BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan yang tersebut di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN 2004)
bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksanaan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Adapun
fungsi Puskesmas ada tiga yaitu : sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan , sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas mengacu
pada 4 azas penyelenggaraan yaitu wilayah kerja, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan
dan rujukan.
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program
kegiatannya, untuk itu perlu di dukung kemampuan manajemen yang baik. Manajemen
Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian.
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang
dikenal dengan Lokakarya Mini (Depkes RI, 2006).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lokakarya Mini Puskesmas ?
2. Apa saja ruang lingkup Lokakarya Mini Puskesmas?
3. Bagaimana klasifikasi Lokakarya Mini Puskesmas?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Lokakarya Mini Puskesmas
2. Memahami ruang lingkup Lokakarya Mini Puskesmas
3. Mengetahui klasifikasi Lokakarya Mini Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Tahapan kegiatan
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
1) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Lokakarya Mini bulanan yang pertama merupakan lokarya penggalangan Tim
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksana rencana kegiatan
puskesmas (RPK).
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana
setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja
Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas Puskesmas, dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.
Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :
a) Masukan
(1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung jawab staf dan
kewenangan Puskesmas
(2) Informasi tentang kebijakan ,program dan konsep baru berkaitan dengan Puskesmas
(3) Informasi tentang tata cara penyusunan rencana kegiatan (Plan of Action = POA) Puskesmas.
b) Proses
(1) Inventaris kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan / daerah binaan
(3) Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan.
c) Keluaran
b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS.
(2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar
pelayanan.
c) Keluaran
(1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan.
Setelah dipahami tujuan dari lokakarya dan dari tahapan kegiatan tersebut diatas, dapat
diketahui materi yang akan diberikan/dibahas, maka selanjutnya untuk dapat
menyelenggarakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
2) Peserta : seluruh petugas puskesmas termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa
3) Waktu
Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal
bulan atau hari sabtu, minggu pertama atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya
dengan waktu penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam
10.00-15.00
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokarkarya Mini Bulanan dilaksanakan
dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas pelayanan serta
dapat tercapai tujuan.
4) Acara
Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis, dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat. Sebagai contoh
susunan acara Lokakarya Mini adalah sebagai berikut :
a) Lokakarya Mini Bulanan yang pertama disebut juga dengan Lokakarya Penggalangan Tim
(1) Pembukaan
(2) Dinamika kelompok
(3) Pengenalan program baru
(4) POA Puskesmas
(5) Analisa beban kerja petugas
(6) Pembagian tugas dan desa binaan
(7) Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru
5) Tempat
Diupayakan agar Lokakarya Mini dapat di selenggarakan di Puskesmas, apabila tidak
memungkinkan dapat menggunakan tempat lain yang lokasinya berdekatan dengan
Puskesmas. Ruang yang dipakai hendaknya mampu menampung semua peserta.
6) Persiapan
Sebelum pertemuan diadakan ,perlu persiapan yang meliputi :
a) Pemberitahuan hari,tanggal,dan jam
a) Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang dihadapi.
a) Masukan
(1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok
b) Proses
(1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
(2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
(3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor
c) Keluaran
(1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan
(2) Rencana kegiatan masing-masing sektor.
2) Lokakarya Mini Tribulan Rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan puskesmas maka lokakarya tribulan lintas sektoral
merupakan tindak lanjut dari lokakarya Penggalangan kerjasama Lintas Sektoral yang telah
dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait di
kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut :
a) Masukan
(1) Lapran kegiatan pelaksanaan program kesehatan dari masingatan dan dukungan sektor
terkait
(2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program
kesehatan
(3) Pemberian informasi baru.
b) Proses
(1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
(4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru
c) Keluaran
(2) Kesepakatan
c. Penyelenggaraan Lokakarya Tribulan Lintas Sektoral
1) Persiapan
b) Puskesmas melaksanakan :
(1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh
sector,antara lain dalam bentuk PWS
(2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor
(3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang berhubungan
dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan
2) Peserta
Lokarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh camat, adapun pesera Lokarya Mini
Tribulanan adalah sebagai berikut:
a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Tim Penggerak PKK Kecamatan
c) Pukesmas di wilayah Kecamatan
d) Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait.
e) Lintas sektor di Kecamatan, antara lain: Pertanian, Agama, Pendidikan, BKKBN, Sosial.
f) Lembaga /organisasi kemasyarakatan, antara lain: TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil
Kesehatan Kecamatan ( apabila sudah terbentuk)
3) Waktu
Lokarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada bulan
pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan.
Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat.
Yang perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat
menghadiri lokarya.lokarya ini diselenggarakan dalam waktu 4 jam. Secara umum jadwal
acara lokarya mini tribulanan adalah sebagai berikut :
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
i. Pembukaan
ii. Dinamika kelompok
iii. Kegiatan sektoral
iv. Inventarisai peran bantu sektor
v. Analisa hambatan dan masalah
vi. Pembagian peran dan tanggungjawab sektor
vii. Perumusan rencana kerja
viii. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
4) Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di kecamatan atau
tempat lain yang dianggap sesuai (Depkes RI, 2006).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan.
Ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu : lintas program dan
lintas sektor. Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar
yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas.
Menurut tahapan kegiatannya, lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan
dalam 2 (dua) tahap yaitu: lokakarya mini bulanan yang pertama dan lokakaraya mini
bulanan rutin. Sedangkan, lokakarya mini tribulanan dibagi menjadi dua tahap juga yaitu :
lokakarya mini tribulanan yang pertama dan lokakarya mini tribulanan rutin.
DAFTAR PUSTAKA
5 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas c. Upaya kesehatan penunjang Dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) pelaksanaan program kesehatan diwujudkan dalam bentuk upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) yang ditata sedemikian rupa agar saling
mendukung untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kep.Menkes No. 128/Menkes/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, pada hakekatnya reformasi puskesmas mengarah pada
pemantapan fungsi puskesmas dalam UKP dan UKM essensial, termasuk pengembanga programnya
sesuai dengan kemampuan dan kompetensi petugas puskesmas. 6 upaya wajib yang dilakukan
puskesmas adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkunga, KIA dan KB, perbaikan gizi masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan. Selain itu puskesmas juga
dapat melakukan upaya kesehatan pengembangan antara lain kesehatan sekolah, kesehatan
olahraga, kesehatan kerja, kesehatan gizi dan mulut, dan kesehatan jiwa. 4. Manajemen
Perencanaan Puskesmas Perencanaan adalah suatu proses sistematik untuk menentukan masalah,
memperhitungkan sampai berapa jauh masalah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipecahkan,
memformulasikan tujuan (goals) dan sasaran (objektives) yang realistik untuk mengurangi masalah
tersebut, memilih alternative, menetapkan strategi intervensi program, merinci program dalam
kegiatan, dan menilai hasil- hasil program yang dilaksanakan. Perencanaan adalah proses
penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. a. Pertama, rencana tahunan
upaya kesehatan wajib. b. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. Perencanaan
tingkat puskesmas adalah Suatu proses penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya 5
9 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas RUK disusun dalam bentuk matrik No Upaya kesehatan
Kegiatan tujuan sasaran target Indikator Keberhasilan Sbr biaya dana alat tenaga 1 Kia/KB 2
Pengobatan 3 Gizi 4 Kesling 5 P2M 6 Promkes Catatan Pelatih : lakukan identifikasi masalah yang
ada di puskesmas sdr?, kemudian buatlah cara memprioritaskan daftar masalah tersebut
menggunakan metode yang sdr pahami? Bilamana sudah memperoleh urutan prioritas masalah
lakukan analisa penyebab terjadinya masalah gunakan diagram tulang ikan untuk setiap masalah,
Akhirnya buatlah akternatif kegiatan yang paling mungkin dapat dilakukan di puskesmas sdr untuk
setiap program. 4. Tahap /langkah penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Bahan pertimbangan
utama dalam menyusun rencana pelaksanaan adalah pertimbangan kemampuan sumber daya yang
dimiliki puskesmas seperti tenaga, peralatan dan dana serta metode. a. mempelajari alokasi kegiatan
dan biaya yang disetujui b. membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK c. menyusun rancangan awal, rincian dan volum
kegiatan serta sumber daya pendukung menurut bulan lokasi dan pelaksanaan d. mengadakan
lokakarya mini tahunan e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks 9
10 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas no Upaya kesehatan kegiatan Tujuan target Vol Rincian
kegiatan pelaks Lokasi Tenaga pelaks plksana jadwal biaya 1 Kia /KB 2 Pengobatan 3 Gizi 4 P2M 5
Kesling 6 Promles Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pentahapan PTP meliputi. 4
langkah, yaitu : 1. Tahap persiapan 2. Tahap Analisis Masalah 3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan
kegiatan (RUK) 4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Sebagai gambaran
utuh maka pemahaman siklus pemecahan masalah dan pngambilan keputusan dapt diuraikan
sebagai berikut ini, yang merupakan prasyarat bagi peningkatan kemampuan pimpinan dan staf di
puskesmas : 10
11 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Di dalam pemecahan masalah terkandung suatu proses
Sistematika yang mempunyai urutan logis. Langkah- langkah dalam pemecahan masalah
selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut : Penetapan Masalah Prioritas Masalah
Kesenjangan Penilaian Analisa Penyebab Pemecahan Masalah Tujuan / Sasaran Pelaksanaan
Alternatif Pemecahan Rencana Pelaksanaan Pengambilan Keputusan Untuk lebih jelasnya tahapan
dan langkah- langkah pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut : I. PENGERTIAN
MASALAH Untuk mengetahui apakah itu masalah maka perlu diketahui mengenai pengertian
masalah yaitu adnya kesenjangan antara harapan / tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang
sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan merasa bertanggung jawab untuk
menanggulanginya. Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah ada 3 syarat yang harus
dipenuhi, yaitu : 1. Adanya kesenjangan 2. Adanya rasa tidak puas 3. Adanya rasa tanggung jawab
untuk menanggulangi masalah Didalam penetapan masalah harus diketahui keadaan yang diinginkan
berupa sesuatu yang ideal baik berupa Konsep, target, standar dan keadaan sebenarnya, dari hasil
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, pengukuran maupun angket. Hasil 11
12 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas dari dua keadaan tersebut selanjutnya dibandingkan
sehingga diketahui kesenjangannya. Contoh : Keadaan yang diinginkan (target Imunisasi) = 80 %
Keadaan yang sebenarnya (cakupan Imunisasi) = 60 % Kesenjangan = 80 % - 60 % = 20 %
(Besarnya Masalah) Selanjutnya untuk mengetahui rumusan masalahnya diperlukan konfirmasi
dengan menjawab pertanyaan 4w + 1 H 1. Apa masalahnya (What) Imunisasi 2. Siapa yang
bermasalah (Who) Petugas imunisasi 3. Dimana terjadinya masalah (Where) Puskesmas X 4. Kapan
terjadinya (When) Januari 2003 5. Berapa besar masalahnya 20 % Dari berbagai masalah yang
ditemukan tidak mungkin seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah.
Metode yang digunakan untuk penentuan prioritas masalah dapat menggunakan : CARL C :
Capability /Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/ peralatan) A : Accesibility/Kemudahan,
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan atau juklak. R : Readness /Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian / kemampuan dan motivasi L : Leverage/ Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas. 12
14 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Contoh matrik Analisa Penyebab Masalah Masalah ( out
put ) Stratifikasi Penyebab Masalah Proses Sumber daya Lingkungan Cakupan Imunisasi POA
imunisasi Tenaga kurang Adanya kepercayaan Campak 75% tidak ada yang keliru thd imunisasi III.
PEMECAHAN MASALAH Setelah kita mengetahui Penyebab Masalah, langkah selanjutnya berupa
Pemecahan Masalah. Tujuan Pemecahan Masalah ini adalah menghilangkan / mengurangi faktor-
faktor penyebab. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1. Pencapaian tujuan dan sasaran. 2. Mencari
alernatif Pemecahan Masalah. Langkah pertama Penetapan tujuan dan sasaran. Untuk penetapan
tujuan ini hendaknya melihat masalah apa yang akan ditanggulangi, dalam contoh masalah yang
akan ditanggulangi adalah masalah cakupan imunisasi yang masih rendah. Tujuan : Meningkatkan
cakupan imunisasi dari 60 % menjadi 80 % dalam waktu satu tahun di Puskesmas Bara api. Langkah
kedua : Penetapan sasaran Seperti diketahui untuk mencapai tujuan dapat dilakukan dengan
menanggulangi faktor Penyebab timbulnya masalah, untuk itu faktor penyebab tersebut merupakan
sasaran yang akan ditanggulangi Dari contoh di atas faktor penyebab masalah dilihat dari 3 faktor
yaitu : 1. Manajemenberupa Proses PI, P2 dan P3 2. Sumber daya yang meliputi sarana, tenaga dan
dana. 3. Lingkungan yang meliputi Fisik, Biologi, Sosek, Sosbud. 14
15 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Untuk menanggulangi masalah ini kita dapat melakukan
dengan pendekatan sistim yaitu dengan menggunakan sudut pandang upaya upaya aktif untuk
menyelesaikan masalah yang terdapat pada faktor penyebab. Dari faktor- faktor tersebut maka
sasaran yang akan diperbaiki adalah : A. Sasaran terdapat faktor manajemen (proses) : Menyusun
POA B. Sasaran terhadap faktor Sumber Daya : Mengusahakan tenaga C. Sasaran terhadap faktor
Lingkungan : meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi. Langkah ketiga
Pengembangan altematif cara/ langkah tindakan yang digunakan untuk mengatasi sasaran. Sasaran
Alternatif Kegiatan 1. Menyusun POA imunisasi - Konsultasi dengan Dinkes Tk. II - Mempelajari cara
menyusun POA - Penyusunan POA 2. Mengusahakan tenaga - Mengusulkan tenaga ke Dinkes Tk. II
- Mengangkat Tenaga Honorer - Efesiensi tenaga yang ada 3. Peningklatan pengetahuan -
Kerjasama dengan tokoh masyarakat - Kerjasama dengan lintas sektoral - Meningkatkan penyuluhan
terhadap masyarakat IV. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Setelah kita mengembangkan berbagai
altematif untuk pemecahan, maka kegiatan selanjutnya berupa penyaringan kegiatan dengan
menggunakan pertimbangan ( Syarat mutlak ). Persyaratan mutlak yang harus dipenuhi oleh
keputusan yang akan k ita h asilkan b iasanya m enyangkut d ua h al yaitu : output ( hasil ) input
( Sumber daya ) Langkah pertama 1. 2. Penyaringan kegiatan dengan kritera mutlak. Masukkan
kegiatan ke dalam kolom kegiatan kemudian disaring dengan kriteria 15
16 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas mutlak berikan nilai I apabila dapat dilaksanakan dan
nilai 0 apabila tidak dapat dilaksanakan. Penyaringan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka
Peningkatan cakupan imunisasi. Kriteria No Alternatif Kegiatan Hasil dpt Di dlm wkt 4 bln Biaya dpt
Ditanggung Puskesmas Teknologi yang dikuasai Hasil 1 Konsultasi Penyusunan POA dengan Dinkes
kab 1 1 1 1 2 Penyusunan POA bersama 1 1 1 1 3 Usulan tenaga ke pemda 1 1 1 1 4 Mengangkat
Tenaga Honor 0 1 1 0 5 Efisiensi tenaga yang ada 1 1 1 1 6 Kerjasama dengan tokoh Masyarakat 2 1
1 1 7 Kerjasama denga Lintas Sektoral 0 1 1 0 8 Meningkatkan Penyuluhan di masyarakat 1 1 1 1
Jika salah satu dari kegiatan tersebut tidak memenuhi persyaratan kriteria mutlak ( nilainya = 0) Maka
kegiatan tersebut langsung disingkirkan, sehingga untuk pengambilan keputusan di atas maka
kegiatan yang memenuhi kriteria mutlak adalah : Konsultasi Penyusunan POA dengan Dinkes kab
Penyusunan POA bersama di Puskesmas Mengusulkan tenaga jurim tambahan ke pemda Efisiensi
tenaga yang ada Kerja sama dengan tokoh Masyarakat Meningkatkan penyuluhan di Masyarakat.
Kriteria keinginan: Kriteria Yang dipergunakan untuk memilih keputusan yang paling tepat, terhadap,
altmatif yang telah lolos dari kriteria mutlak yang biasanya memuat persyaratan tehnis pelaksanaan.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 16
17 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Contoh : Biayanya murah. Mudah dilaksanakan oleh
staf Puskesmas Bersifat mendidik. Langkah kedua: 1. 2. 3. Memberikan bobot pada kriteria keinginan
1. Biayanya murah 2. Mudah dilaksanakan oleh Staf Puskesmas 3. Bersifat mendidik Langkah
ketiga : bobot 10 bobot 8 bobot 6 Penilaian Kegiatan dengan menggunakan kriteria keinginan
Alternatif Kriteria keinginan Kegiatan Biaya Mudah murah dilaksanakan mendidik ( 10 ) ( 8 ) ( 6 )
Konsultasi POA 5 x 10 6 x 8 7 x 6 140 Penyusunan POA 7 x 10 6 x 6 6 x 6 146 Mengusulkan tenaga
Efisiensi tenaga 7 x 10 6 x 8 6 x 8 136 Kerjasama dengan 6 x 10 4 x 8 5 x 6 122 Tokoh Masyarakat 5
x 10 5 x 8 6 x 6 126 Kerjasama LS 5 x 10 6 x 8 6 x 6 134 Bersifat Jumlah Dari hasil diatas maka
Keputusan yang diambil untuk kegiatan meningkatkan cakupan imunisasi adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyusunan POA di Puskesmas Konsultasi Penyusunan POA ke dinkes kab Mengusulkan Tenaga
Kerjasama dengan Lintas Sektoral Kerjasama dengan tokoh masyarakat Efisiensi tenaga 17
20 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas 3). Kendali Mutu Prinsip program kendali mutu adalah
kepatutan terhadap berbagai standart dan pedoman pelayanan serta etika profesi, yang memuaskan
pemakai jasa pelayanan yang telah dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. 4). Kendali Biaya
Penyelenggaraan kegiatan Puskesmas harus menerapkan program kendali biaya. Prinsip program
kendali biaya adalah kepatuhan terhadap rencana biaya yang telah ditetapkan sesuai penetapan
anggaran dan dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitas penggunaan anggaran dimaksud, Langkah
- Langkah a. Secara singkat langkah- langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan program
program di Puskesmas adalah sebagai berikut : b. Mengidentifikasi indikator tiap- tiap kegiatan.
Setiap kegiatan dalam program di Puskesmas mempunyai indikator masing- masing agar petugas
dapat dengan mudah melaksanakan program/kegiatan tersebut maka perlu lebih dahulu diidentifikasi
indikator dari program atau kegiatan itu. Indikator ini distetapkan sesuai standar pelayanan minimal di
masing masing puskesmas, Contohnya Pelayanan kesehatan ibu dan anak : a) Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 (95 %) b) Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetisi kebidanan (90 % ) c) Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk ( 100 % ) d) Cakupan
kunjungan neonatus ( 90 % ) e) Cakupan kunjungan bayi ( 90 % ) f) Cakupan bayi berat lahir rendah /
BBLR yang ditangani ( 100 % ) g) Menyusun target dari setiap indikator kegiatan c. Menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. 20
21 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Identifikasi Intervensi Yang Cost Effective Analysis
Pengertian Cost Effective Analysis ( CEA ) Cost artinya biaya; effective artinya tujuan tercapai. Untuk
dapat melihat apakah suatu biaya yang digunakan mencapai tujuan (efektif) Cost effective analysis,
maka salah satu cara yaitu membandingkan dengan analysis yang lain yang disebut Cost Beneft
Analysis ( CBA ). Secara singkat CBA berarti biaya dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Jadi dalam praktek analisis manfaat biaya (CBA) biasanya digunakan untuk pilihan proyek. Misalnyan
ada 3 proyek; Proyek A, B, dan C. Pilihan proyek jatuh kepada proyek yang nilai CBA nya paling baik.
CEA diarahkan untuk memilih alternatif penggunaan biaya. Contoh : Ada dana di Puskesmas sebesar
Rp.100.000,- /bulan yang diperuntukkan kegiatan perbaikan gizi. Dalam hal ini ada 2 alternatif
kegiatan, yaitu PMT Pemulihan dan PMT Penyuluhan. Kegiatan mana yang kita pilih? a. Dengan
dana Rp.100.000,- / bulan, maka jika kita memilih kegiatan PMT Pemulihan yang utama, hanya
mencakup 5 pasien atau kasus. b. Tetapi jika pilihan yang kedua diambil, yaitu PMT Penyuluhan,
mungkin akan menyelamatkan lebih dari 100 pasien atau kasus. Artinya jika kita harus memilih satu
jenis kegiatan diantara dua kegiatan, maka terpilih alternatif kegiatan PMT Penyuluhan. Penugasan
Peserta terbagi atas 5 kelompok, @ kelompok berjumlah 6 orang Berdasarkan data yang ada dalam
kasus dibawah ini lakukan analisa data sebagai bahan penyusunan rencana usulan kegiatan program
puskesmas. STUDI KASUS Sebuah puskesmas di daerah pedalaman kab A, kec X selama tahun
2012 kondisinya sebagai berikut : 1. Visi Puskesmas Menjadi puskesmas pilihan utama dalam
pelayanan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat. 2. Misi Puskesmas 1. Memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu 2. Mengolah sumber daya yang ada secara optimal 3.
Memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan diwilayah kerja dan sekitarnya 21
22 Modul Spesifik 6. Manajemen Puskesmas Karyawan sebanyak sebanyak 17 orang, terdiri atas 5
paramedis perawatan, 3 bidan, 1 kesehatan lingkungan, 1 gizi dan 7 pekarya, Anggaran puskesmas
berasal dari APBD kab serta Jamkesmas, ASKES serta BOK ( Bantuan Operasional Kegiatan) a.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas X adalah 29,98 km2 b. PembagianWilayah Wilayah kerja Puskesmas
X terdiri dari 5 desa dengan 27 dusun. Dengan Kondisi Geografis Daerah lereng 80% Daerah lembah
20% c. Transportasi dengan mobil dan perahu tradisional bermesin, Tidak semua desa atau balai
desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor roda empat. Angkutan umum yang tersedia
diantaranya: ojek, perahu tradisional. d. Komunikasi Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar
melalui HP dengan sinyal yang kurang bagus. Sarana kesehatan lingkungan berupa sumur gali, dan
sebagian besar dari perlindungan mata air terbuka (PMA ), Posyandu di dusun dusun berstrata
pratama dan madya, sedangkan yang purnama atau mandiri belum Situasi Puskesmas - Luas tanah :
897 m2 - Luas gedung : 350 m2 Terdapat ruang Apotek, laboratorium sederhana, Bp Gigi, RuangKIA
dan KB, BP Umum serta ruang pendaftaran dan ruang tunggu. Gudang farmasi - ada Polindes 2 buah
buka setiap senin, selasa dan kamis - Sarana Penunjang - Medis meliputi (Imunisasi Kit, Poliklinik set,
General equipment, Minor set, Alat laboratorium,dental set,partus set b. Non Medis - Mobil ambulan
ada 1 buah bisa dipakai, Motor dinas ada 5 buah, 1 tidak rusak berat. Jumlah penduduk 4025 jiwa,
sex rasio 1 : 8, Angka ketergantungan 39,36%, Kepercayaan penduduk sebagian besar beragama
kristiani, dan 5 % muslim, dan Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja didominasi lulusan SD
dan SMP hanya sebagian kecil tamat SMA, Sarana pendidikan TK 2 buah, SD 6 buah, SMP 1 b
Perilaku positif (mendorong pembangunan kesehatan) adalah Gotong royong dalam tenaga.
Kebiasaan warga mengadakan olah raga, dan berburu, memancing mengkonsumsi vegetarian
Sedangkan Perilaku masyarakat yang negatif (menghambat pembangunan kesehatan) antara lain
Kebiasaan BAB di sungai, kolam, kebun, selokan, dll, Letak kandang di dalam rumah, Kepercayaan
bahwa penyakit diakibatkan mahluq halus, Kebiasaan berobat ke dukun, Bayi umur satu bulan diberi
makanan pengganti selain ASI Sosial ekonomi, sebagian besar di biladang/ kebun sebagian yang lain
penggalian, Pola penyakit terbesar adalah Ispa, diare, Typus perut, PMS.GO Konjungtivitis dan
hipertensi, tahun 2012 masih dijumpai 22
Menunjukkan lagi