Latar Belakang
Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh manusia secara langsung,
seberapapun besarnya. Agar pekerja radiasi tidak mendapat paparan
radiasi yang melebihi batas yang diizinkan maka diperlukan alat
pengukur yang dapat menunjukkan tingkat paparan radiasi ditempat
kerja dan alat yang dapat mencatat dosis radiasi yang telah diterima oleh
pekerja radiasi dalam kurun waktu tertentu. Materi ini akan membahas
prinsip kerja alat ukur radiasi baik sebagai surveimeter, dosimeter
personal, dan monitor kontaminasi.
Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti mata pelajaran ini para peserta diharapkan mampu
untuk menguraikan fungsi dan prinsip kerja alat ukur radiasi baik
sebagai surveimeter, dosiemeter personal maupun monitor
kontaminasi.
Secara khusus setiap peserta akan mampu untuk:
1. menjelaskan klasifikasi alat ukur radiasi;
2. menguraikan fungsi dan prinsip kerja surveimeter;
3. menguraikan fungsi dan prinsip kerja dua jenis dosimeter personal;
4. menguraikan fungsi dan prinsip kerja monitor kontaminasi.
5. menjelaskan ketentuan dan cara kalibrasi alat ukur proteksi radiasi.
v Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Instruksional
Materi Pembahasan
v Klasifikasi Alat Ukur Radiasi
v Surveimeter
Prinsip Kerja
Jenis Surveimeter
Prosedur Pemakaian Surveimeter
v Dosimeter Personal
Film Badge
Dosiemeter Saku
TLD
v Monitor Kontaminasi
v Kalibrasi Alat Ukur
Surveimeter
Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu
area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan
jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama
waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap
pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi
batas ambang yang diizinkan.
Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus dapat memberikan hasil
pengukurannya pada saat itu juga, pada saat melakukan pengukuran, dan
bersifat portable meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal.
Konstruksi survaimeter, sebagaimana sistem pengukur radiasi yang lain
terdiri atas detektor dan peralatan penunjang seperti terlihat Gambar berikut
Model pengukuran yang diterapkan disini adalah cara arus (current mode)
sehingga alat peraga yang digunakan adalah 'ratemeter'.
Jenis Surveimeter
Terdapat beberapa jenis survaimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang
sesuai sebagai berikut.
o Survaimeter Gamma
Survaimeter gamma merupakan survaimeter yang sering digunakan dan
pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Hanya
saja perlu diperhatikan faktor kalibrasinya, apakah dikalibrasi untuk
gamma atau sinar-X. Detektor yang sering digunakan adalah detektor
isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).
o Survaimeter Beta dan Gamma
Berbeda dengan survaimeter gamma biasa, detektor dari survaimeter ini
terletak di luar badan survaimeter dan mempunyai jendela yang dapat
dibuka atau tutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka
jendelanya harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya
ditutup. Juga perlu diperhatikan bahwa faktor kalibrasi yang tercantum,
Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi,
dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan
dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan
dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja
radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi. Terdapat tiga macam dosimeter
personal yang banyak digunakan saat ini yaitu dosimeter saku (pen / pocket
dosemeter), film badge dan Thermoluminisence Dosemeter (TLD).
Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder.
Sebagaimana telah dibahas sebelum ini, bahwa detektor film dapat
menyimpan dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama
film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya
atau telah mengenai orang yang memakainya maka tingkat kehitaman film
setelah diproses akan semakin pekat.
Dalam penggunaan film badge, perlu diperhatikan dua hal yaitu batas
saturasi tingkat kehitaman film dan masalah fadding. Sebagaimana telah
dibahas pada sub bab detektor film bahwa setelah mencapai nilai saturasinya
penambahan dosis radiasi tidak mempengaruhi tingkat kehitaman film. Oleh
karena itu, film badge harus sudah diproses sebelum dosis radiasi yang
mengenainya mencapai nilai saturasi. Sedangkan masalah fadding adalah
peristiwa perubahan tingkat kehitaman film karena pengaruh temperatur dan
kelembaban. Khusus di Indonesia yang memiliki temperatur dan
kelembaban yang relatif sangat tinggi, masalah fadding ini perlu
diperhatikan.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik
daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat
membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang
pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Selain itu, film
yang telah diproses dapat digunakan untuk perhitungan yang lebih teliti serta
dapat didokumentasikan. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah
mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan
tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.
Monitor Kontaminasi
Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau
sampai terjadi di dalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau
bekerja dengan sumber radiasi terbuka, misalnya berbentuk cair, serbuk, atau
gas. Adapun yang terkontaminasi biasanya adalah peralatan, meja kerja,
lantai, tangan, sepatu.
Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah
terkontaminasi sangat rendah, maka alat ukur ini harus mempunyai efisiensi
pencacahan yang sangat tinggi. Detektor yang digunakan untuk monitor
kontaminasi ini harus mempunyai jendela (window) yang luas, karena
kontaminasi tidak selalu terjadi pada satu daerah tertentu, melainkan tersebar
pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi ini biasanya
menunjukkan kuantitas radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau
cacah per detik (cpd). Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas
radiasi, Currie atau Becquerel, dengan hubungan sebagai berikut.
R
A =
A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan adalah efisiensi alat
pengukur. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor
kontaminasi permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor
kontaminasi udara (airborne). Monitor kontaminasi permukaan (surface
monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan,
misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja.
Monitor kontaminasi perorangan digunakan untuk mengukur tingkat
kontaminasi pada bagian-bagian tubuh dari pekerja radiasi. Bagian tubuh
yang paling sering terkontaminasi adalah tangan dan kaki, sehingga terdapat
ooOoo