Anda di halaman 1dari 3

B2M1 SLKILL LAB PENULISAN ILMIAH

NURTANTRI – 102022084 B03

HORDEOLUM

Berdasarkan pernyataan dari Nation Library of Medicine, hordeolum


adalah infeksi bakteri yang ditemukan di kelopak mata. Infeksi ini
merupakan kondisi yang umum terjadi pada pasien. Pada kondisi seperti
ini biasanya pasien mengalami keluhan seperti nyeri karena peradangan
eritematosa pada kelopak mata. Biasanya penyakit ini berlangsung selama
satu hingga dua minggu. Setelah itu akan sembuh dengan sendirinya,
namun jika tidak kunjung sembuh dapat diobati dengan cara
mengompresnya dengan air hangat.1

Ada 2 jenis hordeolum yaitu hordeolum internal dan eksternal. Infeksi


pada kelenjar Meibom disebut hordeolum internal. Sedangkan hordeolum
eksternal adalah infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Gejala utama yang
dirasakan seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan. 2

Penyebab utama terjadinya hordeolum atau bintitan ini karena infeksi


stopinlococcus aureus. Pengobatan yang dapat di lakukan seperti
mengompres dengan air hangat, tiga atau empat kali sehari selama 10-15
menit. Jika proses tidak kunjung membaik dalam waktu 48 jam, maka harus
dilakukan insisi dan drainase pus. Dibuat insisi vertikal pada permukaan
konjungtiva untuk menghindari memotong kelenjar meibom. Pada daerah
insisi tidak boleh ditekan karena dapat mengeluarkan sisa pus. Pada
hordeolum eksternal, insisi dilakukan secara horizontal pada kulit untuk
meminimalkan pembentukan bekas luka. Untuk pemberian salep antibiotik
diberikan pada kantung konjungtiva setiap 3 jam sekali. Antibiotik sistemik
diberikan jika terdapat selulitis.2

Hordeolum umumnya disebut penyakit bintitan atau timbilan seperti


benjolan kecil yang terlihat seperti jerawat di dekat bulu mata. Ciri-ciri
gejala yang dirasakan yaitu seperti:

1. Timbulnya benjolan kecil pada kelopak mata


2. Benjolan merah dan terasa nyeri
3. Hangat ketika disentuh
4. Mata berair
5. Sensitif terhadap cahaya
6. Mata terasa gatal.3
Penyebab mata bintitan umumnya karena minyak dan kotoran yang
menyumbat lubang tempat akar bulu mata. Saat lubang tersumbat,
bakteri tumbuh di dalamnya dan menyebabkan infeksi. Bakteri yang
paling sering menyebabkan bintitan adalah Staphylococcus aureus.
Faktor-faktor yang memyebabkan terkena hordeolum antara lain:
1. Menyentuh mata dengan tangan kotor
2. Mengenakan lensa kontak tanpa membersihkannya secara
menyeluruh.
3. Tidak mencuci tangan saat memakai lensa kontak
4. Tidur menggunakan make up semalaman
5. Menggunakan make up lama atau yang telah kedaluwarsa
6. Memiliki riwayat penyakit blepharitis dan rosacea3
Gejala-gejala lain yang dapat muncul adalah benjolan pada kelopak mata
atas ataupun bawah, bengkak yang terlokalisir pada kelopak mata, nyeri
yang terlokalisir, kemerahan, nyeri tekan, serta munculnya krusta pada
tepi kelopak mata. Selain itu, muncul gejalagejala pada bola mata seperti
sensasi terbakar pada permukaan mata, kelopak mata yang lebih rendah
daripada kelopak mata di sebelahnya, gatal, serta penurunan tajam
penglihatan. Pasien juga dapat mengeluhkan munculnya kotoran dari
matanya, mata kemerahan, lebih sensisitif terhadap cahaya, mata berair,
perasaan tidak nyaman pada saat berkedip, serta suatu sensasi benda
asing pada mata.4

Bintitan biasanya merupakan kondisi yang membatasi diri dengan


resolusi yang terjadi secara spontan dalam waktu seminggu. Hordeolum
internal dan eksternal diperlakukan sama Untuk mempercepat
pemulihan dan mencegah penyebaran infeksi, kompres hangat dan
salep mata eritromisin yang dioleskan dua kali sehari biasanya
merupakan pengobatan yang cukup. Ada sedikit bukti yang
menunjukkan manfaat dari penggunaan antibiotik topikal tetapi
penggunaan salep eritromisin selama 7 sampai 10 hari telah
direkomendasikan dengan mengompres menggunakan air hangat dan
diterapkan selama 15 menit setidaknya empat kali sehari.

Daftar pustaka
1. Kara J. Bragg; Patrick H. Le; Jacqueline K. Le. Hordeolum. nation
library of medicine 2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/#article-
22993.s2
2. Sjamsu Budiono. 2013 Buku ajaran ilmu kesehatan mata. google
books 2013
https://www.google.com/books?
hl=en&lr=&id=HcKlDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA35&dq=hordeol
um%20adalah
%20pdf&ots=i6QoMHg9Xt&sig=TjyV8EKBKExjdqxGwGGgnW
mxpHk

3. PMAB Hutahayan. Pemanfaatan metode forward chaining dalam


diagnosa penyakit mata manusia. Jurnal Sains dan Teknologi
Widyaloka 2022
https://jurnal.amikwidyaloka.ac.id/index.php/jstekwid/
article/view/67

4. Hendrian d. soebagjo. penyakit sistem lakrimal. Repository


universitas airlangga. 2019
https://repository.unair.ac.id/91516/2/Penyakit%20Sistem
%20Lakrimal_HAKI_compressed.pdf

5. Davis Willmann; Christian P. Guier; Bhupendra C. Patel; Scott W.


Melanson. Stye. nation library of medicine 2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459349/

Anda mungkin juga menyukai