Oleh:
YOSEF NURSYAMSI
NPM 123507022
1
2
UN GOVERNABILITY STATE
Oleh
YOSEF NURSYAMSI
NPM 123507022
Tim penguji
Dosen Pembingbing I,
Dosen Penguji,
Mengetahui
NIP 196408181990021001
3
ilmiah yang dijamin keaslianya dan belum pernah diajukan oleh siapapun
dalam bentuk tulisan ilmiah. Skripsi ini bukan plagiat dari hasil karya orang
lain, Kecuali yang secara tertulis dijadikan referensi maupun dasar teori
di setiap kutipan yang dijadikan referensi atau teori dan di masukan dalam
daftar pustaka.
Yang menyatakan
Yosef Nursyamsi
NPM 123507022
4
ABSTRAK
terjadi tidak bersifat chek and balance, justru cenderung destruktif. Bahkan swasta
banyak mendominasi domain pemerintah dalam hal penyelenggaraan pelayanan
transportasi publik.
Kata kunci: governanability, kualitas pelayanan, public service, public policy, birokrasi,
terminal tipe-A
6
KATA PENGANTAR
dituturkan kepada Muhammad SAW, insan kamil yang dengan iqra Nya
kedua orang tua yang selalu memahami dan mendukung apa yang menjadi
pilihan penulis. Yang di setiap doa dan perjuangan Nya penulis dapat
merasakan dalam pilihan yang berbeda sekalipun tiada yang lebih tulus dari
dalam penelitian ini. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan takdzims penulis
berterima kasih kepada Bapak Ahmad Satori, S.IP,. M.SI. dan Bapak Subhan
1. Dr. H. Iis Marwan,. M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Siliwangi;
2. Ibu Fitriyani Yuliawati, S.IP,. M.Si selaku Dosen penguji sekaligus sebagai
Ketua Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Siliwangi;
3. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi
4. Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Bapak Epi
10. Seluruh keluarga besar penulis khusunya adik, Adi Taofik Hidayat yang
11. Dan kepada adinda Yuli Yulianti terima kasih telah menjadi tempat berbagi
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitu pula
dengan skripsi ini, Adalah harapan penulis kiranya penyusunan skripsi ini
dapat di koreksi dengan saran dan kritik yang membangun, demi perbaikan
Penulis
9
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
tidak hanya dimaknai sebagai kemenangan kaum Reformis atas rezim yang
sentralistik, lebih dari itu Reformasi harus dijadikan entry point dalam
dan lokal, baik itu pada fungsi dan sistem pemerintahan, kebijakan publik dan
12
governance).
diyakini memiliki hubungan yang resifrokal ataupun simetris. Pada satu sisi
Sedangkan pada sisi dan saat yang lain, kebijakan otonomi daerahlah yang
(good governance).
semulus yang diharapkan. Adanya tumpang tindih regulasi antara pusat dan
Wibawa (dalam Dwiyanto, 2014 : 77) pemerintah sebagai satu entitas yang
13
seakan tidak mengambil peran apapun bahkan kehilangan peran sama sekali.
civil society, dan swasta (pasar), ketiga unsur tersebut saling berinteraksi
yang dalam bidang tertentu bersaing dengan pihak swasta, tetapi dilain pihak
publik, karena pajak yang dibayarkan dan memiliki hak atas layanan dalam
ekonomi pada sektor jasa dan barang, masyarakat Kota Tasikmalaya tentunya
membutuhkan mobilisasi yang tinggi dari satu wilayah ke wilayah lainya baik
Tipe A dengan luas area 7, 2 Hektar ini menjadikan Terminal Tipe A Kota
akumulasi penumpang atau barang yang tinggi, dan berpotensi pada sektor
Tasikmalaya.
akumulasi penumpang yang naik dan turun di dalam area terminal terus
memerintah yang tegas dan jelas, mengenai tata laksana dan peran fungsi
1
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995 dimana luas area Terminal Tipe A
untuk di pulau Jawa dan Sumatera harus lebih dari 5 HA. Sementara luas area Terminal
Cilembang kurang dari 5 HA dan tidak memiliki area keberangkatan, kedatangan, dan ruang
tunggu yang sesuai standar. Dan sedang menjadi bagian dari sengketa aset Kota Tasikmalaya dan
Kabupaten Tasikmalaya.
15
Terminal Tipe A yang optimal dan sesuai peruntukanya. Akan tetapi regulasi
2
dan petunjuk pelaksanaan dan teknis mengenai keberadaan dan peran fungsi
Terminal Tipe A hanya bersifat semantic dan tidak lagi memiliki kekuatan
hukum yang memaksa dan mengikat masyarakat dan perusahaan otobus (PO)
publik.
sebagai tempat akumulasi penumpang dan barang menjadi faktor utama yang
terminal. Seperti tutupnya kantin atau kios-kios souvenir dan makanan di area
2
Regulasi mengenai terminal diantaranya adalah, Perda Kota Tasikmalaya Nomor 10 Tahun 2003,
Perwalkot Kota Tasikmalaya Nomor 9 Tahun 2007, Perda Kota Tasikmalaya Nomor, yang ganti
oleh Perda Kota Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2015, Ketentuan menteri Perhubungan Darat
Nomor 35 Tahun 2003, dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 132
Tahun 2015. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
16
lainya adalah berkurangnya retribusi dari jasa toilet umum dan jasa parkiran
dan semakin hilangya fungsi integrasi Terminal Tipe A dan sub terminal elf
sektor ekonomi non formal (kuli panggul, penjual asongan, jasa kondektur).
bagi penumpang. Hal ini dapat dilihat dari terbengkalainya fasilitas parkir
yang tidak terawat sehingga pengguna jasa parkiran hanya sedikit bahkan
hanya di pakai oleh petugas terminal dan pedagang di area terminal, hal
ramp cek, bengkel, tempat cuci dan BBM bagi oprasional bus) sudah jarang
beroperasi.
banyak naik dan turun di luar area terminal, bahkan armada bus yang menuju
17
tidak masuk ke dalam area terminal dan berhenti di pool untuk menurunkan
pada bentuk bad governance. Dimana pihak swasta atau pengusaha memiliki
serta fungsi pemerintah terus mengalami pembiasan dari tata kelola good
governance.
otobus yang beralih fungsi sebagai tempat agen kontrol dan tempat transit
Tasikmalaya. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung telah meletakan
regulator dan fasilitator penyedia jasa pada sistem transportasi publik harus
Kota Kota Tasikmalaya Nomor 9 Tahun 2007 tentang fasilitas umum dan
fungsi terminal, dimana kegiatan naik dan turun penumpang hanya dilakukan
di dalam area terminal sehingga tidak akan terjadi exoduce penumpang dari
3
hanya untuk menyimpan, merawat dan mengelola kendaraan bukan untuk menaikkan atau
menurunkan penumpang. Selain itu tidak diperkenankan ada jalur pemberangkatan dari pool
karena dalam rekomendasi tersebut jalur pemberangkatan hanya boleh dari terminal .
19
2014 tentang pembagian kewenangan lintas sektoral antara pusat dan daerah
yang optimal. Dan terjadinya pembiasan dari tata kelola memerintah yang
baik (good governance) bahkan mengarah pada praktek bad governance baik
itu dari regulasi yang tumpang tindih antara pusat dan daerah, kuatnya
Dari fakta yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas. Maka
regulasi ?
Locus dan waktu penelitian ini, penulis batasi dari tahun peresmian
21
Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya yaitu tahun 2007 sampai akhir tahun
Tahun 2014 tentang pembagian wewenang lintas sektoral dan wilayah yang
angkutan jalan. Dimana hal-hal yang terkait dengan fungsi teknis dan
sarana, prasarana, dan dokumen di ambil alih dan diserah terimakan dari
2016.
1) Manfaat teoritis
khasanah keilmuan dan data-data ilmiah yang relevan dengan realitas dan
2) Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan negara dan sektor non
dan pengelolaan yang serius dalam proses tata pemerintahan yang baik. Dan
tidak hanya negara yang bermain, tetapi juga pihak swasta (pasar) dalam
non-pemerintahan.
24
pemerintah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan
adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu institusi dari
private sector (sektor swasta dan dunia usaha), society (masyarakat) yang
society berperan positif dalam interkasi sosial, ekonomi dan politik (Ali,
2012: 61)
kemitraan dan komunikasi yang baik antara ketiga aktor tersebut (Rosidi,
2013: 11-12)
ketiga unsur di atas memiliki jaringan dan interkasi yang setara dan sinergi.
Interaksi seperti itu baru dapat berkembang bila ada kepercayaan (trust),
Transparansi, partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan pasti (Rosidi, 2013:
10).
berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisein dalam melakukan
mekanisme politik serta administrasi berfungsi secara efektif dan efisien. (Ali,
2012: 62)
yaitu :
publik.
lokal merupakan aktor-aktor yang memiliki posisi dan peran yang saling
agar siap dan mampu menjadi katalisator bagi institusi lainya untuk
menurut Ali dan Alam (2012: 64) domain state menjadi domain yang
devolution of power, dll) ekonomi (equity, poverty, quality of life dll) dan
rakyat menyetujuinya dan secara sosial rakyat loyal, seta secara ekonomi
suara, aspirasi, tuntutan dari rakyatnya. Jika keduanya gagal maka akan
dalam masyarakat.
pelayanan publik (public service) menjadi titik strategis dan di yakini dapat
pelayanan publik.
ranah ini.
sebaliknya.
arti: sebagai jasa (komoditi dalam arti luas) dan sebagai seni (cara). Komoditi
dalam arti luas meliputi komoditi yang dijual (layanan publik dengan tarif
belikan (layanan civil, layanan no price). Sebagai seni, layanan itu terbentuk
atau pelayanan sesuai dengan kondisi orang, mahluk, atau lingkungan yang
dilayani.
oleh orang yang melayani atau yang dilayani, bergantung pada kemampuan
penerima pelayanan publik adalah individu atau kelompok orang dan badan
hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik
atau pelayanan umum, dapat dibedakan menjadi dua (Mukarom, 2016: 93)
yaitu:
memanfaatkanya.
Tabel 2.1
33
(new public management) dan akhirnya menuju model pelayanan publik baru
(new public service). Konsep pelayanan publik baru pada dasarnya memiliki
Tabel.2.2
Kepentingan publik
Kepentingan Kepentingan
Konsep adalah sesuatu yang
publik mewakili publik adalah
didefinisikan secara
kepentingan agregasi dari hasil dan
politis dan yang
publik kepentingan dialog
tercantum dalam
individu berbagai nilai
aturan
Kepada
siapa
birokrasi Klien (client) dan Pelanggan Warga negara
publik harus pemilih (coustumer) (citizen)
bertanggung
jawab
Menegosiasikan
dan
mengelaborasi
Peran Mengarahkan berbagai
Pengayuh (rowling)
pemerintah (steering) kepentingan
warga negara
dan kelompok
komunitas
Multi aspek:
akuntabel
pada hukum,
Kehendak pasar nilai,
Menurut hirarki yang merupakan komunitas,
Akuntabilitas
administrative hasil keinginan norma
pelanggan politik,standar
professional,
kepentingan
warga negara
sumber: Daiadopsi dari Denhardt dan Denhardt dalam Subarsono, 2014: 139
yang baik akan menghasilkan kualitas pelayanan publik yang baik pula. Suatu
sistem yang baik memiliki dan menerapkan prosedur pelayanan yang jelas
diketahui.
strategi pelayanan
SDM
sistem
costumer
ditetapkan.
sebagai berikut:
providers
pelanggan
kenyamanan.
dikerjakan oleh banyak orang. Dengan demikian tujuan birokrasi adalah agar
menjadi tiga, yaitu birokrasi yang memiliki tugas pokok dan fungsinya
yang berlaku. Pembedaan tugas pokok dan fungsi tersebut seringkali tidak
pemerintah sering menjalankan lebih dari satu tugas pokok dan fungsi.
Pembedaan tugas pokok dan fungsi birokrasi sangat penting untuk dilakukan
Dari tugas pokok dan fungsi birokrasi diatas, maka pada dasarnya
birokrasi tidak bisa dipisahkan dari kebijakan publik. Menurut Thoha (2008:
birokrasi.
Policy sendiri menurut Thoha (2008: 106) dalam arti yang luas
merupakan praktika sosial, dan bukan event yang tunggal dan terisolir,
suatu peristiwa yang ditimbulkan baik oleh untuk mendamaikan claim dari
pihak-pihak yang berkonflik atau untuk incentive bagi tindakan bersama bagi
tidak rasional.
Rose ( Dunn dalam Ali, 2012: 13) menyarankan bahwa suatu kebijakan
dianggap sebagai rangakian yang panjang dari kegiatan yang lebih kurang
saling berhubungan dan berakibat untuk sesuatu yang perlu diperhatikan dari
sekedar sebagai suatu keputusan tertentu. Definisi ini menurut Ali (2012)
memperkuat bahwa kebijakan adalah arah dan pola dari kegiatan dan bukan
Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015). Dan lebih tegasnya pada
40
klasifikasi atau tipe, yaitu Terminal Tipe A, Terminal Tipe B, Dan Terminal
adalah melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/
atau angkutan antar kota antar provinsi yang dipadukan dengan pelayanan
antar kota dalam provinsi angkutan perkotaan dan/ atau angkutan pedesaan.
a) Keamanan
b) Pemeliharaan
c) Manajemen
d) Aksesbilitas
e) Sistem keterhubungan
f) realibilitas
memiliki fokus dan kajian hampir sama dengan yang akan diteliti. Penelitian
Indragiri Hilir.
42
puas, dan 65,31% kru angkutan merasa puas dengan kinerja atau pelayanan di
terminal.
Tasikmalaya dan indicator yang digunakan penulis lebih pada fungsi dan
dalam menjalankan fungsi atau tata kelola memerintah baik secara politik
(equity, poverty, quality of life dll) dan administrasi (sistem dan implementasi
44
dari masyarakat.
Fungsi pemerintah sendiri menurut Rasyid (1997: 48) terdiri dari tiga
pemerintahan.
vital dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Fungsi service dan regulasi
Tipe A faktanya tidak sesuai yang di targetkan dalam regulasi dan banyak
seperti, adanya tumpang tindih regulasi antara pusat dan daerah, lokasi
45
terminal yang jauh dari pusat kota dan kurang terintegrasinya angkutan
di malam hari bahkan terminal nampak tidak beroperasi pada jam malam.
dan hadirnya pool perusahaan otobus yang menjadi pilihan utama para
basis pelayanan transportasi publik khusunya dari dimensi fungsi service dan
regulasi.
BAB III
pendekatan studi kasus yaitu, menurut K. Yin (2011) suatu penelitian yang
dimana kebijakan dari institusi publik dan negara dianggap sebagai salah satu
transportasi di dalam area Terminal Tipe A dan sub terminal elf Indihiang,
pool budiman dan primajasa, serta lokasi yang sering dijadikan terminal
bayangan.
jasa transportasi.
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. Teknik ini meliputi sampling
2) Studi Dokumentasi
rapat. Dan dokumen ekternal yaitu: surat kabar, proposal dan laporan
Observasi yang tidak disiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di
observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang
1) Informan
2) Dokumentasi
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yaitu:
1) Data Primer
Data primer ini dapat berasal dari sumber data terutama informan.
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari telaah dan kajian terhadap sumber data
data primer.
53
54
2011: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu; data reduction, data display, dan
Data reduction
Data collection
Data dsplay
Conclucion: drawing/veryfing
55
pertama dan utama dalam menggali informasi, data dan hal yang berkaitan
3) Penyajian Data
Dalam hal ini Milles dan Hubermas (1984) menyatakan yang paling
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikankan data, maka akan
2012: 249).
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal, atau
interaktif, hipotesisi, atau teori. Data display bila telah didukung oleh
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
2011: 330).
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
58
pemerintahan.
berkaitan.
berkaitan.
pada aspek biaya, waktu, dan tenaga sehingga tidak memungkinkan semua
BAB IV
PEMBAHASAN
4
Sumber data diambil dari Kota Tasikmalaya dalam angka Tahun 2015. Tersedia di
www.Tasikmalayakota.bps.go.id diakses tanggal 15 Desember 2016 pukul 15.10 WIB.
61
atau daerah di Priangan Timur. Kedudukan atau lokasi Kota Tasikmalaya dari
Ibu Kota Provinsi jawa barat atau Bandung sekitar 105 KM dan jarak menuju
Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya pada tahun 2014 mencapai 654.799 jiwa,
324.973 jiwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Sehingga sex ratio
penduduk Kota Tasikmalaya adalah 101,49 artinya dari 100 jiwa penduduk
Tabel 4.1
Tasikmalaya
Tasikmalaya
wilayah Provinsi Jawa Barat. Semenjak berdiri pada tahun 2001 telah terjadi
wilayah.
Pada tahun 2001, luas wilayah Kota Tasikmalaya yang telah disahkan dalam
Pada tahun 2003 telah terjadi perubahan status pada 54 desa menjadi
Status Perubahan Desa Menjadi Kelurahan. Dan pada tahun 2008 telah
sebanyak 69 yang terbagi menjadi 800 Rukun Warga (RW) dan 3354 Rukun
Tetangga (RT).
Tabel 4.2.
Nama Ibu Kota Kecamatan, Banyaknya Kelurahan, RW dan RT di Kota
Tasikmalaya
Dalam Negeri Republik Indonesia Tahun 2010 tentang Batas Daerah Kota
Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat adalah seluas 183,85 KM2. Dan hal tersebut
telah ditetapkan dalam Perda Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012 tentang
5
Diolah dari buku pedoman tentang panduan lalu lintas dan angkutan jalan di Kota Tasikmalaya
halaman 16 22.
65
yang berada di daerah Priangan Timur. Terminal ini berada di wilayah lingkar
Secara aspek legalitas Terminal Tipe A Indihiang ini mengacu pada beberapa
digunakan.
f) Dokumen analisis dampak lalu lintas yang disusun oleh PT. Trie
yang dapat dikategorikan pada dua fasilitas, yaitu fasilitas utama terminal dan
meter.
c) Area bus lintasan, dengan luas jalur kedatangan sekitar 1116 m2,
meter.
atau parkir bus sekitar 43 SRP dan luas jalur istirahat sekitar
67
11,820 m2.
a) Toilet atau MCK umum yang terdiri dari 14 unit toilet berlokasi di
c) Gerai, resto dan kios dengan rincian 12 unit resto/ kios dan 9 unit
f) Ruang kesehatan.
6
Kondisi terminal beberapa tahun setelah peresmian banyak mengalami
6
Menurut staf UPTD Terminal Indihiang dan mayoritas pedagang, dan sopir, terminal mengalami
68
pemerintah pusat.
lagi beroperasi tersebut hampir terjadi disebagian besar fasilitas terminal baik
terminal utama dan terminal Angkot. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
Tabel 4.3
penurunan akmulasi penumpang (sepi) kurang lebih dua tahun setelah terminal resmi beroperasi.
69
Karakteristik informan
di terminal, yaitu
70
Terminal dalam hal ini dimaksudkan sebagai lokasi yang berfungsi sebagai
tempat terjadinya list (titik simpul pertemuan), akumulasi intra dan antar
armada atau moda transportasi yang terintegrasi satu dengan yang lainnya,
sesuai trayek dan lintasan yang telah ditetapkan. Sebagai pangkalan, terminal
operator moda transportasi. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas utama dan
B. Regulasi
ketepatan waktu, jadwal keberangkatan, informasi, tarif serta proses naik atau
penumpang yang datang dan berangkat atau yang naik dan turun di dalam
area terminal. Dan untuk menciptakan hal tersebut dibutuhkan dua aspek
utama. Pertama aspek tangibles yaitu kondisi terminal dari perspektif fisik,
fasilitas, peralatan dan pegawai yang optimal. Kedua aspek intangibles (tak
prima dan bersifat reliability sesuai dengan regulasi dan pelayanan yang telah
dijanjikan.
Moda transportasi atau angkutan umum merupakan salah satu objek vital
wilayah lainnya sesuai dengan tujuan dan trayek yang telah ditentukan. Untuk
dibutuhkan prasarana berupa terminal yang optimal dan prima. Baik dari segi
otobus.
hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, bergantung
masyarakat berupa penggunaan fasilitas umum, baik jasa, maupun non jasa
pelayanan publik adalah individu atau kelompok orang dan atau badan hukum
pengusaha dan bagi pemerintah sendiri, semua itu harus diselenggarakan atau
swasta.
dan pool perusahaan otobus secara perlahan telah mengurangi fungsi terminal
indikator dan kualitas suatu pelayanan yang di ambil dari gabungan teori yang
sebaliknya.
Sebagai sebuah sistem yang memiliki orientasi pada hasil dan substansi atau
pelayanan yang jelas, pasti dan memiliki mekanisme kontrol di dalam dirinya
Lebih jelasnya interaksi antar aspek dalam pelayanan publik dapat di lihat
terdiri dari tiga unsur, seperti nampak pada gambar 4.1 di atas yaitu:
A. Sistem pelayanan
daya yang ada, baik fasilitas fisik maupun pegawai. Prosedur atau regulasi
tersebut harus jelas dan pasti sehingga akan memberikan kemudahan bagi
76
ayat 1 butir b bahwa kendaraan angkutan AKAP dan AKDP serta angkutan
perbatasan dengan jenis bus sedang dan besar untuk memperlancar arus lalu
lintas masuk dan keluar kendaraan di dalam terminal, di atur sebagai berikut:
telah ditetapkan,
standar yang ditentukan. Dimana armada bus yang masuk ke dalam terminal
pool).
Begitu pula dengan proses kedatangan armada bus dari arah barat Kota
bahwa alasan utama naik di pool (tidak naik di terminal) diantaranya adalah
sangat susah terlebih bila hari libur panjang, bus hanya lewat karena telah
bahwa selama ini proses keberangkatan armada bus telah sesuai kartu
7
Salah satu penumpang yang naik di pool Budiman tujuan Kampung Rambutan, Jakarta
wawancara di lakukan tanggal 5 Januari 2017 pukul 20.00 WIB
8
Informasi tersebut didapatkan dari Jeni sekertaris/ kepala tata usaha UPTD Terminal Indihiang
9
Kasubag Umum PO. Primajasa wawancara dilakukan di Kantor Perwakilan Primajasa Kota
Tasikmalaya tanggal 31 Januari 2017 pukul 10. 27 WIB
78
pool) lebih karena tidak ada jaminan keamanan, kenyamanan, dan jarak
sistem pelayanan di dalam terminal itu sendiri. Tidak adanya prosedur yang
jelas dan pasti mengenai manajemen dan regulasi aktivitas atau fungsi
lamanya waktu ngejam ngetem bus kecil dan sedang AKDP, dan
penumpang yang naik dan turun lebih banyak terjadi di pool-pool perusahaan
B. Strategi pelayanan
strategis dan jauh dari pusat kota. Lokasi yang jauh tersebut tidak di tunjang
dengan sarana atau akses transportasi menuju terminal, terlebih dari segi
ATM centre, menyebabkan masyarakat lebih memilih naik dan turun di pool
dibandingkan di terminal.
disimpulkan bahwa alasan utama naik di pool (tidak naik di terminal), karena
selain lokasi terminal yang jauh juga dikarenakan akses Angkot dari
pada jam malam akses Angkot menuju terminal sangat sulit ditemukan karena
Angkot 08 pada malam hari hanya sampai di pool Budiman. Terlebih trayek
disimpulkan bahwa selain lokasi terminal yang jauh, sulitnya akses menuju
10
Diolah dari hasil wawancara dengan Asep Sutarman Sekertaris DPC ORGANDA Kota
Tasikmalaya, sekaligus pengelola dan pemilik perusahaan otobus TKM. Wawancara dilakukan
tanggal 21 Desember 2016 di kantor ORGANDA Kota Tasikmalaya.
80
keagenan atau kantor yang dapat menampung dan menaikan atau menurunkan
penumpang (pool-seatle) yang dari segi fasilitas lebih nyaman, aman dan
ekonomis.
yang menuju terminal sangat jarang dibandingkan yang lewat ke pool. Faktor
lainnya adalah sikap tidak disiplin penumpang dan pengemudi yang naik atau
tersedianya ATM center di area terminal, dan letak terminal yang jauh dari
pusat kota dibandingkan pool. Di tambah banyaknya list atau pertemuan antar
menjadi tempat naik atau turun bus AKAP/AKDP dibandingkan harus naik
sumber daya manusia atau personel terbagi atas personel yang berinteraksi
lainnya.
dalam terminal. Hal tersebut sesuai dengan keluhan yang diutarakan oleh
11
Lastri yang secara singkat dapat disimpulkan bahwa segi kenyamanan dan
AKDP.
11
Penumpang asal Cikalong tujuan Ciciaheum Bandung, wawancara di lakukan tanggal 4 Januari
2017
82
Hal serupa juga diungkapkan oleh Nana, yang dapat disimpulkan bahwa
alasan naik di pool (tidak naik di terminal) adalah karena tidak adanya
kondisi terminal gelap dan sepi dari aktivitas penumpang kecuali sopir dan
kondektur.
12
Setelah di konfirmasi kepada pihak UPTD kondisi terminal yang kurang
hal tersebut pihak UPTD sering mendatangkan petugas kebersihan dari pihak
terdiri dari 34 PNS dan 14 non PNS. Jumlah tersebut menurutnya masih
minim karena personel terminal harus kerja dua shift, siang dan malam.
saat ini menurutnya belum ada penambahan personil untuk keamanan dan
kebersihan.
pelayanan dari segi Sumber Daya Manusia atau personel masih belum
12
Informasi didapatkan dari Jeni sekertaris/ kepala tata usaha UPTD Terminal Indihiang
83
pada kondisi dan situasi terminal yang tidak terawat, terbengkalai, kumuh dan
Menurut Ndraha (2005) layanan sebagai out put pelayanan mengandung dua
arti, yaitu sebagai jasa (komoditi) dan sebagai seni (cara). Terminal Indihiang
kantor perwakilan bus, loket penjualan tiket, area parkir bus, dan tidak
terawatnya area parkir umum, ruang kesehatan, ruang informasi dan fasilitas
lainnya. Hal berbeda terlihat pada beberapa fasilitas penunjang seperti toilet
umum, kondisi yang cukup bersih dan nyaman tersebut terjadi karena toilet
terminal, sejumlah orang atau barang yang akan melakukan perpindahan atau
mobilisasi dari satu wilayah ke wilayah tujuan lainnya secara efektif dan
ekonomis akan dikumpulkan pada satu simpul yang terintegrasi antar atau
fungsi terminal masih jauh dari yang diharapkan, tidak terintegrasinya moda
transportasi di dalam area terminal terutama bus AKDP, elf dan Angkot yang
terminal.
(dalam Mukarom, 2016: 54) setidaknya ada lima indikator yang digunakan
4.5.1.1 Tangibles
dapat dilihat dan dicermati oleh panca indra, terutama dari fasilitas fisik,
peralatan, pegawai, sarana informasi dan fasilitas lainnya yang dimiliki oleh
fasilitas-fasilitas fisik yang dimiliki oleh terminal sangat tidak terawat dan
maupun fasilitas penunjang di area terminal utama dan terminal elf atau
85
Angkot telah berhenti beroperasi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
Tabel 4.4
13
Kondisi Fasilitas Terminal Terakhir
Utama
a. Toilet 3 2
b. Kios 5 3
c. Grai terbuka 4 4
e. Restaurant 1 -
Koridor AKDP/AKAP
a. Toilet 1 1
13
Observasi di lakukan tanggal 12 Desember 2016
86
b. Mushola 1 1
c. Kojengkang/ etalase
a. Toilet 3 -
b. Mushola 1 -
c. Kios 7 2
d. Grai terbuka 5 3
a. Ruko 2 1
D. Area Endapan
E. Area Endapan
a. Perwakilan PO (pemesanan 9 2
tiket)
b. Bengkel 3 -
c. Pencucian 1 1
D. Ruang Kesehatan 1 -
E. Area Smoking 1 -
G. Ruang Interograsi 1 -
a. Front office
1 -
J. KantorPenunjang UPTD 1 -
L. Menara Pengumuman 1 -
a. Kios 33 11
b. Grai koridor/terowongan 0 -
c. Toilet 2 lokasi 2
88
Dari tabel di atas nampak bahwa sebagian besar fasilitas di dalam terminal
secara fungsi pelayanan, informasi dan pengawasan menjadi hal utama dan
area exit terminal dan area parkir kendaraan umum (bus), hal tersebut
14
menurut pengelola terminal terjadi karena kurangnnya jumlah
14
Keterangan tersebut di dapatkan dari Jeni staff UPTD Terminal Indihiang bagian sekertaris/
kepala tata usaha.
89
15
Setelah dikonfirmasikan kepada pihak pengelola terminal . Hal tersebut
personel kebersihan, yang hanya berjumlah dua orang dan tidak stand bye
berwujud, khususnya dari segi fasilitas di dalam area terminal, terminal masih
jauh dari standar kelayakan. Terutama bila mengacu pada Peraturan Menteri
fasilitas utama dan penunjang terminal yang belum terpetakan baik di zona
bertiket, zona belum bertiket, zona pengendapan dan zona perpindahan. Hal
16
tersebut sangat dipengaruhi oleh alokasi anggaran yang minim . Dengan
15
Ibid,
16
Informasi ini didapat dari Tanya jawab dengan felix staf Kementerian Perhubungan Darat
bidang penelitian dan pengembangan sekaligus dosen STTD disela kunjungannya dalam sidak ke
pool dan kesiapan Terminal Indihiang untuk dikelola oleh pemerintah pusat, menurutnya fasilitas
terminal yang terbengkalai dikarenakan minimnya alokasi dana dari APBD Kota Tasikmalaya.
yang hanya berkisar Rp.100 juta. Tanya jawab dilakukan pada tanggal 21 Desember 2016
90
Jumlah personel sendiri adalah 34 PNS dan 14 non PNS, yang terbagi atas
dengan jumlah personel yang ada sekarang harus di bagi dua shift jaga atau
piket kerja siang dan malam. Sehingga masih banyak posisi pekerjaan yang
belum terisi dan harus diperbantukan dari SKPD atau alternatif lainnya.
4.5.1.2 Reliability
cepat dan akurat. Dengan kata lain reliabilitas merupakan suatu aspek
baik itu berupa aspirasi, tuntutan dan hal-hal lainnya yang telah dijanjikan
oleh pemerintah.
17
Wawancara dilakukan dengan A. Imron staf kepegawaian UPTD Terminal Indihiang
91
ditentukan.
akan tetapi lokasi tersebut menurut sebagian orang kurang strategis karena
19
Hal tersebut senada dengan tanggapan dari Asep Sutarman yang
kurang strategis. Selain letak terminal yang berada di ujung kota dan jauh dari
pusat kota, juga karena kurangnya akses angkutan perkotaan yang menuju
otobus, yang dipandang dari fasilitas, lokasi, akses dan jadwal lebih
18
Lihat Perda Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Tasikmalaya tahun
2011-2031 pasal 18 ayat 2 butir a dimana pengembangan angkutan penumpang di lakukan melalui
optimalisasi Terminal Tipe A Indihiang di kelurahan sukamaju kidul.
19
Sekertaris DPC ORGANDA Kota Tasikmalaya, sekaligus pengelola dan pemilik perusahaan
otobus TKM. Wawancara dilakukan tanggal 21 Desember 2016 di kantor ORGANDA Kota
Tasikmalaya.
92
Angkot 06,018, 010, 05, 08, 015 dan glebeg. Itu pun sangat terbatas pada
jumlah armada dan jam oprasional yang hanya sampai jam 18.00 kecuali
yang menuju pool, dan dari Angkot-Angkot tersebut yang secara rutin masuk
terminal hanya Angkot 06 dan glebeg, sementara yang lainnya jarang lewat
kedepan terminal .
Adanya list atau pertemuan antara Angkot dan bus AKDP/AKAP, khususnya
20
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Rani
yang dapat disimpulkan bahwa alasannya naik bus di Rancabango (tidak naik
010, maupun bus (AKDP kecil Cineam) terlebih jaraknya yang lebih dekat
20
Penumpang asal Gobras, Tamansari tujuan Bekasi yang naik di Rancabango. Wawancara
dilakukan tanggal 8 Januari 2017.
93
21
Permasalahan aksesbilitas menurut Iwan sudah lama menjadi permasalahan
secara akses lebih mudah dan murah. Beralihnya pilihan penumpang dari
dilihat dari peningkatan jumlah armada bus Karunia Bakti yang tadinya hanya
membuka akses dari belakang terminal yang disiapkan untuk trayek angkutan
21
Selaku KDPO Doa Ibu Wawancara dilakukan tanggal 13 Januari 2017 bertempat di pool atau
kantor PO.Doa Ibu.
22
Lihat
https://www.radartasikmalaya.com/prev/index.php/kota-tasik/2015/optimalisasi-terminal-jalan-di-t
empat.html diakses tanggal 10 Januari pukul 09.16 WIB
94
Indihiang. Akan tetapi sampai sekarang setelah akses jalan Mangin sudah
siap, kondisi dan aktivitas di dalam terminal masih sepi penumpang dan
Angkot pun yang masuk ke dalam terminal baru Angkot 06 dan glebeg,
Masih dalam aspek aksesbilitas, pintu masuk terminal yang letaknya jauh dari
23
Hal tersebut sesuai dengan pengakuan Surya yang dari pengakuannya dapat
jalan raya, dan lebih memilih menunggu bus di depan terminal daripada harus
23
Penumpang asal bungursari tujuan cikarang, berprofesi sebagai pedagang (tukang kredit)
wawancara dilakukan tanggal 29 Januari 2017
95
24
Hal serupa juga di ungkapkan Jeje yang dari pernyataannya dapat
terminal) karena bus yang ditumpanginya tidak masuk ke dalam terminal, dan
lebih cepat menunggu bus (bus kecil AKDP jurusan Cineam) di depan
terminal karena bus yang baru keluar dari terminal selalu ngetem lagi di
depan terminal. Biasanya dia lebih memilih naik di Rancabango karena bus
Indikator reliabilitas lainnya adalah sistem integrasi antar atau intra moda
pertama sistem integrasi antar atau intra moda transportasi baru akan terjadi
antara bus kecil dan transportasi lainnya yang berasal dari daerah selatan
Integrasi ini terjadi karena armada bus dari wilayah selatan tasikmalaya selalu
24
Penumpang asal Jakarta tujuan Manonjaya yang naik bus di depan terminal, wawancara di
lakukan tanggal 29 Januari 2017
25
Berdasarkan observasi yang dilakukan di terminal saat arus balik libur panjang tanggal 2-4
Januari rata-rata penumpang yang terakumulasi di terminal adalah penumpang yang turun dari bus
wilayah selatan Tasikmalaya, seperti Salopa, Cikatomas, Cikalong, dan Karangnunggal, Cipatujah,
Ciheras
26
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Asep Sutarman bahwa mobilisasi penumpang di
96
Kedua sistem integrasi antar moda transportasi sulit terjadi bahkan tidak akan
dari arah barat dengan moda transportasi seperti elf, bus kecil dan bus sedang
tujuan timur dan selatan Tasikmalaya dikarenakan sebagian besar armada bus
penumpang. Sehingga angkutan elf dan bus kecil lebih memilih ngetem dan
27
menaikan penumpang di luar terminal . Hal tersebut mengakibatkan tidak
dari pool.
atau istirahat kendaraan dan awak kendaraan, yang menunggu jadwal untuk
terminal tidak dapat memilih kursi secara leluasa karena telah terisi di pool,
29
Hal tersebut secara nyata dirasakan oleh Lastri yang dari pengakuannya
Bandung selama hampir 3 Jam lebih (dari jam 10.00-13.43), akan tetapi
bus-bus tersebut selalu penuh dan hanya lewat kedalam terminal tanpa
penumpang dari pool). Menurutnya hal tersebut sering terjadi ketika libur
pool karena bus Dirgahayu selalu masuk ke terminal. Dan merasa ribet
apabila naik di pool karena harus naik Angkot lagi yang rutenya mengelilingi
29
Penumpang asal Cikalong tujuan Cicaheum Bandung, wawancara dilakukan tanggal 4 Januari
2017
98
sistem transportasi yang menjadi titik simpul jaringan transportasi, baik untuk
4.5.1.3 Responsivinees
layanan tentang tarif, rute, peta, rambu dan jam opersional terminal.
sangat diragukan karena bersifat duga-duga atau perkiraan bukan dari kartu
gunakan dua kali yaitu informasi panggilan terhadap personel terminal dan
berita duka calo terminal. Dari kasus tersebut dapat di ambil kesimpulan
bahwa fasilitas pengeras suara (speaker) masih baik dan dapat digunakan
Papan informasi dan pengumuman tentang tarif, trayek dan rute bus sama
sekali tidak terdapat di dalam area terminal, selain itu peta lokasi dan area
terminal juga tidak terletak di posisi yang strategis, justru di letakan di lantai
menunggu selama tiga jam lebih dari pukul 13. 00 Sampai jam 16. 20 WIB.
Dan dia juga mengeluhkan informasi yang didapatkan dari pedagang karena
kurang akurat yang menyatakan bus tersebut biasanya berangkat jam 4 sore
30
Penumpang asal Tangerang sebagai mahasiswa UIN Syarief Hidayatulloh, Tangerang yang
liburan ke Kota Tasikmalaya, wawancara dilakukan di terminal tanggal 18 Desember 2016
101
beroperasi sampai jam 17.00 WIB. Dan bus kecil AKDP asal Tasik selatan
dengan tujuan akhir Terminal Indihiang sampai jam 19.40 WIB masih ada
beroperasi sampai jam 23.00 WIB meskipun sebagian besar bus hanya
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, dirinya sudah terbiasa naik bus di
dalam terminal pada waktu malam hari. Hal ini dikarenakan armada bus yang
menuju Tangerang (balaraja dan serang) hanya sedikit sekitar 2 armada yaitu
31
Penumpang asal Cikalong tujuan Tangerang, wawancara dilakukan tanggal 18 desember 2016
pukul 19.47 WIB
102
sekitar jam empat sore lebih dan jam delapan malam. Oleh karena itu dia
berangkat dari Cikalong sekitar jam tiga sore dan sampai terminal sekitar jam
tujuh malam. Meskipun demikian saat ditanya perihal kondisi terminal dia
menuturkan bahwa kondisi terminal pada malam hari sangat gelap terlebih
144) adalah suatu ukuran yang menunjukan seberapa jauh proses pemberian
pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip dan ketentuan yang
benar dan telah ditetapkan. Dari indikator kualitas pelayanan yang bersifat
responsivitas di atas, baik dari daya tanggap atau respon pemberi layanan
masyarakat yang naik dan turun di luar terminal mengeluhkan akses Angkot
Angkot yang menuju terminal, lamanya waktu ngetem bus kecil AKDP di
hari.
4.5.1.4 Assurance
Dari aspek sumber daya manusia atau pegawai, indikator assurance dapat di
petugas front office, keamanan, maupun petugas informasi yang vis a vis
dengan masyarakat. Akan tetapi ketika ada masyarakat yang bertanya secara
Satu-satunya indikator yang dapat di ukur dari sikap dan ketegasan personel
terminal adalah pelayanan penarikan retribusi bus yang masuk terminal dan
dengan semestinya, setiap bus yang masuk dikenakan retribusi sesuai trayek,
Hal berbeda justru terjadi pada penarikan retribusi parkir kendaraan umum,
sikap kurang tegas personel terhadap pengguna jasa parkiran sangat jelas
pintu parkiran sesuai fungsinya, palang pintu masuk dibiarkan terus terbuka
sehingga pengguna jasa parkiran dengan leluasa keluar dan masuk lewat
terbatas pada pengguna jasa yang sadar dan keluar lewat palang pintu keluar
parkiran.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu personel parkiran hal tersebut
pedagang di terminal dan orang-orang yang sudah kenal dekat terutama yang
dilakukan. Sedangkan untuk mobil dan pengguna parkiran yang baru atau
lalulintas di area terminal, seperti yang telah diuraikan pada sub indikator
dan elf yang ngetem di depan terminal setelah keluar dari teminal, secara
penumpang lebih memilih naik di depan terminal yang secara durasi dan
oprasional akan lebih singkat karena tidak dua kali ngetem. Kondisi
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Jeje di atas yang dari pernyataannya
105
terminal, dan lebih cepat menunggu bus (bus kecil AKDP jurusan Cineam) di
depan terminal karena bus yang baru keluar dari terminal selalu ngetem lagi
di depan terminal.
Hal lainnya nampak jelas pada ketidakmampuan personel terminal atau Dalop
terhadap beberapa armada bus yang tidak masuk ke dalam terminal. Akan
tetapi hal tersebut tidak berpengaruh, karena ijin operasional bus tersebut dari
awal juga (sebelum di ambil alih pusat) dikeluarkan oleh pusat, sehingga
32
Menurut jeni sekertasis UPTD Terminal Indihiang salah satu faktor yang menyebabkan terminal
sepi adalah sikap tidak disiplin pengemudi dan penumpang armada bus yang naik dan turun di
tempat yang tidak semestinya seperti depan terminal, Rancabango, dan tempat lainnya yang sering
dijadikan tempat atau titik-titik menaikan dan menurunkan terminal.
33
Wawancara dilakukan di Kantor DISHUBKOMINFO Kota Tasikmalaya, tanggal 3 Februari
2017
106
2003 Bab IX Pasal 92 dan 93 tentang penyelenggaraan dan aturan pool untuk
lalulintas.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Aay Zaini yang dapat disimpulkan
Akan tetapi hal tersebut tidak menggugurkan kewajiban setiap armada bus
4.5.1.5 Empathy
aduan masyarakat baik secara personal ataupun lewat kotak saran dan
pengaduan.
digunakan untuk cek kesehatan fisik dan kesiapan pengemudi bus sebelum
masyarakat.
108
Tidak tersedianya fasilitas ATM centre juga dapat dikategorikan dalam sikap
digunakan hanya oleh sebagian orang tertentu saja yang membutuhkan uang
tunai dan dilakukan secara individu. Keberadaan ATM juga menjadi daya
tarik bagi masyarakat, sekaligus sebagai ciri yang menyatakan bahwa tempat
instrument yang memiliki urgensi terhadap terjadinya proses feed back dalam
masukan lainnya.
109
Menurut Dessler (2000) dalam Mukarom (2016: 54) penilaian kinerja adalah
transportasi publik. Baik yang berorientasi pada hasil seperti aspek kualitas
masih jauh dari standar yang ada. Pemerintah juga kurang kompetitif dari segi
34
Menurut salah satu perwakilan PO.BSI di terminal, salah satu faktor yang menyebabkan
terminal sepi penumpang adalah adanya dominasi salah satu armada bus terlebih dengan
beroperasinya pool, dengan jumlah armada yang banyak mampu menguasai trayek dan jadwal
keberangakatan. Sehingga secara perlahan mampu memonopoli jasa transportasi dengan trayek
yang banyak dan lengkap hampir ke semua kota besar di Jawa. Dan melalui jadwal keberangkatan
yang cepat dan tepat masyarakat lebih memilih naik dan turun di pool karena lebih representatif,
baik dari akses maupun fasilitas.
110
tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Hal tersebut bahkan secara jelas dapat
tetapi juga dapat di lihat dari sepinya penumpang yang naik dan turun di
peran saling mengontrol dan menyeimbangkan (chek and balance). Selain itu
hubungan yang terjalin antar entitas tersebut jika di lihat dari konsep
sinergi. Sehingga apabila tidak terjadi chek and balance terhadap peran dan
fungsi antar ketiga entitas tersebut, maka akan terjadi pembiasan dari
Kondisi terminal yang kurang terawat dan hampir terbengkalai tersebut, jika
pada sub bab 4.5 di atas. Secara perlahan telah mengurangi peran dan fungsi
111
penumpang yang naik dan turun untuk keberangkatan dan kedatangan lebih
pemerintah ketika vis a vis dengan sektor private atau swasta dalam
terminal hanya pada aspek kepantasan saja, selama masyarakat terlayani oleh
bila perlu serahkan saja ke swasta kalau swasta lebih siap membangun
terminal.
kurang optimal sebagai titik simpul dari integrasi moda transportasi, dan
oleh angkutan transportasi baik itu yang naik di pool maupun di titik-titik
Pada sub bab ini, akan lebih membahas mengenai governability pemerintah
Baik yang berhubungan dengan sektor private atau pengusaha otobus maupun
35
Lokus penelitian ini penulis batasi sampai akhir bulan Desember 2016 ,
Terminal selama hampir satu dekade terakhir, apabila di lihat dari pola
35
Hal ini dikarenakan per satu Januari tata kelola Terminal Indihiang telah resmi di ambil alih oleh
pemerintah pusat. Sehingga manajemen dan aturan-aturan dalam terminal disesuaikan dengan
aturan KEMENHUB. Salah satu contoh kongkretnya adalah pencatatan dan inspeksi terhadap bus
yang akan beroperasi dimana sebelumnya belum pernah dilakukan.
113
oleh pengusaha otobus melalui keberadaan pool yang lebih representatif. Baik
dari segi fasilitas, akses menuju pool, maupun pelayanan yang diberikan,
depan terminal saja penumpang dapat menunggu karena armada bus lewat
kesana.
interaksi sistem dan jaringan dengan pihak lain (swasta). Pengusaha atau
pengemudi untuk naik dan turun di tempat yang tidak ditentukan. Sehingga
(pool)
Disamping itu interaksi yang terjadi kurang bersifat konstruktif dan sinergi,
justru cenderung destruktif, hal tersebut terjadi karena terminal dan pool
penuh dari pool dan terminal bayangan, armada bus hanya lewat saja ke
disimpulkan bahwa, armada bus yang hanya lewat ke dalam terminal dan
tidak singgah tersebut, tidak menyalahi aturan karena telah sesuai dengan
karena di dalam terminal jarang ada penumpang, jadi untuk alasan epektifitas
36
Informasi mengenai ketentuan tersebut, di terima dari Wiki personel PO.Budiman, sekaligus
calo tasik-jakarta dan sebagai teman dekat H.Shaleh Budiman.
115
pool, sehingga armada bus tidak perlu lagi singgah di terminal karena dalam
tersebut menurut A. Imron tetap saja menyalahi aturan karena armada bus
Selama proses penelitian di temukan banyak sekali armada bus pada saat libur
37
panjang yang hanya lewat ke dalam terminal karena sheat bus telah terisi
dari terminal tidak terangkut karena bus telah terisi penuh oleh penumpang
(terutama masyarakat Kota Tasikmalaya) untuk naik dan turun di pool atau
banyak armada bus yang hanya lewat apabila di dalam terminal tidak terdapat
sewa penumpang, padahal menurut salah satu staf UPTD Terminal Indihiang
38
armada bus diharuskan berada di area keberangkatan 10-15 menit sebelum
jadwal keberangkatan.
37
Observasi dilakukan tanggal 2 & 3 Januari 2017 saat terjadi arus balik penumpang.
38
Wawancara dilakukan dengan staf UPTD Terminal Indihiang A.Imron tanggal 12 Desember
2016 di area Terminal Indihiang
116
yang terintegral antar atau intra moda transportasi. Maupun dari efisiensi
Angkutan Jalan, dimana pada pasal 45 butir a dan b disebutkan bahwa jasa
angkutan AKAP dan AKDP serta angkutan perbatasan dengan jenis bis
sedang dan besar untuk memperlancar arus lalu lintas masuk dan keluar
telah ditetapkan,
terminal sebagai prasarana naik dan turun moda transportasi. Hampir semua
armada bus yang memiliki pool lebih memilih untuk beristirahat, menunggu
berkapasitas 43 SRP yang artinya mampu menampung 43 bus besar tidak lagi
beroperasi.
Lebih jauhnya kondisi tersebut menstimulus penumpang untuk naik dan turun
118
di pool atau terminal bayangan yang secara aksesbilitas dan pelayanan lebih
penumpang di terminal.
Hal tersebut turut dirasakan oleh Ihsan, dirinya mengaku bahwa selama ini
belum pernah naik atau turun di terminal, karena tidak ada kepastian
Pengembangan pool sendiri menurut Asep Sutarman dan Iwan sudah sesuai
Selain itu tidak diperkenankan ada jalur pemberangkatan dari pool karena
119
39
dalam rekomendasi tersebut jalur pemberangkatan hanya boleh dari terminal
Menurut Ali (2012) kebijakan harus lebih dipandang sebagai arah dan pola
sesuatu.
92 dan 93, di lihat dari arah dan pola kebijakan tersebut, mengindikasikan
terlihat pada pola interaksi antar pool dan terminal, dimana simbiosis yang
39
Lihat wali kota tak punya taring menertibkan pool
http://www.tasikplus.com/sosial/item/920-walikota-tak-punya-taring-menertibkan-pool-bus
diakses tanggal 10 Januari 2017 pukul 08.00 WIB
120
prima.
peninjauan kembali tentang KM 35 tahun 2003 pasal 92 dan 93, dan bila
perlu akan dilakukan revisi dan pencabutan regulasi tersebut dengan regulasi
yang baru. Yang bersifat win win solution antara pemerintah pusat dan
pengusaha otobus.
dan fasilitas terminal dengan menerapkan sistem text line lengkap dengan
40
tujuan dan jadwal keberangkatan , sehingga memberikan kemudahan bagi
40
Menurut Felix hal tersebut lebih tepat disebut sebagai terminal swasta (terminal Budiman)
ketimbang disebut sebagai pool. Karena dari segi fasilitas, dan fungsinya menyerupai fungsi
terminal, khususnya dari segi pemberangkatan yang dilengkapi dengan text line jadwal dan tujuan
pemberangkatan.
121
Hal tersebut sesuai dengan ungkapan H. Shaleh pemilik PO. HSB (Haji
pool juga punya aturan, masyarakat ada yang naik dari terminal maupun dari
Terlebih adanya peraturan yang ambigu mengenai jarak minimal antara pool
Iwan harus di pandang dari dua perspektif. Pertama sebagai kompetisi antar
provider dalam bisnis jasa transportasi dan kedua sebagai strategi pelayanan
yang ditawarkan oleh provider untuk meraih segmentasi pasar dalam bisnis
selain persaingan dalam pelayanan tarif dan armada bus, keberadaan pool
41
Lihat wali kota tak punya taring menertibkan pool
http://www.tasikplus.com/sosial/item/920-walikota-tak-punya-taring-menertibkan-pool-bus
diakses tanggal 10 Januari 2017 pukul 08.00 WIB
42
Wawancara dilakukan dengan A. Imron
122
yang aman, nyaman, dan prima dalam pelayanan juga menjadi strategi yang
tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk meraih segmentasi pasar dan
pelanggan.
Salah satu bentuk kompetisi dan strategi pelayanan tersebut dapat di lihat dari
memberikan layanan yang prima. Seperti layanan dan fasilitas yang terus
dikembangkan oleh PO. Budiman dimana untuk meraih segmentasi pasar jasa
pembangunan gedung baru berlantai tiga, text line jadwal dan tujuan
pemberangkatan, vip lounge, tiket online, mini market, dan yang masih
centre, caf/restro, booking taksi dan shuttle bus atau travel dalam satu area
pool, dan fasilitas integrasi khusus super eksekutif online. Dimana dengan
penumpangnya sudah di cover oleh pelayanan taksi tanpa dikenai charge lagi.
Keunggulan pelayanan yang prima ini tentunya menjadi strategi dan lock
Budiman manjadi pool andalan dan pilihan utama bagi pengguna layanan
publik.
123
melayani orang banyak, justru peran pemerintah jadi ringan. Lebih lanjutnya
penarikan retribusi.
sekali tidak mampu mengoptimalkan fungsi terminal yang sepi dan hampir
akumulasi penumpang di terminal sepi tetapi dari aspek TPR atau retribusi
kurang peduli terhadap beberapa armada bus yang masih konsisten menaikan
karena selama ini hanya perusahaan bus besar yang dapat membangun dan
ramai.
tugas pokok dan fungsinya. Peran Pemkot Kota Tasikmalaya sebagai daerah
43
Diolah Dari data dan informasi yang didapatkan selama proses wawancara dengan Iwan.
125
hak pengusaha dan telah di atur bahkan diwajibkan oleh ketentuan Menteri
telah mendapatkan ijin maka tidak ada yang bisa melarang. Masalah perijinan
oleh Pemerintah Kota, bus 3/4 (AKDP) dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi
bus-bus kelas bisnis yang kerap kali menaikan dan menurunkan penumpang
sewa atau jatah bus-bus kelas ekonomi yang dapat menaikan penumpang di
sembarang tempat.
44
Ibid,
126
diberikan kewenangan dalam pasal 198 ayat 2 khususnya butir a, yaitu untuk
fasilitas, dan kualitas pelayanan. Akan tetapi pemerintah juga tidak mampu
45
Insentif di sini dimaksudkan sebagai pemberian kemudahan karena mendapatkan perlakuan
tidak rasional. Dimana perusahaan otobus yang tidak memiliki fasilitas pool-seatle selama ini
menggantungkan sewa penumpang di terminal dan di pinggir jalanan khususnya buat bus
ekonomi. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi terminal dari waktu ke waktu semakin sepi
sementara kondisi berbeda terlihat di pool yang semakin rame, bahkan bus-bus kelas bisnis turut
menaikana penumpang di sembarang tempat bukan di keagenan sesuai ketentuan. Dua hal tersebut
secara tidak langsung akan berdampak pada monopoli persaingan dan mengurangi sewa
penumpang di dalam terminal.
127
transportasi publik.
jasa industri angkutan umum juga masih kurang optimal, bahkan pemerintah
Dimana armada bus yang berasal dari arah barat Kota Tasikmalaya dengan
tujuan akhir Kota Tasikmalaya, selama ini hampir semua yang memiliki
armada bus dari dan tujuan kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur kerap kali
46
berangkat langsung dari pool tanpa masuk dulu ke terminal karena letak
sikap pemerintah terhadap pengusaha otobus selama ini. Pada awalnya semua
keberadaan pool Budiman sebelum ada pool Primajasa, akan tetapi dalam
46
Informasi tersebut didapatkan dari salah satu perwakilan PO. BSI di terminal dan dari staff
UPTD Terminal Indihiang.
128
47
bahkan ada petugas TPR yang menarik retribusi langsung di pool . Hal
Menurut Aay Zaini pihaknya tidak bisa melarang pembangunan pool karena
izin pembangunan sendiri bukan dari DISHUB melainkan dari pusat. Bahkan
untuk memiliki pool, dan membolehkannya dijadikan tempat naik atau turun
penumpang.
Hal serupa juga pernah terjadi pada angkutan elf trayek akhir Terminal
47
Informasi tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan Iwan KDPO Doa Ibu, tangal 13
Januari 2017
Lihat toleransi DISHUBKOMINFO Kota Tasikmalaya berujung penolakan sopir, tersedia dalam
48
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/10/22/ofg9vd359-toleransi-dishubkominfo-k
ota-tasik-berujung-penolakan-sopir diakses tanggal 10 Januari 2017 pukul 08.00 WIB
129
transportasi yang lebih representatif dan prima, seperti pool Budiman dan
49
Lemahnya posisi pemerintah ketika vis a vis dengan pengusaha otobus, pada
transportasi.
49
Vis a vis disini dimaksudkan sebagai perbandingan Terminal Indihiang dengan pool dari segi
fasilitas dan fungsi dan regulasi masing-masing.
130
utama adalah pool atau terminal bayangan. Hal tersebut di anggap sangat
suatu pemerintahan yang kuat dan utama adalah legitimasi. Pemerintah yang
Jika keduanya gagal, maka akan terjadi krisis legitimasi, dimana rakyat sudah
swasta. Terutama dari akses Angkot menuju terminal, jam oprasional Angkot
yang menuju terminal, lamanya waktu ngetem bus kecil AKDP di dalam
hari. .
Jika dilihat dari ketiga domain (unsur utama) dalam governance menurut Ali
dan Alam (2012: 64) domain state menjadi domain yang paling memegang
kebijakan yang di buat, sama sekali kurang optimal bahkan terkesan ambigu.
pelayanan jasa transportasi yang bersifat primer sulit tercapai, karena ada
132
regulasi yang baru tersebut lebih tegas mengatur mengenai fungsi dan
kedudukan terminal.
Jalan. Dalam regulasi ini juga tidak secara nyata dan tegas
dan hanya disebutkan pada pasal 37 ayat 1 butir c yang sebatas untuk
tersebut adalah tidak adanya aturan yang secara pasti dan nyata
cukup jauh.
terlalu jauh dari terminal dan dekat dengan pusat kota, ditambah dari
trayek. Terutama pada pasal 198 yang berbunyi bahwa, jasa angkutan
prima. Dimana dengan alokasi anggaran yang sangat minim, pemerintah tidak
keberadaan pool baik dari segi fasilitas fisik maupun dari fungsi pelayanan.
fungsi terminal tercermin dari regulasi yang ambigu dan secara implisit tidak
bagi pasar untuk terus berkembang menjadi industri jasa yang menyaingi
transportasi publik.
Dede selama ini pengusaha telah menempuh segala izin dari pemerintah, dan
penumpang lebih memilih pool daripada terminal itu sendiri. Dan lebih
lanjutnya menurut Dede apabila ada pihak yang harus disalahkan, pihak
50
Wakil Wali Kota Tasikmalaya non aktip karena ikut dalam PILKADA Kota Tasikmalaya tahun
2017
51
Pernyataan tersebut didapatkan pada debat politik calon Wali Kota Tasikmalaya tahun
2017-2022.
Lihat-https://kabarpriangan.co.id/isu-lotte-sken-tandatangan-klaim-pembangunan-terminal-bayang
137
Dari pernyataan tersebut, menegaskan bahwa selama ini yang menjadi faktor
jasa transportasi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
yang mendasar mengenai dua poin penting, yaitu mengenai evaluasi fungsi
Dari dua poin penting tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi service
Berry. Bahkan bila mengacu pada teori Gary Dessler tentang penilaian kinerja
a. Tangibles
tangibles sangat buruk, dimana fasilitas di dalam terminal baik fasilitas utama
b. reliability
pusat kota, sulitnya akses menuju terminal, waktu tempuh dan transit yang
panjang bagi penumpang dari pinggiran kota, pemisahan akses Angkot, elf
52
Indikator mengenai kualitas pelayanan ini berdasarkan terori dari Zeithaml, Parasuraman dan
Berry dalam Mukarom, 2016: 56-57
140
c. responsivinnes
penurunan, hal tersebut dapat dilihat dari tidak tersedianya sistem informasi
hanya berupa rambu atau petunjuk fasilitas terminal dan lantai kuning khusus
diffabel, dan jam operasi terminal yang masih beroperasi sampai jam 23.00
WIB meskipun hanya sebatas lewat karena tidak ada sewa penumpang
d. Assurance
penertiban bus-bus yang ngetem di depan terminal (jadi dua kali ngetem yaitu
armada bus AKAP/AKDP dari arah barat supaya masuk ke dalam terminal
e. Empathy
a vis dengan pengusaha otobus di nilai sangat lemah. Otoritas yang di miliki
telah terjadi pembiasan dari tata kelola memerintah yang baik. Dimana
interkasi yang terjadi tidak memungkinkan terciptanya chek and balance, dan
5.2. Saran
143
Sehingga armada bus yang masuk tidak langsung dibiarkan lewat setelah
terminal. Penertiban armada bus besar AKAP/AKDP asal dan tujuan atau
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Faried dan Syamsul Alam. 2012. Studi Kebijakan Pemerintah. PT.
Refika Aditama. Bandung.
Dwiyanto, Agus (ed). Dkk. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui
Pelayanan Publik. Gajah mada university press: Yogyakarta.
Moleong, Lexy. 2011. Metode Penelitian Kualitatif (Rev). PT Remaja Rosda
Karya: Bandung.
Morlok. Ek. 1984. Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi. Erlangga.
Jakarta.
Mukarom, Zaenal dan Muhobudin Wijaya. 2016. Membangun Kinerja
Pelayanan Publik (Menuju Clean Governance And Good
Governance). CV Pustaka Setia: Yogyakarta.
Ndraha, Taliziduhu. 2005. Kybernologi. Rineka Cipta: Jakarta.
Rosidi, Abidardi dan Anggraeni Fajriani. 2013. Reinventing Government
(Demokrasi Dan Reformasi Pelayanan Publik) CV Andi Offset:
Yogyakarta.
Rasyid, Ryaas. 1997. Makna Pemerintahan Tinjauan Dari Segi Etika Dan
Kepemimpinan. PT Yarsif Watampone: Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Alfabeta: Bandung.
Suryono, Hasan. 2015. Konsep Dasar Hukum Kenegaraan dan
Pemerintahan. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Thoha, Miftah. 2011. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Prenada Media
Group: Jakarta.
Wahidin, Samsul. 2007. Dimensi kekuasaan negara indonesia. Pustaka
pelajar: Yogyakarta.
Yin, R.K. 2011. Studi kasus desain & metode. PT Raja Grafindo: Jakarta.
Penelitian:
Agung, Subhan. 2012. Negara dan Lemahnya Governability: Study
Eksploitasi Pasir Galunggung di Kecamatan Sukaratu Tasikmalaya. Aliansi
146
Undang-undang:
- Buku Pedoman Panduan Lalulintas dan Angkutan Jalan Di Kota
Tasikmalaya
- Keputusan Menteri Perhubungan Darat Nomor 31 Tahun 1995
- Keputusan Menteri Perhubungan Darat Nomor 35 Tahun 2003
- Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 10 Tahun 2003
- Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012
- Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2015
- Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 132
Tahun 2015
- Peraturan Wali Kota Tasikmalaya Nomor 9 Tahun 2007
- Peraturan Wali Kota Nomor 64 Tahun 2011
- Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2000
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Internet :
https://kabarpriangan.co.id/isu-lotte-sken-tandatangan-klaim-pembangunan-te
rminal- bayangan-dan-mundur-dari-wabup-materi-serang-antar-paslon/.
Diakses Tanggal 10 Januari 2017 Pukul 08.47 Wib.
http://www.wartapriangan.com/sarana-penunjang-terminal-indihiang-gulung-
tikar/659/. Diakses Tanggal 10 Januari 2017 Pukul 08.13 WIB
http://www.Tasikmalayakota.Bps.Go.Id. Diakses Tanggal 15 Desember 2016
Pukul 15.10 WIB.
http://www.tasikplus.com/sosial/item/920-walikota-tasik-tak-punya-taring- _
menertibkan-pool-bus . Di Akses Tanggal 10 Januari 2017 Pukul 08.40 WIB
http://www.tasikzone.com/lottemart-sampai-terminal-ikut-dibahas-didebat-pu
blike. Diakses tanggal 10 januari 2017 pukul 09.20 WIB
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/10/22/ofg9vd359-tolera
nsi- dishubkominfo-kota-tasik-berujung-penolakan-sopir . Diakses
Tanggal 10 Januari 2017 Pukul 09.00 Wib
147