisa
Penyebab Masalah dilakukan diskusi yang masing- masing kelompok beranggotakan antara 3 orang
sampai 7 orang. Untuk analisadapat dilakukan dengan memilih metode yang dipahamai antara lain
diagram tulang ikan atau dengan pendekatan sistem analisa masalah dan penyebabnya. Masalah
selalu dimunculkan pada output (prestasi kerja) hal ini dapat dilihat pada hasil penghitungan cakupan
dari standar pelayanan minimal yaituhasil kegiatan selama bulan berjalan dibagi sasaran dikalikan
100 prosen pada variabel dan sub- sub variabel. Penyebabnya terdapat pada proses manajemen (PI,
P2 dan P3), sedangkan lingkungan dan sumber daya merupakan faktor yang berpengaruh dan perlu
dipertimbangkan dalam pemecahan masalah. 13

14 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Contoh matrik Analisa Penyebab Masalah Masalah ( out
put ) Stratifikasi Penyebab Masalah Proses Sumber daya Lingkungan Cakupan Imunisasi POA
imunisasi Tenaga kurang Adanya kepercayaan Campak 75% tidak ada yang keliru thd imunisasi III.
PEMECAHAN MASALAH Setelah kita mengetahui Penyebab Masalah, langkah selanjutnya berupa
Pemecahan Masalah. Tujuan Pemecahan Masalah ini adalah menghilangkan / mengurangi faktor-
faktor penyebab. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1. Pencapaian tujuan dan sasaran. 2. Mencari
alernatif Pemecahan Masalah. Langkah pertama Penetapan tujuan dan sasaran. Untuk penetapan
tujuan ini hendaknya melihat masalah apa yang akan ditanggulangi, dalam contoh masalah yang
akan ditanggulangi adalah masalah cakupan imunisasi yang masih rendah. Tujuan : Meningkatkan
cakupan imunisasi dari 60 % menjadi 80 % dalam waktu satu tahun di Puskesmas Bara api. Langkah
kedua : Penetapan sasaran Seperti diketahui untuk mencapai tujuan dapat dilakukan dengan
menanggulangi faktor Penyebab timbulnya masalah, untuk itu faktor penyebab tersebut merupakan
sasaran yang akan ditanggulangi Dari contoh di atas faktor penyebab masalah dilihat dari 3 faktor
yaitu : 1. Manajemenberupa Proses PI, P2 dan P3 2. Sumber daya yang meliputi sarana, tenaga dan
dana. 3. Lingkungan yang meliputi Fisik, Biologi, Sosek, Sosbud. 14
15 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Untuk menanggulangi masalah ini kita dapat melakukan
dengan pendekatan sistim yaitu dengan menggunakan sudut pandang upaya upaya aktif untuk
menyelesaikan masalah yang terdapat pada faktor penyebab. Dari faktor- faktor tersebut maka
sasaran yang akan diperbaiki adalah : A. Sasaran terdapat faktor manajemen (proses) : Menyusun
POA B. Sasaran terhadap faktor Sumber Daya : Mengusahakan tenaga C. Sasaran terhadap faktor
Lingkungan : meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi. Langkah ketiga
Pengembangan altematif cara/ langkah tindakan yang digunakan untuk mengatasi sasaran. Sasaran
Alternatif Kegiatan 1. Menyusun POA imunisasi - Konsultasi dengan Dinkes Tk. II - Mempelajari cara
menyusun POA - Penyusunan POA 2. Mengusahakan tenaga - Mengusulkan tenaga ke Dinkes Tk. II
- Mengangkat Tenaga Honorer - Efesiensi tenaga yang ada 3. Peningklatan pengetahuan -
Kerjasama dengan tokoh masyarakat - Kerjasama dengan lintas sektoral - Meningkatkan penyuluhan
terhadap masyarakat IV. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Setelah kita mengembangkan berbagai
altematif untuk pemecahan, maka kegiatan selanjutnya berupa penyaringan kegiatan dengan
menggunakan pertimbangan ( Syarat mutlak ). Persyaratan mutlak yang harus dipenuhi oleh
keputusan yang akan k ita h asilkan b iasanya m enyangkut d ua h al yaitu : output ( hasil ) input
( Sumber daya ) Langkah pertama 1. 2. Penyaringan kegiatan dengan kritera mutlak. Masukkan
kegiatan ke dalam kolom kegiatan kemudian disaring dengan kriteria 15

16 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas mutlak berikan nilai I apabila dapat dilaksanakan dan
nilai 0 apabila tidak dapat dilaksanakan. Penyaringan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka
Peningkatan cakupan imunisasi. Kriteria No Alternatif Kegiatan Hasil dpt Di dlm wkt 4 bln Biaya dpt
Ditanggung Puskesmas Teknologi yang dikuasai Hasil 1 Konsultasi Penyusunan POA dengan Dinkes
kab 1 1 1 1 2 Penyusunan POA bersama 1 1 1 1 3 Usulan tenaga ke pemda 1 1 1 1 4 Mengangkat
Tenaga Honor 0 1 1 0 5 Efisiensi tenaga yang ada 1 1 1 1 6 Kerjasama dengan tokoh Masyarakat 2 1
1 1 7 Kerjasama denga Lintas Sektoral 0 1 1 0 8 Meningkatkan Penyuluhan di masyarakat 1 1 1 1
Jika salah satu dari kegiatan tersebut tidak memenuhi persyaratan kriteria mutlak ( nilainya = 0) Maka
kegiatan tersebut langsung disingkirkan, sehingga untuk pengambilan keputusan di atas maka
kegiatan yang memenuhi kriteria mutlak adalah : Konsultasi Penyusunan POA dengan Dinkes kab
Penyusunan POA bersama di Puskesmas Mengusulkan tenaga jurim tambahan ke pemda Efisiensi
tenaga yang ada Kerja sama dengan tokoh Masyarakat Meningkatkan penyuluhan di Masyarakat.
Kriteria keinginan: Kriteria Yang dipergunakan untuk memilih keputusan yang paling tepat, terhadap,
altmatif yang telah lolos dari kriteria mutlak yang biasanya memuat persyaratan tehnis pelaksanaan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 16

17 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Contoh : Biayanya murah. Mudah dilaksanakan oleh
staf Puskesmas Bersifat mendidik. Langkah kedua: 1. 2. 3. Memberikan bobot pada kriteria keinginan
1. Biayanya murah 2. Mudah dilaksanakan oleh Staf Puskesmas 3. Bersifat mendidik Langkah
ketiga : bobot 10 bobot 8 bobot 6 Penilaian Kegiatan dengan menggunakan kriteria keinginan
Alternatif Kriteria keinginan Kegiatan Biaya Mudah murah dilaksanakan mendidik ( 10 ) ( 8 ) ( 6 )
Konsultasi POA 5 x 10 6 x 8 7 x 6 140 Penyusunan POA 7 x 10 6 x 6 6 x 6 146 Mengusulkan tenaga
Efisiensi tenaga 7 x 10 6 x 8 6 x 8 136 Kerjasama dengan 6 x 10 4 x 8 5 x 6 122 Tokoh Masyarakat 5
x 10 5 x 8 6 x 6 126 Kerjasama LS 5 x 10 6 x 8 6 x 6 134 Bersifat Jumlah Dari hasil diatas maka
Keputusan yang diambil untuk kegiatan meningkatkan cakupan imunisasi adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyusunan POA di Puskesmas Konsultasi Penyusunan POA ke dinkes kab Mengusulkan Tenaga
Kerjasama dengan Lintas Sektoral Kerjasama dengan tokoh masyarakat Efisiensi tenaga 17

18 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas V. RENCANA PELAKSANAAN ( PENYUSUNAN POA )


Rencana pelaksanaan disusun oleh masing- masing penanggung jawab dibantu oleh anggota
lainnya, rencana kegiatan dibuat dalam bentuk matrik yang isinya meliputi : kegiatan, tujuan, waktu,
tempat, pelaksana dan biaya. VI. PENILAIAN Matrik Penilaian Kriteria Indikator Standar Pengukuran
Data Hasil Kriteria : Adalah ciri dari subyek yang akan dinilai, bisa kriteria input, proses, output,
dampak. Indikator : Variabel/subvariabel yang memberi petunjuk adanya perubahan dari kriteria.
Standart : Tingkat / level yang dipakai untuk membanding dari variabel / sub variabel pada Indikator.
Pengukuran : Perhitungan yang digunakan dapat berupa rate- ratio proporsi / presentasi atau rumus
lain. Data : Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan evaluasi berupa keadaan yang sebenarnya.
Hasil : Merupakan interprestasi dari data sesudah dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan berupa efektifitas atau efisiensi. 18
19 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Contoh : Kriteria Indikator Standar Output cakupan
Imunisasi Jml bayi Jml bayi yang yang direncanakan diimunisasi mendapat imunisasi Pengukuran
Data Hasil Jml bayi diimunisasi dibanding jml bayi yang ada 300 x 100 130 % efektif 230 Input
Transformasi input- output dana yang tersedia dibanding bayi yang di imunisasi Dana yang ada tahun
ini Rp. 24.000,- Output : Jumlah bayi yang diimunisasi th ini : 300 Dana yang tersedia tahun lalu Rp.
23.000,- Output : Jumlah bayi yang diimunisasi th lalu : 230 Jumlah dana yang dibagi jumlah bayi
yang diimunisasi tahun ini 24000/300 80 % X 100 % 23000/300 Jml dana dibagi jml bayi yang
diimunisasi tahun lalu Rencana Pelaksanaan dan Pengendalian Langkah- langkah pelaksanaan dan
pengendalian adalah sebagai berikut : 1). Pengorganisasian Menetapkan para penanggung jawab
dan para pelaksana untuk setiapkegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. 2).
Penyelenggaraan Pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan
menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. a). Mengkaji
ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan,
target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas penanggung jawab dan pelaksana. b).
Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang
telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
c). Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 19

20 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas 3). Kendali Mutu Prinsip program kendali mutu adalah
kepatutan terhadap berbagai standart dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan
pemakai jasa pelayanan yang telah dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. 4). Kendali Biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan program kendali biaya. Prinsip program
kendali biaya adalah kepatuhan terhadap rencana biaya yang telah ditetapkan sesuai penetapan
anggaran dan dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitas penggunaan anggaran dimaksud, Langkah
- Langkah a. Secara singkat langkah- langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan program
program di Puskesmas adalah sebagai berikut : b. Mengidentifikasi indikator tiap- tiap kegiatan.
Setiap kegiatan dalam program di Puskesmas mempunyai indikator masing- masing agar petugas
dapat dengan mudah melaksanakan program/kegiatan tersebut maka perlu lebih dahulu diidentifikasi
indikator dari program atau kegiatan itu. Indikator ini distetapkan sesuai standar pelayanan minimal di
masing masing puskesmas, Contohnya Pelayanan kesehatan ibu dan anak : a) Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 (95 %) b) Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetisi kebidanan (90 % ) c) Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk ( 100 % ) d) Cakupan
kunjungan neonatus ( 90 % ) e) Cakupan kunjungan bayi ( 90 % ) f) Cakupan bayi berat lahir rendah /
BBLR yang ditangani ( 100 % ) g) Menyusun target dari setiap indikator kegiatan c. Menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. 20

21 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Identifikasi Intervensi Yang Cost Effective Analysis
Pengertian Cost Effective Analysis ( CEA ) Cost artinya biaya; effective artinya tujuan tercapai. Untuk
dapat melihat apakah suatu biaya yang digunakan mencapai tujuan (efektif) Cost effective analysis,
maka salah satu cara yaitu membandingkan dengan analysis yang lain yang disebut Cost Beneft
Analysis ( CBA ). Secara singkat CBA berarti biaya dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Jadi dalam praktek analisis manfaat biaya (CBA) biasanya digunakan untuk pilihan proyek. Misalnyan
ada 3 proyek; Proyek A, B, dan C. Pilihan proyek jatuh kepada proyek yang nilai CBA nya paling baik.
CEA diarahkan untuk memilih alternatif penggunaan biaya. Contoh : Ada dana di Puskesmas sebesar
Rp.100.000,- /bulan yang diperuntukkan kegiatan perbaikan gizi. Dalam hal ini ada 2 alternatif
kegiatan, yaitu PMT Pemulihan dan PMT Penyuluhan. Kegiatan mana yang kita pilih? a. Dengan
dana Rp.100.000,- / bulan, maka jika kita memilih kegiatan PMT Pemulihan yang utama, hanya
mencakup 5 pasien atau kasus. b. Tetapi jika pilihan yang kedua diambil, yaitu PMT Penyuluhan,
mungkin akan menyelamatkan lebih dari 100 pasien atau kasus. Artinya jika kita harus memilih satu
jenis kegiatan diantara dua kegiatan, maka terpilih alternatif kegiatan PMT Penyuluhan. Penugasan
Peserta terbagi atas 5 kelompok, @ kelompok berjumlah 6 orang Berdasarkan data yang ada dalam
kasus dibawah ini lakukan analisa data sebagai bahan penyusunan rencana usulan kegiatan program
puskesmas. STUDI KASUS Sebuah puskesmas di daerah pedalaman kab A, kec X selama tahun
2012 kondisinya sebagai berikut : 1. Visi Puskesmas Menjadi puskesmas pilihan utama dalam
pelayanan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat. 2. Misi Puskesmas 1. Memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu 2. Mengolah sumber daya yang ada secara optimal 3.
Memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan diwilayah kerja dan sekitarnya 21
22 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Karyawan sebanyak sebanyak 17 orang, terdiri atas 5
paramedis perawatan, 3 bidan, 1 kesehatan lingkungan, 1 gizi dan 7 pekarya, Anggaran puskesmas
berasal dari APBD kab serta Jamkesmas, ASKES serta BOK ( Bantuan Operasional Kegiatan) a.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas X adalah 29,98 km2 b. PembagianWilayah Wilayah kerja Puskesmas
X terdiri dari 5 desa dengan 27 dusun. Dengan Kondisi Geografis Daerah lereng 80% Daerah lembah
20% c. Transportasi dengan mobil dan perahu tradisional bermesin, Tidak semua desa atau balai
desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda empat. Angkutan umum yang tersedia
diantaranya: ojek, perahu tradisional. d. Komunikasi Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar
melalui HP dengan sinyal yang kurang bagus. Sarana kesehatan lingkungan berupa sumur gali, dan
sebagian besar dari perlindungan mata air terbuka (PMA ), Posyandu di dusun dusun berstrata
pratama dan madya, sedangkan yang purnama atau mandiri belum Situasi Puskesmas - Luas tanah :
897 m2 - Luas gedung : 350 m2 Terdapat ruang Apotek, laboratorium sederhana, Bp Gigi, RuangKIA
dan KB, BP Umum serta ruang pendaftaran dan ruang tunggu. Gudang farmasi - ada Polindes 2 buah
buka setiap senin, selasa dan kamis - Sarana Penunjang - Medis meliputi (Imunisasi Kit, Poliklinik set,
General equipment, Minor set, Alat laboratorium,dental set,partus set b. Non Medis - Mobil ambulan
ada 1 buah bisa dipakai, Motor dinas ada 5 buah, 1 tidak rusak berat. Jumlah penduduk 4025 jiwa,
sex rasio 1 : 8, Angka ketergantungan 39,36%, Kepercayaan penduduk sebagian besar beragama
kristiani, dan 5 % muslim, dan Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja didominasi lulusan SD
dan SMP hanya sebagian kecil tamat SMA, Sarana pendidikan TK 2 buah, SD 6 buah, SMP 1 b
Perilaku positif (mendorong pembangunan kesehatan) adalah Gotong royong dalam tenaga.
Kebiasaan warga mengadakan olah raga, dan berburu, memancing mengkonsumsi vegetarian
Sedangkan Perilaku masyarakat yang negatif (menghambat pembangunan kesehatan) antara lain
Kebiasaan BAB di sungai, kolam, kebun, selokan, dll, Letak kandang di dalam rumah, Kepercayaan
bahwa penyakit diakibatkan mahluq halus, Kebiasaan berobat ke dukun, Bayi umur satu bulan diberi
makanan pengganti selain ASI Sosial ekonomi, sebagian besar di biladang/ kebun sebagian yang lain
penggalian, Pola penyakit terbesar adalah Ispa, diare, Typus perut, PMS.GO Konjungtivitis dan
hipertensi, tahun 2012 masih dijumpai 22

Menunjukkan lagi

Anda mungkin juga menyukai