Anda di halaman 1dari 3

Hordeolum (Mata Bintitan)

Oleh : dr. Cokorda Agung Dalem Pemayun, S.Ked

Hampir setiap orang mengenal istilah bintitan yang dalam bahasa medis disebut
Hordeolum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak anak hingga orang tua.
Disebutkan bahwa angka kejadian orang dewasa lebih banyak dibanding anak-anak dan tidak
ada perbedaan angka kejadian (insidens rate) antara wanita dengan pria. Hordeolum juga
dapat terjadi berulang, misalnya baru sembuh yang satu, kemudian dapat muncul lagi di
tempat yang lain.
Hordeolum adalah infeksi atau peradangan pada kelopak mata bagian atas maupun bawah
yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh kuman Staphylococcus Aureus. Hordeolum dapat
timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata meliputi kelenjar
Meiboman, kelenjar Zeis dan Moll. Berdasarkan tempatnya Hordeolum dibagi menjadi 2 :
1. Hordeolum Internal, terjadi pada kelenjar Meiboman. Pada Hordeolum interna ini,
benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam)
2. Hordeolum Eksternal, terjadi pada kelenjar Zeis dan Moll. Benjolan Nampak dari luar
pada kulit kelopak mata bagian luar (Palpebra)

Tanda-tanda Hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak
mata bagian atas atau bawah dan berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna
keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Pada Hordeolum
Interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang biasa dirasakan oleh penderita Hordeolum antara lain rasa mengganjal pada
kelopak mata, nyeri tekan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang disertai mata berair dan
peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan
mengeluarkan nanah.
Pada umumnya Hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu, namun
tidak jarang memerlukan pengobatan khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik)
maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).

Urutan penatalaksanaan Hordeolum :


1. Kompres hangat selama 10-15 menit, 4 kali sehari
2. Antibiotika topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin
B, Chloramphenicol, dan lain-lain. Antibiotika topikal digunakan 7-10 hari, sesuai
anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
3. Antibiotika Oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin,
Doxycyclin. Antibiotika oral digunakan jika Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan
dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan 7-10 hari.
Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil
pemeriksaan. Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badansesuai
dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya Hordeolum. Obat-obat
simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk mengurangi keluhan nyeri,
misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan lain-lain.

Anjuran untuk penderita Hordeolum


Hindari mengucek atau menekan Hordeolum, jangan memencet Hordeolum, biarkan
Hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar
nanah atau cairan. Tutup mata pada saat membersihkan Hordeolum, untuk sementara
hentikan pemakaian make up pada mata. Lepaskan lensa kontak selama masa pengobatan.
Memang pada awalnya infeksi hanya memerah, saat itulah sel-sel darah putih yang erfungsi
menghancurkan kuman sedang aktif bekerja. Kalau kondisi tubuh kita dalam keadaan bagus,
sel-sel darah akan dapat bekerja dengan baik sehingga kuman akan kalah dan dengan
sendirinya Hordeolum akan hilang. Tapi jika sel darah kalah, lama kelamaan akan melembek
dan menimbulkan nanah.

Kapan dilakukan insisi?


Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada Hordeolum, apabila Hordeolum tidak
menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal maupun oral dalam 2-4 minggu.
Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses, setelah insisi dianjurkan
kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar sembuh sempurna.
Memang jika didiamkan lama kelamaan Hordeolum akan pecah sendiri, namun pecahnya
bukan berarti telah sembuh, melainkan hanya bagian luarnya saja yang pecah, isinya tidak
ikut keluar sehingga akan menimbulkan bekas yang menonjol pada bagian yang pecah
tersebut. Berbeda jika dilakukan insisi, karena prosesnya dilakukan melalui bagian dalam
kelopak mata yang panjangnya hanya berkisar 1-2 mm, kemudian dilakukan kuretase,
pengeluaran isinya. Tindakan ini tidak akan menimbulkan bekas.

Jaga kebersihan wajah dan biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar
Hordeolum tidak mudah berulang, usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap
hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak. Jaga kebersihan peralatan make up
mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman. Gunakan kacamata pelindung jika berpergian ke
daerah berdebu.

Apapun penyebab Hordeolum, jika sudah mengeluh muncul bintitan pada kelopak mata,
sebaiknya segera memeriksakan ke dokter untuk mengetahui secara dini dan dapat
penanganan yang tepat, sehingga resiko komplikasi yang terjadi dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai