Anda di halaman 1dari 5

BLOK 3 MANAJEMEN FARMASI

STEP 1

1. Drug use indicator (agung)


2. Rumah sakit umum tipe b (budi)
3. Dispensing time (indri)
4. Struktur organisasi divisional (selvi)
5. SIM (fera)
6. Supporting manajemen (mayzan)
7. Skrinning resep (anisa)
8. Staf medis fungsional (isna)
9. Tim farmasi dan terapi (zureta)

1. Drug use indicator (agung)

Indikator penggunaan obat terkait rasionalitas terkait tepat obat, tepat dosis,
tepat indikasi, tepat cara penggunaan obat, waspada ESO (ufy)

Indikator yg dikembngkan WHO untuk melihat terkait dg kerasionalan obat


dan keamanan. Indikator ada 3 : peresepan, pelayanan pasien, fasilitas
kesehatan (anisa)

2. Rumah sakit umum tipe b (budi)

Rumah sakit yang memberikan pelayanan medik spesialis luas dan sub
spesialis terbatas yg dibangun disetiap ibukota provinsi yg dpt menampung
pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten (selvi)

PMK 82 2013 rumah sakit yg memberikan pelayanan paling sedikit pelayanan


kefarmasian klinik non klinik, rawat inap min 13 apoteker (indri)

3. Dispensing time (indri)

Waktu untuk penyiapan peracikan obat yg dilakukan apoteker pada pasien


(budi)

WHO : indikator untuk mengetahui kecepatan pelayanan kefarmasian di RS,


waktu yg dibutuhkan kurang dari 60 menit peresepan, kurang dari 30 menit
peracikan(fera) bagian siklus distribusi dari penerimaan sampai obat jatuh
kepada pasien aspeknya : menerima resep dan validasi resep, memahami
dan menginterpretasikan, verifikasi resep, pelebelan dan persiapan obat,
laporan atau dokumentasi, penjelasan secara jelas (mayzan)

4. Struktur organisasi divisional (selvi)

Sesuai dengan divisi, memperkerjakan sesuai dg kapasitas dari orang tsb


(agung), dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, pelayanan pasar dan
letak geografis (zureta), kelebihan: koordinator fungsi menjadi lebih cepat
dan mudah, mempunyai fleksibiltas pd struktur perusahaan (isna), orang2
lebih fokus pada keahlian (wulan) Kekurangan : turunnya komunikasi antar
spesialisasi (isna), persaingan antar personil (wulan)struktur yang didasarkan
pd kesamaan outcome yg memiliki latar belakang pendidikan yg sama
(wulan)

5. SIM (fera)

Sistem teknologi informasi yg memproses dan mengintegrasikan seluruh alur


proses pelayanan kesehatan dlm bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan
prosedur adminstrasi (agung) yg bertujuan meningkatkan efisiensi,
efektifitas, profesionalisme, kinerja serta akses dan pelayanan kesehatan
(selvi) lebih ke basis komputerisasi (mayzan)

6. Supporting manajemen (mayzan)

Pusat kerangka dari manajemen farmasi. Manajemen organisasi, ketersediaan


pendanaan, pengelolaan informasi, pengembangan SDM (indri)

7. Skrinning resep (anisa)

Kegiatan apoteker dalam mengkaji resep. Tujuan untuk menjamin keamanan


dan memaksimalkan tujuan terapi (fera). Persyaratan adminstratif : nama
pasien, umur, jenis kelamin, BB. Persyaratan farmasetis, nama obat kekuatan
sediaan, persyaratan klinis nama obat kekuatan sediaan (isna) dilakukan oleh
apoteker setelah menerima resep dan penyiapan resep (budi)

8. Staf medis fungsional (isna)

Kelompok dokter yg bekerja di bidang medis dlm jabatan fungsional (anisa),


Permenkes organisasi RS tahun 2006 : melaksanakan diagnosa kesehatan,
pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan,
penelitian dan pengembangan (ufy)

9. Tim farmasi dan terapi (zureta)

Permenkes 1167 2004 : mewakili hubungan komunikasi staf medik dengan


farmasi. Tujuan menerbitkan kebijakan2 obat, melengkapi staf profesional
(fera), Susunan : 3 dokter, apoteker dan perawat, RS besar lebih dari 3,
kepala TFT oleh dokter, sekre apoteker (mayzan), Permenkes 58 2014 standar
pelayanan di RS, unit kerja yg memberikan rekomendasi pd pimpinan RS
terkait penggunaan obat di RS tsb (ufy), merekomendasikan formularium di
RS (ZURETA)

STEP 2

1. Klasifikasi RS (agung)
2. Persyaratan IFRS tipe B, jumlah apoteker berapa ? (ufy)
3. Struktur organisasi apa saja yg bisa diterapkan? (budi)
4. Apoteker hanya 1 di rawat jalan, sudah benar apa belum? (wulan)
5. Langkah yg seharusnya dilakukan untuk SIM yg belum terintegrasi? (anisa)
6. Pasien di rawat jalan 300-400 sudah sesuai dengan persyaratan apa
belum? (budi)
7. Kelebihan dan kekurangan organisasi? (fera)
8. Apa pentingnya mengelola obat dg baik?(indri)
9. Bagaimana cara menanggulangi keterbatasan SDM? Klasifikasi SDM di RS?
(mayzan)
10.Langkah apa yg dilakukan untuk mengatasi kekosongan obat? (isna)
11.Apa saja solusi yg diberikan terkait kasus di skenario?(selvi)
12.Kriteria untuk menjadi kepala IFRS seperti apa? (wulan)
13.Manfaat SIM untuk RS? SIM yg baik seperti apa? (zureta)
14.Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien seperti apa? (agung)

STEP 3

1. Klasifikasi RS? (agung)

Berdasarkan perizinan : RSU dan rumah sakit khusus. RSU ada tipe A-D.
Rumah sakit khusus tipe A-C. Tipe A min 15 apoteker, tipe B min 13 apoteker,
tipe C 8 apoteker, tipe D 3 apoteker (indri)

2. Persyaratan IFRS tipe B, jumlah apoteker berapa ? (ufy)

RS tipe B ada 13 apoteker. 1 orang sbg kepala, 4 sbg rawat jalan, 4 rawat
inap, 1 ICU, 1 UGD berdasar PMK 56 2014 (fera), Permenkes 50 2014 13
apoteker 20 AA (selvi), penerimaan dan dsitribusi 1 apoteker, bagian produksi
1 (mayzan)

3. Struktur organisasi apa saja yg bisa diterapkan? (budi)

Struktur organisasi sudah benar sesuai dg skenario, kekurangan pada SDM.


Pilihan lain selain divisional yaitu struktur organisasi fungsional atau matriks
(agung). Pilihan lain struktur organisasi market (indri). Bagan struktur
menurtu modul pelayanan farmasi RS, koordinator ada 3 farmasi klinik,
manajemen mutu, perbekalan (perdagangan farmasi dan sdm) (anisa)

4. Apoteker hanya 1 di rawat jalan, sudah benar apa belum? (wulan)

PMK 56 2014 : apoteker di rawat jalan min 4 (mayzan)

5. Langkah yg seharusnya dilakukan untuk SIM yg belum terintegrasi? (anisa)

Harus di integrasikan di bagian gudang pusat(budi), dengan memperbaiki


komputerisasi dihubungkan dengan gudang dengan sistem jaringannya
(mayzan)

6. Pasien di rawat jalan 300-400 sudah sesuai dengan persyaratan apa


belum? (budi)

Jumlah pasien sesuai, apoteker yg sudah cukup tidak ada masalah dalam
penumpukan resep(fera), tidak ada batasan pasien yg masuk, di rawat jalan
setiap apoteker menanggung 50 pasien (indri)

7. Kelebihan dan kekurangan organisasi divisonal atau flat? (fera)


Kelebihan : sudah ahli di divisi tsb, flat koordinasi dg kepala lebih mudah.
Kekurangan : membutuhkan SDM banyak (agung),organisasi flat tanggung
jawabnya lebih pendek dari atasan ke bawahan(wulan)

8. Apa pentingnya mengelola obat dg baik?(indri)

Sangat penting, jika tdk dikelola dg baik akan berakibat dg ketersediaan


obat(ufy), ketersediaan obat kosong pasien td dpt obat, tdk dpt terapi tdk
sembuh (zureta)

9. Bagaimana cara menanggulangi keterbatasan SDM? Klasifikasi SDM di RS?


(mayzan)
Dipimpn oleh apoteker, sudah terdaftar di dinkes memiliki SIP, minimal 2
tahun di pelayanan RS, kualifikasi pendidikan sesuai jenis (selvi) Cara
menanggulangi merekrut SDM apoteker baru sehingga bisa memenuhi
persyaratan (budi). Permenkes 56 2014, koordinator produksi bisa
merangkap sebagai apoteker di rawat inap dan rawat jalan (anisa)
10.Langkah apa yg dilakukan untuk mengatasi kekosongan obat? (isna)
Merekrut apoteker, distribusi obat, pemilihan obat(zureta), sim HARUS
diupdate, data pengelolaan obat harus diisi, petugas gudng harus mengisi
kartu stok obat (anisa)
11.Apa saja solusi yg diberikan terkait kasus di skenario?(selvi)
Menambah jumlah apoteker, mengintegrasikan SIM (ufy), struktur
organisasi disesuaikan dg kondisi RS(selvi)
12.Kriteria untuk menjadi kepala IFRS seperti apa? (wulan)
Minimal pendidikan S2 dg pengalaman kerja 3 tahun (ufy), menurut modul
apoteker pasca sarjana atau yg telah kursus manajemen (anisa), PMK 56
2014 tidak perlu pasca sarjana (mayzan), PMK 56 2014 tidak harus S2
dengan pengalaman 2-3 tahun di IFRS(budi)
13.Manfaat SIM untuk RS? SIM yg baik seperti apa? (zureta)
Manfaat untuk mengintegrasi antara satelit dengan gudang ,mengetahui
stok obat yg berada atau yg tersedia. SIM yg baik selalu uptodate dan
disesuaikan dengan perkembangan jaman (agung), SIM yg baik yg
terintegrasi ke sekua sistem dan terkoordinasi dg baik, tersusun secara
rapi (mayzan)
14.Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien seperti apa? (agung)
Indikator WHO 1993, indikator pelayanan pasien dilakukan penelitian
kuesioner dg beberapa sampel dianalisis dg SPSS (fera)

Review Tutor

Supporting Manajemen di cek lagi.

Struktur organisasi apa saja? kelebihan dan kekurangan? Struktur apa yg


digunakan di RS?

Dispensing time apakah sudah sesuai? Tidak sesuai kenapa?

Drug Use Indicator dipelajari lagi pada RS, peraturan SIM yg baik di RS
seperti apa?
STEP 4

1. Supporting Manajemen RS
2. Struktur Organisasi
3. Klasifikasi RS
4. Peraturan UU
5. SIM
6. SDM
7. Drug use indicator
8. Solusi terkait permasalahan di skenario

STEP 5 LO

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang supporting


manajemen (agung)
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi RS
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan struktrur organisasi di
IFRS (anisa)
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prinsip standar
kefarmasian di RS (drug use indicator) (mayzan)
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan terkait dengan SIM di RS
yg baik (indri)
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan solusi terkait skenario
(ufy)

Anda mungkin juga menyukai