LP Aritmia Jantung
LP Aritmia Jantung
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan di dalam rongga
jantung sehingga terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan ini menyebabkan darah
mengalir dari rongga yang tekanannya lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah.
1.1.2.2. Fisiologi Jantung
Fungsi atrium sebagai pompa, dalam keadaan normal darah mengalir terus
dari vena-vena besar kedalam atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari
atrium ke ventrikel walaupun atrium belum berkontraksi. Kemudian kontraksi atrium
mengadakan pengisian tambahan 30% karena atrium berfungsi hanya sebagai primer
yang meningkatkan ke efektifan ventrikel. Jantung terus dapat bekerja dengan sangat
memuaskan dalam keadaan istirahat normal.
Fungsi ventrikel sebagai pompa
1 . Pengisian ventrikel
Selama sistol ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium karena katup
atrium ke ventrikel tertutup. Tepat setelah sistoloik berakhir tekanan ventrikel
turun kembali sampai ke tekanan diastolik yang rendah. Tekanan pada atrium
yang tinggi dengan segera mendorong katup antara antrium dan ventrikel
membuka dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel.
Ini dinamakan periode pengisian cepat ventrikel.
Periode pengisian berlangsung kira-kira 1/3 pertama diastolik. Selama 1/3 tengah
diastolik darah sedikit mengalir ke ventrikel, ini adalah darah yang terus masuk
ke dalam atrium dari vena-vena dabn berjalan melalui atrium langsung ke
ventrikel.
Volume akhir diastole dan sistole, selama diastole, pengisian ventrikel dalam
keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120-130 ml. Volume
ini dinamakan volume akhir diastolik. Pada waktu ventrikel kosong selama sistole,
volume berkurang kira-kira 70 ml, dinamakna isi kuncup. Volume yang tersisa dalam
tiap-tiap ventrikel sekitar 50-60 ml, dinamakan volume akhir sistolik. (A.
Firmansyah, 2015; 3)
6. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan
teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti
gambaran gigi gergaji
7. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri
multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
8. Komplek jungsional prematur
9. Irama jungsional
10. Takikardi ventrikuler
1.1.4. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).
5
1.1.5. Patofisiologi
Peradangan jantung Gangguan sirkulasi Intoksikasi Gangguan elektrolit Gangguan metabolik Gangguan endokrin
Aritmia
Suplai O2
Curah jantung Gangguan Hipertensi dan Curah jantung Suplai O2 Jaringan
menurun Ventrikel kiri Hipotensi menurun atau Jaringan
meningkat
Gangguan
Perubahan irama Sinkop O2 jantung metabolisme
Edema paru Kerja jantung
dan bunyi nafas meningkat Suplai O2
Jaringan Lemah dan letih
Disorientasi Iskemia
Sesak nafas Sesak nafas
Sianosis Palpitasi Nyeri ringan Intoleransi
sampai berat aktivitas
Intoleransi Penurunan/penigkatan
aktivitas curah jantung Ansietas
6
1.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien (Patricia A. Potter, 2005:205).
8) Menanyakan keluhan dan masalah psikologis yang dirasakan klien saat ini.
9) Memberikan privasi untuk klien dan orang terdekat, bila mungkin rujuk
kepenasihat spiritual
1.2.5 Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses perawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Evaluasi menentukan
respons klien terhadap tindakan keperawatan dan seberapa jauh tujuan perawatan
telah terpenuhi (Patricia A. Potter, 2005:216).
14
15
DAFTAR PUSTAKA