Anda di halaman 1dari 12

Alat Proteksi Radiasi

Latar Belakang
Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh manusia secara langsung,
seberapapun besarnya. Agar pekerja radiasi tidak mendapat paparan
radiasi yang melebihi batas yang diizinkan maka diperlukan alat
pengukur yang dapat menunjukkan tingkat paparan radiasi ditempat
kerja dan alat yang dapat mencatat dosis radiasi yang telah diterima oleh
pekerja radiasi dalam kurun waktu tertentu. Materi ini akan membahas
prinsip kerja alat ukur radiasi baik sebagai surveimeter, dosimeter
personal, dan monitor kontaminasi.

Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti mata pelajaran ini para peserta diharapkan mampu
untuk menguraikan fungsi dan prinsip kerja alat ukur radiasi baik
sebagai surveimeter, dosiemeter personal maupun monitor
kontaminasi.
Secara khusus setiap peserta akan mampu untuk:
1. menjelaskan klasifikasi alat ukur radiasi;
2. menguraikan fungsi dan prinsip kerja surveimeter;
3. menguraikan fungsi dan prinsip kerja dua jenis dosimeter personal;
4. menguraikan fungsi dan prinsip kerja monitor kontaminasi.
5. menjelaskan ketentuan dan cara kalibrasi alat ukur proteksi radiasi.

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 1


Materi Pembahasan

v Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Instruksional
Materi Pembahasan
v Klasifikasi Alat Ukur Radiasi
v Surveimeter
Prinsip Kerja
Jenis Surveimeter
Prosedur Pemakaian Surveimeter
v Dosimeter Personal
Film Badge
Dosiemeter Saku
TLD
v Monitor Kontaminasi
v Kalibrasi Alat Ukur

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 2


Alat Ukur Proteksi Radiasi

Klasifikasi Alat Ukur Proteksi Radiasi


Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor
dan peralatan penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya. Alat ukur
ini dapat memberikan informasi dosis radiasi seperti paparan dalam
roentgen, dosis serap dalam rad atau gray dan dosis ekivalen dalam rem atau
sievert.
Besaran radiasi yang diukur oleh peralatan ini sebenarnya adalah intensitas
radiasi. Untuk keperluan proteksi radiasi nilai intensitas tsb dikonversikan
dan ditampilkan menjadi besaran dosis radiasi.
Alat proteksi radiasi ini dibedakan menjadi tiga yaitu kelompok dosimeter
personal, surveimeter dan monitor kontaminasi. Dosimeter personal
berfungsi untuk mencatat dosis radiasi yang telah mengenai seorang
pekerja radiasi secara akumulasi. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja
di suatu daerah radiasi harus selalu mengenakan dosimeter personal.
Surveimeter digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat radiasi di suatu
lokasi secara langsung sedang monitor kontaminasi digunakan untuk
mengukur tingkat kontaminasi pada pekerja, alat maupun lingkungan.

Surveimeter
Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu
area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan
jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama
waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap
pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi
batas ambang yang diizinkan.
Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus dapat memberikan hasil
pengukurannya pada saat itu juga, pada saat melakukan pengukuran, dan
bersifat portable meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal.
Konstruksi survaimeter, sebagaimana sistem pengukur radiasi yang lain
terdiri atas detektor dan peralatan penunjang seperti terlihat Gambar berikut
Model pengukuran yang diterapkan disini adalah cara arus (current mode)
sehingga alat peraga yang digunakan adalah 'ratemeter'.

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 3


Gambar 1: Konstruksi survaimeter
Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti
detektor isian gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi
praktis dan ekonomis, detektor isian gas Geiger Muller yang paling banyak
digunakan. Detektor sintilasi juga banyak digunakan, khususnya NaI(Tl)
untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi. Pada saat ini
detektor semikonduktor masih jarang digunakan untuk survaimeter,
meskipun sudah ada di pasaran tetapi harganya relatif sangat mahal
dibandingkan dengan yang lain.
Cara pengukuran yang diterapkan pada survaimeter adalah cara arus (current
mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi
yang mengenai detektor. Secara elektronik, nilai intensitas tersebut
dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan satuan roentgent/jam
atau ada juga yang dikonversikan menjadi skala kuantitas, misalnya cacah per
menit (cpm). Tentu saja skala tersebut harus dikalibrasi terlebih dulu
terhadap nilai yang sebenarnya.

Jenis Surveimeter
Terdapat beberapa jenis survaimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang
sesuai sebagai berikut.
o Survaimeter Gamma
Survaimeter gamma merupakan survaimeter yang sering digunakan dan
pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Hanya
saja perlu diperhatikan faktor kalibrasinya, apakah dikalibrasi untuk
gamma atau sinar-X. Detektor yang sering digunakan adalah detektor
isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).
o Survaimeter Beta dan Gamma
Berbeda dengan survaimeter gamma biasa, detektor dari survaimeter ini
terletak di luar badan survaimeter dan mempunyai jendela yang dapat
dibuka atau tutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka
jendelanya harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya
ditutup. Juga perlu diperhatikan bahwa faktor kalibrasi yang tercantum,

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 4


biasanya hanya berlaku untuk radiasi gamma saja sedangkan untuk radiasi
beta perlu perhitungan tersendiri. Detektor yang sering digunakan adalah
detektor isian gas proporsional atau GM.
o Survaimeter Alpha
Sebagaimana survaimeter beta, detektor dari survaimeter alpha juga
terletak di luar badan survaimeter. Perlu diperhatikan bahwa selalu
terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang
sangat tipis, biasanya terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila
tersentuh atau tergores benda tajam. Detektor yang digunakan adalah
detektor isian gas proporsional atau detektor sintilasi ZnS(Ag).
o Survaimeter neutron
Detektor yang digunakan pada survaimeter neutron adalah detektor
proporsional yang diisi dengan gas BF3 atau gas Helium. Karena yang
dapat berinteraksi dengan unsur Boron atau Helium adalah neutron
termal saja, maka survaimeter neutron biasanya dilengkapi dengan
moderator yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk
menurunkan energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini
hanya digunakan bila radiasi neutron yang akan diukur adalah neutron
cepat.
o Survaimeter Multi Guna
Terdapat pula survaimeter yang mempunyai dua jenis detektor di
dalamnya sehingga dapat mengukur beberapa jenis radiasi yang berbeda.
Selain itu, ada juga survaimeter yang menyediakan fasilitas konektor
untuk detektor eksternal. Biasanya, produsen survaimeter juga menjual
secara terpisah (optional) jenis-jenis detektor yang dapat dihubungkan ke
survaimeter.
Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis survaimeter yang serbaguna
(multipurpose) karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara
langsung, sebagaimana survaimeter biasa, juga dapat mengukur intensitas
radiasi selama selang waktu tertentu, dapat diatur, seperti sistem
pencacah dan bahkan bisa menghasilkan spektrum distribusi energi
radiasi seperti sistem spektroskopi.

Prosedur Pemakaian Surveimeter


Tiga langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
survaimeter, apapun jenis survaimeternya, adalah: memeriksa batere,
memeriksa sertifikat kalibrasi, mempelajari pengoperasian dan pembacaan.

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 5


o Periksa batere.
Hal ini dilakukan untuk menguji kondisi catu daya tegangan tinggi
detektor. Bila tegangan tinggi detektor tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka detektor tidak peka atau tidak sensitif terhadap radiasi
yang mengenainya, akibatnya survaimeter menunjukkan nilai yang salah.
Karena hal ini sangat membahayakan, maka langkah pemeriksaan batere
ini harus dilakukan setiap kali survaimeter akan digunakan.
o Periksa sertifikat kalibrasi.
Pemeriksaan sertifikat kalibrasi harus memperhatikan faktor kalibrasi alat
dan memeriksa tanggal validasi sertifikat. Faktor kalibrasi merupakan
suatu parameter yang membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh alat
ukur dan nilai dosis sebenarnya.
Dsebenarnya = D terukur x Faktor Kalibrasi
Karena survaimeter dianggap sangat penting dalam keselamatan radiasi,
maka setiap survaimeter harus dikalibrasi ulang setiap tahun di Pusat
Standardisasi. Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas waktunya,
maka survaimeter tersebut harus dikalibrasi ulang sebelum dapat
digunakan lagi.
o Pelajari pengoperasian dan pembacaan
Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan menggunakan
survaimeter baru. Setiap survaimeter mempunyai tombol-tombol dan
saklar-saklar yang berbeda-beda, biasanya terdapat beberapa faktor
pengalian misalnya x1; x10; x100 dan sebagainya. Sedang display-nya juga
berbeda-beda, ada yang berskala rontgent / jam ; rad / jam ; Sievert /jam
atau mSievert / jam atau bahkan masih dalam cpm (counts per minutes).

Perlu diperhatikan bahwa tiga langkah di atas harus dilakukan sebelum


melakukan pengukuran dan masih berada di lokasi yang aman. Sebelum
merasa yakin atas ketiga informasi pada langkah-langkah di atas, janganlah
memulai pekerjaan dengan radiasi.

Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi,
dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan
dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan
dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja
radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter
personal yang banyak digunakan saat ini yaitu dosimeter saku (pen / pocket
dosemeter), film badge dan Thermoluminisence Dosemeter (TLD).

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 6


Dosimeter Saku
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga
prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak
menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul
pada proses ionisasi akan disimpan seperti halnya suatu kapasitor.

Gambar 2: Konstruksi dosimeter saku


Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana
pada Gambar 2 di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda,
bermuatan negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian
bawahnya bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini
diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu catu daya dengan tegangan
tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena
perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu
melakukan 'charging' maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar
menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada radiasi
yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas,
sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan
bergerak menuju anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan
potensial antara jarum dan dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial
ini menyebabkan penyimpangan jarum berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan
intensitas radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga
sebanding dengan intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari
penyimpangan jarum tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.
Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan
tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Peralatan
lain yang dibutuhkan adalah charger untuk me-reset (membuat nol) skala
jarum quartz. Kelemahannya, dosimeter ini tidak dapat menyimpan
informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama (sifat
akumulasi kurang baik). Hal ini disebabkan oleh adanya kebocoran
elektrostatik pada detektor. Jadi, meskipun tidak sedang dikenai radiasi, nilai
yang ditunjukkan jarum akan berubah. Selain itu dosimeter ini kurang teliti

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 7


dan mempunyai rentang energi pengukuran tertentu yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan film badge dan TLD.
Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang
diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components)
sehingga skala pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum
(secara mekanik) melainkan dengan melihat display digital yang dapat
langsung menampilkan angka hasil pengukurannya. Dosimeter saku digital
ini juga tidak membutuhkan peralatan charger terpisah karena sudah built in
di dalamnya. Setiap kali diaktif-kan, secara otomatis dosimeter ini
menampilkan angka nol.

Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder.
Sebagaimana telah dibahas sebelum ini, bahwa detektor film dapat
menyimpan dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama
film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya
atau telah mengenai orang yang memakainya maka tingkat kehitaman film
setelah diproses akan semakin pekat.

Gambar 3: proses detektor film


Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga
berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa
jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan
jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.
Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu
menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk
Chiyoda buatan Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar
mempunyai standar atau kalibrasi pembacaan yang tetap.

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 8


Gambar 4: konstruksi holder film merk Chiyoda

Dalam penggunaan film badge, perlu diperhatikan dua hal yaitu batas
saturasi tingkat kehitaman film dan masalah fadding. Sebagaimana telah
dibahas pada sub bab detektor film bahwa setelah mencapai nilai saturasinya
penambahan dosis radiasi tidak mempengaruhi tingkat kehitaman film. Oleh
karena itu, film badge harus sudah diproses sebelum dosis radiasi yang
mengenainya mencapai nilai saturasi. Sedangkan masalah fadding adalah
peristiwa perubahan tingkat kehitaman film karena pengaruh temperatur dan
kelembaban. Khusus di Indonesia yang memiliki temperatur dan
kelembaban yang relatif sangat tinggi, masalah fadding ini perlu
diperhatikan.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik
daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat
membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang
pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Selain itu, film
yang telah diproses dapat digunakan untuk perhitungan yang lebih teliti serta
dapat didokumentasikan. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah
mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan
tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.

Dosimeter Termoluminisensi (TLD)


Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang
digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan
LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses
termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah
CaSO4.
Sebagaimana film badge, dosimeter ini digunakan selama jangka waktu
tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui
jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan
memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi
percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk
memproses dosimeter ini adalah TLD reader.

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 9


Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada
ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah
diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.
Dari tiga jenis dosimeter yang telah dibahas di atas terlihat bahwa dosimeter
saku merupakan dosimeter yang dapat dibaca langsung sedang film badge
dan TLD memerlukan suatu proses sehingga hasil pengukurannya tidak
dapat diketahui secara langsung. Pekerja radiasi yang bekerja di daerah
radiasi tinggi dianjurkan untuk menggunakan dua jenis dosimeter yaitu
dosimeter saku dan film badge atau TLD. Dosimeter saku digunakan untuk
mengetahui dosis yang telah diterimanya secara langsung, misalnya setelah
menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedang film badge atau TLD digunakan
untuk mencatat dosis yang telah diterimanya selama selang waktu yang
lebih panjang, misalnya selama satu bulan.

Monitor Kontaminasi
Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau
sampai terjadi di dalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau
bekerja dengan sumber radiasi terbuka, misalnya berbentuk cair, serbuk, atau
gas. Adapun yang terkontaminasi biasanya adalah peralatan, meja kerja,
lantai, tangan, sepatu.
Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah
terkontaminasi sangat rendah, maka alat ukur ini harus mempunyai efisiensi
pencacahan yang sangat tinggi. Detektor yang digunakan untuk monitor
kontaminasi ini harus mempunyai jendela (window) yang luas, karena
kontaminasi tidak selalu terjadi pada satu daerah tertentu, melainkan tersebar
pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi ini biasanya
menunjukkan kuantitas radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau
cacah per detik (cpd). Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas
radiasi, Currie atau Becquerel, dengan hubungan sebagai berikut.
R
A =

A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan adalah efisiensi alat
pengukur. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor
kontaminasi permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor
kontaminasi udara (airborne). Monitor kontaminasi permukaan (surface
monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan,
misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja.
Monitor kontaminasi perorangan digunakan untuk mengukur tingkat
kontaminasi pada bagian-bagian tubuh dari pekerja radiasi. Bagian tubuh
yang paling sering terkontaminasi adalah tangan dan kaki, sehingga terdapat

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 10


monitor kontaminasi khusus untuk tangan dan kaki yaitu hand and foot
contamination monitor. Suatu instalasi yang modern biasanya dilengkapi
dengan monitor kontaminasi seluruh tubuh (whole body monitor). Setiap
pekerja yang akan meninggalkan tempat kerja harus diperiksa terlebih dahulu
dengan monitor kontaminasi.
Monitor kontaminasi udara digunakan untuk mengukur tingkat
radioaktivitas udara di sekeliling instalasi nuklir yang mempunyai potensi
untuk melepaskan zat radioaktif ke udara.
Sebagaimana survaimeter, detektor yang digunakan di sini dapat berupa
detektor isian gas, sintilasi ataupun semikonduktor. Detektor yang paling
banyak digunakan adalah detektor isian gas proporsional untuk mendeteksi
kontaminasi pemancar alpha atau beta dan detektor sintilasi NaI(Tl) untuk
kontaminasi pemancar gamma. Khusus untuk monitor kontaminasi udara
biasanya dilengkapi dengan suatu penyaring (filter) dan pompa penghisap
udara untuk menangkap partikulat zat radioaktif yang bercampur dengan
molekul-molekul udara.

Kalibrasi Alat Ukur


Sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap alat ukur proteksi radiasi
harus di kalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang. Hal ini
dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai
sebenarnya. Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya
harus dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi
( Fk ). Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus
dikalikan dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai
satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang mempunyai
faktor kalibrasi sama dengan satu. Nilai yang masih dapat 'diterima' berkisar
antara 0,8 sampai dengan 1,2. Faktor Kalibrasi dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
Ds
Fk =
Du
di mana Fk adalah faktor kalibrasi, Ds adalah nilai dosis sebenarnya,
sedangkan D u adalah nilai yang ditampilkan alat ukur.
Terdapat dua metode untuk melakukan kalibrasi yaitu, menggunakan
sumber radiasi standar dan menggunakan alat ukur standar. Cara pertama,
alat ukur diletakkan pada jarak tertentu, misalnya 1 m, dari sumber standar
yang telah diketahui jenis nuklida maupun aktivitasnya. Dosis paparan yang
mengenai survaimeter (Ds) ditentukan berdasarkan perhitungan. Cara kedua,
alat ukur yang akan dikalibrasi dan alat ukur standar diletakkan pada jarak
yang sama dari suatu sumber, sehingga dosis radiasi yang mengenai dua alat

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 11


ukur tersebut sama. Nilai dosis radiasi yang ditampilkan oleh alat ukur
standar dianggap sebagai dosis sebenarnya ( Ds ).
Tanggapan atau respon suatu alat ukur terhadap dosis radiasi ternyata
berbeda untuk energi radiasi yang berbeda. Setiap alat ukur seharusnya
dikalibrasi dengan sumber yang mempunyai tingkat energi yang 'sama'
dengan tingkat energi radiasi yang digunakan di lapangan. Perbedaan respon
tersebut sangat significant pada rentang energi di bawah 200 keV seperti
terlihat pada Gambar IV.5 berikut. Pada rentang energi di atas 500 keV,
perbedaan responnya sudah tidak terlalu besar.

Gambar 5: respon suatu alat ukur terhadap perbedaan energi

ooOoo

Alat Ukur Proteksi Radiasi Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai