Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Stadium general merupakan salah satu mata perkuliahan yang biasa diadakan
di kampus sebagai mata kuliah umum. Namun, jangan meremehkan mata kuliah
yang satu ini karena banyak hal baru yang bisa kita peroleh di sana.

Setelah beberapa kali pertemuan dalam mata kuliah Stadiu General, ada
banyak hal baru yang Penulis dapatkan.

Oleh karena itu dalam makalah ini Penulis membahas materi apa saja yang
didapatkan selama beberapa kali pertemuan tersebut.

B Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1 4 kepribadian manusia.

2 Sex education (pendidikan seks).

3 Kepemimpinan.

4 Management roles (peran manajemen).

C Tujuan

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :

1 Memenuhi tugas makalah yang diberikan.

2 Mereview ulang hal-hal yang telah dibahas saat pertemuan Stadium General.

1
BAB II

4 KEPRIBADIAN MANUSIA

A Pengertian
Kepribadian adalah karakter yang menonjol pada diri sesorang dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, akan berhubungan dengan
4 macam kepribadian manusia yang berbeda-beda. Sehingga setelah
mengetahui perbedaan itu, diharapkan bisa timbul rasa saling memahami antar
sesama.

B 4 Macam Kepribadian

4 kepribadian yang terdapat dalam diri manusia antara lain:


1. Sanguin dijuluki si "Populer" karena pandai persuasif dan ingin
terkenal.
2. Koleris dijuluki si "Kuat" karena sering dominan dan kompetitif.
3. Melankolis dijuluki si "Sempurna" karena perfeksionis dan serba
teratur.
4. Plegmatis dijuluki si "Cinta Damai" karena kesetiaannya dan
menghindari konflik.

4 kepribadian diatas tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, sebab masing-
masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Sekarang mari kita ulas kekuatan dan
kelemahan dari 4 kepribadian tersebut.

1 SANGUIN
2
Kekuatan :
Suka bicara.
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
Antusias dan ekspresif.
Ceria dan penuh rasa ingin tahu.
Hidup di masa sekarang.
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan).
Berhati tulus dan kekanak-kanakan.
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
Umumnya hebat di permukaan.
Mudah berteman dan menyukai orang lain.
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian.
Menyenangkan dan dicemburui orang lain.
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam).
Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan.
Menyukai hal-hal yang spontan.

Kelemahan :
Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras).
Membesar-besarkan suatu hal / kejadian.
Susah untuk diam.
Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka
ikutan Gank).
Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa.
Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja
antusias).
Mudah berubah-ubah.
Susah datang tepat waktu jam kantor.
Prioritas kegiatan kacau.
Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan
tuntas.
Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah
masalahnya.
Egoistis alias suka mementingkan diri sendiri.
Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama.
Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

2 KOLERIS

3
Kekuatan :
Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.
Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
Bebas dan mandiri.
Berani menghadapi tantangan dan masalah.
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari
ini".
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
Membuat dan menentukan tujuan.
Terdorong oleh tantangan dan tantangan.
Tidak begitu perlu teman.
Mau memimpin dan mengorganisasi.
Biasanya benar dan punya visi ke depan.
Unggul dalam keadaan darurat.

Kelemahan :
Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
Senang memerintah.
Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
Terlalu kaku dan kuat/ keras.
Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik.
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan.
Workaholics (cinta mati dengan pekerjaan).
Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf.
Mungkin selalu benar tetapi tidak populer.

3 MELANKOLIS
Kekuatan :
Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
Sensitif.
Mau mengorbankan diri dan idealis.
Standar tinggi dan perfeksionis.

4
Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
Hemat.
Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu
kreatif).
Kalau sudah mulai, dituntaskan.
Berteman dengan hati-hati.
Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi.
Sangat memperhatikan orang lain.

Kelemahan :
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).
Mengingat yang negatif & pendendam.
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan.
Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.
Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.
Hidup berdasarkan definisi.
Sulit bersosialisasi (cenderung pilih-pilih).
Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya.
Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang).
Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian).
Memerlukan persetujuan.

4. PLEGMATIS
Kekuatan :
Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.
Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
Penengah masalah yg baik.
Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
Baik di bawah tekanan.
Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
Rasa humor yg tajam.
Senang melihat dan mengawasi.
Berbelaskasihan dan peduli.
Mudah diajak rukun dan damai.

5
Kelemahan :
Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.
Takut dan khawatir.
Menghindari konflik dan tanggung jawab.
Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
Terlalu pemalu dan pendiam.
Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
Kurang berorientasi pada tujuan.
Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri.
Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat.
Tidak senang didesak-desak.
Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

Setiap orang bisa saja memiliki 4 kepribadian sekaligus, namun pasti akan
ada 1 kepribadian yang lebih dominan diantara yang lain.

6
BAB III

SEX EDUCATION

A. PENGERTIAN SEKS
Selama ini, jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam benak
sebagian besar orang adalah hubungan seks. Padahal, arti seks adalah jenis
kelamin, yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis. Sementara,
seksualitas menyangkut beberapa hal antara lain :
Dimensi biologis yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat
kebersihan dan kesehatan.
Dimensi psikologis seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis,
perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai
makhluk seksual.
Dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam
relasi antar-manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam
pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks.
Dimensi kultural menunjukkan bahwa perilaku seks itu merupakan bagian
dari budaya yang ada di masyarakat.

B. BEBERAPA FAKTA YANG MENGKHAWATIRKAN


Dewasa ini, kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan
remaja dan anak. Hal ini dapat kita simak melalui penuturan yang disampaikan oleh
Mestika (1996) yang merangkum hasil penelitian para pengamat masalah sosial
remaja di beberapa kota besar. Hasil penelitian tersebut antara lain: Sarwono (1970)
meneliti 117 remaja di Jakarta dan menemukan bahwa 4,1% pernah melakukan
hubungan seks. Beberapa tahun kemudian, Eko (1983) meneliti 461 remaja, dan
dari penelitian ini diperoleh data bahwa 8,2% di antaranya pernah melakukan
hubungan seks dan 10% di antaranya menganggap bahwa hubungan seks pranikah
adalah wajar.
Di Semarang, Satoto (1992) mengadakan penelitian terhadap 1086 responden
pelajar SMP-SMU dan menemukan data bahwa 4,1% remaja putra dan 5,1% remaja
putri pernah melakukan hubungan seks. Pada tahun yang sama Tjitarra mensurvei
205 remaja yang hamil tanpa dikehendaki. Survei yang dilakukan Tjitarra juga
memaparkan bahwa mayoritas dari mereka berpendidikan SMA ke atas, 23% di
antaranya berusia 15 20 tahun, dan 77% berusia 20 25 tahun.
Selain kehidupan seks bebas, kejahatan seks terhadap anak-anak saat ini
ternyata tidak saja dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal oleh korbannya.

7
Dalam beberapa kasus yang terjadi, kejahatan seks justru dilakukan oleh orang-
orang yang dekat dengan kehidupan anak.
Data yang ada mengenai kejahatan seks, selama tahun 1995 terjadi 12 kasus
kejahatan seks yang dilakukan oleh orang tua kandung maupun tiri, 7 kasus
dilakukan oleh saudaranya, 4 kasus oleh guru dan oleh teman atau kenalan
sebanyak 49 kasus. Keadaan seperti itu jelas sangat memprihatinkan.
Kehidupan seks bebas dan kejahatan yang terjadi belakangan ini adalah hal-hal
yang perlu diketahui oleh remaja agar mereka dapat mengantisipasi dan mengatasi
masalah tersebut. Remaja masa kini perlu disadarkan akan perlunya sikap
menghargai dan bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan lingkungannya
demi masa depan yang cerah.
Remaja juga perlu ditumbuhkan kesadaran akan perlunya suatu sikap
menghargai dan tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungan melalui informasi
tentang hakikat seksualitas pada diri mereka dan pada diri manusia pada umumnya
secara benar. Informasi yang benar tersebut dapat diberikan melalui pendidikan
seks. Pendidikan seks ini dapat diberikan oleh orang tua ataupun oleh pihak
sekolah.

C. PENDIDIKAN SEKS = VULGAR = TABU ???


Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) atau
istilah kerennya sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang
sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun
informal. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Materi pendidikan seks bagi para
remaja ini terutama ditekankan tentang upaya untuk mengusahakan dan
merumuskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan
informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja.
Meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, agaknya masih timbul
pro-kontra di masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa membicarakan seks
adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk
berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih memandang pendidikan seks
seolah sebagai suatu hal yang vulgar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, pendidikan seksual sangat diperlukan
bagi perkembangan remaja, dengan harapan agar remaja tidak memiliki kesalahan
persepsi terhadap seksualitas dan tidak terjebak pada perilaku-perilaku yang kurang
bertanggungjawab baik dari segi kesehatan maupun psikologis.
Pendidikan seks yang dilakukan sejak dini dapat menekan laju angka penderita
penyakit kelamin, AIDS dan aborsi yang dilakukan kalangan remaja. Bahkan juga

8
bisa mencegah terjadinya perilaku penyimpangan seks. Materi pendidikan seks tidak
perlu ditutup-tutupi, karena akan menjadikan siswa bertambah penasaran dan ingin
mencobanya. Namun, perlu juga disertai penjelasan akibat seks itu sendiri.

D. PENTINGKAH PENDIDIKAN SEKS ??


Ada dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja. Faktor
pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham
dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan
mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para
remaja merasa tidak bertanggungjawab dengan seks atau kesehatan anatomi
reproduksinya.
Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi
reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, banyak yang menawarkan
hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat
pornografi, antara lain DVD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini
sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakpahaman remaja
tentang sex educationini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan
seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV/AIDS dan
sebagainya.
Dengan belajar tentang sex education, diharapkan remaja dapat menjaga organ-
organ reproduksi pada tubuh mereka dan orang lain tidak boleh menyentuh organ
reproduksinya khususnya bagi remaja putri.

E. BAGAIMANA CARA PENYAMPAIAN PENDIDIKAN SEKS YANG


TEPAT ?
Belajar tentang seks berbeda dengan kita belajar tentang keterampilan yang
lain. Misalnya kita belajar renang agar mengetahui tentang teknik berenang yang
baik, namun belajar tentang seks bukanlah belajar bagaimana aktivitas seks yang
baik, melainkan apa yang akan timbul atau dampak dari aktivitas seks tersebut.
Pembekalan tentang seks ini penting dan perlu sekali. Pengenalan atau
pendidikan tentang seks, bisa dimulai dengan berdiskusi langsung tentang
kesehatan reproduksi. Dengan cara yang lebih akrab atau curhat, mungkin siswa
pun tidak perlu malu-malu lagi. Bisa juga dengan seringnya membuat sebuah
seminar tentang seks dengan mengundang pakar yang bisa menjelaskan lebih detil
lagi. Misalnya dokter atau psikolog, yang cakap dan paham dalam urusan gaya
hidup remaja dan kesehatan reproduksi.
Ada beberapa sekolah yang sudah memberikan pelajaran tentang sex
education yang disisipkan ke dalam pelajaran Biologi, Agama dan Bimbingan

9
Konseling. Namun hanya mendapat bekal dari sekolah tentu tidak cukup.
Komunikasi dari orang tua dan anak pun juga diperlukan. Dapat dikatakan bahwa
tidak banyak remaja yang berani cerita tentangfirst kiss-nya ke ibu mereka. Kalau
kita tanya di mana mereka bisa tahu tentang Love, Sex, and Dating, banyak yang
menjawab bahwa mereka memperolehnya dari teman.
Sepertinya tidak hanya remaja saja yang berhak mendapatkan pengetahuan
tentang seks dan gaya hidup remaja saat ini. Orangtua pun mesti mendapatkan
pengetahuan tentang gaya hidup remaja saat ini, hal-hal apa saja yang sedang trend
di kalangan remaja, sehingga dapat terjalin komunikasi yang terbuka antara
orangtua dan anak. Karena bukan tidak mungkin, mereka yang tidak dekat atau jauh
dari kontrol orang tualah yang lebih sering terjerumus ke hal-hal yang negatif.
Berikut ini adalah beberapa POIN-POIN topik/materi penting yang secara
umum perlu diketahui anak, yang perlu disampaikan dalam sex education : (diunduh
dari Edukasi Seks Sejak Dini)

1. MENGENALKAN PERBEDAAN LAWAN JENIS


Jelaskan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan yang memiliki
perbedaan jenis kelamin. Hal ini yang menyebabkan beberapa hal menjadi berbeda,
seperti cara berpakaian, gaya rambut, cara buang air kecil. Terangkan bahwa anak
laki-laki jika sudah besar akan jadi ayah dan anak perempuan akan menjadi ibu.
Tugas utama ayah adalah mencari nafkah, walaupun harus tetap memperhatikan
keluarga. Adapun tugas utama ibu adalah mengatur rumah tangga dan keluarga.
Namun, tidak menutup kemungkinan seorang ibu membantu ayah dalam mencukupi
kebutuhan. Dengan demikian, anak bisa memahami peran jenis kelamin dengan
baik dan benar.

2. MEMPERKENALKAN ORGAN SEKS


Caranya cukup mudah, misalnya dengan menggunakan boneka ataupun ketika
mandi. Perkenalkan anak secara singkat organ tubuh yang dimiliki, seperti rambut,
kepala, tangan, kaki, perut, serta jangan lupa penis dan vagina. Terangkan juga
fungsi dari anggota tubuh dan cara pemeliharaannya agar terhindar dari kuman
penyakit.

3. MENGHINDARI ANAK DARI KEMUNGKINAN PELECEHAN SEKSUAL


Tegaskan pada anak bahwa alat kelamin tidak boleh dipertontonkan secara
sembarangan. Tumbuhkan rasa malu pada anak, misalnya ketiika keluar dari kamar
mandi hendaknya mengenakan pakaian atau handuk penutup. Selain itu, jika ada

10
yang menyentuhnya, segera laporkan pada orang tua atau guru di sekolah. Anak
boleh teriak sekeras-kerasnya dalam hal ini untuk melindungi dirinya.

4. INFORMASIKAN TENTANG ASAL-USUL ANAK


Untuk anak usia prasekolah, bisa diterangkan bahwa anak berasal dari perut
ibu, misalnya sambil menunjuk perut ibu atau pada ibu yang sedang hamil. Sejalan
dengan usia, anak boleh diterangkan bahwa seorang anak berasal dari sel telur ibu
yang dibuahi oleh sperma yang berasal dari ayah. Tekankan bahwa pembuahan
boleh atau bisa dilakukan setelah wanita dan pria menikah.

5. PERSIAPAN MENGHADAPI MASA PUBERTAS


Informasikan bahwa seiring bertambahnya usia, anak akan mengalami
perubahan dan perkembangan. Perubahan yang jelas terlihat adalah ketika
memasuki masa pubertas. Anak perempuan akan mengalami menstruasi/haid,
sedangkan anak laki-laki mengalami mimpi basah. Hal ini menandai juga perubahan
pada bentuk tubuh dan kualitas, misalnya bagian dada yang membesar pada wanita
dan suara yang memberat pada seorang pria.
Penjelasan yang diberikan tentu menggunakan istilah tepat namun tetap dapat
dipahami anak.
Orang tua dapat memberikan anak buku dengan topik pendidikan tentang seks.
Bacalah bersama anak dan diskusikan apa yang telah dibaca. Hati-hati menonton
acara televisi yang mungkin tidak sengaja berisi kasus-kasus perkosaan dan
kekerasan seksual lainnya.
Oleh karena itu, orang tua harus peka untuk langsung mendiskusikannya dan
menjelaskan secara baik, sebab akibat dari kasus tersebut. Yang terpenting di sini
adalah meluangkan waktu, untuk menyampaikan pendidikan seks dengan santai
dan cukup waktu. Perhatikan juga karakter anak dan rentang atensi yang dimiliki
anak, sehingga anak tidak bosan atau jenuh. Gunakan media seperti gambar, buku,
dan benda lain yang menarik minat anak dan buat semenarik mungkin.

F. TUJUAN PENDIDIKAN SEKS

11
Tujuan dari pendidikan seks juga disesuaikan dengan perkembangan usia,
yaitu sebagai berikut : (diunduh dari Mengapa Pendidikan Seks Dianggap Tabu?)

1. Usia balita (1-5 tahun)


Memperkenalkan organ seks yang dimiliki seperti menjelaskan anggota tubuh
lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.

2. Usia sekolah (6-10 tahun)


Memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menginformasikan
asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari
kuman dan penyakit.

3. Usia menjelang remaja


Menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari
bentuk tubuhnya.

4. Usia remaja
Memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas),
menanamkan moral dan prinsip say no untuk seks pra nikah serta membangun
penerimaan terhadap diri sendiri.

5. Usia pranikah

12
Pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat
dan tepat.

6. Usia setelah menikah


Memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk
melepaskan ketegangan dan stres.

G. PENDIDIKAN SEKS DI SEKOLAH


Pada dasarnya, pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh
orangtua sendiri. Diwujudkan melalui cara hidup orangtua dalam keluarga sebagai
suami-istri yang bersatu dalam pernikahan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan
dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak.
Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orangtua yang kurang
memadai (secara teoritis dan objektif) menyebabkan sikap kurang terbuka dan
cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks kepada
anak.
Melihat kenyataan tersebut, jelas keluarga membutuhkan pihak lain dalam
melengkapi upaya pembelajaran alami terhadap hakikat seksualitas manusia. Pihak
lain yang cukup berkompeten untuk menambah dan melengkapi pengetahuan
orangtua, menjadi perantara antara orangtua dan anak dalam memberikan
pendidikan seks adalah sekolah.
Tujuan pendidikan seks di sekolah seperti yang diungkapkan oleh Federasi
Kehidupan Keluarga Internasional ialah : (diunduh dari Pendidikan Seks di Sekolah)
Memahami seksualitas sebagai bagian dari kehidupan yang esensi dan
normal.
Mengerti perkembangan fisik dan perkembangan emosional manusia.

13
Memahami dan menerima individualitas pola perkembangan pribadi.
Memahami kenyataan seksualitas manusia dan reproduksi manusia.
Mengkomunikasikan secara efektif tentang pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan seksualitas dan perilaku sosial.
Mengetahui konsekuensi secara pribadi dan sosial dari sikap seksual yang
tidak bertanggung jawab.
Mengembangkan sikap tanggung jawab dalam hubungan interpersonal dan
perilaku sosial.
Mengenal dan mampu mengambil langkah efektif terhadap penyimpangan
perilaku seksual.
Merencanakan kemandirian di masa depan, sebuah tempat dalam
masyarakat, pernikahan dan kehidupan keluarga.

Materi pendidikan seks yang diberikan di sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan
adalah sebagai berikut :
1. Sekolah Dasar (SD) > Terutama Kelas 5-6 SD (memasuki
usia remaja)
Keterbukaan pada orang tua.
Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut
mengacu pada jenis kelamin dan bukan lagi tentang hal-hal di luar itu
(hubungan laki-laki dan perempuan; proses membuat anak; dsb.).
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Pengenalan bagian tubuh, organ, dan fungsinya.
Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks menggunakan bahasa
ilmiah, seperti Penis, Vagina.
Pengenalan sistem organ seks secara sederhana.
Anatomi sistem reproduksi secara sederhana.

14
Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh, termasuk organ
seks/organ reproduksi.
Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.
Ciri seksualitas primer dan sekunder.
Proses terjadinya mimpi basah.
Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.
Memberikan pemahaman bagi para siswa mengenai pendidikan seksual agar
siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab
terhadap kesehatan reproduksinya secara umum.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup detail.
Proses kehamilan dan persalinan agak detail.
Sedikit materi tambahan tentang kondisi patologis pada sistem organ seks.
Memperluas apa yang telah dibicarakan di SD kelas 5 dan 6, yakni identitas
remaja, pergaulan, dari mana kau berasal, proses melahirkan, dan tanggung
jawab moral dalam pergaulan.
Lebih mengarah ke penyuluhan Safe Sex. Bukan hanya untuk menhindari
kehamilan, tapi juga menhindari penyakit-penyakit seksual.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA)


Menjelaskan secara detail dan lengkap materi tersebut di atas, ditambah
bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
Mendalami lagi apa yang telah diberikan di SD dan SLTP yakni secara
psikologis pria dan wanita, paham keluarga secara sosiologi, masalah pacaran
dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah atau membujang,
pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang berharga, penilaian etis yang
bertanggung jawab sekitar masalah-masalah seksual dan perkawinan.

H. HARAPAN
Amat disayangkan bahwa banyak orangtua yang belum memahami manfaat dan
tujuan dari pendidikan seks. Ada yang menganggap bahwa pendidikan seks tidak
diperlukan, sebab akan memancing anak ke arah negatif.

15
Terkadang orangtua juga sulit untuk terbuka dan memulai dialog mengenai
materi seks pada anak, sehingga akhirnya pendidikan seks dianggap tabu. Jelas hal
ini tidak benar. Sesungguhnya dialog seks perlu dibangun, terutama dalam keluarga.
Mudah-mudahan, setelah membaca tulisan ini, para pembaca dapat memiliki
perspektif yang baru mengenai pendidikan seks (sex education), semakin meningkat
kesadarannya mengenai pentingnya pendidikan seks sejak usia dini, serta memiliki
pemahaman yang benar mengenai cara penyampaian sex education yang tepat.

16
BAB IV

KEPEMIMPINAN

A. PENGERTIAN
Setiap orang mempunyai sekedar pengaruh atas yang lain, dengan praktek.
Pengaruh ini jadi tumbuh, sebagian orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang lain,
dan sebagaian kondisi lebih banyak dapat digunakan untuk mempengaruhi, maka
sangat mungkin untuk mempraktekkan kepemimpinan ini. Kita dapat memandang
kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi
prilaku orang lain menurut keinginan-keinginan dalam suatu keadaan tertentu.

Kemempinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dari sifat-sifat


kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. Oleh karena itu,
seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat kepribadian yang baik akan lebih
mudah untuk diterima oleh anggotanya. Karena para pemimpin juga menjalankan
sebuah fungsi dan perannya yang sangat penting. Juga untuk mencoba untuk
memahami persoalan-persoalan yang dihadapi para anggota ketika mereka
menjalankan profesinya.
Oleh karena itu, dalam kepemimpinan sebuah organisasi dibutuhkan seorang
pemimpin yang efektif. Sehingga setiap orang yang diangkat menjadi pemimpin
didasarkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya daripada orang-orang yang
dipimpin. Dan dalam keadaan tertentu kelebihan-kelebihan itu dapat
dipergunakannya untuk bertindak sebagai pemimpin tetapi, tidak semua orang dapat
menggunakan kelebihannya itu untuk memimpin. Maka dalam makalah ini penulis
akan membahas mengenai bagaimana sifat-sifat pemimpin yang efektif, baik iotu
secara umum maupun agama, sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik.

B. Tipe atau Gaya Kempemimpinan


Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok atau dapat juga disebut ekstrem,
ada tiga yaitu :
1. Kepemimpinan yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai dictator
terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya pemimpin adalah menggerakkan
dan memaksa kelompok. Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh
undang-undang. Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukkan
dan memberi perintah. Kewajiban bawahan atau anggota-anggotanya hanyalah
mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran.
Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat supervise bagi
pemimpin yang otokratis hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang
telah diberikan itu ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggota-anggotanya.

17
Jadi, bukan supervise, melainkan inspeksi,m yaitu mencari kesalahan-kesalahan
dan meneliti orang-orang yang tidak taat dan tidak percaya kepada pribadi
sipemimpin.

2. Kepemimpinan Yang Laissez Faire


Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
pemimpin. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat
sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan
control dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya. Pemberian tugas dan
kerja sama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau
saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan-bentrokan.

3. Kepemimpinan yang Demokratis


Kepemimpinan yang bersifat menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai
dictator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya.
Hubungan dengan anggota kelompoknya bukan sebagai majikan terhadap
buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Dalam
melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat
dan saran-saran dari kelompoknya, juga kritikan yang membangun dan bahan
pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.

C. Sebelas Karakter Pemimpin Yang Baik


Dalam era informasi ini tampaknya nilai-nilai kepemimpinan berfokus pada
pencitraan diri, teknologi atau etika kepribadian.Pencitraan diri seolah menjadi kunci
sukses seorang pemimpin. Pencitraan diri yang dibangun melalui media elektronik
(internet) dan media massa seolah menjadi penentu seorang pemimpin. Asumsi
dibelakangnya ialah semakin populer seseorang,maka hal ini mengindikasikan
bahwa dia berpengaruh dalam masyarakat.

Namun, beberapa orang beranggapan sebaliknya bahwa seorang pemimpin


tanpa memiliki karakter yang luhur,maka dia tidak memiliki pengaruh yang kuat
terhadap orang lain. Menurutnya popularitas seseorang tidak menjamin dia memiliki
pengaruh. Seorang pemimpin yang berpengaruh dia harus memiliki sifat-sifat
kejiwaan atau akhlak yang mulia yang membedakan dia dengan orang lain (memiliki
keunggulan karakter). Untuk memiliki akhlak yang mulia tersebut diperlukan
pembiasaan sejak dari kecil. Apa kriteria kepemimpinan yang berkarakter luhur itu?

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistis

Seorang pemimpin yang berkarakter dia mampu menilai dirinya - kelebihan dan
kekurangannya, baik secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.Dia
menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin dibutuhkan akhlak yang mulia yang

18
bermuara pada hati nurani yang memampukan dia berlaku adil,jujur,berani,tegas
dan berintegritas.

2. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistis

Seorang pemimpin yang berkarakter dia mampu menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistis. Dia mau menerima secara wajar
apapun yang terjadi dalam kehidupannya, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu
sebagai sesuatu yang sempurna.Artinya dia tidak gila hormat,'gila uang atau
kedudukan.

3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis

Pemimpin yang berkarakter dia dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan
mereaksinya secara rasional. Dia tidak sombong atau mengalami superiority
complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup.
Sebaliknya jika dia mengalami kegagalan, dia pun tidak mereaksinya dengan
frustrasi, tetapi dengan sikap optimistis.

4. Menerima tanggung jawab dengan ikhlas

Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-


masalah kehidupan dan pekerjaan yang dihadapinya. Dia pro aktif menerima
tanggungjawab yang diberikan atasan dengan tulus dan ikhlas

5. Memiliki kemandirian

Dia memiliki sikap mandiri dalam cara berfikir dan bertindak.Dia mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

6. Dapat mengontrol emosi pribadi

Dia mampu mengendalikan emosi dan hal ini terbukti ketika dia menghadapi
situasi yang membuat frustrasi, depresi atau stres, namun dia melakukan tindakan
positif atau konstruktif .

7. Berorientasi tujuan

19
Pemimpin yang berkarakter mampu merumuskan tujuan dalam setiap aktivitas
dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas
dasar paksaan dari luar. Dia berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan ketrampilan.

8. Berorientasi keluar (ekstrovert)

Pemimpin yang berkarakter bersikap respek terhadap orang lain, empati terhadap
orang lain dan memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah
lingkungan.Selain itu dia bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai
orang lain seperti dirinya. Dia merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain. Dia
tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan
mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

9. Bertanggungjawab sosial

Pemimpin yang berkarakter dia aktif berpartsipasi dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

10. Memiliki keyakinan atau harapan hidup yang lebih baik

Pemimpin yang berkarakter mengarahkan hidupnya berdasarkan keyakinan


agama, pengalaman dan nilai-nilai kehidupan yang dianutnya. Dia meyakini bahwa
hidup akan menjadi lebih baik,kalau disertai dengan kerja keras dan sikap optimis.

11.Orientasi kebahagiaan

Pemimpin yang berkarakter kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung


oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection
(kasih sayang). Dia lebih senang membahagiakan (mensejahterakan) orang lain
daripada dirinya sendiri.

20
BAB V

MANAGEMENT ROLES

A. Definisi Manajer

Manajer adalah seorang yang bekeria dengan memanfaatkan bantuan orang


lain dengan cara mengkoordinasikan kegiatan kegiatan dan pekerjaan mereka
guna mencapai sasaran (objectives) dan tujuan (goals) dari suatu
organisasilperusahan.
Peran Manajer adalah terjun langsung dalam berbagai aktifitas operasional
suatu organisasi perusahaan.
Tiga Kategori Peran Manajer :

1. Peran lnformasi Manajer


Menjelaskan kegiatan untuk mempertahankan dan mengembangkan jaringan
informasi.
Kategori Peran Informasi ialah :
a. Pengawasan
- Mencari dan menerima informasi
- Melihat singkat laporan
b. Penyebar luas
- Meneruskan informasi kepada anggota organisasi
c. Juru bicara
- Menyampaikan informasi kepada pihak luar

2. Peran Antar Pribadi


Kategori Peran Antar Pribadi ialah :
a. Sebagai figur
- Kegiatan ceremonial
b. Pemimpin
- Mengarahkan dan memberikan motovasi kepada bawahan. Seperti : melatih,
membimbing dan berkomunikasi
c. Sebagai penghubung
- Menjaga saluran komunikasi, baik di dalam atau di luar organisasi

3. Peran Pengambilan Keputusan


Menentukan pilihan dan mengambil tindakan
Kategori Peran Pengambilan Keputusan ialah:
a. Wirausahawan
- Mewakili proyek perbaikan
- Mengidentifikasi ide
b. Penyelesai masalah

21
- Mengambil tindakan korektif selama terjadi krisis- Menyelesaikan konflik
antar
bawahan
- Beradaptasi dengan lingkungan
c. Pembagi sumber daya
- Memutuskan siapa yang memperoleh sumber daya
- Menentukan jadwal dan anggaran
- Menetapkan prioritas
d. Negosiator
- Mewakili departemen selama negosiasi, koontrak kerja, penjualan, pembelian
dan anggaran.

B. Peran (Roles) Manajemen


Interpersonal Roles adalah Peran manajerial yang melibatkan hubungan
dengan pihak lain dan tugas yang bersifat seremonial atau simbolis.
Informational Roles adalah peran manajerial yang meliputi menerima,
mengumpulkan, dan menyebarkan informasi kepada seluruh anggota
organisasi.
Decisional Roles adalah peran manajerial yang berkisar seputar membuat
pilihan dalam pemngambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.
A.

22
BAB VI

PENUTUP

Wirausahawan memang sangat diperlukan saat ini untuk menampung jumlah


tenaga kerja melalui lapangan kerja yang ia ciptakan, akan tetapi hal itu juga harus
diimbangi dngan skill kewirausahaan yang matang agar usaha yang dijalankannya
tidak bangkrut.

Sebenarnya siapapun bisa menjadi seorang wirausaha tapi tidak semua


orang memiliki apa yang dibutuhkan agar usahanya daat tetap berjalan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ruang Inspirasi, 4 Kepribadian Manusia (Sanguin, Koleris, Melankolis, Plegmatis),


http://arie5758.blogspot.com/2011/10/4-kepribadian-manusia-sanguin-
koleris.html#ixzz3Gu1p4xgt (akses 23 Oktober 2014)

Dokter Kecil, Pendidikan Seks (Sex Education) Sejak Dini ... Kenapa Tidak ???,
http://dokterkecil.wordpress.com/2011/05/30/pendidikan-seks-sex-education-sejak-
dini%E2%80%A6-kenapa-tidak/ (akses 23 Oktober 2014)

The Grace Seeker, Kepemimpinan (Sifat-Sifat Pemimpin Yang Efektif),


http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/10/biografi-raymond-kroc-pendiri-
mcdonalds.html (akses 23 Oktober 2014)

Politik Kompasiana, 11 Karakter Pemimpin yang Luhur,


http://politik.kompasiana.com/2012/11/28/11-karakter-pemimpin-yang-luhur-
506788.html (akses 23 Oktober 2014)

Sejuta Tutorial, Peran Manajer Dan Manajemen,


http://sejutatutorial.blogspot.com/2011/06/peran-manajer-dan-manajemen.html
(akses 30 Oktober 2014)

24

Anda mungkin juga menyukai