Bab Ii
Bab Ii
BAB II
Penelitian yang dilakukan oleh Irfan B 401 06 075, dengan judul Kinerja
Yang ingin diketahui dari penelitian tersebut ialah untuk memperoleh gambaran
fungsi legislasi di Kabupaten Buol. Irfan menggunakan teori dari Dwiyanto yang
sudah baik tetapi belum optimal seperti dalam indicator produktivitas, kualitas
daerah dalam pemberdayaan petani rumput laut di desa samarengga dan juga
dengan pendekatan analisis kualitatif yang didukung tabel atau presentase, dan
daerah dalam pemberdayaan petani rumput laut di desa samarengga berada dalam
kategori kurang baik, adapun yang menjadi faktor pendukung adalah adanya areal
usaha tani rumput laut yang cukup luas dan tingginya etos kerja yang dimiliki
petani rumput laut. Dan penghambatnya adalah kurangnya SDM para petani
rumput laut, kurangnya modal usaha yang dimiliki oleh pembudidaya sehingga
mereka tidak bisa mengembangkan usahanya dan pemasaran hasil rumput laut.
11
Tabel 1.
Perbandingan Penelitian Tredahulu dan Penelitian penulis
Nama / Judul Metode Penelitian
Teori
Stb. Penelitian
Menggunakan teori
Abdillah Analisis kinerja Dasar penelitian dalam
Dwiyanto yang
Amja 401 pemerintah daerah penelitian Abdillah adalah
membagi empat
06 060 dalam penelitian survey, dengan
indokator dalam
pemberdayaan tipe penelitian deskriptif
mengukur suatu
petani rumput laut dengan pendekatan
kinerja, yaitu:
di desa analisis kualitatif yang
12
melalui observasi,
kuesioner.
Peneliti menggunakan
Fadly Analisis kinerja Penulis menggunakan
pendekatan Kualitatif
B 401 09 096 aparatur dalam teori Dwiyanto
dalam pengambilan
meningkatkan dengan indikator:
data penelitian.
pelayanan di 1. Produktivitas Teknik pengumpulan
2. Kualitas
kantor camat data melalui
Layanan
batudaka 3. Responsivitas Observasi, Wawancara
4. Akuntabilitas
kabupaten tojo 5. Responsibilitas dan dokumentasi.
una-una
yang akan dilakukan oleh penulis dengan kedua penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Irfan dan Abdillah, perbedaan itu dari lokasi tempat penelitian dan
subjek penelitian. Adapun persamaan Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
13
dengan kedua penelitian terdahulu tersebut ialah terletak pada sama-sama ingin
mengetahui tentang kinerja suatu badan pemerintah dan teori yang digunakan
yaitu menggunakan teori dari Dwiyanto (2006). Selain itu, pada penelitian yang
dilakukan oleh penulis dan penelitian yang dilakukan oleh kedua penelitian
pelaksanaan penelitian.
cepat dan kadang-kadang tidak dapat diduga. Perubahan-perubahan ini antara lain
dalam bidang social, politik, ekonomi, teknologi, dan persaingan. Perubahan ini
selama ini untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan baru dalam
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Secara
etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa Indonesia berasal dari
kata dasar kerja yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula
jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
mengarahkan kepada acuan kinerja suatu organisasi public yang cukup relevan
sesuai dengan strategi suatu organisasi yakni dengan misi dan visi yang lain yang
ingin dicapai.
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau sekelompok
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral
dan etika.
fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja juga diartikan lain oleh Hani
Handoko (2000:135) dia berpendapat bahwa kinerja adalah proses melalui mana
bisa berupa tujuan-tujuan dan target-target tertentu yang hendak ingin dicapai.
Tanpa tujuan dan target, kinerja seseorang atau organisasi tidak akan mungkin
kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas
atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta
sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam
1. Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti
atau kelompok.
2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang
dan tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan
dengan baik.
3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam
kinerja organisasi, baik publik maupun swasta. Secara detail Ruky dalam Hessel
perilaku dan sikap pemimpin dan aparatur, sehingga diperlukan suatu pemimpin
dan aparatur yang memiliki kinerja yang berkualitas, karena pemimpin dan
secara subyektif dan penuh dengan bias tetapi tidak ada suatu aturan
menyangkut siapa yang harus menilai, kapan menilai, kriteria apa yang
penilaian kinerja.
c. Kesesuaian antara paradigma yang dianut oleh manajemen suatu
mempengaruhi kinerja organisasi adalah faktor internal (faktor yang datang dari
dalam organisasi) dan faktor eksternal (faktor yang datang dari luar organisasi).
Setiap organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda-beda karena pada
Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang
dengan menggunakan indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi
dan efektivitas, tetapi juga harus dilihat dari indikator-indikator yang melekat
responsivitas. Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting
karena birokrasi publik juga muncul karena tujuan dan misi birokrasi public
kebijaksanaan selanjutnya.
2. Penilaian kinerja (prestasi kerja) adalah menilai resiko hasil kerja nyata
karyawan.
pengembangan sumber daya manusia mempunyai arti yang penting. Hal ini
manusia ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil dari pimpinan orang
yang bersangkutan.
karyawan, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi
dalam organisasi, mulai dari proses kerja hingga pada proses evaluasi kerja. Lebih
1. Kualitas
2. Kuantitas
dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan
3. Kehandalan
4. Sikap
sistematis.
21
bekerja.
bahwa untuk menilai kinerja organisasi dapat digunakan beberapa kriteria sebagai
1. Efisiensi
relevan.
2. Efektivitas
3. Keadilan
22
4. Daya Tanggap
tanggap ini.
1. Produktivitas
2. Kualitas Layanan
3. Responsivitas
4. Responsibilitas
yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit
maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas Publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan
dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat public yang
dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam
yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai
Mengacu pada beberapa konsep teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli
diatas, peneliti melihat bahwa proses dalam pelaksanaan kerja sampai pada tahap
evaluasi kinerja sangat berperan dalam memacu kualitas Sumber Daya Manusia
yang ada dalam sebuah organisasi (baik pemimpin maupun para bawahannya).
Proses pengukuran kinerja organisasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
kekhususan dan keragaman daerah. Selain itu Negara mengakui dan menghormati
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengatur dan mengurus semua
daerah lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah.
28
perubahan yang sangat esensial yaitu menyangkut kedudukan, tugas pokok dan
merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan
melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau
wali kota atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri
Sipil yang memenuhi syarat, Seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2008 tentang kecamatan pasal 24 yang berbunyi; Camat diangkat oleh
pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu untuk
daerah dan tugas umum pemerintah kepada Camat sebagai perangkat daerah yang
karena itu camat juga menjalankan keempat fungsi manajemen secara berimbang.
administratif.
30
Pasal 15 Ayat 1 Yang Mengatur Tentang Tugas Umum Camat yaitu sebagai berikut.
umum;
c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;
e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan;
f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;
g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
atau kelurahan.
agar lebih baik lagi dalam proses pelaksanaan tugas serta fungsinya, demi
Camat batudaka
31
mendapat pelimpahan sebagian wewenang dari pemerintah tingkat II. Selain itu,
(melalui bawahannya).
sejauh mana kunerja Camat tersebut. Penulis memilih menggunakan teori tentang
karena dipandang sesuai, lebih tepat dan lebih mampu mengukur kinerja Camat
Indikator Kinerja:
1. Produktivitas
2. Kualitas layanan
3. Responsivitas
4. Responsibilitas
5. Akuntabilitas
Agus Dwiyanto (2006:50)
Output
Peningkatan Kinerja