Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PEMIKIRAN SEBELUM ADAM SMITH

Pada masa pra-klasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi


masa Yunani Kuno, skolastik, merkantilisme dan masa fisiokrat.

a. Masa Yunani Kuno


Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu Plato, Aristoteles, Xenophone.
- Plato
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah
negara ideal. Kata Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang
dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Plato dapat dikatakan sebagai orang yang
sangat mengecam kekayaan dan kemewahan. Agar tiap orang bisa hidup sejahtera secara merata,
maka manusia perlu dan berkewajiban mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua
keinginan yang melebihi kewajaran. Kalau nafsu keserakahan ini tidak bisa dikendalikan, maka
sebagian orang akan hidup berkemewahan, sedang yang lain akan hidup dalam
kesengsaraan & kehinaan. Dalam bukunya, Politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai
alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan.
- Aristoteles
Menurut Aristoteles, ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus
dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga orang yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai
(nilai) & harga (price). Pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam
pertukaran barang tersebut. Aristoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua cabang, yaitu
kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik ia membedakan oeconomic dan chrematistik.
Oeconomic atau limu ekonomi di definisikan sebagai the art of house-hold management, the
administrations of ones patrimony, the careful hasbanding of resources. Sedangkan chrematistik
mengimplikasikan penggunaan sumber daya alam atau keterampilan manusia untuk tujuan-tujuan
yang bersifat acquisitive dalam chrematistic.
- Xenophon
Menurut Xenophon kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos dan Nomos yang
berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Karya utamanya adalah On The Means of
Improving The Revenue of The State of Athens. Dalam buku tersebut, Xenophon menguraikan bahwa
negara Athena yang mempunyai beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan negara.

b. Masa Skolastik
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan
masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena
tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Tokoh-tokoh yang
dari aliran ini antara lain, St. Albertus Magnus, dan St. Thomas Aquinas.
- St. Albertus Magnus
Albertus Magnus adalah seorang filsuf Jerman yang berpendapat bahwa harga suatu barang
seharusnya sama dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut.
Pendapat itu dikenal dengan istilah harga yang adil dan pantas.
- St. Thomas Aquinas
Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa
memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual
sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh
Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang
dilakukan tanpa usaha dan biaya.
c. Masa Merkantilisme
Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut
paham merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan
perdagangan denagn negara lain. Paham merkantilisme banyak dianut di negara-negara Eropa
pada abad ke-16, antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Masa
merkantilisme ditandai sebagai periode dimana setiap orang masing-masing menjadi ahli
ekonomi bagi dirinya sendiri.
- Jean Bodin
Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat
menyebabkan naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat
disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam
praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu. Teori Jean
Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad,
Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori kuantitas uang.
- Thomas Mun
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat
perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar dibandingkan
dengan yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap akan
menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi
pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang
diperjual-belikan itu(barter mungkin).
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan harga-
harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha, namum
kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena
harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
- Jean Baptis Colbert
Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan menekankan pengenaan
pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut Perancis,
memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk
mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka tenaga kerja
Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke dalam
Negara.
- David Hume
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil kerjanya
sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan
lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh
Hume tersebut.

d. Masa Fisiokrat
Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan adalah sumber daya alam. Aliran
ini dinamai aliran physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain
atau cratos (kekuasaan), yang berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the
rule of nature). Hukum alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan berlaku kapan
saja dimana saja dan dalam situasi apapun (bersifat kosmopolit).
Tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quessnay (1694-1774). Pada tahun 1758
Quessnay menulis buku Tableau Economique. Dalam buku tersebut Quessnay menggambarkan
sistem perekonomian suatu negara seperti layaknya kehidupan biologis tubuh manusia. Antara satu
bagian tubuh dengan bagian lain membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Begitu pula proses dan
gejala kehidupan ekonomi jika dilihat dalam hubngan antara bagian yang asatu dengan yang lain
membentuk suatu keseluruhan dengan hukum-hukum tersembunyi.
Masyarakat dibagi kedalam empat golongan:
1. Kelas masyarakat produktif,yaitu masyarakat yang aktif mengolah tanah seperti pertanian dan
pertambangan.
2. Kelas tuan tanah
3. Kelas yang tidak produktif atau kelas steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya
Quesnay menganjurkan agar kebijaksanaan kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah
harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup petani, bukan memberi hak hak khusus
kepada pemilik tanah dan para saudagar selama ini dinikmati dibawah pemerintahan merkantilisme.
Kaum fisiokrat mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan berbagai regulasi perdagangan ketika
seharusnya dibebaskan dari kontrol. Kaum merkantilis dianggap membuat barang barang menjadi
lebih mahal dengan menetapkan pajak yang tinggi.
BAB 2

PEMIKIRAN ADAM SMITH

Riwayat Hidup Adam Smith

Adam Smith lahir pada tahum 1723, dia adalah putra seorang hakim pengacara Scotlandia
dan juga seorang pengawas keuangan adat. Dia memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow
dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan kemudian di
bidang moral philosophy di Glasgow.Setelah tiiga belas tahun mengajar di bidang akademmik, dia
melakukan perjalanan selama dua tahun di Perancis sebagai guru untuk Duke of Buccleuch, yang
darinya Smith memperoleh pensiun yang membuatnya bisa menghabiskan waktu untuk menulis.

Pada tahun 1778, Smith menerima sebuah appointment sebagai Commissioner of Custom,
dimana pada tahun tersebut merupakan tahun peringatan serta tahun yang bermakna baginya dalam
seumur hidupnya. Smith meninggal pada tahun 1790.Adam Smith adalah akademisi pertama yang
menjadi seorang ahli ekonomi, karirnya tidak jauh berbeda denan ahli-ahli ekonomi lainnya yang
hidup pada masa 150 tahun terakhir. Pada zamannya, banyak ajran-ajaran ekonomi yang melewati
batas dengan pekerjaan sebagai guru di bidang akadenik,termasuk juga Smith, sehingga Smith dan
ahli ekonomi lainnya disebut sebagai seorang filsuf.

Adam Smith, sebagai seorang pemikir memiliki kerangka berpikir yang sistematis dan tertarik
pada perilaku manusia (human conduct). Sebagai seorang filsuf moral Smith tertarik pada masalah-
masalah ekonomi, terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-1764 tentang filsuf moral
terdapat beberapa poin yang menyinggung masalah ekonomi. Dalam pemikirannya Adam Smith
banyak dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar sebelumnya.

Seperti Francis Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order. Beberapa
paham naturalist yang turut mengilhaminya antara lain, Stoicsisme Yunani, Epicureans, Stoicisme
Romawi (antara lain Cicero, Seneca, Epictetus), Hobbes, Bacon dan Locke.Paham naturalist yang
terdiri dari beberapa kelompok ini memiliki kecenderungan pola pikir yaitu keyakinan atau
kepercayaan terhadap natural order yang melekat pada tiap diri manusia. Semua itu membuat tiap-tiap
organisasi social bertindak untuk menyelaraskan dengan natural order. Quesnay dan Mercier de la
Riviere (penulis fisiokrat) memberi Smith pandangan tentang pola pikir kaum fisiokrat dan minat
serta ketertarikan pada naturalism dan masalah surplus.

Teori uang Smith disusun berdasar referensi dari Hume, Locke dan Steuarts. Dari Petty dan
Steuarts, Smith belajar tentang public finance. Pemikiran Smith memberi kejelasan pada pemikiran-
pemikiran sebelumnya. Theory of Moral Sentiments (1759) dan An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations (1776) merupakan hasil pemikirannya.

Dalam bukunya The Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip kebebasan alamiah,
yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya tanpa campur
tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan dalam perpindahan
dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga kerja.Berbicara mengenai arti nilai dalam
ekonomi, Smith mengidentifikasikan barang memiliki dua nilai yakni nilai guna (value in use) dan
nilai tukar (value in exchange). Nilai tukar barang akan ditentukan oleh jumlah tenaga (labor) yang
diperlukan selama menghasilkan barang tersebut, sedangkan nilai guna adalah nilai kegunaan atau
fungsi barang itu sendiri (Deliarnov, 2010). Contoh nilai tukar barang dapat dilihat dari tingkat
keterampilan ataupun lama waktu yang digunakan dalam proses pembuatan barang yang nantinya
dipakai dalam menentukan harga. Menurut Smith, hubungan antara nilai tukar dan nilai guna bersifat
relatif. Hal ini terlihat dari perumpamaan air dan intan yang ia jelaskan sebagai contoh kasus dimana
air yang notabene memiliki nilai guna lebih tinggi, tidak memiliki harga yang lebih tinggi pula
dibandingkan intan yang sebenarnya tidak memiliki nilai guna. Teori nilai Smith sebenarnya
merupakan salah satu kelemahan dari teori klasik yang tidak mengedepankan nilai utilitas, namun
persoalan paradoks ini selanjutnya mampu dipecahkan oleh murid Smith yakni Alfred Marshall
(Deliarnov, 2010).

"Masalah Adam Smith"

Dalam The Wealth of Nations Smith mengklaim kalau kepentingan pribadi sendiri (dalam
pengaturan institusional yang berimbang) bisa menuju pada hasil yang menguntungkan dari segi
sosial. Tetapi di dalam Teory of Moral Sentiments-nya Smith berpendapat kalau simpati dibutuhkan
untuk mencapai hasil yang secara sosial menguntungkan. Di dalam permukaannya hal itu berwujud
keadaan kontradiksi.

Ekonom August Oncken menghubungkan ke hal ini di Jerman sebagai das 'Adam Smith-
Problem'[8]. Ekonom Austria Joseph Schumpeter juga memberi perhatian tentang ini cenderung
kontradiksi dengan karya Smith dalam komentarnya.

Adam Smith sendiri tidak melihat adanya kontradiksi, sejak ia memproduksi sebuah edisi
yang sudah direvisi dari Moral Sentiments setelah publikasi dari Wealth of Nations. Keduanya dalam
kisaran idenya bisa ditemukan di Lectures of Jurispundence. Pada tahun belakangan kebanyakan
murid dari karya Adam Smith bersilang pendapat bahwa tidak ada kotradiksi yang terjadi. Di dalam
Theory of Moral Sentiments, Smith mengembangkan sebuah teori dari psikologi di mana tiap
perorangan dalam masyarakat menemukannya di dalam kepentingan pribadi mereka untuk
mengembangkan simpati sebagaimana mereka mencari penghargaan dari apa yang ia sebut "penonton
imparsial". Kepentingan pribadi yang ia sebut bukanlah keegoisan sempit tetapi sesuatu yang
melibatkan simpati.

Sebagian pembaca dari The Wealth of Nations mengasumsikan bahwa ketika Smith berbicara
mengenai "kepentingan pribadi" dia memaksudkan hal tersebut sebagai keegoisan. Walaupun pada
konteks tertentu, seperti membeli dan menjual, simpati secara umum tidak harus dimasukkan, Smith
membuat hal tersebut jelas di mana dia melihat keegoisan sebagai suatu hal yang tak pantas, jika tidak
amoral, dan pelaku kepentingan pribadi memiliki simpati ke orang lain. Dalam Theory of Moral
Sentiments Smith berpendapat kalau kepentingan pribadi dari pelaku mana pun termasuk kepentingan
dari bagian lain dari masyarakat, karena opini yang diperbagus secara sosial dari tidakan yang pantas
dan tidak pantas pentingnya memengaruhi kepentingan dari individu sebagai anggota dari masyarakat.
Konteks ini juga juga berguna karena Adam Smith melawan ide dari korporasi, atau "perusahaan
saham gabungan".

Dalam kasus mana pun, Adam Smith sepertinya percaya kalau sentimen moral dan
kepentingan pribadi akan menambah pada hal yang sama. Satu garis yang mungkin dari alasan
tersebut dia mungkin telah sampai pada tahap kesimpulan seperti: tangan-tangan tak terlihat tidak bisa
beroprasi jika tidak ada masyarakat, untuk mengawali sebuah konstruksi awal pembagian sosial dari
buruh, dan, efisiensi yang datang dengan manifestasinya. Sekarang untuk masyarakat untuk eksis,
keadilan merupakan kondisi yang dibutuhkan (yang mana disebut dalam karya Smith Theory of Moral
Sentiments). Untuk keadilan berada di dalam latar sosial mana pun, individu harus mematri keinginan
dari penghargaan dan kemarahan yang dikendalikan oleh rasa menghargai dan tidak menghargai juga
nyaris secara eksklusif dihasilkan oleh simpati manusia. Kesimpulannya, tangan-tangan tak terlihat
dari pasar adalah, pada tingkat tertentu, diwakilkan atas kemampuan dari manusia untuk bersimpati:
kepentingan pribadi dari Smith merupakan harmoni dengan opini dari simpati.

KONTRIBUSI PEMIKIRAN ADAM SMITH DALAM EKONOMI PEMERINTAHAN


Menurut adam smith Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada pengaturan keadilan,
memperkuat hak milik privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing. Di bidang ekonomi,
negara harus mengadopsi kebijakan Laissez Faire nonintervensi yaitu perdagangan bebas, pajak
rendah, dan birokrasi minimum.

Standar klasik emas akan mencegah negara mendepresiasi mata uang dan akan menghasilkan
lingkungan moneter yang stabil di mana ekonomi bisa berkembang.

Smith juga memiliki tiga karakteristik dimana karakter-karakter itu yang nantinya akan memobilitasi
laju ekonomi pasar. Diantaranya adalah, kepentingan, kebebasan diri, dan kompetisi.

Tiga pilar penting ini akan menciptakan suatu sistem unik, dimana laju ekonomi dengan
sendirinya tertata, Adam Smith menyebutnya dengan invisible hand.dalam teori yang dikemukakan
Adam Smith, bahwa campur tangan pemerintah yang sangat minimal dapat mempercepat laju
ekonomi atau bersifat liberal, saya rasa bukan berarti dia liberal adalah tanpa aturan sama sekali,
hanya saja aturan-aturan itu terbentuk dengan sendirinya karena pada dasarnya hak-hak pribadi kita
juga dibatasi oleh hak-hak pribadi orang lain.

Invisible hand juga dapat dilihat melalui cara memperbaiki mekanisme pasar yang tidak sehat.
Adam smith juga menekankan untuk mengunakan sistem meritokrasi dimana seseorang diangkat
bekerja berdasarkan kemampuan dan bakatnya.

Adam smith menawarkan teori liberalis dimana semua orang berhak mengejar keuntungan
pibadi hingga dia dapat berkompetisi dan menghasilkan laju ekonomi yang baik.

Kemudian adam smith menitik beratkan kekuatan pasar bebas dalam spesialisasi produksi. Dengan
spesialisasi produksi maka akan tercipta efisiensi dalam pasar. Spesialisasi yang dianut kaum klasik
lebih condong dengan factor produksi lebih ke tenaga kerja. Sebenarnya spesialisasi ini yang akan
membuat adanya distribusi yang sempurna dalam perekonomian yang sering disebut dengan nama
invisible hand. Tanpa konsep ini system pasar tidak akan berjalan dengan baik. Konsep ini juga yang
membuat berkembangnya pasar tumbuh seperti mahluk hidup yang dapat mencari nutrisi sendiri
untuk kelangsungan hidupnya, nutrisi yang dimaksud adalah adalah inovasi dan efisiensi. Inovasi
sangat erat kaitannya dengan kebutuhan konsumen akan barang dan jasa dan efisiensi adalah suatu
keharusan yang harus dilakukan oleh produsen dalam pasar persaingan sempurna. Dengan kedua hal
ini maka distribusi kebutuhan maupun pedapatan akan merata dan tingkat hidup dalam masyarakat
akan meningkat. Oleh sebab itu dalam pasar pesaingan sempurna peran pemerintah hanya sebagai
pengawas maupun regulator jika pemerintah turut campur dalam pasar maka akan terjadi
disekulibrium dalam pasar dan pada akhirnya inovasi maupun efisiensi tidak akan tercapai. Mungkin
inilah yang membuat para pemikir ekonomi sampai saat sekarang masih terpesona dan masih percaya
tentang ekonomi pasar bebas dan masih mempercayai bahwa spesialisasi adalah distributor
kesejahteraan yang paling utama dalam pasar bebas. Oleh sebab itu sampai sekarangpun masih
banyak teori yang berlandaskan pada prinsip spesialisasi.
BAB 3

PEMIKIRAN KAUM KLASIK

Pemikiran Tokoh Jean Baptiste Say (1767-1823)

J.B. Say berasal dari Prancis. Lahir pada tanggal 5 Januari 1767. Seperti halnya Ricardo,
J.B. Say juga berasal dari kalangan pengusaha, bukan dari kalangan akademis. Keterkaitannya dengan
pengembangan teori-teori juga berlangsung pada waktu ia sudah memasuki usia senja, mendekati usia
50 tahun. Ia sangat memuja pemikiran-pemikiran Smith. Sebagai pendukung yang loyal, ia sangat
berjasa dalam menyusun dan melakukan kodifikasi terhadap pemikiran-pemikiran Smith secara
sistematis. Hasil kerjanya dirangkum dalam bukunya Traite dEconomie Politique (1903). Apa
yang dilakukan oleh Baptiste Say ini sangat membantu dalam memahami pemikiran-pemikiran Smith
dalam buku The Wealth of Nations, yang bahasanya relatif sulit dicerna oleh orang awam.

Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang mengatakan
bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its owm
demand). Pendapat Say di atas disebut Hukum Say (Says Law). Hukum Say didasarkan pada
asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada produksi, akan ada
pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi. Dengan demikian, dalam
keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan permintaanya sendiri akan produksi
barang yang bersangkutan.

Dengan dasar asumsi seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan, yang akhirnya akan
selalu diiringi oleh peningkatan permintaan. Jadi, dalam perekonomian yang menganut pasar
persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran (excess supply). Kalaupun
terjadi, sifatnya hanya sementara. Pasar lewat tangan tak kentara akan mengatur dirinya kembali
kearah keseimbangan. Misalnya, kalau penawaran terlalu besar dibanding permintaan, stok barang
naik, dan harga-harga di pasar akan turun. Turunnya harga ini menyebabkan produksen enggan
berproduksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah barang yang
diminta.

Pendapat Say bahwa produksi akan selalu menciptakan permintaan sendiri menjadi pedoman dasar
dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan itu kemudian dikritik sangat keras sebagai pangkal tolak
terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930.

Selain terkenal dengan Hukun supply creates its own demand Say dapat dikatakan sebagai orang
pertama yang berbicara tentang enterpreneur. Begitu juga ia adalah orang pertama yang berjasa
mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga bagian, yaitu tanah, labor dan kapital (land, labor
and capital). Namun, teori-teorinya tersebut kalah tenar dibandingkan hukum say. Teori ini paling
sering dikritik oleh Keynes sebagai pangkal sebab terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930-an
kemudian.

Pemikiran Tokoh Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Thomas Malthus dianggap sebagai tokoh klasik setelah Adam Smith yang banyak berjasa
dalam pemikiran ekonomi. Malthus menimba ilmu di St.Johns College, Cambridge, Inggris, dan
kemudian melanjutkan ke East India College. Untuk pertama kalinya ekonomi politik disiplin
ilmu tersendiri. Buku yang ditulisnya : Principles of political economy (1820), definition of
political economy (1827), Essay on the principle of population as it affect the future
improvement of society (1798), An inquiry into the nature and progress of rent (1815).

Disalah satu bukunya terdapat pikiran yang tidak sejalan antara malthus dengan smith. Dimana
smith optimis akan kehidupan manusia namun malthus pesimis dengan hal itu. Penyebab pesimisme
Malthus ialah dari faktor tanah. Karena tanah merupakan salah satu faktor produksi yang tetap
jumlahnya. Malthus mengamati manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi
hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan deret
ukur sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Karena
perbedaan tersebut, maka malthus meramalkan akan terjadi bencana yang menimpa manusia.

Berbagai masalah timbul karena adanya tekanan penduduk tersebut, yang pada akhirnya akan
berkelanjutan terhadap standar hidup manusia. Baik dalam arti ruang maupun output. Anehnya dalam
menghadapi masalah orang selalu menyalahkan keadaan dan lingkungan, akan tetapi tidak pernah
menyalahkan diriya sendiri. Dalam bukunya essays on the principles of population malthus
menguraikan bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari bencana ialah melakukan kontrol atau
pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau dengan program keluarga berencana. Pandangan diatas
dipandang pesimis. Dalam kenyataannya produktivitas tenaga kerja selalu meningkat tiap tahun yang
dimulai dari revolusi industri yang kemudian dilanjut dengan revolusi hijau serta revolusi biru.
Kenyataan tersebut menunjukan bahwa kemakmuran masyarakat meningkat dari tahun ke tahun.
Walau ramalan malthus dinilai berlebihaan, tetapi perlu diwaspadai sebab di beberapa negara di
afrika, saat ini sering dilanda kelaparan. Sebagai catatan, perlu dikemukakan, jika seseorang berbicara
tentang malthus maka ingatan orang akan lari pada teori populasi yang telah dijelaskan diatas.
Sebetulnya selain tentang penduduk, karyanya dibidang lain juga ada.

Pemikiran Tokoh David Ricardo (1772-1823)

David Ricardo tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi yang cukup, namun ia
telah menggeluti dunia pasar modal sejak usia 8 tahun sehingga ia paham akan dunia ekonomi.
Ia memulai karirnya sebagai ekonom pada usia 42 tahun. Buku-buku pertamanya banyak
membahas tentang keuangan dan perbankan.

David Ricardo sependapat dengan Smith bahwa labor memengang peran penting dalam
perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi
yaitu biaya labor memegang peran penting dalam perekonomian-perekonomian yang kemudian
dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya kapital.

Perbedaan David Ricardo dengan Smith terletak pada penekanan, Smith menekankan pada
masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedangkan David Ricardo lebih menekankan pada
masalah pemerataan pendapatan diantara berbagai golongan dalam masyarakat.

Ricardo mengemukakan beberapa teori (the principles of political economy and taxation)
yaitu :

Teori nilai kerja


Teori sewa tanah
Teori upah alami
Teori uang
Teori keuntungan komparatif

Teori tanah dijelaskannya bahwa jenis tanah berbeda-beda, ada yang subur, kurang subur, dan
tidak subur. Makin rendah tingkat kesuburan tanah, makin tinggi biaya rata-rata dan biaya marjinal
untuk mengolah tanah tersebut. Makin tinggi biaya, maka keuntungan per hektar tanah menjadi
semakin kecil, untuk itu sewa tanah yang lebih subur lebih tinggi dibandingkan dengan sewa tanah
yang kurang subur bahkan tidak subur sama sekali. Bagi Ricardo yng menentuka tingginya tingkat
sewa tanah adalah tanah marjinal, yaitu tanah yang paling tidak subur yang terakhir sekali masuk
pasar.

Teori nilai kerja dan upah alami dijelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos
yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos tersebut terdiri dari biaya bahan
mentah dan upah buruh. Upah buruh ini besarnya hanya cukup untuk sekedar dapat bertahan hidup
dan disebut dengan upah alami. Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga
suatu barang adalah tingkat upah alami atau upah besi menurut kaum sosialis.

Teori Ricardo lainnya ialah teori keuntungan komparatif atau teori keuntungna berbanding,
menurutnya setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya menkhususkan diri menghasilkan
produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Dengan teori keuntungan berbanding tersebut, tidak
diragukan lagi kalau ia dianggap sebagai arsitek utama perdagangan bebas. Pakar ekonomi klasik
menyatakan bahwa pengaturan tata niaga ini akan lebih banyak mendatangkan kemelaratan dari pada
keuntungan.

Pemikiran Tokoh John Stuart Mill (1806-1873)

Kebayakan pakar ekonomi sepakat bahwa ajaran klasik mencapai puncaknya ditangan
J.S. Mill, bapak dari James Mill, juga seorang pakar ekonomi.

Mill dikenal sebagai penulis yang sangat berbakat. Reputasinya sebagai penulis diakui sewaktu
ia menerbitkan buku pertama, A System of logic tahun (1843), yang kedua, On the liberty tahun
(1859) dan buku yang dikenal lebih luas Essay on Some Unsettled Questions of Political
Ekonomy dan Principles Ekonomy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848).

Buku yang terakhir Principles of Political Ekonomy dimaksudkan untuk menyarikan teori-teori
ekonomi pada masanya buku tersebut dianggap sebagai apogee dan mazhab klasik, mulai dari
pandangan Smith, Malthur, Ricardo, dan Say. Dalam buku tersebut Mill, individualisme tidak lagi
tampil kasar dan kaku. Sebagai sesama kaum klasik D John Stuart Mill selalu menentang pihak-pihak
yang menuduh paham laissez taise sebagai ilmu yang menyedihkan dan muram (disma) science dan
menuduh teori upah Ricardo sebagai teori upah besi.

J.S. Mill juga tidak terlalu kaku dengan campur tangan pemerintah, Mill membolehkan campur
tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat
membawa ke arah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik dan lebih pantas.

J.S. Mill dalam buku-buku ajar tentang pemikiran ekonomi selalu dimasukan ke dalam aliran Klasik
walaupun diakhir hayatnya ia menyebut dirinya sendiri sosialis.

BENANG MERAH

Selain Adam Smith, masih ada tokoh-tokoh pemikir klasik lainnya, diantaranya Thomas
Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say, dan John Stuart Mill. Thomas Malthus dianggap
sebagai tokoh klasik setelah Adam Smith yang banyak berjasa dalam pemikiran ekonomi.
Pemikiran yang tidak sejalan antara Malthus dengan Smith. Dimana smith optimis akan
kehidupan manusia namun Malthus pesimis dengan hal itu. Penyebab pesimisme Malthus ialah
dari faktor tanah. Karena tanah merupakan salah satu faktor produksi yang tetap jumlahnya.

David Ricardo sependapat dengan Smith bahwa labor memengang peran penting dalam
perekonomian yang kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya
produksi yaitu biaya labor memegang peran penting dalam perekonomian-perekonomian yang
kemudian dikembangkan menjadi teori harga relatif berdasarkan biaya produksi yaitu biaya
kapital.
Kontribusi J.B. Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang
mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates
its owm demand). Pendapat J.B. Say di atas disebut Hukum Say (Says Law). Hukum Say
didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan.

J.S. Mill berpandangan bahwa campur tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah peningkatan efisiensi dan
penciptaan iklim yang lebih baik dan lebih pantas.
BAB 4

PEMIKIRAN KARL MARK

BIOGRAFI KARL MARK

Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di
tahun 1818. lahir setelah perang Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan
bukunya The Principles of Political Economy. Dia merupakan pendiri Idiologi komunis yang
sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom,
namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Merupakan seorang
profesor dalam berbagai ide yang Revolusioner, yang menginspirasi pemikir-pemikir lainnya.
Setelah menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin, dan Jena.
Maka dari sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara
filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran dari David Ricardo (pemikir teori ekonom
klasik). Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang
dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,sejarah berproses melalui
serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan
berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini
akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang
berproses menjdai lebih baik.

Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari dirinya
sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang
mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil keberadaan
pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan kemampuan manusia untuk memperoleh
kebahagiaan sejati, karena dia menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam
ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi, dan pengaruh kebradaan
pasar pada manusia. Sehingga sangat penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi,
ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai
dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi
klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi.

Hasil dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain :

1. masyarakat feudalisme, dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian


dikuasai oleh tuan-tuan tanah.
2. Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung,
namunkarena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana
feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur
dan digantikan dengan masyarakat sosialise.
3. Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-
sisa kapitlisme.
4. Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang
atau materi.
Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:

1. kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi.


2. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja, maupun bahan-
bahan produksi.
Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara
kekuatan dan relasi produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat
perubahan kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi penggilingan uap
pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk memproduksi barang adalah
buruh.

Analisa karl marx tentang Kapitalisme

karl marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis memunculkan akibat social yang tidak
diinginkan dan sebagai pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke waktu.
Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang kapitalisme, yang berisi tentang :

1. Surplus pengangguran

Pada konsep tentang surplus pengangguran ini, Karl Marx berpendapat bahwa selalu terjadi
kelebihan penawaran tenaga kerja yang erdampak pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi
surplus value dan keuntungan tetap bernilai positif. Karl Marx melihat ada 2 faktor penyebab
terjadinya surplus tenaga kerja ini. Pertama, yaitu Direct Recruitment yang terjadi akibat penggantian
tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect Recruitment yang terjadi akibat
adanya anggota baru tenaga kerja yang memasuki pasar tenaga kerja.

2. Penurunan tingkat keuntungan

Dalam model Karl Marx dirumuskan bahwa tingkat keuntungan (P) mempunyai
hubungan positif dengan tingkat surplus Value (S) dan mempunyai hubungan negative dengan
organic komposition of capita (Q).

P=S(1-Q)

Dengan asumsi bahwa surpus value dipertahankan untuk tidak berubah. Setiap kenaikan
dalam organic composition of capital akan menghasilkan penurunan pada tingkat keuntungan,
melalui mekanisme sebagai berikut.

Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis untuk menghimpun modal. Penghimpunan
modal ini berarti bahwa aka nada lebih banya fariabel modal yang digunakan untuk menambah tenaga
kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi tingkat pengangguran. Tingkat surplus
value akan mengalami penurunan sebagai akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat laba juga akan
turun. Para kapitalis akan bereaksi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin dengan
menambah organic composition of capital. Jika tingkat surplus value dipertahankan untuk tidak
berubah maka kenaikan pada organic composition of capital akan mendorong tingkat keuntungan
pada level yang lebih rendah.

3. Krisis Bisnis

Pada konteks krisis bisnis (depresi), Karl Marx berpendapat bahwa adanya perubahan orientasi
atau tujuan dari proses produksi dari tujuan nilai guna pada zaman ekonomi barter berubah menjadi
tujuan nilai tukar dan keuntungan saat dibawah kapitalisme, menyebabkan terjadinya fluktuasi
ekonomi. Pada ekonomi barter, produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri atau
ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi barter ini tidak pernah terjadi over
produksi. Sedangkan ketika tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan keuntungan maka
terjadinya over produksi pada suatu perekonomian akan mungkin terjadi. Over produksi itu sendiri
akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan. Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan
berdampak pada pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi inilah yang menurut
pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari fluktuasi pada keseluruhan aktifitas ekonomi.
menghasilkan siklus bisnis, hal ini Karl Marx bercermin pada pertumbuhan dramatic pada industry
tekstil di Inggris dengan mekanisme sebagai berikut. Adanya ledakan pada teknologi akan
menyebabkan peningkatan akumulasi dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah
pengangguran akan berkurang, tingkat upah akan naik, surplus value akan berkurang, dan tingkat
surplus value akan berkurangdan akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan. Penurunan tingkat
keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan akan menyebabkan depresi. Namun
menurut Karl Marx depresi ini mempunyai elemen yang akhirnya, cepat atau lambat akan
menyebabkan ekspansi yang baru pada kegiatan ekonomi.

4. Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis

Dalam model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas bergantung pada kapitalis itu
sendiri yang berupaya untuk mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam
kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam
jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Untuk memperoleh profit yang besar, aliran kapitalis
menambah komposisi modal an ternyata hal itu justru menurunkan profit.

Kaum kapitalis secara periodic akan berusaha menanggulangi jatuhnya nilai profit dengan
mengurangi infestasi secara berlebih yang dapat menyebabkan aktifitas ekonomi mengalami fluktuasi
yang nantinya bias menyebabkan krisis.

Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu:
jatuhnya nilai profit, factor teknologi baru yang tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan
dalam suatu sector ekonomi yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan
ekonomi.

5. Konsentrasi modal

Meskipun model karl marx memberi asumsi mengenai adanya pasar persaingan sempurna
dengan jumlah yang besar untuk perusahan-perusahan kecil dalam tiap tiap industry, namun karena
ketatnya persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industry-industri kecil sehingga akan
mengurangi persaingan.

Untuk mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan peusatan modal. Pemusatan modal ini
terjadi melalui sebuah redistribusi pada modal. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar
lebih bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik ketimbang perusahaan yang kecil, hal ini
disebabkan karena perusahaan yang besar itu dapat memproduksi dengan biaya yang rendah.
Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan monopoli.
Penambahan modal secara lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama dalam
bentuk organisasi bisnis.

6. Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar

kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan bertambahnya tingkat kesengsaraan pada


kaum proletar. Bertambahnya kesengsaraan secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat
secara global menurun dalam sistem kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian pendapatan
nasional mereka menjadi turun di kemudian hari.

Hingga pada akhirnya marx berasumsika secara konsisten bahwa hal yang harus dilakukan untuk
menghilangkan kesengsaraan, yakni dengan lebih memperhatikan pada kualitas hidup mereka
BAB 5

PEMIKIRAN NEO KLASIK

1. Alfred Marshall

Alfred Marshall (lahir 26 Juli 1842 meninggal di Balliol Croft, Cambridge, Inggris , 13
Juli 1924pada umur 81 tahun) adalah seorang ahli ekonomi Inggris yang paling berpengaruh di
zamannya. Dia tumbuh di daerah suburban Clapham, London dan dididik di Merchant
Taylor's School,Northwood dan St. John's College, Cambridge. Meskipun pada awalnya ia
ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi rohaniawan, namun prestasinya di Universitas
Cambridge membuatnya berkarier di jalur akademis. Ia menjadi profesor dalam bidang
ekonomi politik pada tahun 1868.

Dia menulis beberapa traktat perdagangan internasional dan masalah proteksionisme.


Lalu, pada tahun 1879, ia mengumpulkan makalah-makalah yang pernah dibuatnya dalam
satu buku berjudul The Pure Theory of Foreign Trade: The Pure Theory of Domestic Values.

The Pure Theory of Foreign Trade:The Pure Theory of Domestic Values.


Tetapi setelah itu, dia dipaksa mengundurkan diri dari StJohn`s tersebut untuk mematuhi
peraturan bujangan di universitas karena ia diketahui menikahi muridnya, Mary Palley Marshall yang
kelak ikut membantu menulis.

The Economics of Industry 1879.


Ia kemudian mengajar sebentar di Bristol dan di Balliol College, Oxford. Marshallmencapai
ukuran popularitas dari pekerjaan ini, dan setelah kematian William Jevons pada 1881.Ketika
Marshall kembali ke Universitas Cambridge tahun 1885 untuk menjadi professor ekonomi politik,
ekonomi masih menjadi bagian dari kurikulum ilmu-ilmu moral dan sejarah.Ekonomi hanya
merupakan mata kuliah yang harus diambil oleh sejarawan dan ahli filsafatuntuk mendapat gelar
kesarjanaan mereka. Marshall mulai membuat ilmu ekonomi sebagi bidangstudi yang mandiri dan
terpisah, yanh memiliki standar ilmiah yang sama tingginya dengan ilmu-ilmu fisika dan biologi. Tapi
Marshall ingin ilmu ekonomi menjadi ilmu praktis, membantu pejabat pemerintah dan pemimpin
bisnis dalam pembuatan keputusan penting.Pada tahun 1903 upaya ini berhasil, sebuah jurusan dan
gelar dibidang ekonomi dibukadi Universitas Cambridge. Institusi akademik lainnya segera mengikuti
jejak Cambridge, danilmu ekonomi menjadi disiplin yang diakui di seluruh dunia. Manusia di dunia
bisa menekuniilmu ekonomi dan belajar gagasan-gagasan yang diperkenalkan oleh Alfred Marshall.

Alfred Marshall bapak ilmu ekonomi Neoklasik merupakan ahli ekonomi yang paling
berpengaruh di zamannya. Melalui bukunya yang berjudul Principles of Economy (1890), ia
mengembangkan ide tentang penawaran dan permintaan, marginal utility dan biaya produksi dalam
suatu koherensi. Ia dikenal sebagai salah satu penemu ekonomi.
Karya pemikiran Marshall secara garis besar diantaranya :

Teori Perilaku Konsumen (Theory of Consumers Behavior)

Alfred Marshall mengembangkan sintesis pengertian tentang nilai subjektif pada faedah
marginal dengan unsur objektif yang melekat pada pengertian biaya marginal. Nilai dan harga barang
di pasar dipengaruhi baik oleh konsumen maupun produsen. Konsumen mempengaruhi harga dengan
mendasarkan pada penilaian subjektif pada suatu barang, yang secara keseluruhan membentuk
permintaan pasar.

Umumnya, konsumen akan meneruskan pembelian terhadap suatu produk untuk jangka waktu
yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya.
Teori ini dapat disimpulkan bahwa konsumen memiliki loyalitas tinggi terhadap merek suatu produk
yang mampu memberikan kepuasan, nilai tersendiri bagi pemakainya dan adanya bukti nyata akan
kualitas dan kehandalan yang ditawarkannya.

Perilaku semacam ini bukan berarti menjadikan merek tertentu sebagai market leader dan
tidak perlu lagi untuk melakukan komunikasi pemasaran secara terpadu. Berdasarkan teori kepuasan
marginal di atas, terdapat asumsi-asumsi yang biasanya dipakai yaitu bahwa:
a. Konsumen memaksimumkan kepuasan berbatas pada kemampuan finansialnya,
b. Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber,
c. Ia selalu bertindak dengan rasional.

Teori Harga

Menurut Alfred Marshall, harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan pasar: penawaran
dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen.
Selain itu ada juga kontribusi pemikiran Marshall tentang persamaan kuantitas uang:
Kebutuhan uang untuk transaksi ini berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat pendapatan
nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k.Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K= Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari
pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas.

Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran

Mekanisme permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap


usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah
barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva penawaran berjalan
dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas independen, terjadi kestabilan, tetapi jika
berubah harga menjadi independen, maka keadaan menjadi tidak stabil.

Selain sintesis dan peranan yang berimbang antara biaya marginal dan paedah marginal,
serta consumers surplus dan producers surplus, sebagaimana diulas diatas, kini harus disebut
tentang konsep elastisitas yang berkaitan dengan sisi permintaan maupun dengan sisi
penawaran : elasticity of demand and elasticity of supply. Sehubungan dengan itu juga tentang konsep
substitusi (elasticity of subtitusion).

Pengertian kata elastisitas menyangkut respons ataupun reaksi suatu variable terhadap
perubahan persentase pada variable lain. Secara sederhana rumus umum dari elastisitas adalah:

Mengenai sifat elastisistas pada permintaan, yang palin sering dihadapi sebagai
permasalahan ekonomi adalah elastisitas permintan (reaksinya) terhadap perubahan pada pendapatan
(income elasticity of demand). Perubahan perubahan itu dinyatakan dalam persentase.

Elastisitas permintaan terhadap harga menyangkut hubungan antara tingkat harga dan
jumlah barang yang dibeli (tingkat pembelian) dan mencerminkan perubahan persentase pada tingkat
pembelian (jumlah yang dibeli) dibagi oleh perubahan persentase pada tingkat harga.

Elastisitas permintaan terhadap pendapatan menyangkut hubungan antara tingkat


pendapatan seseorang pembeli dan tingkat pembeliannya (jumlah yang dibeli) dan mencerminkan
perubahan presentase pada tingkat pembelian dibagi oleh perubahan presentase pada tingkat
pendapatan.
2. Herman Heinrich Gossen, Enwicklung der Gesetze des menschlichen Verkehrs und die
darausfliessenden Regeln fuer menschliches Handeln (1854)

Gossen (1810-1858) merupakan pemikir berbangsa Jerman yang mengungkapkan istilah


kepuasan (utility) dan kepuasan marginal (marginal utility). Gagasan awalnya bersumber
mengenai ntzen dan grenzntzen yang dijelaskannya pada abad XIX.

Di antara pemikiran-pemikiran Gossen mengenai berbagai bidang permasalahan ekonomi, terdapat


dua pemikiran dasar yang menonjol yang kemudian dikenal dengan dua hukum Gossen.

Hukum Gossen yang pertama menyangkut kepusan marginal suatu barang yang cenderung
semakin berkurang dengan semakin bertambahnya jumlah barang tersebut. Jika jumlah barang
tersebut semakin bertambah, maka kepuasan tersebut akan berkurang sampai mencapai suatu batas.
Kepuasan pada batas yang masih dapat dinikmati disebut kepuasan marginal (marginal utility). Lewat
dari dari batas itu, maka bertambahnya persediaan barang yang bersangkutan menyebabkan nilai
barang tersebut sudah tidak mempunyai arti bagi konsumen. Kepuasan marginal tersebut ditentukan
oleh penilaian subjektif dari pihak konsumen dan merupakan dasar nilai bagi nilai dan harga dari
barang yang bersangkutan.

Hukum Gossen yang kedua menyangkut bahwa kepuasan maksimal akan diperoleh jika kepuasan
marginal masing-masing dari semua jenis barang kebutuhan menjadi sama besarnya pada tingkat
dimana daya dan dananya habis terpakai. Dengan kata lain, pemanfaatan optimal dari dana yang
tersedia untuk mencapai kepuasan marginal bagi pemakai akan terlaksana jika ada semacam
penyamarataan di antara kepuasan marginal dari masing-masing jenis barang yang diperoleh. Hukum
yang kedua ini berdasarkan pendapat bahwa kebutuhan dan selera manusia akan barang dan jasa
meliputi jumlah yang banyak dan berbagai macam sifat dan jenisnya. Di sisi lain, sumber daya dan
dana yang tersedia bagi peminat selalu terbatas pada kebutuhan yang diinginkan. Hukum Gossen yang
kedua ini menunjukkan bahwa penggunaan dana akan membawa kepuasan maksimal.

3. Eugen von Bohm-Bawerk, Kapital und Kapitalzins : Vol. 1, Geschichte und Lritik der Kapita
zinstheorien (1884); Vol. 2, Die Positive Theorie des Kapitals (1889)

Di zamannya Bohm-Bawerk dianggap oleh umum sebagai salah seorang pakar ekonomi
diantara yang paling brilian dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebelumnya ia menjabat tiga kali sebagai
Menteri Keuangan Kerajaan Austria-Hongoria dan diaangap berhasil dalam penerbitan keuangan
negara dan pengelolaan kebijaksanaannya.

Teori Bohm-Bawerk tentang Nilai dan Harga

Dalam pandangan Bohm-Bawerk, masalah nilai dan harga menyangkut hubungan umum
antara barang-barang yang mengandung faedah (nutzen) untuk memenuhi kebutuhan. Sejumlah jenis
barang dapat dimanfaatkan untuk berbagai rupa kebutuhan, kegunaannya lebih dari satu jalur.

Teori Bohm-Bawerk tentang Distribusi Pendapatan

Dalam pandangan bohm-Bawerk dan pendekatannya terhadap ekonomi masyarakat, para


pelaku aktif dalam proses kegiatan ekonomi terbagi golongan angkatan kerja, golongan pemillik tanah
atau penguasa tanah, golongan kapitalis, dan enterpreneur (wirausaha).

Golongan-golongan tersebut dibedakan menurut fungsi dan peranannya dalam prosesproduksi


dan pembentukan pendapatan (sebagai hasil produksi). Ciri tenaga kerja dan pemilik tanah ialah
masing-masing mewakili atau menguasai suatu jenis faktor produksi. Bahhian pendapatan yang
diperuntukkan bagi tenaga kerja ialah sebagai imbalan jasa kepada perannya dalam proses ekonomi,
imbalan jasa bagi fungsi ekonominya. Demikian pula bagian pendapatan yang diterima oleh pemilik
tanah ialah sebagai imbalan jasa bgi peran tanah dalam proses produksi (tanah dalam fungsi
ekonominya), terlepas dari perilaku atau peranan pribadi si pemilik tanah. Jadi, upah yang dibayar dan
diterima ialah untuk fungsi pekerjaan dan sewa tanah untuk fungsi tanah, masing-masing dalam
proses.

Hukum mengenai biaya produksi dapat disimpulkan sebagai kasus khusus hukum mengenai
faedah marginal. Artinya, fenomena adanya biaya produksi merupakan pencerminan dari nilai
subjektif (yang menentukan faedah marginal tadi).

3. J.R Hicks, Value And Capital (1939)

Hicks menjadi terkenal pada saat pembaharuanya tentang konsep equilibrium umum yang
didalamnya sudah terkandung unsure dinamika. Hicks sebagai mahasiswa menimba ilmu di Oxford
University dan setelah lulus mengajar di London School of Economics kemudian diangkat menjadi
guru besar di Manchester University, sampai pada akhirnya dia menjadi guru besar di Oxford
University sampai akhir masa kariernya.

Hicks termaksud dalam sekelompok pemikir ekonomi yang dapat dianggap sebagai allround
theorists, dengan keahlian yang tinggi disegala cabang ilmu ekonomi. Ia meraih hadiah
nobel,penghargaan tertinggi dalam dunia ilmu pengetahuan ekonomi ditahun 1972. Karya ilmiahnya
mencangkup diantaranya Teori tentang Upah dan permasalahan tentang ekonomi perburuhan , Teori
nilai dalam kaitan dengan teori moneter , Teori tentang sejarah ekonomi , Teori tentang siklus
ekonomi , Uraian tentang modal dan pertumbuhan , Ulasan dan penafsiran secara terjabar mengenai
pemikiran baru yang sedang dikembangkan J.M. Keynes , dan Teori ekonomi umum, Value and
Capital.

Dalam buku ini pemikiran Hicks diarahkan pada teori nilai dalam keadaan equilibrium umum.
Walaupun berpijak pada teori mikro semua hal dikaji dengan memperhatikan serangkaian unsure
dinamika dan juga dalam hubungannya dengan teori moneter. Dengan kata lain, Hicks membuka jalur
perhubungan kedalam ekonomi makro.yang baru. Hicks mengkaji ulang pandangan Alfred marshall
dengan penyorotan yang kritis. Mengadakan perubahan-perubahan penting terhadap seperangkat
pemikiran dalam teori marshall mengenai prilaku konsumen. Hicks mengembangkan gagasan yang
mantab dalam hal teori tentang nilai subjektif maupun teori tentang equilibrium umum.

Hicks menunjuk kepada kelemahan-kelemahan nilai pada versi lama ( marshall ). Yang
dianggapnya terlalu berat sebelah karena sabgat tergantung dari konsep pengertian tentang faedah
(ulitily). Dan dari kecenderungan terus menurunya faedah yang dulu diungkapkan oleh Herman
Gossen.

Hicks cenderung pada landasan pemikiran Walras tentang equilibrium umum di pasaran.
Hicks mengganggap pola pendekatan walras masih bersifat agak steril. Kiranya yang dimaksud oleh
hicks dalam hal ini iyalah statika dalam modal matematik yang dibeberkan oleh waras. Kuncinya
iyalah konsep pengertian mengenai temporary equilibrium. Pengaruh tidak langsung dari pasar masa
depan berkaitan dengan faktor expectation (dugaan,perkiraan dan pengharapan). Faktor ekspetasi
berlaku oleh para pelaku dipasaran.

Prasyarat Pasar Persaingan Sempurna menurut Hicks :


1. Para penjual dalam jumlah yang banyak
2. barang dan jasa yang dijual adalah sama dalam jenis,sifat dan mutu
3. pasarnya terbuka bagi penjual-penjual baru
4. dengan begitu di antara para penjual tiada satu pun yang bisa mempenggaruhi harga barang
maupun jumlah yang dijual
5. tiap penjual menjual barangnya atas harga pasar yang telah terbentuk
6. para penjual maupun para pembeli mempunyai pengetahuan lengkap tentang perimbangan
keadaan pasar
7. faktor produksi dapat bergerak secara bebas dan tanpa rintangan diantara sektor kegiatan
ekonomi
8. pendatang baru bisa melakukan kegiatan penjualan secara bebas
9.satuan usaha tidak ada perbedaan dalam biaya transpor dalam pengangkutan barang kepada para
pembeli.

4. Irving Fisher

Seorang pelopor dalam penggunaan metode kuantitatif dan teknik matematika dalam
pengkajian mengenai masalah-masalah ekonomi.dianggap yang paling tenar diantara ilmuan asal
Amerika Serikat. Fisher lulusan Yale University, lalu ia hijrah ke Eropa selama beberapa tahun. Ia
menggunjungi pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Austria, Jerman dan Inggris. Ia juga sering
bertukar pikiran dengan para pemikir Eropa Barat. Irving Fisher salah satu pelopor dalam penggunaan
metode kuantitatif dan teknik matematika dalam mengkaji mengenai masalah-masalah
ekonomi.Fisher lazim menggunakan bahan statistik-empiris dan berjasa untuk meningkatkan kegiatan
statistik menjadi bidang ilmu pengetahuan.

Tiga Rupa Permasalahan, karya Irving Fisher :


1. Pencipta teori konsep (angka) indeks dan pengembanganya sebagai peralatan analisis yang
sangat berarti dalam kerangka pemikiran teoretis maupun dalam permasalahan praktis
2. Teori kuantitas tentang uang dan harga
3. Teori tentang bunga

5. Leon Walras

Leon Walras adalah seorang ekonom berkebangsaan Perancis. Ia merumuskan teori nilai
marjinal ( dikembangkan lagi oleh William Jevons Stanley dan Carl Menger) dan mempelopori
pengembangan teori ekuilibrium umum.

Pemikiran Walras banyak dipengaruhi oleh Auguste Cornout yang merupakan teman ayahnya,
ia banyak menggunakan pendekatan matematis dalam mengkaji ekonomi
Teori keseimbangan Umum (Ekuilibrium Umum).

Pada 1874 dan 1877 Walras diterbitkan Unsur Ekonomi Murni, suatu karya yang
membuatnya dianggap sebagai ayah dari teori ekuilibrium umum . Masalah yang Walras ditetapkan
untuk memecahkan salah satu dipresentasikan oleh Cournot, bahwa meskipun bisa ditunjukkan bahwa
harga akan menyamakan penawaran dan permintaan untuk menghapus pasar individu, tidak jelas
bahwa ekuilibrium ada untuk semua pasar secara bersamaan.

Langkah penting dalam argumen itu 'Hukum Walras yang menyatakan bahwa
mempertimbangkan setiap pasar tertentu, jika semua pasar dalam suatu perekonomian
berada pada kesetimbangan, maka pasar tertentu juga harus dalam keseimbangan. Hukum Walras
'bergantung pada gagasan matematika yang menuntut pasar kelebihan (atau, terbalik, pasar kelebihan
pasokan) harus jumlah ke nol. Ini berarti bahwa, dalam ekonomi dengan pasar n, adalah cukup untuk
menyelesaikan n-1 persamaan simultan untuk membersihkan pasar. Mengambil yang baik sebagai
numeraire dalam hal mana harga ditentukan, ekonomi telah n-1 harga yang dapat ditentukan dengan
persamaan, sehingga ekuilibrium harus ada. Sebuah versi yang lebih ketat dari argumen ini
dikembangkan oleh Kenneth Arrow dan Gerard Debreu pada tahun 1950.

Hukum Walras

Hukum Walras 'adalah prinsip dalam teori ekuilibrium umum menyatakan bahwa kendala
anggaran menyiratkan bahwa nilai dari permintaan pasar berlebih (atau, sebaliknya, pasokan pasar
berlebih) harus dijumlahkan ke nol.
Walras mencatat proposisi matematis setara bahwa ketika mempertimbangkan setiap pasar
tertentu, jika semua pasar lainnya dalam suatu perekonomian berada dalam keseimbangan, maka
pasar tertentu juga harus dalam keseimbangan. "Hukum Walras '" Istilah ini diciptakan oleh Oskar
Lange [3] untuk membedakannya dari Hukum Say. Beberapa teori ekonomi [4] juga menggunakan
istilah untuk merujuk pada proposisi lemah bahwa nilai total kelebihan permintaan tidak dapat
melebihi nilai total kelebihan pasokan.

6. Vilfredo Pareto, Manuel dEconomie politique (1909)

Vilfredo Pareto merupakan pemikir kelahiran Italia yang berasal dari keluarga bangsawan. Setelah
Leon Walras mengundurkan diri sebagai guru besar di sekolah Lausanne, maka Pareto diangkat
sebagai penggantinya. Pareto secara konsisten menekankan dasar interdependensi di antara fenomena
atau variabel-variabel ekonomis dalam system ekulibrium umum.

Sumbangan Pareto dalam teori ekonomi berkisar pada tiga hal: (1) pengertian tentang indiferensi
pada pihak konsumen dan konsep kurva indiferensi (indifference curves) dalam penyusunan suatu
teori ekulibrium; (2) pendapatnya mengenai penggunaan sumber-sumber daya produksi secara
optimal dalam sistem ekonomi yang awalnya disebut Pareto optimality dan kemudian lebih dikenal
dengan Pareto efficiency; (3) pendapatnya yang dikenal dengan hukum Pareto (Paretos Law) yang
menyangkut masalah distribusi pendapatan.

http://kusumarini-endah.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-pemikiran-ekonomi-mazhab.html

http://sahatsijabat22.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-pemikir-ekonomi-kaum-neoklasik.html
BAB 6

PEMIKIRAN KEYNES

SEJARAH J.M. KEYNES

Biografi John Maynard Keynes

John Maynard (JM) Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan
Inggris. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin sempurna karena munculnya berbagai pemikiran
mengenai ekonomi dan keuangan yang baru dari berbagai hasil pemikiran J.M, Keynes yang
dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang
menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes.
John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Kebetulan
tahun kelahiran Keynes bertepatan dengan tahun wafatnya Karl Marx yang sangat terkenal itu.
Walaupun demikian kedua tokoh pemikir ekon
omi yang waktunya bersinggungan ini sangat berbeda pemikiran satu sama lainnya. Namun
demikian keduanya banyak mempengaruhi filsafat sistem kapitalis. Dilihat dari sifat hidup Karl Marx,
ia seorang pendendam, banyak mengalami kesulitan dalam hidup-hidupnya, pemurung dan kecewa,
seperti diketahui ia adalah perencana hancurnya Kapitalisme. Sebaliknya Keynes, ia sangat
mencintai kehidupan dan hidupnya selalu mewah, sering berbuat seenaknya. Ia benar-benar tokoh
pemikir ekonomi yang berhasil menjadi Arsitek Kapitalisme Yang Tahan Hidup.

Keynes menikah dengan Lydia Lopokova, seorang penari balet.


Pada bulan Desember tahun 1919 itu pulalah Keynes menerbitkan bukunya yang berjudul The
Economic Consequences of the Peace (Konsekuensi ekonomi dan perdamaian ) yang membuat
Keynes terkenal.
Dan tahun 1921 sampai 1938 ia menjabat sebagai presiden komisaris dan National Mutual
Life Assurance Society dan memimpin suatu perusahaan investasi.
Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan lagi hasil pemikirannya yang terpenting dan
terkenal hingga sekarang yakni The General Theory of Employment, Interest, and Money
(Teori Umum mengenai Lowongan/Peluang Kerja, Bunga dan Uang).
Dalam bukunya itu diungkapkan bahwa penghasilan dan peluang/ lowongan kerja itu
ditentukan oleh jumlah pengeluaran swasta dan negara. Pendapat ini dinilai para ahli ekonomi dunia
sebagai suatu penyimpangan dan tradisi Neo-Klasik dan akhirnya menciptakan mazhab baru, mazhab
ekonomi modern yang biasa dikenal dengan sebutan mazbab Keynes.
Selain buku-bukunya itu, Keynes juga menerbitklan buku hasil pemikirannya berjudul How
to Pay for the War. Dalam bukunya itu Keynes mengutarakan suatu cara untuk menghindari terjadinya
inflasi pada zaman perang yakni dengan jalan tabungan paksa atau tabungan penangguhan.
Pengaruh segala pemikiran Keynes sangat terasa di dalam pembuatan anggaran pada zaman
perang Inggris.
Selain buku-bukunya yang telah disinggung di atas, ternyata masih banyak lagi karya
pemikiran Keynes mengenai ekonomi dan keuangan. Seperti hasil pemikiran-pemikirannya
yang berjudul Indian Currency and Finance (1913), A Treatise on Probability (1921), A Revision
of Treaty (1922), A Tract on Monetaty Reform (1923), American ed., Monetary Reform (1924),
a. Short View Of Russia (1925), The Economic Consequences of Mr Churchill (1925), The End
Of Laissez Fair (1926), san Essays in Biography (1933).

https://jihanvalendra.wordpress.com/2008/12/19/biografi-john-maynard-keynes/

TEORI KLASIK DAN TEORI KEYNES

A. Teori Ekonomi Klasik

Teori ekonomi klasik adalah pemikiran tentang keadaan ekonomi yang benar-benar
didesak oleh keadaan masyarakat zamannya dan kemudian berusaha menyusun teori ekonomi
yang dapat menolong memberikan jawabannya, tokoh-tokohnya antara lain: Adam Smith,
David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan Karl Marx

Teori ekonomi klasik timbul sebagai syntesis dari analisis Karl Marx yang meramal
kejatuhan sistem kapitalis yang bertitik tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah. Tokoh-
tokohnya antara lain : Alfred Marshall, Leon Walras, W. Stanley Jevons dan Carl Menger.

1. Dasar Filsafat Mazhab Klasik

Mazhab Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith (1732-1790) yang tercermin dalam bukunya
yang diterbitkan tahun 1776 dengan judul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of
Nation dianggap sebagai ibu dari kelahiran ilmu ekonomi. Prinsip utama dalam mazhab klasik adalah
kepentingan pribadi (self interest) dan semangat individualisme (laissez faire).Kepentingan pribadi
merupakan kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi dan kekuatan untuk mengatur
kesejahteraannya sendiri. Berdasarkan prinsip tersebut para penganut mazhab klasik percaya bahwa
sistem ekonomi liberal atau sistem di mana setiap orang betul-betul bebas untuk melakukan kegiatan
ekonomi apa saja bisa mencapai kesejahteraan masyarakat secara otomatis.
Sistem ekonomi liberal, dimana campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat kecil
(dapat dianggap tidak ada), menurut mazhab klasik dapat menjamin tercapainya:
a. Tingkat kegiatan ekonomi nasional optimal (full employment level of activity).
b. Alokasi sumberdaya, baik sumberdaya alam maupun faktor-fakto produksi lainnya di dalam
berbagai kegiatan ekonomi, secara efisien.

Dengan demikian peranan pemerintah harus dibatasi seminimal mungkin, karena apa yang dapat
dikerjakan oleh pemerintah dapat dikerjakan oleh swasta dengan lebih efisien. Pemerintah diharapkan
hanya mengerjakan kegiatan yang betul-betul tidak dapat dilakukan oleh swasta secara efisien, seperti
di bidang pertahanan, hukum, dan sebagainya. Esensi teori ekonomi klasik adalah bahwa : suatu
perekonomian liberal (laissez faire) mempunyai kemampuan untuk menghasilkan tingkat kegiatan
(GDP = Gross Domestic Product) yang full employment secara otomatis, yang juga dikenal
sebagai self regulating (mengatur sendiri secara otomatis). Pada suatu waktu tertentu GDP mungkin
saja berada di bawah atau di atas tingkat full employment, tetapi akan segera kembali ke tingkatfull
employment semula. Siapa yang mengatur sehingga tingkat full employmenttersebut selalu dicapai ?
kaum klasik mengatakan bahwa yang mengatur adalah tangan pengendali yang tidak kentara atau
tangan gaib (the invisible hand).

2. Pasar Barang

Menurut kaum klasik, di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan
produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih (clearing market) atau pasar
dalam kondisi keseimbangan atau ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau
kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong kembali
perekonomian tersebut pada kondisi dimana tingkat produksi total masyarakat (penawaran agregat)
akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of activity). Pendapat
ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia nyata ini:
- Berlaku hukum Say (Says Law) yang mengatakan bahwa setiap barang yang diproduksikan
selalu ada yang membutuhkannya (supply creates its own demand), dan
- Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu dapat
dengan mudah berubah (naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan
penawaran.

3. Pasar Tenaga Kerja

Kaum klasik menganggap bahwa di pasar tenaga kerja, seperti halnya di pasar barang, apabila
harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel maka permintaan tenaga kerja selalu seimbang dengan
penawaran tenaga kerja.Menurut definisi, tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran sukarela.
Artinya pada tingkat upah riel yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang yang bersedia bekerja
pada tingkat upah tersebut akan memperoleh pekerjaan.
Dengan demikian, mereka yang menganggur adalah mereka yang tidak bersedia bekerja pada
tingkat upah yang berlaku.Jadi mereka ini adalah penganggur yang sukarela.Pengangguran sukarela
itu berlangsung hanya sementara saja. Sejalan dengan proses penyesuaian dalam pasar barang, pada
saat jumlah barang berada pada posisi keseimbangan, maka posisi full employment tercapai kembali.
Pada keadaan demikian semua angkatan kerja dapat bekerja pada tingkat upah riel yang lama.

4. Pasar Uang

Kaum klasik memiliki teori permintaan akan uang yang cukup terkenal, yaitu teori kuantitas.
Teori kuantitas mengatan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar
menukar (misal: jual beli barang dan jasa), bukan untuk tujuan lain. Menurut kaum klasik karena uang
tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali hanya untuk mempermudah transaksi, maka uang yang
diminta oleh masyarakat hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membiayai
proses transaksi mereka. Jadi, semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh masyarakat, semakin
banyak pula uang tunai yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.

5. Pasar Luar Negeri

Di pasar luar negeri, kaum klasik juga menganut pandangan bahwa dunia secara otomatis
mengoreksi ketidakseimbangan. Implikasi dari pandangan ini adalah bahwa suatu perekonomian
nasional tidak perlu merepotkan diri untuk menyeimbangkan neraca perdagangan mereka dengan
kebijakan-kebijakan khusus, asal saja pemerintah mau memakai salah satu dari sistem pembayaran
luar negeri di bawah ini:
a. Sistem Standar Emas : yaitu sistem yang memberlakukan uang dalam negeri (misalnya rupiah)
dijamin dengan emas. Artinya setiap satuan uang tersebut (misalnya satu rupiah) selalu dapat ditukar
dengan emas murni seberat x gram di Bank Sentral.
b. Standar Kertas dan Kurs Devis yang fleksibel : yaitu sistem keuangan dalam negeri yang dapat
menggunakan standar kertas atau menggunakan uang kertas yang tidak dijamin dengan emas, dan
harus menganut sistem kurs devisa mengambang.
Asalkan semua negara memakai standar emas maka setiap perekonomian nasional akan mempunyai
suatu sistem neraca perdagangan yang dapat mengoreksi ketidakseimbangan secara otomatis.

B. Teori Ekonomi Keynesian

Aliran Keynesian yang dipelopori oleh John Maynard Keynes muncul untuk mengatasi krisis
yang melanda Eropa pada 1930-an pasca perang Dunia I. Pada saat itu teori klasik dan neoklasik
sudah tidak mampu lagi menjelaskan fenomena yang terjadi dan mengatasi krisis yang dihadapi.
Bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money merekomendasikan agar
perekonomian tidak begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar, namun diperlukan peran
pemerintah dalam sistem perekonomian, yang justru dalam teori klasik dan neoklasik peran
pemerintah diharamkan.

1. Dasar Filsafat Teori Keynes

Inti dari ideologi Keynesianisme adalah untuk mengatasi masalah krisis ekonomi, pemerintah
harus melakukan lebih banyak campur tangan secara aktif dalam mengendalikan perekonomian
nasional.Kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor produksi masih dapat dipercayakan kepada
swasta, tetapi pemerintah wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi
perekonomian.Misalnya, dalam masa depresi pemerintah harus bersdia melakukan kegiatan-kegiatan
yang langsung dapat menyerap tenaga kerja yang tidak dapat bekerja pada swasta, walaupun hal ini
dapat menyebabkan defisit dalam anggaran belanja negara.Dalam hal ini Keynes tidak percaya pada
sistem liberalisme yang mengkoreksi diri sendiri, untuk kembali pada posisi full employment secara
otomatis.Full employment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan terencana, bukan datang
dengan sendirinya.

2. Pasar Tenaga Kerja

Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja
selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka menurut Keynes pasar tenaga kerja
jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir
tidak pernah seimbang sehingga pengangguran sering terjadi. Menurut Keynesian pengangguran bisa
terjadi terus menerus dan jenis pengangguran tersebut ada tiga macam:
a) Pengangguran karena adanya pergeseran tingkat oputput dari berbagai sektor dan ini bersifat
sementara (frictional unemployment).
b) Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim (seasonal unemployment).
c) Pengangguran yang dibuat (institutional unemployment).

Pengangguran pergeseran (frictional) adalah pengangguran yang disebabkan karena adanya


perubahan struktur dalam ekonomi dan orang-orang berpindah dari satu pekejaan ke pekerjaan lain.
Masa transisi perpindahan pekerjaan ini menyebabkan timbulnya pengangguran sementara.Misalnya
ada suatu industri yang tutup karena tidak efisien lagi untuk diteruskan sehingga orang-orang harus
mencari pekerjaan baru. Proses mencari pekerjaan baru memerlukan waktu dan bahkan adakalanya
pekerja tersebut harus dilatih kembali untuk memsuki lapangan pekerjaan baru. Contoh lain adalah
adanya perpindahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dan sementara perkerjaan baru belum dapat
maka status pencari kerja tersebut adalah pengangguran.

Pengangguran musiman disebabkan karena adanya faktor musim dari suatu jenis pekerjaan.
Misalnya di sektor pertanian ada musim puncak dimana banyak perkerjaan dan ada pula musim
senggang atau tidak ada pekerjaan sama sekali sehingga petani menjadi menganggur
danmencaripekerjaanlain.Pengangguran institusinal adalah pengangguran yang timbul akibat
adanya kebijakasanaan pemerintah seperti upah minimum yang menyebabkan permintaan terhadap
tanaga kerja berkurang.Sementara itu penawaran kerja dari pencari kerja cukup banyak sehinga timbul
pengangguran.Timbulnya ketiga jenis penganguran tersebut diatas disebabkan oleh karena tidak
fleksibelnya harga-harga, termasuk harga tenaga kerja (upah) dan lambatnya reaksi rasional dari para
pelaku ekonomi sehingga tidak terjadi full employment. Tidak full employment berarti akan ada orang
yang tidak mendapatkan pekerjaan.

3. Pasar Barang

Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum Say bahwa
permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau kekurangan permintan
atau penawaran. Menurut Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena
tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam
bentuk tabungan (saving). Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa
kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan produksi
barang (penawaran). Apa akibat dari ketidakseimbangan permintaan dengan penawaran ini terhadap
perekonomian negara? Ada dua akibat yang akan terjadi. Pertama, para produsen akan mengurangi
jumlah produksi mereka pada tahun atau periode berkutnya, artinya output atau GDP akan berkurang
pada tahun berikutnya. Bila output berkurang maka dampaknya akan sangat serius terhadap variabel
makro karena income, lapangan pekerjaan, konsumsi, investasi dan seterusnya akan
menurun. Kedua,akbat dari turunnya GDP dan income maka harga-harga akan turun karena turunnya
permintaan akibat penurunan income. Apabila harga-harga (harga barang dan harga tenaga kerja)
tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding dengan penuruan income, seperti yang diasumsikan
oleh teori Klasik, maka keadaan down turn ini tidak akan berlangsung lama karena harga yang turun
akan kembali mendorong naiknya permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran).
Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali menggenjot produksi mereka dan keadaan
terpuruk akan segera terkoreksi kembali. Pabrik dan industri tidak akan tutup sehingga para buruh
tidak banyak yang kena PHK. Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-harga adalah
fleksible, kenyataannya menurut Keynes, harga-harga adalah tidak fleksible tetapi kaku (rigid), tidak
mau turun. Akibatnya permintaan akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga ekonomi akan
terjebak pada resesi atau depresi.
Keadaan sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan permintaan dan kekurangan
produksi.Misalnya produsen membuat perhitungan yang optimis dengan menambah investasi
sehingga permintaan aggregate naik (ingat investasi adalah komponen Aggregate Demand). Bila
kapasitas terpasang pabrik sudah penuh maka tidak akan terjadi peningkatan produksi sehingga
produksi berkurang dan sementara permintaan naik. Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi
ini akan ditransmisikan kedalam inflasi.

4. Pasar Uang

Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini yang merupakan
perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa permintaan uang hanya ditentukan
oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan
kecepatan perputaran uang. Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) kebutuhan transaksi (transaction motive)
b) kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
c) kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.
Untuk kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana tergantung dengan volume
barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua faktor lagi Keynesian berpendapat bahwa permintaan
akan uang juga ditentukan oleh faktor berjaga-jaga dan spekulasi.

Faktor ketiga yang menentukan permintaaan uang adalah spekulasi, berbeda secara significant
dengan teori klasik.Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk mencari keuntungan dari permaian
resiko dan keberuntungan.Sama seperti teori klasik, menurut Keynes uang tidak memberikan
penghasilan apa-apa, misalnya dalam bentuk bunga, sehingga rugi kalau disimpan dalam jumlah yang
terlalu banyak. Pada waktu teori ini dicetuskan oleh Keynes uang memang tidak memberikan
keuntungan apa-apa kecuali untuk mempermudah proses transaksi sehari-hari. Sebagai alternatif dari
memegang uang adalah membeli aset lain seperti obligasi (bonds) yang dikeluarkan pemerintah,
karena obligasi memberikan pendapatan berupa bunga. Dalam perkembangannya sekarang uang telah
bisa memberikan keuntungan dalam bentuk bunga bila disimpan di bank, walaupun tidak
diinvestasikan ke usaha-usaha produktif tetapi bunganya sangat rendah diandingkan dengan deposito
atau investasi lainnya. Kalau uang disimpan di rumah maka tetap tidak akan memberikan keuntungan
sedikitpun. Tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menabung di bank memang relatif rendah
dibandingkan dengan investasi atau usaha produktif lainnya tetapi resiko menabung di bank juga
rendah. Disamping itu alternatif terhadap memegang uang sekarang bukan hanya obligasi tetapi sudah
terdapat berbagai jenis surat berharga yang dapat memberikan bunga yang sangat kompetitif
dibandingkan dengan bunga simpanan bank.
Faktor kebutuhan uang untuk spekulasi merupakan perbedaan penting antara teori pasar uang
klasik dan Keynesian. Menurut teori Keynesian disamping untuk transaksi, uang diperlukan juga
untuk berjaga-jaga (berjaga-jaga hampir sama denga transaksi menurut versi teori klasik) dan untuk
berspekulasi. Dikatakan spekulasi karena ada tarik menarik antara keperluan memegang uang dan
memegang (membeli) aset yang lain selain uang sebagai ganti memegang uang dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Aset lain yang dimaksud disini adalah aset finansial seperti obligasi atau
surat-surat berharga lainnya. Sekarang ini kegiatan spekulasi ini dilakukan di pasar uang dan pasar
modal (bursa) seperti di Indonesia Stock Exchange.

KESIMPULAN
PERBANDINGAN ANTARA TEORI EKONOMI KLASIK DAN KEYNESIAN
Teori Klasik Teori Keynesian

1. Pada Pasar Barang 1. Pada Pasar Barang

Tidak mungkin ada kelebihan/kekurangan Dapat terjadi kelebihan/kekurangan produksi


produksi
Tidak selalu mencapai full employment
Produksi total masyarakat = kebutuhan total
masyarakat (full employment level of activity)

Landasan berpikirnya:

a. Hukum Say: supply creates its own demand Landasan berpikirnya:

b. Harga umum fleksibel a. Tidak menerima hukum Say

b.
Setiap proses produksi mempunyai dua Harga umum rigid
akibat:

a. Menghasilkan output Sama dengan pendapat klasik


b. Memberikan penghasilan

Semua penghasilannya dibelanjakan di pasar


barang
Tidak semua penghasilan dibelanjakan, ada
Tidak perlu campur tangan pemerintah sebagian yang ditabung

Perlu campur tangan pemerintah

2. Pada Pasar Uang 2. Pada Pasar Uang


Menganut prinsip teori kuantitas uang: uang Terdapat tiga motif memegang uang: (1)
hanya untuk transaksi. untuk transaksi; (2) jaga-jaga; (3) spekulasi.

Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah

Keseimbangan dalam pasar uang : MS = MD


= Keseimbangannya: MS=MD=[kQ+r]P
Kpq

3. Di Pasar Tenaga Kerja 3. Di Pasar Tenaga Kerja

Tingkat upah fleksibel Tingkat upah rigid

Selalu full employment Tidak selalu full employment


Tidak perlu campur tangan pemerintah dalam Perlu campur tangan pemerintah dalam
mengatasi pengangguran mengatasi pengangguran

http://fadhlipandy.blogspot.co.id/2015/05/makalah-untuk-materi-teori-ekonomi.html

(http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/teori-ekonomi-klasik-vs-teori-ekonomi.html

http://Asrifandiwordpress.com/2013/08/teori-ekonomi-klasik-vs-teori-ekonomi.html

http://fadhlipandy.blogspot.com)

PERTENTANGAN PEMIKIRAN 2 KUBU KLASIK & KEYNES

Perbandingan antara Klasik dan Keynes

a. Full Employment
- Klasik : Full employment selalu terwujud
- Keynes : Full employment merupakan hasil (outcome) jangka panjang
b. Permintaan Agregat (AD)
- Klasik : permintaan agregat (AD) tidak mempunyai real effects, dalam artian tidak dapat
mempengaruhi output (Y) dan kesempatan kerja, tetapi hanya mempengaruhi tingkat harga (P).
- Keynes : permintaan agregat (AD) mempunyai real effects, dalam jangka pendek tetapi dalam
tidak dalam jangka panjang.
c. Penawaran Agregat (AS)
- Klasik : penawaran agregat (AS) merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Output ditentukan
hanya oleh kurva AS yang vertikal
- Keynes : penawaran agregat (AS) masih merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam
jangka penfek, perekonomian bisa menyimpang dari kurva AS jangka panjangnya, bergerak sepanjang
kurva AS jangka pendek yang horizontal. Namun pada akhirnya, output riil akan ditentukan oleh
kurva AS yang vertikal.
d. Inflasi
- Klasik : inflasi berasal dari atau disebabkan oleh too much money chasing to few goods.
- Keynes : inflasi bisa berasal dari segala sesuatu atau dari apa saja yang menyebabkan permintaan
agregat (AD) mengalami kenaikan yang pesat disbanding dengan penawaran agregat (AS).

PERJALANAN REVOLUSI KEYNES

Pemikiran Ekonom Klasik dan Revolusi Keynes

Seperti yang sudah kita ketahui, inflasi dan angka pengangguran saling mempengaruhi satu sama lain.
Terdapat perdebatan tentang peran pemerintah yang harus turun tangan atau angkat tangan dalam isu
ini. Perdebatan ini dimulai sekitar 50 tahun yang lalu oleh John Maynard Keynes dan ekonom klasik
dominan (Keynes, n.d.: 1). Terdapat model klasik yakni kasus untuk laissez-faire. Ekonom klasik
mendeskripsikan ekonom utama yang dituliskan sekitar 1776 hingga awal 1930an dengan tujuan
bahwa pasar secara langsung akan cenderung mempekerjakan secara penuh (Keynes, n.d.: 1).
Namun teori ini dipercaya hingga Great Depression, setelah itu muncul banyak pertanyaan mengenai
teori ini. Prediksi ekonom tentang pekerja penuh dinamakan dengan Hukum Say, yang dikemukakan
oleh ekonom Prancis J. B. Say (Keynes, n.d.:2). Dalam hukum ini dikatakan bahwa, penawaran akan
membuat permintaan itu sendiri, sehingga dalam proses produksi perusahaan akan memastikan bahwa
produknya akan terjual habis. Keynes melihat menabung bisa mengganggu proses ini, sehingga
apabila perusahaan menyimpan sebagian pendapatannya maka akan terdapat produk yang tidak
terjual. Biasanya hal ini diatasi dengan mengurangi produksi dan pemutusan hubungan kerja yang
menyebabkan pengangguran (Keynes, n.d.: 2).

Ekonom klasik percaya bahwa Hukum Say dan fleksibilitas akan kepentingan rata-rata akan
memastikan pengeluaran cukup untuk menjaga pekerja (Keynes, n.d.: 4). Menyimpan atau menimbun
uang menjadi hal yang wajar dikalangan rumah tangga untuk menghilangkan uang dari sirkulasi
produksi, namun Keynes berpendapat hal ini akan memiliki konsekuensinya yakni bisa menyebabkan
bertambahnya tingkat pengangguran.

Pada pertengahan abad ke-18, ekonom menyadari bahwa ekonomi kapitalis cenderung memperluas
teritorinya dari pada membuatnya stabul, sehingga kerap kali tingkat pekerja naik turun, pertumbuhan
sangat cepat disuatu waktu dan kadang lambat. Priode naiknya output dan pekerja dinamakan dengan
ekspansi, sedangkan periode dimana penurunan output dan pekerja disebut resesi (Keynes, n.d.: 6).
Penstudi teori klasik mempercayai kemampuan untuk menjaga tingkat pekerja dari mekanisme
internalnya yang membuat mereka mendukung kebijakanlaissez-faire atau pemerintah tanpa
intervensi (Keynes, n.d.:6).

Revolusi Keynesian sendiri muncul akibat dari Great Depression yang membuat tingkat
pengangguran naik menjadi 25 persen dan GDP jatuh hingga 25 persen (Keynes, n.d.: 7). Keynes
dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money berpendapat
bahwa penawaran tidak selalu menghasilkan permintaan, bisa jadi sebaliknya. Untuk memahami
model Keynesian, maka sebelumnya harus memahami harga ekuilibrium. Harga ekuilibrium berarti
kestabilan harga, yakni suatu harga tidak akan berubah kecuali ada perubahan pokok penawaran dan
permintaan (Keynes, n.d.: 8). Dalam keadaan ekuilibrium jumlah tabungan rumah tangga akan sama
dengan jumlah bisnis yang ingin diinvestasikan.

Dalam model Keynesian apabila ekonomi ada kurang dari ekuilibrium daripada pekerja penuh, maka
akan terbentuk ekuilibrium pengangguran (Keynes, n.d.: 10). Terdapat perbedaan pendapat antara
Keynes dan ekonom klasik tentang tabungan, yakni kepentingan kumulatif tidak dapat dipercaya
untuk membuat tabungan sama dengan investasi, karena kepentingan rata-rata bukan motivasi dalam
menabung atau membuat keputusan untuk investasi.

Selain itu Keynes tidak setuju dengan asumsi ekonom klasik tentang fleksibilitas upah dan harga
karena menurutnya pasar tidak sekompetitif seperti yang diasumsikan teori klasik. Saat penjual
menyadari permintaan menurun, mereka cenderung untuk mengurangi produksinya daripada
menurunkan harga dan untuk buruh lebih didominasi oleh buruh yang kuat, pekerja cenderung
menolak pemotongan gaji, sehingga konsekuensinya upah dan harga tidak bisa disesuaikan dengan
cepat, hal tersebut cenderung kaku (Keynes, n.d.: 11). Namun ada persamaan pendapat dari Keynes
ini sendiri dan ekonom klasik yakni mengenai inflasi akan membuat konsumer, investor berusaha
untuk membeli lebih dari yang bisa diproduksi.

Keynes tidak mempercayai bahwa pasar bisa dipercaya untuk menarik banyak pekerja dan
menghindari inflasi secara otomatis, melainkan perlunya peranan pemerintah dalam menangani hal
tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan kebijakan fiskal, yakni kebijakan yang bersangkutan dengan
pajak serta kebijakan moneter yakni kebijakan yang bertujuan untuk mengatur jumlah uang yang
beredar dalam aktivitas ekonomi (Keynes, n.d.: 13).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan diatas adalah kritik Keynes terhadap ekonom klasik
yang mempercayai bahwa ekonomi statis. Pemikiran ini berubah pasca Great Depression. Selain itu
membahas bagaimana hubungan inflasi dengan pekerja. Perlu adanya campur tangan pemerintah
dalam aktivitas ekonomi untuk mengontrol pasar.

GARIS PEMIKIRAN KEYNES

Ekonomi Politik Internasional dalam Kacamata Keynes

Di era Great Depression pada tahun 1883-1946, John Maynard Keynes hadir dengan
pemikiran keynesiannya. Ia muncul memberikan solusi bagi hancurnya perekonomian kala itu.
Keynes banyak mengkritik pemikiran-pemikiran klasik yang dituangkannya dalam buku yang
berjudul General Theory of Employment, Interest and Money, di dalam karyanya ini, Keynes banyak
mengungkapkan pandangannya yang bertentangan dengan pemikiran klasik, dimana Keynes
menganggap metode ekonomi klasik lah yang menjadi penyebab utama terjadinya Great
Depression. Untuk itu Keynes mencoba memberi metode dan konsep baru yaitu management of
aggregate demand atau sistem ekonomi campuran. Tampaknya metode Keynes ini mendapat
sambutan hangat, negara kemudian menujukkan peranan pentingnya dalam sistem perekonomian
kapitalis. Berlatar belakang peristiwa Perang Dunia I, perindustrian Jerman terpuruk karena
pendapatannya telah habis dan berujung pada ketidakmampuannya dalam mebayar impor terhadap
sekutu, dari sini Keynes melihat adanya ketidakseimbangan permintaan yang memadai dalam
pemanfaatan kapasitas produksi (Brown,1995:55).

Teori Keynes bukan hadir tanpa kekurangan. Ada beberapa tinjauan mengenai kelemahan yang
dimiliki teori Keynes sebagai sebuah teori normatif dan alat analisis. Sebagai teori normatif,
kelemahan Keynes terletak pada pengaplikasiannya. Karena kala itu Keynes berada pada era dimana
Eropa dan Amerika telah memiliki pabrik-pabrik, tenaga kerja ahli dan terampil, serta prasarana
produksi dan jalur komunikasi, dan juga bank. Dan ketika Great Depression terjadi, bank-bank yang
terhambat karena kekurangan permintaan efektif, dengan tindakan penambahan effective
demand, sesuai teori Keynes, berhasil meningkatkan produksi tanpa berujung pada inflasi. Namun
sayangnya, penerapan teori ini hanya berlaku di negara maju yang industrinya berkembang pesat. Jika
di negara berkembang, pengaplikasiannya akan terhambat oleh kelemahan struktural, seperti kurang
keahlian, prasarana, industri, dan sebagainya. Pengangguran yang ada pun bersifat struktural, yakni
akibat minimnya kesempatan kerja. Keadaan seperti ini tidak dapat langsung diatasi dengan
menambah permintaan efektif, seperti yang terjadi di Eropa. Jika di negara berkembang, tiap
penambahan permintaan efektif akan mengandung bahaya kenaikan harga. Karena pertambahan
produksi yang kalah cepat dengan permintaan, maka terdapat kendala dalam sektor produksi.

Keynes, seorang ahli ekonomi yang hadir pada era Great Depressionmenawarkan sebuah
metode baru dalam perekonomian, yaitu ekonomi campuran, dimana pada saat itu ia mampu
mengatasi kehancuran ekonomi yang terjadi. Keynes hadir dengan karya-karyanya yang cukup
banyak mengkritik teori-teori klasik. Layaknya teori-teori dalam studi ekonomi politik
internasional yang ada, Keynes turut menyuguhkan asumsi-asumsinya mengenai individu,
pasar, dan negara. Serta menjelaskan pula mengenai pola hubungan antara negara dan pasar.
Secara garis besar Keynes menekankan pentingnya peran pemerintah secara adhoc di dalam
pasar untuk menghindari adanya keserakahan maupun krisis pasar. Selain itu, Keynes juga
menekankan pentingnya investasi negara dalam sektor infrastruktur agar dapat menunjang
perekonomian.

BAB 7

MASA LALU KE MASA DEPAN

Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno

Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Tetapi
bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya hingga masa Yunani Kuno
(Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata ekonomi sendiri berasal dari
penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan
rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.

Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja
manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang
ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang
melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek
ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas masalah-masalah
ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran
tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.

Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian
Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari
pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara
ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul
secara alamiah dalam masyarakat.

Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal
hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di
Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham materialisme mekanistik,
yang menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia. Paham yang
pertama kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah tujuan akhir dari
kehidupan manusia.

Paltolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat bahwa konsep itu
akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan hidup berkemewahan, sementara yang
lainnya akan sengsara setengah mati.
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya tentang fungsi uang.
Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi
sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan.

Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid Plato.
Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang
pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.
Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (mans need) tidak terlalu banyak, tetapi
keinginannya (mans desire) relatif tanpa batas.

Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu
kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia membedakan oeconomia dan chrematistike.
Oeconomia didefinisikannya sebagai the art of household management, the administrations of ones
patrimony, the careful husbanding of resources. Sedangkan chrematistike, yang tak ada padanan
katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan sumberdaya alam atau
ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya. Dalam chrematistike berdagang
adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah (use), melainkan lab (gain).
(Deliarnov, 2003 : 15)

Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak pendapatnya
adalah Xenophon (440 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi
(dari oikos dan nomos) adalah ciptaan Xenophon. Karya utamanya adalah On the Means of
Improving the Revenue of the State oAthens. Menurutnya negara Athena yang punya beberapa
kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena potensial untuk
menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa spirit
merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno, yang menganjurkan orang melakukan perdagangan
dengan negara-negara lain. Juga spirit kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat melayani para
pengunjung yang datang berdamawisata dilayani sebaik-baiknya., sebab yang datang akan membawa
kemakmuran bagi masyarakat daerah yang dikunjungi.

Aliran institusional

Sementara aliran sejarah di kembangkan di jerman,di daratan amerika serikat pada tahun 20-
an muncul aliran pemikiran ekonomi lain yang di sebut aliran institusional.ada sedikit
persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah,sebab keduanya sama-sama
menolak metode klasik. Akan tetapi dasar falsafah dan kesimpulan-kesimpulan politik kedua aliran
tersebut berbeda. Aliran institusional menolak ide eksperimentasi sebagaimana yang di anut aliran
sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-masalah ekonomi dalam
kehidupan masyarakat juga berbeda.

Jika ada yang pling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap keberadaan aliran
institusional ini maka tidak ragu lagi orang akan menunjuk thorstein bunde veblen {1857-
1929. veblen pada intinya mengkriitik teori-teori yang di gunakan kaum klasik dan neo-klasik
yang model-model teoritis dan matematisnya di nilai biasa dan cenderung terlalu
menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran-pemikiran ekonomi klasik dan
neo-klasik juga di kritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi
sepertikelembagaan dan lingkungan.
Padahal veblen menilai pengaruh nilai dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku
ekonomi masyarakat. Struktur politik dan sosial yang tidak mendukung dapat memblokir dan
menimbulkan distorsi proses ekonomi.

Pola pemikiran veblen sangat berbeda dari pola pemikiran pakar-pakar ekonomi yang lain [kecuali
spencer,tokoh idolanya]. Bagi veblen masyarakat adalah suatu kompleksitas dimana tiap orang
hidup,dan tiap orang di pengaruhiserta ikut mempengaruhi pandangan serta prilaku orang lain. Dari
penelitian dan pengamatanya ia menyimpulkan bahwa prilaku masyarakat berubah dari tahun ke
tahun.

Penelitian tentang perubahan prilaku dilakukan dengan pendekatan metode induksi. Dengan metode
induksi ia dapat menjelaskan prilaku masa lalu dan sekarang, di samping bias juga meramal atau
meperkirakan prilaku masa yang akan datang.

Kearifan Lokal
Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (lokal wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan
(wisdom) dan lokal (lokal). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily
menyatakan bahwa lokal berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan.
Secara umum maka lokal wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan
setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal merupakan tata aturan tak tertulis yang menjadi acuan masyarakat
yang meliputi seluruh aspek kehidupan, berupa: (1) tata aturan yang menyangkut hubungan
antar sesama manusia, misalnya dalam interaksi-sosial baik antar individu maupun kelompok,
yang berkaitan dengan hierarki dalam kepemerintahan dan adat, aturan perkawinan antar
klan, tata krama dalam kehidupan sehari-hari; (2) tata aturan menyangkut hubungan
manusia dengan alam, binatang, tumbuh-tumbuhan yang lebih bertujuan pada upaya
konservasi alam; (3) tata aturan yang menyangkut hubungan manusia dengan yang gaib,
misalnya Tuhan dan roh-roh gaib. Tidak semua aspek tersebut dijadikan bahan kajian dalam
kegiatan penelitian ini, kecuali aspek-aspek yang berkaitan dengan interaksi sosial ekonomi antar
individu maupun antar kelompok, khususnya dalam kehidupan sosial-ekonomi-keagamaan.

Kearifan lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, pepatah, dan di Jawa
berupa parian, paribasan, bebasan, saloka. Fokus kajian ini tidak hanya pada kearifan lokal
dalam bentuk aslinya, tetapi juga pada upaya masyarakat dalam melakukan rekacipta kearifan
lokal baru (institutional development), yaitu memperbaharui institusi-institusi lama yang
pernah berfungsi baik dan dalam upaya membangun tradisi, yaitu membangun
seperangkat institusi adat-istiadat yang pernah berfungsi dengan baik dalam memenuhi
kebutuhan sosial-ekonomi-keagamaan tertentu pada suatu masa tertentu, yang terus menerus
direvisi dan direka cipta ulang sesuai dengan perubahan kebutuhan sosial-ekonomi-
keagamaan dalam masyarakat. Pengembangan institusi ini harus dilakukan oleh masyarakat lokal
itu sendiri, dengan melibatkan unsur pemerintah dan unsur non-pemerintah, dengan kombinasi
pedekatan top-down dan bottom-up. Yang dimaksud dengan kearifan lokal dalam kajian ini adalah
suatu sintesis budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang,
melalui internalisasi dan interpretasi ajaran agama (Islam) dan budaya yang disosialisasikan dalam
bentuk norma-norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai