Anda di halaman 1dari 23

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yag endemis didaerah
tropis

seerti

indonesia.infeksi

ini

berlangsung

sepanjang

tahun

dan

mencapipuncaknya pada saat musim hujan.halini disebabkan karena banyaknya


tempat menjadi genangan air yang merupakan sarana tempat perkembangbiakan
jentik-jentik nyamuk aedes aegepti.olek karena uti harius lebih mewaspadai untuk
mengantisipasi dan menscegah penyebaran pentyakit ini sekaligus mengurangi
kejadian dan kematian akibat penyakit DBD.
Semula penyakit DBDini banyak menyerang anak-anak tetapi saat in orang
dewasapun banyak yang terserang bahkan dengan derajat penyakit yang paling parah
hingga menyebabkan kematian penderita.adapaun beberapa penyulit yang dapat
mendorong kematian penderita adalah perdarahan otak kelumpuhanotot,dan syaraf
jantuing,syok,akibat perpindahan plasma maupun perdarahan.manifestasi klinis
penyakit DBD ini berfariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatis)sampai yang
bergejala (simtomatis).bagi yang bergejala ada yang gejalanya yang tidak khas ada
juga yang khas.karena penyakit DBD saat ini menyerang semua umur dan jenis
kelamin.penanganan penyakit DBD ini tidak hanya tergantung pada para tenaga
kesehatan

saja

,tetapi

partusipasi

masyarakat

dalamhal

pencegahan

dan

penatalaksanaan awal sangat penting.jadi,kebersamaan perlu digalang untuk


penanggulangan penyakit DBD.masyarakat bertanggung jawab dengan menjaga
kebersihan

lingkungan

sekitar

masing-masing

dengan

gerakan

3M.para

tenagakesehatan perlu melakuka sosialisasi informasi perihal penyakit DBD dan


pemerintah bertag gung jawab dalam upaya pencegahan,penaggulangan dan
pengobatan DBD.
Dari analisa dan pengkajian di dusun sumber gambi desa sonorejo grogol-kediri
didapatkan 3 anak menderita suspect DBD dan daridata tersebut didapat tanda-tanda
sebagai berikut:panas dingin,ditemukan 4 buntuk merah di punggung.dan se3telah
dianalisa ternyata penyebabnya dadalah lingkungan yang kotor dan kurang sadarnya
keluyarga tentang kebersihan lingkungan.oleh karena iti sebagaitenagakesehatan
segera memberikan informasi lewat penyuluhan tentang tanda gejala DBDda
pentingnya kesehtan lingkungan agar terhindar dari DBD.

Dari data diatas penulis tertarik menysunasuhan ini denga judul:Asuahan


kebidanan pada TnS dengan suspect DBD.dan dari diagnosa diatas kita dapat
memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan dantanda gejala DBD.
1.2. TUJUAN PENULISAN
1.2.1. Tujuan Umum
Dengan

memberikan

asuhan

kebidanan

pada

keluarga,

diharapkan

dapat

meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka,


sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
1.2.2.Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
o Melakukan pengkajian data pada keluarga.
o Melakukan interpretasi data dasar.
o Melakukan perumusan masalah.
o Menyusun prioritas masalah.
o Melakukan perencanaan, tindakan dan evaluasi.
1.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.3.1

Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang diteliti, metode ini memberi hasil
secara langsung. (Hidayat, 2007 : 100)

1.3.2

Observasi
Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
(Hidayat, 2007: 99).

1.3.3

Pemeriksaan fisik
Pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik
pada klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi atau mendapatkan data yang obyektif.
(Nursalam, 2001 : 30)

1.3.4

Study Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literature
dari

buku-buku

serta

makalah-makalah

yang

ada

(Budiyanto, 2005 : 42)


1.3.5

Study Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil
data yang berasal dari dokumen asli.
(Hidayat, 2007 : 100)

1..4 SISTEMATIKA PENULISAN


Bab 1

PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode
dan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penulisan serta sistematika
penulisan.
Bab 2

TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi konsep dasar keluarga, konsep dasar DBD.


Bab 3

TINJAUAN KASUS

Dalam tinjauan kasus ini meliputi pengkajian,interpretasi data dasar,runusan


masalah,susunan prioritas masalah,rencana asuhan.
Bab 4

PEMBAHASAN

Bab 5

PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KELUARGA
2.1.1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengikatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu dengan yang lain dan didalam peranannya masingmasing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon S.E.& Maglaya
A.,1998)
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
1. Unit terkecil masyarakat.
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga.
5. Dibawah asuhan kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi satu sama lain.
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing.
8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.
2.1.2. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga ada bermacam-macam diantaranya (Effendi. N, 1995) adalah :
a. Patrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah,
dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
b. Matrileneal adalah Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.Matrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah Hubungan
suami istri sebagai dasar bagi
4
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara

yang menjadi bagian keluarga karena adanya


hubungan suami atau istri.
2.1.3. Tipe atau Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari waniat
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.4. Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam Keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh & pendidik anak-anaknya,
sebagai pencari nafkah tambahan.
3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko social sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
2.1.5. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Kesehatan Keluarga adalah :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan, keluarga sehat sebagai
tujuan utama.

3. Asuhan Keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai


peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan

asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan


kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif, preventif,
serta tidak mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga sacara
keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan & asuhan perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.1.6. Langkah-langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga ada beberapa langkah yang
harus dilakukan sebagai berikut :
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan
kelurga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga.
5. Menentukan sifat dan lausnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas kelurga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
urutan prioritas.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang tersusun.
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan perawatan yang dilakukan.

10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi & merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
2.2 KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH DENGUE
2.2.1. Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut ciri-ciri demam
manifestasi perdarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan dapat
menyebabkan kematian sebabkan oleh Aedes aegypti. (Arif Mansjoer,
2000: 419)
2.2.2 Etiologi
Virus dengue serotype 1, 2, 3 dan 4 yang di tularkan melalui virus
nyamuk aedes aegypti nyamuk albopictus, aedes polynesiensis, dan
beberapa spisies lain merupakan vector yang kurang berperan (Arif
Mansjoer, 2000: 419 )
2.2.3

Patofisiologis
Virus dengue masuk kedalam tubuh manusia melalui perantaraan
vektor nyamuk Aedes aegypti begitu masuk ke dalam tubuh akan
mengikuti alur dalam sirkulasi sistemik untuk kemudian melaju
menuju dan mengintervensi sel target monosit- makrofag. Respon
imun berusaha membatasi dan menghalau virus dengue agar tidak
dapat mencapai target. Salah satu upaya tubuh untuk menghadapi
kehadiran virus dengue di lakukan dengan komplemen. Hiperaktif
komplemen dapat mencegah perjalanan lebih lanjut dari virus
dengue melalui opsonisasi.

2.2.4. Gambaran Klinik


Terdapat 4 gejala utama pada DBD, yaitu: demam tinggi, fenomena
perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Gejala klinis DBD
diawali dengan demam mendadak tanpa sebab jelas, di sertai muka
kemerahan (floshet face) dan gejala lain seperti manifestasi perdarahan,
paling tidak terdapat uji torniket positif gejala lain menyerupai gejala
demam dengue sepeti anoreksia, muntah, sakit kepala dan nyeri pada
otot dan sendi. Pada beberapa pasien mengeluh sakit tenggorok dan
pada pemeriksaan di temukan farinas hipermis. Gejala lain yaitu
perasaan tidak enak di daerah epigastrium, nyeri di bawah lengkung iga

kanan, kadang kadang nyeri perut dapat di rasakan di seluruh perut.


Keempat gejala utama DBD adalah :
2.2.4.1 Demam
Demam tinggi mendadak, dan berlangsung terus menerus selama 2
7 hari, tanpa sebab yang jelas. Gejala demam pada DBD adalah khas
yaitu sifat demamnya tinggi lebih dari 38,5 0 celcius Pada umumnya
demam akan menurun pada hari ke-3 sampai hari ke-4 yang
kemudian meningkat lagi pada hari ke-5 sampai ke-6 menunjukkan
gambaran grafik suhu badan seperti pelana kuda. (Nasronudin,
2000:73)
2.2.4.2

Komplikasi.
Perdarahan pertanda penting adalah perdarahan-perdarahan mulai
yang sangat ringan yaitu baru positif muncul tanda perdarahan bila
di lakukan uji bendungan, bintik-bintik dan bintul-bintul perdarahan
spontan pada kulit, biru-biru bekas tusukan jarum, mimisen, gusi
berdarah, sampai perdarahan nyata spontan dan berat muntah darah,
berak darah. (Nasronudin 2000:56

2.2.4.3

Hepatomegali ( Pembesaran hati )


Pembesaran hati pada umumnya dapat di temukan pada permulaan
penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba ( just palpabie )
sampai 2 4 cm di bawah lengkung iga kanan.

2.2.4.4

Kegagalan sirkulasi ( Syok )


Syok pada DBD dapat terjadi akibat perdarahan atau perpindahan
plasma. Performance klinis, penderita nampak sangat lemah, pucat,
tubuh terutama ujung-ujung jari dan tangan teraba dingin, sianosis,
denyut nadi cepat dan teraba sangat kecil, bila di ukur tekanan darah
rendah, hepotomegali, efusi pleura, asites, ekimosis, dan cenderung
terjadi perdarahan intraabdominal.

2.1.5. Pemeriksaan Diagnostik


2.1.5.1

Pemeriksaan laboratorium
1) Hemokonsentrasi ( kenaikan Ht 20 % )
2) Haemoglobin meningkat > 20 %
3) Trombositopenia (penurunan trombosit < 150.000/ml)
(Nasronudin 2007:73)

4) Leukosit: jumlah leukosit dapat normal, tetapi biasanya


menurun dengan dominasi sel neutrofil. Selanjutnya pada
akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel neutrofil
bersama sama menurun sehingga jumlah sel limfosit
secara relative meningkat. Peningkatan jumlah sel
limfosit aptikal atau limfosit atpikal atau limfosit plasma
biru (LPB ) > 4 % di daerah tepi dapat di jumpai pada hari
sakit
2.1.5.2

ke 3 ke 7

Pemeriksaan USG : hepatomegali, Asites, efusi pleura.


( Ngastiyah1997: 369 )

2.1.6

Pembagian Derajat DBD


(http//:uk. Messenger.yahoo.com)
Derajat I

: Demam di sertai dengan gejala tidak khas, uji


tourniquet positif

Laborat : Thrombositopeni < 100.000 / mm3


Hemokonsentrasi 20 %
Derajat II

: Seperti derajat I di sertai perdarahan spontan di kulit


dan atau perdarahan lain

Laborat : Thrombositopeni < 100.000 / mm3


Hemokonsentrasi 20 %
Derajat III

: Di dapatkan kegagalan sirkulasi , yaitu nadi cepat dan


lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau
kurang) atau hipotensi, sisnosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab, anak tampak gelisah.

Laborat : Thrombositopeni < 100.000 / mm3


Hemokonsentrasi 20 %
Derajat IV

: terjadi Syok berat ( profound shock ) dengan nadi


tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak dapat di
periksa.

2.1.7. Diagnosa Banding


a. Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri
virus atau protozoa seperti demam tifoid, campak, influenza,
hepatitis, demam chikungnya, leptospirosus, dan malaria, adanya
trombositopenia yang jelas di sertai hemokonsentrasi membedakan

10

DBD dari penyakit lain diagnosis ini adalah sepsi, meningitis


meningokok,

idiopatik

thrombocytopenic

purpura,

leukemia

aplastik.
b. Demam harus di bedakan dengan chikungunya ( DC ). Sangat
menularkan biasanya seluruh keluarga terkena dengan gejala
demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi
hampir selalu di ikuti dengan ruam makulopapular, injeksi
konjungtiva, dan lebih sering di jumpai nyeri sendi. Proporsi uji
bendung positif, petekie, dan epistaksis hampir sama dengan DBD.
Pada DC. tidak di temukan perdarahan gastrointestinal dan syok.
(Arif Mansjoer 2000:421)
c. Di daerah endemik demam berdarah harus di curigai pada anak
dengan

demam

yang

menunjukkan

uji

tourniquet

positif

hemokonsentrasi, dan dan trombositopani ini mungkin di sertai oleh


syok dan pada beberapa keadaan oleh manifestasi perdarahan
munculnya efusi pleura dengan bukti adanya dengue baru adalah
patognomosis. Karena banyak ricketsia meningokoksemia, dan
penyakit berat lain yang di sebabkan oleh berbagai agen dapat
menghasilkan gambaran klinis yang serupa dignosis etiologi harus
di buat hanya bila bukti epidimiologis atau serologis kesan
kemungkinan demam dengue. (Nelson waldo E 2000:1136)
d. Trombositopeni

terjadi

akibat

gangguan

produksi

maupun

peningkatan destruksi trombosit. Jejas trombosit dapat terjadi akibat


kerusakan endotel, platelet-spesifik antibodies, kompleks, imun,
maupun koagulasi intravaskuler diseminata (KID) dan potensial
mendorong terjadinya perdarahan.
e. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia stadium lanjut dan
anemia aplastik stadium lanjut.Pemeriksaan darah tepi dan sumsum
akan memperjelas diagnosis leukemia.
(Depkes RI, 2005 : 9)
2.1.8. Penatalaksanaan Terapeutik Dan Keperawatan Sesuai Derajat
2.1.8.1. Terapi
1) Penggantian cairan peroral, nutrisi tinggi kalori protein
2) Pemberian

cairan

melalui

infuse,

cukup

dengan

perhitungan volume yang adekuat dan tepat serta perlu

11

memperhitungkan saat kembalinya cairan yang pindah


sehingga jumlah cairan di kurangi agar tidak berlebihan.
3) Pada DHF yang terjadi perdarahan, di berikan tranfusi
darah bila mungkin darah segar
4) Diberikan penurun panas, parasetamol, kompres dingin.
5) Mengatasi syok dengan pemberian cairan perinfus dengan
cairan kristaloid, bila tetap syok di beri cairan koloid
(Nasronudin 2007: 59)
6) Anti biotika, di berikan bila terjadi komplikasi bakteri,
biasanya bersamaan dengan pemberian vitamin
2.1.9

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian


vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat,
yaitu :

2.1.9.1

Lingkungan
Metode lingkungan dengan pemberantasan sarang nyamuk
( PSN ), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembang biakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,
dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh : menguras bak
mandi atau penampugan air sekurag kurangnya sekali
seminggu. Mengganti / menguras air fas bunga dan tempat
minum burung 1 minggu sekali, menutup dengan rapat tempat
penampungan air. Mengubur kaleng kaleng bekas, aki bekas
dan ban bekas di sekitar rumah dsb.

2.1.9.2

Biologis
Pegendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik ( ikan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt. H14 )

2.1.9.3

Kimiawi
Antara lain dengan :
a.Pengasapan foging (dengan menggunakan malatthion dan
fenthion)

berguna

untuk

mengurangi

kemungkinan

penularan sampai batas waktu tertentu


b.Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti gentong air, vas bunga kolam dll

12

2.1.9.4

3 M plus ( cara paling efektif )


Yaitu dengan mengkombinasikan cara cara di atasmenutup,
menguras, menimbun, serta melakukan beberapa plus seperti
memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai
dengan kondisi setempat.
(www.litbang.depkes.go.id/makes/052004/demamberdarah1ht
m)

BAB 3
TINJAUAN KASUS

13

3.1. PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 9-01-2008
A.

DATA SUBYEKTIF
1. DATA UMUM

Kecamatan : Grogol

Kepala Keluarga

: Laki-laki

No.Induk

:-

Kelurahan : sonorejo

Nama

: Tn.salim

Umur

:35 tahun

RT

:3

Agama

: Islam

Pendidikan : SMA

RW

:1

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: ds.Sarasehan

Penghasilan

:-

Keadaan Kesehatan : Baik


Susunan Anggota Keluarga
No

Nama

Jenis

Umur

Kelam

Hubungan

Pekerjaan

Pendidikan

dengan KK

Keadaan kesehatan
waktu

in

kunjungan/imunisa

1.

Tn salim

35 thn

Suami

Swasta

SMU

si yang didapat
Baik

2.

Ny waroh

30thn

Istri

IRT

D3

Baik

3.

An iwan

10 thn

Anak

5 thn

Anak

4.

Baik
pelajar

An dela
pelajar

Tipe keluarga ini adalah Nuclear Family.

13
GENOGRAM

Baik

14

Keterangan gambar
:jenis kelamin perempuan

:jenis kelamin laki-laki


:garis perkaninan
:garis keturunan
2. DATA KHUSUS
1. Imunisasi : kedua anaknya mendapatkan imunisasi lengkap.
2. Bila anggota keluarga ada yang sakit, berobat kadang-kadang ke
puskesmas,RS dan kadang-kadang beli obat sendiri.
3. Jenis penyakit yang sering diderita oleh keluarga.
Keluarga jarang ada yang sakit, kalau ada biasanya flu atau capek-capek
saja.Saat dilakukan pengkajian ibu mengatakan seluruh anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah tidak ada/ tidak pernah
menderita penyakit menular (TBC/batuk lama) dan juga penyakit
menurun (kencing manis)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sekarang :
Tn. salim
Pada saat pengkajian Tn. Salim mengatakan tidak ada keluhan apa-apa.
Ny.munawaroh
Tidak ada keluhan apa-apa terkadang pusing.
An iwan
Tidak ada keluhan apa-apa

15

An della
Pada saat pengkajian anak della panas selama 5 hari dan ada daerah
punggung ada 4 bintik merah.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola Istirahat dan Tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur dan tergantung pada kebutuhan
masing-masing bapak (kepala keluarga) biasanya jarang tidur siang
karena bekerja,ibu tidurnya tidak terjadwal karena ibu hari senin sampai
sabtu bekerja.
An della sebelum sakit:anak tidur malam jam 20.00 06.00 wib.
Selama sakit:tidur malam jam 20.00-05.00 wib kadang tengah malam
terbangun siang tiduran terus.
- Pola aktivitas
Sehari-hari ayah bekerja sebagai tukang bengkel,sedangkan ibu sebagai
guru SD
An della sebelum sakit:anak sekolah TK A,sore biasanya bermain
dengan teman-teman.
Selama sakit:anak tidak masuk sekolah selama 5 hari,hanya tiduran di
rum
- Pola Hygiene
Sehari-hari ayah dan ibu mandi 2x sehari dan ganti baju tiap hari,gosok
gigi,cuci ranbut 2x semimggu.
An della sebelum sakit:anak mandi 2x sehari dan ganti baju tiap hari
Selama sakit:anak hanya di seka 2x sehari,gantu baju
- Pola BAB dan BAK
Setiaphari BAK dan BAB teratur tidak ada gangguan.
An della sebelum sakit:anak BAB setiap pagi,konsistensi lunak.BAK 45x sehari
Selama sakit:anak BAB 2 hari sekali,konsistensi lunak,BAK 4-5x sehari
- Pola nutrisi
Setiap hari keluarga makan teratur 3x sehari.
An della sebelum sakit:anak biasanya makam 3x sehari.
Selama sakit:anak makan 3x sehari dengan porsi sedikit.
6. Adat Kebiasaan, Selamatan

16

Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan (tingkepan),


selamatan keluarga bayi dan juga selamatan untuk orang meninggal.

Kalau ada orang meninggal, keluarga ikut melayat.

Pada saat hari raya keluarga selalu silaturohmi dengan tetangga dan
keluarga lain.

7. Penggunaan Waktu Senggang

Pada waktu senggang keluarga kadang-kadang menonton TV,


kadang-kadang dibuat tidur.

Kadang-kadang dipakai untuk bepergian kerumah saudara.

8. Situasi Sosial Budaya & Ekonomi

Hubungan keluarga dengan masyarakat baik.

ekonomi keluarga : Dana yang ada dicukupkan dan sisanya


ditabung untuk biaya persalinan.

B.

Untuk kebutuhan sehari-hari dari hasil panen.

DATA OBYEKTIF
1.

Rumah

: Luas 7x 4 m2

Jenis Rumah

: Petak

Letak

: Dekat dengan sarang vector

Dinding

: papan

Atap

: Genting

Lantai

: sebagian plester,sebagian tanah

Cahaya

: cukup

Jalan angin

: ada

Jendela

: ada

Jumlah Ruangan

: 3 ruangan (1 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur)

2. Air Minum
Asal

: sumur

Nilai Air

: bersih (tidak berbau, tidak berwarna)

Konsumsi air

: - untuk memasak
- untuk mencuci
- untuk minum
- untuk mandi

3. Pembuangan sampah
Sampah dibuang dibelakang rumah, kalau sudah penuh di bakar.
4. Jamban dan kamar mandi

17

Keluarga sudah memiliki jamban, kalau BAB di WC.


Kamar mandi : ada kotor,berjentik.
5. Pekarangan & Selokan
Pekarangan

:tidak ada di halaman depan rumah.

Kebersihan

: kurang.

Air Limbah

: ada got dibelakang rumah.

Peralatan pekarangan

: ada (sabit, cangkul)

6. Kandang Ternak
Keluarga tidak memiliki kandang ternak
7. Denah Rumah & Keterangan
6
4

5
3

Keterangan :
1.

Ruang Tamu

2.

Kamar

3.

Kamar

4.

Dapur & jalan

5.

Kamar mandi & WC

6.

Sumur

3.2 Interpretasi data dasar


dioagnosa : anak umur 5 tahun dengan suspec DBD
data subyektif :ibu mengatakan anaknya panas selama 5 hari
ibu mengatakan anaknya umur 5 tahun.
Data obyektif : keadaan umum:
Kesadaran : composmetis
Suhu : 38 C
BB : 18 kg

18

TB : 100 cm
Mulut : lidah agak kotor.
Punggung : ada 4 bintik merah
-skoring1. Keluarga dengan suspect DBD
NO
1.

KRETERIA
Sifat masalah

PENGHITUNGAN SKOR
2/3 x1
2/3

PEMBENARAN
Ancaman
kesehatan

2.

Kemungkinan

1/2 x 2

bagi

anak.

masalah dapat

Perlu

dirubah

kesadaran
keluarga

adanya
dari
tentang

kebersihan
lingkungan
3.

Potensial

2/3 x 1

2/3

pencegahan

DBD dapat
dicegah dengan
kebersihan
lingkungan dan

4.

foging
Penonjolan

2/2 x 1

masalah

penaganan harus
cepat dan tepat
karena dapat
menyebabkan
kematian

2. KESEHATAN LINGKUNGAN
NO
1.

KRETERIA
Sifat masalah

PENGHITUNGAN SKOR
2/3 x1
2/3

PEMBENARAN
Ancaman
kesehatan bagi

19

2.

Kemungkinan

1/2 x 2

Ada kemauan dari

masalah dapat

keluarga

untuk

dirubah

membersihkan
sampah-sampah
dengan

cara

ditanam dan di
bakar
3

Potensial

2/3 x 1

2/3

pencegahan

terjadinya
penyakit

dapat

dicegah

karena

ibu

mempunyai

pendidikan
4.

yang

baik
Penonjolan
masalah

Lingkungan yang
2/2 x 1

tidak
dianggap
suatu
kesehatan

bersih
segai
masalah

20

V. PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN


TGL
9-01-2008
Jam
WIB

10.30

DIAGNOSA
Keluarga dengan
suspect DBD

TUJUAN
JANGKA PENDEK

1.

INTERVENSI
Adakan
pendekatan

RASIONALISASI
1. Menjalin hubungan &

- Setelah dilakukan

secara

kekeluargaan

menciptakan

asuhan kebidan an

kepada

ibu

kekeluargaan

selama 1x30 menit

keluarganya.

keluarga

dapat

mengerti

kondisi

dan

suasana

IMPLEMENTASI
1. Mengadakan pendekatan

EVALUASI
Tgl 14-01-2008 jam 10.00

secara kekeluargaan kepada

WIB

ibu

S : Ibu mengatakan bahwa

dan

keluarganya

dengan cara :

anaknya sudah minum

- Anamnesa.

obat,ibu

mengatakan

Membantu

anaknya

sudah

pasien

ibu/keluarga dalam

bermain lagi

anak dapat sembuh

memecahkan

dan dapat beraktivitas

masalah

kembali

lagi.

sehubungan dengan

penjelasan

JANGKA PANJANG

masalah

diberikan olehpetugas

Setelah

dilakukan

dihadapi

asuhan

diharapkan

ibu mengatahui tanda

2. Sebagai parameter untuk


2. Berikan penjelasan pada

melakukan

gejala DBD.

ibu dan keluarga tentang

selanjutnya

KRITERIA HASIL

kondisi

Ibu mengerti tanda

anaknya dan penyebab

gejala

DBD.

DBD:panas

kesehatan

O : Ibu dapat mengulangi

yang

sebagai
yang

ttg tanda gejala DBD.


2.

A :keluarga binaan dengan

tindakan

Memberikan penjelasan

salah

sebagai

pada ibu & keluarga

keluarga

tambahan pengetahuan ibu

bahwa

suspect DBD. .

dan keluarga.

menderita suspect DBD

dan

mau

anaknya

satu

anggota
menderita

P : Lanjutkan rencana 5, 6
Anjurkan

ibuuntuk

dinding,keluar bintik-

menguras

bintik merah.

mandi,ajarkan pada ibu

20

Ibu

dapat

3. dengan mengerti tentang

tanda gejala DBD

bak

21

TGL

DIAGNOSA

TUJUAN
melaksanakapa yang
dijelaskan

petugas

INTERVENSI
3. jelaskan pada ibu tentang

yaitu menguras bak

pentingnya

mandi

bagi kesehatan.

RASIONALISASI
pentingnya
kebersihan

minggu

kesehata

kebersihan

keluarga

akan

terjamin.

dapat
4. Anjurkan pada ibu bahwa

meningkatkan

tombosit dalam darah

menkonsumsi kura atau


jambu biji
untuk

menguras bak mandi.

kamar mandi 1 x seminggu


4. menganjurkan pada ibu
supaya

anaknya harus banyak

ibu

kebesiha lingkungan sanat


penting bagi kesehatan anak

4. buah kurma atau jambu biji

Anjurkan

IMPLEMENTASI
menjelaska pada ibu bahwa

dengan cara membersihkan

sekali

5.

3.

anaknya

mau

mengkonsumsi kurma agar


5.

dengan

anjuran

yang

trombositnya naik.

diberikan diharapkan ibu

5. menganjurkan pada ibu

menguras bak mandi untuk

untuk menguras bak mandi

menghilangkan

2x

jentik-

jentik.

seminggu

menghilangkan

untuk
jentik-

jentik nyamuk.
6. dengan anjuran yang lebih
6. anjurkan pada ibu tentang
tanda gejala DBD

dini

untuk

menghindari

terjadinya komplikasi.

6. menganjurakan pada ibu


tanda tanda DBD meliputi
panas

naikturun

bintik perdarahan

keluar

EVALUASI

21

22

BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam kasus yang penyusunn ambil pada asuhjan kebidaan pada An D
dengan suspect DBD dengan pemantauan dan pemberian terai sehingga
perkemabangan anak dapat berjalan baik tanpa ada gangguan kesehatan.dan dalm
kasus ini di tetapkan diagnosa yaitu : anmak umur 5 tahun dengan suspect DBD dan
ditemukan 2 prioritas masalah.
Pada kasus ini ditemukan faktor kurang sadarnya keluarga tentang kebersihan
lingkungan ,terbukti di sekitarrumah masih banyaknya kaleng-kaleng bekas dan
kamar mandi yang kotor ditumbuhibanyak jentik-jentik nyamuk.disampig iti faktor
pengetahuankeluarga tentang tanda gejala DBD juga kurang karena keluarga
mengangap sakit yangterjadi pada anaknya adalah hal yang biasa.dari beberapa
faktor diatas kita dapat melakukan beberapa intervensi yaiti :melakukan pendekatan
terapeutik,menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya kebersihan lingkungan
,anjurkan keluarga untuk menguras bak mandi.dari intervensi yang kita berikan ibu
mengatakan mengerti tentang apa yang kita jelaskan dan mau menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari asuhan kebidanan yang penulis lakukanpada keluarga TnSdenan saah
satu anggota keluarga berjalan dengan lancar dan diperoleh hasil evaluasi
ibumengatakan bahwa anaknya sudah sehat dan sudah mau bermain lagi.

BAB 5
22

23

PENUTUP
5.1. SIMPULAN
setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada anakDdengan suspect
DBD,maka penulis menyimpulka berdasarkan hasil pengkajian:anak D menderita
paanas selama 5 hari dengan suhu 37 C dan ditemukan 4 bintik merah didaerah
punggung maka diperoleh diagnosa anak D usia 5tahun dengan suspect DBD dan
ditemukan 2 prioritas masalah .dan dari diagnosa yang ada kita juga mendapatkan
suatu masalah yaitu kurang sadarnya keluarga tentang kebersihan lingkungan dan
pengetaj\huan keluat\raga tentang tanda dan gejala.dan dari masalah tersenut kita
dapat melakukan intervensi yaitu menberikan penjelasan tentang kebersian
lingkungan dan dari inrevensi yang direncanakan bisa dilaksanakan degan baik.
Dari hasil evaluasi dan tindakan yang telah dinerikan adalah keluarga
dapatmemahami tentang penjelasa yang diberikan petugas dan keluarga
mengatakan akan berusaha untuk berubah dari perilaku-perilaku yang dapat
merugikan kesehatan.
5.2. SARAN
5.2.1 BAGI PETUGAS KESEHATAN
sebagai tenaga kesehatan hendaknya dalam melakukan asuhan kebidanan
pada keluarga Tn S dengan suspect DBD.jangan lupa membekali keluarga
dengan

penyuluhan

tentang

encegahan

DBDF,kebersihan

lingkungan,tanda gejala DBD untuk peningkatan kesehatan keluarga


tanpa ada komplijasi yang menyertai.
5.2.2 BAGI KELUARGA KLIEN
mengajurkan

pada

ibu

untuk

selalu

menjaga

kebersihan

lingkungan,nenyarankan pada ibu untuk selalu memperhatikan anaknya.

23

Anda mungkin juga menyukai