Siklus Termal Pada Daerah Lasan
Siklus Termal Pada Daerah Lasan
A. PENGERTIAN
2. Fluks
Fungsi dari Fluks adalah sebagai sumber terak untuk melindungi logam cair dari
udara sekitarnya, menjaga busur listrik agar tetap stabil, sebagai deoksidator,
menghasilkan gas pelindung, mengurangi percikan api dan uap pada pengelasan,
dan sebagai sumber dari unsur padatan.Basicity Index ( BI ) atau indeks kebasaan
digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu fluks.
BI dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
a)bersifat asam jika BI < 1
b) bersifat netral untuk 1 < BI < 1,5
c) bersifat semi basa untuk 1,5 < BI < 2,5 dan
d) bersifat basa jika BI > 2,5.
Dimana,
TP : suhu maksimum ( oK ) To : suhu awal las ( oK )
e : bilangan natural : massa jenis (g/mm3)
c : panas jenis logam induk (J/goK) y : sama dengan nol pada batas las
h : tebal logam induk (mm) Tm : suhu cair logam induk (oK)
Hnet : heat input ( J/mm)
Faktor lain yang mempengaruhi siklus termal adalah waktu
pendinginan (cooling time ). Suhu yang dipakai sebagai acuan dalam
menentukan waktu pendinginan adalah antara 800 C-500 C.
Besarnya waktu pendinginan dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
q/v 1 1
t 8 / 5
2k 500 T0 800 T0
.......
(2)
Dimana
Q (Watt) = E I
Dimana
E : Potensial listrik
I : Arus listrik
Intensity (Wm-2)
High current
Defocused beam
Focused beam
Distribusi energi di dalam sumber panas (nyala api, busur listrik, plasma, sinar electron
dan laser) tidak merata, mencapai maksimum pada pusatnya dan berkurang pada jarak
yang semakin jauh dengan pusatnya sehingga mempunyai distribusi Gauss (Gaussian
distribution).
Masukan Panas
Masukan panas adalah besarnya energi panas tiap satuan panjang las ketika
sumber panas (yang berupa nyala api, busur listrik, plasma atau cahaya energi tinggi
bergerak).
SAW 0.8
GMAW 1.0
MMAW 1.0
GTAW 1.2
t = Waktu (detik)
Pada kenyataannya, perpindahan panas dari sumber panas ke benda kerja berjalan
tidak sempurna ditandai dengan adanya panas yang hilang kelingkungan.
Besarnya panas yang hilang ini menentukan effisiensi perpindahan panas :
H = P/v = EI/v
AC 0.20 0.50
Fungsi utama sumber panas pada las cair (fusion welding) adalah untuk
mencairkan logam. Selanjutnya logam cair mempunyai dua fungsi, yaitu: (1) sebagai
bahan pengisi (filler) pada bagian yang disambung sehingga terbentuk bahan yang
kontinyu dan (2) membersihkan permukaan sambungan melalui reaksi kimia.
Effisiensi cair (melting efficiency) adalah masukan panas yang digunakan untuk
mencairkan logam yang besarnya bias dihitung seperti gambar dibawah ini.
effisiensi cair adalah perbandingan antara energi teoritis yang diperlukan untuk
mencairkan logam dibagi dengan masukan panas.
f = QAw / H
Effisiensi cair tergantung pada proses pengelasan, logam yang dilas (ketebalann , bentuk
struktur )
Perpindahan panas tergantung pada ukuran dan bentuk konstruksi benda yang dilas.
Selanjutnya mempelajari perpindahan panas, perlu diketahui dulu berbagai jenis
sambungan yang biasa dipakai. Pemilihan sambungan las ditentukan oleh bentuk struktur
dan sifat beban yang bekerja pada struktur tersebut seperti beban uniaxial, biaxial, statis,
dinamis, tarik, tekan, geser atau torsi. Selain itu faktor biaya, jenis proses pengelasan dan
perawatan pelu juga diperhatikan.
Pada sambungan tumpul, permukaan yang disambung berupa (a) sambungan persegi
(square) yang tidak membutuhkan elektrode pengumpan (filler) seperti GTAW dan EBW
dan (b) sambungan V yang membutuhkan lgam pengisi seperti MMAW, GAW, dan SAW.
Logam las dapat juga diklasifikasikan berdasarkan type penetrasi dan bentuk sambungan,
yaitu :
1. Penetrasi penuh (full penetration) : ketebalan las sama dengan logam induk
2. Penetrasi sebgaian (partial penetration) ; ketebalan las lebih kecil logam induk
4. Internittent welds : pengelasan diselingi dengan berhenti pada jarak tertentu dan
terdapat gap / jarak antara las satu dengan lainnya.
Perpindahan Panas
Aliran panas atau perpindahan panas ada proses pengelasan sangat menentukan
kualitas las karena aliran panas mempengaruhi struktur mikro, reaksi oksidasi / reduksi,
tegangan sisa dan distorsi.
Perpindahan panas pad alas terjadi secara konduksi, dan sebagian kecil terjadi secara
konveksi dan radiasi. Konveksi dan radiasi dapat diabaikan. Luas daerah yang mengalami
pemanasan tegantung pada beberapa hal, diantaranya:
1. Peningkatan kecepatan v pada panas masukan q constant menyebabkan
daerah yang tepengaruh panas menjadi mengecil dimana garis-garis
isothermis menyempit pada arah tegak lurus arah las dan memendek pada
arah pengelasan
Siklus Thermal
Pada proses pengelasan, kecepatan busur listrik (sumber panas) lebih besar dari
kecepatan perpindahan panas. Kecepatan aliran panas searah dengan gerakan busur
listrik. Dengan demikian daerah di sekitar las mengalami siklus thermal berupa
pemanasan sampai suhu maksimum tercapai kemudian diikuti dengan pendinginan.
e = bilangan natural
Kecepatan pendinginan
Struktur micro pada logam las dan HAZ dipengaruhi oleh kecepatan
pendinginan , hal in disebabkan kerana proses pembekuan logam cair
(solidification) dan tranformasi fasa sangat sensitive terhadap kecepatan
pendinginan.
CR = cooling rate
k = Konduktivitas thermal
Tp = temperature akhir
To = temperature awal
Hnet = E
a b
Martetisit
Martensit akan terbentuk pada proses pengelasan dengan pendinginan sangat
cepat, mempunyai sifat sangat keras dan getas sehingga kekuatan tarik dan
ketangguhannya rendah.
C. PROSES
1. Sejarah Pengelasan
2. Definisi
Berdasarkan definisi dari DIN las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam/
logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Mengelas
menurut Alip (1989) adalah suatu aktifitas menyambung dua bagian benda atau
lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya
sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh.
3. Klasifikasi Pengelasan.
Berdasarkan cara kerja; las cair, las tekan, las patri, dsb.
Berdasarkan sumber energi yg digunakan; las kimia, las listrik, las mekanik, dll.
Jika kita 2 klasifikasi tsb, diklasifikasikan dengan lebih terperinci lagi maka akan
terbentuk kelompok-kelompok yang lebih terperinci lagi.
Daerah las-lasan terdiri dari tiga bagian yaitu: daerah logam las, daerah pengaruh
panas atau heat affected zone disingkat menjadi HAZ dan logam induk yang tak
terpengaruhi panas.
Daerah logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair
dan kemudian membeku. Komposisi logam las terdiri dari komponen logam induk
dan bahan tambah dari elektroda. Karena logam las dalam proses pengelasan ini
mencair kemudian membeku, maka kemungkinan besar terjadi pemisahan
komponen yang menyebabkan terjadinya struktur yang tidak homogen,
ketidakhomogennya struktur akan menimbulkan struktur ferit kasar dan bainit atas
yang menurunkan ketangguhan logam las. Pada daerah ini struktur mikro yang
terjadi adalah struktur cor. Struktur mikro di logam las dicirikan dengan adanya
struktur berbutir panjang (columnar grains). Struktur ini berawal dari logam induk
dan tumbuh ke arah tengah daerah logam las.
b. Daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ)
Daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) adalah logam dasar
yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami
siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat sehingga daerah ini yang paling
kritis dari sambungan las. Secara visual daerah yang dekat dengan garis lebur las
maka susunan struktur logamnya semakin kasar. Pada daerah HAZ terdapat tiga
titik yang berbeda, titik 1 dan 2 menunjukkan temperatur pemanasan mencapai
daerah berfasa austenit dan ini disebut dengan transformasi menyeluruh yang
artinya struktur mikro baja mula-mula ferit+perlit kemudian bertransformasi
menjadi austenit 100%. Titik 3 menunjukkan temperatur pemanasan, daerah itu
mencapai daerah berfasa ferit dan austenit dan ini yang disebut transformasi
sebagian yang artinya struktur mikro baja mula-mula ferit+perlit berubah menjadi
ferit dan austenit.
c. Logam induk
Logam induk adalah bagian logam dasar di mana panas dan suhu
pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan sifat.
Disamping ketiga pembagian utama tersebut masih ada satu daerah pengaruh
panas, yang disebut batas las
Cara Pengelasan
Pelat yang berbentuk koil dirol tekuk membentuk pipa spiral dilakukan
pengelasan dimulai bagian dalam kemudian pada jarak 1,5 meter dilakukan
pengelasan pada bagian luar pipa dengan las SAW seperti terlihat pada gambar 7..
Dari model pengelasan spiral kontinyu yang divariasi adalah pengelasan luar pipa.
Prosedur pengelasan adalah menurut standard AWS A5.17. Pengelasan dilakukan
dengan 5 jenis variasi heat input yang berbeda-beda. Pengelasan dilakukan di PT.
KHI Pipe Industries Cilegon Banten.
a b
Gambar 7. a). Proses pengelasan pipa spiral b) Skema pengelasan pipa spiral
Untuk memenuhi pengelasan pipa yang baik, maka harus memperhatikan ukuran
dan posisi alur yang akan disambung, hal ini bisa dilihat pada gambar 8.
1 mm
12 mm
699,2 mm
711,2 mm