Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KLIEN Tn. P DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN KELUARGA ASMA BRONCHIALE
DI DESA TRUTUP RT.04/RW.04
KEC. PLUMPANG KAB. TUBAN

Oleh :
ELLYA DWI PURWANINGTYAS
NIM. P 27820505007

PROGRAM KHUSUS RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUBAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.02 Tuban
2008
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dengan Judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Tn. P

dengan Asma Bronchiale di Desa Trutup RT.04/RW.04 Kecamatan Plumpang

Kabupaten Tuban. Telah disahkan tanggal, Maret 2008

Mahasiswa

ELLYA DWI PURWANINGTYAS


NIM. P 27820505007

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pembimbing Lahan

DR. H. BOEDI WINOTO H. BUDI UTOMO, S. Kep


NIP. 140 323 540 NIP. 140 205 285

Pembimbing Akademik

HADI PURWANTO, S. Kep. Ns, M.Kes


NIP. 140 344 579
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Keluarga


1.1.1 Pengertian Keluarga
Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.(Salvicion G Bailon Dan
Aracelis Maglaya,1989).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
- Unit terkecil masyarakat
- Terdiri atas dua orang atau lebih
- Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga
- Dibawah asuhan seorang kepala anggota rumah tangga
- Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
- Setiap anggota keluarga memunyai peran masing-masing
- Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

1.1.2 Tipe Keluarga


1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
2. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
1.1.3 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberika identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan dihari tua dan sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :


1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewaaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2. Fungsi Sosialisasi Anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah begaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota mesyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan meraa aman.

4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan
dasn suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi
antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan setelah didunia ini.

6. Fungsi Ekonomis.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi kehidupan keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing
anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton televisi
bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.

8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi penerus.

1.1.4 Peran Perawat Keluarga


Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa
peranan yang dapat dilakukan perawat antara lain adalah :
1. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat
dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan
membantu mencarakan jalan keluar.
5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga tidak sehat menjadi perilaku sehat.
6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan perawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat
dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.

1.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga


1. Mengenal masalah keluarga.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.

1.1.6 Konsep Pengertian Penyakit Asma Bronkhiale


a. Asma Bronkhiale merupakan pernafasan yang terutama penderita sulit pada
waktu mengeluarkan nafas dan oleh karena penyebabnya adalah faktor alergi
disana terjadi penyempitan bronkus (saluran pernafasan) sehingga sering
terdengar suara wheezing pada saat mengeluarkan nafas.
b. Etiologi
- allergen
- infeksi(saluran pernafasan bagian atas)
- Cuaca
- Kegiatan
c. Patofisiologi
Zat allergen (zat iritan, cuaca, infeksi, aktivitas, psikis) menempel pada zat
mast kemudian mengalami degranulasi dan mengeluarkan mediator radang
histamin dan bisa menyebabkan asma bronkhiale yaitu penyempitan jalan
nafas, sesak dan edema mukosa.
d. Pencegahan
Berdasarkan penyebabnya hindari faktor penyebab alergi tersebut terutama
debu, kapuk, udara yang lembab, biasanya musim hujan dan segala macam
faktor alergi yang lain yang bisa diketahui dengan melaksanakan test alergi.
Pencegahannya dengan cara :
- Olahraga teratur
- Banyak makan makanan bergizi
- Istirahat cukup
- Hindari stress
- Hindari penyebab asma
- Periksa kesehatan secara teratur
e. Bahaya Asma bila tidak ditangani
- Asma bisa bertambah menjadi parah dan menetap atau tidak hilang.
- Rusaknya saluran nafas
- Nafas berhenti
f. Penatalaksanaan Asma Bronkhiale
Tujuan pertama mencegah proses menahun serta keluhan bermasalah (bauk,
kesukaran, atau terjadinya eksaserbasi setelah melakukan latihan. Kedua
mengembalikan faal paru ke normal atau tidak mendekati normal. Ketiga
mengembalikan kegiatan aktivitas normal. Keempat mencegah kekambuhan
serangan asma atau mencegah kekerapan masuk rumah sakit. Kelima untuk
mengurangi jumlah obat yang dikonsumsi. Keenam memberikan kenyamanan
dan keamanan penderita dan keluarga.
a) Tatalaksana diluar serangan meliputi :
- menjauhi badan alergi atau pencetus
- menghindari kelelahan
- menghindari perubahan suhu yang ekstrim
- menyembuhkan infeksi kronis saluran nafas atas (sinusitis)
- operasi polip
b) Tatalaksana saat serangan
- Obat pelega
Golongan adrenergic dapat diberikan secara oral (tablet atau
cairan), infeksi, hirup (inhaler) atau disedu (nebulazer).
Golongan antikolinergik diberikan secara injeksi atau dengan
nebulazer.
Golongan Xanthinergik yaitu aminofilin, oral, injeksi atau
supositoria
Golongan anti-inflammaforic yaitub golongan hormone
steroid yang dapat diberikan per oral, parenteral, inhaler
ataupun nebulazer.
- Obat pengendalian jangka panjang
Long-acting -agonist dapat diberikan per inhalasi.
Slow release xanthinergic diberikan per oral.
Hormone steroid diberikan oral, injeksi, inhaler/nebulazer.
Leukotriene medofler diberikan per oral.
A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian
I. Data Umum
1. Nama : -
2. Umur : Asma dapat menyerang semua umur dan dapat pula
herediter/keturunan
3. Jenis Kelamin : Asma bisa menyerang laki-laki dan wanita
4. Pekerjaan : Asma terjadi bila bekerja pada daerah yang berdebu,
berasap dan alergen-alergen lain yang dapat
menimbulkan serangan asma
5. Pendidikan : Asma rata-rata terjadi pada orang yang berpendidikan
rendah tapi bias juga terjadi pada orang yang
berpendidikan tinggi.
6. Suku bangsa : Asma dapat terjadi disemua suku bangsa
7. Agama : Asma dapat terjadi pada semua agama
8. Alamat : Asma terjadi pada rumah yang kotor dan kumuh serta
lingkungan yangpadar penduduknya
9. Genogram : Genogram berisi tentang komposisi keluarga dimana
klien dengan Asma tinggal dalam satu rumah
10. Tipe Keluarga
Terjadi pada semua tipe keluarga karena penyakit Asma ini penyakit yang
disebabkan adanya inflamasi respon salum nafas yang berlebihan serta bisa juga
disebabkan oleh faktor lingkungan
11. Status Sosial Ekonomi
Terjadi pada orang yang mempunyai status ekonomi rendah maupun
orang yang mempunyai status ekonomi tinggi bila tidak tahu cara menjaga
lingkungan yang baik dan sehat.

II. Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Penyakit asma dapat terjangkit pada siapa saja, terutama keluarga yang salah
satu anggota keluarganya mempunyai penyakit asma yaitu faktor kerukunan.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Adanya perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dapat mengakibatkan
masalah kesehatan pada keluarga baik dalam memberikan perawatan ataupun
dalam memberikan motivasi pada keluarga agar tidak terjadi resiko berulang.

3. Riwayat Keluarga Inti


Asma merupakan penyakit keturunan, namun dapat juga diakibatkan oleh
beberapa faktor lain misalnya alergin, lingkungan, maupun aktivitas, sehingga
apabila ada anggota keluarga yang mengalami asma maka kemungkinan besar
keluarga tersebut memiliki riwayat asma.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga sebelumnya
Penyakit asma bisa disebabkan karena sudah pernah menderita penyakit asma
kemudian kambuh lagi atau belum pernah menderita dan juga karena faktor
keturunan.

III. Keadaan Lingkungan

1. Karakteristik Rumah
Menjelaskan tentang kondisi rumah yang dapat menimbulkan penyakit asma
dan biasanya terjadi pada rumah yang kotor, kumuh, ventilasi kurang, sumber air
yang tidak bersih dan jarak septic tank dengan rumah dan sumber air yang terlalu
dekat. Apakah rumah dekat dengan lokasi pabrik

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Menjelaskan tentang karakteristik tetangga yang meliputi kebiasaan.
Lingkungan fisik, budaya setempat. Pada masalah ini mungkin kebiasaan
tetangga yang buruk misal: buang sampah sembarangan, merokok dan bila
makan tidak cuci tangan dulu.

3. Sistem Pendukung Keluarga


Menjelaaskan tentang fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan, misalnya keluarga pergi ke tempat pelayanan kesehatan,
dokter, perawat dan bidan

4. Fungsi Afektif Keluarga


Pada masalah ini apakah keluarga memberi dukungan pada si penderita
didalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh si penderita.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi bisa dalam bentuk apapun pada keluarga.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Struktur kekuatan keluarga dapat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk menyelesaikan masalah kesehatan pada keluarga.
3. Struktur Peran Keluarga
Bagaimana struktur peran masing-masing dalam keluarga.
4. Nilai dan norma yang berlaku di keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai ajaran
yang dianut dan norma yang berlaku dilingkungannya.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Gambaran diri yang positif, perasaan memiliki dan dihargai serta dihormati
dan dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh penderita asma bronkhiale.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi atau hubungan dengan keluarga akan dapat memberikan informasi
tentang halhal yang dapat mengakibatkan serangan berulang pada penderita.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga mengenai perawatan/pengobatan akan dapat mencegah
resiko serangan berulang pada penyakit asma.
4. Fungsi Reproduksi
Apakah penderita mempunyai anak atau tidak.
5. Fungsi Ekonomi
Pemenuhan kebutuhan untuk melakukan perawatan /pengobatan asma.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stress yang dimiliki
Penderita yang mengalami asma akan mengalami kecemasan karena takut
akan keadaannya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Respon keluarga terhadap asma pada penderita dapat mengurangi stressor
yang ada.
3. Stresor koping yang digunakan
Strategi koping yang afektif akan mempengaruhi pada pengambilan
keputusan yang terbaik.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang terbaik
Dapat menambah kecemasan pada penderita yang mengalami asma.

VII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik pada masalah ini yaitu :
- Suhu : pada masalah im kadang badan klien bisa terjadi demam
- Pemeriksaan spirometri
- foto dada dan analisis gas darah

VIII. Harapan Keluarga


Harapan keluarga dalam menghadapi masalah ini yaitu tidak terjadi
dehidrasi dan klien bisa kembali aktivitas seperti biasa.

B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


Pada masalah ini diagnosa keperawatan yang terjadi yaitu :
a. Resiko terjadinya kekambuhan penyakit asma berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan dapat
meningkatkan kesehatan
b. Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
pencegahan dan pengobatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit

Penentuan Prioritas Sesuai Dengan Skala


NO KRITERIA SKOR BOBOT JUMLAH
1. Sifat Masalah
Skala =
- tidak/kurang sehat 3
- ancaman 2
- keadaan sejahtera 1 1 ?
2. Kemungkinan masalah dapat
dirubah =
- mudah 2
- sebagian 1
- tidak dapat 0 2 ?
3. Potensi masalah untuk dicegah
=
- tinggi 3
- cukup 2
- rendah 1 1 ?

4. Menonjolkan masalah 2
- berat, segera 1
- ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani 0 1 ?
- masalah tak dirasakan

C. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa 1. : Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang pengertian, tanda dan
gejala, pencegahan dan pengobatan berhubungan dengan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
Tujuan : Klien dan keluarga mengerti dan memahami tentang penyakit asma
KH : Klien dan keluarga dapat mengetahui pengertian, tanda dan gejala,
pengobatan dan perawatan penderita asma

Intervensi :
1. Kaji pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit asma
R/ : Mengetahui pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit asma

2. Lakukan pendekatan pada keluarga dan klien untuk meningkatkan kepercayaan


serta membina saling percaya dengan keluarga dan klien
R/ : Perawat, keluarga dan klien bisa tercipat hubungan yang terapeutik

3. Lakukan evaluasi tentang penjelasan yang telah di berikan


R/ : Mengetahui pemahaman klien dan keluarga tentang penyakit asma

Diagnosa 2. : Resiko terjadinya kekambuhan penyakit asma berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang sehat
dan dapat meningkatkan kesehatan.
Tujuan : Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang keadaan yang terjadi
KH : - Keluarga dan klien menyatakan pemahaman tentang keadaan
yang terjadi
- Keluarga berpartisipasi dalam program pengobatan pada klien
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang lingkungan sehat,
R/ : Keluarga dan klien mengetahui tentang lingkungan yang sehat
2. Kaji perilaku keluarga dan klien yang bisa dilakukan terhadap lingkungan
sekitarnya
R/ : Klien mengetahui apa saja yang harus dilakukan terhadap lingkungan
sekitarnya
3. Kaji sumber-sumber yang dapat menciptakan lingkungan yang sehat
R/ : Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang cara menciptakan
lingkungan yang sehat

D. PELAKSANAAN
Tindakan Keperawatan terhadap keluarga mencakup 5 tugas kesehatan
keluarga :
1) Menstimulasi kesadaran/penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

E. EVALUASI
S : hal yang dikemukakan oleh keluarga secara obyektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O : hal yang ditemui perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
A : analisa dari hal yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB II
LAPORAN KASUS

1. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn P
2. Umur : 55 tahun
3. Alamat : Desa Trutup RT.04 RW.02 Kec. Plumpang
4. Pendidikan KK : Tidak Sekolah
5. Pekerjaan KK : Buruh Pabrik Kapur
6. Komposisi Keluarga :

Hubungan Status
No Nama L/P Umur Pendi-dikan Pekerjaan
Dengan KK Kesehatan
1 Tn. P L Suami 55 Th # sekolah buruh pabrik Asma
2 Ny. D P Istri 45 Th # sekolah buruh pabrik Sehat
3 Nn. W P Anak 17 Th SMA pelajar Sehat

7. Genogram

Keterangan =. : tinggal 1 rumah


: Laki-laki
: Perempuan
/ : Laki-laki/perempuan Meninggal
: Klien
T : Menikah dan punya anak
8. Tipe keluarga : keluarga ini termasuk keluarga inti
9. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
10. Agama : Islam
11. Status Sosial Ekonomi
Tn. P mengatakan bahwa penghasilan dari buruh pabrik Rp. 15.000,-/ hari
dan pengahasilan dari istrinya Rp. 9.000,-/ hari. Hal ini dirasakan kurang oleh
keluarga Tn. P untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ny. D mengatakan
harus berhutang dulu ke tetangga jika tidak mempunyai uang. Uang tabungan
tidak punya pengaturan keuangan dalam sehari-hari dipegang Ny. D
kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah biaya sekolah, tagihan air dan
listrik, kebutuhan makan.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga Tn. P sehari-hari dengan menonton tv dirumah dan
mendengarkan radio.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn. P mempunyai 1 orang anak berumur 17 tahun maka keluarga
Tn. P berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak remaja.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya,
dimana Tn. P mengatakan bahwa dengan penghasilan yang diperoleh bersama
istrinya untuk memenuhi kebutuhan terasa pas-pasan.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. P mengatakan bahwa ada keluarga yang sakit berobat ke puskesmas dan
anggota keluarga Tn. P tidak ada yang menderita penyakit menular tetapi
mempunyai penyakit keturunan yaitu Asma dari Ayah Tn. P sedangkan Ny. D
tidak mempunyai penyakit menular atau keturunan. Tn. P mempunyai
penyakit asma sejak 20 tahun yang lalu tetapi yang dirasakan paling berat dan
harus dengan bantuan oksigen sekitar 2 tahun lalu dan kemudian diperiksakan
ke puskesmas dan akhirnya harus menjalani perawatan dipuskesmas selama
beberapa hari.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga Tn. P mengatakan keluarga ada yang menderita Asma yaitu Ayah
Tn. P.

III. Keadaan Lingkungan


1. Karakteristik Rumah
Luas tanah Tn. P 4 x 12 m, jumlah ruangan 5 ruang. Pemanfaatan ruangan :
untuk kamar tidur 1 ruang, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kandang
ternak. Kamar mandi/jamban (wc) tidak punya, numpang di saudara sebelah
rumahnya. Jendela ada 2 tetapi tidak pernah dibuka. Pintu ada 2, atap rumah
menggunakan genteng. Tipe bangunan semi permanent berlantai tanah dan
berdinding tembok. Sumber air minum yang digunakan PAM, kebiasaan
masak menggunakan kayu bakar. Kepemilikan rumah adalah milik sendiri.

Denah Rumah

Dapur
Ruang
Kandang Kamar Tamu Ruang
Tidur Makan

Teras

2. Karakteristik Keluarga dan Komunitas


Tn. P mengatakan bahwa dia mengikuti kegiatan rutin pengajian tiap malam
Jumat dilingkungan RTnya dan interaksi denganh tetangga berjalan lancar.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat
Tn. P mengatakan setiap hari berkumpul dengan keluarganya manonton tv
dirumah. Berkumpul dengan tetangga pada saat ada pengajian atau tahlilan di
masjid.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. P mengatakan bahwa dia tinggal didesa ini sudah 55 tahun yang lalu dan
tidak pernah pindah rumah. Bila keluarga bepergian menggunakan kendaraan
umum dan sepeda kayuh.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. P mengatakan keluarga sangat medukung dan memotivasi dalam keadaan
sakit maupun sehat. Setiap Tn. P sakit keluarga segera membawa klien ke
puskesmas yang jaraknya 3,5 km dari rumah klien.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga ini sangat baik dan demokratis. Apabila terdapat
masalah dibicarakan bersama dan mengambil keputusan bersama yaitu KK
Tn. P bila berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa jawa.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan keluarga dalam kesehatan untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku dalam hidup sehat
yaitu baik, baik dalam perawatan diri dan saat sakit. Apabila ada salah satu
anggota keluarga yang sakit segera diperiksakan ke puskesmas. Sehingga
tingkat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatan sangatlah baik.
3. Struktur Peran
Tn. P berperan sebagai KK, Ny. D sebagai istri KK. Sebagai KK Tn. P
meskipun mempunyai penyakit asma Tn. P tetap bekerja sebagai buruh pabrik
kapur.
4. Nilai atau norma keluarga
Tn. P mengatakan dia percaya penyakitnya akan sembuh bila diobati
dipuskesmas.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn. P mengatakan jika ada keluarga yang sakit anggota keluarganya
yang lain juga ikut merawat.
Tn. P mengatakan jika anaknya bandel dia selalu memarahinya untuk
tidak bandel lagi.
Tn. P selalu mendapat dukungan dan motivasi oleh keluarga terutama
Ny. D apabila dadanya terasa sesak, dan apabila ada anggota
keluarganya yang sakit segera dibawa puskesmas.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. P mengatakan sangat dekat dengan Ny. D dan anak tunggalnya. Interaksi
dan hubungan dalam keluarga baik. Setiap ada masalah Tn. P mengambil
keputusan yang tepat untuk keluarga. Kegiatan keluarga pada waktu senggang
yaitu menonton tv.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Ny. D mengatakan bahwa suaminya menderita penyakit asma sudah
lama sekitar 20 tahun yang lalu. Tetapi Ny. D tidak mengetahui
tentang pengertian asma, tanda dan gejalanya dari.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat.
Ny. D mengatakan bahwa dia kurang mengerti mengenai tindakan
yang akan dilakukan pada Tn. P apabila penyakitnya kambuh
sehingga Ny. D langsung membawa Tn. P ke puskesmas.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. D mengatakan kurang mengetahui cara perawatan pada penderita
Asma. Tetapi apabila Tn. P merasa sesak disuruh istirahat dan
menghentikan aktivitasnya. Dan apabila sesaknya merasa lebih berat
maka Ny. D segera membawa Tn. P ke puskesmas.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Ny. D mengatakan memelihara ternak disebelah kamar tidurnya dan
apabila siang hari ditempatkan dihalaman depan rumah, Ny. D dan Tn.
P mengatakan untuk menjaga kebersihan rumah setiap hari menyapu
halaman dan membersihkan kandang ternak dilakukan sendiri tiap
pagi hari sebelum berangkat kerja
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
masyarakat.
Tn. P mengatakan bila ada anggota keluarganya yang sakit dibawa
atau diperiksakan dipuskesmas karena biaya gratis dan Tn. P yakin
petugas puskesmas yang memeriksanya.
4. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak Tn. P 1 orang yaitu NN. W. istri Tn. P menggunakan alat
kontrasepsi pil KB.
5. Fungsi Ekonomi
Tn. P mengatakan penghasilannya yang diperoleh tiap harinya Rp.15.000,-
dan Ny. D perharinya Rp.9.000,- dan apabila Tn. P sakit penghasilan tsb
sangat kurang untuk biaya sekolah dan keperluan lainnya. Ny. D mengatakan
makan tiap harinya dengan nasi, ikan (kalau ada), tempe, sayur dan kerupuk.
6. Fungsi Pendidikan
Tn. P mengatakan anaknya sekolah di SMA 1 Plumpang kelas 2 SMA. Bagi
Tn. P pendidikan anaknya sangat penting biarpun dia tidak pernah sekolah.
7. Fungsi Rekreasi
Keluarga Tn. P setiap harinya dirumah dan Tn. P dan Ny. D setiap pagi
bekerja dipabrik kapur sehingga tidak pernah pergi kemana-mana. Hiburan
dirumah menonton tv dan mengobrol dengan tetangga.
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek
Sesak yang dialami Tn. P sering kambuh akibat kecapekan bekerja.
Disamping itu Tn. P bekerja dipabrik kapur sehingga beresiko terkena asma.
2. Stresor Jangka Panjang
Ny. D mengatakan apa penyakit Tn. P bisa disembuhkan karena Ny. D takut
terjadi sesuatu pada Tn. P
3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap stressor/situasi
Ny. D mengatakan apabila Tn. P mengeluh sesak maka langsung dibawa ke
puskesmas.
4. Strategi Koping yang digunakan
Tn. P mengatakan bila menemui masalah dimusyawarahkan dengan istrinya
agar masalahnya dapat terselesaikan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. P mengatakan bila tidak bisa menyelesaikan masalahnya dia
melampiaskan dengan berdiam diri atau terkadang marah-marah.

VII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik pada Tn. P
Keadaan Umum Tanggal 5-3-2008 TD=120/80 mmHg RR=24x/menit
N=80x/menit
Suara nafas=wheezing
Tanggal 7-3-2008 TD=120/80 mmHg RR=26x/menit
N=88x/menit
Suara nafas=wheezing
- Kepala
Inspeksi = warna rambut hitam, wajah tidak pucat
Palpasi = tidak ada benjolan
- Mata
Inspeksi = sklera warna putih, konjungtiva warna merah muda, simetris
- Hidung
Inspeksi = tidak ada secret, tidak ada polip

- Mulut
Inspeksi = bibir kering
- Leher
Inspeksi = tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran vena
juguralis
- Dada
Inspeksi = dada simetris
Palpasi = tidak ada nyeri tekan
Perkusi = terdengar suara redup
Auskultasi = terdengar suara wheezing
- Jantung
Auskultasi = suara jantung normal
- Abdomen
Inspeksi = perut simetris
Palpasi = tidak terdengar nyeri tekan
Perkusi = tidak kembung
Auskultasi = tidak terdengar bising usus
- Ekstremitas atas/bawah
Tekstur badan lurus
Inspeksi = pada ekstremitas atas dapat digerakkan dengan normal dan pada
ekstremitas bawah kaki sebelah kanan cacat sejak lahir.
- Integument
Kulit sawo matang, tidak ada kelainan pada kulitnya.

VII. Harapan Keluarga


Ny. D mengaharapkan agara masalah kesehatan Tn. P dapat sembuh dari
penyakitnya dan dapat beraktivitas seperti semula dengan adanya petugas
kesehatan dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan Tn. P.

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Data Subyektif - Ketidakmampuan - Kurangnya
- Ny. D mengatakan kurang mengerti keluarga merawat pengetahuan
tentang pengertian, penyebab, gejala keluarga dengan keluarga Tn. P
dan tanda, pengobatan dan perawatan penyakit asma tentang
penderita asma penyakit asma

Data obyektif
- Ny. D banyak bertanya tentang
pengertian, penyebab, gejala dan tanda,
pengobatan dan perawatan penderita
asma pada petugas kesehatan

Tensi: 120/80 - Nadi : 80x/mnt


- RR : 24x/mnt

2. Data subyektif - Ketidakmampuan - Resiko


- Keluarga mengatakan lingkungan keluarga dalam terjadinya
kurang bersih dan sehat menciptakan kekambuhan
- Keluarga mengatakan udara lingkungan yang penyakit asma
dirumahnya kurang bersih dapat meningkatkan
- Keluarga mengatakan jendela rumah kesehatan
jarang di buka.

Data obyektif
Keluarga bertanya tentang masalah
penyakit yang dialami Tn. P apakah
lingkungan rumahnya kurang
mendukung. Terlihat kandang ternak
dekat dengan kamarnya hanya dibatasi
dengan penyekat kayu papan, jendela
jarang terbuka, ternak ditempatkan
dihalaman rumah

I.
IX. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1.Kurangnya pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit Asma yang diderita
Tn. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang
sakit.
2.Resiko terjadinya kekambuhan penyakit Asma Tn. P berhubungan dengan
keluarga dalam menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

II. X. Penghitungan Skor


Diagnosa : I
No Kriteria Skore Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah Keluarga dan klien tidak
- Ancaman 2 1 2/3 x 1 = 2/3 mengerti masalah penyakit
kesehatan asma
2 Kemungkinan Keluarga dan klien mem-
masalah dapat perhatikan saat petugas
1 2 1/2 x 2 = 1
diubah kesehatan memberikan
- Sebagian penyuluhan
3 Potensial masalah Keluarga dan klien mengerti
untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 apa yang telah dijelaskan
- Cukup petugas kesehatan
4 Menonjolnya Penyakitnya bila tidak diatasi
masalah 2 1 2/2 x 1 = 2/2 akan menyebabkan komplikasi
- Masalah berat yang lebih berat.

Diagnosa : 2
No Kriteria Skore Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah Keluarga mengatakan belum
- Kurang sehat 3 1 3/3 x 1 = 1 bisa menciptakan lingkungan
yang sehat
2 Kemungkinan Keluarga tidak mampu
masalah dapat mengubah lingkungan rumah
diubah 1 2 1/2 x 2 = 1 dgn cara memberi jendela agar
- Sebagian udara bisa masuk dan sering
membersihkan rumah
3 Potensial masalah Keluarga dapat menerima
untuk dicegah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 saran yang diberikan petugas
- Cukup kesehatan
4 Menonjolnya Masalah berat yang harus
masalah ditangani karena lingkungan
2 1 2/2 x 1 = 2/2 yang kurang sehat besar
- Masalah berat kemungkinan penularan
penyakit dapat terjadi
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Kriteria Evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standart

1 Kurangnya Setelah dilakukan Keluarga mampu: Verbal - Keluarga mampu- Kaji pengetahuan keluarga dan klien tentang penyakit
pengetahuan penyuluhan menjelaskan dan klien tentang penyakit asma
keluarga dan klien keluarga dan klien - Menjelaskan pengertian asma
tentang penyakit dapat mengerti dan pengertian penyakit - Berikan keluarga informasi tentang pengertian,
asma yang diderita memahami tentang asma - Keluarga mampu penyebab, tanda dan gejala, serta pengobatan dan
Tn. P b/d penyakit asma, menyebutkan tanda pencegahan penyakit asma
ketidak mampuan serta tepat dalam - Menyebutkan dan gejala penyakit
keluarga merawat mengambil penyebab, tanda asma - Jelaskan akibat yang dapat terjadi dari penyakit
keluarga yang sakitkeputusan secara dan gejala rhematik
tepat jika terjadi - Keluarga dapat
masalah kesehatan - Mengetahui hal-hal menjelaskan cara- Berikan pengertian dan cara melakukan perawatan pada
dalam keluarga yang dapat pencegahan asma penderita asma
memperparah asma
- Keluarga mampu- Berikut pujian atas keputusan yang telah di ambil oleh
- Mengetahui melakukan keluarga.
pencegahan dan perawatan penderita
cara perawatan asma
asma
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Keluarga mampu: Verbal - Keluarga mampu - Kaji pengetahuan keluarga dan klien tentang
kekambuhan penyuluhan - Menyebutkan akibat menyebutkan akibat lingkungan sehat
penyakit asma Tn. keluarga dan klien yang terjadi dengan yang terjadi dalam - Kaji prilaku keluarga dan klien yang bisa dilakukan
P b/d mampu lingkungan yang lingkungan yang terhadap lingkungan disekitar
ketidakmampuan mengidentifikasi kurang sehat sehat terhadap
keluarga dalam lingkungan yang kesehatan - Kaji sumber-sumber yang dapat menciptakan
terhadap kesehatan lingkungan sehat
menciptakan sehat dan yang - Keluarga mampu
lingkungan yang dapat - Menyebutkan - Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang manfaat
sumber-sumber yang menyebutkan
sehat dan dapat meningkatkan sumber-sumber dan pengaruh lingkungan sehat bagi kesehatan
meningkatan kesehatan dapat digunakan
untuk menciptakan yang dapat - Evaluasi secara singkat pengetahuan keluarga terhadap
kesehatan digunakan untuk
lingkungan yang penyuluhan yang telah disampaikan
sehat menciptakan
- Berikan pujian atas ungkapan/ keputusan klien dalam
lingkungan sehat
- Menyebutkan diskusi
manfaat lingkungan - Keluarga mampu
yang sehat menyebutkan
manfaat lingkungan
sehat bagi
kesehatan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Dx. Diagnosa keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Kurangnya pengatahuan klien dan keluarga 12 Maret 2008 Penyuluhan tentang: S : Keluarga dan klien mengatakan mengerti tentang
tentang penyakit asma yang diderita Tn. P - Pengertian penyakit asma pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta cara
b/d ketidakmampuan keluarga merawat pencegahan dan perawatan penderita asma
anggota yang sakit - Penyebab penyakit asma
O : Keluarga dan klien mengatakan mengerti tentang
- Tanda dan gejala asma informasi yang telah diberikan dan mampu
- Cara pencegahan dan melakukan cara perawatan penderita asma
perawatan penederitaan A : Rencana dihentikan dan masalah teratasi
asma
P : Rencana tindakan dihentikan

2 Resiko terjadinya kekambuhan penyakit 12 Maret 2008 Penyuluhan tentang: S : Keluarga dan klien mengatakan mengerti tentang
asma Tn. P b/d ketidakmampuan keluarga - Akibat yang akan terjadi lingkungan yang sehat, sumber-sumber yang dapat
dalam menciptakan lingkungan yang sehat dengan lingkungan yang menciptakan lingkungan yang sehat, dan manfaat
dan tepat miningkatkan kesehatan kurang sehat dari lingkungan yang sehat
- Sumber-sumber yang O : Keluarga dan klien mengatakan mengerti dan paham
dapat menciptakan tentang informasi yang telah dijalankan melalui
lingkungan sehat penyuluhan yang dilakukan
- Manfaat lingkungan yang A: Rencana berhasil dan masalah teratasi
sehat P : Rencana tindakan dihentikan
PRE PLANNING KONTRAK AWAL
(PRA INTERAKSI/ PENDEKATAN)

I. Latar Belakang
Prainteraksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat
mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketekunannya, sehingga kesadaran dan
dipertanggung jawabkan.
Perawat yang sudah berpengalaman dapat menganalisa diri sendiri
serta nilai tambah pengalamannya berguna agar lebih efektif dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Pemakaian diri secara terapeutik berarti memaksimalkan pengaruh
kelemahan diri dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.
Tugas tambahan pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang
klien dan menentukan kontak pertama.

II. Tujuan Umum


Melakukan pendekatan pada keluarga sehingga dapat ditemukan
masalah kesehatan keluarga dengan resiko tinggi.

III. Tujuan Khusus


1) Membina hubungan saling percaya
2) Keluarga bersedia menjadi subyek asuhan keperawatan keluarga dengan
resiko tinggi

IV. Sasaran
Keluarga TnP di desa Trutup RT. 04/RW. 02 Kecamatan Plumpang

V. Pelaksanaan
Nama : ELLYA DWI PURWANINGTYAS
NIM : P27820505007
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Surabaya Program Studi Keperawatan
Tuban..

VI. Strategi pelaksanaan


*) Memperkenalkan diri dengan keluarga
*) Melakukan pendidikan dengan keluarga
*) Kontrak waktu

VII.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Jumat, 29 Februari 2008
Tempat: di rumah Tn. P .Desa Trutup RT.04/RW.02 Kec.Plumpang

VIII. Evaluasi
Keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan bersedia dijadikan
subyek asuhan keperawatan keluarga ditandai dengan adanya kontrak waktu
yang telah disepakati.
PRE PLANNING PENGKAJIAN

I. Latar Belakang
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseoang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (yang
digunakan setiap hari), lugas dan sederhana.

II. Tujuan Umum


Melakukan pengkajian pada keluarga sehingga dapat menemukan
masalah kesehatan pada keluarga dengan resiko tinggi

III. Tujuan Khusus


1) Mengadakan dan menyepakati kontrak waktu dengan keluarga
2) Mengadakan pengkajian

IV. Sasaran
Keluarga Tn. P di desa Trutup RT. 04/RW. 02 Kec.Plumpang

V. Pelaksanaan
Nama : ELLYA DWI PURWANINGTYAS
NIM : P27820505007
Mahasiswa Politeknik Kesehatan Surabaya Program Studi Keperawatan
Tuban..
VI. Strategi Pelaksanaan

*) Menjelaskan tujuan kunjungan kepada keluarga


*) Menjelaskan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga.
*) Menggali informasi dari keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatan yang ada di keluarga.

VII. Waktu dan Tempat pelaksanaan

Hari/tanggal Jam Tahapan pengkajian


VIII. Evaluasi
Keluarga bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan perawat
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang ada
di keluarga.
PRE PLANNING SUPERVISI
KELUARGA DENGAN ASMA BRONKIALE

I. Latar Belakang
Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik. Obstruksi saluran
nafas yang reversible (tetapi tidak lengkap pada beberapa klien) baik secara
spontan dengan pengobatan, inflamasi saluran nafas, peringkatan respon
saluran nafas terhadap berbagai rangsangan. Obstruksi saluran nafas ini
memberikan gejala-gejala seperti: batuk, mengi dan sesak nafas. Penyempitan
saluran nafas ini dapat terjadi secara bertahap, perlahan-lahan dan akan
menetap dengan pengobatan tetapi dapat pula terjadi mendadak, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk bernafas yang akut.

II. Tujuan Umum


Sesudah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu: mengenal
penyakit asma bronkiale, dan cara melakukan terhadap dirinya sendiri.

III. Tujuan Khusus


Sesudah dilakukan penyuluhan, pasien mampu:
- Menyebutkan pengertian asma bronkiale
- Menyebutkan penyebab asma bronkiale
- Menyebutkan tanda dan gejala asma bronkiale
- Menyebutkan cara mengatasi bila terjadi nyeri (linu).

IV. Sasaran
Seluruh anggota keluarga Tn. P

V. Media
Media penyuluhan menggunakan: leaflet

VI. Metode
Metode yang digunakan: ceramah, diskusi/tanya jawab

VII.
Strategi Pelaksananan
- Memperkenalkan diri, kontrak waktu, dan menyampaikan tujuan (3
menit)
- Menyampaikan materi asma bronkiale (pengertian, pengobatan dan
perawatan) selama 20 menit
- Melakukan evaluasi (10 menit)
- Kesimpulan dan tindak lanjut (2 menit).

VIII. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : Rabu, 12 Maret 16.00 WIB
Tempat : di rumah Tn. P Desa Trutup RT. 04/RW. 02 Kec.Plumpang

IX. Evaluasi
- Evaluasi Proses
Keluarga tidak meninggalkan tempat
Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
- Evaluasi hasil
Keluarga Tn. P tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penyakit asma bronkiale dan cara pencegahan serta perawatannya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Keluarga


Topik : Penyakit Asma Bronkiale
Sasaran : Keluarga Tn. P
Tempat : Rumah Tn. P RT .04/RW. 02 Desa Trutup Kecamatan
Plumpang
Hari/tanggal : Rabu, 12 Maret 2008 Puku; 16.00 WIB
Waktu : 30 menit

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit asma bronkiale.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan dapat
- Menyebutkan pengertian asma bronkiale
- Menyebutkan tanda dan gejala asma bronkiale
- Menjelaskan akibat asma bronkiale pada kesehatan umumnya
- Apa yang harus dilakukan bila terdapat serangan atau serangan ulang

3. Sasaran
Seluruh anggota keluarga Tn. P

4. Materi
1. Pengertian asma bronkiale
2. Tanda dan gejala asma bronkiale
3. Akibat asma bronkiale bagi kesehatan umumnya
4. Apa yang harus dilakukan bila terdapat gejala serupa atau gejala kambuhan

5. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

6. Media
Leaflet : Asma bronkiale
7. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
- Penyuluhan dilakukan di rumah Tn. P
- Pengorganisasian penyuluha dilakukan hari sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
- Keluarga antusia terhadap materi penyuluhan
- Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
- Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi hasil
- Keluarga mengerti tentang penyakit asma bronkiale, dapat menyebutkan
pengertian, tanda dan gejala, hal-hal yang memperberat penyakit asma
bronkiale.
- Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi. Menyebutkan
sumber makanan/minuman yang dapat meningkatkan serangan.
- Menyatakan bersedia berobat ke RSU.

8.
Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan - Menjawab salam
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Memperhatikan -
penyuluhan Memperhatikan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan

2 15 menit Pelaksanaan
- Menjelaskan tentang pengertian - Memperhatikan
penyakit asma bronkiale
- Menjelaskan tentang tanda dan
gejala penyakit asma bronkiale - Memperhatikan
- Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya - Bertanya & menjawab
- Menjelaskan hal-hal yang pertanyaan yg diajukkan
berhubungan dengan pencegahan - Memperhatrikan
terjadinya asma bronkiale.
- Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
- Bertanya & menjawab
pertanyaan yg diajukkan

3 10 menit Evaluasi :
- Menanyakan kepada peserta- Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada klien yang dapat
menjawab pertanyaan.

4. 2 Menit Terminasi :
- Mengucapkan terima kasih atas- Mendengarkan
peran serta peserta.
- Mengucapkan salam penutup - Menjawab salam

9. Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : ELLYA DWI PURWANINGTYAS

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dalam asuhan keperawatan keluarga, maka kesimpulannya
adalah sebagai berikut :
a) Faktor penyebab terjadinya serangan asma pada umumnya yaitu
rangsangan alergi, rangsangan bahan toksik dan iritan, infeksi, obat
dan faktor fisik apabila tidak ditangani dengan baik akan mempunyai
resiko besar untuk meninggal karebna rusaknya saluran nafas atau
nafas berhenti.
b) Petugas kesehatan harus mampu menanamkan sikap saling percaya
kepada keluarga dengan masalah keperawatan agar keluarga terbuka
sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah.
c) Keterbatasan pengetahuan keluarga dengan masalah keperawatan
mempengaruhi sikap keluarga dalam memecahkan masalah.
B. Saran
a) Keluarga hendaknya mengenal masalah keluarga.
b) Keluarga hendaknya mampu membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
c) Keluarga hendaknya mampu mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
d) Keluarga sebaiknya memanfaatkan sarana kesehatan yang ada.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma bronkhiale yaitu merupakan suatu klinik yang ditandai adanya kepekaan
yang tinggi dari percabangan saluran pernafasan terhadap berbagai rangsangan
gambaran awal berupa sesak nafas (dispnea) dan nafas berbunyi (wheezing) adalah
keluha yang diakibatkan oleh penyempitan (obstruction) saluran pernafasan,
merupakan gambaran yang khas dari asma bronkhiale (ilmu penyakit paru, 2004)
Klasifikasi didasarkan faktor-faktor etiologi :
Extrinsic asthma (asma ekstrinsik), yaitu juga dinamakan asma alergi pada
umumnya nampak pada usia anak-anak dan dewasa muda. Ciri khas adanya
serangan yang mendadak akibat bronkospasme.
Intrinsic asthma (asma instrinsik), yaitu asma ini timbul pada usia
pertengahan atau dewasa. Faktor imunologi sebagai penyebab perananya
tidak nampak.
Bahaya asma bila tidak ditangani :
Asma bisa bertambah menjadi parah dan menetap atau tidak hilang.
Rusaknya saluran nafas.
Nafas berhenti.
B. Tujuan Penyusunan
a) Tujuan Umum
1. Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga dengan maslah keperawatan dengan asma bronkhiale.
b) Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
keluarga dengan asma bronkhiale.
2. Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan keluarga berdasarkan
masalah yang dihadapi keluarga dengan asma bronkhiale.
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan sehingga
mempunyai tolak ukur untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara
1. Wawancara
2. Observasi
D. Sistem Penyusunan
Adapun sistem penyusunan penulisan Laporan Askep Keluarga sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penyusunan
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistem Penyusunan
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Skala Untuk menentukan prioritas
D. Perencanaan
E. Implementasi dan evaluasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai